MESIN PRES HIDROLIK UNTUK JERAMI
TUGAS AKHIR
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Program Studi Teknik Mesin JurusanTeknikMesin
Diajukan oleh :
DIONISIUS SRI MARYANTO NIM : 085214015
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNVERSITAS SANATA DHARMA
STRAW’S
HYDRAULIC PRESS
FINAL PROJECT
As partial fulfillment of the requirement to obtain the SarjanaTeknik degree
Mechanical Engineering Study Program Mechanical Engineering Department
by
DIONISIUS SRI MARYANTO Student Number:085214015
SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
ii
INTISARI
Ternak pemamah biak yang meliputi sapi, kerbau, kambing dan domba secara
alami membutuhkan hijauan berupa rumput dan daun-daunan. Masalah bagi para
peternak pada saat musim kering adalah kurangnya hijauan pakan ternak baik
jumlah maupun mutu. Jerami sebagai limbah pertanian berpotensi sebagai pakan
ternak sehingga dapat dijadikan pakan pada musim kering. Oleh karena itu perlu
dibuat sebuah mesin untuk membantu peternak dalam pengepakan pakan ternak.
Salah satu mesin yang perlu dibuat adalah mesin pres hidrolik. Oleh karena itu
penelitian ini ditujukan untuk membuat mesin pres hidrolik sederhana untuk
pemampatan jerami dan mengetahui hubungan tekanan pengepresan dan kerapatan
hasil pengepresan jerami.
Mesin yang dibuat adalah mesin pres hidrolik. Penelitian dilakukan dengan
cara mengepres jerami menggunakan mesin pres dengan tujuh variasi tekanan,
yakni 30 kg/cm2 sampai 90 kg/cm2 dengan interval kenaikan tekanan 10 kg/cm2.
Data yang diambil dalam penelitian ini adalah tekanan terukur, tinggi jerami pada
saat dipres dan ditahan selama 2 menit serta tinggi jerami setelah dilepas dari
penepresan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengepresan jerami dengan berat 2 kg
yaitu tekanan yang diterima bahan sebesar 14 kg/cm2, volume bahan mula-mula
sebelum dipres 24 dm3 menghasilkan volume bahan setelah dipres 10 dm3, dan
kerapatan sebesar 200 kg/m3. Dari grafik hubungan tekanan pengeprean dan
kerapatan jerami, menunjukan bahwa dalam rentang tekanan 30 kg/cm2 sampai 90
kg/cm2 kerapatan berbanding lurus dengan tekanan yang diberikan
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kepada Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat yang
diberikan dalam penyusunan Tugas Akhir ini sehingga penulis dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik.
Tugas Akhir ini merupakan sebagai salah satu syarat yang wajib untuk setiap
mahasiswa Jurusan Teknik Mesin. Tugas Akhir ini dilaksanakan dalam rangka
memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar sarjana S-1 pada Jurusan Teknik Mesin,
Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Berkat bimbingan, dukungan dan nasihat dari berbagai pihak, akhirnya Tugas
Akhir ini dapat terselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini dengan segenap
kerendahan hati penulis menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Ir. Petrus Kanisius Purwadi, M.T., selaku Ketua Program Studi Teknik
Mesin Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Ir. Rines, M.T., sebagai Dosen Pembimbing Tugas Akhir.
3. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T., dan Bapak Raden Benedictus Dwiseno
Wihadi, S.T., M.Si., selaku Dosen pembimbing akademik yang terdahulu dan
sekarang.
4. Bapak Heribertus Marsudi dan Ibu Marcela Sri Murniati selaku orang tua penulis,
karena kebaikan dan kerendahan hati memberikan semangat pada penulis.
Keluarga penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah mendukung
penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir.
5. Bapak Tono yang telah membantu dalam pembuatan mesin hidrolik ini.
6. Rekan sekelompok penulis, yaitu Gani Purwanto, Wasis Indra Wisesa, Dadang
Kurniawan dan Edward Yonathan yang telah membantu dalam pembuatan,
iv
7. Teman-teman Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma dan teman-teman lainnya
yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas segala bantuanya.
Penulis menyadari dalam penulisan Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.
Segala kritik dan saran yang membangun akan sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan dikemudian hari. Akhir kata seperti yang penulis harapkan semoga
tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.
