• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI BERIMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADASISWA KELAS VII B SEMESTER 2SMP NEGERI 3 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI BERIMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADASISWA KELAS VII B SEMESTER 2SMP NEGERI 3 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI"

Copied!
125
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI

MATERI BERIMAN KEPADA MALAIKAT ALLAH

MENGGUNAKAN METODE JIGSAW PADASISWA KELAS VII B

SEMESTER 2SMP NEGERI 3 UNGARAN KABUPATEN SEMARANG

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan Guna Memperoleh Gelar SI Sarjana Pendidikan Islam

OLEH:

SUSI SUSANTI

NIM. 11413041

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

MOTTO

ْْرُظْنُأ

َْلاَقْ ْنَمْْرُظْنَتَْلاَوَْلاَقْاَم

Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan

(7)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis susun dan persembahkan kepada:

1. Ayahanda Daroji (almarhum ) yang belum sempat melihat penulis wisuda, semoga Allah selalu mengampuni dosa-dosa ayah dan menerima semua amal ibadah ayah dan Ibunda Sriatun yang terhormat, yang senantiasa memberikan do‟a restu serta dukungan baik secara moral maupun material terhadap keberhasilan dan kesuksesan penulis.

2. Kakak Sulis Tyawati dan adikku Susilo serta Sutrisno yang tersayang yang selalu berpartisipasi memberikan dukungan, support dan doanya untuk penulis.

3. Bapak K.H Fadhil Asy‟ary (al marhum) sekeluarga serta Gus Lubabbudin sekeluarga yang telah mendidik penulis selama di PP Poncol Bringin dan mendaftarkan penulis untuk kuliah.

4. Bpk Kyai Muhdi Taufik Ali Anwar sekeluarga di PP Al Mansyur Kauman Tengah Ungaran telah sudi menampung dan mendidik penulis selama kuliah ini.

5. Mas Efrika Wahyu Ari Wibowo sekeluarga, Kak Lutfi Hariadi sekeluarga juga Mas Dedy Aris Setiyawan, Mas Muhamad Sholeh yang selalu memberikan dukungan dan support untuk kesuksesan penulis.

6. Bpk Suharto sekeluarga, Eyang , Mba Indu‟ sekeluarga yang selalu memberikan

semangat luar biasa.

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat,taufik, hidayah serta inayah-Nya yang telah diberikan kepada hambanya yang lemah ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Beriman Kepada Malaikat Allah Menggunakan Metode Jigsaw Siswa Kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran

Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017‟‟.

Shalawat beserta salam senantiasa tersanjungkan kehadirat Nabiyullah Muhammad saw. sebagai nabi akhir zaman yang mampu memberikan syafa‟atnya kepada seluruh umatnya. Besar harapan agar dapat menjadi salah satu golongan umat

beliau yang memperoleh syafa‟at agung di hari kiamat nanti. Aamiin

Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali berbagai cobaan, godaan dan rintangan yang penulis hadapi. Namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan berbagai pihak, sehingga skripsi ini dapat tersusun. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bpk Dr. Rahmat Hariyadi M.Pd, Ketua IAIN Salatiga. 2. Bpk Suwardi M.Pd, Ketua Dekan Tarbiyah IAIN Salatiga

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M.Ag selaku Dosen Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga. 4. Ibu H Tatik Arlinawati. M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Ungaran. 5. Bpk Sutrisna S,Ag. M.Pd selaku pembimbing skripsi, yang telah mencurahkan

(9)

6. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah mengantarkan ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga nilainya kepada penulis.

7. Seluruh teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan motivasinya. 8. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang telah memberikan pertolongan kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini tentu masih mengandung banyak kesalahan yang disengaja maupun tidak disengaja. Kesalahan tersebut tentu bersumber dari peneliti sendiri. Oleh karena itu, peneliti dengan kerendahan hati memohon kritik dan saran dari pembaca dan seluruh pihak yang berkompeten dengan skripsi ini. Peneliti berharap sumbangsih saran dan kritik tersebut mampu membuat skripsi ini menjadi lebih baik dan lebih sempurna.

Akhir kata penulis berharap, semoga skripsi ini bisa memberikan sumbangan pemikiran dalam pendidikan dan memberi kontribusi bagi para pecinta ilmu. Dan juga penulis berharap skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Ungaran, 3 Maret 2017 Penulis

(10)

ABSTRAK

Susanti, Susi. 2016. Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi Beriman Kepada Malaikat Allah Menggunakan Metode Jigsaw Siswa Kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Progam Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Sutrisna, S.Ag. M.Pd.

Kata Kunci: Peningkatan Prestasi, Metode Jigsaw.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang menunjukkan adanya banyak kendala yang salah satunya adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI materi beriman Kepada Malaikat Allah di Kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 U ngaran Tahun Pelajaran 2016/2017.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran yang berjumlah 34 siswa. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi , observasi dan tes tertulis. Analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif.

(11)

DAFTAR ISI

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ………. 6

E. Kegunaan Penelitian ……….. 6

C. Metode Pembelajaran Cooperative Jigsaw ... 25

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ... 34

A. Subjek, Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu ... 34

B. Desain Prosedur Penelitian ... 38

C. Tekhnik Analisis Data ……….. 47

(12)

A . Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus ... 50

B. Perbandingan Hasil Antar Siklus ... 69

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……….. 70

BAB V PENUTUP ... 73

A . Kesimpulan ... 73

B. Saran dan Tindak Lanjut ………. 73

(13)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Gambar 1 Siklus Penelitian Kelas ……… 12

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Perbaikan Pembelajaran ………. 37

Gambar 2 Model Penelitian Tindakan Kelas ……….. 39

Gambar 3 Bagan Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK ...……… 49

Gambar 4 Diagram Batang Rentang Nilai Prasiklus ..………..……….………… 52

Gambar 5 Diagram Batang Ketuntasan Pra Siklus ……….. 53

Gambar 7 Diagram Batang Rentang Nilai Siklus I……….………. . 58

Gambar 8 Diagram Ketuntasan Siswa Siklus 1 ……… 59

Gambar 10 Grafik Data Pengamatan Siswa ……… 61

Gambar 11 Diagram Batang Rentang Nilai Siklus II………..……… 66

Gambar 13 Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II ………. 68

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup

2. Nota Dosen Pembimbing Skripsi 3. Lembar Konsultasi

4. Surat Ijin Penelitian

5. Surat Rekomendasi Penelitian Kantor Persatuan Bangsa dan Politik 6. Surat Ijin Rekomendasi Dinas Pendidikan

7. Surat Pernyataan Telah Meneliti 8. Daftar Jadwal Penelitian

9. Daftar Jadwal Mata Pelajaran di SMP 10.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I 11.Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II 12.Soal Tes Siklus I

13.Soal Tes Siklus II

14.Hasil Pembelajaran Siklus I 15.Hasil Pembelajaran Siklus II

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman (Hamalik, 2011). Karena merupakan sebuah proses, maka belajar bukanlah hasil atau tujuan. Belajar terjadi sepanjang manusia tersebut menginginkan suatu perubahan pada dirinya. Memperoleh pengetahuan hanyalah salah satu akibat dari aktivitas belajar tersebut, dan bukanlah belajar itu sendiri. Pengalaman yang menyebabkan terjadinya perubahan tingkah laku seseorang diperoleh dari interaksi dengan lingkungan. Dengan kata lain, belajar dapat diartikan pula sebagai proses perubahan tingkah laku melalui interaksi dengan lingkungan (Hamalik, 2011).

