• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEGIATAN GURU MEMFASILITASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN SEMESTER 2 Tahun Ajaran 20102011 Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEGIATAN GURU MEMFASILITASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN SEMESTER 2 Tahun Ajaran 20102011 Skripsi"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

KEGIATAN GURU MEMFASILITASI

PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF

PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN

SEMESTER 2 Tahun Ajaran 2010/2011

Skripsi

Diajukan untuk

Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh :

Niken Sukma Wulandari 091134235

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

2010 / 2011

(2)

KEGIATAN GURU MEMFASILITASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

BERBASIS PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA SISWA KELAS IV SD KANISIUS WIROBRAJAN

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD

oleh :

Nama : Niken Sukma Wulandari NIM : 091134235

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010 / 2011 

i

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)
(4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karyaku ini…

Ku persembahkan untuk :

]

Tuhan Yesus Kristus, atas berkat yang telah

dilimpahkan untukku.

]

Eyang Kakung & Eyang Uti, atas dukungannya.

]

Ayahanda, atas doanya.

]

 

Ibuku tercinta.

]

Yohanes Krisna Bhakti, yang setia.

]

Teman-temanku, yang selalu memberikan keceriaan.

]

 

Icoenk.

iv

(6)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)
(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya, sehingga penulis skripsi dengan judul “ Kegiatan Guru Memfasilitasi Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan” ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Selama penulisan skripsi ini, banyak pihak yang telah membantu dan membimbing penulis. Oleh sebab itu melalui kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas selesainya penyusunan skripsi ini, kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim M. Ed, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. Bapak Drs. Puji Purnomo M. Si, selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Dr. Susento, M.S. selaku dosen pembimbing yang dengan kesabaran telah memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam penyusunan skripsi.

4. Drs. Y. B Adimassana, M. A. selaku dosen pembimbing kedua yang dengan penuh kesabaran membantu dalam bimbingan dan penyusunan tugas akhir ini.

5. Segenap Dosen dan Staf Sekretariat Prodi PGSD Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan bekal dan bimbingan dalam penyusunan Skripsi.

vii

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

6. Bapak Hr. Klidiatmoko selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Wirobrajan yang telah memberi ijin untuk melaksanakan penelitian di SD Kanisius Wirobrajan.

7. Bapak Thomas Heri Supriyono selaku guru kelas IVB SD Kanisius Wirobrajan yang sudah memberikan waktu, pikiran dan tenaga untuk membantu dalam penelitian.

8. Siswa kelas IV B SD Kanisius Wirobrajan tahun ajaran 2010/2011 yang sudah memberikan waktunya sebagai subjek dalam penelitian.

9. Rekan satu tim penelitian yang selalu memberikan bantuan, kritik dan saran selama proses penelitian dan selama penulisan skripsi ini.

10.Teman-teman PGSD SI sore angkatan 2009 yang sudah memberikan dukungan, persahabatan, dan kebahagiaan.

11.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Penulis mengakui bahwa penulisan Skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis akan menerima dengan senang hati segala kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga penulisan Skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca,

Yogyakarta, 20 Juli 2011

Penulis

Niken Sukma Wulandari

viii

(10)

ix

 

MOTTO

Setiap orang ingin berusaha untuk menjadi

yang terbaik buat semuanya.

Melakukan sesuatu hal dengan berusaha 150% ,

biarpun nanti pada keputusan terakhir tetap

mendapat hasil yang maksimal yaitu 100%.

Selalu semangat

&

”Keep spirit to the future”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

MOTTO ... ix

DAFTAR ISI ... xi

ABSTRAK ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Batasan Masalah ... 3

C. Perumusan Masalah ... 3

D. Definisi Istilah ... 3

E. Tujuan Penelitian ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 6

B. Paradigma Pedagogi Reflektif ... 6

C. Kegiatan Guru ... 9

(12)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Tempat Penelitian ... 12

B. Waktu Penelitian ... 12

C. Subjek Penelitian ... 12

D. Jenis Penelitian ... 12

E. Pengumpulan Data ... 13

F. Instrumen Penelitian ... 13

BAB IV ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Penelitian ... 14

B. Analisis Data ... 20

C. Transkripsi Data ... 20

D. Topik Data ... 20

E. Kategori Data ... 25

BAB V HASIL PENELITIAN A. Rangkaian Kegiatan Guru Pertemuan I ... 30

B. Rangkaian Kegiatan Guru Pertemuan II ... 32

C. Rangkaian Kegiatan Guru Pertemuan III ... 33

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran ... 42

B. Kesesuaian Kegiatan Guru dengan PPR ... 44

BAB VII KESIMPULA DAN SARAN A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA ... LAMPIRAN ...