Yogyakarta, 10 Agustus 2012
vii
4.2.8 Perhitungan Kerapatan Bahan...…...………. 41
4.3 Hasil Perhitungan ……...…...…...………. 41
4.4 Grafik Hasil Perhitungan ……...…...………. 43
4.4.1. Grafik untuk mengetahui selisih tinggi jerami ... 44
4.4.2. Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres ... 47
BAB V PENUTUP ..………...………... 50
5.1 Kesimpulan ……...………...………… 50
5.2 Saran ……...……...………...……… 51
DAFTAR PUSTAKA ……… 52
viii
DAFTAR ISTILAH
Simbol Keterangan
P Tekanan (kg/cm2)
F Gaya (kg)
A Luas penampang (cm2)
Q Laju aliran (liter/menit)
V Volume (liter)
t Waktu (menit)
v Kecepatan (cm/detik)
ρ Kerapatan (kg/cm3)
m massa (kg)
VD Volumetric Displacement (cm3)
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Dua Bejana Berhubungan Untuk Menjelaskan
Hukum Pascal ………... 8
x
Gambar 4.1 Grafik selisih jerami pada berat 2 kg ………...….. 44
Gambar 4.2 Grafik selisih jerami pada berat 3 kg ... 45
Gambar 4.3 Grafik selisih jerami pada berat 4 kg ...….. 46
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres
dengan berat jerami 2 kg...….. 47
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres
dengan berat jerami 3 kg ...….. 48
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Data percobaan bahan jerami dengan berat 2 kg ...….….. 35
Tabel 4.2. Data percobaan bahan jerami dengan berat 3 kg ...….….. 35
Tabel 4.3. Data percobaan bahan jerami dengan berat 4 kg ...….….. 36
Tabel 4.4. Data hasil perhitungan untuk berat jerami 2 kg posisi
piston mengepres ………...….….. 41
Tabel 4.5. Data hasil perhitungan untuk berat jerami 3 kg posisi
piston mengepres ………...….….. 42
Tabel 4.6. Data hasil perhitungan untuk berat jerami 4 kg posisi
piston mengepres ………...….….. 42
Tabel 4.7. Data hasil perhitungan untuk berat jerami 2 kg posisi
Piston tidak mengepres ………...….….. 42
Tabel 4.8. Data hasil perhitungan untuk berat jerami 3 kg posisi
Piston tidak mengepres ………...….….. 43
Tabel 4.9. Data hasil perhitungan untuk berat jerami 4 kg posisi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ternak pemamah biak yang meliputi sapi, kerbau, kambing, dan domba secara
alami membutuhkan hijauan berupa rumput dan daun-daunan. Hijauan merupakan
bahan pakan yang penting bagi ternak. Hijauan ini dapat berasal dari hijauan liar
(yang tidak disengaja ditanam dan tumbuh dengan sendirinya) dan hijauan yang
dibudidayakan (sengaja ditanam dan dipupuk).
Kurangnya hijauan pakan ternak baik jumlah maupun mutu menjadi masalah
bagi para peternak. Salah satu kelemahan dalam penyediaan hijauan pakan ternak
adalah produksinya tidak kontinyu sepanjang tahun. Hal ini sangat terasa pada
musim penghujan hijauan melimpah sebaliknya pada musim kemarau sulit
didapatkan sehingga perlu dilakukan pengawetan atau penggunaan hijauan dan
limbah pertanian yang pada musim panen melimpah. Jerami (batang padi/ pohon
jagung/ kacang-kacangan) yang dihasilkan melimpah pada waktu musim panen
belum dimanfaatkan secara optimal (dibiarkan sampai membusuk atau dikeringkan
kemudian dibakar di sawah). Jerami sebagai limbah pertanian berpotensi sebagai
Ditinjau dari komposisi kimianya, jerami padi memang mempunyai nilai gizi
yang rendah, dengan kandungan protein hanya 3,4%, serat kasar 35% dan lignin
yang tinggi 7%. Jerami dapat diolah dengan cara fermentasi atau dikeringkan
sampai kadar air tertentu sebelum diberikan langsung ke ternak atau disimpan.
Fermentasi jerami mampu meningkatkan protein jerami dari 4% menjadi 9%
sedangkan kadar serat kasar menurun dari 35% menjadi 9,7% (Manurung dan
Zulbardi 1996).
Menurut Kling dan Wohlbier (1983) sekurang-kurangnya ada 5 sifat fisik
pakan yang penting yaitu berat jenis, kerapatan tumpukan, kerapatan pemadatan
tumpukan, sudut tumpukan, dan faktor higroskopis. Pakan sumber energi banyak
mengandung karbohidrat berupa pati dan biasanya diambil dari umbi atau bij
tanaman yang bertujuan untuk meningkatkan energi.
Mesin pengepres dapat membantu peternak dalam pengepakan pakan ternak.
Limbah pertanian (jerami dan pucuk tebu) dapat dimanfaatkan menjadi bahan pakan
yang dapat dipres guna penyediaan pakan ternak yang dapat disimpan dalam waktu
1.2 Rumusan Masalah
Masalah-masalah yang timbul adalah
a. Ternak ruminansia membutuhkan hijauan berupa rumput dan daun-daunan
setiap harinya.
b. Kurangnya hijauan pakan ternak baik jumlah maupun mutu pada musim
kering.
c. Jerami yang kurang dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
d. Penyimpanan/ pengawetan jerami untuk pakan ternak.
e. Dibutuhkan mesin press hidrolik untuk mengepres jerami.
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah
a. Membuat mesin pres hidrolik sederhana untuk jerami.
b. Mengetahui unjuk kerja mesin pres hidrolik yang dibuat.
c. Mengetahui hubungan tekanan pengepresan terhadap kerapatan hasil
1.4 Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai adalah
a. Menghasilkan mesin dengan sistem pengepresan secara hidrolik untuk
jerami yang digunakan para peternak.
b. Menambah pengetahuan mengenai sistem hidrolik.
c. Menjadi sumber referensi bagi masyarakat untuk mengetahui tentang mesin
5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Definisi Hidrolik
Hidrolik adalah teknologi mengenai pembangkitan, pengendalian, dan
pentransmisian daya dengan menggunakan fluida bertekanan. Pada sistem hidrolik
berdaya fluida dirancang khusus untuk melakukan usaha yang dilakukan oleh fluida
bertekanan yang diberikan kedalam sebuah silinder atau motor fluida.
Dalam hal ini fluida digunakan sebagai sarana perpindahan energi. Minyak
mineral adalah cairan yang sering digunakan, tetapi dapat juga digunakan cairan
sintetis, seperti air atau emulsi minyak air.
