iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Saya tidak takut berjalan lambat,
Yang saya takutkan adalah berhenti berjalan..
“Sakit dalam
perjuangan itu hanya sementara.
Bisa jadi Anda rasakan dalam semenit, sejam, sehari, atau setahun.
Namun jika menyerah, rasa sakit itu akan
terasa selamanya”
(Lance Armstrong, Mantan Atlet Balap Sepeda AS).
Kehormatan seseorang dinilai dari tanggungjawab
terhadap kewajibannya (Mbah Maridjan)
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
Orang tua ku: Bpk Arvani dan Ibu Dominika
Adik-adik ku: Andi, Tian, Dika dan Narty
Kakek&Nenek di Mujan, Nenek&(Alm) Kakek di Tering
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Allah atas berkat dan rahmat-Nya yang
telah dilimpahkan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapat bantuan, bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
yang tak terhingga kepada:
1. Yesus Kristus dan Bunda Maria, yang senantiasa melimpahkan kasih dan
berkat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
2. Rama Dr. Ir. Paulus Wiryono Priyotamtomo, S.J. selaku Rektor Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan untuk belajar dan
mengembangkan kepribadian kepada penulis.
3. Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sanata Dharma.
4. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., QIA selaku Kaprodi Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
5. Firma Sulistiyowati, S.E., M.Si., QIA selaku Dosen Pembimbing yang telah
sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Semua Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi yang telah memberikan
viii
7. Semua Staff dan Karyawan Fakultas Ekonomi yang telah membantu proses
administrasi mahasiswa dan proses perkuliahan.
8. Kedua orangtuaku, adik-adikku, yang selalu mendoakan dan memberi
semangat.
9. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat, khususnya Dinas Pendidikan
yang telah memberikan kesempatan belajar dan membiayai penulis selama
kuliah.
10. Franklin, S.Pd., M.Si selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Sendawar,
beserta para guru dan karyawan yang telah menerima, membantu,
mendukung dan memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan
penelitian serta memberikan data yang dibutuhkan penulis dalam menyusun
skripsi.
11. Seluruh siswa-siswi dan orang tua/wali murid SMA Negeri 2 Sendawar
yang telah mendukung penulis dalam menyusun skripsi.
12. Bruder Urbanus Teluma Belawa, MSF, terima kasih atas doa, saran dan
penguatan kepada penulis.
13. Om Sahrun sekeluarga, om Marat sekeluarga, terima kasih atas bantuannya
selama ini, semoga Tuhan Yesus membalas segala kebaikan hati kalian
melalui berkat-Nya.
14. Teman-teman seperjuangan Mahasiswa Ikatan Dinas Kutai Barat angkatan
2007 khususnya Program Studi Akuntansi, yang selalu memberi bantuan,
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
1. Pengertian Organisasi Sektor Publik ... 6
2. Tipe Organisasi Sektor Publik ... 7
3. Tipe barang atau Pelayanan Organisasi Sektor Publik ... 8
4. Pengukuran Kinerja Sektor Publik ... 10
B. Metode Balanced Scorecard ... 11
1. Pengertian Metode Balanced Scorecard ... 11
2. Keunggulan Metode Balanced Scorecard ... 12
3. Proses Implementasi Balanced Scorecard ... 13
C. Penerapan Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan ... 14
1. Perubahan Konsep Metode Balanced Scorecard ... 14
xi
BAB III METODE PENELITIAN ... 19
A. Jenis Penelitian ... 19
B. Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian ... 19
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 19
H. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sendawar ... 36
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 37
A. Menterjemahkan Visi dan Misi SMA Negeri 2 Sendawar ke dalam Metode Balanced Scorecard ... 37
1. Perspektif Pelanggan ... 37
2. Perspektif Keuangan ... 39
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 40
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 41
B. Analisa dan Pembahasan Data yang Dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar Berdasarkan Empat Perspektif 43
1. Perspektif Pelanggan ... 43
2. Perspektif Keuangan ... 57
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 62
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 72
C. Penilaian Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar Berdasarkan Empat Perspektif dalam Metode Balanced Scorecard ... 85
1. Perspektif Pelanggan ... 85
xii
3. Perspektif Proses Bisnis Internal ... 88
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 90
D. Penilaian Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar secara Keseluruhan . 91 BAB VI PENUTUP ... 94
A. Kesimpulan ... 94
1. Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar menurut empat perspektif yang ada dalam metode balanced scorecard ... 94
2. Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar secara keseluruhan ... 95
B. Keterbatasan Penelitian ... 96
C. Saran ... 97
1. Bagi SMA Negeri 2 Sendawar ... 97
2. Peneliti selanjutnya ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer ... 26
Tabel 2. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 27
Tabel 3. Kriteria Penilaian Sekolah untuk Masing-Masing Persperktif ... 27
Table 4. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan ... 28
Table 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan ... 29
Tabel 6. Jenis Ruangan/Bangunan ... 32
Tabel 7. Ukuran Strategik Perspektif Pelanggan ... 38
Tabel 8. Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 40
Tabel 9. Ukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal ... 40
Tabel 10. Ukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan ... 42
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal secara Umum . 45 Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Gedung Sekolah ... 46
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Kualitas Siswa ... 47
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim dan Budaya Sekolah ... 48
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Layanan Sekolah ... 49
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pelanggan Eksternal secara Umum ... 50
Tabel 17. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Eksternal terhadap Kualitas Siswa ... 51
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Eksternal terhadap Iklim dan Budaya Sekolah ... 52
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Eksternal terhadap Pelayanan Sekolah ... 53
xiv
Tabel 21. Perhitungan Total Biaya Administrasi Non Program ... 58
Tabel 22. Perhitungan Total Biaya Program ... 58
Tabel 23. Perhitungan Rasio Biaya Operasional Terhadap Total Biaya Program 58 Tabel 24. Perhitungan Total Pendapatan BOSDA Per Tahun ... 59
Tabel 25. Perhitungan Rasio Biaya Program ke Pendapatan BOSDA ... 59
Tabel 26. Perhitungan Biaya Rata-rata per Siswa ... 60
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Terhadap Kepuasan Umum ... 77
Tabel 28. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Peningkatan Kepuasan Kerja ... 78
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Pengembangan Kompetensi Guru dan Karyawan ... 79
Tabel 30. Distribusi Frekuensi Kepuasan Guru dan Karyawan terhadap Kesejahteraan Guru dan Karyawan ... 80
Tabel 31. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik menurut Perspektif Pelanggan ... 87
Tabel 32. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Pelanggan 86
Tabel 33. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Pelanggan ... 86
Tabel 34. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perspektif Keuangan ... 87
Tabel 35. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Keuangan . 87 Tabel 36. Penilaian Kinerja SMA Negeri 2 Sendawar menurut Perspektif Keuangan ... 88
Tabel 37. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik dalam Perspektif Proses Bisnis Internal ... 89
Tabel 38. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Proses Bisnis Internal ... 89
Tabel 39. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Proses Bisnis Internal ... 89
Tabel 40. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah menurut Perspektif Pebelajaran dan Pertumbuhan ... 90
xv
Tabel 42. Penilaian Kinerja Sekolah berdasarkan Perspektif Pembelajaran dan pertumbuhan ... 91
Tabel 43. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah secara Keseluruhan ... 92
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik ... 15
xvii
ABSTRAK
PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI PENDIDIKAN MENENGAH
ATAS DENGAN METODE BALANCED SCORECARD
Studi Kasus pada SMA Negeri 2 Sendawar, Kutai Barat
Robert William
NIM: 07 2114 086
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2013
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kinerja SMA Negeri 2 Sendawar apabila diukur dengan menggunakan metode balanced scorecard. Latar belakang penelitian ini adalah pentingnya penilaian kinerja organisasi sektor publik serta makin maraknya pengukuran kinerja organisasi sektor publik dengan menggunakan metode balanced scorecard.
