1
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS
(
STAD)
PADA SISWA KELAS V
SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
NATALIA RANI SAGITA
NIM: 091134012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2013
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR
MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
STUDENT TEAMS
ACHIEVEMENT DIVISIONS
(
STAD)
PADA SISWA KELAS V
SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
NATALIA RANI SAGITA
NIM: 091134012
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
Yesus Kristus yang telah memberiku bimbingan serta
pertolongan yang begitu luar biasa kepadaku,
Kedua orangtuaku tercinta Bapak Y. Suratman
dan Ibu Ch. Rubifemy
Adikku tersayang Dimas Bayu Adjie
Ant. Rendy. P. yang tidak pernah bosan untuk memberiku
semangat dan dukungannya.
Teman-teman seperjuanganku dan teman baikku.
Seluruh warga sekolah SD N Denggung.
Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikanku inspirasi, dukungan, motivasi serta doa hingga
terselesaikannya karya ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pintar!
(Roma 12:16)
Ketika kita menghadapi kegalauan hati sampai hal yang tersulitpun, janganlah menyerah, tetap berdoa dan berjuang karena Tuhan tidak akan pernah tidur....
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah
disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya
ilmiah.
Yogyakarta, 16 Oktober 2013
Penulis
Natalia Rani Sagita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Natalia Rani Sagita
Nomor mahasiswa : 091134012
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK
STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V
SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau
media lain untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 16 Oktober 2013
Yang menyatakan,
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013
Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma
2013
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) mendiskripsikan cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD; (2) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa; dan (3) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.
Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar pengamatan keaktifan dan tes. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dengan teknik STAD yaitu dengan langkah-langkah yang
dilakukan dengan menentukan skor awal, membentuk kelompok secara heterogen, kegiatan diskusi dalam kelompok dimana setiap anggota kelompok
bertanggungjawab untuk memahami dan mengerti tentang materi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, dan langkah terakhir adalah pemberian penghargaan kepada siswa; (2)
penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 28,1%; dan (3) penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 13,5%. Dan peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 30,1%.
Kata Kunci: Keaktifan, Prestasi Belajar, STAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
IMPROVING LIVELINESS AND ACHIEVEMENT STUDYING SOCIAL STUDIES BY USING STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TECHNIQUES COOPERATIVE LEARNING MODEL IN CLASS V DENGGUNG
PRIMARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2012/2013
Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma
2013
This study aimed to determine (1) to describe how to improve the liveliness and achievement by using STADtechniquescooperative learning model; (2) to know whether STAD techniquescooperative learning model could increase the student‟s liveliness and (3) to know whether the STADtechniques cooperative learning model could improve the student‟s achievement in the social studies material commend the role of hero in proclaiming the Indonesian independence on fifth grade students of Denggung Primary School at Academic Year 2012/2013.
Type of research used is Classroom Action Research (CAR), in which the subject the fifth grade students of Denggung Primary School in the academic year 2012/2013. They are 37 students. The object of this study is to increase the liveliness and achievement of students in IPS. The instrument used at this study were obtained with interview,observation of liveliness and tests. Data were analyzed descriptively.
The results of this observation showed that (1) the ways to improve a liveliness and achievement with the STAD technique by to follow some undertaken steps by determining the initial score, to forme a heterogeneous group, a group discussion in which each member responsible for understanding about matery, and then followed by giving a quiz to determine the level of student‟s skill, and finally by granting awards to students; (2) the use of STAD technique could increase the liveleness of students. It could be seen from the data of each cycle which shows that there was increase of student‟s liveliness in studying social studies is 28.1%and (3) the use of STAD technique can improve a desire of student to learn. It could be seen from the data of each cycle showed an increase of student‟s achievement in social studies is 13.5 % and the increase in the number of students who achieve KKM is 30.1 %.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta dan kasih
sayangNya yang selalu memberikan kekuatan dan semangat kepada penulis
untuk terus melanjutkan dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams
Achievement Divisions (STAD) pada Siswa Kelas V SD N Denggung Tahun
Ajaran 2012/2013.
Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Dalam perjalanannya, terdapat banyak kesulitan dan kendala yang
mengiringi penulisan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan ada dan tertulis hingga
selesai tanpa adanya dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ungkapan rasa
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Rohandi, Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD.
3. Catur Rismiati, S.Pd., MA., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.
4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing, memotivasi, dan mendorong peneliti untuk menyelesaikan
skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
5. E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II yang telah
membimbing dan menuntun peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
6. Dra. Sri Susilowati, M.Pd., selaku kepala sekolah SD N Denggung yang
telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan
penelitian di sekolah.
