• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 20122013 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 20122013 SKRIPSI"

Copied!
179
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS

(

STAD)

PADA SISWA KELAS V

SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

NATALIA RANI SAGITA

NIM: 091134012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR

MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

STUDENT TEAMS

ACHIEVEMENT DIVISIONS

(

STAD)

PADA SISWA KELAS V

SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

NATALIA RANI SAGITA

NIM: 091134012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Yesus Kristus yang telah memberiku bimbingan serta

pertolongan yang begitu luar biasa kepadaku,

Kedua orangtuaku tercinta Bapak Y. Suratman

dan Ibu Ch. Rubifemy

Adikku tersayang Dimas Bayu Adjie

Ant. Rendy. P. yang tidak pernah bosan untuk memberiku

semangat dan dukungannya.

Teman-teman seperjuanganku dan teman baikku.

Seluruh warga sekolah SD N Denggung.

Almamaterku Universitas Sanata Dharma yang telah

memberikanku inspirasi, dukungan, motivasi serta doa hingga

terselesaikannya karya ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

v

MOTTO

Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana. Janganlah menganggap dirimu pintar!

(Roma 12:16)

Ketika kita menghadapi kegalauan hati sampai hal yang tersulitpun, janganlah menyerah, tetap berdoa dan berjuang karena Tuhan tidak akan pernah tidur....

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah

disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya

ilmiah.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013

Penulis

Natalia Rani Sagita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Natalia Rani Sagita

Nomor mahasiswa : 091134012

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK

STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA SISWA KELAS V

SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan

data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau

media lain untuk kepentingan akademi tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013

Yang menyatakan,

(9)

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)

PADA SISWA KELAS V SD N DENGGUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma

2013

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) mendiskripsikan cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD; (2) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan siswa; dan (3) mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 37 siswa. Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah pedoman wawancara, lembar pengamatan keaktifan dan tes. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dengan teknik STAD yaitu dengan langkah-langkah yang

dilakukan dengan menentukan skor awal, membentuk kelompok secara heterogen, kegiatan diskusi dalam kelompok dimana setiap anggota kelompok

bertanggungjawab untuk memahami dan mengerti tentang materi, yang kemudian dilanjutkan dengan pemberian kuis untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa, dan langkah terakhir adalah pemberian penghargaan kepada siswa; (2)

penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan keaktifan, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata keaktifan siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 28,1%; dan (3) penggunaan teknik STAD dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari data masing-masing siklus yang menunjukkan adanya peningkatan rata-rata prestasi belajar siswa dalam pembelajaran IPS sebesar 13,5%. Dan peningkatan presentase jumlah siswa yang mencapai KKM sebesar 30,1%.

Kata Kunci: Keaktifan, Prestasi Belajar, STAD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

ix

ABSTRACT

IMPROVING LIVELINESS AND ACHIEVEMENT STUDYING SOCIAL STUDIES BY USING STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) TECHNIQUES COOPERATIVE LEARNING MODEL IN CLASS V DENGGUNG

PRIMARY SCHOOL ACADEMIC YEAR 2012/2013

Natalia Rani Sagita Universitas Sanata Dharma

2013

This study aimed to determine (1) to describe how to improve the liveliness and achievement by using STADtechniquescooperative learning model; (2) to know whether STAD techniquescooperative learning model could increase the student‟s liveliness and (3) to know whether the STADtechniques cooperative learning model could improve the student‟s achievement in the social studies material commend the role of hero in proclaiming the Indonesian independence on fifth grade students of Denggung Primary School at Academic Year 2012/2013.

Type of research used is Classroom Action Research (CAR), in which the subject the fifth grade students of Denggung Primary School in the academic year 2012/2013. They are 37 students. The object of this study is to increase the liveliness and achievement of students in IPS. The instrument used at this study were obtained with interview,observation of liveliness and tests. Data were analyzed descriptively.

The results of this observation showed that (1) the ways to improve a liveliness and achievement with the STAD technique by to follow some undertaken steps by determining the initial score, to forme a heterogeneous group, a group discussion in which each member responsible for understanding about matery, and then followed by giving a quiz to determine the level of student‟s skill, and finally by granting awards to students; (2) the use of STAD technique could increase the liveleness of students. It could be seen from the data of each cycle which shows that there was increase of student‟s liveliness in studying social studies is 28.1%and (3) the use of STAD technique can improve a desire of student to learn. It could be seen from the data of each cycle showed an increase of student‟s achievement in social studies is 13.5 % and the increase in the number of students who achieve KKM is 30.1 %.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala cinta dan kasih

sayangNya yang selalu memberikan kekuatan dan semangat kepada penulis

untuk terus melanjutkan dan pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi

yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran IPS

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams

Achievement Divisions (STAD) pada Siswa Kelas V SD N Denggung Tahun

Ajaran 2012/2013.

Skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Dalam perjalanannya, terdapat banyak kesulitan dan kendala yang

mengiringi penulisan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan ada dan tertulis hingga

selesai tanpa adanya dukungan, bimbingan dan bantuan dari banyak pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ungkapan rasa

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Rohandi, Ph. D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Gregorius Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD.

3. Catur Rismiati, S.Pd., MA., Ed.D., selaku Wakaprodi PGSD.

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah

membimbing, memotivasi, dan mendorong peneliti untuk menyelesaikan

skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

xi

5. E. Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing II yang telah

membimbing dan menuntun peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Dra. Sri Susilowati, M.Pd., selaku kepala sekolah SD N Denggung yang

telah memberikan ijin penelitian kepada peneliti untuk mengadakan

penelitian di sekolah.

7. Ari Trisnawati, S.Pd., selaku guru kelas V SD N Denggung yang telah

memberikan bantuan selama penelitian di sekolah.

8. Siswa/siswi SD N Denggung tahun ajaran 2012/2013 yang telah

memberikan waktu dan kerjasama yang baik selama penelitian

berlangsung.

9. Bapak/ibu guru SD N Denggung yang telah menerima dan memberikan

waktu serta tempat untuk melaksanakan penelitian.

10.Para dosen Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan caranya

masing-masing penuh kesabaran mendidik dan membimbing peneliti selama

menempuh kuliah sehingga bisa mendapatkan harta yang berharga yaitu

ilmu.