Jenis penelitian adalah studi kasus. Data diperoleh dengan menggunakan metode kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode convenience sampling dan purposive sampling untuk menilai perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis rasio dan statistika sederhana dengan menggunakan data total skor dan rata-rata skor.
xviii
ABSTRACT
A PERFORMANCE MEASUREMENT OF A SENIOR HIGH SCHOOL
INSTITUTION USING BALANCED SCORECARD METHOD
A Case Study At State Senior High School 2 of Sendawar, West Kutai
Robert William
NIM: 07 2114 086
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2013
The purpose of this research was to know the performance of State Senior High School 2 of Sendawar if it was measured using balanced scorecard method. This research is motivated by the importance of measurement of the performance of public sector and the increasing number of measurement of public sector using balanced scorecard method.
The research was a case study. The data were obtained using questionnaire, interviews, and documentation methods. The sampling techniques used were purposive and convenience sampling for assessing customer perspective, internal business process, and learning and growth perspective. The data analysis techniques used were ratio analysis and simple statistic using total score and mean.
The results of this research showed that : (1). Based on costumer’s perspective,
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau lebih) yang secara formal
dipersatukan dalam suatu kerjasama untuk mencapai tujuan utama yang telah
ditetapkan. Tujuan organisasi akan tampak dalam visi dan misi organisasi.
Pernyataan visi dan misi suatu organisasi merupakan gambaran ideal
organisasi atas apa yang dicapai dimasa yang akan datang melalui kegiatan
operasionalnya. Untuk mencapai visi dan misi tersebut organisasi menyusun
rencana-rencana strategis yang harus dilakukan oleh setiap anggota organisasi.
Rencana-rencana strategis ini berfungsi sebagai petunjuk bagi anggota
organisasi dalam melakukan suatu tindakan atau kegiatan operasional, yang
akan berdampak pada efektivitas dan efisiensinya dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat.
Sistem pengukuran kinerja merupakan suatu sistem yang bertujuan untuk
membantu menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan
nonfinansial. Dalam suatu sistem manajemen strategi, pengukuran kinerja
berfungsi sebagai alat penilai apakah strategi yang sudah ditetapkan telah
berhasil dicapai. Dari hasil pengukuran kinerja dilakukan feedback sehingga
tercipta sistem pengukuran kinerja yang mampu memperbaiki kinerja
Metode balanced scorecard merupakan sistem manajemen strategis yang
menterjemahkan visi dan strategi suatu organisasi kedalam tujuan dan ukuran
operasional (Hansen dan Mowen 2003). Tujuan dan ukuran operasional
tersebut kemudian dinyatakan dalam empat perspektif yaitu perspektif
finansial, pelanggan (customers), proses bisnis internal (internal business
process), serta pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth) (Kaplan
dan Norton 1996).
Perspektif finansial menggambarkan keberhasilan finansial yang dicapai
oleh organisasi atas aktivitas yang dilakukan dalam 3 perspektif lainnya.
Perspektif pelanggan menggambarkan pelanggan dan segmen pasar dimana
organisasi berkompetisi. Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan
proses-proses yang penting untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi.
Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kemampuan
organisasi untuk menciptakan pertumbuhan jangka panjang. Balanced
scorecard sebagai suatu sistem manajemen akan mengintegrasikan visi,
strategi dan keempat perspektif secara seimbang.
Tujuan organisasi sektor publik adalah untuk melayani dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, demikian juga halnya dengan lembaga pendidikan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kinerja SMA Negeri 2 Sendawar apabila diukur dengan
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan suatu sistem pengukuran kinerja
serta mengukur dan menganalisa kinerja sekolah dari empat perspektif yang
terdapat didalam metode balanced scorecard yaitu perspektif pelanggan
(costumer perspective), perspektif keuangan (financial perspective), perspektif
proses bisnis internal (internal business process perspective), dan perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan (learning and growth perspective).
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi SMA Negeri 2 Sendawar, Kutai Barat
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dan masukan bagi pihak
sekolah untuk mengukur kinerja, serta menetapkan kebijakan dan
keputusan yang akan diambil khususnya untuk perencanaan dan
pengevaluasian kinerja organisasi.
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan bagi pengembangan
ilmu dan penelitian dibidang manajemen dan sebagai tambahan bagi
pembaca yang membutuhkan informasi dan penelitian pada bidang yang
3. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pandangan dan wawasan,
serta mengaplikasikan teori-teori yang telah dipelajari dalam perkuliahan,
khususnya tentang penerapan metode balanced scorecard.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika Penulisan yang diterapkan adalah:
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini membahas teori-teori yang digunakan sebagai pedoman
dalam mengolah dan menganalisa data.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini membahas objek dan subjek penelitian, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
BAB IV : Gambaran Umum Objek Penelitian
Bab ini membahas profil SMA Negeri 2 Sendawar: sejarah, visi,
misi, dan strategi SMA Negeri 2 Sendawar, serta data-data yang
digunakan untuk mengukur kinerja sekolah, yaitu laporan
BAB V : Analisa Data dan Pembahasan
Bab ini meliputi deskripsi data, analisis data serta hasil penelitian
dan interpretasi.
BAB VI : Penutup
Bab ini berisi kesimpulan hasil penelitian yang dilakukan,
keterbatasan penelitian, serta saran-saran yang diberikan baik
untuk pihak yang akan memanfaatkan hasil penelitian maupun
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A.Organisasi Sektor Publik
1. Pengertian Organisasi Sektor Publik
Sektor publik seringkali dipahami sebagai segala sesuatu yang
berhubungan dengan kepentingan umum dan penyediaan barang atau jasa
kepada publik yang dibayar melalui pajak atau pendapatan negara lain yang
diatur dengan hukum. Di setiap negara, cakupan organisasi sektor publik
sering tidak sama. Tidak ada definisi yang secara komprehensif dan lengkap
bisa digunakan untuk semua sistem pemerintahan. Di Indonesia, berbagai
organisasi termasuk dalam cakupan sektor publik antara lain pemerintahan
pusat, pemerintahan daerah, sejumlah perusahaan dimana pemerintah
mempunyai saham (BUMN dan BUMD), organisasi bidang pendidikan,
organisasi bidang kesehatan dan organisasi-organisasi massa (Mahsun,
Firma dan Andre 2007: 4-5)
Organisasi sektor publik bukan semata-mata organisasi sosial yang
non-profit oriented. Banyak yang menganggap organisasi sektor publik pasti
non-profit. Anggapan ini kurang tepat, karena organisasi sektor publik ada
yang bertipe quasi nonprofit. Quasi nonprofit bertujuan meningkatkan
kesejahteraan masyrakat dengan motif surplus (laba) agar terjadi
keberlangsungan organisasi dan memberikan kontribusi pendapatan negara
organisasi sosial, bukan hanya organisasi nonprofit dan juga bukan hanya
organisasi pemerintahan (Mahsun, Firma dan Andre 2007: 11)
2. Tipe Organisasi Sektor Publik
Setiap organisasi pasti mempunyai tujuan spesifik dan unik yang
hendak dicapai. Tujuan tiap-tiap organisasi sangat bervariasi tergantung
pada tipe organisasi. Pada dasarnya terdapat 4 (empat) jenis tipe organisasi,
yaitu (1) pure-profit organization, (2) quasi-profit organization, (3)
quasi-nonprofit organization dan (4) pure-nonprofit organization. Perbedaan
empat tipe organisasi tersebut terutama dilihat dari tujuan operasi dan
sumber pendanaannya.
a. Pure-Profit Organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan atau
menjual barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk memperoleh
laba sebanyak-banyaknya sehingga bisa dinikmati oleh para pemilik.
Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari para investor swasta dan
kreditor. Contohnya pasar swalayan, salon kecantikan dan distro.
b. Quasi-Profit Organization, tujuan organisasi ini adalah menyediakan
atau menjual barang dan/atau jasa dengan maksud utama untuk
memperoleh laba dan mencapai sasaran atau tujuan lainnya sebagaimana
yang dikehendaki para pemilik. Sumber pendanaan organisasi ini berasal
dari investor swasta, investor pemerintah, kreditor dan para anggota.
c. Quasi-Nonprofit Organization, menyediakan atau menjual barang
dan/atau jasa dengan maksud utama untuk melayani masyarakat dan
memperoleh keuntungan (surplus). Sumber pendanaan organisasi ini
berasal dari investor pemerintah, investor swasta dan kreditor. Contohnya
rumah sakit dan institusi pendidikan.
d. Pure-Nonprofit Organization, menyediakan atau menjual barang
dan/atau jasa dengan maksud utama untuk melayani dan meningkatkan
kesejahteraan masyarakat. Sumber pendanaan organisasi ini berasal dari
pajak, retribusi, utang, obligasi, laba BUMN/BUMD, hibah dan
sumbangan. Contohnya panti asuhan, lembaga swadaya masyarakat, dan
organisasi pemerintahan.
3. Tipe Barang atau Pelayanan Organisasi Sektor Publik
Terlalu sulit untuk menarik garis lurus yang bisa memisahkan secara
tegas area sektor publik dengaan area sektor swasta. Salah satu cara yang
bisa membantu membedakan area kedua sektor publik dan swasta tersebut
adalah dengan berpedoman pada kategorisasi tipe barang atau pelayanan,
yaitu pure public goods, quasi public goods, quasi private goods dan pure
private goods.
a. Pure Public Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan
masyarakat yang manfaat barang atau jasa tersebut dinikmati oleh
seluruh masyarakat secara bersama-sama. Pure public goods dalam
kepentingan masyarakat luas. Ada 4 (empat) ciri utama pure public
goods, yaitu:
1) Nonrivalry in Consumption, pure public goods merupakan konsumsi
umum sehingga konsumen tidak bersaing dalam mengkonsumsinya.
2) Nonexclusive, penawaran atas pure public goods tidak hanya
diperuntukkan bagi seseorang dan mengabaikan yang lainnya
sehingga tidak ada yang eksklusif antarorang dalam masyarakat,
sehingga mempunyai hak yang sama dalam mengonsumsinya.
3) Low Excludability, penyedia atau konsumen suatu barang atau
pelayanan tidak bisa menghalangi (atau mengecualikan) orang lain
untuk menggunakan atau memperoleh manfaat dari barang tersebut.
4) Low Competitive, antar penyedia pure public goods tidak saling
bersaing secara ketat. Hal ini karena keberadaan barang ini tersedia
dalam jumlah dan kualitas yang sama.
b. Quasi Public Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan
masyarakat yang manfaat barang atau jasa tersebut dinikmati oleh
seluruh masyarakat, namun apabila dikonsumsi oleh individu tertentu
akan mengurangi konsumsi orang lain akan barang tersebut.
c. Quasi Private Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan
masyarakat yang mana manfaat barang atau jasa tersebut hanya dinikmati
secara individual oleh orang yang membelinya walaupun sebetulnya
d. Pure Private Goods, adalah barang-barang atau jasa kebutuhan
masyarakat yang mana manfaat barang atau jasa tersebut hanya dinikmati
secara individual oleh orang yang membelinya dan yang tidak
membelinya tidak dapat menikmati barang atau jasa tersebut. Terdapat 4
(empat) ciri utama barng privat, yaitu:
1) Rivalry in Consumption, barang privat bukan merupakan konsumsi
umum sehingga terdapat persaingan antarpengguna dalam
mengkonsumsinya.
2) Exclusive, penawaran atas barang privat hanya diperuntukkan bagi
seseorang yang mampu menggantikan nilai barang yang disediakan
tersebut (bersifat eksklusif). Seseorang yang tidak memiliki sumber
daya yang cukup, tidak bisa mengkonsumsinya.
3) Excludability, penyedia atau konsumen suatu barang atau pelayanan
bisa menghalangi (atau mengecualikan) orang lain untuk
menggunakan atau memperoleh manfaat dari barang tersebut.
4) High Competitive, antarpenyedia (produsen) barang privat saling
bersaing secara ketat. Akhirnya barang privat yang tersedia dipasar
sangat beraneka ragam baik jumlah maupun kualitasnya.
4. Pengukuran Kinerja Organisasi Sektor Publik
Kinerja (performance) adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
organisasi. Sedangkan pengukuran kinerja (performance measurement)
adalah suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan
sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas:
efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa;
kualitas barang dan jasa; hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang
diinginkan; dan efektivitas dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002, dalam
Mahsun, Firma dan Andre 2007: 157)
Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan elemen pokok suatu
pengukuran kinerja antara lain:
a. Menetapkan tujuan, sasaran, dan strategi organisasi.
b. Merumuskan indikator dan ukuran kinerja.
c. Mengukur tingkat ketercapaian tujuan dan sasaran-sasaran organisasi.
d. Evaluasi kinerja (feedback, penilaian kemajuan organisasi, meningkatkan
kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas).
B.Metode Balanced Scorecard
1. Pengertian Metode Balanced Scorecard
Balanced scorecard terdiri dari dua kata: (1) kartu skor (scorecard) dan
(2) berimbang (balanced). Kartu skor adalah kartu yang digunakan untuk
mencatat skor hasil kinerja seseorang. Kartu skor juga dapat digunakan
untuk merencanakan skor yang hendak diwujudkan oleh personel dimasa
depan. Kata berimbang dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa kinerja
nonkeuangan, jangka pendek dan jangka panjang, intern dan ekstern
(Mulyadi, 2001: 1-2).
Balanced merupakan sistem manajemen strategis yang menterjemahkan
visi dan strategi organisasi kedalam tujuan dan ukuran operasional. Tujuan
dan ukuran operasional tersebut kemudian dinyatakan dalam empat
perspektif yaitu perspektif finansial, pelanggan (customers), proses bisnis
internal (internal business process), serta pembelajaran dan pertumbuhan
(learning and growth) (Imelda: 2004).
2. Keunggulan Metode Balanced Scorecard
Keunggulan pendekatan Balanced Scorecard dalam sistem perencanaan
strategik adalah mampu menghasilkan rencana strategik yang memiliki
karakteristik sebagai berikut: (1) komprehensif, (2) koheren, (3) seimbang,
(4) terukur.
a. Komprehensif, balanced scorecard memperluas perspektif yang dicakup
dalam perencanaan strategik, dari yang sebelumnya hanya terbatas pada
perspektif keuangan, meluas ke tiga perspektif yang lain: pelanggan,
proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan.
b. Koheren, balanced scorecard mewajibkan personal untuk membangun
hubungan sebab akibat (causal relationship) di antara berbagai sasaran
c. Seimbang, keseimbangan sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan strategik penting untuk menghasilkan kinerja keuangan
berjangka panjang.
d. Terukur, keterukuran sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem
perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai sasaran
strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut.
