• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. seluruh pembeli dan potensial atas tawaran tertentu. Pasar merupakan pranata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. seluruh pembeli dan potensial atas tawaran tertentu. Pasar merupakan pranata"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar

Menurut Kottler (2005), menjelaskan bahwa pasar merupakan kumpulan seluruh pembeli dan potensial atas tawaran tertentu. Pasar merupakan pranata penting dalam kegiatan ekonomi dan pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat (Wikipedia, 2007). Pasar diartikan sebagai institusi ekonomi yang berperan dalam pertukaran ataupun tempat transaksi jual beli yang dilakukan oleh pembeli dan pedagang. Ilmu ekonomi mengenal dua kegiatan ekonomi yaitu ekonomi subsisten dan ekonomi pasar.

Pasar menurut Sudirmansyah (2011), memiliki sekurang-kurangnya tiga fungsi utama, yaitu:

a. Fungsi Distribusi, pasar berperan sebagai penyalur barang dan jasa dari produsen ke konsumen melalui transaksi jual beli.

b. Fungsi Pembentukan Harga, di pasar penjual yang melakukan permintaan atas barang yang dibutuhkan.

c. Fungsi Promosi, pasar juga dapat digunakan untuk memperkenalkan produk baru dari produsen kepada calon konsumennya.

Jenis Pasar Menurut Pelayanan dan Kelengkapannya yaitu :

a. Pasar tradisional : Dalam pasar tradisional, pembeli dilayani langsung oleh penjual, sehingga dimungkinkan masih terjadi tawar menawar harga.

(2)

13

b. Pasar modern : Dalam pasar modern, pelayanan dilakukan secara mandiri dan dilayani oleh pramuniaga.

2.1.2 Pasar Tradisional

Pasar tradisional adalah pasar yang dibangun dan di kelola oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Swasta, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah termasuk kerja sama dengan swasta dengan tempat usaha berupa toko, kios, los dan tenda yang dimiliki/dikelola oleh pedagang kecil, menengah, swadaya masyarakat atau koperasi dengan usaha skala kecil, modal kecil, dan dengan proses jual beli barang dagangan melalui tawar menawar (Peraturan Presiden RI No. 112, 2007)

Penelitian ini juga dipaparkan beberapa potensi dan ciri pasar tradisional, yaitu:

a. Kemampuan pasar tradisional dalam menyerap komoditi lokal dari kawasan sekitarnya.

b. Berfungsi sebagai supplier untuk berbagai input pertanian, perumahan, serta kebutuhan pokok masyarakat secara luas.

c. Pasar tradisional memiliki segmentasi pasar tersendiri, yang membedakannya dari pasar modern.

d. Para pedagang yang beroperasi di pasar umumnya kaum wanita sehingga sangat bermanfaat bagi peningkatan kesempatan berusaha untuk kaum wanita, dalam arti wanita umumnya memiliki keunggulan dibandingkan dengan pria dalam melayani konsumen.

(3)

14

e. Potensi pasar akan semakin penting karena market turn over yang cukup cepat dengan sistem pembayaran tunai.

Menurut Sukriswanto (2012), menjelaskan pasar tradisional mempunyai peran strategis dalam perkembangan kegiatan perdagangan dan jasa sehingga tidak mampu menggeser peran pasar tradisional bagi masyarakat. Kebijakan Pemerintah dan Pemerintah Daerah dalam merevitalisasi pasar tradisional masih lebih menekankan pada perbaikan (renovasi) fisik bangunan pasar. Pasar tradisional merupakan pasar yang dikelola dengan manajemen yang lebih tradisional dan simpel dari pada pasar modern.

Pasar tradisional cenderung menjual barang-barang lokal dan kurang ditemui barang impor, karena barang yang dijual dalam pasar tradisional cenderung sama dengan pasar modern, maka barang yang dijual mempunyai kualitas yang relatif sama dengan barang-barang di pasar modern. Menurut Utami dan Winarni (2013), secara kuantitas, pasar tradisional umumnya mempunyai persediaan barang yang jumlahnya sedikit sesuai dengan modal yang dimiliki pemilik atau permintaan dari konsumen, dari segi harga, pasar tradisional tidak memiliki label harga yang pasti karena harga disesuaikan dengan besarnya keuntungan yang diinginkan oleh setiap pemilik usaha sendiri-sendiri. Selain itu, harga pasar selalu berubah-ubah, sehingga bila menggunakan label harga lebih repot karena harus mengganti-ganti label harga sesuai dengan perubahan harga yang ada dipasar.

