• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

2 dari 8

Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi

Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi

1. Ruang Lingkup

a. Pedoman ini merupakan persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi dengan persyaratan tertentu, termasuk pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi profesi.

b. Pedoman ini sebagai persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi dalam memberikan layanan sertifikasi yang berlaku untuk lingkungan suatu pendidikannya sendiri (Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi). LSP Pihak I LDK yang terlisensi kemudian disebut LDK terlisensi atau dalam bahasa inggris disebut LTO (Lisenced Training Organization).

2. Acuan Normatif

Dokumen yang diacu berikut diperlukan dalam penerapan pedoman ini. Apabila ada perubahan (amademen), dokumen yang diacu menggunakan dokumen yang mutakhir.

a. Pedoman BNSP 201. Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Profesi

b. ISO 17024: 2000. General requirements for bodies operating certification systems of persons.

c. Kosakata umum SNI 19-9000-2001, Sistem manajemen mutu – Dasar-dasar dan Kosakata.

3. Istilah dan Definisi

3.1 Sertifikasi Pihak 1 Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Sertifikasi Pihak1 Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi adalah sertifikasi kompetensi yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi yang merupakan bagian dari lembaga pelatigan berdurasi panjang (pendidikan vokasi seperti seperti diklat kejuruan, SMK, D1, D2, D3, D4) atau menghasilkan kualifikasi okupasi atau KKNI sendiri untuk memastikan dan memelihara kompetensi selama dalam proses pendidikan dan pelatihan.

3.2 Asesi Uji Kompetensi

Asesi yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan untuk dapat ikut serta dalam proses sertifikasi.

3.3 Proses sertifikasi Pihak 1 Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Seluruh kegiatan yang dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak untuk menetapkan bahwa seseorang memenuhi persyaratan kompetensi yang ditetapkan, mencakup permohonan, evaluasi, keputusan sertifikasi, survailen dan sertifikasi ulang.

3.4 Skema sertifikasi

Persyaratan sertifikasi spesifik yang berkaitan dengan kategori profesi yang ditetapkan dengan menggunakan standar dan aturan khusus yang sama, serta prosedur yang sama, dengan acuan pedoman ini.

3.5 Kompetensi

Kemampuan yang dapat diperagakan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan atribut personal sebagaimana yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.

3.6 Keluhan

Permintaan penilaian kesesuaian selain banding, oleh suatu organisasi perorangan terhadap Lembaga Sertifikasi Pihak Pertama, untuk melakukan tindakan perbaikan yang berkaitan dengan kegiatan Lembaga Sertifikasi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi atau pelanggannya.

(3)

3 dari 8

Proses penilaian profesi terhadap pemenuhan persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi untuk mengambil keputusan sertifikasi

3.8 Asesmen kompetensi

Mekanisme yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur kompetensi calon dan menggunakan satu atau lebih metode misalnya metode tertulis, lisan, praktek dan pengamatan.

3.9 Asesor kompetensi

Seseorang yang mempunyai kualifikasi yang relevan dan kompeten untuk melaksanakan dan/atau menilai uji kompetensi.

3.10 Surveillance

adalah monitoring berkala, dalam periode sertifikasi personil untuk tetap menjamin kompetensinya selama memegang sertifikat kompetensi.

3.11 Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi

Adalah Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi yang melaksanakan program pelatihan berbasis kompetensi untuk mencapai kualifikasi profesi.

4. Persyaratan untuk Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi.

4.1 Lembaga sertifikasi.

4.1.1 Kebijakan, prosedur, dan administrasi lembaga sertifikasi harus terkait dengan kriteria sertifikasi, harus jujur dan wajar terhadap seluruh calon dan harus memenuhi semua persyaratan dan peraturan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesinya serta perundang-undangan yang berlaku. Lembaga Sertifikasi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi tidak boleh menggunakan prosedur yang menghambat dan menghalangi akses oleh asesi dan calon, kecuali yang ditetapkan dalam pedoman ini.