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan adanya perubahan dalam individu sebagai akibat dari adanya aktivitas belajar (Hamdani, 2011). Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari aktivitas belajar yang dilakukan oleh seseorang. Prestasi belajar di bidang pendidikan merupakan hasil pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrumen tertentu berupa tes maupun nontes. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil pengukuran usaha belajar yang dilakukan siswa dan diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, atau kalimat.

(16)

mengartikan metode pembelajaran sebagai cara menyajikan materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran yang bervariasi menuntut penggunaan metode pembelajaran yang bervariasi pula. Tujuan pembelajaran akan tercapai apabila materi pembelajaran disampaikan dengan cara yang tepat. Guru harus jeli dan teliti memilih metode pembelajaran karena jumlah dan jenisnya sangat banyak.

Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah merumuskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menjelaskan bahwa pendidikan

dilakukan agar mendapatkan tujuan yang diharapkan bersama yaitu:“Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Pasal 3 UU RI No 20/ 2003).

(17)

berpegang teguh dengan keduanya, kitabullah dan sunah Nabi-Nya, (H.R. Imam

Malik)’’.

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) materi beriman kepada Malaikat Allah merupakan pembelajaran yang mengajak siswa bukan sekedar beriman dan meyakini adanya Malaikat-malaikat Allah, namun mengajarkan siswa untuk patuh dan taat kepada Allah SWT seperti yang dilakukan Malaikat. Pembelajaran PAI yang berhasil tidak hanya membuat siswa mampu menghafal dan mengingat nama-nama Malaikat, namun siswa mampu menerapkan ketaatan dan kepatuhan dalam kehidupan sehari-hari. Aspek inilah yang paling sulit dicapai.

Pelaksanaan pembelajaran yang penulis lakukan untuk mata pelajaran PAI belum berhasil, siswa belum menguasai konsep tersebut. Hal itu terbukti dari rendahnya nilai yang diperoleh siswa. Siswa kelas VII B semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran kurang dapat memahami pembelajaran PAI khususnya materi beriman kepada Malaikat Allah SWT dan kurang memperhatikan konsep guru. Berdasarkan hal itu penulis menggunakan metode jigsaw untuk peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran PAI materi beriman kepada Malaikat Allah siswa kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran.

1. Identifikasi Masalah

(18)

diperoleh identifikasi masalah yang meliputi kondisi peserta didik, kondisi guru dan kondisi pembelajaran sebagai berikut:

a. Kondisi peserta didik

1) Rata-rata hasil belajar peserta didik secara klasikal masih dibawah 75. 2) Peserta didik cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran.

b. Kondisi guru

Kesulitan dalam mengkomunikasikan peserta didik sebagai bentuk pemahaman peserta didik terhadap materi yang disampaikan.

c. Kondisi pembelajaran

1) Penggunaan metode pembelajaran yang kurang mengaktifkan peserta didik.

2) Interaksi pembelajaran cenderung searah dan dominasi pembelajaran dipegang oleh guru.

3) Perlunya pengembangan model pembelajaran yang mampu melibatkan aktivitas dan meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut penulis menggunakan metode cooperative

jigsaw untuk mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran yang

dilaksanakan.

2. Analisis Masalah

(19)

a. Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah, yang berakibat siswa banyak yang mengantuk dan bercerita dengan temannya. b. Guru kurang maksimal dalam menggunakan media pembelajaran.

3. Alternatif Dan Prioritas Pemecahan Masalah

Dari identifikasi masalah yang dikemukakan di atas dapat dianalisa penyebabnya dan dicarikan pemecahnya sebagai berikut: pentingnya guru memberikan variasi pembelajaran, salah satunya dengan menggunakan metode

jigsaw pada siswa kelas VII B semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka peneliti terdorong

untuk melakukan penelitian yang berjudul: „‟Peningkatan Prestasi Belajar PAI

Materi Beriman Kepada Malaikat Allah Dengan Menggunakan Metode Jigsaw

Pada Siswa Kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017‟‟.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka

rumusan masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah: “Apakah

(20)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dapat diketahui tujuan dari penelitian

ini adalah: “Untuk mengetahui metode jigsaw dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

D. Hipotensis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

1. Hipotesis Tindakan

Hipotesis tindakan adalah tindakan yang diduga dapat memecahkan masalah penelitian yang ingin diatasi (Saminanto, 2010). Hipotesis tindakan

dalam penelitian ini adalah: “Jika metode jigsaw digunakan dengan baik pada mata pelajaran PAI materi beriman kepada Malaikat Allah dapat meningkatan prestasi belajar pada siswa kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

(21)

E. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Bagi SMP Negeri 3 Ungaran

Dengan melalui metode pembelajaran Jigsaw maka diharapkan dapat dipakai sebagai meningkatkan mutu dan kualitas pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam rangka pembinaan dan pengembangan sekolah yang bersangkutan.

2. Bagi Guru

Sebagai masukan dalam mengelola dan meningkatkan strategi belajar mengajar serta mutu pengajaran. Dengan mengetahui pola-pola cara belajar siswa maka guru dapat menyesuaikan proses belajar mengajar yang diciptakan. 3. Bagi Siswa

Dengan belajar melalui metode Jigsaw maka diharapkan siswa mampu menumbuhkan kreatifitas dan keterampilan berfikir, serta mampu meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

4. Bagi Penulis

(22)

F. Definisi Operasional 1. Prestasi Belajar

Belajar merupakan sebuah proses perubahan tingkah laku melalui pengalaman (Hamalik, 2011). Karena merupakan sebuah proses, maka belajar bukanlah hasil atau tujuan. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan adanya perubahan dalam individu sebagai akibat dari adanya aktivitas belajar (Hamdani, 2011). Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari aktivitas belajar yang dilakukan oleh seseorang. Prestasi belajar di bidang pendidikan merupakan hasil pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan psikomotorik. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan instrumen tertentu berupa tes maupun nontes. Dengan demikian prestasi belajar merupakan hasil pengukuran usaha belajar yang dilakukan siswa dan diwujudkan dalam bentuk angka, simbol, atau kalimat.

2. Pembelajaran Cooperative

(23)

Pembelajaran cooperative adalah pendekatan pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek pembelajaran (student centered), dengan suasana kelas yang demokratis, saling membelajarkan, memberi peluang lebih besar dalam memberdayakan potensi peserta didik secara maksimal.

Teori yang melandasi pembelajaran koperatif adalah teori kontruktivisme ( Rusman, 2016). Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri(Slameto, 1991). Model pembelajaran ini dikembangkan dari teori belajar kontruktivisme yang mahir dari gagasan Piaget dan Vigotsky. Berdasarkan penelitian Piaget yang pertama dikemukakan bahwa pengetahuan itu di bangun dalam pikiran anak( Ratna,1988).

3. Jigsaw

Model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model belajar koperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kecil. Seperti diungkapkan oleh Lie dalam Rusman (1999) bahwa „‟ pembelajaran koperatif model jigsaw ini merupakan model koperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab

(24)

Teknik mengajar jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin (Sugianto, 2010).

Arti Jigsaw berasal dari bahasa inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka teki yang menyusun potongan gambar ( Rusman, 2016). Pembelajaran koperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran koperatif yang terdiri beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Sudrajat, 2008).

Belajar tipe Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang paling banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada satu perbedaan penting yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatife menarik bila ada materi belajar yang biasa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang padu (Melvin, 2006).