Selain dengan sistem hidrolik, tentu ada cara lain untuk memindahkan energi
seperti:
1. Secara mekanik (roda gigi, poros, mekanisme engkol, dsb)
2. Elektronik (amplifier, elemen pengubah elektronik)
3. Pneumatik (sama dengan hidrolik, namun fluida yang digunakan untuk
memindahkan energi adalah udara)
Banyak alasan dapat dikemukakan mengapa orang memilih pengontrolan dan
1. Gaya yang tinggi (berupa momen putar), yaitu berupa kepadatan tenaga yang
tinngi.
2. Penyesuaian gaya otomatik.
3. Dapat bergerak dari keadaan diam meskipun pada beban penuh.
4. Pengubahan (control atau pengaturan) tanpa tingkatan dari kecepatan, momen
putar (torque), gaya langkah dan sebagainya yang dapat dilakukan dengan
mudah.
5. Perlindungan terhadap beban berlebih yang sederhana
6. Cocok untuk mengendalikan proses gerakan yang cepat dan untuk
mengendalikan proses gerakan yang cepat dan untuk gerakan sangat lambat
yang akurat.
7. Penumpukan energi yang relatif sederhana dengan menggunakan gas.
8. Dapat dikombinasikan dengan transformasi yang tidak terpusat dari hidrolik
kembali ke energi mekanik, dapat diperoleh sistem penggerak sentral yang
sederhana sehingga sangat ekonomis.
2.2 Massa, Tekanan, dan Gaya
Massa, diartikan sebagai ukuran kuantitatif inersia atau ketahanan untuk
mengubah gerakan dari suatu benda. Juga dapat dianggap sebagai ukuran banyak
zat yang dikandung suatu benda. Sehingga makin banyak zat yang dikandung
Tekanan, adalah salah satu pengukuran yang penting dalam hidrolik, yang
Karena satuan pascal dalam prakteknya mengalikan angka yang besar, maka
satuan bar lebih sering digunakan, dimana 1 bar = 100.000 Pa. Tekanan dapat juga
diberikan dalam psi dimana 1 bar = 14,7 psi. Sistem SI tidak mencakup satuan ini.
Dengan catatan ukuran tekanan dalam satuan bar menyatakan tekanan absolut.
Gaya, merupakan aksi dari suatu benda pada benda yang lain, sering
digunakan pada suatu kontak aktual atau pada jarak tertentu seperti pada gaya
grafitasi dan gaya maknetik. Gaya yang ditunjukan dengan vektor karena
mempunyai besaran dan arah tertentu.
2.3 Hukum Pascal
Sebuah gaya F bekerja pada fluida tertutup melalui suatu permukaan A, maka
akan terjadi tekanan pada fluida. Tekanan tergantung dari gaya yang bekerja tegak
lurus atas permukaan dan luas.
(2-1)
dengan : P = tekanan (kg/cm2)
F = Gaya (kg)
A = Luas permukaan (cm2)
Tekanan bekerja ke semua arah dan serentak, jadi tekanan disemua tempat
sama. Hukum ini berlaku selama gaya tarik bumi dapat diabaikan, yang semestinya
ditambahkan dalam perhitungan sesuai dengan tinggi zat cair.
Gambar 2.1. Dua bejana berhubungan untuk menjelaskan hukum Pascal
Bentuk tabung hidrolik bukan merupakan suatu faktor yang penting karena
tekanan dapat bekerja ke semua sisi dan besarnya sama. Jika menekan dengan gaya
F1 atas permukaan A1, maka dapat menghasilkan tekanan :
(2-2)
F1 F2
Tekanan P beraksi diseluruh tempat dari sistem tersebut, juga atas permukaan A2.
Gaya yang dicapai sama dengan beban yang diangkat.
(2-3)
sehingga (2-4)
Tekanan dalam sistem ini selalu tergantung dari besarnya beban dan
permukaan efektif. Artinya tekanan dalam sistem meningkat sampai dapat
mengalahkan hambatan yang gerakannya berlawanan dengan gerakan fluida.
Jika dengan gaya F1 dan permukaan A1 dapat menghasilkan tekanan yang
diperlukan untuk mengalahkan gaya F2 atas permukaan A2, maka beban F2 dapat
ditingkatkan (kehilangan akibat gesekan tidak perlu diperhatikan disini).
Dua buah piston dengan ukuran penampang yang berbeda A1 dan A2 yang
ditempatkan di dalam dua silinder yang saling berhubungan dan berisi zat cair. Jika
penampang A1 diberi tekanan P1, maka dapat dihasilkan gaya F1 pada piston yang
lebih kecil melalui batang piston. Gaya ini sekarang bekerja atas permukaan A2 dan
mengakibatkan tekanan P2.
(2-5)
Gaya ini diteruskan ke piston kecil sehingga akan menyebabkan tekanan pada
penampang piston kecil.
(2-7)
Berdasarkan hubungan-hubungan di atas, maka tekanan pada piston kecil dapat
dihubungkan dengan tekanan pada piston besar.
(2-8)
Perbandingan tekanan berbanding terbalik dengan perbandingan luas permukaan.