11.Teman-teman seperjuangan dalam penulisan karya ini Sr. Ani, Okti, dan

Harni. Saling berbagi dan mendukung satu sama lain dalam menyelesaikan

karya ini.

12.Teman-teman PGSD angkatan 2009 khususnya kelas B, jatuh bangun

(13)

xii

13.Rendy, Sary, Amy, Ria, Trisni, terimakasih atas dukungan dan bantuan

dalam penyusunan karya ini.

14.Keluargaku tercinta, Bapak Y. Suratman, Ibu Rubifemy, adik Dimas, Kak

Tami, Tante Kamti dan juga keponakan Diandra, Ratri.

15.Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan

caranya masing-masing memberikan bimbingan, dukungan, dan perhatian,

terima kasih untuk semuanya.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena

itu, segala saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk

perbaikan menuju kesempurnaan karya ini sangat diharapkan. Akhirnya

semoga karya ini bermanfaat bagi dunia pendidikan. Terima kasih.

Yogyakarta, 16 Oktober 2013

Penulis

Natalia Rani Sagita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMANPENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Pemecahan Masalah ... 6

(15)

xiv

F. Tujuan Penelitian ... 7

G. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

A. KAJIAN PUSTAKA ... 10

1.Keaktifan belajar ... 10

a. Pengertian Keaktifan ... 10

b. Indikator Keaktifan ... 11

c. Pengaruh Keaktifan terhadap proses belajar siswa ... 12

2.Prestasi Belajar ... 12

a. Pengertian Prestasi Belajar ... 12

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ... 13

3.Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

b. Karakteristik Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 18

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 19

B. HAKIKAT ILMU PENGETAHUAN SOSIAL ... 21

1.Pengertian IPS ... 21

2. Tujuan IPS ... 22

3. Materi IPS kelas IV ... 22

C. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN ... 23 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

xv

D. KERANGKA BERPIKIR ... 26

E. HIPOTESIS TINDAKAN ... 27

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

A. Jenis Penelitian ... 28

B. Setting Penelitian ... 31

C. Rencana Penelitian ... 32

D. Rencana Tindakan Tiap Siklus ... 34

E. Instrument Penelitian ... 37

F. Validitas dan Reliabilitas Instrument Penelitian ... 40

1. Validitas ... 40

a. Validasi Perangkat Pembelajaran ... 41

b. Validasi Instrumen Soal ... 43

2. Reliabilitas ... 43

G. Teknik Pengumpulan Data ... 45

H. Analisis Data... 46

1.Kriteria Keberhasilan ... 46

2.Perhitungan Keaktifan dan Prestasi Belajar ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

1.Proses Penelitian Tindakan Kelas ... 50

(17)

xvi

3.Data Prestasi Belajar Siswa ... 71

B. Pembahasan ... 73

1.Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD ... 73

2.Keaktifan siswa ... 76

3.Peningkatan prestasi belajar ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 86

a.Kesimpulan ... 86

b.Saran ... 88

c.Keterbatasan Penelitian ... 89

DAFTAR PUSTAKA ... 90

LAMPIRAN ... 93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal kegiatan ... 32

Tabel 3.2 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen Keaktifan ... 38

Tabel 3.3 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan Prestasi Belajar ... 38

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Soal Siklus I Sesudah Uji Coba ... 39

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Soal Siklus II Sesudah Uji Coba ... 39

Tabel 3.6 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran ... 42

Tabel 3.7 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ... 42

Tabel 3.8 Kriteria Klasifikasi Reabilitas Instrument ... 44

Tabel 3.9 Kriteria Keberhasilan Keaktifan Siswa ... 46

Tabel 3.10 Kriteria Keberhasilan Prestasi Belajar ... 47

Tabel 4.1 Kondisi Awal Keaktifan Siswa ... 68

Tabel 4.2 Keaktifan Siswa Siklus I ... 69

Tabel 4.3 Keaktifan Siswa Siklus II ... 70

Tabel 4.4 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus I ... 71

Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II ... 72

Tabel 4.6 Rata-Rata Keaktifan Dalam Persentase ... 80

Tabel 4.7 Hasil Peningkatan Keaktifan Siswa ... 81

(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Bagan tahapan penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart ... 29

Gambar 4.1 Kegiatan kerja kelompok pada siklus I ... 74

Gambar 4.2 Kegiatan kerja kelompok pada siklus II ... 74

Gambar 4.3 Kegiatan saat pemberian kuis ... 75

Gambar 4.4 Siswa sedang menempel bintang pada papan bintang ... 76

Gambar 4.5 Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa ... 81

Gambar 4.6 Peningkatan Nilai Rata-Rata Prestasi Siswa ... 84

Gambar 4.7 Peningkatan Capaian KKM Dalam Persen (%) ... 85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I ... 93

A. Silabus ... 94

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 95

LAMPIRAN II ... 110

A.Lembar Kerja Siswa ... 111

B.Ringkasan Materi ... 113

LAMPIRAN III ... 122

A.Kisi-kisi soal siklus I dan II ... 123

B.Jawaban soal siklus I dan II ... 124

C.Hasil pekerjaan siswa siklus I dan II... 125

D.Soal kuis siklus I dan II ... 133

E. Jawaban kuis siklus I dan II ... 134

F. Kisi-kisi instrument pengamatan ... 135

G.Lembar observasi keaktifan dalam proses pembelajaran ... 136

H.Rubrik penilaian pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD ... 137

LAMPIRAN IV ... 138

A. Panduan wawancara ... 139

B.Perhitungan validitas soal siklus I ... 140

(21)

xx

D.Hasil uji reliabilitas soal siklus I dan II ... 142

LAMPIRAN V ... 143

A. Data Keaktifan Siswa pada Kondisi Awal ... 144

B. Daftar Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2010/2011 ... 145

C. Daftar Nilai Siswa Tahun Pelajaran 2011/2012 ... 147

D. Hasil prestasi belajar siswa pada siklus I dan II ... 149

LAMPIRAN VI ... 150

A. Surat Izin Penelitian ... 151

B. Foto-foto penelitian ... 153

C. Biodata Peneliti ... 158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat kita perlukan guna membantu

dalam penyelenggaraan pembangunan suatu negara. Pendidikan dapat

diperoleh melalui lembaga formal ataupun non formal. Salah satu lembaga

formal dalam penyelenggaraan pendidikan yaitu sekolah, di mana setiap

sekolah mencanangkan program–program tertentu dalam pencapaian pendidikan belajar itu sendiri. Sekolah tidak lepas dari suatu standar

kurikulum pemerintah untuk pencapaian tujuan belajar. Dalam pencapaian

hubungan belajar yang baik, tentunya diperlukan beberapa hal yang sangat

mendukungnya, salah satunya ialah proses interaksi antara guru dan siswa di

dalam kelas. Di dalam kelas itu sendiri siswa dapat berkembang melalui

seorang guru.