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

(25)

adalah:„‟Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku

tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, memperbaiki kondisi dimana praktek pembelajaran tersebut dilakukan, serta dilakukan secara kolaboratif (Kemmis dalam Saminanto, 2010)‟‟.

Secara lebih sederhana dapat disimpulan bahwa PTK adalah kajian reflektif mengenai proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru yang bersifat meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki, serta dilakukan secara kolaboratif. Disebut kajian reflektif karena selalu ada tindakan refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Tujuannya adalah meningkatkan, memperdalam, dan memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. Merupakan penelitian kolaboratif karena dapat dilaksanakan dengan bantuan guru mitra.

Peneliti memilih jenis penelitian tindakan kelas untuk memecahkan permasalahan yang ditemukan pada proses pembelajaran PAI materi beriman kepada Malaikat Allah. Rendahnya prestasi siswa dapat dianalisa menggunakan jenis penelitian tindakan kelas. Setelah penyebab masalah ditemukan, peneliti melakukan tindakan yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut. Pada akhir tindakan dilakukan refleksi tentang keberhasilan dan kegagalan tindakan terhadap pemecahan masalah.

(26)

Pada model Kurt Lewin terdapat empat komponen yang terpisah yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi atau reflecting (Arikunto, 2010). Model Kemmis & McTaggart menganggap tahapan tindakan dan pengamatan merupakan satu kesatuan. Pada saat tindakan dilakukan, pada saat itu pula kegiatan pengamatan dimulai (Susilo dkk, 2009).

Pada hakikatnya model PTK yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart terdiri dari komponen-komponen yang saling terkait. Komponen-komponen tersebut adalah: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Komponen-komponen tersebut merupakan sebuah siklus yang akan terus diulang apabila tujuan penelitian belum tercapai. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Apabila digambarkan maka alur penelitian yang tejadi adalah sebagai berikut:

Siklus 1 Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan tindakan & observasi

Siklus 2 Perencanaan

Refleksi

(27)

Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah seluruh siswa kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang. Jumlah siswa adalah 34 orang dengan perincian 14 laki-laki dan 20 perempuan. Latar belakang siswa sebagian besar dari keluarga wiraswasta. Penelitian tindakan kelas ini dibantu oleh guru.

3. Langkah-Langkah Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus kegiatan. Satu siklus kegiatan terdiri dari: perencanaan, tindakan dan pengamatan, serta refleksi. Siklus pertama dimulai dengan melakukan perencanaan.

4. Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan antara lain: a. Dokumentasi

Dokumentasi berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), buku daftar kelas, buku daftar nilai, buku daftar hadir siswa dan catatan pembelajaran selama proses KBM.

b. Observasi

(28)

5 aspek yang mencerminkan keaktifan, kepandaian mengungkapkan pendapat, keseriusan dalam pembelajaran, tertib dalam pembelajaran, serta kebenaran konsep dalam proses pembelajaran. Setiap item diberikan skor. c. Tes Tertulis

Instrumen tes digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Instrumen ini memiliki jumlah soal 10 soal dengan kriteria skor terdiri. Siswa dinyatakan berprestasi apabila mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

5. Pengumpulan Data a. Sumber Data

Data dikumpulan melalui sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer adalah 34 orang siswa kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang. Data yang diperoleh dari sumber data primer adalah data tentang keaktifan dan prestasi belajar. Sumber data sekunder adalah sumber data selain sumber data primer, yaitu: dokumen sekolah.

b. Jenis Data

Jenis data diperoleh berupa:

(29)

2) Data kuantitatif berupa hasil evaluasi pembelajaran PAI yang dilaksanakan sebelum dan sesudah penelitian tindakan kelas dilaksanakan dengan menggunakan prosentase keberhasilan prestasi belajar.

c. Cara Pengambilan Data

Data penelitian diambil melalui observasi dan tes.

6. Analisis Data

Arikunto (1998) menjelaskan bahwa yang dimaksudkan dengan analisis data adalah pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Terkait hal itu maka, data dianalisis menggunakan teknik analisis kuantitatif. Teknik kuantitatif menggunakan statistik deskriptif sederhana dalam perhitungan prestasi belajar siswa.

Tes dilakukan untuk mengukur prestasi belajar siswa dalam materi beriman kepada Malaikat Allah. Hasil tes yang diikuti oleh siswa dianalisis dengan menggunakan statistik sederhana. Skala nilai yang digunakan adalah skala seratus. Nilai maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 100. Untuk menilai hasil tes digunakan rumus:

Skor = B × 100 N Keterangan:

B = Banyaknya butir yang dijawab benar

(30)

Siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai pada rentang tuntas,

seperti tabel 1.2

Tabel 1.2 Tabel Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa

NO Nilai Ketuntasan 1 75-100 Tuntas 2 50-74 Tidak tuntas

Hasil belajar siswa tersebut dianalisis apakah sudah tuntas (≥ 75) atau

belum tuntas (< 75) kemudian dibuat prosentase. Jika siswa yang tuntas di kelas tersebut mencapai 90%, maka dikatakan bahwa ketuntasan klasikal telah tercapai.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami skripsi ini maka secara keseluruhan sistematika penulisan skripsi disususun menjadi tiga bagian yaitu: a. Bagian awal

Bagian ini terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, abstrak.

b. Bagian inti

Bagian ini terdiri dari lima bab yaitu:

(31)

keberhasilan, kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II, KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang prestasi belajar, mata pelajaran beriman Kepada Malaikat Allah, metode jigsaw.

Bab III, PELAKSANAAN PENELITIAN berisi deskripsi pelaksanaan siklus I, deskripsi pelaksanaan siklus II.

Bab IV, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN berisi tentang deskripsi setiap siklus, dan pembahasan

Bab V, PENUTUP berisi tentang kesimpulan mengenai hasil penelitian dan saran

c. Bagian Akhir

(32)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Peningkatan Prestasi Belajar PAI

a. Peningkatan

Peningkatan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan (meningkatkan usaha, kegiatan, dsb). Adi S ( 2004)

mengatakan „‟Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya lapis atau lapisan dari sesuatu yang kemudian membentuk susunan. Tingkat juga dapat berarti pangkat, taraf, dan kelas‟‟. Sedangkan peningkatan berarti kemajuan. Secara umum, peningkatan merupakan upaya untuk menambah derajat, tingkat, dan kualitas maupun kuantitas. Peningkatan juga dapat berarti penambahan keterampilan dan kemampuan agar menjadi lebih baik. Selain itu, peningkatan juga berarti pencapaian dalam proses, ukuran, sifat, hubungan dan sebagainya.

b. Prestasi

Kamus Besar Bahasa Indonesia mengartikan prestasi sebagai “hasil

yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya)”

(33)

Menurut Purwadarminta dalam Hamdani (2011) bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya). Qohar dalam Hamdani (2011) mengatakan bahwa prestasi sebagai hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan. Harahap dalam Hamdani (2011)

berpendapat bahwa prestasi sebagai “penilaian pendidikan tentang

perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang

terdapat dalam kurikulum.”

c. Belajar

Menurut Slameto dalam Hamdani (2011), belajar adalah “proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Cronbach dalam Hamdani (2011) menjelaskan bahwa belajar

adalah“learning is shown by a change in behavior as a result of

experience” (belajar terlihat dari adanya perubahan dalam tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman). Spears dalam Suryabrata (2010)

mengatakan bahwa “learning is to observe, to read, to imitate, to try

(34)

berpendapat bahwa “learning is a change in performance as a result of

practice” (belajar adalah perubahan dalam kemampuan sebagai hasil dari latihan).