4.1.2 Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus menetapkan kebijakan dan prosedur untuk pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, penundaan atau pencabutan sertifikasi serta perluasan/pengurangan ruang lingkup sertifikasi yang diajukan.

4.1.3 Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus membatasi persyaratan, evaluasi dan keputusan sertifikasinya, sesuai dengan hal-hal spesifik yang berkaitan dengan ruang lingkup sertifikasi.

4.2 Struktur organisasi

4.2.1. Pembentukan

4.2.2. LSP dipersiapkan pembentukannya oleh suatu Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi yang mempunyai komitmen membangun dan memelihara kompetensi peserta diklatnya secara mandiri.

4.2.3. pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi dibuktikan dengan surat keputusan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi untuk pembentukan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama.

4.2.4. Bentuk organisasi

(4)

4 dari 8

4.2.6. Kepala Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi bertanggung jawab kepada manajemen puncak Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi yang membentuknya.

4.2.7. Bagian Sertifikasi mempunyai tugas:

4.2.7.1. memfasilitasi penyusunan Materi Uji Kompetensi dan paket sertifikasi, 4.2.7.2. melaksanakan kegiatan asesmen,

4.2.7.3. melaksanakan verifikasi TUK pada laboratorium/workshopnya dan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi afilasinya,

4.2.7.4. mengembangkan skema sertifikasi.

4.2.8. Bagian manajemen mutu mempunyai tugas:

4.2.8.1. mengembangkan menerapkan sistem manajemen mutu Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi sesuai Pedoman BNSP 217,

4.2.8.2. memelihara berlangsungnya sistem manajemen agar tetap sesui dengan standar dan pedoman yang diacu,

4.2.8.3. melakukan audit internal dan kaji ulang manajemen Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi.

4.2.8.4. melaksanakan tugas-tugas administrasi organisasi Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi.

4.2.9.

Struktur Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus dibentuk sedemikian rupa sehingga memberikan kepercayaan kepada pihak terkait atas kompetensi, ketidak berpihakan dan integritasnya.

4.3.

Pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi

4.3.1.

Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus menetapkan metode dan mekanisme untuk digunakan dalam mengases kompetensi calon dan harus menetapkan kebijakan dan prosedur yang sesuai untuk sertifikasi awal dan pemeliharaan berkelanjutan dari metode dan mekanisme tersebut.

4.3.2.

Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus menetapkan suatu proses pengembangan dan pemeliharaan skema sertifikasi yang mencakup kaji ulang dan validasi skema.

4.3.3.

Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus melakukan verifikasi standar kompetensi yang digunakan dalam pengembangan skema sertifikasi.

4.3.4.

Standar yang digunakan dalam sertifikasi adalah standar kompetensi, mencakupi SKKNI, Standar internasional dan/atau standar khusus perusahaan.

4.3.5.

Kriteria kompetensi asesi uji kompetesi yang dievaluasi harus ditetapkan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi sesuai dengan pedoman ini dan dokumen relevan lainnya.

4.3.6.

Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus mengevaluasi metode asesmen kompetensi calon. Penyelenggaraan asemen kompetensi harus jujur, absah dan dapat dipertanggungjawabkan.

4.4.

Sistem manajemen

(5)

5 dari 8

4.4.2.

Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus menjamin bahwa:

4.4.2.1. sistem manajemen ditetapkan dan dipelihara sesuai dengan pedoman ini, dan 4.4.2.2. sistem manajemennya dimengerti dan diterapkan pada semua tingkat organisasi.

4.4.3. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus mempunyai sistem pengendalian dokumen dan audit internal serta kaji ulang manajemen yang sudah diterapkan termasuk ketentuan untuk perbaikan berkelanjutan, tindakan koreksi dan pencegahan.