2.4 Persamaan Kontinuitas
Gambar 2.2. Aliran didalam pipa untuk menjelaskan persamaan kontinuitas
Jika fluida dalam pipa yang diameternya berubah, volume yang sama akan
mengalir dalam waktu yang sama maka laju aliran berubah :
Q1 Q2
V1
(2-9)
Volume (2-10)
digunakan dalam (2-11)
Kecepatan (2-12)
dengan (2-13)
dengan :
Q : volume aliran dalam liter/menit
V : volume dalam liter
t : waktu dalam menit
A : Luas penampang
s : jarak panjang
Dari beberapa persamaan diatas maka dapat dihasilkan persamaan kontinuitas :
2.5 Kerapatan
Kerapatan suatu benda ditunjukan oleh perbandingan antara massa suatu
benda dengan volume benda tersebut.
(2-15)
Dimana :
ρ : kerapatan ( kg/cm3 )
m : massa suatu benda ( kg )
V : volume suatu benda (cm3 )
2.6 Komponen-komponen dalam sistem hidrolik
Sebuah sistem hidrolik terdiri dari enam komponen-komponen pokok yang
diperlukan:
2.6.1 Tangki
Pada dasarnya tabung / tangki oli pada hidrolik mempunyai fungsi yang
bermacam-macam, antara lain :
1. Menyimpan persediaan oli
Tangki sedapat mungkin menampung semua oli pada sistem. Volume bandul
yang bergantung pada piston-piston dan siklus kerja harus diperhatikan.
Kebocoran- kebocoran akan diganti dari cadangan oli dalam tabung.
Setiap pengalihan energi timbul penyusutan-penyusutan yang dalam hidrolik
diberikan sebagai energi panas pada oli hidrolik. Gaya penyusutan ini
menentukan tingkat efisiensi.
3. Mengeluarkan udara
Oli mengandung udara yang larut. Gaya larut udara bergantung pada tekanan
dan suhu. Jadi dalam sistem bisa saja terbentuk udara berupa gelembung yang
harus dikeluarkan dari tabung. Oleh sebab itu disarankan dipakai permukaan
oli yang sebesar mungkin.
4. Mengendapkan semua yang mengotori
Oli yang dipakai dalam jangka waktu cukup lama mungkin mengandung
partikel-partikel kotoran seperti kotoran abrasi, endapan-endapan akibat
kelamaan. Kotoran ini harus bisa mengendap di dasar tabung. Karena itu perlu
diperhatikan bentuk dan penataan saluran penghisap dan saluran arus balik,
diujungnya harus dimiringkan dan diletakkan sedemikian rupa sehingga
keduanya tidak saling mempengaruhi.
2.6.2 Pompa
Pompa memiliki fungsi untuk memaksakan cairan mengalir masuk kedalam
sistem. Pompa memiliki jenis yang bermacam-macam seperti yang ditunjukan pada
Gambar 2.3. Diagram klasifikasi pompa
Pompa membutuhkan tenaga penggerak (elektromotor) untuk dapat bekerja.
Pada sistem hidrolik, pompa bekerja untuk menciptakan aliran fluida (untuk
memindahkan volume fluida) dan memberikan gaya yang dibutuhkannya.
Pompa menyedot fluida (biasanya dari tangki) dan mengalirkan keluar. Dari
sana, fluida memasuki sistem mencapai piston dengan menggunakan tahanan pada
fluida, sebagai contoh piston dari silinder langkah yang menerima beban sehingga
terjadi peningkatan tekanan fluida hingga cukup tinggi guna mengatasi gaya-gaya
tahanan.
Tekanan pada sistem hidrolik tidak diciptakan oleh pompa hidrolik, melainkan
terjadi dengan sendirinya karena tahanan yang berlawanan dengan arah aliran.
Tinggi tekan fluida dilihat sebagai batang penghubung dimana pompa memberi
Pompa-pompa jenis positive displacement laju aliran (Q) berbanding lurus
dengan kecepatan putaran poros (n).
(2-16)
dimana Q : Laju aliran (cm3/s)
VD : Volumetric displacement (cm3)
n : Kecepatan putaran poros (rpm)
Dalam klasifikasi pompa ada dua jenis pompa gear yaitu :
2.6.2.1Pompa roda gigi dengan roda gigi internal
Gambar 2.4. Pompa roda gigi dengan roda gigi internal
Sumber: http//www.pirate4x4.com/tech/PRHydro_Steering/index1.html
Bagian utama bentuk pompa roda gigi yang umum digunakan Seperti yang
ditunjukan pada Gambar 2.4 adalah sebuah rumah (1), dimana terdapat sepasang
roda gigi yang bergerak (sedemikian rupa) dengan longgar dalam arah aksial dan
radial sehingga unit tersebut praktis terendam minyak. Bagian penghisap
Roda gigi internal (2), bergerak sesuai arah panah menggerakan roda gigi luar
(3) pada arah yang sama. Putaran ini menyebabkan roda gigi terpisah sehingga
rongga gigi menjadi bebas. Akibatnya terjadi tekanan negatif pada pompa
sedangkan fluida pada tangki mempunyai tekanan atmosfir, sehingga fluida
mengalir dari tangki ke pompa. Proses ini biasa disebut dengan hisapan pompa.
Fluida mengisi ruang roda gigi hingga membentuk ruang tertutup dengan
rumah dan elemen berbentuk sabit (4) selama gerakan selanjutnya didorong ke
bagian tekan. Roda gigi lalu sering rapat lagi dan mendorong fluida dari ruang roda
gigi. Kedua roda gigi yang saling bersentuhan mencegah berbaliknya aliran dari
ruang tekan ke ruang hisap.