3. Proses Implementasi Balanced Scorecard
a. Mendefinisikan Tujuan, Sasaran, Strategi, Dan Program Organisasi
Jika kita hendak menilai kinerja organisasi harus mempunyai kriteria
yang jelas. Kriteria ini adalah indikator pencapaian tujuan, sasaran,
strategi, dan program. Dengan demikian langkah pertama pengukuran
kinerja dengan balanced scorecard adalah pendefinisian tujuan, sasaran,
strategi, dan program sebagai dasar menentukan indikator pengukuran.
b. Merumuskan Framework Pengukuran Setiap Jenjang Manajerial
Dalam tahap ini dirumuskan area pengukuran kinerja secara
bertingkat dengan berpedoman pada struktur organisasi yang ada untuk
diarahkan pada pencapaian tujuan dengan tingkat kedalaman yang
berbeda-beda. Selain itu juga dirumuskan pengukuran kinerja untuk
setiap individu, team, dan kelompok organisasi.
c. Mengintegrasikan Pengukuran ke Dalam Sistem Manajemen
Sistem pengukuran kinerja yang telah dirumuskan merupakan sub
harus diintegrasikan ke dalam sistem manajemen baik formal maupun
non formal organisasi. Sistem pengukuran kinerja merupakan bagian dari
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, motivasi dan
pengendalian yang ditetapkan organisasi.
d. Monitoring Sistem Pengukuran Kinerja
Implementasi sistem pengukuran kinerja harus selalu dimonitor
karena organisasi selalu menghadapi lingkungan yang dinamis. Kondisi
pada saat sistem didesaian sangat mungkin tidak relevan lagi akibat
perubahan lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan monitoring
terhadap ukuran yang telah ditetapkan dan hasilnya secara terus menerus
secara konsisten, dan mengevaluasinya untuk memperbaiki sistem
pengukuran pada periode berikutnya. Menghadapi turbulensi lingkungan
ini, organisasi kemungkinan mengubah strategi pencapaian tujuannya.
C.Penerapan Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan
1. Perubahan Konsep Metode Balanced Scorecard
Lembaga pendidikan merupakan salah satu bentuk organisasi sektor
publik (quasi-nonprofit organization). Meskipun organisasi publik bukan
bertujuan mencari profit, organisasi ini dapat mengukur efektivitas dan
efisiensinya dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Untuk itu
organisasi publik dapat menggunakan balanced scorecard dalam
Untuk memenuhi kebutuhan organisasi publik yang berbeda dengan
organisasi bisnis, maka sebelum digunakan ada beberapa perubahan yang
dilakukan dalam konsep balanced scorecard. Perubahan yang terjadi antara
lain:
a. Perubahan framework dimana yang menjadi driver dalam balanced
scorecard untuk organisasi sektor publik adalah misi untuk melayani
masyarakat.
b. Perubahan posisi antara perspektif finansial dan perspektif pelanggan.
c. Perspektif customers menjadi customers & stakeholders.
d. Perubahan perspektif learning & growth menjadi perspektif employess
and organization capacity.
Gambaran balanced scorecard yang digunakan dalam organisasi publik
dapat digambarkan sebagai berikut
Gambar 1. Balanced Scorecard untuk Organisasi Publik (Imelda: 2004) MISI
Perspektif PELANGGAN
Perspektif KEUANGAN
Perspektif BISNIS INTERNAL STRATEGI
Perspektif PEMBELAJARAN &
2. Perspektif Balanced Scorecard pada Lembaga Pendidikan
Tujuan organisasi sektor publik adalah untuk melayani dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakat, demikian juga halnya dengan
lembaga pendidikan. Tujuan tersebut kemudian dinyatakan dalam empat
perspektif, yaitu:
a. Perspektif Pelanggan.
Dalam perspektif pelanggan, organisasi mengidentifikasikan
pelanggan dan segmen pasar dimana organisasi akan bersaing. Tujuan
yang bisa ditetapkan dalam perspektif ini adalah pemuasan kebutuhan
pelanggan. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam perspektif ini antara
lain retensi pelanggan, kepuasan pelanggan, profitabilitas pelanggan,
akuisisi pelanggan baru, market share, dan lainnya. Dalam perspektif ini
organisasi menyusun strategi yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan yang pada akhirnya memberikan keuntungan finansial bagi
organisasi.
Dalam dunia pendidikan, pelanggan dibagi menjadi dua, yaitu
pelanggan internal dan pelanggan eksternal. Yang termasuk pelanggan
internal adalah siswa-siswi yang terdaftar dalam institusi pendidikan
tersebut. Sedangkan yang termasuk dalam pelanggan eksternal adalah
orang tua/wali murid dari siswa-siswi tersebut. Stakeholder dari institusi
pendidikan ini antara lain orang tua/wali murid, komite sekolah,
tokoh-tokoh masyarakat, pengawas, aparat Dinas Pendidikan, alumni, unsur
Indikator yang dapat digunakan untuk menilai perspektif ini adalah
tingkat kepuasan pelanggan yang bisa diketahui melalui survei
pelanggan, serta sikap dan perilaku pelanggan yang dapat diketahui dari
keluhan-keluhan yang mereka sampaikan.
b. Perspektif Keuangan.
Perspektif keuangan menggambarkan pemberian layanan yang
efisien. Perspektif ini melihat kinerja dari sudut pandang penyedia
sumber daya dan ketercapaian target keuangan sebagaimana rencana
organisasi.
Institusi pendidikan sebagai organisasi publik (quasi-nonprofit
organization) memperoleh pendanaan dari bermacam-macam sumber
untuk membiayai pelaksanaan misinya. Jika organisasi terus-menerus
mampu mengumpulkan dana yang melebihi atau mampu menutupi
pembiayaannnya, maka usaha tersebut akan berhasil. Kecukupan dana
tidak hanya tergantung pada banyaknya dana yang dapat dikumpulkan,
tetapi juga pada kemampuan organisasi mengelola dana tersebut (Indrajit
dan Djokopranoto, 2006: 170, dalam Suharyanti, 2008).
Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perspektif ini
adalah analisis rasio keuangan, yaitu suatu teknik analisis untuk
mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan
keuangan lain secara individu atau kombinasi dari kedua laporan
tersebut. Indikator penilaian yang sering digunakan adalah rasio kinerja
Selain itu juga dapat digunakan data primer yang diperoleh melalui
kuesioner.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal.
Perspektif proses bisnis internal mengidentifikasikan proses-proses
yang penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan (perspektif
pelanggan) dan pemilik organisasi (perspektif finansial). Komponen
utama dalam proses bisnis internal adalah:
1) proses inovasi, yang diukur dengan banyaknya produk baru yang
dihasilkan organisasi, waktu penyerahan produk ke pasar, dan lainnya.
2) proses operasional, yang diukur dengan peningkatan kualitas produk,
waktu proses produksi yang lebih pendek, dan lainnya.
3) proses pelayanan, yang diukur dengan pelayanan purna jual, waktu
yang dibutuhkan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan, dan
lainnya.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan.