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1.1 Tabel Topik Data Kegiatan Guru pada Pertemuan I ... 21

Tabel 1.2 Tabel Topik Data Kegiatan Guru pada Pertemuan II ... 22

Tabel 1.3 Tabel Topik Data Kegiatan Guru pada Pertemuan II ... 24

Tabel 2.1 Tabel Kategori Data dan Subkategori Data Pertemuan I ... 25

Tabel 2.2 Tabel Kategori Data dan Subkategori Data Pertemuan II ... 26

Tabel 2.3 Tabel Kategori Data dan Subkategori Data Pertemuan III ... 27

Tabel 3.1 Tabel Kegiatan Guru Pertemuan I ... 36

Tabel 3.2 Tabel Kegiatan Guru Pertemuan II ... 39

(14)

Abstrac

The study was conducted in SD Kanisius Wirobrajan Jl. Hos Cokroaminoto. 8 Yogyakarta. The study is objective, namely, (1) Describe the activities of the teachers in the promotion of mathematics based on the paradigm of reflecting the pedagogy in the IV class SD Wirobrajan Kanisius, and (2) Describe the extent to which the activities of teachers in facilitating the learning of mathematics in accordance with the characteristics of Reflective Pedagogy Paradigm.

This type of qualitative descriptive research study. The study was conducted in four sessions. At the first meeting of the research conducted with material equal to the number of fractional denominator, second meeting was held with the sum of matter fractions different denominators, The third meeting was conducted by repeating the material at a second meeting with different denominators, at the fourth meeting conducted tests with different materials and the fraction denominator denominator the same.

Reflective Pedagogy Paradigm (PPR) was selected as one of the approaches used in this descriptive qualitative study. Reflective pedagogical paradigm was chosen because it has advantages over other learning approaches. The surplus is to have a goal to be a student in a human person, and they lead to the personal integrity of their competence, integrity and compassion.

The results showed that a series of teacher training in mathematics through PPR can be very useful in shaping the character of students. Students can understand the subject matter that has been taught by teachers and students to develop personal character and apply the values of humanity through the three activities, namely: (1)Initial activities contains a lesson opens with a greeting students apperception,(2) core activities, contains a discussion of the number of fractions berpenyebut the same material, group discussion.(3) final activity contains the conclusions of reflection and action

Keywords: Qualitative Descriptive, Reflective Pedagogical Paradigm, Learning, Competence, Conscience, Compassion.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

xiii 

 

ABSTRAK

Sukma Wulandari, Niken, 2011. Kegiatan Guru Memfasilitasi Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.Skripsi.Program Studi PGSD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian dilakukan di SD Kanisius Wirobrajan Jl. Hos Cokroaminoto no. 8 Yogyakarta. Penelitian ini memiliki tujuan, untuk (1) Mendeskripsikan kegiatan guru dalam memfasilitasi pembelajaran matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan, dan (2) Mendeskripsikan sejauh mana kegiatan guru dalam memfasilitasi pembelajaran matematika sesuai dengan karakteristik Paradigma Pedagogi Reflektif.

Jenis penelitian ini adalah penelitian Kualitatif Deskriptif. Penelitian dilakukan dalam empat kali pertemuan. Pada pertemuan pertama penelitian dilakukan dengan materi penjumlahan pecahan penyebut sama, pertemuan kedua dilakukan dengan materi penjumlahan pecahan penyebut berbeda, pertemuan ketiga dilakukan dengan mengulang materi pada pertemuan kedua dengan penyebut berbeda, pada pertemuan keempat dilakukan ulangan dengan materi pecahan penyebut berbeda dan penyebut sama.

Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dipilih sebagai salah satu pendekatan yang digunakan dalam penelitian Kualitatif Deskriptif ini. Paradigma Pedagogi Reflektif dipilih karena memiliki kelebihan dibanding dengan pendekatan pembelajaran yang lainnya. Kelebihannya ialah memiliki tujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi pribadi manusia yang utuh dan mengarah pada integritas pribadi yang competence, conscience, dan compassion.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian kegiatan guru dalam pembelajaran matematika berbasis PPR sangat membantu dalam membentuk karakter siswa. Siswa dapat memahami materi pelajaran yang telah diajarkan oleh guru serta siswa mampu mengembangkan karakter pribadi dan menerapkan nilai-nilai kemanusiaannya melalui tiga kegiatan, yaitu : (1) kegiatan awal, berisi membuka pelajaran dengan menyapa siswa, apersepsi, (2) kegiatan inti, berisi pembahasan materi penjumlahan pecahan berpenyebut sama, diskusi kelompok. (3) kegiatan akhir, berisi kesimpulan, refleksi, dan aksi. Dari rangkaian kegiatan guru tersebut sudah sesuai karakteristik PPR yang meliputi konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Dari kegiatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan guru dengan pembelajaran berbasis PPR mampu mengoptimalkan siswa dalam memahami materi pembelajaran dengan topik penjumlahan pecahan serta dapat menanamkan nilai-nilai kemanusian.

(16)

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar, mulai dari kelas 1 sampai dengan kelas 6. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari pun pembelajaran matematika sering digunakan. Di jenjang kelas 1 pelajaran matematika meliputi membilang banyak benda, penjumlahan, pengurangan, mengenal bangun ruang, bangun datar, dan berat benda. Kelas 2 meliputi membaca, menulis bilangan, pengukuran waktu, perkalian dan pembagian. Kelas 3 meliputi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan, pecahan sederhana, dan sifat-sifat bangun datar. Kelas 4 meliputi faktor bilangan, bilangan bulat, pecahan, dan bilangan romawi. Kelas 5 ,meliputi bilangan bulat, menghitung jarak dan kecepatan, pengukuran volume, kesebangunan dan simetri. Kelas 6 satuan volume dan debit, system koordinat, pengumpulan dan penyajian data, serta materi-materi yang sudah diajarkan di kelas sebelumnya. Setiap peningkatan kelas, materi yang diajarkan semakin sulit dimana kesulitan itu dimulai dari kelas 4.