Pembelajaran di dalam kelas adalah proses dimana terjadinya interaksi

antara guru dan siswa. Rusman (2010:1) mengungkapkan bahwa kegiatan

pembelajaran dilakukan oleh dua orang pelaku, yaitu guru dan siswa. Perilaku

guru adalah mengajar dan perilaku siswa adalah belajar. Hubungan antara

guru, siswa, dan bahan ajar bersifat dinamis dan kompleks. Dalam proses

interaksi tersebut, guru tidak hanya memberikan ilmu yang dimiliki kepada

para siswanya, namun guru juga harus mampu memberikan motivasi kepada

siswanya agar siswa tersebut dapat aktif dalam belajar, namun pada

kenyataanya guru cenderung menggunakan metode ceramah sehingga

(23)

2

membuat siswa kurang terlibat, karena siswa cenderung mendengarkan saja.

Oleh karena itu guru diharapkan menjadi fasilitator agar siswa dapat aktif

untuk menjawab permasalahan dalam belajar dan diharapkan dapat

meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Rusman (2010:280) laporan hasil

penilaian mengenai prestasi siswa merupakan sarana komunikasi dan sarana

kerjasama antara sekolah dengan orang tua yang bermanfaat baik bagi

kemajuan belajar siswa maupun bagi pengembangan sekolah. Oleh karena itu

hasil prestasi siswa sangat dibutuhkan untuk mengetahui sampai dimana

tingkat pemahaman siswa terhadap materi. Dari berbagai macam pelajaran

yang diajarkan, Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan salah satu pelajaran yang

dianggap sulit bagi siswa karena dari hasil wawancara yang dilakukan kepada

guru kelas V menyatakan bahwa prestasi siswa dalam mata pelajaran tersebut

masih kurang memuaskan. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) sekarang ini, pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dipelajari siswa

Sekolah Dasar kelas I sampai dengan kelas VI.

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan lima mata pelajaran

pokok yang ada di Sekolah Dasar yang termasuk pelajaran yang cukup sulit

karena materinya bersifat abstrak, sedangkan Montessori dalam Sriyono

(1992:76) menghargai sekali arti pengamatan yang dilakukan oleh alat-alat

indera. Siswa Sekolah Dasar cenderung lebih memahami hal-hal yang bersifat

konkret yaitu yang dapat dilihat, didengar, dibaui, diraba dan sebagainya. Oleh

karena itu, diharapkan guru dapat kreatif untuk mendorong siswa dapat aktif

dalam belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial agar mampu belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

dengan baik. Dengan siswa aktif maka mereka akan berusaha untuk menggali

informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh itu dapat

benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses belajar agar tercapai dengan

baik. Melalui hal tersebut siswa akan terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih

untuk berpikir kritis dalam menerima informasi yang telah diberikan. Oleh

karena itu keaktifan siswa sangatlah penting bagi pencapaian proses belajar

yang baik.

Namun pada kenyataannya, menurut guru pengampu mata pelajaran,

banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar, sehingga hasil prestasi siswa

kurang memuaskan dalam materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial tersebut.

Oleh sebab itu peneliti tertarik mengadakan observasi untuk mengetahui

penyebab dari kurang aktifnya siswa dalam belajar Ilmu Pengetahuan Sosial

dan tidak tercapainya nilai KKM siswa terhadap mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial.

Berdasarkan pengamatan dengan menggunakan instrument keaktifan,

pengamatan pertama yang dilakukan pada tanggal 5 Februari 2013, persentase

rata-rata keaktifan siswa adalah 37,04%, peneliti juga melihat bahwa metode

pembelajaran di kelas tersebut masih tradisional dimana guru cenderung

banyak mendominasi pembelajaran sehingga terlihat guru hanya

menggunakan metode ceramah. Guru sebagai pemberi informasi sedangkan

siswa hanya sebagai penerima informasi. Sedangkan berdasarkan pengamatan

yang kedua dilakukan pada tanggal 7 Februari persentase rata-rata keaktifan

(25)

4

adalah 37 siswa dimana terdiri dari 19 siswa laki-laki dan 18 siswa

perempuan.

Keberhasilan pembelajaran di kelas V SD N Denggung pada mata

pelajaran IPS saat ini masih kurang memuaskan dan jauh dari apa yang

diharapkan. Dalam menilai keberhasilan pembelajaran, ketuntasan belajar

setiap indikator ditetapkan berkisar antara 0-100. Satuan pendidikan harus

menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk setiap mata pelajaran

yang diajarkan di sekolah tersebut.

Setiap mata pelajaran ditetapkan KKM yang berbeda-beda, harus sesuai

dengan kemampuan rata-rata peserta didik. Di SD N Denggung KKM mata

pelajaran IPS yang ditetapkan adalah 70,00. Siswa dinyatakan tuntas belajar

IPS apabila sudah memenuhi KKM tersebut. Berdasarkan data nilai yang

diperoleh dalam kurun waktu 2 tahun yang lalu, ditemukan beberapa mata

pelajaran yang selalu dianggap sulit oleh siswa, termasuk di dalamnya adalah

IPS. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas beberapa masalahnya

antara lain adalah siswa sulit untuk mengingat nama dan peran tokoh pejuang

dalam memproklamasikan kemerdekaan. Dari daftar nilai tahun 2010/2011

siswa yang tuntas nilai KKM pada Kompetensi Dasar 2.3 sebanyak 13 siswa

(48,14%), dan data yang belum tuntas KKM sebanyak 14 siswa (51,85%).