Perspektif ini menggambarkan kompetensi dan kemampuan semua
anggota serta kemampuan organisasi untuk menciptakan pertumbuhan
jangka panjang. Perspektif ini memuat indikator mengenai seberapa jauh
manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat
memberikan kontribusi bagi keberhasilan dimasa depan. Perspektif ini
bertujuan meningkatkan kemampuan karyawan baik akademik maupun
nonakademik, meningkatkan kapabilitas sistem informasi, dan
19
BAB III
METODE PENELITIAN
A.Jenis Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan studi kasus. Penelitian studi kasus
adalah penelitian yang melakukan penyelidikan secara mendalam mengenai
objek tertentu untuk memberikan gambaran yang lengkap mengenai objek
tertentu.
B.Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sendawar, Kutai Barat.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 5 – 17 April 2012
C.Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai
sampel dalam sebuah penelitian. Subjek dari penelitian ini adalah:
a. Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Sendawar
b. Guru dan karyawan SMA Negeri 2 Sendawar
c. Siswa – siswi SMA Negeri 2 Sendawar
2. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah variabel-variabel yang menjadi perhatian
peneliti. Objek penelitian ini adalah data yang dibutuhkan dalam
pengukuran keempat perspektif dalam metode balanced scorecard, antara
lain laporan keuangan sekolah untuk periode 2010 dan 2011, kuesioner
untuk menilai kepuasan pelanggan, kepala sekolah dan guru-karyawan serta
data arsip sekolah.
D.Data yang Dibutuhkan
Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini antara lain:
1. Gambaran umum sekolah, antara lain meliputi sejarah sekolah, budaya, visi
dan misi sekolah.
2. Data yang dibutuhkan dalam pengukuran kinerja berdasarkan empat
perspektif dalam metode balanced scorecard, antara lain:
a. Perspektif pelanggan
1) Didapat dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan
b. Perspektif keuangan
1) Didapat dari laporan keuangan sekolah tahun 2010 dan 2011
c. Perspektif proses bisnis internal
1) Hasil kuesioner kepuasan kepala sekolah
2) Data dokumentasi sekolah dan wawancara dengan kepala sekolah
d. Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
2) Hasil kuesioner kepuasan kepala sekolah
3) Data dokumentasi sekolah dan hasil wawancara dengan kepala
sekolah
E. Populasi dan Sampel
Populasi dari penelitian ini adalah staff dan pelanggan SMA Negeri 2
Sendawar. Berdasarkan populasi tersebut peneliti menggunakan metode
pengambilan sampel secara non probabilitas (pemilihan non-random), yaitu:
1. Convenience Sampling
Convenience sampling atau pengambilan sampel secara nyaman dilakukan
dengan memilih secara bebas sekehendak peneliti. Teknik ini digunakan
untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan eksternal, yaitu orang tua/wali
murid SMA Negeri 2 Sendawar secara umum, yaitu seluruh orang tua/wali
siswa dari kelas X – kelas XII. Untuk pelanggan internal, akan dipilih siswa-siswa kelas XI dan kelas XII.
2. Purposive Sampling
Pengambilan sampel bertujuan (purposive sampling) dilakukan dengan
mengambil sampel dari populasi berdasarkan suatu kriteria tertentu. Teknik
ini digunakan untuk mengukur tingkat kepuasan pelanggan internal, yaitu
siswa-siswi SMA Negeri 2 Sendawar.
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah:
b. Siswa-siswi tersebut adalah siswa-siswi kelas XI dan XII tahun ajaran
2011/2012, dengan pertimbangan bahwa siswa-siswa tersebut sudah
beberapa tahun bersekolah di SMA Negeri 2 Sendawar.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara: diperoleh secara langsung melalui kepala sekolah, guru dan
karyawan SMA Negeri 2 Sendawar.
2. Dokumentasi: diperoleh melalui data yang dimiliki SMA Negeri 2
Sendawar dan Dinas Pendidikan Kabupaten Kutai Barat.
3. Kuesioner
Kuesioner ditujukan kepada:
a. Guru dan karyawan SMA Negeri 2 Sendawar
b. Kepala sekolah SMA Negeri 2 Sendawar
c. Pelanggan internal sekolah, yaitu siswa-siswi kelas XI dan XII tahun
ajaran 2011/2012.
d. Pelanggan eksternal, yaitu orang tua/wali murid tahun ajaran 2011/2012.
G.Teknik Analisis Data
Untuk menjawab pertanyaan mengenai kinerja SMA Negeri 2 Sendawar
dengan menggunakan metode balanced scorecard, maka analisa yang dapat
dilakukan antara lain sebagai berikut:
2. Menterjemahkan visi dan misi sekolah kedalam empat perspektif yang ada
dalam metode balanced scorecard.
3. Mengumpulkan, menganalisa dan membahas data yang dibutuhkan dalam
pengukuran kinerja sekolah berdasarkan empat perspektif.
a. Perspektif Pelanggan
Data yang dibutuhkan adalah data primer yang diperoleh melalui
kuesioner, yang ditujukan kepada siswa-siswi dan orang tua/wali murid.
Kuesioner tersebut antara lain terdiri dari kuesioner kepuasan siswa-siswi
dan kuesioner kepuasan orang tua/wali murid. Hasil kuesioner dianalisa
berdasarkan total skor yang diperoleh masing-masing responden.
b. Perspektif Keuangan
Data yang dibutuhkan adalah data sekunder yang diperoleh dari data
arsip sekolah dan Dinas Pendidikan kabupaten Kutai Barat, yaitu laporan
keuangan sekolah periode 2010 dan 2011. Dari laporan keuangan ini
akan dianalisa dengan menggunakan rasio kinerja operasi.
Rasio kinerja operasi menunjukkan tingkat operasoinalisasi lembaga
selama periode yang diukur. Rasio ini menggambarkan seberapa baik
suatu kegiatan dilakukan. Di dalam rasio operasionalisasi terdapat enam
ukuran strategik, namun dalam penelitian ini hanya tiga yang dipakai
karena tiga diantaranya yaitu rasio surplus, rasio sumbangan siswa dan
rasio pendapatan usaha tidak bisa dihitung dikarenakan tidak terdapat di
sekolah. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah (Suharyanti,
1) Rasio biaya operasional terhadap total biaya program
Rasio ini menggambarkan berapa besar perbandingan antara biaya
yang dikeluarkan untuk kegiatan yang tidak terikat langsung dengan
misi sekolah dengan biaya yang terkait langsung dengan program
sekolah. Rasio yang besar menunjukkan bahwa sekolah membutuhkan
banyak biaya administrasi dalam menjalankan programnya.
Sebaliknya rasio yang kecil dari tahun ketahun menunjukkan sekolah
yang makin efisien. Rasio ini diperoleh dengan rumus:
a.1. total biaya administrasi non program = (biaya manajemen
umum+biaya pencarian dana)
a.2. total biaya program = (program A+program B+ ...+program n)
2) Rasio biaya program ke pendapatan BOSDA
Rasio ini diperoleh dengan rumus:
Apabila hasil perhitungan rasio menunjukkan nilai lebih dari satu
berarti sekolah memiliki sumber dana lain untuk membiayai
programnya. Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kinerja
sekolah semakin baik karena biaya program sekolah tidak ditentukan
3) Biaya rata-rata per siswa
Yaitu seluruh biaya anggaran pengeluaran sekolah pertahun dibagi
jumlah seluruh siswa. Ukuran ini menunjukkan tingkat efisiensi
pengelolaan sekolah.
c. Perspektif Proses Bisnis Internal
Data yang dibutuhkan adalah data primer dan data sekunder.