Materi yang diajarkan di kelas 4 semakin bervariasi dan kompleks dibanding dengan kelas-kelas sebelumnya. Untuk itu dalam kegiatan pembelajaran peran guru dalam memberikan ataupun menyampaikan materi kepada peserta didik diharapkan lebih optimal. Artinya bahwa dalam

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

kegiatan pembelajaran matematika guru perlu menyiapkan dan menggunakan media, alat peraga yang dapat menunjang atau membantu dalam menyampikan materi. Di SD Kanisius Wirobrajan terdapat beberapa media dan alat peraga yang dapat digunakan guru untuk mengajar. Namun media dan alat peraga yang terdapat di SD Kanisius Wirobrajan sangat terbatas, tidak semua media dan alat peraga dapat digunakan untuk semua mata pelajaran. Hanya beberapa mata pelajaran yang dapat menggunakan media dan alat peraga, misalnya mata pelajaran IPS dengan media Globe, Atlas, dan Peta. Untuk mata pelajaran IPA terdapat alat peraga untuk mengetahui posisi terjadinya gerhana bulan dan gerhana matahari, serta rotasi dan evolusi bumi. Sedangkan untuk mata pelajaran matematika media dan alat peraga untuk pecahan kurang memadai, sehingga guru perlu menggunakan media secara konkret dengan menggunakan roti yang dibagi. Dengan adanya guru menggunakan media dan alat peraga diharapkan peserta didik mampu memahami materi serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun macam-macam pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan, salah satunya guru dapat menggunakan pendekatan berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif.

Pendekatan pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki kelebihan yang tidak dimiliki oleh pendekatan-pendekatan pembelajaran yang lainnya. Kelebihannya ialah mengembangkan kompetensi dan nilai kemanusian, salah satu contohnya melalui diskusi belajar dalam kelompok. Pedagogi adalah cara pengajar mendampingi para

 

(18)

 

siswa dalam pertumbuhan dan perkembangan. Pedagogi meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya pribadi pelajar (Paradigma Pedagogi Reflektif , 2010: 22).

B. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah pada sejauh mana guru menggunakan fasilitas dalam pembelajaran matematika mengenai penjumlahan pecahan dengan menggunakan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR)

C.Perumusan Masalah

Setelah kita memahami latar belakang diatas, dapat ditarik rumusan:

1. Bagaimana Kegiatan Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Matematika Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan ?

2. Sejauh mana Kegiatan Guru dalam Memfasilitasi Pembelajaran Matematika sesuai dengan karakteristik pembelajaran Berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif pada siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan ?

D.Definisi Istilah

1. Matematika

Matematika merupakan salah satu pelajaran yang ada di sekolah dasar. Pelajaran matematika banyak mempelajari mengenai penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, satuan panjang,

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

satuan berat, satuan luas, pengukuran sudut, faktorisasi, pengukuran, pecahan, dll.

2. Pembelajaran

Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran dapat juga diartikan usaha sadar dari guru untuk membuat siswa belajar, yaitu terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa yang belajar, dimana perubahan itu didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relative lama dan karena adanya usaha.

(

http://krisna1.blog.uns.ac.id/2009/10/19/pengertian-dan-ciri-ciri-pembelajaran/)

3. Belajar

Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu.

Moh. Surya (1997) : “belajar dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh perubahan perilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya”.

Crow & Crow dan (1958) : “ belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”. Gage &

 

(20)

 

Berliner: “belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang yang muncul karena pengalaman”

(http://cafestudi061.wordpress.com/2008/09/11/pengertian-belajar-dan-perubahan-perilaku-dalam-belajar/)

4. Pendekatan Paradigma Pedagogik Reflektif (PPR)

Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang terdiri atas langkah-langkah: konteks, pengalaman, refleksi, dan aksi menawarkan bermacam-macam cara seorang pangajar dapat mendampingi para pelajar mereka untuk memudahkan proses belajar dan berkembang lewat menatap kebenaran dan menggali arti manusiawinya.

E. Tujuan Penelitian

1. Mendeskripsikan kegiatan guru dalam memfasilitasi pembelajaran matematika berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif di Kelas IV SD Kanisius Wirobrajan.

2. Mendeskripsikan sejauh mana kegiatan guru dalam memfasilitasi pembelajaran matematika sesuai karakter Paradigma Pedagogi Reflektif.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Bagi Siswa

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

 

 

Dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa dapat mengembangkan kepribadian sehingga mampu bekerja sama dengan orang lain.

2. Bagi Guru

Dengan adanya penelitian ini diharapkan guru semakin kreatif dalam memberikan fasilitas pembelajaran pada siswa. Misalnya kreatif dalam penggunaan media dan alat peraga yang sesuai dengan konteks pembelajaran serta sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa.

3. Bagi Sekolah

(22)

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Belajar

Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya ( www. Blogspot / pengertian belajar ).