2.6.2.2Pompa roda gigi dengan roda gigi eksternal
Gambar 2.5. Pompa roda gigi dengan roda gigi eksternal Sumber: http://cast.csufresno.edu/agedweb/agmech/graphics/toc.html
Pada Gambar 2.5, dua roda gigi eksternal akan saling kontak. Roda gigi
digerakan sesuai panah yang menyebabkan roda gigi bergerak berlawanan. Proses
Fluida dalam ruang roda gigi didesak keluar dan keluar dari celah roda gigi
pada sisi tekan. Dari gambar potongan dengan mudah dapat dilihat roda gigi
menutup celah-celahnya sebelum bagian itu jadi kosong. Tanpa mengurangi beban
pada ruang yang tersisa, tekanan yang sangat tinggi dapat terjadi yang akan
menyebabkan getaran keras pada pompa.untuk itu dipasang lubang pengurang
beban pada tempat ini yang terletak disamping blok-blok bantalan.
2.6.3 Motor listrik
Motor listrik digunakan untuk menggerakan pompa. Pada prinsipnya untuk
mengetahui daya yang dibutuhkan motor agar dapat menggerakan pompa maka
dapat ditentukan dengan persamaan :
( ) (2-17)
dengan Q : Laju aliran fluida dalam pompa (gpm)
P : Tekanan (psi)
2.6.4 Valves
Pada sistem hidrolik valves berfungsi untuk mengendalikan arah, tekanan
dan laju aliran cairan. Terdapat empat jenis valves yang umumnya digunakan dalam
sistem hidrolik :
2.6.4.1Directional Control Valve (DCV)
DCV digunakan untuk menghidupkan, mematikan, mengontrol arah dan
memperlambat silinder dan motor hidrolik. DCV juga dikelompokan menurut
a. Metode penggerak katup, misalnya : manual, elektrik dan sebagainya.
b. Jumlah posisi pemindahnya.
c. Jumlah lubang- lubang control.
Gambar 2.6. Directional control valve
Sumber: P.Croser, Festo Didactic, 1994, hal: 188
2.6.4.2Pressure valve
Katup ini berfungsi untuk mengatur dan menjaga tekanan pada sistem hidrolik
dan tiap bagian dari sistem. Katup ini ada 2 macam, yaitu pressure relief
valves dan pressure regulator.
a. Pressure relief valves
Secara umum katup ini berfungsi sebagai pengaman saat tekanan fluida
melebihi batas agar tidak mengganggu sistem hidrolik.
Gambar 2.7. Pressure relief valve
b. Pressure regulators
Katup ini berfungsi untuk mengurangi tekanan yang masuk dari pompa
sampai menjadi tekanan yang diinginkan. Katup ini akan sangat
diperlukan penggunaanya pada suatu sistem hidrolik yang memerlukan
tekanan dengan spesifikasi tertentu.
Gambar 2.8. Pressure regulators
Sumber: P. Croser, Festo Didactic,1994, hal: 172
Pada posisi awal, tekanan (A) akan ditransmisikan ke permukaan celah piston
(1) dan mengalir melewati jalur (3). Jika tekanan yang masuk melebihi batas,
maka katup akan menutup dengan cara bergeser sehingga aliran fluida yang
masuk akan berkurang dan tekanan akan menurun. Jika tekanan (A)
2.6.4.3Flow control valve
Katup ini saling berinteraksi dengan pressure relief valve, berfungsi untuk
mengontrol kecepatan silinder. Pressure relief valve dan flow control valve
saling berkaitan.
Gambar 2.9. Flow control valve
Sumber: P. Croser, Festo Didactic, 1994, hal 219
2.6.4.4Non-return valve
Katup ini berfungsi untuk mengatur arah pergerakan dari aliran fluida. Katup
ini mempunyai sebuah pegas ringan untuk menahan klep dalam posisi
tertutup. Sehingga dalam arah aliran terblokir terkena fluida akan membantu
klep dalam menutup aliran.
Gambar 2.10. Non-return valve
2.6.5 Silinder Hidrolik
Silinder berfungsi untuk mengkonversikan energi cairan kedalam gaya atau
torsi mekanis untuk melakukan suatu pekerjaan tertentu. Pada umumnya gerakan
silinder ini adalah linier. Ada dua macam tipe dasar silinder, yaitu :
1. Silinder kerja tunggal
Silinder kerja tunggal, fluida hanya masuk melalui salah satu piston. Oleh
karena itu, piston hanya bekerja satu arah saja. Prinsip kerjanya yaitu fluida
masuk area piston dan menghasilkan tekanan yang akan menyebabkan piston
bergerak maju. Kemudian agar piston dapat mundur digunakan pegas atau
piston yang diakibatkan oleh muatan beban pada saat katup tidak bekerja. Saat
piston bergerak mundur, fluida keluar dari piston melalui saluran masuk.
Simbol :
Gambar 2.11 Simbol silinder kerja tunggal dengan pegas pembalik
2. Silinder kerja ganda
Simbol :
Gambar 2.12 Simbol silinder kerja ganda
Untuk silinder kerja ganda, fluida dapat masuk melalui kedua sisi pada
piston. Oleh karena itu, piston dapat bergerak dua arah yaitu piston bergerak
maju dan piston bergerak mundur. Prinsip kerjanya yaitu fluida masuk ke area
piston melalui sisi (A) dan menimbulkan tekanan sehingga menyebabkan
piston maju, kemudian saat katup tidak bekerja akan ada aliran fluida yang
masuk melalui sisi (B) yang akan mendorong piston masuk.