(4)

15 2.1.3 Revitalisasi Pasar Tradisional

Revitalisasi merupakan suatu proses dan cara yang dilakukan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terperdaya. Menurut Danisworo (2000), revitalisasi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk memvitalkan kembali suatu kawasan atau bagian kota yang dulunya pernah hidup, namun mengalami degradasi oleh perkembangan jaman. Menurut Laretna (2002), mengemukakan revitalisasi sendiri bukan sesuatu yang hanya berorientasi pada penyelesaian keindahan fisik saja, tetapi juga harus dilengkapi dengan peningkatan ekonomi masyarakatnya. Penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Ratna Devi, L.V (2012), mengenai revitalisasi pasar tradisional pada masyarakat modern yang mengungkapkan bahwa dengan adanya pelaksanaan revitalisasi pasar tradisional akan meningkatkan pendapatan pedagang.

Peraturan Presiden Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern menyatakan bahwa dengan semakin berkembangnya usaha perdagangan eceran dalam skala kecil dan menengah, usaha perdagangan eceran modern dalam skala besar, maka pasar tradisional perlu diberdayakan agar dapat tumbuh dan berkembang serasi, saling memerlukan, saling memperkuat serta saling menguntungkan. Pasal 2 mengenai penataan pasar tradisional, lokasi pendirian pasar tradisional wajib mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Rencana Detail Tata Ruang Kabupaten/Kota, termasuk Peraturan Zonasinya. Pendirian pasar tradisional wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut:

(5)

16

a. Memperhitungkan kondisi sosial ekonomi masyarakat dan keberadaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan dan toko modern serta usaha kecil, termasuk koperasi, yang ada di wilayah yang bersangkutan

b. Menyediakan areal parkir paling sedikit seluas kebutuhan parkir 1 (satu) buah kendaraan roda empat untuk setiap 100 m2 (seratus meter persegi) luas lantai penjualan pasar tradisional.

c. Menyediakan fasilitas yang menjamin pasar tradisional yang bersih, sehat (higienis), aman, tertib dan ruang publik yang nyaman.

Beberapa strategi yang perlu diperhatikan pemerintah dalam menjaga kebertahanan pasar tradisional diantaranya pembangunan fasilitas dan renovasi fisik pasar, peningkatan kompetensi pengelola pasar, melaksanakan program pendampingan pasar, penataan dan pembinaan pasar, yang dikemukakan dalam peraturan presiden No.112/2007 dan optimalisasi pemanfaatan lahan pasar. Persaingan usaha antara pasar modern dan pasar tradisional memang penuh dinamika, oleh karena itu memerlukan upaya dalam meningkatkan eksistensi pasar tradisional antara lain, dengan revitalisasi pasar tradisional dan pembatasan komoditas barang dari pasar modern untuk menjaga daya saing pasar tradisional serta regulasi zoning dengan pertimbangan ekonomi.

Menurut Adiyadnya (2015), program revitalisasi pasar tradisional di Pasar Agung Peninjoan Desa Peguyangan Kangin berdampak positif dan signifikan terhadap pendapatan pedagang, sehingga disarankan kepada pemerintah agar melanjutkan pelaksanaan dan meningkatkan kinerja program revitalisasi pasar tradisional di pasar tradisional yang lain guna mencapai pembangunan ekonomi.

(6)

17

Dapat disimpulkan bahwa dengan adanya pelaksanaan program revitalisasi pasar tradisional yang mencakup perbaikan tata kelola, infrastruktur, kebersihan hingga keamanan pasar akan mendukung kenyamanan konsumen untuk melakukan kegiatan transaksi.