1) Data primer
Data primer adalah data yang didapat dari sumber-sumber asli. Data
primer didapat dari kuisioner yang ditujukan kepada kepala sekolah
dan guru/karyawan SMA Negeri 2 Sendawar. Hasil kuesioner guru
dan karyawan dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh. Hasil
kuesioner kepala sekolah dianalisa berdasarkan skala likert.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian. Data sekunder diperoleh dari arsip yang dimiliki
sekolah.
d. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Data yang adalah data primer dan data sekunder.
1) Data primer
Data yang dibutuhkan adalah kuesioner tentang kepuasan guru dan
karyawan, kepuasan kepala sekolah. Hasil kuesioner guru dan
masing-masing responden. Hasil kuesioner kepala sekolah dianalisa
berdasarkan skala likert.
2) Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan untuk pengukuran kinerja sekolah
menurut perspektif pembelajaran dan pertumbuhan antara lain
meliputi informasi tentang retensi karyawan dan guru, produktivitas
karyawan dan kompetensi guru dan karyawan. Data ini didapat dari
hasil wawancara dengan kepala sekolah.
4. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing ukuran stategik
a. Data primer
Penilaian data primer yang bersumber dari empat kelompok responden
dilaksanakan berdasarkan kriteria sebagai berikut:
Tabel 1. Kriteria Penilaian Kinerja untuk Data Primer
Kategori Skor Penilaian Kinerja Sangat Puas 5 Sangat Baik
Puas 4 Baik
Netral 3 Sedang
Kurang Puas 2 Kurang Baik Tidak Puas 1 Tidak Baik
b. Data sekunder
Data sekunder yang dibutuhkan bersumber pada laporan keuangan
periode 2010-2011. Penilaian ukuran stategik perspektif keuangan
Tabel 2. Kriteria Penilaian Ukuran Strategik Perpsketif Keuangan
No Ukuran Stategik Kriteria Pencapaian Ukuran Strategik 3 Biaya rata-rata per siswa B1>B2
B1=B2
5. Penentuan kriteria penilaian kinerja masing-masing perspektif
a. Kriteria penilaian kinerja perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan
pembelajaran dan pertumbuhan
Dalam pengukuran kinerja, ditentukan rentang nilai yang dapat
digunakan untuk memberikan penilaian kinerja dari ukuran stategik.
Penentuan rentang nilai (range) ditentukan berdasarkan rata-rata skor
akhir yang diperoleh masing-masing perspektif. Karena penilaian skor
yang didapat merupakan angka desimal, maka penentuan nilainya pun
dalam bentuk batas atas dan batas bawah. Rentang nilai dan kriteria
tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut (Suharyanti, 2008:35):
Tabel 3. Kriteria Penilaian Sekolah untuk Masing-Masing Perspektif Rentang Nilai Skor Akhir Kriteria Penilaian Kinerja
1,0 – 1,8 1 Buruk
1,9 – 2,6 2 Kurang
2,7 – 3,4 3 Sedang
3,5 – 4,2 4 Baik
Penentuan rentang nilai untuk rata-rata skor dianggap sudah memasuki
ke tingkat selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi 0,8.
Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang penilaian kinerja
masing-masing ukuran stategik antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik)
dibagi 5, yaitu kriteria penilaian kinerja buruk, kurang baik, sedang, baik
dan sangat baik.
b. Kriteria penilaian kinerja perspektif keuangan
Kinerja sekolah dilihat dari perspektif keuangan dinilai berdasarkan
kriteria berikut ini:
Tabel 4. Kriteria Penilaian Kinerja Perspektif Keuangan
Tingkat Pencapaian Ukuran Strategik
Skor Kriteria Penilaian Kinerja
3 5 Baik
2 4 Sedang
1 3 Kurang
6. Penentuan kriteria penilaian kinerja sekolah secara keseluruhan
Untuk dapat menyimpulkan hasil akhir dari keseluruhan perspektif maka
terlebih dahulu perlu ditetapkan suatu rentang nilai yang dapat digunakan
sebagai pedoman baik buruknya suatu organisasi dilihat dari keempat
perspektif. Rentang nilai ini ditentukan berdasarkan rentang penilaian
kinerja masing-masing perspektif antara 1 (buruk) sampai 5 (sangat baik),
yaitu kriteria penilaian buruk, kurang baik, sedang, baik dan sangat baik.
Karena penilaian skor yang didapat merupakan angka desimal, maka
rentang nilai untuk skor akhir dianggap sudah memasuki ke tingkat
selanjutnya yang lebih tinggi apabila sudah melebihi dari 0,8. Untuk
mendapatkan hasil akhir dari seluruh perspektif yang ada, hasil dari
masing-masing perspektif akan dijumlahkan dan hasilnya dibagi empat untuk
mengetahui rata-rata skor penilaian kinerja (Suharyanti, 2008:119).
Rentang nilai dan kriteria yang ditetapkan tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut:
Tabel 5. Kriteria Penilaian Kinerja Sekolah Secara Keseluruhan
Rentang Nilai Kriteria Penilaian Kinerja 1,0 – 1,8 Buruk
30
BAB IV
GAMBARAN UMUM
A. Gambaran Umum SMA Negeri 2 Sendawar
1. Sejarah Singkat Sekolah
SMA Negeri 2 Sendawar merupakan sekolah di wilayah Kabupaten
Kutai Barat Kalimantan Timur yang membuka 2 jurusan yaitu IPA dan IPS.
SMA Negeri 2 Sendawar didirikan atas SK Mendikbud RI No 291/O/1999
tanggal 20 Oktober 1999 dengan nama saat pertamakali didirikan adalah SMU
Negeri 1 Barong Tongkok, kemudian berganti nama menjadi SMU Negeri 1
Linggang Bigung, selanjutnya menjadi SMA Negeri 1 Linggang Bigung dan
yang terakhir adalah SMA Negeri 2 Sendawar sampai sekarang ini. Kata
Sendawar diambil dari nama ibukota Kabupaten Kutai Barat. Kepala sekolah
pertama SMA Negeri 2 Sendawar adalah Drs. Wasis Setyo Budiono dan yang
memimpin saat ini adalah Franklin S.Pd. M.Si yang bertugas sejak tahun 2006
sampai dengan sekarang ini sesuai dengan SK Bupati Kutai Barat nomor
424/K.723/2006 tanggal 1 November 2006.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sendawar
Alamat Sekolah : Jl. Jend Ahmad Yani No. 7 Linggang Bigung
1) SK Mendikbud RI
- Tanggal/Bulan/Tahun : 20 Oktober 1999
- Nomor SK : 291/O/1999
2) NSS : 301160219500
SK Bupati Kutai Barat:
1) SK Bupati Kutai Barat
- Tanggal/Bulan/Tahun :18 Maret 2004 No: 420/246/DP-II/III/2004
- NIS : 300020
2) NSPN : 30400575
B. Lokasi
SMA Negeri 2 Sendawar berlokasi di jalan Jend. A. Yani nomor 7 Linggang
Bigung, Kecamatan Linggang Bigung, Kabupaten Kutai Barat, Propinsi
Kalimantan Timur, dengan kode pos 75576.
C. Kesiswaan
Jumlah siswa yang bersekolah di SMA Negeri 2 Sendawar relatif konstan dari
tahun ke tahun. Hal ini disebabkan terbatasnya jumlah ruang kelas sehingga dari
sekian banyak calon siswa baru yang mendaftar, hanya ±140 siswa yang diterima
setiap tahun. Untuk tahun ajaran 2011/2012 ini jumlah seluruh siswa adalah 392
D. Guru dan Karyawan
Sampai dengan tahun ajaran 2011/2012 ini jumlah guru SMA Negeri 2
Sendawar adalah 33 orang, yang terdiri dari 22 guru tetap dan 11 guru tidak tetap
(PTT), dengan karyawan berjumlah 9 orang yang terdiri dari 5 orang pegawai tata
usaha, 1 orang kepala perpustakaan, 1 orang pelayan, 1 orang tukang kebun dan 1
orang teknisi komputer.