Kegiatan belajar dilakukan oleh semua orang baik disekolah maupun dalam kehidupan sehari-hari. Di sekolah manusia melakukan kegiatan belajar mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Perguruan Tinggi. Dalam kehidupan sehari-hari manusia belajar dari pengalaman dan aktifitas yang dihadapi. Belajar adalah proses perubahan perilaku secara aktif, proses mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, proses yang diarahkan pada suatu tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman, proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu yang dipelajari.

B. Paradigma Pedagogi Reflektif

1. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif dikembangkan dari Paradigma Pedagogi Ignasian. Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang memiliki arti suatu paradigma pendidikan dengan dinamika yang bergerak secara timbal balik dalam gerak spiral yang dinamis antara konteks – pengalaman – refleksi – aksi – evaluasi yang bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi pribadi manusia yang utuh dan mengarah pada integritas pribadi yang competence, conscience, dan compassion. Competence memiliki arti kompetensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

yang dimiliki setiap orang, Conscience memiliki arti kepekaan dan ketajaman hati nurani, sedangkan Compasssion memiliki arti sikap penuh bela rasa bagi sesama.

PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) merupakan polapikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan (pedagogi reflektif = pendidikan kemanusiaan). Pola pikirnya dalam membentuk pribadi siswa, siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, selanjutnya siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pertanyaan tersebut, dan yang selanjutnya siswa difasilitasi pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut (Paradigma Pedagogi Reflektif : 2010).

2. Ciri-ciri Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki ciri-ciri, yaitu :

a) Paradigma Pedagogi Reflektif dapat diterapkan kepada semua kurikulum. b) Paradigma Pedagogi Reflektif fundamental untuk proses belajar mengajar. c) Paradigma Pedagogi Reflektif menjamin para pengajar menjadi para pengajar

menjadi pengajar yang lebih baik.

d) Paradigma Pedagogi Reflektif mempribadikan proses belajar dan mendorong pelajar merefleksikan makna dan arti dari apa yang dipelajari

e) Paradigma Pedagogi Reflektif menekankan mitra social belajar maupun mengajar.

3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki tujuan sebagai berikut :

a) Membentuk pria dan wanita untuk orang lain (men and woman for others) b) Membentukl pemimpin-pemimpin pelayanan yang meneladan Yesus Kristus,

pria dan wanita yang :

(24)

 

2) Memiliki hati nurani yang benar (conscience)

3) Memiliki kepedulian yang tumbuh dari kasih kepada sesama (compassion) Tujuan dari PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) ialah menumbuhkembangkan nilai persaudaraan, solidaritas antar teman, dan saling menghargai yang merupakan aspek nilai kemanusian.

4. Konteks

Nilai kemusiaan yang akan dikembangkan disesuaikan dengan konteks siswa dan materi pelajaran. Konteks siswa antara lain taraf perkembangan pribadi, kondisi social, budaya, dan agama. Konteks materi pelajaran antara lain kompetensi dasar, ruang lingkup materi, keterkaitan materi dengan kehidupan nyata, dan cara mempelajarinya.

5. Pengalaman

Pengembangan nilai kemanusiaan paling efektif dilakukan melalui pengalaman, yaitu siswa mengalami sendiri nilai yang diperjuangkan itu. Untuk mengembangkan nilai persaudaraan, siswa perlu mengalami rasa persaudaraan antar teman dan dengan guru selama kegiatan belajar di kelas, contohnya melalui kegiatan belajar kelompok, presentasi, atau bimbingan teman sebaya. Untuk mengembangkan nilai persaudaraan, siswa dapat dilibatkan dalam situasi bencana secara tidak langsung, contohnya melalui membaca berita, atau melakukan wawancara dengan korban bencana.

6. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan siswa meninjau kembali pengalaman yang pernah dilaluinya. Refleksi dapat juga diartikan sebagai tahap dimana siswa menjadi sadar sendiri mengenai kebaikan, manfaat, dan makna nilai yang diperjuangkan. Tujuannya ialah agar nilai yang diperjuangkan menjadi menarik bagi siswa dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

mereka tertarik untuk menghayati nilai yang diperjuangkan sampai pada keinginan untuk bertindak.

7. Aksi

Hasil refleksi siswa terhadap pengalaman perlu ditindaklanjuti agar siswa mempunyai sikap dan niat yang terkait dengan nilai kemanusiaan yang diperjuangkan. Niat dan sikap merupakan aksi batin, sedangkan perbuatan ialah aksi lahir. Untuk membantu siswa menumbuhkan niat, sikap, dan perbuatan, guru perlu memberikan fasilitas dengan cara mengajukan pertanyaan secara terbuka atau memberikan tugas sebagai wujud aksi di sekolah, di rumah, bahkan di lingkungan masyarakat.

8. Evaluasi

Guru perlu melakukan penilaian, penilaian proses belajar dilakukan melalui pengamatan terhadap siswa dalam tahap pengalaman dan refleksi. Sedangakan penilaian hasil belajar dilakukan melalui pengamatan terhadap aksi siswa dan catatan yang terkait dengan aksi siswa.

C. Kegiatan Guru

Dalam kegiatan belajar mengajar hubungan antara guru dan peserta didik saling melengkapi. Kompetensi maupun keaktifan siswa dapat dipengaruhi pada kegiatan guru dalam mengajar. Dalam kegiatan belajar, guru perlu memperhatikan metode pengajaran, media, alat peraga atau strategi dalam mengajar. Hal ini perlu diperhatikan sebab semakin bervariasi metode pengajaran, media maupun alat peraga yang digunakan mampu meningkatkan keaktifan dan kompetensi yang dimiliki oleh siswa.

