• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran kinerja institusi pendidikan menengah atas dengan metode Balanced Scorecard : studi kasus pada SMAN 2 Sendawar, Kutai Barat - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Pengukuran kinerja institusi pendidikan menengah atas dengan metode Balanced Scorecard : studi kasus pada SMAN 2 Sendawar, Kutai Barat - USD Repository"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Saya tidak takut berjalan lambat,

Yang saya takutkan adalah berhenti berjalan..

“Sakit dalam

perjuangan itu hanya sementara.

Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun.

Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan

terasa selamanya”

(Lance Armstrong, Mantan Atlet Balap Sepeda AS).

Kehormatan seseorang dinilai dari tanggungjawab

terhadap kewajibannya (Mbah Maridjan)

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

Orang tua ku: Bpk Arvani dan Ibu Dominika

Adik-adik ku: Andi, Tian, Dika dan Narty

Kakek&Nenek di Mujan, Nenek&(Alm) Kakek di Tering

(5)
(6)
(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas berkat dan rahmat-Nya yang

telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan

arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih

yang tak terhingga kepada:

1. Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa melimpahkan kasih dan

berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Rama Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtomo, S.J. selaku Rektor Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan

mengembangkan kepribadian kepada penulis.

3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sanata Dharma.

4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., QIA selaku Kaprodi Akuntansi Fakultas

Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

5. Firma Sulistiyowati, S.E., M.Si., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah

sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Semua Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi yang telah memberikan

(8)

viii

7. Semua Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu proses

administrasi mahasiswa dan proses perkuliahan.

8. Kedua orangtuaku, adik-adikku, yang selalu mendoakan dan memberi

semangat.

9. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat, khususnya Dinas Pendidikan

yang telah memberikan kesempatan belajar dan membiayai penulis selama

kuliah.

10. Franklin, S.Pd., M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Sendawar,

beserta para guru dan karyawan yang telah menerima, membantu,

mendukung dan memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan

penelitian serta memberikan data yang dibutuhkan penulis dalam menyusun

skripsi.

11. Seluruh siswa-siswi dan orang tua/wali murid SMA Negeri 2 Sendawar

yang telah mendukung penulis dalam menyusun skripsi.

12. Bruder Urbanus Teluma Belawa, MSF, terima kasih atas doa, saran dan

penguatan kepada penulis.

13. Om Sahrun sekeluarga, om Marat sekeluarga, terima kasih atas bantuannya

selama ini, semoga Tuhan Yesus membalas segala kebaikan hati kalian

melalui berkat-Nya.

14. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Ikatan Dinas Kutai Barat angkatan

2007 khususnya Program Studi Akuntansi, yang selalu memberi bantuan,

(9)
(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii

1. Pengertian Organisasi Sektor Publik ... 6

2. Tipe Organisasi Sektor Publik ... 7

3. Tipe barang atau Pelayanan Organisasi Sektor Publik ... 8

4. Pengukuran Kinerja Sektor Publik ... 10

B. Metode Balanced Scorecard ... 11

1. Pengertian Metode Balanced Scorecard ... 11

2. Keunggulan Metode Balanced Scorecard ... 12

3. Proses Implementasi Balanced Scorecard ... 13

C. Penerapan Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan ... 14

1. Perubahan Konsep Metode Balanced Scorecard ... 14

(11)

xi

BAB III METODE PENELITIAN ... 19

A. Jenis Penelitian ... 19

B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 19

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 19

H. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sendawar ... 36

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Menterjemahkan Visi dan Misi SMA Negeri 2 Sendawar ke dalam Metode Balanced Scorecard ... 37

1. Perspektif Pelanggan ... 37

2. Perspektif Keuangan ... 39

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 40

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 41

B. Analisa dan Pembahasan Data yang Dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar Berdasarkan Empat Perspektif 43

1. Perspektif Pelanggan ... 43

2. Perspektif Keuangan ... 57

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 62

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 72

C. Penilaian Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar Berdasarkan Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard ... 85

1. Perspektif Pelanggan ... 85

(12)

xii

3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 88

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 90

D. Penilaian Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar secara Keseluruhan . 91 BAB VI PENUTUP ... 94

A. Kesimpulan ... 94

1. Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar menurut empat perspektif yang ada dalam metode balanced scorecard ... 94

2. Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar secara keseluruhan ... 95

B. Keterbatasan Penelitian ... 96

C. Saran ... 97

1. Bagi SMA Negeri 2 Sendawar ... 97

2. Peneliti selanjutnya ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer ... 26

Tabel 2. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 27

Tabel 3. Kriteria Penilaian Sekolah untuk Masing-Masing Persperktif ... 27

Table 4. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan ... 28

Table 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan ... 29

Tabel 6. Jenis Ruangan/Bangunan ... 32

Tabel 7. Ukuran Strategik Perspektif Pelanggan ... 38

Tabel 8. Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 40

Tabel 9. Ukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal ... 40

Tabel 10. Ukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 42

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal secara Umum . 45 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Gedung Sekolah ... 46

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Kualitas Siswa ... 47

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim dan Budaya Sekolah ... 48

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Layanan Sekolah ... 49

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pelanggan Eksternal secara Umum ... 50

Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Eksternal terhadap Kualitas Siswa ... 51

Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Eksternal terhadap Iklim dan Budaya Sekolah ... 52

Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Eksternal terhadap Pelayanan Sekolah ... 53

(14)

xiv

Tabel 21. Perhitungan Total Biaya Administrasi Non Program ... 58

Tabel 22. Perhitungan Total Biaya Program ... 58

Tabel 23. Perhitungan Rasio Biaya Operasional Terhadap Total Biaya Program 58 Tabel 24. Perhitungan Total Pendapatan BOSDA Per Tahun ... 59

Tabel 25. Perhitungan Rasio Biaya Program ke Pendapatan BOSDA ... 59

Tabel 26. Perhitungan Biaya Rata-rata per Siswa ... 60

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Terhadap Kepuasan Umum ... 77

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja ... 78

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Pengembangan Kompetensi Guru dan Karyawan ... 79

Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Kesejahteraan Guru dan Karyawan ... 80

Tabel 31. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik menurut Perspektif Pelanggan ... 87

Tabel 32. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Pelanggan 86

Tabel 33. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Pelanggan ... 86

Tabel 34. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 87

Tabel 35. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Keuangan . 87 Tabel 36. Penilaian Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar menurut Perspektif Keuangan ... 88

Tabel 37. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik dalam Perspektif Proses Bisnis Internal ... 89

Tabel 38. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Proses Bisnis Internal ... 89

Tabel 39. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Proses Bisnis Internal ... 89

Tabel 40. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Pebelajaran dan Pertumbuhan ... 90

(15)

xv

Tabel 42. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan ... 91

Tabel 43. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan ... 92

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik ... 15

(17)

xvii

ABSTRAK

PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI PENDIDIKAN MENENGAH

ATAS DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Studi Kasus pada SMA Negeri 2 Sendawar, Kutai Barat

Robert William

NIM: 07 2114 086

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2013

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja SMA Negeri 2 Sendawar apabila diukur dengan menggunakan metode balanced scorecard. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya penilaian kinerja organisasi sektor publik serta makin maraknya pengukuran kinerja organisasi sektor publik dengan menggunakan metode balanced scorecard.

Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan menggunakan metode kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling dan purposive sampling untuk menilai perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio dan statistika sederhana dengan menggunakan data total skor dan rata-rata skor.

(18)

xviii

ABSTRACT

A PERFORMANCE MEASUREMENT OF A SENIOR HIGH SCHOOL

INSTITUTION USING BALANCED SCORECARD METHOD

A Case Study At State Senior High School 2 of Sendawar, West Kutai

Robert William

NIM: 07 2114 086

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2013

The purpose of this research was to know the performance of State Senior High School 2 of Sendawar if it was measured using balanced scorecard method. This research is motivated by the importance of measurement of the performance of public sector and the increasing number of measurement of public sector using balanced scorecard method.

The research was a case study. The data were obtained using questionnaire, interviews, and documentation methods. The sampling techniques used were purposive and convenience sampling for assessing customer perspective, internal business process, and learning and growth perspective. The data analysis techniques used were ratio analysis and simple statistic using total score and mean.

The results of this research showed that : (1). Based on costumer’s perspective,

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal

dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan utama yang telah

ditetapkan. Tujuan organisasi akan tampak dalam visi dan misi organisasi.

Pernyataan visi dan misi suatu organisasi merupakan gambaran ideal

organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan

operasionalnya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut organisasi menyusun

rencana-rencana strategis yang harus dilakukan oleh setiap anggota organisasi.

Rencana-rencana strategis ini berfungsi sebagai petunjuk bagi anggota

organisasi dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan operasional, yang

akan berdampak pada efektivitas dan efisiensinya dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat.

Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk

membantu menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan

nonfinansial. Dalam suatu sistem manajemen strategi, pengukuran kinerja

berfungsi sebagai alat penilai apakah strategi yang sudah ditetapkan telah

berhasil dicapai. Dari hasil pengukuran kinerja dilakukan feedback sehingga

tercipta sistem pengukuran kinerja yang mampu memperbaiki kinerja

(20)

Metode balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang

menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran

operasional (Hansen dan Mowen 2003). Tujuan dan ukuran operasional

tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif

finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business

process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) (Kaplan

dan Norton 1996).

Perspektif finansial menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai

oleh organisasi atas aktivitas yang dilakukan dalam 3 perspektif lainnya.

Perspektif pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar dimana

organisasi berkompetisi. Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan

proses-proses yang penting untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi.

Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan

organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Balanced

scorecard sebagai suatu sistem manajemen akan mengintegrasikan visi,

strategi dan keempat perspektif secara seimbang.

Tujuan organisasi sektor publik adalah untuk melayani dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat, demikian juga halnya dengan lembaga pendidikan.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana kinerja SMA Negeri 2 Sendawar apabila diukur dengan

(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem pengukuran kinerja

serta mengukur dan menganalisa kinerja sekolah dari empat perspektif yang

terdapat didalam metode balanced scorecard yaitu perspektif pelanggan

(costumer perspective), perspektif keuangan (financial perspective), perspektif

proses bisnis internal (internal business process perspective), dan perspektif

pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi SMA Negeri 2 Sendawar, Kutai Barat

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan masukan bagi pihak

sekolah untuk mengukur kinerja, serta menetapkan kebijakan dan

keputusan yang akan diambil khususnya untuk perencanaan dan

pengevaluasian kinerja organisasi.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan

ilmu dan penelitian dibidang manajemen dan sebagai tambahan bagi

pembaca yang membutuhkan informasi dan penelitian pada bidang yang

(22)

3. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan dan wawasan,

serta mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan,

khususnya tentang penerapan metode balanced scorecard.

E. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan yang diterapkan adalah:

BAB I : Pendahuluan

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II : Landasan Teori

Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai pedoman

dalam mengolah dan menganalisa data.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini membahas objek dan subjek penelitian, teknik

pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik

analisis data.

BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab ini membahas profil SMA Negeri 2 Sendawar: sejarah, visi,

misi, dan strategi SMA Negeri 2 Sendawar, serta data-data yang

digunakan untuk mengukur kinerja sekolah, yaitu laporan

(23)

BAB V : Analisa Data dan Pembahasan

Bab ini meliputi deskripsi data, analisis data serta hasil penelitian

dan interpretasi.

BAB VI : Penutup

Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,

keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik

untuk pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun

(24)

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A.Organisasi Sektor Publik

1. Pengertian Organisasi Sektor Publik

Sektor publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang

berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa

kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang

diatur dengan hukum. Di setiap negara, cakupan organisasi sektor publik

sering tidak sama. Tidak ada definisi yang secara komprehensif dan lengkap

bisa digunakan untuk semua sistem pemerintahan. Di Indonesia, berbagai

organisasi termasuk dalam cakupan sektor publik antara lain pemerintahan

pusat, pemerintahan daerah, sejumlah perusahaan dimana pemerintah

mempunyai saham (BUMN dan BUMD), organisasi bidang pendidikan,

organisasi bidang kesehatan dan organisasi-organisasi massa (Mahsun,

Firma dan Andre 2007: 4-5)

Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial yang

non-profit oriented. Banyak yang menganggap organisasi sektor publik pasti

non-profit. Anggapan ini kurang tepat, karena organisasi sektor publik ada

yang bertipe quasi nonprofit. Quasi nonprofit bertujuan meningkatkan

kesejahteraan masyrakat dengan motif surplus (laba) agar terjadi

keberlangsungan organisasi dan memberikan kontribusi pendapatan negara

(25)

organisasi sosial, bukan hanya organisasi nonprofit dan juga bukan hanya

organisasi pemerintahan (Mahsun, Firma dan Andre 2007: 11)

2. Tipe Organisasi Sektor Publik

Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik yang

hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung

pada tipe organisasi. Pada dasarnya terdapat 4 (empat) jenis tipe organisasi,

yaitu (1) pure-profit organization, (2) quasi-profit organization, (3)

quasi-nonprofit organization dan (4) pure-nonprofit organization. Perbedaan

empat tipe organisasi tersebut terutama dilihat dari tujuan operasi dan

sumber pendanaannya.

a. Pure-Profit Organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau

menjual barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh

laba sebanyak-banyaknya sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik.

Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari para investor swasta dan

kreditor. Contohnya pasar swalayan, salon kecantikan dan distro.

b. Quasi-Profit Organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan

atau menjual barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk

memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagaimana

yang dikehendaki para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal

dari investor swasta, investor pemerintah, kreditor dan para anggota.

(26)

c. Quasi-Nonprofit Organization, menyediakan atau menjual barang

dan/atau jasa dengan maksud utama untuk melayani masyarakat dan

memperoleh keuntungan (surplus). Sumber pendanaan organisasi ini

berasal dari investor pemerintah, investor swasta dan kreditor. Contohnya

rumah sakit dan institusi pendidikan.

d. Pure-Nonprofit Organization, menyediakan atau menjual barang

dan/atau jasa dengan maksud utama untuk melayani dan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari

pajak, retribusi, utang, obligasi, laba BUMN/BUMD, hibah dan

sumbangan. Contohnya panti asuhan, lembaga swadaya masyarakat, dan

organisasi pemerintahan.

3. Tipe Barang atau Pelayanan Organisasi Sektor Publik

Terlalu sulit untuk menarik garis lurus yang bisa memisahkan secara

tegas area sektor publik dengaan area sektor swasta. Salah satu cara yang

bisa membantu membedakan area kedua sektor publik dan swasta tersebut

adalah dengan berpedoman pada kategorisasi tipe barang atau pelayanan,

yaitu pure public goods, quasi public goods, quasi private goods dan pure

private goods.

a. Pure Public Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan

masyarakat yang manfaat barang atau jasa tersebut dinikmati oleh

seluruh masyarakat secara bersama-sama. Pure public goods dalam

(27)

kepentingan masyarakat luas. Ada 4 (empat) ciri utama pure public

goods, yaitu:

1) Nonrivalry in Consumption, pure public goods merupakan konsumsi

umum sehingga konsumen tidak bersaing dalam mengkonsumsinya.

2) Nonexclusive, penawaran atas pure public goods tidak hanya

diperuntukkan bagi seseorang dan mengabaikan yang lainnya

sehingga tidak ada yang eksklusif antarorang dalam masyarakat,

sehingga mempunyai hak yang sama dalam mengonsumsinya.

3) Low Excludability, penyedia atau konsumen suatu barang atau

pelayanan tidak bisa menghalangi (atau mengecualikan) orang lain

untuk menggunakan atau memperoleh manfaat dari barang tersebut.

4) Low Competitive, antar penyedia pure public goods tidak saling

bersaing secara ketat. Hal ini karena keberadaan barang ini tersedia

dalam jumlah dan kualitas yang sama.

b. Quasi Public Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan

masyarakat yang manfaat barang atau jasa tersebut dinikmati oleh

seluruh masyarakat, namun apabila dikonsumsi oleh individu tertentu

akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut.

c. Quasi Private Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan

masyarakat yang mana manfaat barang atau jasa tersebut hanya dinikmati

secara individual oleh orang yang membelinya walaupun sebetulnya

(28)

d. Pure Private Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan

masyarakat yang mana manfaat barang atau jasa tersebut hanya dinikmati

secara individual oleh orang yang membelinya dan yang tidak

membelinya tidak dapat menikmati barang atau jasa tersebut. Terdapat 4

(empat) ciri utama barng privat, yaitu:

1) Rivalry in Consumption, barang privat bukan merupakan konsumsi

umum sehingga terdapat persaingan antarpengguna dalam

mengkonsumsinya.

2) Exclusive, penawaran atas barang privat hanya diperuntukkan bagi

seseorang yang mampu menggantikan nilai barang yang disediakan

tersebut (bersifat eksklusif). Seseorang yang tidak memiliki sumber

daya yang cukup, tidak bisa mengkonsumsinya.

3) Excludability, penyedia atau konsumen suatu barang atau pelayanan

bisa menghalangi (atau mengecualikan) orang lain untuk

menggunakan atau memperoleh manfaat dari barang tersebut.

4) High Competitive, antarpenyedia (produsen) barang privat saling

bersaing secara ketat. Akhirnya barang privat yang tersedia dipasar

sangat beraneka ragam baik jumlah maupun kualitasnya.

4. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik

Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian

pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,

(29)

organisasi. Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement)

adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan

sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas:

efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa;

kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang

diinginkan; dan efektivitas dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002, dalam

Mahsun, Firma dan Andre 2007: 157)

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan elemen pokok suatu

pengukuran kinerja antara lain:

a. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.

b. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.

c. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.

d. Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan

kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas).

B.Metode Balanced Scorecard

1. Pengertian Metode Balanced Scorecard

Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan

(2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk

mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan

untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa

depan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja

(30)

nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern

(Mulyadi, 2001: 1-2).

Balanced merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan

visi dan strategi organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional. Tujuan

dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat

perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis

internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan

(learning and growth) (Imelda: 2004).

2. Keunggulan Metode Balanced Scorecard

Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan

strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki

karakteristik sebagai berikut: (1) komprehensif, (2) koheren, (3) seimbang,

(4) terukur.

a. Komprehensif, balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup

dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada

perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain: pelanggan,

proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.

b. Koheren, balanced scorecard mewajibkan personal untuk membangun

hubungan sebab akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran

(31)

c. Seimbang, keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem

perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan

berjangka panjang.

d. Terukur, keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem

perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran

strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.

3. Proses Implementasi Balanced Scorecard

a. Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Program Organisasi

Jika kita hendak menilai kinerja organisasi harus mempunyai kriteria

yang jelas. Kriteria ini adalah indikator pencapaian tujuan, sasaran,

strategi, dan program. Dengan demikian langkah pertama pengukuran

kinerja dengan balanced scorecard adalah pendefinisian tujuan, sasaran,

strategi, dan program sebagai dasar menentukan indikator pengukuran.

b. Merumuskan Framework Pengukuran Setiap Jenjang Manajerial

Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara

bertingkat dengan berpedoman pada struktur organisasi yang ada untuk

diarahkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat kedalaman yang

berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan pengukuran kinerja untuk

setiap individu, team, dan kelompok organisasi.

c. Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen

Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan merupakan sub

(32)

harus diintegrasikan ke dalam sistem manajemen baik formal maupun

non formal organisasi. Sistem pengukuran kinerja merupakan bagian dari

perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, motivasi dan

pengendalian yang ditetapkan organisasi.

d. Monitoring Sistem Pengukuran Kinerja

Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu dimonitor

karena organisasi selalu menghadapi lingkungan yang dinamis. Kondisi

pada saat sistem didesaian sangat mungkin tidak relevan lagi akibat

perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring

terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya secara terus menerus

secara konsisten, dan mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem

pengukuran pada periode berikutnya. Menghadapi turbulensi lingkungan

ini, organisasi kemungkinan mengubah strategi pencapaian tujuannya.