4.5. Subkontrak

4.5.1. Jika Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi memutuskan untuk mensubkontrakkan pekerjaan yang berkaitan dengan asesmen kepada asesor subkontrak, maka perjanjian terdokumentasi yang mencakup pengaturan, termasuk kerahasiaan dan pencegahan konflik kepentingan harus dituliskan. Keputusan sertifikat tidak boleh disubkontrakkan.

4.5.2. Lembaga Sertifikasi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus:

4.5.2.1. bertanggung jawab penuh terhadap pekerjaan yang disubkontrakkan dan tetap bertanggung jawab atas pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan dan pengurangan ruang lingkup, penundaan atau pencabutan sertifikasi.

4.5.2.2. menjamin bahwa subkontraktor tersebut kompeten dan memenuhi ketentuan yang berlaku dalam pedoman ini, dan tidak terlibat baik secara langsung atau melalui atasannya dengan pelatihan atau pemeliharaan sertifikasi personel sedemikian rupa sehingga kerahasiaan dan kenetralan dapat dikompromikan.

4.5.2.3. memelihara daftar subkontraknya dan menilai serta memantau kinerjanya sesuai prosedur yang didokumentasikan.

4.6. Rekaman

4.6.1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus memelihara sistem rekaman yang harus membuktikan bahwa proses sertifikasi telah dipenuhi secara efektif, khususnya yang berkaitan dengan formulir permohonan, laporan evaluasi, kegiatan survailen, dan dokumen lain yang terkait dengan pemberian, pemeliharaan, perpanjangan, perluasan, pengurangan, penundaan dan pencabutan sertifikasi.

4.6.2. Rekaman harus diidentifikasi, diatur dan dimusnahkan dengan cara yang sesuai untuk menjamin integritas proses dan kerahasiaan informasi tersebut. Rekaman harus disimpan selama periode waktu tertentu untuk memberikan jaminan kepercayaan berkelanjutan, minimal satu siklus sertifikasi penuh, atau sebagaimana yang dipersyaratkan dalam perjanjian pengakuan, kontrak, hukum dan kewajiban lainnya.

4.7. Kerahasiaan

Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus menjaga kerahasiaan semua informasi yang diperoleh selama proses kegiatannya, melalui komitmen terhadap peraturan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesinya yang berlaku.

4.8. Keamanan

(6)

6 dari 8

5. Persyaratan untuk personil Lembaga Sertifikasi Pihak Pertama

5.1. Umum

5.1.1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus menetapkan persyaratan kompetensi bagi personil yang terlibat dalam proses sertifikasi.

5.1.2. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus membuat dan memelihara dokumentasi mutakhir mengenai kualifikasi setiap personil. Informasi tersebut harus mudah diakses oleh personil permanen atau yang dikontrak dan harus mencakup:

5.1.2.1. nama dan alamat;

5.1.2.2. organisasi dan jabatannya;

5.1.2.3. pendidikan, jenis dan status personil;

5.1.2.4. pengalaman dan pelatihan yang relevan dengan bidang tugasnya; 5.1.2.5. tanggung jawab dan kewajibannya dalam lembaga sertifikasi; 5.1.2.6. tanggal pemuktakhiran rekaman.

5.2. Persyaratan Asesor Kompetensi dan Asesor Lisensi

5.2.1. Asesor kompetensi harus memenuhi persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi berdasarkan persyaratan kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya. Dalam proses pemilihan asesor yang ditugaskan untuk suatu uji kompetensi atau bagian dari suatu asemen kompetensi harus dijamin bahwa asesor kompetensi tersebut minimal:

5.2.1.1. mengerti skema sertifikasi yang relevan;

5.2.1.2. memiliki pengetahuan yang cukup mengenai metode asesmen kompetensi; 5.2.1.3. memiliki kompetensi yang sesuai dengan bidang yang akan diuji;

5.2.1.4. mampu berkomunikasi dengan efektif baik secara lisan maupun tulisan dalam bahasa yang digunakan dalam ujian, dan

5.2.1.5. bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan asesmen dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif.