Pada tahun 2011/2012 siswa yang tuntas nilai KKM sebanyak 14 siswa

(48,27) dan yang belum tuntas sebanyak 15 siswa (51,72%). Dari data yang

diperoleh diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam mata

pelajaran IPS rendah yang kemudian menyebabkan tidak tercapainya KKM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

siswa. Peneliti menduga hal tersebut disebabkan karena model pembelajaran

yang dilakukan oleh guru cenderung tradisional (ceramah) yang membuat

proses pembelajaran terkesan membosankan. Oleh karena itu, guru harus

mencoba menggunakan model pembelajaran yang melibatkan siswa secara

aktif guna mencapai hasil belajar yang baik.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang model pembelajaran kooperatif khususnya teknik Student

Teams Achievement Divisions (STAD) pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial terhadap peningkatan keaktifan dan prestasi siswa. Adapun alasan

peneliti memilih Model pembelajaran kooperatif yaitu peneliti menduga

bahwa dalam pembelajaran, siswa dapat dilibatkan secara aktif bersama

dengan kelompok timnya dan mampu bekerja sama antara anggota satu

dengan anggota lainnya di dalam kelompok itu sendiri. Kerjasama antar siswa

itulah pada akhirnya membuahkan keberhasilan kelompok. Karena

keberhasilan kelompok adalah tanggung jawab semua anggota kelompok.

Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan sebelum

melakukan proses pengajaran agar siswa dapat terlibat secara aktif.

B. Batasan Masalah

Peneliti membatasi permasalahan pada peningkatan keaktifan dan prestasi

belajar, dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada materi Jasa dan

(27)

6

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V

SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

C. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar, dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jasa dan peranan tokoh pejuang

dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia menggunakan model

pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V SD N

Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?

2. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan

keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa

dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan

Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?

3. Apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran

2012/2013?

D. Pemecahan Masalah

Masalah rendahnya keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia kelas V SD N Denggung Tahun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

Ajaran 2012/2013 akan diatasi menggunakan model pembelajaran kooperatif

teknik STAD.

E. Batasan Istilah

Suatu istilah dapat ditafsirkan dengan makna yang berbeda-beda. Agar

terhindar dari kesalahpahaman dan penafsiran-penafsiran yang keliru, maka

peneliti memberikan batasan-batasan pengertian dalam penelitian ini sebagai

berikut:

1. Keaktifan adalah kegiatan siswa yang giat untuk mendorong adanya

perilaku aktif.

2. Prestasi belajar adalah hasil atau taraf kemampuan kognitif yang telah

dicapai siswa setelah mengikuti proses belajar yang kemudian akan diukur

dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka.

3. Model pembelajaran kooperatif teknik STAD merupakan salah satu tipe

dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan

kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok-kelompok 4-5 orang siswa

secara heterogen. Diawali dengan penyampaian tujuan pembelajaran,

penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan penghargaan kelompok.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam

(29)

8

pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia menggunakan

model pembelajaran kooperatif teknik STAD pada siswa kelas V SD N

Denggung tahun ajaran 2012/2013.

2. Mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran

2012/2013?

3. Mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N

Denggung Tahun Ajaran 2012/2013?

G. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai model alternatif dalam mata

pelajaran IPS di Sekolah Dasar yang berkaitan dengan materi jasa dan peranan

tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa

kelas V dan menambah wawasan baru terkait model pembelajaran kooperatif

teknik STAD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

2. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti

Penelitian ini dapat memberikan pengalaman yang berguna, berharga dan

dapat menjadi bekal bagi peneliti untuk terjun kedunia pendidikan secara

langsung serta dapat memperoleh wawasan dalam menganalisis suatu

masalah kemudian mengambil suatu kesimpulan secara tepat.

b. Bagi siswa

Penelitian diharapkan membuat siswa dapat aktif dan meningkatkan hasil

belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

c. Bagi guru

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan

masukan serta bahan pertimbangan saat memilih model pembelajaran.

d. Bagi sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan dampak pada

peningkatan mutu pembelajaran di sekolah yang akhirnya pada kualitas

(31)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan berbagai teori, penelitian yang relevan, kerangka

berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka

1. Keaktifan Belajar

a. Pengertian Keaktifan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2003:23) mengartikan

keaktifan sebagai kegiatan, kesibukan. Joni (1984:1) mengemukakan

bahwa keaktifan dapat mengambil bentuk yang beraneka ragam seperti

misalnya mendengarkan (kuliah), mendiskusikan (hubungan sebab

akibat dalam suatu kejadian), membuat sesuatu (bel listrik), menulis

(suatu laporan) dan seterusnya. Keaktifan-keaktifan yang lebih

penting bahkan lebih sulit diamati menggunakan isi khasanah

pengetahuan dalam memecahkan masalah baru, menyatakan gagasan

dengan bahasa sendiri, menyusun suatu rencana satu pelajaran atau

eksperimen IPA dan seterusnya. Sriyono (1992:75) mengartikan

bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar

murid-muridnya aktif, jasmani maupun rohani meliputi keaktifan indera, akal,

ingatan, emosi.

10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa

keaktifan adalah kegiatan mendengarkan, mendiskusikan, membuat

sesuatu dan sebagainya yang dilakukan seseorang dengan giat, rajin

dan sungguh-sungguh dengan menggunakan indera, akal, ingatan, dan

emosi.

b. Indikator Keaktifan

Menurut Sudirman (1987:102), kadar tinggi-rendahnya siswa aktif

dapat diketahui dari indikatornya, yaitu gejala yang tampak, baik pada

tingkah laku siswa dan pengajar maupun di dalam bentuk alat,

organisasi kegiatan, serta iklim kerja ketika kegiatan belajar-mengajar

berlangsung. Joni (1984:17) mengemukakan tentang

indikator-indikator yang dimaksud itu adalah sebagai berikut:

1. Menyampaikan pendapat, usul dan saran.

2. Keterlibatan mental di dalam kegiatan belajar.

3. Peranan guru sebagai fasilitator.

4. Belajar dengan pengalaman langsung.

5. Variasi bentuk dan alat kegiatan belajar mengajar.

6. Interaksi antar siswa yang berkaitan dengan kemampuan

bekerjasama.