C.Penerapan Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan

1. Perubahan Konsep Metode Balanced Scorecard

Lembaga pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi sektor

publik (quasi-nonprofit organization). Meskipun organisasi publik bukan

bertujuan mencari profit, organisasi ini dapat mengukur efektivitas dan

efisiensinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu

organisasi publik dapat menggunakan balanced scorecard dalam

(33)

Untuk memenuhi kebutuhan organisasi publik yang berbeda dengan

organisasi bisnis, maka sebelum digunakan ada beberapa perubahan yang

dilakukan dalam konsep balanced scorecard. Perubahan yang terjadi antara

lain:

a. Perubahan framework dimana yang menjadi driver dalam balanced

scorecard untuk organisasi sektor publik adalah misi untuk melayani

masyarakat.

b. Perubahan posisi antara perspektif finansial dan perspektif pelanggan.

c. Perspektif customers menjadi customers & stakeholders.

d. Perubahan perspektif learning & growth menjadi perspektif employess

and organization capacity.

Gambaran balanced scorecard yang digunakan dalam organisasi publik

dapat digambarkan sebagai berikut

Gambar 1. Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik (Imelda: 2004) MISI

Perspektif PELANGGAN

Perspektif KEUANGAN

Perspektif BISNIS INTERNAL STRATEGI

Perspektif PEMBELAJARAN &

(34)

2. Perspektif Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan

Tujuan organisasi sektor publik adalah untuk melayani dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, demikian juga halnya dengan

lembaga pendidikan. Tujuan tersebut kemudian dinyatakan dalam empat

perspektif, yaitu:

a. Perspektif Pelanggan.

Dalam perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasikan

pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan

yang bisa ditetapkan dalam perspektif ini adalah pemuasan kebutuhan

pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif ini antara

lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan,

akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya. Dalam perspektif ini

organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan

pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi

organisasi.

Dalam dunia pendidikan, pelanggan dibagi menjadi dua, yaitu

pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Yang termasuk pelanggan

internal adalah siswa-siswi yang terdaftar dalam institusi pendidikan

tersebut. Sedangkan yang termasuk dalam pelanggan eksternal adalah

orang tua/wali murid dari siswa-siswi tersebut. Stakeholder dari institusi

pendidikan ini antara lain orang tua/wali murid, komite sekolah,

tokoh-tokoh masyarakat, pengawas, aparat Dinas Pendidikan, alumni, unsur

(35)

Indikator yang dapat digunakan untuk menilai perspektif ini adalah

tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui survei

pelanggan, serta sikap dan perilaku pelanggan yang dapat diketahui dari

keluhan-keluhan yang mereka sampaikan.

b. Perspektif Keuangan.

Perspektif keuangan menggambarkan pemberian layanan yang

efisien. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia

sumber daya dan ketercapaian target keuangan sebagaimana rencana

organisasi.

Institusi pendidikan sebagai organisasi publik (quasi-nonprofit

organization) memperoleh pendanaan dari bermacam-macam sumber

untuk membiayai pelaksanaan misinya. Jika organisasi terus-menerus

mampu mengumpulkan dana yang melebihi atau mampu menutupi

pembiayaannnya, maka usaha tersebut akan berhasil. Kecukupan dana

tidak hanya tergantung pada banyaknya dana yang dapat dikumpulkan,

tetapi juga pada kemampuan organisasi mengelola dana tersebut (Indrajit

dan Djokopranoto, 2006: 170, dalam Suharyanti, 2008).

Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perspektif ini

adalah analisis rasio keuangan, yaitu suatu teknik analisis untuk

mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan

keuangan lain secara individu atau kombinasi dari kedua laporan

tersebut. Indikator penilaian yang sering digunakan adalah rasio kinerja

(36)

Selain itu juga dapat digunakan data primer yang diperoleh melalui

kuesioner.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal.

Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses

yang penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif

pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Komponen

utama dalam proses bisnis internal adalah:

1) proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang

dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainnya.

2) proses operasional, yang diukur dengan peningkatan kualitas produk,

waktu proses produksi yang lebih pendek, dan lainnya.

3) proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu

yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan

lainnya.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.

Perspektif ini menggambarkan kompetensi dan kemampuan semua

anggota serta kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan

jangka panjang. Perspektif ini memuat indikator mengenai seberapa jauh

manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat

memberikan kontribusi bagi keberhasilan dimasa depan. Perspektif ini

bertujuan meningkatkan kemampuan karyawan baik akademik maupun

nonakademik, meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan

(37)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Jenis Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan studi kasus. Penelitian studi kasus

adalah penelitian yang melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai

objek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai objek

tertentu.

B.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sendawar, Kutai Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 – 17 April 2012

C.Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai

sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah:

a. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sendawar

b. Guru dan karyawan SMA Negeri 2 Sendawar

c. Siswa – siswi SMA Negeri 2 Sendawar

(38)

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian

peneliti. Objek penelitian ini adalah data yang dibutuhkan dalam

pengukuran keempat perspektif dalam metode balanced scorecard, antara

lain laporan keuangan sekolah untuk periode 2010 dan 2011, kuesioner

untuk menilai kepuasan pelanggan, kepala sekolah dan guru-karyawan serta

data arsip sekolah.

D.Data yang Dibutuhkan

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:

1. Gambaran umum sekolah, antara lain meliputi sejarah sekolah, budaya, visi

dan misi sekolah.

2. Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja berdasarkan empat

perspektif dalam metode balanced scorecard, antara lain:

a. Perspektif pelanggan

1) Didapat dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan

b. Perspektif keuangan

1) Didapat dari laporan keuangan sekolah tahun 2010 dan 2011

c. Perspektif proses bisnis internal

1) Hasil kuesioner kepuasan kepala sekolah

2) Data dokumentasi sekolah dan wawancara dengan kepala sekolah

d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

(39)

2) Hasil kuesioner kepuasan kepala sekolah

3) Data dokumentasi sekolah dan hasil wawancara dengan kepala

sekolah

E. Populasi dan Sampel

Populasi dari penelitian ini adalah staff dan pelanggan SMA Negeri 2

Sendawar. Berdasarkan populasi tersebut peneliti menggunakan metode

pengambilan sampel secara non probabilitas (pemilihan non-random), yaitu:

1. Convenience Sampling

Convenience sampling atau pengambilan sampel secara nyaman dilakukan

dengan memilih secara bebas sekehendak peneliti. Teknik ini digunakan

untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan eksternal, yaitu orang tua/wali

murid SMA Negeri 2 Sendawar secara umum, yaitu seluruh orang tua/wali

siswa dari kelas X – kelas XII. Untuk pelanggan internal, akan dipilih siswa-siswa kelas XI dan kelas XII.