7. Ari Trisnawati, S.Pd., selaku guru kelas V SD N Denggung yang telah
memberikan bantuan selama penelitian di sekolah.
8. Siswa/siswi SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013 yang telah
memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian
berlangsung.
9. Bapak/ibu guru SD N Denggung yang telah menerima dan memberikan
waktu serta tempat untuk melaksanakan penelitian.
10.Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan caranya
masing-masing penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama
menempuh kuliah sehingga bisa mendapatkan harta yang berharga yaitu
ilmu.
11.Teman-teman seperjuangan dalam penulisan karya ini Sr. Ani, Okti, dan
Harni. Saling berbagi dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan
karya ini.
12.Teman-teman PGSD angkatan 2009 khususnya kelas B, jatuh bangun
xii
13.Rendy, Sary, Amy, Ria, Trisni, terimakasih atas dukungan dan bantuan
dalam penyusunan karya ini.
14.Keluargaku tercinta, Bapak Y. Suratman, Ibu Rubifemy, adik Dimas, Kak
Tami, Tante Kamti dan juga keponakan Diandra, Ratri.
15.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan
caranya masing-masing memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian,
terima kasih untuk semuanya.
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, segala saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk
perbaikan menuju kesempurnaan karya ini sangat diharapkan. Akhirnya
semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Terima kasih.
Yogyakarta, 16 Oktober 2013
Penulis
Natalia Rani Sagita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMANPENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT ... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xvii
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ... xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 6
D. Pemecahan Masalah ... 6
xiv
F. Tujuan Penelitian ... 7
G. Manfaat Penelitian ... 8
BAB II LANDASAN TEORI ... 10
A. KAJIAN PUSTAKA ... 10
1.Keaktifan belajar ... 10
a. Pengertian Keaktifan ... 10
b. Indikator Keaktifan ... 11
c. Pengaruh Keaktifan terhadap proses belajar siswa ... 12
2.Prestasi Belajar ... 12
a. Pengertian Prestasi Belajar ... 12
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 13
3.Model Pembelajaran Kooperatif ... 15
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 15
b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 16
c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 18
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 19
B. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ... 21
1.Pengertian IPS ... 21
2. Tujuan IPS ... 22
3. Materi IPS kelas IV ... 22
C. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ... 23 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. KERANGKA BERPIKIR ... 26
E. HIPOTESIS TINDAKAN ... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 28
A. Jenis Penelitian ... 28
B. Setting Penelitian ... 31
C. Rencana Penelitian ... 32
D. Rencana Tindakan Tiap Siklus ... 34
E. Instrument Penelitian ... 37
F. Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian ... 40
1. Validitas ... 40
a. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 41
b. Validasi Instrumen Soal ... 43
2. Reliabilitas ... 43
G. Teknik Pengumpulan Data ... 45
H. Analisis Data... 46
1.Kriteria Keberhasilan ... 46
2.Perhitungan Keaktifan dan Prestasi Belajar ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50
A. Hasil Penelitian ... 50
1.Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 50
xvi
3.Data Prestasi Belajar Siswa ... 71
B. Pembahasan ... 73
1.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 73
2.Keaktifan siswa ... 76
3.Peningkatan prestasi belajar ... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86
a.Kesimpulan ... 86
b.Saran ... 88
c.Keterbatasan Penelitian ... 89
DAFTAR PUSTAKA ... 90
LAMPIRAN ... 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal kegiatan ... 32
Tabel 3.2 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen Keaktifan ... 38
Tabel 3.3 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan Prestasi Belajar ... 38
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus I Sesudah Uji Coba ... 39
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Siklus II Sesudah Uji Coba ... 39
Tabel 3.6 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 42
Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 42
Tabel 3.8 Kriteria Klasifikasi Reabilitas Instrument ... 44
Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan Keaktifan Siswa ... 46
Tabel 3.10 Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 47
Tabel 4.1 Kondisi Awal Keaktifan Siswa ... 68
Tabel 4.2 Keaktifan Siswa Siklus I ... 69
Tabel 4.3 Keaktifan Siswa Siklus II ... 70
Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 71
Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 72
Tabel 4.6 Rata-Rata Keaktifan Dalam Persentase ... 80
Tabel 4.7 Hasil Peningkatan Keaktifan Siswa ... 81
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan tahapan penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 29
Gambar 4.1 Kegiatan kerja kelompok pada siklus I ... 74
Gambar 4.2 Kegiatan kerja kelompok pada siklus II ... 74