(26)

10 

 

SD dapat ditemukan di kelas 4 semester 1, yang dimana diperkenalkan dengan pecahan penyebut sama dilanjutkan dengan pecahan penyebut berbeda. Materi pecahan pada tahap sekolah dasar merupakan materi yang masih sederhana, dimana menyangkut dengan kehidupan sehari-hari siswa. Di kelas 4 semester 1, materi pecahan yang dipelajari meliputi penjumlahan pecahan dengan penyebut sama, pengurangan pecahan dengan penyebut sama, penjumlahan dengan penyebut berbeda, dan pengurangan dengan penyebut berbeda.

Untuk materi penjumlahan dan pengurangan pecahan dengan penyebut sama pada kegiatan belajar, guru dapat mengenalkan pecahan melalui kegiatan apersepsi. Guru dapat menggunakan benda-benda disekitar siswa untuk dijadikan media dan alat peraga dalam mengajarkan materi pecahan. Misalnya, guru menggunakan roti dan balok kayu yang dapat mudah dibagi.

Melalui benda itu, materi pecahan yang disampaikan kepada siswa diharapkan mampu ditangkap siswa secara optimal, karena benda-benda yang digunakan sering dijumpai siswa. Siswa akan lebih mudah menerima materi pembelajaran apabila pada saat guru menyampaikan sebuah materi ajar dengan menggunakan benda-benda konkret yang banyak dijumpai di sekitar siswa.

Pada penelitian ini guru pada saat melakukan kegiatan pembelajaran penjumlahan pecahan menggunakan media roti untuk menunjukkan adanya pembagian. Guru mengajarkan bagaimana cara menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut sama serta penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda dan tidak melupakan komponen-komponen pengajaran sesuai dengan karakteristik PPR. Hal ini dilakukan pada kegiatan guru mengajar dengan menggunakan bagian kegiatan awal yang berisi apersepsi, dan konteks. Bagian kegiatan inti yang berisi konteks, pengalaman, serta bagian kegiatan akhir yang berisi refleksi, aksi, dan evaluasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

Menurut Gage dan Berliner, guru perlu memiliki peran sebagai berikut : 1. Guru sebagai perencana (planner), artinya guru perlu mempersiapkan apa

yang akan dilakukan dalam proses belajar mengajar.

2. Guru sebagai pelaksana (organizer), artinya guru harus dapat menciptakan situasi, memimpin, menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan rencana.

3. Guru sebagai pembimbing (teacher counsel), artinya guru dituntut untuk mampu mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan dalam belajar dan guru harus mampu memecahkan masalahnya.

4. Guru sebagai fasilitator, artinya guru harus mampu memfasilitasi dan

(28)

12 

 

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini dijelaskan mengenai tempat penelitian, waktu penelitian, subyek penelitian, jenis penelitian, pengumpulan data, dan instrument penilaian.

A. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Kanisius Wirobrajan di jalan Hos Cokroaminoto no 8 Yogyakarta.

B. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Maret, 4April, 7 April dan 12 April 2011.

C. Subjek Penelitian

Subyek penelitian ialah guru kelas IV, yaitu Thomas Heri Supriyono dan siswa kelas IV SD Kanisius Wirobrajan berjumlah 36 siswa.

D. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan ialah Penelitian Kualitatif Deskriptif. Penelitian dekriptif adalah penelitian yang menekankan pada keadaan yang seadanya dan berusaha mengungkapkan fenomena-fenomena yang ada dalam keaadaan tersebut. Dalam penelitian ini peneliti mendekripsikan fenomena sejauh mana PPR (Paradigma Pedagogi Reflektif) diterapkan di kelas IV SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

 

 

E. Pengumpulan data

Data penelitian dikumpulkan dalam pelaksanaan pembelajaran selama 4 kali pertemuan, terdiri atas pertemuan pertama membahas penjumlahan pecahan dengan penyebut sama, pertemuan kedua membahas penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda, pertemuan ketiga mengulang pertemuan kedua membahas penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda, dan pertemuan keempat ialah ulangan dengan materi penjumlahan pecahan dari pertemuan pertama sampai dengan pertemuan ketiga. Setiap pertemuan dilakukan perekaman dengan menggunakan handy-cam.

F. Instrumen penilaian

Instrumen penilaian yang digunakan untuk mengumpulkan data yaitu dengan menggunakan handy-cam yang menghasilkan rekaman video. Sedangkan lembar observasi yang digunakan untuk mendukung rekaman video sehingga mendapatkan hasil yang akurat.

(30)

 

 

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Pengenalan

Pada tahap pengenalan, penelitian dilakukan satu kali, yaitu pada tanggal 4 Maret 2011. Tujuan tahap pengenalan dilakukan ialah untuk melatih mengumpulkan data dan melakukan sosialisasi kepada subjek, yaitu guru dengan siswa. Hasil pengenalan penelitian tersebut digunakan untuk mengevaluasi diri.