2.6.6 Pipa-pipa
Distribusi saluran fluida bisa menggunakan pipa atau selang yang
menghubungkan berbagai komponen-komponen hidrolik. Penghantar tidak hanya
dapat menahan tekanan saja menurut perhitungan tetapi juga harus menahan
kejutan-kejutan dalam sistem. Pemilihan pipa dan sambungan tergantung pada
faktor-faktor berikut :
1. Tekanan yang diterima pipa
2. Debit fluida
3. Kesesuaian dengan fluida
4. Pemeliharaan
5. Kondisi lingkungan
6. Pemakaian
7. Harga
Pipa dalam sistem hidrolik harus mempunyai luas penampang yang memadai untuk
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Diagram Alir Penelitian
Langkah kerja yang dilakukan dalam penelitian ini disajikan dalam diagram
alir sebagai berikut :
Gambar 3.1 Diagram alir langkah-langkah penelitian Mulai
Merancang sistem mesin hidrolik
Membuat dan merakit komponen-komponen mesin hidrolik
Menjalankan mesin dan pengambilan data
Pengolahan data, dengan mengetahui kerapatan dari bahan
3.2Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah pengepresan bahan jerami dengan berbagai
variasi berat bahan dan tekanan yang diatur. Dengan dimulai dari tekanan rendah ke
tekanan tinggi guna memperoleh kerapatan bahan jerami yang dipres.
3.3Waktu dan Tempat Penelitian
Proses pembuatan mesin hidrolik dimulai pada semester ganjil tahun ajaran
2010/2011 di bengkel las bubut Bumiayu- Jawa Tengah. Sedangkan pengambilan
data penelitian dilakukan di laboratorium Teknologi Mekanik Jurusan Teknik Mesin
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran
2011/2012.
3.4Alat dan Bahan
Model mesin pres hidrolik dapat dilihat pada gambar 3.2 dan diagram alirnya
dapat dilihat pada gambar 3.3.
Gambar 3.3 Diagram aliran
Keterangan diagram :
1. Tangki
2. Strainer
3. Motor listrik
4. Pompa
5. Pressure relief valve
6. Directional control valve
Dalam mesin pres hidrolik ini ada beberapa komponen yang digunakan
sebagai pengatur jalannya sistem, diantaranya :
1. Tangki
Tangki yang digunakan terbuat dari bahan plat baja dengan tebal 2 mm yang
berbentuk seperti kubus dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm. Fungsi tangki
digunakan untuk menyimpan persediaan oli sekaligus untuk proses
pendinginan (pembiasan panas) oli. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 3.4
Gambar 3.4 Tangki
2. Strainer
Strainer sangat penting penggunaannya untuk menyaring partikel-partikel
pengotor yang dapat masuk dan merusak sistem hidrolik. ini ditempatkan
3. Motor Listrik
Motor listrik dalam sistem bekerja sebagai penggerak pompa hidrolik. Motor
listrik yang digunakan seperti dilihat pada Gambar 3.5 berdaya 3 hp.
Gambar 3.5 Motor Listrik
4. Pompa
Pompa memiliki fungsi untuk menciptakan aliran fluida dan memberikan gaya
yang dibutuhkannya. Pompa menyedot fluida (biasanya dari tangki) dan
mengalirkan keluar. Fluida memasuki sistem mencapai piston dengan
menggunakan tahanan pada pompa. Tekanan pada sistem hidrolik tidak
diciptakan oleh pompa hidrolik, melainkan terjadi dengan sendirinya karena
tahanan yang berlawanan dengan arah aliran. Seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 3.6 pompa yang digunakan adalah pompa roda gigi. Pemilihan roda
gigi dikarenakan memiliki sistem yang tidak rumit dan mudah didapatkan
Gambar 3.6 Pompa roda gigi
5. Pressure relief valve
Pressure relief valve berfungsi sebagai pengatur tekanan aliran minyak dalam
sistem. Guna mengatur tekanan dengan harga tertentu maka dapat dilakukan
penyetelan pada katup pengontrol tekanan serta hasilnya dapat dilihat pada
pressure gage, seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.7.
6. Directional control valve
Simbol dari directional control valve:
Gambar 3.8 Simbol directional control valve
Directional control valve berfungsi sebagai pengatur arah aliran fluida menuju
ke sistem hidrolik. Seperti dilihat pada gambar 3.8 bahwa terdapat handel
untuk mengatur jalannya aliran. Piston akan turun bila handel ditekan ke
bawah lalu aliran fluida akan menuju bagian atas silinder hidrolik dan
mendorong piston keluar. Sedangkan piston akan naik bila handel ditarik ke
atas lalu aliran fluida menuju ke bagian bawah tabung dan mendorong piston
masuk.
7. Silinder hidrolik
Silinder berfungsi sebagai rumah piston. Pemilihan silinder yang tepat untuk
sistem hidrolik ini adalah menggunakan tipe double acting cylinder. Tipe ini
dipilih karena dalam silinder terjadi dua aliran fluida.
Gambar 3.10 Silinder hidrolik tipe double acting cylinder
8. Pipa
Pipa digunakan untuk mendistribusikan fluida dari satu lokasi ke lokasi
lainnya. Pipa umumnya terbuat dari pipa besi dan selang karet. Untuk
sekarang ini mayoritas penggunaan pipa dalam industri menggunakan selang
karet, karena lebih tahan lama dan tidak terjadi korosi. Tetapi dalam mesin ini
menggunakan pipa besi, dikarenakan untuk menghemat biaya pembuatan
Gambar 3.11 Pipa pada sistem hidrolik
9. Limit switch
Limit switch berfungsi untuk pembatas jarak dalam pengepresan. Posisi limit
switch berada pada jarak maksimal pada piston turun. Cara kerja limit switch
yaitu piston bergerak turun untuk mengepres sampai jarak aman yang
ditentukan, pada saat melewati jarak aman piston menyentuh limit switch
maka secara otomatis mesin akan mati.