Menurut Arikunto (2010), prestasi belajar merupakan hasil yang diperoleh sebagai akibat dari kegiatan belajar yang sangat kompleks. Keadaan yang sangat kompleks tersebut meliputi: siswa, guru dan personal lainnya, bahan pelajaran, metode mengajar dan sistem evaluasi, sarana penunjang, dan sistem administrasi. Dengan demikian maka prestasi belajar tidak hanya ditentukan oleh hasil dari kegiatan belajar mengajar semata. Kualitas pembelajaran bukanlah satu-satunya penentu bagi hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Keadaan yang kompleks tersebut dikelompokkan ke dalam empat istilah yaitu: input, output, transformasi dan umpan balik.

Input adalah calon siswa yang akan memasuki sekolah. Dalam hal ini calon siswa dinilai kemampuannya untuk mengetahui apakah ia akan mampu mengikuti pelajaran atau tidak. Output adalah siswa lulusan sekolah yang bersangkutan. Output dinilai apakah siswa berhak lulus atau tidak, dalam hal ini sebagai alat penyaring kualitas. Transformasi adalah mesin yang mengubah input menjadi output.

(35)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah sesuatu yang didapat melalui proses belajar untuk mendapatkan bukti secara kongkrit berdasarkan usaha sebagai pemicunya dan media sebagai pengantarnya.

2 Hakekat PAI

Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan usaha untuk memperkuat iman dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama yang dianut peserta didik yang memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antar umat beragama dalam masyarakat persatuan nasional .

Pendidikan agama bertujuan untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (Ladjid, 2005).

(36)

Rumusan tujuan pendidikan agama Islam pada sekolah menengah, merupakan penjabaran dari bunyi PP No 29 Bab lima pasal (2) pendidikan menengah bertujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar kehidupannya (Ladjid, 2005).

(37)

Menurut Nashr dalam Ali (2008), Al-Qur‟an sebagai pedoman abadi mempunyai tiga jenis petunjuk bagi manusia. Pertama adalah tentang susunan alam semesta dan posisi manusia di dalamnya. Kedua tentang ringkasan sejarah manusia, rakyat biasa, raja-raja, orang-orang suci, para Nabi sepanjang zaman dan cobaan yang menimpa mereka. Ketiga adalah tentang sesuatu yang sulit dijelaskan dengan bahasa modern. Di dalam Al-Qur‟an terdapat pula ajaran tentang akhlak atau moral serta hukum yang mengatur kehidupan manusia sehari-hari.

Al-Hadits adalah sumber kedua agama dan ajaran Islam. Al-Hadits menjelaskan dan merinci hal-hal yang telah disebutkan di dalam Al-Qur‟an. Hadits diartikan sebagai segala perkataan, perbuatan dan sikap diam Nabi tanda setuju. Para ahli menggolongkan hadits sebagai sunnah qauliyah (perkataan Nabi), sedangkan sunnah fi‟liyah (perbuatan) dan sunnah taqririyah (diam tanda setuju) tidak disebut hadits melainkan sunnah saja (Ali, 2008). Dalam hal itu maka umat islam selain dianjurkan untuk mempelajari

Al-Qur‟an, juga mempelajari Al-Hadist.

(38)

tentang larangan mempermadu yaitu mengawini sekaligus atau bersamaan seorang perempuan dengan bibinya (Ali, 2008).

B. Materi Beriman Kepada Malaikat

1. Hakekat Beriman

Dalam buku PAI kata beriman terdiri dari dua kata, yaitu imbuhan ber- dan iman. Kata iman berasal dari bahasa Arab yang artinya percaya. Makna iman dalam pengertian adalah percaya dengan sepenuh hati, diucapkan dengan lisan dan di amalkan dalam perbuatan sehari-hari.

Dalam hal itu menjadi orang yang beriman bukan persoalan yang ringan atau mudah. Sebagai manusia yang memiliki pertanggungjawabkan kepada Allah SWT, maka iman menjadi sangat penting. Allah SWT memerintahkan kepada umat islam untuk beriman, sebagai mana firmannya dalam Q.S An-Nisa‟ :136

ۚ ُمْبَق ْهِم َلَزْوَأ يِذَّنا ِباَتِكْناَو ِهِنىُسَر ٰىَهَع َلَّزَو يِذَّنا ِباَتِكْناَو ِهِنىُسَرَو للهاِب اىُىِمآ آى ُى َمآ َهٌِذَّنا اَهٌَُّأ اٌَ ْاادٍِعَب الً َلََض َّمَض دَقَف ِزِخ َْا ِوْىٍَْناَو ِهِهُسُرَو ِهِبُتُكَو ِهِتَكِئ َلََمَو ِ َّللهاِب ْزُفْكٌَ ْهَمَو

Artinya : “wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (Muhamad) dan kepada Kitab (Al-qur‟an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta Kitab yang diturunkan sebelumnya. Barang siapa ingkar kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Malaikat-malaikat-Nya, dan hari kemudian, maka

(39)

Keimanan seseorang itu bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah dan bisa berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah SWT adalah dengan memahami dan mempelajari Malaikat-malaikat Allah serta tugas-tugasnya.

2. Beriman Kepada Malaikat

Beriman adalah kata yang terdiri dari dua suku kata yaitu imbuhan ber dan iman. Iman kepada malaikat dalam buku PAI (2004) adalah percaya dan yakin bahwa Allah SWT telah menciptakan malaikat sebagai makhluk gaib dari cahaya (nur) untuk mengatur dan mengurus alam semesta. Iman kepada malaikat termasuk rukun iman yang kedua setelah iman kepada Allah SWT.

Malaikat adalah salah satu makhluk ciptaan Allah yang bersifat gaib, yang diciptakan dari nur (cahaya), mereka selalu taat, tunduk, patuh kepada Allah, tidak pernah ingkar janji dan tidak membutuhkan makan dan minum. Malaikat menghabiskan waktu siang dan malam untuk mengabdi hanya untuk kepada Allah SWT.

Malaikat diciptakan oleh Allah SWT memiliki tujuan dan tugas tertentu. Malaikat ini merupakan makhluk gaib yang memiliki sifat dan ciri-ciri berbeda dengan manusia. Malaikat adalah makhluk yang tidak berwujud, tidak dapat disentuh, dilihat dan didengar. Sebagai firman Allah dalam Q.S Fatir: 1:

(40)

Artinya:“Segala puji bagi Allah pencipta langit dan bumi, yang

menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan (untuk mengurus berbagai macam urusan) yang mempunyai sayap masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang Dia

kehendaki. Sungguh Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.”, Q.S.

Fatir: 1 (Al-Rasyid: tt).

Jadi, kita sebagai umat islam diwajibkan untuk beriman kepada Malaikat Allah. Dengan beriman kepada Malaikat harapannya agar umat islam mampu meneladani dan menaati serta mengikuti prilaku Malaikat-malaikat Allah, dalam kehidupan sehari-hari.

C. Metode Jigsaw

1. Pengertian Metode

Metode merupakan proses belajar mengajar dalam dunia pendidikan yang bertujuan untuk membuat peserta didik menjadi lebih pandai dan memiliki kreativitas yang nantinya dapat digunakan untuk bekal setelah selesai menempuh dalam pendidikan. Peran seorang pengajar disini sangatlah penting, selain menjadi sebagai pendonor ilmu, peran seorang guru adalah menumbuhkan minat siswa dalam belajar. Menumbuhkan minat siswa tidaklah mudah dilakukan oleh seorang guru. Dibutuhkan berbagai macam cara untuk mampu membangkitkan minat belajar saat proses belajar mengajar berlangsung. Disalin dan dipublikasikan melalui Eureka Pendidikan.