Gambar 4.3 Kegiatan saat pemberian kuis ... 75
Gambar 4.4 Siswa sedang menempel bintang pada papan bintang ... 76
Gambar 4.5 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ... 81
Gambar 4.6 Peningkatan Nilai Rata-Rata Prestasi Siswa ... 84
Gambar 4.7 Peningkatan Capaian KKM Dalam Persen (%) ... 85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN I ... 93
A. Silabus ... 94
B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 95
LAMPIRAN II ... 110
A.Lembar Kerja Siswa ... 111
B.Ringkasan Materi ... 113
LAMPIRAN III ... 122
A.Kisi-kisi soal siklus I dan II ... 123
B.Jawaban soal siklus I dan II ... 124
C.Hasil pekerjaan siswa siklus I dan II... 125
D.Soal kuis siklus I dan II ... 133
E. Jawaban kuis siklus I dan II ... 134
F. Kisi-kisi instrument pengamatan ... 135
G.Lembar observasi keaktifan dalam proses pembelajaran ... 136
H.Rubrik penilaian pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD ... 137
LAMPIRAN IV ... 138
A. Panduan wawancara ... 139
B.Perhitungan validitas soal siklus I ... 140
xx
D.Hasil uji reliabilitas soal siklus I dan II ... 142
LAMPIRAN V ... 143
A. Data Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal ... 144
B. Daftar Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 145
C. Daftar Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 147
D. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan II ... 149
LAMPIRAN VI ... 150
A. Surat Izin Penelitian ... 151
B. Foto-foto penelitian ... 153
C. Biodata Peneliti ... 158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu hal yang sangat kita perlukan guna membantu
dalam penyelenggaraan pembangunan suatu negara. Pendidikan dapat
diperoleh melalui lembaga formal ataupun non formal. Salah satu lembaga
formal dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu sekolah, di mana setiap
sekolah mencanangkan program–program tertentu dalam pencapaian pendidikan belajar itu sendiri. Sekolah tidak lepas dari suatu standar
kurikulum pemerintah untuk pencapaian tujuan belajar. Dalam pencapaian
hubungan belajar yang baik, tentunya diperlukan beberapa hal yang sangat
mendukungnya, salah satunya ialah proses interaksi antara guru dan siswa di
dalam kelas. Di dalam kelas itu sendiri siswa dapat berkembang melalui
seorang guru.
Pembelajaran di dalam kelas adalah proses dimana terjadinya interaksi
antara guru dan siswa. Rusman (2010:1) mengungkapkan bahwa kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku
guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Hubungan antara
guru, siswa, dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Dalam proses
interaksi tersebut, guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimiliki kepada
para siswanya, namun guru juga harus mampu memberikan motivasi kepada
siswanya agar siswa tersebut dapat aktif dalam belajar, namun pada
kenyataanya guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga
2
membuat siswa kurang terlibat, karena siswa cenderung mendengarkan saja.
Oleh karena itu guru diharapkan menjadi fasilitator agar siswa dapat aktif
untuk menjawab permasalahan dalam belajar dan diharapkan dapat
meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Rusman (2010:280) laporan hasil
penilaian mengenai prestasi siswa merupakan sarana komunikasi dan sarana
kerjasama antara sekolah dengan orang tua yang bermanfaat baik bagi
kemajuan belajar siswa maupun bagi pengembangan sekolah. Oleh karena itu
hasil prestasi siswa sangat dibutuhkan untuk mengetahui sampai dimana
tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Dari berbagai macam pelajaran
yang diajarkan, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran yang
dianggap sulit bagi siswa karena dari hasil wawancara yang dilakukan kepada
guru kelas V menyatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran tersebut
masih kurang memuaskan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) sekarang ini, pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipelajari siswa
Sekolah Dasar kelas I sampai dengan kelas VI.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan lima mata pelajaran
pokok yang ada di Sekolah Dasar yang termasuk pelajaran yang cukup sulit
karena materinya bersifat abstrak, sedangkan Montessori dalam Sriyono
(1992:76) menghargai sekali arti pengamatan yang dilakukan oleh alat-alat
indera. Siswa Sekolah Dasar cenderung lebih memahami hal-hal yang bersifat
konkret yaitu yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan sebagainya. Oleh
karena itu, diharapkan guru dapat kreatif untuk mendorong siswa dapat aktif
dalam belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial agar mampu belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dengan baik. Dengan siswa aktif maka mereka akan berusaha untuk menggali
informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat
benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar agar tercapai dengan
baik. Melalui hal tersebut siswa akan terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih
untuk berpikir kritis dalam menerima informasi yang telah diberikan. Oleh
karena itu keaktifan siswa sangatlah penting bagi pencapaian proses belajar
yang baik.