Revitalisasi dalam membangun pasar tradisional yang mampu mendukung peningkatan ekonomi masyarakat tidak hanya bertumpu pada hal fisik saja melainkan perlu menciptakan pasar tradisional dengan berbagai fungsi, seperti tempat bersantai dan rekreasi bersama keluarga. Selain itu perlu meningkatkan kinerja pedagang pasar tradisional agar dapat mampu bersaing dengan pasar modern sehingga dapat meningkatkan hasil penjualan para pedagang. Pada Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa revitalisasi pasar dapat diukur dengan beberapa indikator, indikator revitalisasi pasar tradisional terdiri atas :

a. Pendapatan

Menurut Sukirno (1995), pendapatan adalah hasil pencarian usaha. Pendapatan pada dasarnya merupakan balas jasa yang diterima oleh pemilik faktor produksi atas pengorbanannya dalam proses produksi. Faktor produksi akan memperoleh balas jasa, misalkan saja, tanah akan memperoleh balas jasa dalam bentuk sewa tanah, tenaga kerja akan memperoleh balas jasa berupa upah atau gaji, modal akan memperoleh balas jasa, dalam bentuk modal, serta keahliaan para entrepreneur akan memperoleh balas jasa dalam bentuk laba.

b. Kondisi fisik

Lukman, dkk. (2012), menyatakan bahwa kondisi fisik pasar tradisional sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan fisik pasar modern yang disebabkan

(7)

18

oleh faktor umur (bangunan atau infrastruktur) relatif tua ditambah lagi dengan kurangnya perhatian pemerintah, pengelola dan pedagang pasar mengenai pemeliharaan pasar.

c. Tata kelola

Menurut Hadiwiyono (2011), tugas utama pengelola pasar selaku leading sector yakni memberikan fasilitas berupa tempat berdagang bagi pedagang tradisional yang telah membeli atau menyewa kios. Menurut Lukman, dkk. (2012), seorang pengelola pasar harus memiliki kemampuan manajerial yang memadai dan memiliki kemampuan teknis di bidang perencanaan, pengorganisasian serta pengawasan pasar.

2.1.4. Sumber Daya Pedagang

Pengembangan sumber daya manusia dalam arti peningkatan kualitas manusia, pada dasarnya harus merupakan suatu rangkaian proses berlanjut, dari pendidikan latihan dan pengembangan (education, training dan development) yang disesuaikan dengan tuntutan kemajuan ilmu dan teknologi maupun tuntutan pembangunan (Soeharsono, 1989:25).

Pengertian pedagang dalam kamus ekonomi, pedagang merupakan seseorang atau lembaga yang membeli dan menjual barang kembali tanpa mengubah bentuk dan tanggung jawab sendiri dengan tujuan mendapatkan keuntungan. Pedagang dapat dibagi menjadi tiga yaitu : (1) Pedagang Besar, pedagang yang kegiatannya membeli barang dalam jumlah yang besar dan menjualnya kembali dengan jumlah yang besar (agen, grosir, importer, dan eksportir). (2) Pedagang Kecil, pedagang yang membeli barang dagangan dalam

(8)

19

jumlah sedang dan menjualnya kembali kepada konsumen akhir. (3) Pedagang menengah, pedagang yang membeli barang dagangan dalam jumlah besar dan menjualnya kembali kepada para pedagang kecil dalam jumlah sedang atau kecil (penyalur dan toko-toko besar).

Danim (1996), kualitas Sumber Daya Manusia adalah sumber daya yang memenuhi kriteria kualitas fisik dan kesehatan, kualitas intelektual (pengetahuan dan keterampilan), dan kualitas mental spiritual/kejuangan. Pengaruh kualitas sumber daya manusia dapat diukur dari indikator, tingkat pendidikan, kedisiplinan dan profesionalisme dalam bekerja. Sumber daya manusia dapat dikatakan berkualitas jika mempunyai kemampuan untuk melaksanakan kewenangan dan tanggung jawab yang diberikan. Kemampuan tersebut dapat dicapai apabila mempunyai bekal pendidikan, latihan dan pengalaman untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Sajogyo dan Pudjiwati (2002), Status sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari status sosial keluarga yang diukur melalui tingkat pendidikan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga, perbaikan lapangan pekerjaan dan tingkat penghasilan keluarga. Indikator status sosial ekonomi menurut Rogers (1985) adalah kasta, umur, pendidikan, status perkawinan, aspirasi, pendidikan dan partisipasi sosial. Melly G. Tan dalam Koentjaraningrat (1989), menyebutkan status sosial ekonomi seseorang diukur lewat pekerjaan, pendidikan dan pendapatan.

