PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
3. Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
Trianto (2009:56) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah
siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari
4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis
kelamin, suku/ ras, dan satu sama lain saling membantu. Pembelajaran
kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang
melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan
bersama. Jadi, setiap anggota kelompok memiliki tanggung jawab yang
sama untuk keberhasilan kelompoknya. Menurut Rusman (2010:202-203)
pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pembelajaran dengan cara
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara
kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan
struktur kelompok yang bersifat heterogen. Sedangkan Sriyono (1992)
mengungkapkan kerja kelompok dipakai dalam interaksi belajar mengajar
agar murid-murid bisa bekerja bersama-sama membahas dan memecahkan
16
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran yang lebih
mengutamakan kerja kelompok untuk saling membantu siswa satu dengan
yang lainnya untuk membahas dan memecahkan masalah dan diharapkan
tercipta suatu kerjasama antar anggota kelompok yang bersifat heterogen.
b. Karakteristik model pembelajaran kooperatif
Menurut Rusman (2010:206) pembelajaran kooperatif berbeda dengan
strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari
proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama
dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Pembelajaran secara tim
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara tim.
Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu, tim harus
mampu membuat siswa belajar. Setiap anggota tim harus saling membantu
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2. Didasarkan pada manajemen kooperatif
Manajemen yang telah kita pelajari mempunyai 3 fungsi, yaitu:
a. Fungsi manajemen sebagai perencanaan pelaksanaan menunjukkan
bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan sesuai dengan
perencanaan, dan langkah-langkah pembelajaran yang sudah
ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Fungsi manajemen sebagai organisasi, menunjukkan bahwa
pembelajaran kooperatif memerlukan perencanaan yang matang
agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif.
c. Fungsi manajemen sebagai kontrol, menunjukkan bahwa dalam
pembelajaran kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik
melalui bentuk tes maupun non tes.
3. Kemauan untuk bekerja sama
Keberhasilan pembelajaran kooperatif ditentukan oleh keberhasilan
secara kelompok, oleh karenanya prinsip kebersamaan atau kerjasama
perlu ditekankan dalam pembelajaran kooperatif. Tanpa kerja sama yang
baik, pembelajaran kooperatif tidak akan mencapai hasil yang optimal.
4. Keterampilan bekerja sama
Kemampuan bekerja sama itu dipraktikkan melalui aktivitas dalam
kegiatan pembelajaran secara berkelompok. Dengan demikian, siswa perlu
didorong untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi dengan
angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
dari pembelajaran kooperatif adalah pembelajarannya dilakukan secara tim
atau berkelompok, didasarkan pada manajemen kooperatif yaitu yang
pertama dilaksanakan sesuai dengan perencanaan, dan langkah-langkah
pembelajaran yang sudah ditentukan, kedua menunjukkan bahwa
18
proses pembelajaran berjalan dengan efektif, yang ketiga pembelajaran
kooperatif perlu ditentukan kriteria keberhasilan baik melalui bentuk tes
maupun non tes, pembelajaran kooperatif berprinsip pada kebersamaan
atau kerjasama, pembelajaran kooperatif menekankan keterampilan
bekerja sama untuk mau dan sanggup berinteraksi dan berkomunikasi
dengan angota lain dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
c. Model Pembelajaran Kooperatif Teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD)
Menurut Trianto (2009: 68-72) pembelajaran kooperatif tipe STAD ini merupakan salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan
menggunakan kelompok-kelompok kecil dengan jumlah anggota tiap
kelompok 4-5 orang siswa secara heterogen. Diawali dengan penyampaian
tujuan pembelajaran, penyampaian materi, kegiatan kelompok, kuis dan
penghargaan kelompok. Menurut Rusman (2010:213) dalam STAD, siswa dibagi menjadi kelompok beranggotakan 4 orang yang beragam
kemampuan, jenis kelamin, dan sukunya. Guru memberikan suatu
pelajaran dan siswa-siswa dalam kelompok memastikan bahwa semua
anggota kelompok itu bisa menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya semua
siswa menjalani kuis perseorangan tentang materi tersebut, dan pada saat
itu mereka tidak boleh saling membantu satu sama lain. Nilai hasil kuis
diperbandingkan dengan nilai rata-rata mereka sendiri yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebelumnya, dan nilai-nilai itu diberi hadiah berdasarkan pada seberapa
tinggi peningkatan yang bisa mereka capai.
Slavin dalam Rusman (2010:214) memaparkan bahwa “Gagasan utama di belakang STAD adalah memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan
guru”.
d. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Teknik STAD
Slavin dalam Nur (2006:26) mengungkapkan seperti halnya
pembelajaran lainnya, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini juga
membutuhkan persiapan yang matang sebelum kegiatan pembelajaran
dilaksanakan. Persiapan-persiapan tersebut antara lain:
1. Perangkat pembelajaran
Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran ini perlu dipersiapkan
perangkat pembelajarannya, yang meliputi Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), Lembar Kegiatan Siswa (LKS) beserta lembar
jawabannya.
2. Membentuk kelompok kooperatif
Menentukan anggota kelompok diusahakan agar kemampuan siswa
dalam kelompok adalah heterogen dan kemampuan antar satu kelompok
dengan kelompok lainnya relatif homogen. Apabila memungkinkan
kelompok kooperatif perlu memperhatikan ras, agama, jenin kelamin, dan
20
belakang yang relatif sama, maka pembentukan kelompok dapat
didasarkan pada prestasi akademik, yaitu:
a. Siswa dalam kelas terlebih dahulu dirangking sesuai kepandaian
dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Tujuannya adalah
untuk mengurutkan siswa sesuai kemampuanya dan digunakan untuk
mengelompokkan siswa ke dalam kelompok.
b. Menentukan tiga kelompok dalam kelas yaitu kelompok atas,
kelompok menengah dan kelompok bawah. Kelompok atas sebanyak
25% dari seluruh siswa yang diambil dari siswa rangking satu,
kelompok tengah 50% dari seluruh siswa yang diambil dari urutan
setelah kelompok atas, dan kelompok bawah sebanyak 25% dari
seluruh siswa yaitu terdiri atas siswa setelah diambil kelompok atas
dan kelompok menengah.
c. Menentukan skor awal
Skor awal yang dapat digunakan dalam kelas kooperatif adalah nilai
ulangan sebelumnya. Skor awal ini dapat berubah setelah ada kuis.
Misalnya pada pembelajaran lebih lanjut dan setelah diadakan tes,
maka hasil tes masing-masing individu dapat dijadikan skor awal.
d. Pengaturan tempat duduk
Pengaturan tempat duduk dalam kelas kooperatif perlu juga diatur
dengan baik, hal ini dilakukan untuk menunjang keberhasilan
pembelajaran kooperatif apabila tidak ada pengaturan tempat duduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat menimbulkan kekacauan yang menyebabkan gagalnya
pembelajaran pada kelas kooperatif.
e. Kerja kelompok
Untuk mencegah adanya hambatan pada pembelajaran kooperatif
tipe STAD, terlebih dahulu diadakan latihan kerja sama kelompok.
Hal ini bertujuan untuk lebih jauh mengenalkan masing-masing
individu dalam kelompok.