3.5Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan adalah :
1. Variasi beban bahan jerami yang dipres yaitu 2 kg, 3 kg, dan 4 kg.
2. Memvariasikan tekanan pres yang diberikan hingga 7 variasi.
Variabel yang diambil adalah :
1. Tekanan terbaca di pressure gage, (kg/cm2)
2. Tinggi jerami pada saat dipres dan ditahan selama 2 menit (cm)
3. Tinggi jerami setelah tidak mengepres (cm)
3.6Langkah Percobaan
Pengambilan data ketinggian jerami setelah di pres dilakukan secara
bertahap-tahap. Hal pertama yang dilakukan adalah mempersiapkan bahan yang akan di pres.
Selanjutnya untuk pengambilan data memerlukan proses sebagai berikut :
1. Menimbang bahan yang akan di pres
2. Setelah bahan siap mesin mulai dihidupkan.
3. Mengatur tekanan dilakukan dengan cara mengatur pressure relief valve
sampai mendapatkan tekanan yang ditentukan.
4. Masukan bahan yang telah ditimbang ke dalam kotak cetakan
5. Setelah semua siap mulailah mengepres dengan menurunkan handel
6. Pengepresan dilakukan selama 2 menit.
7. Setelah 2 menit buka cetakan lalu catat ketinggiannya.
8. Lalu naikan handel untuk menaikan piston.
9. Catat ketinggian bahan yang telah di pres.
10.Ulangi langkah 3 sampai 9 sampai variasi tekanan ke tujuh.
11.Setelah seluruh langkah dilakukan, matikan mesin dengan posisi piston
Tabel 4.3 Bahan jerami dengan beban 4 kg
tekanan. Dalam setiap beban, percobaan dilakukan sebanyak tujuh kali variasi
tekanan.
4.2 Perhitungan Karakteristik Mesin Dan Pengolahan Data
Perhitungan karakteristik mesin bertujuan untuk mengetahui karakter mesin
yang ditinjau secara teoritis. Contoh perhitungan untuk bahan jerami dengan beban
2 kg pada Tabel 4.1 pada kondisi jerami di pres lalu di tahan selama 2 menit dan
pada saat setelah piston di naikan. Perhitungan yang dilakukan untuk mengetahui
volume dan kerapatan jerami setelah di pres.
4.2.1 Luas penampang silinder dan rod mesin pres
Luas penampang yang tersedia pada silinder dan rod dengan diameter silinder
Luas penampang silinder mesin pres
( )
Luas penampang rod mesin pres
( )
4.2.2 Laju aliran pompa
Laju aliran pompa dengan kecepatan putaran poros 1450 rpm dan volume
minyak yang berada didalam pompa 10 cc, maka dapat dihitung menggunakan
persamaan (2-16) :
Q ( ) ( )
Q
Q
4.2.3 Kecepatan piston pada saat turun dan naik
Kecepatan piston dapat dihitung dengan laju aliran pompa (Q) dibagi dengan
luasan (A), sehingga didapatkan hasil dengan persamaan (2-13) :
Kecepatan piston pada saat turun
Kecepatan piston pada saat naik
( )
( )
4.2.4 Daya pemompa maksimal
Dengan mengetahui laju aliran pompa (Q) = 14,5 (liter/menit) dan Tekanan
maksimal (P) = 90 (kg/cm2), maka daya pemompa maksimal dapat ditentukan
dengan persamaan (2-17) :
Q = debit minyak, gpm
4.2.5 Gaya yang diterima piston
4.2.6 Tekanan yang diterima bahan
Tekanan yang diterima bahan dapat dihitung menggunakan persamaan (2-1)
dengan mengetahui gaya yang diterima piston = 2849,4 kg dan luas cetakan = 25 x
25 cm.
4.2.7 Perhitungan volume
Dengan mengetahui luasan cetakan = 25 x 25 cm dan tinggi jerami setelah di
pres = 9 cm, maka volume dapat dihitung :
4.2.8 Perhitungan kerapatan (ρ)
tekanan pada sistem hidrolik, maka data yang didapatkan adalah sebagai berikut :
tekanan pres (kg/cm2). Grafik yang disajikan untuk setiap percobaan dapat dilihat
pada grafik berikut ini :
4.4.1 Grafik untuk mengetahui selisih tinggi jerami
1. Grafik selisih tinggi jerami dengan beban 2 kg
Berdasarkan hasil pengambilan data pada Tabel 4.1, maka dapat dibuat grafik
untuk mengetahui selisih tinggi jerami setelah dipres selama 2 menit dengan setelah
piston tidak mengepres yang disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik selisih jerami pada beban 2 kg
Dilihat dari Gambar 4.1 maka terjadi selisih antara tinggi jerami setelah 2
menit dengan posisi piston menekan dan tinggi jerami setelah piston tidak
mengepres. Selisih terjadi karena jerami mengembang sehingga pada saat piston
dinaikan jerami ikut naik. Tetapi semakin besar tekanan yang diberikan selisih yang
terjadi semakin kecil.