Pada penelitian ini, indikator yang digunakan peneliti terdiri dari

nomor 1, 2, 4, 6 tetapi pada nomor 3 dan 5 tidak peneliti gunakan

(33)

12

c. Pengaruh Keaktifan Terhadap Proses Belajar Siswa

Materi dalam mata pelajaran IPS sebagian besar bersifat abstrak,

sedangkan menurut Piaget dalam Rusman (2010:251) anak pada usia

Sekolah Dasar (usia 7-11 tahun) berada pada tahapan operasi konkret,

mereka belajar dengan lebih bermakna dan bernilai ketika siswa

dihadapkan dengan peristiwa dan keadaan yang sebenarnya, keadaan

yang nyata, lebih faktual, mereka belum begitu mampu memahami

konsep-konsep yang abstrak. Oleh karena itu guru harus pandai dan

kreatif dalam menyampaikan materi tersebut kepada siswa agar

mereka menjadi aktif dalam pembelajaran sehingga mereka dapat

benar-benar memahami tidak hanya sekedar hafal saja. Etin (2007:23)

mengungkapkan dengan siswa aktif maka siswa akan berusaha untuk

menggali informasi lebih dalam agar informasi yang mereka peroleh

itu dapat benar-benar mereka pahami sehingga tujuan dari proses

belajar agar tercapai dengan baik. Melalui hal tersebut siswa akan

terlatih untuk cepat tanggap atau terlatih untuk berpikir kritis dalam

menerima informasi yang diberikan oleh guru.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada hakikatnya merupakan hasil akhir dari proses

belajar. Menurut Gagne dalam Baharuddin (2002:18), prestasi belajar

merupakan salah satu umpan balik dari proses belajar yang telah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

dilakukan siswa. Prestasi belajar dapat ditunjukkan dengan hasil belajar

siswa, hasil belajar tersebut dapat berupa keterampilan mengerjakan

sesuatu, kemampuan menjawab soal atau menyelesaikan tugas. Masidjo

(2010:38) mengungkapkan dalam penilaian hasil prestasi belajar, guru

menggunakan alat pengukur yang disebut tes. Prestasi belajar dapat

diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes prestasi belajar. Untuk

mencapai suatu prestasi belajar siswa harus mengalami proses

pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan

mendapatkan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi

belajar merupakan hasil pengukuran dari penilaian usaha belajar yang

dinyatakan dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang

menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak setelah siswa

melakukan kegiatan belajar yang diukur menggunakan tes.

b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Syah (2001:132) mengemukakan secara global faktor-faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu faktor internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan

belajar.

1. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri siswa.

(35)

14

a. Bakat, merupakan kemampuan untuk belajar.

b. Kecerdasan, yaitu potensi dasar yang dimiliki oleh setiap siswa.

c. Minat, yaitu suatu ketertarikan atau perhatian pada suatu obyek

yang cenderung bersifat menetap yang didalamnya ada unsur rasa

senang.

d. Motivasi, yaitu suatu tenaga yang mendorong setiap individu

bertindak atau berbuat untuk tujuan tertentu.

2. Faktor eksternal

Faktor eksternal siswa yakni terdiri atas dua macam yaitu faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial. Lingkungan sosial

yang paling berpengaruh yaitu orang tua dan keluarga siswa sendiri.

Sedangkan faktor lingkungan non sosial antara lain gedung sekolah dan

letaknya, rumah tempat tinggal keluarga dan letaknya, alat-alat belajar,

keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

3. Faktor pendekatan belajar

Aktivitas yang dilakukan siswa dalam belajar mempengaruhi prestasi

belajar yang dicapai siswa. Faktor pendekatan belajar merupakan suatu

upaya belajar siswa yang menggunakan strategi dan metode belajar yang

digunakan siswa. Strategi dan metode belajar digunakan untuk melakukan

kegiatan pembelajaran. Faktor pendekatan belajar sangat mempengaruhi

prestasi belajar yang diperoleh siswa. Dengan demikian, semakin

mendalam cara belajar siswa dengan menggunakan suatu strategi dan

metode belajar maka prestasi yang diperoleh siswa semakin baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga

macam, yaitu faktor internal yang berasal dari diri siswa, faktor eksternal

yang terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial, dan faktor pendekatan

belajar yang merupakan strategi dan metode belajar.

3. Model Pembelajaran Kooperatif

a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Trianto (2009:56) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah

siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari

4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis

kelamin, suku/ ras, dan satu sama lain saling membantu. Pembelajaran

kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang

melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan

bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang

sama untuk keberhasilan kelompoknya. Menurut Rusman (2010:202-203)

pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara

siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan

struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sedangkan Sriyono (1992)

mengungkapkan kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar

agar murid-murid bisa bekerja bersama-sama membahas dan memecahkan

(37)

16

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan

bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang lebih

mengutamakan kerja kelompok untuk saling membantu siswa satu dengan

yang lainnya untuk membahas dan memecahkan masalah dan diharapkan

tercipta suatu kerjasama antar anggota kelompok yang bersifat heterogen.

b. Karakteristik model pembelajaran kooperatif

Menurut Rusman (2010:206) pembelajaran kooperatif berbeda dengan

strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari

proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama

dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pembelajaran secara tim

Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.

Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus

mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu

untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Didasarkan pada manajemen kooperatif

Manajemen yang telah kita pelajari mempunyai 3 fungsi, yaitu:

a. Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan

bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan

perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah

ditentukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

b. Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa

pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang

agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.

c. Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik

melalui bentuk tes maupun non tes.

3. Kemauan untuk bekerja sama

Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan

secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama

perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang

baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.