Pengambilan data pada tahap pengenalan menggunakan handycam. Pada

tahap pengenalan ini materi yang diajarkan ialah materi IPS kelas IV. Proses kegiatan mengajar diawali oleh subjek dengan apersepsi, yaitu mengingat kembali materi pelajaran yang pernah dipelajari. Selanjutnya subyek menuju ke materi pelajaran baru dengan cara memberikan penjelasan. Setelah subyek selesai memberikan penjelasan kepada siswa mengenai materi baru, subyek meminta siswa untuk membentuk kelompok yang terdiri dari empat sampai lima anggota. Selanjutnya hasil pembahasan dalam kelompok dibahas secara bersama-sama.

Pada tahap pengenalan ini selain pengambilan data peneliti juga melakukan sosialisasi dengan subyek dan siswa. Sosialisasi peneliti antara subyek dan siswa dilakukan supaya terbiasa dan tidak merasa canggung saat terjadi pengambilan data oleh peneliti. Pada tahap pengenalan ini antara subyek dan siswa tampak tidak terjadi kecanggungan saat pengambilan data

14 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

oleh peneliti. Sosialisasi peneliti antara subyek dan guru dilakukan saat kegiatan belajar mengajar di kelas.

Dari hasil pengenalan tersebut terdapat kekurangan yang masih harus diperbaiki, sehingga diharapkan pada saat pengambilan data yang sesungguhnya data yang diperoleh dapat maksimal. Kekurangan yang ada antara lain ialah pengambilan data yang hanya menggunakan satu buah

handycam, sehingga ada kejadian yang tidak dapat terekam. Untuk itu dari hasil evaluasi diharapkan pada pengambilan data yang sebenarnya kekurangan tersebut dapat diperbaiki.

2. Tahap Penelitian Utama

a. Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 4 April 2011 di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta, dengan subyek penelitian guru kelas empat yang bernama Thomas Heri Supriyono. Pada pertemuan ini subyek penelitian melakukan kegiatan pengajaran matematika dengan materi penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama. Pada pertemuan ini jumlah siswa yang hadir ada 35, salah satu siswa tidak masuk dikarenakan sedang sakit. Tujuan siswa mempelajari materi pelajaran ini supaya siswa memahami materi menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah khususnya penjumlahan pecahan serta dapat mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan awal dilakukan dengan pembagian satu buah roti yang dibagi menjadi empat bagian yang sama besar sebagai salah satu contoh konkret untuk siswa dalam mempelajari pecahan. Selanjutnya dilakukan tanya jawab

 

(32)

16 

 

singkat antara subyek dengan siswa. Subyek berusaha memberikan contoh-contoh kemungkinan yang sering dijumpai dan didengar oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti diisi dengan membahas pengertian pecahan, selanjutnya pembahasan materi penjumlahan pecahan dengan memberikan contoh pecahan tiga per empat ditambah tiga per empat. Setelah itu subyek meminta salah satu siswa untuk mengerjakan soal tersebut di papan tulis dengan cara menyelesaikannya sesuai aturan penjumlahan pecahan, yaitu dengan cara menjumlahkan pembilangnya sedangkan penyebutnya tetap. Selanjutnya subyek meminta siswa untuk membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 4 anggota dan mengerjakan soal penjumlahan pecahan dengan penyebut yang sama dalam kelompok. Saat mengerjakan soal dalam kelompok dibutuhkan kerja sama antar anggota kelompok sebagai salah satu bentuk nilai kemanusian. Setelah itu subyek dan siswa membahas soal penjumlahan pecahan tersebut secara bersama-sama.

Kegiatan penutup subyek memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dalam menghitung penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

b. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 7 April 2011 di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dengan subyek peneliti yang sama pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ini subyek peneliti melakukan kegiatan

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

pengajaran matematika dengan materi penjumlahan pecahan yang berpenyebut berbeda.

Pada pertemuan kedua ini jumlah siswa yang hadir 36 orang. Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini ialah supaya siswa lebih memahami penjumlahan pecahan, khususnya penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda, serta siswa dapat mengaitkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan awal diawali dengan apersepsi, yaitu mengulang kembali materi penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama melalui tanya jawab singkat antara subyek dengan siswa. Melalui tanya tersebut, subyek berusaha mengetahui sejauh mana pengetahuan atau pemahaman siswa terhadap materi yang pernah dipelajari, yaitu penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama.

Untuk kegiatan inti kegiatan pembelajaran diisi dengan kerja kelompok yang didalamnya anggota kelompok mengerjakan soal yang sudah diberikan oleh subyek. Jumlah anggota kelompok terdiri dari 4 orang. Disamping mengerjakan soal, subyek mengingatkan kembali pada siswa untuk melakukan kerja sama, saling bertukar pikiran, serta membantu yang lemah. Hal ini dilakukan sebagai wujud nilai kemanusian antar anggota kelompok.

Subyek membantu anggota kelompok apabila ada yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal penjumlaha pecahan yang berbeda penyebut. Subyek memberikan waktu kepada setiap kelompok dalam mengerjakan soal tersebut. Setelah semua anggota kelompok selesai, subyek meminta perwakilan dari setiap anggota kelompok untuk menunjukkan jawaban dari soal kepada subyek dan anggota kelompok lain. Apabila ada kelompok yang jawabannya

 

(34)

18 

 

tidak tepat, maka subyek meminta kelompok tersebut untuk memperbaiki jawabannya.