2. Purposive Sampling

Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan

mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Teknik

ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan internal, yaitu

siswa-siswi SMA Negeri 2 Sendawar.

Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah:

(40)

b. Siswa-siswi tersebut adalah siswa-siswi kelas XI dan XII tahun ajaran

2011/2012, dengan pertimbangan bahwa siswa-siswa tersebut sudah

beberapa tahun bersekolah di SMA Negeri 2 Sendawar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:

1. Wawancara: diperoleh secara langsung melalui kepala sekolah, guru dan

karyawan SMA Negeri 2 Sendawar.

2. Dokumentasi: diperoleh melalui data yang dimiliki SMA Negeri 2

Sendawar dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat.

3. Kuesioner

Kuesioner ditujukan kepada:

a. Guru dan karyawan SMA Negeri 2 Sendawar

b. Kepala sekolah SMA Negeri 2 Sendawar

c. Pelanggan internal sekolah, yaitu siswa-siswi kelas XI dan XII tahun

ajaran 2011/2012.

d. Pelanggan eksternal, yaitu orang tua/wali murid tahun ajaran 2011/2012.

G.Teknik Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja SMA Negeri 2 Sendawar

dengan menggunakan metode balanced scorecard, maka analisa yang dapat

dilakukan antara lain sebagai berikut:

(41)

2. Menterjemahkan visi dan misi sekolah kedalam empat perspektif yang ada

dalam metode balanced scorecard.

3. Mengumpulkan, menganalisa dan membahas data yang dibutuhkan dalam

pengukuran kinerja sekolah berdasarkan empat perspektif.

a. Perspektif Pelanggan

Data yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh melalui

kuesioner, yang ditujukan kepada siswa-siswi dan orang tua/wali murid.

Kuesioner tersebut antara lain terdiri dari kuesioner kepuasan siswa-siswi

dan kuesioner kepuasan orang tua/wali murid. Hasil kuesioner dianalisa

berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden.

b. Perspektif Keuangan

Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang diperoleh dari data

arsip sekolah dan Dinas Pendidikan kabupaten Kutai Barat, yaitu laporan

keuangan sekolah periode 2010 dan 2011. Dari laporan keuangan ini

akan dianalisa dengan menggunakan rasio kinerja operasi.

Rasio kinerja operasi menunjukkan tingkat operasoinalisasi lembaga

selama periode yang diukur. Rasio ini menggambarkan seberapa baik

suatu kegiatan dilakukan. Di dalam rasio operasionalisasi terdapat enam

ukuran strategik, namun dalam penelitian ini hanya tiga yang dipakai

karena tiga diantaranya yaitu rasio surplus, rasio sumbangan siswa dan

rasio pendapatan usaha tidak bisa dihitung dikarenakan tidak terdapat di

sekolah. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Suharyanti,

(42)

1) Rasio biaya operasional terhadap total biaya program

Rasio ini menggambarkan berapa besar perbandingan antara biaya

yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak terikat langsung dengan

misi sekolah dengan biaya yang terkait langsung dengan program

sekolah. Rasio yang besar menunjukkan bahwa sekolah membutuhkan

banyak biaya administrasi dalam menjalankan programnya.

Sebaliknya rasio yang kecil dari tahun ketahun menunjukkan sekolah

yang makin efisien. Rasio ini diperoleh dengan rumus:

a.1. total biaya administrasi non program = (biaya manajemen

umum+biaya pencarian dana)

a.2. total biaya program = (program A+program B+ ...+program n)

2) Rasio biaya program ke pendapatan BOSDA

Rasio ini diperoleh dengan rumus:

Apabila hasil perhitungan rasio menunjukkan nilai lebih dari satu

berarti sekolah memiliki sumber dana lain untuk membiayai

programnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kinerja

sekolah semakin baik karena biaya program sekolah tidak ditentukan

(43)

3) Biaya rata-rata per siswa

Yaitu seluruh biaya anggaran pengeluaran sekolah pertahun dibagi

jumlah seluruh siswa. Ukuran ini menunjukkan tingkat efisiensi

pengelolaan sekolah.

c. Perspektif Proses Bisnis Internal

Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder.

1) Data primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber-sumber asli. Data

primer didapat dari kuisioner yang ditujukan kepada kepala sekolah

dan guru/karyawan SMA Negeri 2 Sendawar. Hasil kuesioner guru

dan karyawan dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh. Hasil

kuesioner kepala sekolah dianalisa berdasarkan skala likert.

2) Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian. Data sekunder diperoleh dari arsip yang dimiliki

sekolah.

d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Data yang adalah data primer dan data sekunder.

1) Data primer

Data yang dibutuhkan adalah kuesioner tentang kepuasan guru dan

karyawan, kepuasan kepala sekolah. Hasil kuesioner guru dan

(44)

masing-masing responden. Hasil kuesioner kepala sekolah dianalisa

berdasarkan skala likert.

2) Data sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan untuk pengukuran kinerja sekolah

menurut perspektif pembelajaran dan pertumbuhan antara lain

meliputi informasi tentang retensi karyawan dan guru, produktivitas

karyawan dan kompetensi guru dan karyawan. Data ini didapat dari

hasil wawancara dengan kepala sekolah.

4. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing ukuran stategik

a. Data primer

Penilaian data primer yang bersumber dari empat kelompok responden

dilaksanakan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

Tabel 1. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer

Kategori Skor Penilaian Kinerja Sangat Puas 5 Sangat Baik

Puas 4 Baik

Netral 3 Sedang

Kurang Puas 2 Kurang Baik Tidak Puas 1 Tidak Baik

b. Data sekunder

Data sekunder yang dibutuhkan bersumber pada laporan keuangan

periode 2010-2011. Penilaian ukuran stategik perspektif keuangan

(45)

Tabel 2. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perpsketif Keuangan

No Ukuran Stategik Kriteria Pencapaian Ukuran Strategik 3 Biaya rata-rata per siswa B1>B2

B1=B2

5. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing perspektif

a. Kriteria penilaian kinerja perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan

pembelajaran dan pertumbuhan

Dalam pengukuran kinerja, ditentukan rentang nilai yang dapat

digunakan untuk memberikan penilaian kinerja dari ukuran stategik.