Namun pada kenyataannya, menurut guru pengampu mata pelajaran,
banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar, sehingga hasil prestasi siswa
kurang memuaskan dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.
Oleh sebab itu peneliti tertarik mengadakan observasi untuk mengetahui
penyebab dari kurang aktifnya siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
dan tidak tercapainya nilai KKM siswa terhadap mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial.
Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan instrument keaktifan,
pengamatan pertama yang dilakukan pada tanggal 5 Februari 2013, persentase
rata-rata keaktifan siswa adalah 37,04%, peneliti juga melihat bahwa metode
pembelajaran di kelas tersebut masih tradisional dimana guru cenderung
banyak mendominasi pembelajaran sehingga terlihat guru hanya
menggunakan metode ceramah. Guru sebagai pemberi informasi sedangkan
siswa hanya sebagai penerima informasi. Sedangkan berdasarkan pengamatan
yang kedua dilakukan pada tanggal 7 Februari persentase rata-rata keaktifan
4
adalah 37 siswa dimana terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan.
Keberhasilan pembelajaran di kelas V SD N Denggung pada mata
pelajaran IPS saat ini masih kurang memuaskan dan jauh dari apa yang
diharapkan. Dalam menilai keberhasilan pembelajaran, ketuntasan belajar
setiap indikator ditetapkan berkisar antara 0-100. Satuan pendidikan harus
menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran
yang diajarkan di sekolah tersebut.
Setiap mata pelajaran ditetapkan KKM yang berbeda-beda, harus sesuai
dengan kemampuan rata-rata peserta didik. Di SD N Denggung KKM mata
pelajaran IPS yang ditetapkan adalah 70,00. Siswa dinyatakan tuntas belajar
IPS apabila sudah memenuhi KKM tersebut. Berdasarkan data nilai yang
diperoleh dalam kurun waktu 2 tahun yang lalu, ditemukan beberapa mata
pelajaran yang selalu dianggap sulit oleh siswa, termasuk di dalamnya adalah
IPS. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas beberapa masalahnya
antara lain adalah siswa sulit untuk mengingat nama dan peran tokoh pejuang
dalam memproklamasikan kemerdekaan. Dari daftar nilai tahun 2010/2011
siswa yang tuntas nilai KKM pada Kompetensi Dasar 2.3 sebanyak 13 siswa
(48,14%), dan data yang belum tuntas KKM sebanyak 14 siswa (51,85%).
Pada tahun 2011/2012 siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 14 siswa
(48,27) dan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (51,72%). Dari data yang
diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam mata
pelajaran IPS rendah yang kemudian menyebabkan tidak tercapainya KKM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
siswa. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan karena model pembelajaran
yang dilakukan oleh guru cenderung tradisional (ceramah) yang membuat
proses pembelajaran terkesan membosankan. Oleh karena itu, guru harus
mencoba menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara
aktif guna mencapai hasil belajar yang baik.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang model pembelajaran kooperatif khususnya teknik Student
Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial terhadap peningkatan keaktifan dan prestasi siswa. Adapun alasan
peneliti memilih Model pembelajaran kooperatif yaitu peneliti menduga
bahwa dalam pembelajaran, siswa dapat dilibatkan secara aktif bersama
dengan kelompok timnya dan mampu bekerja sama antara anggota satu
dengan anggota lainnya di dalam kelompok itu sendiri. Kerjasama antar siswa
itulah pada akhirnya membuahkan keberhasilan kelompok. Karena
keberhasilan kelompok adalah tanggung jawab semua anggota kelompok.
Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan sebelum
melakukan proses pengajaran agar siswa dapat terlibat secara aktif.
B. Batasan Masalah
Peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan keaktifan dan prestasi
belajar, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Jasa dan
6
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V
SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jasa dan peranan tokoh pejuang
dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia menggunakan model
pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V SD N
Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?
2. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan
keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa
dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?
3. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan
prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran
2012/2013?
D. Pemecahan Masalah
Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kelas V SD N Denggung Tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ajaran 2012/2013 akan diatasi menggunakan model pembelajaran kooperatif
teknik STAD.
E. Batasan Istilah
Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar
terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka
peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai
berikut:
1. Keaktifan adalah kegiatan siswa yang giat untuk mendorong adanya
perilaku aktif.
2. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan kognitif yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar yang kemudian akan diukur
dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka.
3. Model pembelajaran kooperatif teknik STAD merupakan salah satu tipe
dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan
kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa
secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,
penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.
F. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam
8
pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia menggunakan
model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V SD N
Denggung tahun ajaran 2012/2013.
2. Mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran
2012/2013?
3. Mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N
Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?
G. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan sebagai model alternatif dalam mata
pelajaran IPS di Sekolah Dasar yang berkaitan dengan materi jasa dan peranan
tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa
kelas V dan menambah wawasan baru terkait model pembelajaran kooperatif
teknik STAD.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga dan
dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun kedunia pendidikan secara
langsung serta dapat memperoleh wawasan dalam menganalisis suatu
masalah kemudian mengambil suatu kesimpulan secara tepat.
b. Bagi siswa
Penelitian diharapkan membuat siswa dapat aktif dan meningkatkan hasil
belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.
c. Bagi guru
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan
masukan serta bahan pertimbangan saat memilih model pembelajaran.
d. Bagi sekolah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak pada
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah yang akhirnya pada kualitas
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini menjelaskan berbagai teori, penelitian yang relevan, kerangka
berpikir, dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka
1. Keaktifan Belajar
a. Pengertian Keaktifan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:23) mengartikan
keaktifan sebagai kegiatan, kesibukan. Joni (1984:1) mengemukakan
bahwa keaktifan dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam seperti
misalnya mendengarkan (kuliah), mendiskusikan (hubungan sebab
akibat dalam suatu kejadian), membuat sesuatu (bel listrik), menulis
(suatu laporan) dan seterusnya. Keaktifan-keaktifan yang lebih
penting bahkan lebih sulit diamati menggunakan isi khasanah
pengetahuan dalam memecahkan masalah baru, menyatakan gagasan
dengan bahasa sendiri, menyusun suatu rencana satu pelajaran atau
eksperimen IPA dan seterusnya. Sriyono (1992:75) mengartikan
bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar
murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani meliputi keaktifan indera, akal,
ingatan, emosi.
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa
keaktifan adalah kegiatan mendengarkan, mendiskusikan, membuat
sesuatu dan sebagainya yang dilakukan seseorang dengan giat, rajin
dan sungguh-sungguh dengan menggunakan indera, akal, ingatan, dan
emosi.
b. Indikator Keaktifan
Menurut Sudirman (1987:102), kadar tinggi-rendahnya siswa aktif
dapat diketahui dari indikatornya, yaitu gejala yang tampak, baik pada
tingkah laku siswa dan pengajar maupun di dalam bentuk alat,
organisasi kegiatan, serta iklim kerja ketika kegiatan belajar-mengajar
berlangsung. Joni (1984:17) mengemukakan tentang
indikator-indikator yang dimaksud itu adalah sebagai berikut:
1. Menyampaikan pendapat, usul dan saran.
2. Keterlibatan mental di dalam kegiatan belajar.
3. Peranan guru sebagai fasilitator.
4. Belajar dengan pengalaman langsung.
5. Variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar.
6. Interaksi antar siswa yang berkaitan dengan kemampuan
bekerjasama.
Pada penelitian ini, indikator yang digunakan peneliti terdiri dari
nomor 1, 2, 4, 6 tetapi pada nomor 3 dan 5 tidak peneliti gunakan
12
c. Pengaruh Keaktifan Terhadap Proses Belajar Siswa
Materi dalam mata pelajaran IPS sebagian besar bersifat abstrak,
sedangkan menurut Piaget dalam Rusman (2010:251) anak pada usia
Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun) berada pada tahapan operasi konkret,
mereka belajar dengan lebih bermakna dan bernilai ketika siswa
dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan
yang nyata, lebih faktual, mereka belum begitu mampu memahami
konsep-konsep yang abstrak. Oleh karena itu guru harus pandai dan
kreatif dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa agar
mereka menjadi aktif dalam pembelajaran sehingga mereka dapat
benar-benar memahami tidak hanya sekedar hafal saja. Etin (2007:23)
mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk
menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh
itu dapat benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses
belajar agar tercapai dengan baik. Melalui hal tersebut siswa akan
terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih untuk berpikir kritis dalam
menerima informasi yang diberikan oleh guru.
2. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses
belajar. Menurut Gagne dalam Baharuddin (2002:18), prestasi belajar
merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar
siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan
sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas. Masidjo
(2010:38) mengungkapkan dalam penilaian hasil prestasi belajar, guru
menggunakan alat pengukur yang disebut tes. Prestasi belajar dapat
diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Untuk
mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses
pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan
mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi
belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang
dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang
menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak setelah siswa
melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Syah (2001:132) mengemukakan secara global faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan
belajar.
1. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.