4. Keterampilan bekerja sama

Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam

kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu

didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan

angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

dari pembelajaran kooperatif adalah pembelajarannya dilakukan secara tim

atau berkelompok, didasarkan pada manajemen kooperatif yaitu yang

pertama dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah

pembelajaran yang sudah ditentukan, kedua menunjukkan bahwa

(39)

18

proses pembelajaran berjalan dengan efektif, yang ketiga pembelajaran

kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes

maupun non tes, pembelajaran kooperatif berprinsip pada kebersamaan

atau kerjasama, pembelajaran kooperatif menekankan keterampilan

bekerja sama untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi

dengan angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah

ditetapkan.

c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams

Achievement Divisions (STAD)

Menurut Trianto (2009: 68-72) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini

merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan

menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap

kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian

tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan

penghargaan kelompok. Menurut Rusman (2010:213) dalam STAD, siswa

dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4 orang yang beragam

kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu

pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua

anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua

siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat

itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai hasil kuis

diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa

tinggi peningkatan yang bisa mereka capai.

Slavin dalam Rusman (2010:214) memaparkan bahwa “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan

membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan

guru”.

d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD

Slavin dalam Nur (2006:26) mengungkapkan seperti halnya

pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga

membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran

dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:

1. Perangkat pembelajaran

Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan

perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar

jawabannya.

2. Membentuk kelompok kooperatif

Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa

dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok

dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan

kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenin kelamin, dan

(41)

20

belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat

didasarkan pada prestasi akademik, yaitu:

a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian

dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuannya adalah

untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuanya dan digunakan untuk

mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.

b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas,

kelompok menengah dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak

25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa rangking satu,

kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan

setelah kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari

seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas

dan kelompok menengah.

c. Menentukan skor awal

Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai

ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis.

Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes,

maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.

d. Pengaturan tempat duduk

Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur

dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan

pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya

pembelajaran pada kelas kooperatif.

e. Kerja kelompok

Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif

tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok.

Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing

individu dalam kelompok.

A. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS )

1. Pengertian IPS

Nursid Sumaatmadja (1980:9) lebih menekankan kepada segi praktis

mempelajari, menelaah, mengkaji gejala dan masalah sosial, yang tentu

saja bobotnya sesuai dengan jenjang pendidikan masing-masing.

Hakekatnya mempelajari gejala dan masalah sosial yang menjadi bagian

dari kehidupan tersebut. Pengajaran IPS berkenaan dengan kehidupan

manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya. IPS

berkenaan dengan cara manusia menggunakan usaha memenuhi kebutuhan

materinya, memenuhi kebutuhan budayanya, kebutuhan kejiwaannya,

pemanfaatan sumber daya yang ada di permukaan bumi, mengatur

kesejahteraan dan pemerintahannya dan lain-lain.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa IPS

(43)

22

menganalisa gejala dan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan

masyarakat.

2. Tujuan IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial bertujuan agar siswa memiliki pengetahuan

dan keterampilan yang berguna selain itu juga dapat mengembangkan

kemampuan dan sikap yang berguna. Kemampuan dan sikap terhadap

gejala-gejala sosial, perkembangan masyarakat Indonesia dan dunia, baik

di masa yang lalu maupun masa sekarang dan diharapkan siswa mampu

bersikap tanggap terhadap kegiatan, masalah, dan pengaruh sosial yang

terjadi di lingkungan sekitar. Mulai dari lingkungan keluarga, sekolah,

sampai pada lingkungan kabupaten atau kota, provinsi, serta negara.

Bahkan, sampai pada lingkungan yang lebih luas, yaitu lingkungan dunia.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan diatas, jadi dapat disimpulkan

bahwa IPS merupakan ilmu yang mempelajari manusia di masyarakat.

Selain itu dengan mempelajari IPS manusia mampu memecahkan masalah

dan memahami lingkungan sosial masyarakat dimana dia berada.

3. Materi IPS kelas IV

Materi dalam mata pelajaran IPS memang dirasa cukup sulit karena

materinya bersifat abstrak jadi sulit bagi siswa SD untuk memahami

konsep-konsep yang abstrak. Apalagi dalam mata pelajaran IPS siswa

dituntut untuk menghafal nama-nama tempat, tokoh dan juga berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

peristiwa, seperti halnya dalam kompetensi dasar 2.3 materi jasa dan

peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia,

siswa dituntut untuk menghafal peristiwa-peristiwa yang terjadi sekitar

proklamasi beserta tokoh-tokoh dan perannya masing-masing dalam

memproklamasikan kemerdekaan, hal ini tentu membutuhkan konsentrasi

dan minat yang besar bagi siswa untuk mempelajarinya, selain itu juga

guru harus menyiapkan metode belajar ataupun media dan sarana yang

mendukung yang akan memudahkan siswa menangkap dan mengingat

materi yang diberikan sehingga materi tersebut akan tersampaikan

dengan baik.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini akan dipaparkan beberapa hasil penelitian yang relevan.

1. Penelitian yang dilakukan oleh Erisdauli Manurung (2006, skripsi tidak

diterbitkan) dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam Meningkatkan

Partisipasi Belajar dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Akuntansi

Siswa Kelas XI Akuntansi SMK Sanjaya Pakem Yogyakarta” dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) menunjukkan bahwa pada siklus 1

menunjukkan komponen kemampuan siswa bertanya (100%), kemampuan

siswa mengerjakan bahan diskusi (100%), kemampuan siswa bertanya

(45)

24

kemampuan siswa menanggapi jawaban (100%), kemampuan siswa

menyimpulkan jawaban (100%). Sedangkan untuk hasil belajar pada

siklus 1, siswa yang mengalami ketuntasan belajar berjumlah 28 siswa

(93,3%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

STAD pada mata pelajaran Akuntansi khususnya materi mengelola kartu

persediaan dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa dan hasil belajar

siswa kelas XI akuntansi SMK Sanjaya Pakem, Yogyakarta.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Dwi Retno Sari (2004, skripsi tidak

diterbitkan) dengan judul skripsi “Penggunaan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dalam

Meningkatkan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Mata Pelajaran

IPS Ekonomi Siswa Kelas VIIB SMP Taman Dewasa Ibu Pawiyatan

Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008” dengan menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division

(STAD) menunjukkan bahwa (1) metode pembelajaran kooperatif tipe

STAD meningkatkan partisipasi siswa : sebelum implementasi hanya 12

siswa saja yang berpartisipasi dalam proses pembelajaran, setelah

implementasi semua siswa (24 siswa) turut berpartisipasi di dalam

pembelajaran. (2) metode pembelajaran kooperatif tipe STAD

meningkatkan motivasi siswa, sebelum implementasi hanya 1 siswa yang

memiliki tingkat motivasi sangat tinggi sedangkan sesudah implementasi

tindakan menjadi 17 siswa, dan (3) metode pembelajaran tipe STAD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

meningkatkan prestasi belajar siswa, sebelum implementasi siswa yang

tuntas belajar sebanyak 7 siswa sedangkan sesudah implementasi tindakan

siswa yang tuntas belajar menjadi 18 siswa.