5.2.2. Asesor lisensi harus memenuhi persyaratan Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi berdasarkan persyaratan kompetensi yang berlaku dan dokumen relevan lainnya. Dalam proses pemilihan asesor lisensi yang ditugaskan untuk suatu audit internal harus dijamin bahwa asesor lisensi tersebut minimal:

5.2.2.1. mengerti sistem lisensi dan skema sertifikasi yang relevan;

5.2.2.2. memiliki pengetahuan yang cukup mengenai teknik asesmen sistem mutu Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama;

5.2.2.3. memiliki pengetahuan yang cukup mengenai Sistem Manajemen Sistem Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama;

5.2.2.4. bebas dari kepentingan apapun sehingga dapat melakukan penilaian asesmen dengan tidak memihak dan tidak diskriminatif.

5.2.3. Jika seseorang asesor kompetensi atau asesor lisensi mempunyai potensi konflik kepentingan dalam asesmen dengan calon, Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus mengambil langkah-langkah untuk menjamin bahwa kerahasiaan dan kenetralan ujian tidak dikompromikan. Langkah-langkah tersebut harus direkam.

6. Proses sertifikasi

6.1. Inisiasi

(7)

7 dari 8

dalam rangka ”lifelong learning” dan program pengembangan sumber daya manusia, Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus memberikan uraian rinci yang mutakhir mengenai proses sertifikasi untuk setiap skema sertifikasi yang sesuai (term and conditions).

6.1.2. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus mensyaratkan kelengkapan asesi, yang ditandatangi oleh asesi yang meminta sertifikasi dan mencakup:

6.1.2.1. lingkup sertifikasi yang diajukan;

6.1.2.2. pernyataan bahwa personil yang bersangkutan setuju memenuhi persyaratan sertifikasi dan memberikan setiap informasi yang diperlukan untuk evaluasi; 6.1.2.3. rincian kualifikasi yang relevan didukung dengan bukti dan rekomendasi;

6.1.2.4. informasi umum asesi, seperti nama, alamat dan informasi lain yang disyaratkan untuk identifikasi Profesi.

6.2. Evaluasi

6.2.1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus mengkaji ulang program sertifikasi untuk menjamin bahwa:

6.2.1.1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi mempunyai kemampuan untuk memberikan sertifikasi sesuai ruang lingkup yang diajukan;

6.2.1.2. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi menyadari kemungkinan adanya kekhususan kondisi asesi dan dengan alasan yang tepat dapat mengakomodasikan keperluan khusus asesi seperti bahasa dan/atau ketidakmampuan (disabilities) lainnya;

6.2.2. Lembaga Sertifikasi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus mengases kompetensi dari asesi berdasarkan persyaratan skema melalui satu atau lebih metode seperti tertulis, lisan, praktek, pengamatan atau cara lain.

6.2.3. asesmen harus direncanakan dan disusun sedemikian rupa sehingga dapat menjamin bahwa semua persyaratan skema diverifikasi secara objektif dan sistematis dengan bukti terdokumentasi sehingga memadai untuk menegaskan kompetensi calon.

6.2.4. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus membuat prosedur pelaporan yang menjamin kinerja dan hasil evaluasi termasuk kinerja dan hasil asesmen, yang didokumentasikan secara tepat dan dimengerti.

6.3. Keputusan sertifikasi

6.3.1. Keputusan sertifikasi yang ditetapkan untuk seorang asesi oleh Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus berdasarkan informasi yang dikumpulkan selama proses sertifikasi. Personel yang membuat keputusan sertifikasi seharusnya tidak boleh berperan serta dalam pelaksanaan asesmen atau pelatihan asesi.

6.3.2. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus memberikan sertifikasi kepada semua personil yang disertifikasi. Lembaga Sertifikasi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus memelihara kepemilikan sertifikat sesuai kebijakan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesinya. Sertifikat tersebut dapat dalam bentuk surat, kartu atau media lainnya, yang ditandatangi atau disahkan oleh Personel Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi yang bertanggung jawab.