14
a. Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar.
b. Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa.
c. Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek
yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa
senang.
d. Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu
bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal siswa yakni terdiri atas dua macam yaitu faktor
lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial
yang paling berpengaruh yaitu orang tua dan keluarga siswa sendiri.
Sedangkan faktor lingkungan non sosial antara lain gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar,
keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
3. Faktor pendekatan belajar
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi
belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu
upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang
digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan
kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi
prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin
mendalam cara belajar siswa dengan menggunakan suatu strategi dan
metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu faktor internal yang berasal dari diri siswa, faktor eksternal
yang terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial, dan faktor pendekatan
belajar yang merupakan strategi dan metode belajar.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Trianto (2009:56) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah
siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis
kelamin, suku/ ras, dan satu sama lain saling membantu. Pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang
sama untuk keberhasilan kelompoknya. Menurut Rusman (2010:202-203)
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sedangkan Sriyono (1992)
mengungkapkan kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar
agar murid-murid bisa bekerja bersama-sama membahas dan memecahkan
16
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang lebih
mengutamakan kerja kelompok untuk saling membantu siswa satu dengan
yang lainnya untuk membahas dan memecahkan masalah dan diharapkan
tercipta suatu kerjasama antar anggota kelompok yang bersifat heterogen.
b. Karakteristik model pembelajaran kooperatif
Menurut Rusman (2010:206) pembelajaran kooperatif berbeda dengan
strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama
dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus
mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen yang telah kita pelajari mempunyai 3 fungsi, yaitu:
a. Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.
c. Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik
melalui bentuk tes maupun non tes.
3. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama
perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang
baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.
4. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu
didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan
angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
dari pembelajaran kooperatif adalah pembelajarannya dilakukan secara tim
atau berkelompok, didasarkan pada manajemen kooperatif yaitu yang
pertama dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah
pembelajaran yang sudah ditentukan, kedua menunjukkan bahwa
18
proses pembelajaran berjalan dengan efektif, yang ketiga pembelajaran
kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes
maupun non tes, pembelajaran kooperatif berprinsip pada kebersamaan
atau kerjasama, pembelajaran kooperatif menekankan keterampilan
bekerja sama untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
dengan angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams
Achievement Divisions (STAD)
Menurut Trianto (2009: 68-72) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini
merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap
kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan
penghargaan kelompok. Menurut Rusman (2010:213) dalam STAD, siswa
dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4 orang yang beragam
kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu
pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua
siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat
itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai hasil kuis
diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa
tinggi peningkatan yang bisa mereka capai.
Slavin dalam Rusman (2010:214) memaparkan bahwa “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan
membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan
guru”.
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
Slavin dalam Nur (2006:26) mengungkapkan seperti halnya
pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga
membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:
1. Perangkat pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan
perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar
jawabannya.
2. Membentuk kelompok kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa
dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok
dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan
kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenin kelamin, dan
20
belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat
didasarkan pada prestasi akademik, yaitu:
a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuannya adalah
untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuanya dan digunakan untuk
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.
b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas,
kelompok menengah dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak
25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa rangking satu,
kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan
setelah kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari
seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas
dan kelompok menengah.
c. Menentukan skor awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai
ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis.
Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes,
maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.
d. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur
dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya
pembelajaran pada kelas kooperatif.
e. Kerja kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif
tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok.
Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing
individu dalam kelompok.
A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )
1. Pengertian IPS
Nursid Sumaatmadja (1980:9) lebih menekankan kepada segi praktis
mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu
saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.
Hakekatnya mempelajari gejala dan masalah sosial yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut. Pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan
manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS
berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan
materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya,
pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur
kesejahteraan dan pemerintahannya dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS
22
menganalisa gejala dan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat.
2. Tujuan IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan
dan keterampilan yang berguna selain itu juga dapat mengembangkan
kemampuan dan sikap yang berguna. Kemampuan dan sikap terhadap
gejala-gejala sosial, perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik
di masa yang lalu maupun masa sekarang dan diharapkan siswa mampu
bersikap tanggap terhadap kegiatan, masalah, dan pengaruh sosial yang
terjadi di lingkungan sekitar. Mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,
sampai pada lingkungan kabupaten atau kota, provinsi, serta negara.
Bahkan, sampai pada lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan dunia.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, jadi dapat disimpulkan
bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari manusia di masyarakat.
Selain itu dengan mempelajari IPS manusia mampu memecahkan masalah
dan memahami lingkungan sosial masyarakat dimana dia berada.