0
4,56 6,08 7,60 9,12 10,64 12,16 13,68
T
Tekanan diterima bahan (kg/cm2)
2. Grafik selisih tinggi jerami dengan beban 3 kg
Berdasarkan hasil pengambilan data pada Tabel 4.2, maka dapat dibuat grafik
untuk mengetahui selisih tinggi jerami setelah dipres selama 2 menit dengan setelah
piston tidak mengepres yang disajikan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik selisih jerami pada beban 3 kg
Dilihat dari Gambar 4.2 maka terjadi selisih antara tinggi jerami setelah 2
menit dengan posisi piston menekan dan tinggi jerami setelah piston tidak
mengepres. Selisih terjadi karena jerami mengembang sehingga pada saat piston
dinaikan jerami ikut naik. Tetapi semakin besar tekanan yang diberikan selisih yang
terjadi semakin kecil.
0
4,56 6,08 7,60 9,12 10,64 12,16 13,68
3. Grafik selisih tinggi jerami dengan beban 4 kg
Berdasarkan hasil pengambilan data pada Tabel 4.3, maka dapat dibuat grafik
untuk mengetahui selisih tinggi jerami setelah dipres selama 2 menit dengan setelah
piston tidak mengepres yang disajikan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik selisih jerami pada beban 4 kg
Dilihat dari Gambar 4.3 maka terjadi selisih antara tinggi jerami setelah 2
menit dengan posisi piston menekan dan tinggi jerami setelah piston tidak
mengepres. Selisih terjadi karena jerami mengembang sehingga pada saat piston
dinaikan jerami ikut naik. Tetapi semakin besar tekanan yang diberikan selisih yang
terjadi semakin kecil.
0
4,56 6,08 7,60 9,12 10,64 12,16 13,68
4.4.2 Grafik Hubungan Antara Kerapatan Dengan Tekanan Pres
1. Grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pres saat jerami setelah di pres
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Tabel 4.4 dan Tabel
4.7, maka dapat dibuat grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan
berat jerami 2 kg yang disajikan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan berat
jerami 2 kg.
2. Grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pres saat jerami setelah di pres
.
Gambar 4.5 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan berat
jerami 3 kg
3. Grafik hubungan antara kerapatan dengan tekanan pres saat jerami setelah di pres
Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan pada Tabel 4.6 dan Tabel
4.9, maka dapat dibuat grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan
berat jerami 4 kg yang disajikan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Grafik hubungan antara kerapatan dan tekanan pres dengan berat
Seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.4, Gambar 4.5 dan Gambar 4.6
hubungan antara kerapatan dengan tekanan yang diterima bahan adalah semakin
50
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
Dari pengujian mesin pres hidrolik untuk jerami yang telah dilakukan., maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Telah berhasil dibuat mesin pres hidrolik sederhana untuk jerami.
2. Unjuk kerja mesin pres hidrolik yang dibuat :
a. Laju aliran pompa (Q) : 240 cm3/detik
b. Kecepatan piston waktu turun (vturun) : 2,5 cm/detik
c. Kecepatan piston waktu naik (vnaik) : 3,6 cm/detik
d. Daya pemompaan maksimal : 2,8 hp
e. Gaya maksimal yang diberikan piston : 8,5 ton
f. Tekanan maksimum : 13,7 kg/cm2
3. Jerami dengan kerapatan awal 83 kg/m3 untuk berat bahan 2 kg dengan
tekanan maksimal sebesar 14 kg/cm2. Setelah dipres diperoleh kerapatan
5.2Saran
Agar penelitian dari mesin hidrolik lebih sempurna maka perlu dilakukan
hal-hal sebagai berikut :
1. Perlunya pengembangan penelitian, misalnya perancangan mesin hidrolik ini.
2. Penempatan pressure gage sebaiknya ditempatkan sebelum directional control
valve.
DAFTAR PUSTAKA
Antony Esposito, Fluida Power With Applications, Fourth edition, 1980. Prentice, Hall International, Inc.
Kling dan W. Wohlbier. 1983 : Handelsfuttrmittel, Band 2A. Verlag Eugen Ulmer, Stuttgart
Manurung T., dan M. Zulbardi. 1996 : Peningkatan Mutu Jerami Padi dengan Perlakuan Urea dan Tetes. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner
P.Croser, 1994 : Festo didactic hydraulics. Indonesia: Festo
Prayoga, 2003 : Perancangan Mekanisme Mesin Pres Untuk Kertas Afalan; Tugas akhir , Universitas Kristen Petra
Ranald V. Giles, 1984, Mekanika Fluida dan Hidrolika. Jakarta : Penerbit Erlangga
Rines, 2011. Bahan Ajar Hidrolik dan Penumatik Bagian I. Yogyakarta
Rines. 2011. Bahan Ajar Hidrolik dan Penumatik Bagian II: Pompa dan Komponen-Komponen Kendali. Yogyakarta
http://cast.csufresno.edu/agedweb/agmech/graphics/toc.html. Diakses tanggal 13 April 2012
http//www.pirate4x4.com/tech/PRHydro_Steering/index1.html. Diakses tanggal 19
April 2012
http://www.np.edu.sg/ biochemical_enginering/lectures/bioreact 1. Diakses tanggal 22 April 2012
http://www.alicatscientific.com/Types_of_devices.php. Diakses tanggal 27 Mei 2012
LAMPIRAN
a. Gambar mesin pres pada saat tidak mengepres
c. Gambar jerami dengan berat 2 kg setelah dipres