Sumber daya pedagang dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya faktor sosial dan faktor ekonomi. Faktor sosial merupakan faktor-faktor yang

(9)

20

terkait dengan bidang sosial pedagang, yaitu tingkat pendidikan, pengalaman berdagang dan umur. Sedangkan faktor ekonominya yaitu modal. Dapat disimpulkan penelitian ini sumber daya pedagang diukur menggunakan beberapa indikator, yaitu modal, umur, pendidikan dan pengalaman.

a. Modal

Istilah “modal” dalam pemikiran ekonomi sebenarnya berarti sejumlah uang yang terkumpul, yang dapat diinvestasikan dengan harapan mendapat keuntungan di masa mendatang (Field, 2011: 10).

b. Umur

Menurut Nuswantari (1998), istilah usia diartikan dengan lamanya keberadaan seseorang diukur dalam satuan waktu di pandang dari segi kronologik, individu normal yang memperlihatkan derajat perkembangan anatomis dan fisiologik sama. Menurut Hoetomo (2005), usia adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).

c. Pendidikan

Menurut Ihsan Fuad (2005), pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya, yaitu rohani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budi nurani). Pendidikan juga berarti lembaga yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga ini meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.

(10)

21 d. Pengalaman

Pengalaman merupakan sesuatu yang pernah dialami (dijalani, dirasai, ditanggung) ( KBBI, 2003). Berdasarkan hal tersebut pengalaman dapat diartikan mengalami, melakoni, menempuh, menghadapi, menanggung, mendapat, dan merasakan.

2.1.5 Kinerja Pedagang

Menurut Rivai (2005:14), kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang/perusahaan secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama. Jika dilihat dari asal katanya, kata kinerja adalah terjemahan dari kata performance, yang menurut The Scribner-Bantam English Distionary, berasal dari akar kata “to perform” dengan beberapa “entries” yaitu: (1) melakukan, menjalankan, melaksanakan, (2) memenuhi atau melaksanakan kewajiban suatu niat, (3) melaksanakan atau menyempurnakan tanggung jawab, dan (4) melakukan sesuatu yang diharapkan oleh seseorang atau mesin.

Sumber Daya Manusia memiliki peran penting diantara faktor-faktor yang lain dalam organisasi perusahaan, hal tersebut menuntut perusahaan perlu memperhatikan kinerjanya. Beberapa uraian tentang kinerja menurut Rivai (2005:15), adalah sebagai berikut: (1) Kinerja merujuk pada tingkat keberhasilan dalam melaksanakan tugas serta kemampuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, (2) Kinerja dinyatakan baik dan sukses jika tujuan yang diinginkan

(11)

22

dapat dicapai dengan baik dan kinerja tidak berdiri sendiri tetapi dipengaruhi tiga faktor yaitu kemampuan, keinginan dan lingkungan.

Mulyaningsih (2006), menyimpulkan bahwa harga, promosi, dan distribusi mempunyai pengaruh terhadap volume penjualan. Adapun volume penjualan merupakan bagian dari kinerja pemasaran.

Kinerja pedagang merupakan suatu tujuan usaha yaitu dapat memberikan kepuasan kepada pembeli dan masyarakat yang lain dalam pertukarannya untuk sejumlah laba atau perbandingan antara penghasilan dan biaya menguntungkan (Swastha & Irawan, 2003). Indikator dari variabel kinerja pedagang yaitu: (1) Peningkatan pendapatan, (2) Naiknya jumlah pembeli atau pelanggan, (3) Peningkatan jumlah barang yang dijual (omset).

McDonald dan Lawton dalam (Ratminto dan Winarsih, 2005:174), mengemukakan indikator kinerja antara lain: output oriented measures throughput, efficiency, effectiveness.

Selanjutnya indikator tersebut dijelaskan sebagai berikut :

a. Efficiency atau efisiensi adalah suatu keadaan yang menunjukkan tercapainya perbandingan terbaik antara masukan dan keluaran dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

b. Effectiveness atau efektivitas adalah tercapainya tujuan yang telah ditetapkan, baik dalam bentuk target, sasaran jangka panjang maupun misi organsiasi.