E. Keadaan Sekolah
Untuk mendukung kegiatan belajar mengajar, sekolah memiliki berbagai
fasilitas utama. Fasilitas tersebut antara lain:
1. Keadaan Gedung
a. Konstruksi bangunan : permanen
b. Status kepemilikan : pemerintah
2. Keadaan Tanah
a. Luas tanah seluruhnya : 37050 M2
b. Luas tanah bangunan : 1573 M2
c. Luas tanah halaman : 35477 M2
3. Sarana dan Prasarana
Tabel 6. Jenis Ruangan/Bangunan
No Jenis Ruangan Banyaknya Ukuran 1 Ruang Kepala Sekolah 1 4x8 m 2 Ruang Wakil Kepala Sekolah 1 4x6 m
Lanjutan Tabel 6. Jenis Ruangan/Bangunan
No Jenis Ruangan Banyaknya Ukuran
4 Ruang Kelas/Teori 14 8x9 m
7 Ruang Bimbingan&Konseling 1 3x7 m
8 Ruang UKS 1 3x7 m
Sumber : Laporan Bulanan SMA Negeri 2 Sendawar
F. Visi dan Misi SMA Negeri 2 Sendawar
1. Visi SMA Negeri 2 Sendawar
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni, globalisasi yang sangat cepat, era informasi
dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan
memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMA
Negeri 2 Sendawar memiliki citra moral yang menggambarkan profil sekolah
yang diinginkan di masa kini maupun di masa datang yang diwujudkan dalam
“Terwujudnya SMA Negeri 2 Sendawar sebagai institusi pendidkan yang
menjadi idaman dan terpercaya bagi peserta didik maupun masyarakat untuk
menimba yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.
2. Misi SMA Negeri 2 Sendawar
Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan
jangka panjang dengan arah yang jelas. Misi SMA Negeri 2 Sendawar
dirumuskan sebagai berikut:
a. Membangun generasi muda yang memiliki keuanggulan intelektual,
kecerdasan emosional, kecakapan/keterampilan, budi pekerti luhur, iman,
takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Menciptakan dan mengembangkan masyarakat belajar yang kondusif,
kreatif dan inovatif.
c. Mewujudkan hubungan harmonis antarwarga sekolah, komite sekolah dan
masyarakat.
d. Memiliki siswa yang aktif dan kreatif lewat pengembangan dibidang
akademik maupun non akademik.
e. Menghasilkan lulusan yang berkualitas tinggi.
G. Tujuan SMA Negeri 2 Sendawar
1. Tujuan Jangka Panjang
b. Memiliki tenaga pengajar yang profesional dan berkompetensi tinggi
sehingga mampu meningkatkan mutu hasil belajar siswa.
c. Memiliki aktivitas akademik yang mampu berkompetisi di bidang
akademik dan mampu bersaing di tingkat kabupaten maupun Provinsi.
d. Meningkatkan mutu atau kualitas pendidikan di SMA Negeri 2 Sendawar
dalam rangka pencapaian tujuan Pendidikan Nasional.
2. Tujuan Jangka Pendek
a. Menciptakan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan
melalui penerapan berbagai model dan metode pembelajaran serta
penggunaan media dan bahan ajar yang tepat.
b. Menyelenggarakan pelatihan ketrampilan berbahasa asing dan ketrampilan
komputer bagi pendidik dan tenaga pendidikan.
c. Melengkapi ruang belajar dengan sarana IT seperti TV, komputer dan
LCD.
d. Meningkatkan Gain Score Achievment (GSA) rata-rata nilai Ujian
Nasional setiap tahunnya.
e. Menyediakan sarana penunjang perpustakaan yang lebih baik dan
memadai.
Menjalin hubungan yang baik dan harmonis dengan orang tua,
masyarakat, pemerintah dan instansi dilingkungan sekolah dalam rangka
menjalankan program sekolah guna terciptanya pola kerja sama yang lebih
H. Struktur Organisasi SMA Negeri 2 Sendawar
STRUKTUR ORGANISASI
SMA NEGERI 2 SENDAWAR LINGGANG BIGUNG
TAHUN AJARAN 2011/2012 X.4 Besse Ernasari, S. Pd X.5 Siti Salamah, S. Ag XII IPA 2 Surohmad, S.Pd XII IPS 1 John Edy T, S.Pd
37
terdapat dalam metode balanced scorecard sebagai berikut:
1. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan menggambarkan tujuan perusahaan untuk
memuaskan kebutuhan pelanggan menggunakan ukuran-ukuran yang telah
ditentukan. Dalam perspektif ini sekolah menyusun strategi yang bertujuan
memenuhi kebutuhan pelanggan. Penilaian dalam perspektif ini akan
memberikan gambaran bagaimana kinerja sekolah secara keseluruhan
menurut persepsi konsumen. Ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja
sekolah berdasarkan perspektif pelanggan dalam tabel berikut:
Tabel 7. Ukuran Strategik Perspektif Pelanggan (Lanjutan)
Perspektif keuangan menggambarkan pemberian layanan yang efisien
dengan melihat kinerja dari sudut pandang penyedia sumber daya dan
ketercapaian target keuangan sekolah sebagaimana telah direncanakan.
Ukuran untuk menilai kinerja SMA Negeri 2 Sendawar dapat dilihat dalam
Tabel 8. Ukuran Strategik Perspektif Keuangan
Aspek Tema-tema Strategik Ukuran-ukuran strategik Keuangan Efisien dan
kemandirian keuangan
Rasio biaya operasional terhadap biaya program
Rasio biaya program ke pendapatan dari pemerintah daerah
Biaya rata-rata per siswa
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal menggambarkan proses-proses yang
penting bagi organisasi untuk melayani pelanggan dan pemilik organisasi.
Komponen utama dalam proses bisnis internal antara lain proses inovasi,
proses operasional dan proses pelayanan. Ukuran yang digunakan dalam
menilai kinerja proses bisnis internal dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 9. Ukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal Aspek Tema-tema
Sarana prasarana Sistem keuangan dan administrasi
terkomputerisasi
Tabel 9. Ukuran Kinerja Perspektif Proses Bisnis Internal (Lanjutan)
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Proses pembelajaran dan pertumbuhan menggambarkan kompetensi dan
kemampuan semua anggota serta kemampuan organisasi untuk menciptakan
pertumbuhan jangka panjang. Perspektif ini memuat indikator mengenai
seberapa jauh manfaat dari pengembangan baru atau bagaimana hal ini dapat
digunakan dalam menilai kinerja perspektif pembelajaran dan pertumbuhan
dapat dilihat dalam table berikut:
Tabel 10. Ukuran Kinerja Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
B. Analisa dan Pembahasan Data yang Dibutuhkan dalam Pengukuran Kinerja SMA
Negeri 2 Sendawar Berdasarkan Empat Perspektif.
1. Perspektif Pelanggan
Pengukuran kinerja dalam perspektif ini meliputi lima hal, yaitu gedung
(bangunan) sekolah, kualitas siswa, iklim dan budaya sekolah, kualitas
pelayanan sekolah, dan hubungan kerjasama sekolah dengan orang tua/wali
murid.