Menurut Hidayat (1990) kata metode berasal dari bahasa Yunani, yaitu

methodos”. Kata ini terdiri dari dua suku kata, yaitu “metha” yang berarti

(41)

berarti suatu jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan. Jalan atau cara yang dimaksud disini adalah sebuah upaya atau usaha dalam meraih sesuatu yang diinginkan.

Hamid Darmadi (2010) berpendapat bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan. Pengertian lain dari metode adalah cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu (Slameto, 2003).

Dari ketiga pendapat tersebut dapat diambil kesimpulan metode adalah segala upaya atau usaha yang tepat dan cepat yang dapat dilakuan dalam proses menyampaikan pembelajaran materi pembelajaran kepada siswa. Metode juga dapat dipergunakan oleh seorang pengajar sebagai jalan menuju keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Pemilihan metode yang tepat juga dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Sangat pentingnya penggunaan metode dalam pembelajaran membuat pengajar haruslah pintar-pintar dalam menentukan metode manakah yang sesuai dengan kondisi kelas dan juga materi pembelajaran.

(42)

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam penggunaan metode dalam mengajar seperti yang dikemukan oleh Winarno Surakhmad dalam Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain (2010) diantanya:

a. Tujuan yang berbagai-bagi jenis fungsinya,

b. Anak didik yang berbagai-bagai tingkat kematangannya, c. Situasi yang berbagai-bagai keadaanya,

d. Fasilitas yang berbagai-bagai kualitas dan kuantitasnya,

e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Dalam menentukan sebuah metode yang akan digunakan sebagai proses belajar mengajar sebaiknya ditentukan pula terlebih dahulu sebagai berikut: (Pupuh F dan M Sobry S, 2010) : (a) Tujuan yang hendak dicapai, (b) Materi pelajaran, (c) Peserta didik, (d) Situasi, (e) Fasilitas, (f) Guru.

2. Jigsaw

Jigsaw berasal dari bahasa inggris yang berarti gergaji ukir, dan ada juga yang menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka teki yang menyusun potongan gambar (Rusman, 2016).

Teknik mengajar jigsaw dikembangkan dan diuji oleh Elliot Arronson dan rekan-rekannya di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawan di Universitas John Hopkin (Sugianto, 2010). Pembelajaran koperatif model jigsaw ini mengambil pola cara bekerja sebuah gergaji (

(43)

Model pembelajan jigsaw adalah sebuah model belajar koperatif yang menitik beratkan pada kerja kelompok siswa dalam bentuk kecil. Seperti

diungkapkan oleh Lie (1999) bahwa „‟ pembelajaran koperatif model jigsaw

ini merupakan model koperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara

mandiri‟‟. Pembelajaran koperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran koperatif yang terdiri beberapa anggota dalam satu kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu mengajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Sudrajat, 2008).

Belajar tipe Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang paling banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran kelompok dengan kelompok, namun ada satu perbedaan penting yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik bila ada materi belajar yang biasa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa mempelajari sesuatu yang bila digabungkan dengan materi yang dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau ketrampilan yang padu (Melvin, 2006).

Langkah-langkah pembelajaran jigsaw adalah (Rusman,2016)

a. Siswa dikelompokan dengan anggota ±4 orang,

(44)

c. Anggota dari tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru( kelompok ahli),

d. Setelah kelompok ahli berdiskusi , tiap anggota kembali ke kelompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang subbab yang mereka kuasai,

e. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi, f. Pembahasan,

g. Penutup

Sedangkan Stephen, Sikes and Snapp (1978) dalam Rusman, mengemukakan langkah-langkah pembelajaran koperatif model jigsaw sebagai berikut:

a. Siswa dikelompokan kedalam 1 sampai 5 anggota tim, b. Tiap orang bagian tim diberi bagian materi yang berbeda, c. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan,

d. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ sub bab yang sama bertemu dalam kelompok yang baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan subbab mereka,

e. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama.

(45)

h. Penutup.

Dalam koperatif jigsaw ini siswa banyak kesempatan untuk mengemukakan pendapat dan mengolah informasi yang didapat dan dapat meningkatkan keterampilan berkomunikasi, anggota kelompok bertanggung jawab terhadap keberhasilan kelompoknya dan ketuntasan bagian materi yang dipelajari dan dapat menyampaikan informasinya kepada kelompok lain.

Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran Jigsaw

a. Kelebihan metode pembelajaran jigsaw

Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki beberapa kelebihan yaitu:

1) Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar, karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas menjelaskan materi kepada rekan-rekannya.

2) Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat

3) Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.

b. kelemahan metode pembelajaran jigsaw

(46)

1) Prinsip utama pembelajaran ini adalah „peer teaching‟, pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami konsep yang akan diskusikan bersama siswa lain.

2) Apabila siswa tidak memiliki rasa percaya diri dalam berdiskusi menyampaikan materi pada teman.

3) Rekod siswa tentang nilai, kepribadian, perhatian siswa harus sudah dimiliki oleh guru dan biasanya butuh waktu yang sangat lama untuk mengenali tipe-tipe siswa dalam kelas tersebut.

4) Butuh waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum model pembelajaran ini bisa berjalan dengan baik.

5) Aplikasi metode ini pada kelas yang lebih besar (lebih dari 40 siswa) sangatlah sulit.

Dalam penerapan metode pembelajaran jigsaw ini sering dijumpai beberapa permasalahan, yaitu :

1) Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar masih terbawa model konvesional, dimana pemberian materi terjadi secara satu arah.

2) Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.

3) Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli.

(47)

5) Pembagian kelompok yang tidak heterogen, dimungkinkan kelompok yang anggotanya lemah semua.

6) Penugasan anggota kelompok untuk menjadi tim ahli sering tidak sesuai antara kemampuan dengan kompetensi yang harus dipelajari.

7) Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

8) Terbatasnya waktu. Proses model pembelajaran ini membutuhkan waktu yang lebih banyak, sementara waktu pelaksanaan model ini harus disesuaikan dengan beban kurikulum.

(48)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek, Tempat, Waktu, dan Pihak yang Membantu 1. Subjek Penelitian

Penelitian pembelajaran dilaksanakan pada siswa kelas VII B Semester 2 SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Ungaran berjumlah 34 siswa, yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 20 siswa perempuan.

Siswa SMP Negeri 3 Ungaran terdiri dari berbagai lapisan masyarakat keluarga yang berbeda-beda, baik dari tingkat ekonomi keluaga, jenjang pendidikan orang tua maupun jenis pekerjaan orang tuanya. Berdasarkan factor-faktor tersebut timbulah berbagai karakteristik bagi siswa yang berbeda-beda pula, disinilah peran guru untuk mampu memahami satu persatu kepribadian siswa tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan, karakteristik siswa dapat digolongkan berdasarkan:

a. Orang tua yang pekerjaanya sebagai pegawai dan berpendidikan siswa cenderung lebih aktif dan kreatif.

b. Orang tua yang pekerjaannya sebagai petani, siswa cenderung bebas karena tidak ada yang mengendalikan ( rendahnya SDM orang tua).

c. Orang tua yang pekerjaannya sebagai buruh pabrik, siswa lebih mandiri dan terbiasa belajar dirumah.