(8)

8 dari 8

6.3.3.1. nama Personel yang disertifikasi dan nomor sertifikat;

6.3.3.2. nama lembaga sertifikasi/Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesinya;

6.3.3.3. acuan persyaratan kompetensi atau dokumen relevan lain, termasuk hal-hal yang menjadi dasar dalam sertifikasi;

6.3.3.4. ruang lingkup sertifikasi termasuk batasannya; 6.3.3.5. tanggal efektif sertifikasi dan masa berlaku;

6.4. Survailen

6.4.1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus menetapkan proses survailen untuk memantau pemenuhan personil yang disertifikasi dengan persyaratan skema sertifikasi yang relevan selama proses pendidikan asesi.

6.4.2. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi seharusnya menetapkan informasi tentang survailen bagi pemegang sertifikat setelah lulus pendidikan dan pelatihan. Informasi seharusnya mencakupI LSP pihak 1 industri, 2, 3, dan profisiensi untuk memelihara kompetensi.

6.4.3. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus memiliki prosedur dan aturan untuk pemeliharaan sertifikasi melalui surveilan sesuai dengan skema sertifikasi. Aturan tersebut harus cukup menjamin adanya evaluasi yang jujur untuk mengkonfirmasikan kompetensi Personel yang disertifikasi. Berdasarkan skema sertifikasi, surveillance oleh Lembaga Sertifikasi Kompetensi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi dapat mencakup namun tidak terbatas pada:

 Uji Proficiensi  Asesmen lapangan;  Interview terstruktur;  Pengecekan buku kerja.

6.5. Sertifikasi ulang

6.5.1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi dapat melakukan sertifikasi ulang kepada hanya lulusannya sesuai dengan persyaratan kompetensi dan dokumen relevan lain untuk menjamin bahwa profesi yang disertifikasi selalu memenuhi sertifikasi yang mutakhir.

6.5.2. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus memiliki prosedur dan aturan untuk sertifikasi ulang sesuai dengan skema sertifikasi.

6.6. Penggunaan sertifikat

6.6.1. Lembaga Sertifikasi Profesi Pihak Pertama Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Profesi harus mensyaratkan bahwa personil yang disertifikasi menandatangani persetujuan untuk:

6.6.1.1. memenuhi ketentuan skema sertifikasi yang relevan;

6.6.1.2. menyatakan bahwa sertifikasinya hanya berlaku untuk ruang lingkup sertifikasi yang diberikan;

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan adalah rugi laba selisih nilai mata uang atau kurs.. Selisih kurs masih mempunyai pengaruh

Di Semenanjung Ujung Kulon terdapat pola aliran sungai yang sangat berbeda, pada daerah berbukit di bagian Barat banyak sungai kecil dengan arus yang umumnya

(1) Bidang Pengendalian dan Evaluasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e, mempunyai tugas melaksanakan penyusunan kebijakan teknis pengendalian dan

Di sisi lain, Balai Pengelola Tahura Djuanda sebagai pihak pengelola, merencanakan untuk menaikkan harga tiket sebagai salah satu upaya mendapatkan tambahan dana dalam

Penggunaan markah molekuler ternyata memudahkan dalam pengambilan sampel, karena dapat menggunakan sampel dari semua bagian tubuh tumbuhan dengan jumlah kuantitaif yang

Lembaga keuangan syariah adalah lembaga yang dalam aktifitasnya, baik penghimpunan dana maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan atau dasar

Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor 01 Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Tangerang Selatan (Berita Daerah Kota Tangerang Selatan Tahun

Posisikan orientasi utara dari CMPS03 (Gambar 6) ke arah utara bumi yang sebenarnya lalu tekan tactile switch.. Putar secara perlahan-lahan sampai orientasi utara dari CMPS03