Penentuan rentang nilai (range) ditentukan berdasarkan rata-rata skor

akhir yang diperoleh masing-masing perspektif. Karena penilaian skor

yang didapat merupakan angka desimal, maka penentuan nilainya pun

dalam bentuk batas atas dan batas bawah. Rentang nilai dan kriteria

tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut (Suharyanti, 2008:35):

Tabel 3. Kriteria Penilaian Sekolah untuk Masing-Masing Perspektif Rentang Nilai Skor Akhir Kriteria Penilaian Kinerja

1,0 – 1,8 1 Buruk

1,9 – 2,6 2 Kurang

2,7 – 3,4 3 Sedang

3,5 – 4,2 4 Baik

(46)

Penentuan rentang nilai untuk rata-rata skor dianggap sudah memasuki

ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi 0,8.

Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang penilaian kinerja

masing-masing ukuran stategik antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik)

dibagi 5, yaitu kriteria penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik

dan sangat baik.

b. Kriteria penilaian kinerja perspektif keuangan

Kinerja sekolah dilihat dari perspektif keuangan dinilai berdasarkan

kriteria berikut ini:

Tabel 4. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan

Tingkat Pencapaian Ukuran Strategik

Skor Kriteria Penilaian Kinerja

3 5 Baik

2 4 Sedang

1 3 Kurang

6. Penentuan kriteria penilaian kinerja sekolah secara keseluruhan

Untuk dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif maka

terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat digunakan

sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat dari keempat

perspektif. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang penilaian

kinerja masing-masing perspektif antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik),

yaitu kriteria penilaian buruk, kurang baik, sedang, baik dan sangat baik.

Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal, maka

(47)

rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke tingkat

selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi dari 0,8. Untuk

mendapatkan hasil akhir dari seluruh perspektif yang ada, hasil dari

masing-masing perspektif akan dijumlahkan dan hasilnya dibagi empat untuk

mengetahui rata-rata skor penilaian kinerja (Suharyanti, 2008:119).

Rentang nilai dan kriteria yang ditetapkan tersebut dapat dilihat dalam tabel

berikut:

Tabel 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan

Rentang Nilai Kriteria Penilaian Kinerja 1,0 – 1,8 Buruk

(48)

30

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Gambaran Umum SMA Negeri 2 Sendawar

1. Sejarah Singkat Sekolah

SMA Negeri 2 Sendawar merupakan sekolah di wilayah Kabupaten

Kutai Barat Kalimantan Timur yang membuka 2 jurusan yaitu IPA dan IPS.

SMA Negeri 2 Sendawar didirikan atas SK Mendikbud RI No 291/O/1999

tanggal 20 Oktober 1999 dengan nama saat pertamakali didirikan adalah SMU

Negeri 1 Barong Tongkok, kemudian berganti nama menjadi SMU Negeri 1

Linggang Bigung, selanjutnya menjadi SMA Negeri 1 Linggang Bigung dan

yang terakhir adalah SMA Negeri 2 Sendawar sampai sekarang ini. Kata

Sendawar diambil dari nama ibukota Kabupaten Kutai Barat. Kepala sekolah

pertama SMA Negeri 2 Sendawar adalah Drs. Wasis Setyo Budiono dan yang

memimpin saat ini adalah Franklin S.Pd. M.Si yang bertugas sejak tahun 2006

sampai dengan sekarang ini sesuai dengan SK Bupati Kutai Barat nomor

424/K.723/2006 tanggal 1 November 2006.

2. Identitas Sekolah

Nama Sekolah : Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sendawar

Alamat Sekolah : Jl. Jend Ahmad Yani No. 7 Linggang Bigung

(49)

1) SK Mendikbud RI

- Tanggal/Bulan/Tahun : 20 Oktober 1999

- Nomor SK : 291/O/1999

2) NSS : 301160219500

SK Bupati Kutai Barat:

1) SK Bupati Kutai Barat

- Tanggal/Bulan/Tahun :18 Maret 2004 No: 420/246/DP-II/III/2004

- NIS : 300020

2) NSPN : 30400575

B. Lokasi

SMA Negeri 2 Sendawar berlokasi di jalan Jend. A. Yani nomor 7 Linggang

Bigung, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi

Kalimantan Timur, dengan kode pos 75576.

C. Kesiswaan

Jumlah siswa yang bersekolah di SMA Negeri 2 Sendawar relatif konstan dari

tahun ke tahun. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah ruang kelas sehingga dari

sekian banyak calon siswa baru yang mendaftar, hanya ±140 siswa yang diterima

setiap tahun. Untuk tahun ajaran 2011/2012 ini jumlah seluruh siswa adalah 392

(50)

D. Guru dan Karyawan

Sampai dengan tahun ajaran 2011/2012 ini jumlah guru SMA Negeri 2

Sendawar adalah 33 orang, yang terdiri dari 22 guru tetap dan 11 guru tidak tetap

(PTT), dengan karyawan berjumlah 9 orang yang terdiri dari 5 orang pegawai tata

usaha, 1 orang kepala perpustakaan, 1 orang pelayan, 1 orang tukang kebun dan 1

orang teknisi komputer.

E. Keadaan Sekolah

Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, sekolah memiliki berbagai

fasilitas utama. Fasilitas tersebut antara lain:

1. Keadaan Gedung

a. Konstruksi bangunan : permanen

b. Status kepemilikan : pemerintah

2. Keadaan Tanah

a. Luas tanah seluruhnya : 37050 M2

b. Luas tanah bangunan : 1573 M2

c. Luas tanah halaman : 35477 M2

3. Sarana dan Prasarana

Tabel 6. Jenis Ruangan/Bangunan

No Jenis Ruangan Banyaknya Ukuran 1 Ruang Kepala Sekolah 1 4x8 m 2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 4x6 m

(51)

Lanjutan Tabel 6. Jenis Ruangan/Bangunan

No Jenis Ruangan Banyaknya Ukuran

4 Ruang Kelas/Teori 14 8x9 m

7 Ruang Bimbingan&Konseling 1 3x7 m

8 Ruang UKS 1 3x7 m

Sumber : Laporan Bulanan SMA Negeri 2 Sendawar

F. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Sendawar

1. Visi SMA Negeri 2 Sendawar

Perkembangan dan tantangan masa depan seperti perkembangan ilmu

pengetahuan, teknologi dan seni, globalisasi yang sangat cepat, era informasi

dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan

memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMA

Negeri 2 Sendawar memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah

yang diinginkan di masa kini maupun di masa datang yang diwujudkan dalam

(52)

“Terwujudnya SMA Negeri 2 Sendawar sebagai institusi pendidkan yang

menjadi idaman dan terpercaya bagi peserta didik maupun masyarakat untuk

menimba yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

2. Misi SMA Negeri 2 Sendawar

Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan

jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi SMA Negeri 2 Sendawar

dirumuskan sebagai berikut:

a. Membangun generasi muda yang memiliki keuanggulan intelektual,

kecerdasan emosional, kecakapan/keterampilan, budi pekerti luhur, iman,

takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Menciptakan dan mengembangkan masyarakat belajar yang kondusif,

kreatif dan inovatif.

c. Mewujudkan hubungan harmonis antarwarga sekolah, komite sekolah dan

masyarakat.

d. Memiliki siswa yang aktif dan kreatif lewat pengembangan dibidang

akademik maupun non akademik.

e. Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi.