(49)

2. Tempat Penelitian

Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 3 Ungaran Kabupaten Semarang pada siswa kelas VII B Semester 2 tahun pelajaran 2016/2017.SMP Negeri 3 Ungaran berada di Jl. Kapten Patimura No.1-A Ungaran Kabupaten Semarang. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa peneliti bertempat tinggal dekat dengan SMP Negeri 3 Ungaran, sehingga memudahkan dalam mencari data, peluang waktu yang luas.

3. Waktu Penelitian

Kegiatan observasi telah dimulai pada bulan Desember dalam tahap observasi dan penentuan masalah penelitian. Peneliti melakukan penelitian selama 2bulan, yaitu mulai tanggal 28 Desember 2016 yang diawali dengan observasi hingga selesai.Waktu dari pelaksanaan sampai penelitian laporan hasil penelitian tersebut dilaksakan pada semester 2 tahun pelajaran 2016/2017. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus penelitian. Sebelum siklus I penelitian dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu melaksanakan prasiklus penelitian.

(50)

metode pembelajaran jigsaw. Prasiklus penelitian digunakan untuk mengukur kondisi awal prestasi siswa sebelum dilaksanakannya tindakan.

Pada hari Rabu, 18 Januari 2017 pada pukul 09.35 hingga pukul 10.55 dilaksankan pembelajaran siklus I. Peneliti mengadakan evaluasi untuk mengetahui hasil pembelajaran. Pada pembelajaran siklus 1 peneliti belum menggunakan metode pembelajaran jigsaw dan memuat kegiatan pembelajaran dengan ceramah dan tanya jawab.

(51)

Tabel 3.1 Alokasi Waktu Perbaikan Pembelajar

No Kegiatan

Waktu

Desember Januari Februari 3 4 1 2 3 4 1 2 1 Perencanaan

2 Pra Siklus Pelaksanaan Refleksi 3 Siklus I

Perencanaan Tindakan Observasi Refleksi 4 Siklus II

(52)

4. Pihak-pihak yang membantu

Demi kelancaran proses penelitian ini, peneliti dibantu oleh beberapa pihak yaitu:

a. Nama : Dra. Tatik Arnilawati M.Pd NIP : 19660503 199003 2 009 Jabatan : Kepala Sekolah

Unit Kerja : SMP Negeri 3 Ungaran Status dalam peneliti : Penilai 1

b. Nama : Mundhiroh, S.Ag NIP : 19600904 198403 2 009 Jabatan : Guru Kelas

Unit kerja : SMP Negeri 3 Ungaran Status dalam peneliti : Penilai 2

B. Desain Prosedur Penelitian

(53)

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Kemmis Dan Taggart

Siklus I

Siklus II

Keterangan :

: Kegiatan : Hasil kegiatan

: Urutan berlangsung bersamaan : Urutan pelaksanaan kegiatan

Refleksi

Identifikasi Masalah

Observasi

Pelaksanaan

Perencanaan I

Refleksi

Pelaksanaan Observasi

Perencanaan II Hasil refleksi

(54)

Gambar 2. Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Kemmis Dan Taggart

Jadi, penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian tindakan kelas. Proses penelitian ini berbentuk siklus, yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.

1. Perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini, peneliti membuat perencanaan sebagai berikut: a. Mengidentifikasi permasalahan penelitian dan mencari solusi yang tepat.

Permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya prestasi belajar siswa. b. Menyusun RPP sesui dengan materi yang akan diajarkan

c. Mempersiapkan sarana pembelajaran yang mendukung terlaksananya tindakan. Sarana pembelajaran ini meliputi: media pembelajaran, buku-buku pelajaran, dan lembar kerja siswa atau evaluasi.

d. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa: format observasi untuk mengamati proses belajar mengajar, instrumen asesmen (penilaian) untuk mengukur hasil belajar.

2. Pelaksanaan Tindakan

(55)

Pelaksanaan pembelajaran ini dilaksanakan dalam dua siklus.Siklus pertama dilaksanakan tidak dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw.Siklus kedua dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw.

3. Observasi

Observasi merupakan suatu kegiatan mengungkap data selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Kegiatan ini dilakukan untuk mengamati proses pembelajaran mata pelajaran PAI materi beriman kepada Malaikat Allah dan prestasi belajar siswa yang diperoleh apakah sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan atau belum.

4. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan mengkaji kembali pembelajaran yang telah dilakukan.Setelah mengkaji hasil belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) dan pengamatan aktivitas siswa dan guru, serta melihat tercapainya indicator keberhasilan, maka peneliti melakukan penelitian siklus kedua agar pelaksanaanya lebih efektif.

1. SIKLUS I

(56)

Allah. Pembelajaran dilaksanakan belum menggunakan metode pembelajaran

jigsaw. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a. Perencanaan

Beberapa hal yang dilakukan pada tahapan perencanaan adalah:

1. Mengidentifikasi permasalahan penelitian dan mencari solusi yang tepat. Permasalahan yang ditemukan adalah rendahnya prestasi belajar siswa. Solusi yang diambil adalah menerapkan metode pembelajaran jigsaw dalam pembelajaran beriman kepada Malaikat Allah.

2. Membuat skenario pembelajaran berupa RPP dengan memasukkan metode pembelajaran Jigsaw.

3. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran yang berhubungan dengan materi beriman kepada Malaiakat Allah.

4. Mempersiapkan instrumen penelitian berupa: format observasi untuk mengamati proses belajar mengajar, instrumen asesmen (penilaian) untuk mengukur hasil belajar.

b. Pelaksaan Tindakan

Peneliti melaksanakan penelitian pembelajaran siklus I pada hari Rabu, 11 Januari 2017 dengan alokasi waktu 1 x pertemuan (2 x 45 menit) dimulai pukul 09.35 hingga pukul 10.55. Dengan langkah pembelajaran sebagai berikut:

(57)

- Menyiapkan Silabus - Menyiapkan RPP

- Menyiapkan buku sumber b) Tahap Awal

- Memberi salam dan berdoa bersama - Guru mengabsen kehadiran siswa.

- Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik (keadaan kelas).

- Guru memberikan motivasi

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

- Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran. 2. Kegiatan Inti (± 60 menit)

- Guru menjelaskan seputar materi dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan tentang materi yang akanpelajari.

- Guru membuat kelompok dan memberi arahan setiap kelompok untuk mendiskusikan materi yang akan dibahas.

3. Kegiatan Penutup (± 20 menit)

- Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama selama pembelajaran

- Mengadakan tes tertulis

(58)

- Guru menutup pembelajaran.

c. Observasi

Pada tahap ini hal yang paling utama yaitu melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan kelas dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan. Observasi pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti. Peneliti melakukan pengamatan tentang keaktifan siswa dalam pembelajaran, dan mengamati guru dalam menjelaskan dan membimbing cara kerja pada setiap materi yang akan dipelajari.