Menurut Arifin (2012), analisis kinerja pedagang pakaian di pasar jepara satu hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pedagang memperoleh penghasilan yang jumlahnya sesuai target, memiliki trend penghasilan yang

(12)

23

meningkat, trend jumlah pelanggan yang relatif meningkat, omzet penjualan meningkat, variasi barang yang dijual juga bervariasi sesuai trend. Meskipun secara umum pedagang memiliki kinerja yang meningkat, terdapat pula pedagang yang kinerjanya menurun. Pedagang yang kinerjanya menurun cenderung hanya bertahan dengan modal seadanya.

Kinerja merupakan sebuah cerminan dari tingkat keberhasilan yang ingin dicapai dalam suatu usaha yang dapat dilakukan oleh perseorangan, kelompok, organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan indikator kinerja pedagang sebagai berikut.

a. Peningkatan pembeli

Purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

b. Peningkatan penjualan

Menurut Swastha (2004:403), penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai atau mempertahankan hubungan pertukaran sehingga menguntungkan bagi pihak lain. Penjualan dapat diartikan juga sebagai usaha yang dilakukan manusia untuk menyampaikan barang bagi mereka yang memerlukan dengan imbalan uang menurut harga yang telah ditentukan atas persetujuan bersama.

(13)

24 c. Peningkatan efisiensi

Menurut Miller and Mainers (2000:261), efisiensi lebih tertumpu pada hubungan antara output dan input. Dalam kaitannya yang bertumpu pada hubungan antara ouput dan input, efisiensi terbagi menjadi dua jenis yaitu:

1) Efisiensi Teknis

Efisisensi teknis atau technical efisiensi mengharuskan adanya proses produksi yang dapat memanfaatkan input yang lebih sedikit demi menghasilkan output dalam jumlah yang sama.

2) Efisiensi Ekonomis

Konsep yang digunakan dalam efisiensi ekonomi adalah meminimalkan biaya artinya suatu proses produksi akan efisien serta ekonomis pada suatu tingkatan output apabila tidak ada proses lain yang dapat dihasilkan output serupa dengan biaya yang lebih murah.

Mengalokasikan sumber daya dalam proses produksi harus dilakukan secara efektif dan efisien. Hal ini bertujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba di waktu tertentu. Dikatakan efektif apabila dalam kegiatan produksi mampu mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya tersebut mampu menghasilkan keluaran atau output yang melebihi masukan atau input (Soekartawi, 2003:2).

(14)

25 2.2 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan penelitian terdahulu, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut:

1) Revitalisasi pasar tradisional berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.

2) Sumber daya pedagang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pedagang pasar di Kota Denpasar.

Referensi

Dokumen terkait

Selain memiliki skala terkecil 0,1 mm, jangka sorong memiliki bentuk yang unik yang terdiri dari rahang untuk mengukur diameter luar suatu benda (rahang tetap dan rahang

144 MUHAMMAD REZA APRIANSYAH DESAIN KOMUNIKASI VISUAL (DKV) S1 B Lulus. 145 MUHAMMAD RIDWAN PRASTIYA AKUNTANSI S1

Senyawa yang diisolasi dari tumbuhan terpilih Michelia champaca L., yaitu liriodenin memiliki aktivitas inhibitor topoisomerase I dan II yang merupakan salah satu

Dalam hal ini sistem tersebut adalah central depository book entry settlement (c-best) milik PT. Tetapi pasal tersebut tidak menjelaskan bentuk lembaga jaminan apa

- Untuk mengetahui sensitifitas bakteri terhadap antibiotik rifampicin, maka dilakukan uji hambatan menggunakan rifampisin 5, 10, 50, dan 100 mg/L, dengan cara merendam

Hasil penelitian menunjukkan bahwa LKM berbasis REACT dapat mendorong mahasiswa memiliki pemahaman yang baik terhadap konsep- konsep dan prosedur-prosedur dalam mata

Uang kartal berupa uang kertas dan uang logam yang dapat langsung digunakan untuk kegiatan jual beli.. Uang kartal yang berupa uang kertas dan logam adalah uang yang banyak

1) Kehadiran pengusahaan hutan skala besar seperti IUPHHK-HA (PT. Palopo Timber Company dan PT. Berkat Hutan Pusaka dan PT. Wana Rindang Lestari) dapat diposisikan