Data yang digunakan dalam mengukur kinerja SMA Negeri 2 Sendawar
berdasarkan perspektif pelanggan diperoleh dari data primer melalui
orang tua/wali murid. Kuesioner ini bertujuan untuk mengetahui kepuasan
pelanggan internal maupun eksternal terhadap kinerja SMA Negeri 2
Sendawar. Hasil kuesioner dianalisa berdasarkan total skor yang diperoleh
masing-masing responden.
a. Kepuasan Pelanggan Internal
Untuk menilai kepuasan pelanggan internal, peneliti telah menyebar
kuesioner ke sejumlah siswa, dan diperoleh responden sebanyak 100
siswa-siswa kelas XI dan XII. Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan
internal ini dapat disusun tabel distribusi frekuensi untuk menilai
kepuasan pelanggan secara umum maupun terhadap strategi yang telah
dilaksanakan SMA Negeri 2 Sendawar.
1) Kepuasan umum
Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 16) = 80
Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 16) = 16
Rentang nilai: (80 – 16) = 64
Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat
pada Lampiran A_1
Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal secara Umum
Kelas Interval Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
68 – 80 15 0,15 Sangat Puas 55 – 67 44 0,44 Puas 42 – 54 40 0,40 Netral 29 – 41 1 0,01 Kurang Puas 16 – 28 0 0 Tidak Puas
Jumlah 100 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 15%
siswa merasa sangat puas, 44% siswa merasa puas, 40% siswa
bersikap netral dan 1% siswa merasa kurang puas. Dari hasil ini kita
dapat menyimpulkan bahwa rata-rata siswa merasa puas terhadap
kinerja SMA Negeri 2 Sendawar.
2) Kepuasan pelanggan internal terhadap gedung sekolah
Strategi ini diukur dengan lima ukuran, yakni kebersihan ruangan,
kelengkapan fasilitas belajar, penataan ruangan, tempat parkir, dan
lokasi sekolah.
Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 5) = 25
Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 5) = 5
Rentang nilai: (25 – 5) = 20
Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat
pada Lampiran A_2
Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Gedung Sekolah
Kelas Interval Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
22 – 25 13 0,13 Sangat Puas 18 – 21 29 0,29 Puas 14 – 17 50 0,50 Netral 10 – 13 8 0,08 Kurang Puas 05 – 09 0 0 Tidak Puas
Jumlah 100 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 13%
siswa merasa sangat puas, 29% siswa merasa puas, 50% siswa
bersikap netral dan 8% siswa merasa kurang puas. Dari hasil ini kita
dapat menyimpulkan bahwa rata-rata siswa bersikap netral terhadap
gedung sekolah SMA Negeri 2 Sendawar.
3) Kepuasan pelanggan internal terhadap kualitas siswa
Strategi ini diukur dengan tujuh ukuran, yakni kegiatan belajar
mengajar yang menyenangkan, metode yang digunakan bisa
meningkatkan minat belajar, kehadiran guru, optimalisasi waktu
belajar, penggunaan buku acuan yang tepat, kegiatan
intra&ekstrakulikuler, dan lomba-lomba (try out).
Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 7) = 35
Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 7) = 7
Rentang nilai: (35 – 7) = 28
Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat
Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Kualitas Siswa
Kelas Interval Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
31 – 35 17 0,17 Sangat Puas 25 – 30 30 0,30 Puas 19 – 24 46 0,46 Netral 13 – 18 6 0,06 Kurang Puas
7 – 12 1 0,01 Tidak Puas
Jumlah 100 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 17%
siswa merasa sangat puas, 30% siswa merasa puas, 46% siswa
bersikap netral, 6% siswa merasa kurang puas, dan 1% siswa merasa
kurang puas. Dari hasil ini kita dapat menyimpulkan bahwa rata-rata
siswa bersikap netral terhadap kualitas siswa di SMA Negeri 2
Sendawar.
4) Kepuasan pelanggan internal terhadap iklim dan budaya sekolah
Strategi ini diukur dengan dua ukuran, yakni dukungan motivasi dari
guru dan suasana lingkungan sekolah.
Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 2) = 10
Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 2) = 2
Rentang nilai: (10 – 2) = 8
Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat
Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Iklim dan Budaya Sekolah
Kelas Interval Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
09 – 10 35 0,35 Sangat Puas 07 – 08 40 0,40 Puas 05 – 06 23 0,23 Netral 03 – 04 2 0,02 Kurang Puas
02 0 0 Tidak Puas
Jumlah 100 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 35%
siswa merasa sangat puas, 40% siswa merasa puas, 23% siswa
bersikap netral, dan 2% merasa kurang puas. Dari hasil ini kita dapat
menyimpulkan bahwa rata-rata siswa puas terhadap iklim dan budaya
di SMA Negeri 2 Sendawar.
5) Kepuasan pelanggan internal terhadap layanan sekolah
Strategi ini diukur dengan dua ukuran, yakni pelayanan administrasi
dan layanan perpustakaan.
Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 2) = 10
Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 2) = 2
Rentang nilai: (10 – 2) = 8
Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat
Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Kepuasan Pelanggan Internal terhadap Layanan Sekolah
Kelas Interval Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
09 – 10 31 0,31 Sangat Puas 07 – 08 49 0,49 Puas 05 – 06 15 0,15 Netral 03 – 04 5 0,05 Kurang Puas
02 0 0 Tidak Puas
Jumlah 100 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 31%
siswa merasa sangat puas, 49% siswa merasa puas, 15% siswa
bersikap netral, dan 5% merasa kurang puas. Dari hasil ini kita dapat
menyimpulkan bahwa rata-rata siswa puas terhadap pelayanan SMA
Negeri 2 Sendawar.
b. Kepuasan Pelanggan Eksternal
Untuk menilai kepuasan pelanggan eksternal, peneliti telah menyebar
kuesioner ke sejumlah orang tua/wali murid, dan diperoleh responden
sebanyak 48 pelanggan. Dari hasil kuesioner kepuasan pelanggan
eksternal ini dapat disusun tabel distribusi frekuensi untuk menilai
kepuasan pelanggan eksternal.
1) Kepuasan umum
Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 9) = 45
Rentang nilai: (45 – 9) = 36
Tabulasi data dan total nilai yang diperoleh responden dapat dilihat
pada Lampiran A_6
Berdasarkan data hasil kuesioner diatas dapat disusun tabel distribusi
frekuensi sebagai berikut:
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pelanggan Eksternal secara Umum Kelas Interval
Kelompok Siswa
Frekuensi Frekuensi Kumulatif
Kategori
41 – 45 1 0,02 Sangat Puas 33 – 40 20 0,42 Puas 25 – 32 27 0,56 Netral 17 – 24 0 0 Kurang Puas
9 – 16 0 0 Tidak Puas
Jumlah 48 1
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi diatas diketahui bahwa 2%
orang tua/wali murid merasa sangat puas, 42% orang tua/wali murid
puas, dan 56% orang tua/wali murid bersikap netral. Dari hasil ini kita
dapat menyimpulkan bahwa rata-rata orang tua/wali murid bersikap
netral terhadap kinerja SMA Negeri 2 Sendawar.
2) Kepuasan pelanggan eksternal terhadap kualitas siswa
Strategi ini diukur dengan dua ukuran, yakni metode belajar yang baik
dan kompetensi staff pengajar.
Skor tertinggi yang mungkin diperoleh: (5 x 2) = 10
Skor terendah yang mungkin diperoleh: (1 x 2) = 2