2. SIKLUS II

Siklus II penelitian dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Januari 2017. Pembelajaran dimulai pukul 09.35 hingga pukul 10.55 atau selama 2 x 45 menit. Materi pembelajaran adalah beriman kepada Malaikat Allah. Pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan metode pembelajaran

jigsaw. Tahapan kegiatan yang dilaksanakan adalah:

a. Perencanaan

Beberapa hal yang dilakukan pada tahapan perencanaan adalah:

1. Mencari permasalahan yang terjadi pada siklus II penelitian dan mencari pemecahannya.

2. Membuat RPP sesuai dengan kopetensi dasar yaitu mendiskripsikan beriman kepada Malaikat Allah.

(59)

4. Menyiapkan alat evaluasi berupa lembar tes tertulis dan lembar kerja siswa.

5. Menyiapkan lembar observasi siklus II untuk mengamati kemampuan dan kualitas pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian penelitian siklus II dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan yaitu berselang 1 minggu pada tiap siklusnya.Penelitian pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Januari 2017. Dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Pendahuluan (± 10 menit)

a. Tahap Persiapan

- Menyiapkan Silabus - Menyiapkan RPP

- Menyiapkan buku sumber belajar - Menyiapkan media pembelajaran b. Tahap Awal

- Memberi salam dan berdoa bersama - Guru mengabsen kehadiran siswa.

- Guru menyiapkan fisik dan psikis peserta didik (keadaan kelas). - Guru memberikan motivasi

- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(60)

2. Kegiatan Inti (± 60 menit)

- Guru menjelaskan seputar materi dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa berkaitan tentang materi yang akan dipelajari bersama.

- Guru membuat kelompok, kemudian membagi tugas kepada tiap-tiap kelompok.

- Guru meminta perwakilan kelompok untuk persentasi di depan kelas tentang pemahaman yang digali.

- Kelompok yang lain menanggapi dan bertanya kepada kelompok yang sedang presentasi.

3. Kegiatan Penutup (± 20 Menit)

- Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari bersama.

- Guru mengadakan tes tertulis

- Guru mengingatkan siswa materi pembelajaran yang akan datang.

- Guru menutup pembelelajaran

c. Observasi

(61)

bahwa lebih dari 94% siswa mencapai ketuntasan belajar (nilai minimal 75).

d. Refleksi

Berdasarkan pelaksanaan yang dilaksanakan peneliti, maka diperoleh hasil refleksi sebagai berikut:

1. Hasil refleksi kegiatan pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar siswa.

2. Situasi kelas lebih menjadi kondusif serta siswa lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran.

3. Pemahaman siswa terhadap materi lebih baik, terbukti dengan adanya peningkatan hasil tes yang diperoleh siswa.

4. Siswa lebih percaya diri dalam mengemukakan pendapat mereka. 5. Mayoritas siswa mendapat nilai diatas KKM (Kriteria Ketuntasan

Minimal).

C. Tehnik Analisis Data

1. Tehnik Pengumpulan Data

a. Dokumentasi

Yaitu hasil belajar siswa dari prasiklus sampai dengan siklus II b. Observasi

(62)

2. Alat Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data, alat pengumpul data yang dipakai peneliti: a. Pengumpulan data nilai formatif siswa

b. Data hasil belajar siswa pada prasiklus hingga siklus kedua

c. Lembar pengamatan minat siswa dalam proses pembelajaran Siklus I dan Siklus II.

3. Validasi Nilai

(63)

BAGAN ALUR TINDAKAN PENELITIAN

Gambar 3. Bagan Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK Perencanaan

Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi Siklus I

Refleksi pelaksanaan

(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus

1. Prasiklus

Berdasarkan hasil tes formatif pada pembelajaran prasiklus diperoleh hasil yang jauh dari harapan, karena masih banyak siswa yang hasilnya dibawah nilai KKM.Ketuntasan yang harus dicapai siswa yaitu 75. Sementara siswa yang tuntas hanya 14 siswa( 41,17 %) dari 34 siswa. Hasil tes formatif prasiklus dapat dilihat dari tabel 4.1 berikut:

(65)

24 Rangga Sasmito Wibisono L 65 Tidak Tuntas 25 Ratna Dhini Pratiwi P 65 Tidak Tuntas 26 Salma Ayu Salsabila P 70 Tidak Tuntas 27 Salshabila Januarika Sunarto P 80 Tuntas 28 Tarangga Eka Bayu Wibowo L 65 Tidak Tuntas 29 Tatagh Herawan Santososo L 80 Tuntas 30 Tika Lativatun Nisa P 90 Tuntas 31 Titos Father Wiradhewa L 70 Tidak Tuntas 32 Ula Nafisatul Kamila P 85 Tuntas 33 Vinda Anggreini P 70 Tidak Tuntas 34 Yunita Cahyani P 70 Tidak Tuntas

Jumlah 2500

Nilai Tertinggi 90

Nilai Terendah 55

Tuntas 14 41,17 %

Tidak Tuntas 20 58,82 %

Nilai Rata-rata 73,52

Tabel 4.1 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Prasiklus

(66)

Tabel 4.2 Nilai Tes Formatif Berdasarkan Rentang Nilai

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentse

1 0-14 0 0 %

Data dari hasil belajar prasiklus dapat digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 4. Diagram Batang Rentang Nilai Prasiklus

(67)

Berikut ini adalah tabel data perolehan nilai berdasarkan KKM

Tabel 4.3 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus

No digambarkan dalam grafik sebagai berikut:

Gambar 5. Diagram Batang Ketuntasan Pra Siklus

(68)

pada kisaran 75-100. Hasil analisis tersebut menunjukkan 41,17% siswa berhasil tuntas dan 58,82% siswa tidak tuntas.

Gambar 6. Diagram Pie Ketuntasan Nilai Prasiklus

Rentang Nilai

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Dari belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran prasiklus, hasil yang dicapai siswa belum maksimal. Masih banyak siswa yang di bawah KKM. Maka dari itu peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran pada siklus 1 dengan:

1. Melaksanakan pembelajaran kembali bersama guru dengan metode ceramah.

Tuntas; 41% Tidak Tuntas;

58%

Rentang Nilai

(69)

2. Membimbing siswa selama pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dikelas

3. Menyiapkan sarana observasi, dokumentasi dan mencatat selama proses pembelajaran.

b. Tahap Pelaksanaan

Siklus I dilaksanakan pada hari Rabu, 18 Januari 2017 di SMP Negeri 3 Ungaran. Pembelajaran belangsung selama 1,5 jam pelajaran atau 90 menit. Materi yang diajarkan adalah beriman kepada Malaikat Allah. Data-data yang diperoleh adalah data hasil evaluasi terhadap prestasi belajar siswa. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses perbaikan pembelajaran ini dapat dilihat dalam table nilai pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Siklus I

(70)

15 Muhamad Iqbal L 60 Tidak Tuntas

(71)

Tabel 4.5 Nilai Tes Formatif Berdasarkan Rentang Nilai Siklus I

No Rentang Nilai Frekuensi Prosentse

1 55-64 3 8,82 %

2 65-74 8 23,52 %

3 75-84 11 32,35 %

4 85-94 9 26,42 %

5 95-100 3 8,82%

Jumlah 34 100 %

Tabel 4.5 memperlihatkan bahwa nilai-nilai yang diperoleh siswa sebagian besar baik, yaitu pada kisaran 75-100 berjumlah 23siswa (67,64%). Sebagian kecil siswa, yaitu 11 siswa (32,35%) memperoleh nilai pada kisaran 50-74. Hasil analisis tersebut menunjukkan 67,64% siswa berhasil tuntas dan 32,35% siswa tidak tuntas.