G. Tujuan SMA Negeri 2 Sendawar

1. Tujuan Jangka Panjang

(53)

b. Memiliki tenaga pengajar yang profesional dan berkompetensi tinggi

sehingga mampu meningkatkan mutu hasil belajar siswa.

c. Memiliki aktivitas akademik yang mampu berkompetisi di bidang

akademik dan mampu bersaing di tingkat kabupaten maupun Provinsi.

d. Meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan di SMA Negeri 2 Sendawar

dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.

2. Tujuan Jangka Pendek

a. Menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan

melalui penerapan berbagai model dan metode pembelajaran serta

penggunaan media dan bahan ajar yang tepat.

b. Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan berbahasa asing dan ketrampilan

komputer bagi pendidik dan tenaga pendidikan.

c. Melengkapi ruang belajar dengan sarana IT seperti TV, komputer dan

LCD.

d. Meningkatkan Gain Score Achievment (GSA) rata-rata nilai Ujian

Nasional setiap tahunnya.

e. Menyediakan sarana penunjang perpustakaan yang lebih baik dan

memadai.

Menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan orang tua,

masyarakat, pemerintah dan instansi dilingkungan sekolah dalam rangka

menjalankan program sekolah guna terciptanya pola kerja sama yang lebih

(54)

H. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sendawar

STRUKTUR ORGANISASI

SMA NEGERI 2 SENDAWAR LINGGANG BIGUNG

TAHUN AJARAN 2011/2012 X.4 Besse Ernasari, S. Pd X.5 Siti Salamah, S. Ag XII IPA 2 Surohmad, S.Pd XII IPS 1 John Edy T, S.Pd

(55)

37

terdapat dalam metode balanced scorecard sebagai berikut:

1. Perspektif Pelanggan

Perspektif pelanggan menggambarkan tujuan perusahaan untuk

memuaskan kebutuhan pelanggan menggunakan ukuran-ukuran yang telah

ditentukan. Dalam perspektif ini sekolah menyusun strategi yang bertujuan

memenuhi kebutuhan pelanggan. Penilaian dalam perspektif ini akan

memberikan gambaran bagaimana kinerja sekolah secara keseluruhan

menurut persepsi konsumen. Ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja

sekolah berdasarkan perspektif pelanggan dalam tabel berikut:

(56)
(57)

Tabel 7. Ukuran Strategik Perspektif Pelanggan (Lanjutan)

Perspektif keuangan menggambarkan pemberian layanan yang efisien

dengan melihat kinerja dari sudut pandang penyedia sumber daya dan

ketercapaian target keuangan sekolah sebagaimana telah direncanakan.

Ukuran untuk menilai kinerja SMA Negeri 2 Sendawar dapat dilihat dalam

(58)

Tabel 8. Ukuran Strategik Perspektif Keuangan

Aspek Tema-tema Strategik Ukuran-ukuran strategik Keuangan Efisien dan

kemandirian keuangan

Rasio biaya operasional terhadap biaya program

Rasio biaya program ke pendapatan dari pemerintah daerah

Biaya rata-rata per siswa

3. Perspektif Proses Bisnis Internal

Perspektif proses bisnis internal menggambarkan proses-proses yang

penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi.

Komponen utama dalam proses bisnis internal antara lain proses inovasi,

proses operasional dan proses pelayanan. Ukuran yang digunakan dalam

menilai kinerja proses bisnis internal dapat dilihat dalam table berikut:

Tabel 9. Ukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Aspek Tema-tema

Sarana prasarana Sistem keuangan dan administrasi

terkomputerisasi

(59)

Tabel 9. Ukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Lanjutan)

4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

Proses pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kompetensi dan

kemampuan semua anggota serta kemampuan organisasi untuk menciptakan

pertumbuhan jangka panjang. Perspektif ini memuat indikator mengenai

seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat

(60)

digunakan dalam menilai kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

dapat dilihat dalam table berikut:

(61)

Tabel 10. Ukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

B. Analisa dan Pembahasan Data yang Dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja SMA

Negeri 2 Sendawar Berdasarkan Empat Perspektif.

1. Perspektif Pelanggan

Pengukuran kinerja dalam perspektif ini meliputi lima hal, yaitu gedung

(bangunan) sekolah, kualitas siswa, iklim dan budaya sekolah, kualitas

pelayanan sekolah, dan hubungan kerjasama sekolah dengan orang tua/wali

murid.

Data yang digunakan dalam mengukur kinerja SMA Negeri 2 Sendawar

berdasarkan perspektif pelanggan diperoleh dari data primer melalui

(62)

orang tua/wali murid. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan

pelanggan internal maupun eksternal terhadap kinerja SMA Negeri 2

Sendawar. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh

masing-masing responden.

a. Kepuasan Pelanggan Internal

Untuk menilai kepuasan pelanggan internal, peneliti telah menyebar

kuesioner ke sejumlah siswa, dan diperoleh responden sebanyak 100

siswa-siswa kelas XI dan XII. Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan

internal ini dapat disusun tabel distribusi frekuensi untuk menilai

kepuasan pelanggan secara umum maupun terhadap strategi yang telah

dilaksanakan SMA Negeri 2 Sendawar.

1) Kepuasan umum

Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 16) = 80

Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 16) = 16

Rentang nilai: (80 – 16) = 64

Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat

pada Lampiran A_1

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

(63)

Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal secara Umum

Kelas Interval Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

68 – 80 15 0,15 Sangat Puas 55 – 67 44 0,44 Puas 42 – 54 40 0,40 Netral 29 – 41 1 0,01 Kurang Puas 16 – 28 0 0 Tidak Puas

Jumlah 100 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 15%

siswa merasa sangat puas, 44% siswa merasa puas, 40% siswa

bersikap netral dan 1% siswa merasa kurang puas. Dari hasil ini kita

dapat menyimpulkan bahwa rata-rata siswa merasa puas terhadap

kinerja SMA Negeri 2 Sendawar.

2) Kepuasan pelanggan internal terhadap gedung sekolah

Strategi ini diukur dengan lima ukuran, yakni kebersihan ruangan,

kelengkapan fasilitas belajar, penataan ruangan, tempat parkir, dan

lokasi sekolah.

Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 5) = 25

Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 5) = 5

Rentang nilai: (25 – 5) = 20

Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat

pada Lampiran A_2

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

(64)

Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Gedung Sekolah

Kelas Interval Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

22 – 25 13 0,13 Sangat Puas 18 – 21 29 0,29 Puas 14 – 17 50 0,50 Netral 10 – 13 8 0,08 Kurang Puas 05 – 09 0 0 Tidak Puas

Jumlah 100 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 13%

siswa merasa sangat puas, 29% siswa merasa puas, 50% siswa

bersikap netral dan 8% siswa merasa kurang puas. Dari hasil ini kita

dapat menyimpulkan bahwa rata-rata siswa bersikap netral terhadap

gedung sekolah SMA Negeri 2 Sendawar.

3) Kepuasan pelanggan internal terhadap kualitas siswa

Strategi ini diukur dengan tujuh ukuran, yakni kegiatan belajar

mengajar yang menyenangkan, metode yang digunakan bisa

meningkatkan minat belajar, kehadiran guru, optimalisasi waktu

belajar, penggunaan buku acuan yang tepat, kegiatan

intra&ekstrakulikuler, dan lomba-lomba (try out).

Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 7) = 35

Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 7) = 7

Rentang nilai: (35 – 7) = 28

Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat

(65)

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Kualitas Siswa

Kelas Interval Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

31 – 35 17 0,17 Sangat Puas 25 – 30 30 0,30 Puas 19 – 24 46 0,46 Netral 13 – 18 6 0,06 Kurang Puas

7 – 12 1 0,01 Tidak Puas

Jumlah 100 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 17%

siswa merasa sangat puas, 30% siswa merasa puas, 46% siswa

bersikap netral, 6% siswa merasa kurang puas, dan 1% siswa merasa

kurang puas. Dari hasil ini kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata

siswa bersikap netral terhadap kualitas siswa di SMA Negeri 2

Sendawar.

4) Kepuasan pelanggan internal terhadap iklim dan budaya sekolah

Strategi ini diukur dengan dua ukuran, yakni dukungan motivasi dari

guru dan suasana lingkungan sekolah.

Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 2) = 10

Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 2) = 2

Rentang nilai: (10 – 2) = 8

Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat

(66)

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim dan Budaya Sekolah

Kelas Interval Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

09 – 10 35 0,35 Sangat Puas 07 – 08 40 0,40 Puas 05 – 06 23 0,23 Netral 03 – 04 2 0,02 Kurang Puas

02 0 0 Tidak Puas

Jumlah 100 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 35%

siswa merasa sangat puas, 40% siswa merasa puas, 23% siswa

bersikap netral, dan 2% merasa kurang puas. Dari hasil ini kita dapat

menyimpulkan bahwa rata-rata siswa puas terhadap iklim dan budaya

di SMA Negeri 2 Sendawar.

5) Kepuasan pelanggan internal terhadap layanan sekolah

Strategi ini diukur dengan dua ukuran, yakni pelayanan administrasi

dan layanan perpustakaan.

Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 2) = 10

Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 2) = 2

Rentang nilai: (10 – 2) = 8

Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat

(67)

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Layanan Sekolah

Kelas Interval Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

09 – 10 31 0,31 Sangat Puas 07 – 08 49 0,49 Puas 05 – 06 15 0,15 Netral 03 – 04 5 0,05 Kurang Puas

02 0 0 Tidak Puas

Jumlah 100 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 31%

siswa merasa sangat puas, 49% siswa merasa puas, 15% siswa

bersikap netral, dan 5% merasa kurang puas. Dari hasil ini kita dapat

menyimpulkan bahwa rata-rata siswa puas terhadap pelayanan SMA

Negeri 2 Sendawar.

b. Kepuasan Pelanggan Eksternal

Untuk menilai kepuasan pelanggan eksternal, peneliti telah menyebar

kuesioner ke sejumlah orang tua/wali murid, dan diperoleh responden

sebanyak 48 pelanggan. Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan

eksternal ini dapat disusun tabel distribusi frekuensi untuk menilai

kepuasan pelanggan eksternal.

1) Kepuasan umum

Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 9) = 45

(68)

Rentang nilai: (45 – 9) = 36

Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat

pada Lampiran A_6

Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi

frekuensi sebagai berikut:

Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pelanggan Eksternal secara Umum Kelas Interval

Kelompok Siswa

Frekuensi Frekuensi Kumulatif

Kategori

41 – 45 1 0,02 Sangat Puas 33 – 40 20 0,42 Puas 25 – 32 27 0,56 Netral 17 – 24 0 0 Kurang Puas

9 – 16 0 0 Tidak Puas

Jumlah 48 1

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 2%

orang tua/wali murid merasa sangat puas, 42% orang tua/wali murid

puas, dan 56% orang tua/wali murid bersikap netral. Dari hasil ini kita

dapat menyimpulkan bahwa rata-rata orang tua/wali murid bersikap

netral terhadap kinerja SMA Negeri 2 Sendawar.

2) Kepuasan pelanggan eksternal terhadap kualitas siswa

Strategi ini diukur dengan dua ukuran, yakni metode belajar yang baik

dan kompetensi staff pengajar.

Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 2) = 10

Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 2) = 2

Gambar

Tabel 44. Penilaian Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar secara Keseluruhan menurut Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard  ..................
Gambar 2. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sendawar  ..............................
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer
Tabel 3. Kriteria Penilaian Sekolah untuk Masing-Masing Perspektif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kurva hasil tangkapan yang dikonversi ke panjang pada ikan butini gabungan, maupun pada ikan jantan dan betina secara terpisah di Danau Towuti dapat dilihat pada Gambar

Disimpulkan bahwa Intensitas penggunaan internet mahasiswa semester VI di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Majapahit Mojokerto adalah sebagian besar intensitas penggunaan

Melalui literatur tersebut maka tipe antena yang dipilih adalah Super J- Pole .Antena Super J- Pole merupakan modifikasi dari antena J-Pole.Desain antena J- Pole

Pada penelitian sebelumnya, Faradillah (2013) dengan penelitian yang berjudul “Analisis pemerintah daerah dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan

Dari hasil penyajian data yang diperoleh dan penguraian pada pembahasan penelitian ini, diketahui bahwa Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Samarinda

Eurostat melaporkan zona euro mengalami deflasi sebesar 0,3% di bulan Februari, tekanan penurunan harga tersebut melambat dari bulan Januari sebesar 0,6% dan lebih baik dari

Perbedaan nilai efisiensi adsorpsi yang tidak terlalu jauh berbeda ini dikarenakan bahwa jumlah konsentrasi Fe(II) yang dapat diserap oleh adsorben adalah hampir sama

enurut para ahli seperti Kou?es dan Posner, Seorang pemimpin tidak hanya duduk dan melihat saja, tetapi seorang pemimpin mampu melakukan apa yang harus dan penting yang