Pada kegiatan penutup subyek menngakhiri kegiatan belajar dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila mengalami kesulitan dari materi yang telah dipelajari. Selain itu subyek melakukan kegiatan refleksi dan aksi dengan memberikan pertanyaan pada siswa.

c. Pertemuan Ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Selasa, 12 April 2011 di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dengan subyek peneliti yang sama pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Pada pertemuan ketiga tujuan pembelajarannya ialah siswa dapat lebih memahami penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama serta mampu menerapkan dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

Pada kegiatan awal subyek melakukan kegiatan apersepsi dengan cara mengingat kembali materi pelajaran yang telah dipelajari dan penentuan KPK untuk menyelesaikan penjumlahan pecahan berpenyebut tidak sama.

Pada kegiatan inti subyek membahas dan menekankan cara menghitung penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda menggunakan penentuan KPK untuk menyamakan penyebut. Pada saat subyek memberikan contoh penjumlahan pecahan berbeda penyebut, subyek mengarahkan siswa untuk mengingat kembali cara menentukan KPK pada bilangan. Subyek mencoba dengan beberapa soal penjumlahan pecahan berbeda penyebut, lalu subyek meminta pada siswa untuk menentukan KPK dalam menyelesaikan soal

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

tersebut. Setelah siswa dapat menentukan KPK dan menyelesaikan soal penjumlahan pecahan tersebut, subyek memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya apabila masih kurang jelas. Setelah itu subyek memberikan latihan soal penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda pada siswa. Soal tersebut dikerjakan dengan teman sebangku yang terdiri dari dua orang. Setelah selesai mengerjakan soal tersebut siswa dalam kelompok diminta untuk menunjukkan hasil pekerjaannya pada kelompok lain di depan kelas.

Pada kegiatan akhir subyek memberikan kesimpulan dari materi yang telah dipelajari. Setelah itu subyek melakukan kegiatan refleksi dan aksi pada siswa.

d. Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 19 April 2011 di SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Pada pertemuan ini siswa yang hadir ada 36 orang. Tujuan pembelajaran pada pertemuan ini ialah siswa dapat lebih memahami penjumlahan pecahan berbeda penyebut dengan langkah menyamakan penyebutnya terlebih dahulu melalui penentuan KPK pada bilangan penyebut.

Kegiatan awal pada pertemuan ini subyek melakukan kegiatan apersepsi dan menekankan pada kerja sama.

Kegiatan inti pada pertemuan ini subyek memberikan soal-soal penjumlahan pecahan dengan berpenyebut sama dan penyebut berbeda. Subyek memberikan pengarahan bahwa soal yang akan mereka kerjakan dikerjakan secara individu bukan secara kelompok.

 

(36)

20 

 

Sebagai kegiatan akhir subyek meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya. Setelah itu subyek memberikan salam penutup untuk mengakhiri kegiatan belajar.

B. Analisis Data

Setelah melakukan penelitian selama lima empat kali pertemuan, peneliti mendapatkan data-data dan mulai melakukan analisis data. Proses analisis data dilaksanakan melalui beberapa langkah, yaitu transkripsi, penentuan topik-topik data, dan penentuan kategori-kategori data.

C. Transkripsi Data

Transkripsi proses data terdiri dari tiga bagian, yang dibagi berdasarkan banyaknya pertemuan dalam pelaksanaan penelitian :

1. Transkripsi data pada pertemuan 1 terdapat pada lampiran 2. Transkripsi data pada pertemuan 2 terdapat pada lampiran 3. Transkripsi data pada pertemuan 3 terdapat pada lampiran

D. Topik Data

Topik data adalah rangkuman data yang mengandung bagian data yang diteliti. Penelitian ini mengamati kegiatan guru yang terkait dengan proses belajar, yaitu :

Topik data yang diperoleh :

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

Tabel 1.1 Topik Data Kegiatan Guru pada pertemuan 1

No Topik Data Bagian Data Karakter PPR 1 Subyek memberi salam pada siswa, lalu

menyuruh S..untuk memimpin doa.

I . 1-2 -

2 Subyek bertanya pada semua siswa siapa yang tadi malam sudah belajar. Beberapa siswa menjawab ada yang sudah dan ada yang belum belajar.

I. 3 Konteks

3 Subyek meminta semua siswa mengeluarkan buku pelajaran matematika.

I. 3 -

4 Subyek bertanya pada semua siswa sudah belajar mengenai pecahan. Sebelum masuk materi pecahan, subyek melakukan kegiatan apersepsi dengan menggunakan media satu buah roti dan menyuruh S12 dan S18 untuk kedepan berdiskusi bagaimana cara membagi roti supaya emb menjadi empat bagian sama besar. S12 dan S18 menghampiri subyek dan berdiskusi sambil membagi roti menjadi empat bagian sama besar.

I. 4-8 Pengalaman

5 Subyek meminta S12 dan S18 untuk menunjukkan hasil dari pembagian roti kepada semua siswa.

I. 9 Pengalaman

6 Subyek menulis contoh pecahan di papan tulis . Subyek bertanya adakah siswa yang dapat mengerjakan soal yang ada di papan tulis. S35 tunjuk jari dan dipersilahkan oleh subyek untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Siswa yang lain mengamati pekerjaan S35. Setelah selesai subyek mengamati hasil pekerjaan S35 dan bertanya kepada semua siswa apakah hasilnya masih emb disederhanakan. Semua siswa menjawab bias disederhanakan.