3. Materi IPS kelas IV
Materi dalam mata pelajaran IPS memang dirasa cukup sulit karena
materinya bersifat abstrak jadi sulit bagi siswa SD untuk memahami
konsep-konsep yang abstrak. Apalagi dalam mata pelajaran IPS siswa
dituntut untuk menghafal nama-nama tempat, tokoh dan juga berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peristiwa, seperti halnya dalam kompetensi dasar 2.3 materi jasa dan
peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,
siswa dituntut untuk menghafal peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar
proklamasi beserta tokoh-tokoh dan perannya masing-masing dalam
memproklamasikan kemerdekaan, hal ini tentu membutuhkan konsentrasi
dan minat yang besar bagi siswa untuk mempelajarinya, selain itu juga
guru harus menyiapkan metode belajar ataupun media dan sarana yang
mendukung yang akan memudahkan siswa menangkap dan mengingat
materi yang diberikan sehingga materi tersebut akan tersampaikan
dengan baik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erisdauli Manurung (2006, skripsi tidak
diterbitkan) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam Meningkatkan
Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi
Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta” dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams
Achievement Division (STAD) menunjukkan bahwa pada siklus 1
menunjukkan komponen kemampuan siswa bertanya (100%), kemampuan
siswa mengerjakan bahan diskusi (100%), kemampuan siswa bertanya
24
kemampuan siswa menanggapi jawaban (100%), kemampuan siswa
menyimpulkan jawaban (100%). Sedangkan untuk hasil belajar pada
siklus 1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar berjumlah 28 siswa
(93,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode
STAD pada mata pelajaran Akuntansi khususnya materi mengelola kartu
persediaan dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dan hasil belajar
siswa kelas XI akuntansi SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Dwi Retno Sari (2004, skripsi tidak
diterbitkan) dengan judul skripsi “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam
Meningkatkan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran
IPS Ekonomi Siswa Kelas VIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan
Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008” dengan menggunakan Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division
(STAD) menunjukkan bahwa (1) metode pembelajaran kooperatif tipe
STAD meningkatkan partisipasi siswa : sebelum implementasi hanya 12
siswa saja yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, setelah
implementasi semua siswa (24 siswa) turut berpartisipasi di dalam
pembelajaran. (2) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD
meningkatkan motivasi siswa, sebelum implementasi hanya 1 siswa yang
memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sedangkan sesudah implementasi
tindakan menjadi 17 siswa, dan (3) metode pembelajaran tipe STAD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
meningkatkan prestasi belajar siswa, sebelum implementasi siswa yang
tuntas belajar sebanyak 7 siswa sedangkan sesudah implementasi tindakan
siswa yang tuntas belajar menjadi 18 siswa.
3. Mutia Lina Dewi (2008) melakukan penelitian dengan judul “Belajar Kelompok Model STAD dan JIGSAW untuk Meningkatkan Motivasi dan Keaktifan Mahasiswa.” Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut (1)
Belajar kelompok model STAD dapat membantu mahasiswa meningkatkan
motivasi dan keaktifan belajar matematika melalui tahapan penyajian
materi, belajar kelompok, tes atau kuis, penghitungan poin peningkatan
individual, dan pemberian penghargaan kelompok. (2) Hasil pengamatan
menunjukkan bahwa mahasiswa sangat antusias menyelesaikan soal
latihan secara kelompok dan aktif bertanya ketika penyajian materi, tetapi
selalu ada mahasiswa yang berusaha menyontek ketika tes atau kuis. (3)
Hasil wawancara dan angket menunjukkan bahwa mahasiswa senang
belajar kelompok stad. (4) Status nilai subjek/sumber penelitian lulus
semua. Namun demikian, masih ada mahasiswa yang belum mencapai
kriteria keberhasilan.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa
penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan
partisipasi belajar, prestasi belajar dan keaktifan siswa/mahasiswa
sedangkan kekhasan penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian
26
(Sekolah Dasar) khususnya di kelas V pada materi Jasa dan Peranan tokoh
pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di SD N
Denggung. Selain hal tersebut, pada penelitian ini variabel yang akan
diteliti yaitu prestasi belajar dan keaktifan siswa, penelitian yang
sebelumnya digunakan peneliti sebagai acuan untuk mengetahui sejauh
mana pembelajaran kooperatif teknik STAD ini dapat meningkatkan
prestasi dan keaktifan siswa pada penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir
Proses pembelajaran di dalam kelas diharapkan pengajaran dikemas dengan
baik, yang kemudian akan membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran.