3. Mutia Lina Dewi (2008) melakukan penelitian dengan judul “Belajar Kelompok Model STAD dan JIGSAW untuk Meningkatkan Motivasi dan Keaktifan Mahasiswa.” Hasil penelitiannya adalah sebagai berikut (1)

Belajar kelompok model STAD dapat membantu mahasiswa meningkatkan

motivasi dan keaktifan belajar matematika melalui tahapan penyajian

materi, belajar kelompok, tes atau kuis, penghitungan poin peningkatan

individual, dan pemberian penghargaan kelompok. (2) Hasil pengamatan

menunjukkan bahwa mahasiswa sangat antusias menyelesaikan soal

latihan secara kelompok dan aktif bertanya ketika penyajian materi, tetapi

selalu ada mahasiswa yang berusaha menyontek ketika tes atau kuis. (3)

Hasil wawancara dan angket menunjukkan bahwa mahasiswa senang

belajar kelompok stad. (4) Status nilai subjek/sumber penelitian lulus

semua. Namun demikian, masih ada mahasiswa yang belum mencapai

kriteria keberhasilan.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa

penggunaan model pembelajaran tipe STAD dapat meningkatkan

partisipasi belajar, prestasi belajar dan keaktifan siswa/mahasiswa

sedangkan kekhasan penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian

(47)

26

(Sekolah Dasar) khususnya di kelas V pada materi Jasa dan Peranan tokoh

pejuang dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia di SD N

Denggung. Selain hal tersebut, pada penelitian ini variabel yang akan

diteliti yaitu prestasi belajar dan keaktifan siswa, penelitian yang

sebelumnya digunakan peneliti sebagai acuan untuk mengetahui sejauh

mana pembelajaran kooperatif teknik STAD ini dapat meningkatkan

prestasi dan keaktifan siswa pada penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Proses pembelajaran di dalam kelas diharapkan pengajaran dikemas dengan

baik, yang kemudian akan membuat siswa senang dalam mengikuti pembelajaran.

Dari pengamatan peneliti, terlihat bahwa sekarang ini banyak guru yang belum

menerapkan teknik-teknik pembelajaran yang dikemas dengan menarik guna

membangkitkan proses pembelajaran siswa di kelas. Padahal banyak teknik dalam

melakukan pembelajaraan kooperatif, yakni salah satunya ialah teknik Student

Teams Achievement Divisions (STAD).

Teknik STAD ini akan diterapkan pada mata pelajaran IPS yang diharapkan

dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar siswa. Karena dalam

pembelajaran dengan menggunakan teknik STAD, siswa dapat belajar ataupun

berdiskusi secara berkelompok dalam tim, mampu bekerja sama dengan baik antar

anggota kelompok, tertarik mengikuti pembelajaran, terlibat aktif pada proses

pembelajaran, dan pada akhirnya akan meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar siswa beserta kelompoknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

Pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD akan membuat siswa merasa

senang dan menikmati proses pembelajaran. Apabila siswa telah menikmati

proses pembelajaran, maka siswa akan termotivasi untuk belajar materi yang

diberikan sehingga prestasi belajarnya akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

1. Cara meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam mata pelajaran

Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N

Denggung Tahun Ajaran 2012/2013 adalah pembelajaran dengan diawali

penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan

kelompok (diskusi), kuis, dan pemberian penghargaan.

2. Pengunaan Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat

meningkatkan keaktifan siswa dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran

2012/2013.

3. Pengunaan Model pembelajaran kooperatif teknik STAD dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang dalam

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD N

(49)

28

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Kunandar (2008: 45) berpendapat penelitian tindakan kelas

adalah suatu penelitian tindakan (action research) yang dilakukan oleh guru yang

sekaligus sebagai peneliti dikelasnya atau bersama-sama dengan orang lain

(kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan dan merefleksikan tindakan

secara kolaboratif dan partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau

meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelasnya melalui suatu

tindakan (treatment) tertentu dalam suatu siklus.

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, sebab menggambarkan

bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang

diinginkan dapat dicapai. Penelitian ini mengacu pada perbaikan pembelajaran

yang berkesinambungan. Kemmis dan Taggart (1988:14) menyatakan bahwa

model penelitian tindakan adalah berbentuk spiral. Tahapan penelitian tindakan

pada suatu siklus meliputi perencanaan atau pelaksanaan observasi dan refleksi.

Siklus ini berlanjut dan akan dihentikan jika sesuai dengan kebutuhan dan dirasa

sudah cukup.

Penelitian ini menggunakan model penelitian Kemmis dan Mc. Taggart

(2006). Model penelitian ini terdiri dari adanya perencanaan, tindakan, observasi,

dan refleksi, yang keempatnya merupakan satu siklus. Setelah suatu siklus

diimplementasikan, akan diadakan refleksi dari semua kegiatan yang telah

28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

dilakukan. Kemudian, dilakukan perencanaan ulang untuk dilaksanakan pada

siklus tersendiri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar 1 di bawah ini:

Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam Suharsimi (2006:16)

Keempat aspek pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas (Kunandar

2008:70-76) menurut Kemmis dan Mc. Taggart (1998), Penelitian Tindakan Kelas

dilakukan melalui proses yang dinamis dan komplementari yang terdiri dari 4

momentum essensial, berikut penjelasan singkatnya:

1. Penyusunan Rencana

Perencanaan adalah mengembangkan rencana tindakan yang secara kritis

untuk meningkatkan apa yang telah terjadi. Rencana penelitian tindakan Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

Pelaksanaan

(51)

30

kelas hendaknya tersusun dan dari segi definisi harus prospektif pada

tindakan, rencana itu harus memandang ke depan.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud adalah tindakan yang dilakukan secara sadar dan

terkendali, yang merupakan variasi praktik yang cermat dan bijaksana.