(72)

Gambar 7. Diagram Batang Rentang Nilai Siklus I

Rentang Nilai

Berdasarkan kriteria ketuntasan siswa, maka peneliti membagi menjadi dua kategori yaitu: nilai 75 sampai dengan 100 kategori tuntas dan nilai 50 sampai dengan 74 kategori tidak tuntas. Berdasarkan kategori tersebut, maka nilai-nilai yang diperoleh siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut:

0 2 4 6 8 10 12

(73)

Tabel 4.6 Data Perolehan Kategori Nilai Siswa pada Siklus I

Hasil tersebut dapat digambarkan dalam diagram batang berikut:

Gambar 8. Diagram Ketuntasan Siswa Siklus I

Dari gambar 6 di atas dapat dilihat bahwa siswa yang telah tuntas sebanyak 23 siswa atau 67,64% dan tidak tuntas 11 atau 32,35%. Kondisi tersebut digambarkan pada diagram Pie berikut:

(74)

Gambar 9. Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus 1

Rentang Nilai

c. Tahap Pengamatan

Selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti mengamati kegiatan siswa dalam pembelajaran. Data yang diperoleh dari pembelajaran siklus I, tentang aktivitas siswa selama proses pembelajaran dapat disajikan data sebagai berikut:

Tuntas; 67%

Tidak Tuntas; 32%

Rentang Nilai

(75)

Gambar 10. Grafik Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus I

Tahap Pengamatan

Dilihat dari grafik di atas dapat disimpulkan pada pembelajaran siklus I, guru sudah mengalami peningkatan, tapi untuk kreatifitas dan keberanian siswa dalam pembelajaran dirasa masih kurang memuaskan.

d. Refleksi Keberhasilan dan Kegagalan

Setelah peneliti melaksanakan penelitian pembelajaran melalui perencanaan, pelaksanaan, dan pengamatan, maka peneliti merefleksikan semua kegiatan untuk mengetahui keberhasilan maupun kekurangannya. Pada siklus I ini disampaikan hal-hal berikut:

1. Keberhasilan

(76)

2. Kekurangan

- Belum semua siswa aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran secara maksimal.

- Siswa banyak yang tidak semangat dan mengantuk dalam pembelajaran.

- Dalam hal Tanya jawab siswa belum termotivasi tingkat keberaniannya.

- Ketika pembelajaran banyak yang bermalas-malasan.

3. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Dari belajar siswa pada pelaksanaan pembelajaran siklus II, hasil yang dicapai siswa sangat maksimal. Rencana pembelajaran pada siklus II ini dilaksanakan berdasarkan adanya kelebihan dan kekuarangan yang terjadi pada proses pelaksanaan siklus I. Maka peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran yang akan menekankan pada:

1. Pelaksanaan dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw. 2. Mengembangkan pelaksanaan metode pembelajaran jigsaw.

(77)

b. Tahap Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 25 Januari 2017 di SMP Negeri 3 Ungaran. Adapun hasil belajar yang diperoleh siswa dari proses pembelajaran ini dapt dilihat dalam tabel nilai sebagai berikut:

Tabel 4.7 Data Hasil Evaluasi Belajar Siswa pada Siklus II

(78)

32 Ula Nafisatul Kamila P 100 Tuntas 33 Vinda Anggreini P 100 Tuntas 34 Yunita Cahyani P 100 Tuntas

Jumlah 3250

Nilai Tertinggi 100

Nilai Terendah 65

Tuntas 33 97,7%

Tidak Tuntas 1 2,94%

Nilai Rata-rata 95,5

(79)

Table 4.8 Perolehan Nilai Tes Formatif Berdasarkan Rentang Nilai Siklus II

No Rentang nilai Frekuensi Prosentase

1 0-14 0 0%

2 15-24 0 0%

3 25-34 0 0%

4 35-44 0 0%

5 45-54 0 0%

6 55-64 0 0%

7 65-74 1 2,94%

8 75-84 1 2,94%

9 85-94 9 26,47%

10 95-100 23 67,64%

Jumlah 34 100%

(80)

Gambar 11 . Diagram Batang Rentang Nilai Siklus II

Rentang Nilai

Berikut ini adalah table data perolehan nilai berdasarkan KKM

Tabel 4.9 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II

No

Standar Ketuntasan Jumlah Siswa

Presentase Angka Ketuntasan

1 ≤75 Tidak tuntas 1

2,94%

2 ≤75 Tuntas 33

97,05%

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa siswa yang telah tuntas sebanyak 33 siswa atau 97,05%. Kondisi tersebut digambarkan pada diagram batang berikut:

0 5 10 15 20 25

(81)

hal tersebut dapat digambarkan dalam diagram pie berikut:

Gambar 12. Diagram Pie Ketuntasan Nilai Siklus II

c. Tahap Pengamatan

Pada siklus II ini, peneliti mengamati proses pembelajaran yang meliputi kinerja siswa dan jalannya proses pembelajaran. Dan hasilnya sebagai berikut:

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

Tuntas Tidak Tuntas

Tuntas; 97%

Tidak Tuntas; 2%

Rentang Nilai

(82)

Gambar 13 . Data Pengamatan Kinerja Siswa Siklus II

Tahap Pengamatan

d. Refleksi

Setelah pelaksanaan siklus II selesai, peneliti melakukan atas kekurangan ataupun keberhasilan selama proses pembelajaran berlangsung. Ternyata keberhasilan suatu proses pembelajaran tergantung pada persiapan, pelaksanaan dan evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap siswa.

1. Keberhasilan

- Pembelajaran siklus II dinyatakan sudah berhasil karena dilihat dari hasil tes formatif dari 34 siswa, yang nilainya tuntas atau KKM sebanyak 33 siswa atau 97,05% .

- Hasil pengamatan terhadap siswa menunjukan bahwa tingkat keaktifan, semangat, kreatifitas dan keberanian siswa sudah meningkat

Gambar

Tabel 1.2 Tabel Pencapaian Ketuntasan Belajar Siswa
Tabel 3.1 Alokasi Waktu Perbaikan Pembelajar
Gambar  2. Model Penelitian Tindakan Kelas Oleh Kemmis Dan Taggart
Gambar 3. Bagan Alur Pelaksanaan Tindakan Dalam PTK
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian penulis menggunakan metode Cause-Effect Diagram, Analytical Hierarchy Process, dan Failure Mode Effect Analysis untuk mengetahui penyebab cacat pada produk.. Pada

Faktor-faktor penghambat dalam penerapan pembelian barang dan jasa melalui sistem katalog elektronik (E-Purchasing) yang dapat mempengaruhi upaya pencegahan tindak pidana

Friedmann mengungkapkan dasar-dasar esensial dari pemikiran Kelsen sebagai berikut: (1) Tujuan teori hukum, seperti tiap ilmu pengetahuan, adalah untuk mengurangi

Sebanyak 24 orang (48%) mahasiswa menyatakan sangat setuju jika materi dalam bahan ajar mata kuliah Nusus Adabiyyah juga memasukkan pemahaman lintas budaya dan analisis

Batu bata yang menggunakan variasi 1 : 1 tidak mengalami ikatan yang sempurna antar partikel sehingga rongga-rongga yang ada didalam batu bata sangat banyak, rongga-rongga

Logika hanya berhubungan dengan bentuk-bentuk logika dari argumen-argumen,serta penarikan kesimpulan terhadap validitas dari argument tersebut.Logika juga tidak

Peserta Didik mencontohkan sikap beriman kepada Malaikat Allah dalam kehidupan sehari- hari. 2 Mencontohkan perilaku yang mencerminkan keteladanan dari sifat-sifat

Faktor internal yang dapat mempengaruhi perilaku seksual responden adalah jenis kelamin (responden laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan), pengetahuan tentang seks