Dari pengamatan peneliti, terlihat bahwa sekarang ini banyak guru yang belum
menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang dikemas dengan menarik guna
membangkitkan proses pembelajaran siswa di kelas. Padahal banyak teknik dalam
melakukan pembelajaraan kooperatif, yakni salah satunya ialah teknik Student
Teams Achievement Divisions (STAD).
Teknik STAD ini akan diterapkan pada mata pelajaran IPS yang diharapkan
dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa. Karena dalam
pembelajaran dengan menggunakan teknik STAD, siswa dapat belajar ataupun
berdiskusi secara berkelompok dalam tim, mampu bekerja sama dengan baik antar
anggota kelompok, tertarik mengikuti pembelajaran, terlibat aktif pada proses
pembelajaran, dan pada akhirnya akan meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar siswa beserta kelompoknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD akan membuat siswa merasa
senang dan menikmati proses pembelajaran. Apabila siswa telah menikmati
proses pembelajaran, maka siswa akan termotivasi untuk belajar materi yang
diberikan sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.
D. Hipotesis Tindakan
1. Cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N
Denggung Tahun Ajaran 2012/2013 adalah pembelajaran dengan diawali
penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan
kelompok (diskusi), kuis, dan pemberian penghargaan.
2. Pengunaan Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat
meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran
2012/2013.
3. Pengunaan Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N
28
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian tindakan kelas
adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang
sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain
(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan
secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau
meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu
tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan
bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang
diinginkan dapat dicapai. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran
yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa
model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan
pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi.
Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa
sudah cukup.
Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart
(2006). Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, tindakan, observasi,
dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah suatu siklus
diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan. Kemudian, dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada
siklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 di bawah ini:
Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Suharsimi (2006:16)
Keempat aspek pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kunandar
2008:70-76) menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998), Penelitian Tindakan Kelas
dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari 4
momentum essensial, berikut penjelasan singkatnya:
1. Penyusunan Rencana
Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis
untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan Refleksi
Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
Pelaksanaan
30
kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada
tindakan, rencana itu harus memandang ke depan.
2. Tindakan
Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan
terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.
Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan
sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan berikutnya yaitu tindakan
yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.
3. Observasi
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.
Objek observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya ( yang
disengaja dan tidak disengaja ), keadaan dan kendala tindakan direncanakan
dan pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait.
Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa
proses perubahan kinerja PBM.
4. Refleksi
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti
yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,
masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.
Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi di antara peneliti dan kolaborator.
Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi
(perenungan) merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan explanasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas
pelaksanaan tindakan.
B. Setting Penelitian
Setting penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N Denggung Jalan Candi Gebang,
Bangunrejo, Tridadi, Sleman, Yogyakarta 55511.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran
2012/2013. Secara keseluruhan siswa kelas V SD N Denggung Tahun
Ajaran 2012/2013 berjumlah 37 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan
18 siswa perempuan.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar
menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang
dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD
N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun
ajaran 2012/2013 yakni bulan Januari-Agustus 2013. Rincian pelaksanaan
32
a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD N Denggung
Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat
berjalan dengan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah.
b. Wawancara
Tujuan dilakukan wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi
tentang kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa. Informasi
tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru mata pelajaran IPS
kelas V SD N Denggung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Observasi
Tujuan dilakukan observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data
tentang kondisi sesungguhnya yang terjadi di kelas V SD N
Denggung.
d. Mendata siswa dengan tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, rendah
untuk menentukan kelompok.
e. Membentuk kelompok masing-masing beranggotakan 6-7 siswa
dengan kemampuan yang heterogen.
f. Indentifikasi masalah
Setelah diperoleh data dari hasil wawancara dan observasi maka
peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan
tindak lanjut.
g. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok
Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari
kompetensi dasar sehingga diperoleh indikator.
h. Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP,
bahan ajar).
i. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (lembar
pengamatan keaktifan, panduan wawancara, kisi-kisi soal, soal
evaluasi, instrumen penilaian)
j. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran
34
D. Rencana Tindakan Tiap Siklus
Setelah peneliti memperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan
tindakan kelas sebagai berikut.
1. Siklus I
Tindakan yang direncanakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi
belajar IPS materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia.
a. Rencana Tindakan
1) Peneliti membuat silabus, membuat RPP, membuat LKS dan soal
evaluasi, menyiapkan bahan ajar, lembar observasi, menyiapkan media
dan sumber belajar
2) Peneliti menggali data awal karakteristik siswa secara heterogen
menjadi kelompok yang beranggotakan 6-7 siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan,
dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x 35 menit). Berikut ini
uraian pelaksanaan tindakan secara umum:
a. Pertemuan 1
1) Mempersiapkan perangkat pembelajarannya (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
2) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan
dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.