Praktik diakui sebagai gagasan dalam tindakan dan tindakan itu digunakan

sebagai pijakan bagi pengembangan tindakan berikutnya yaitu tindakan

yang disertai niat untuk memperbaiki keadaan.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait.

Objek observasi adalah seluruh proses tindakan terkait, pengaruhnya ( yang

disengaja dan tidak disengaja ), keadaan dan kendala tindakan direncanakan

dan pengaruhnya, serta persoalan lain yang timbul dalam konteks terkait.

Observasi dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa

proses perubahan kinerja PBM.

4. Refleksi

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan persis seperti

yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha memahami proses,

masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis.

Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi di antara peneliti dan kolaborator.

Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan rencana. Refleksi

(perenungan) merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan explanasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

(penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas

pelaksanaan tindakan.

B. Setting Penelitian

Setting penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD N Denggung Jalan Candi Gebang,

Bangunrejo, Tridadi, Sleman, Yogyakarta 55511.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD N Denggung Tahun Ajaran

2012/2013. Secara keseluruhan siswa kelas V SD N Denggung Tahun

Ajaran 2012/2013 berjumlah 37 siswa, terdiri dari 19 siswa laki-laki dan

18 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan prestasi belajar

menggunakan model pembelajaran kooperatif teknik STAD dalam mata

pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi jasa dan peranan tokoh pejuang

dalam memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada siswa kelas V SD

N Denggung Tahun Ajaran 2012/2013.

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan pada semester genap tahun

ajaran 2012/2013 yakni bulan Januari-Agustus 2013. Rincian pelaksanaan

(53)

32

a. Permintaan ijin kepada Kepala Sekolah SD N Denggung

Permintaan ijin disini dimaksudkan agar kegiatan penelitian dapat

berjalan dengan lancar dengan persetujuan dari pihak sekolah.

b. Wawancara

Tujuan dilakukan wawancara dimaksudkan untuk mencari informasi

tentang kondisi awal keaktifan dan prestasi belajar siswa. Informasi

tersebut diperoleh dari wawancara dengan guru mata pelajaran IPS

kelas V SD N Denggung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

c. Observasi

Tujuan dilakukan observasi dimaksudkan untuk mengumpulkan data

tentang kondisi sesungguhnya yang terjadi di kelas V SD N

Denggung.

d. Mendata siswa dengan tingkat kemampuan yang tinggi, sedang, rendah

untuk menentukan kelompok.

e. Membentuk kelompok masing-masing beranggotakan 6-7 siswa

dengan kemampuan yang heterogen.

f. Indentifikasi masalah

Setelah diperoleh data dari hasil wawancara dan observasi maka

peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi dan menentukan

tindak lanjut.

g. Mengkaji kompetensi dasar dan materi pokok

Hal tersebut dilakukan dengan merumuskan isi dan materi dari

kompetensi dasar sehingga diperoleh indikator.

h. Menyiapkan dan menyusun instrumen pembelajaran (silabus, RPP,

bahan ajar).

i. Menyiapkan dan menyusun instrumen pengumpulan data (lembar

pengamatan keaktifan, panduan wawancara, kisi-kisi soal, soal

evaluasi, instrumen penilaian)

j. Mempersiapkan sarana pendukung dalam kegiatan pembelajaran

(55)

34

D. Rencana Tindakan Tiap Siklus

Setelah peneliti memperoleh gambaran keadaan kelas, maka dilakukan

tindakan kelas sebagai berikut.

1. Siklus I

Tindakan yang direncanakan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi

belajar IPS materi Jasa dan peranan tokoh pejuang dalam memproklamasikan

kemerdekaan Indonesia.

a. Rencana Tindakan

1) Peneliti membuat silabus, membuat RPP, membuat LKS dan soal

evaluasi, menyiapkan bahan ajar, lembar observasi, menyiapkan media

dan sumber belajar

2) Peneliti menggali data awal karakteristik siswa secara heterogen

menjadi kelompok yang beranggotakan 6-7 siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilaksanakan dalam 2 pertemuan,

dimana pada setiap pertemuan beralokasi 2 JP (2 x 35 menit). Berikut ini

uraian pelaksanaan tindakan secara umum:

a. Pertemuan 1

1) Mempersiapkan perangkat pembelajarannya (Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran).

2) Menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang akan

dicapai dalam kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar

Gambar 3.1  Bagan tahapan penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart  ........  29
Gambar 3.1 Bagan Tahapan Penelitian menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan
Tabel 3.2 Indikator, Data, Teknik Pengumpulan, Instrumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tulislah jawaban Anda pada lembar jawaban ujian yang tersedia sesuai dengan petunjuk yang diberikanlu. Anda dapat menggunakan bagian yang kosong dalam berkas soal untuk

Kromatogram Gambar 15 memperlihatkan bahwa secara kuantitatif produk isomerisasi eugenol dengan radiasi gelombang mikro tanpa pelarut lebih besar daripada menggunakan

dari sistem kontrol ini yaitu untuk mendapatkan sinyal aktual yang senantiasa?. diinginkan sama dengan sinyal acuan yang di atur (set

Pada switch pilih mode Ω.· Tekan push button.· Lihat penunjuk voltase tanah apabila jarum bergerak dengan cepat sampai mentok ke ujung volt meter, check kembali instalasi

[r]

Ketiadaan pengaturan perlindungan warga negara yang menolak mengikuti wajib militer karena alasan keyakinan dan hati nurani ( conscientious objection )

Skripsi yang berjudul “ Konfigurasi Modal Sosial Etnis Jawa dalam mendukung keberhasilan pembangunan desa (studi deskriptif Desa Sena, kacamatan Batang Kuis,..

Penelitian terhadap pemberitaan persidangan kasus korupsi dengan terdakwa Bupati Sleman Non-aktif di surat kabar Harian Jogja ini bertujuan untuk mengetahui pembingkaian pada