I. 11-14 Pengalaman

7 Subyek meminta semua siswa untuk memberikan beberapa angka agar dapat dijadikan contoh soal pecahan. Beberapa siswa menjawab dua per lima ditambah lima per lima. Subyek menuliskan di papan tulis dua per lima ditambah lima per lima ditambah enam per lima. Subyek menyuruh S3 untuk mengerjakan soal pecahan yang ada di papan tulis. S3 maju mengerjakan soal pecahan yang ada di papan tulis. Hasil pekerjaan S3 ialah tiga belas per lima.

I. 15-20 Pengalaman

8 Subyek membagi siswa dalam kelompok kelompok. Subyek membagi siswa menjadi

embilan kelompok yang terdiri dari 4 anggota

I. 21-25 Pengalaman

 

(38)

22 

 

pada masing-masing kelompok. Subyek memberikan pengarahan pada siswa dalam membentuk kelompok. Subyek membagikan soal untuk dikerjakan dalam kelompok. Subyek mendampingi siswa selama mereka bekerja dalam kelompok.

9 Subyek bertanya pada semua siswa apakah sudah ada yang selesai mengerjakan soal. Ada satu kelompok yang sudah selesai dengan memberikan tanda, yaitu dengan tunjuk jari. Subyek memberitahukan pada kelompok lain bahwa ada satu kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal.

I. 26-28 -

10 Subyek berkeliling mengecek pekerjaan siswa dalam kelompok. Subyek bertanya siapa yang belum selesai mengerjakan soal. Subyek mengamati semua siswa yang sudah selesai dan yang belum selesai mengerjakan tugas dalam kelompok. Siswa yang belum selesai memberi tanda dengan tunjuk jari.

I. 29- 38 -

11 Subyek menanyakan kembali pada siswa apakah ada yang belum selesai dalam mengerjakan soal. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, subyek dan siswa membahas hasil diskusi kelompok dengan presentasi dari perwakilan anggota kelompok.

I. 39-74 -

12 Subyek meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk di ranting kedepan.

I. 75-78 Aksi

13 Subyek menanyakan pada siswa apakah siswa mengalami kendala pada saat kerja kelompok, dan siswa menjawab ada.

I. 79-84 Refleksi

14 Subyek mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berdoa.

I. 85-90 Evaluasi

Tabel 1.2. Topik Data Kegiatan Guru Pertemuan Kedua

No Topik Data Bagian Data Karakteristik PPR 1 Subyek memberikan salam pembuka pada siswa.

Siswa membalas mengucapkan salam pada subyek.

II. 1-2 -

2 Subyek membuka kegiatan belajar dengan apersepsi. Subyek bertanya pada siswa apakah sudah belajar? Siswa ada yang menjawab sudah

II. 3-6 Konteks

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

dan ada yang menjawab belum belajar. Sambil menjawab pertanyaan dari guru, siswa mengeluarkan buku catatan matematika.

3 Subyek menulis di papan tulis mengenai pecahan dan subyek juga mengajukan pertanyaan dimana letak penyebut pada pecahan? Siswa menjawab dibawah. Lalu subyek bertanya kepada siswa “Anak-anak ias memberikan contoh soal untuk pecahan berapa?” Subyek sambil menulis di papn tulis. Siswa menjawab satu per empat ditambah dua per lima.

II. 7-8 Konteks

4 Subyek bertanya pada siswa bagaimana cara menghitung supaya penyebutnya menjadi sama? Sebagian siswa menjawab dikali. Subyek bertanya kembali untuk meyakinkan jawaban siswa. S23 menjawab ya.

II. 9-10 Konteks

5 Subyek mempertegas jawaban S23 dengan bertanya apa iya? Dan S23 menjawab 4 dikali lima sama dengan 20.

II. 11-13 -

6 Subyek membahas soal tersebut. II. 14-50 Pengalaman

7 Setelah selesai membahas soal tersebut subyek bertanya pada siswa untuk yang dua pecahan kira-kira ada pertanyaan? Siswa menjawab tidak ada.

II. 51 -

8 Subyek lalu memberikan soal-soal latihan pada siswa dan dikerjakan secara berkelompok yang terdiri dari empat anggota kelompok.

II. 52-60 Pengalaman

9 Subjek bertanya, apakah sudah ada yang selesai. Subyek menyuruh perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.

II. 61-78 Aksi

10 Subjek membagikan evaluasi untuk di kerjakan. Subyek berkeliling kelas sambil mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.

II. 79-81 -

11 Subjek menyakan kepada siswa “ Siapa yang belum selesai mengerjakan?”

II. 82-83 Aksi

 

(40)

24 

 

Tabel 1.3. Topik Data Kegiatan Guru Pertemuan Ketiga

No Topik Data Bagian Data Karakteristik PPR 1 Subyek memberikan salam pada siswa dan siswa

menjawab salam dari subyek.

III. 1-2 -

2 Subyek berkata ya hari ini kita akan belajar matematika melanjutkan yang kemarin. Subyek bertanya masih ada yang belum jelas mengenai pecahan berpenyebut tidak sama? Siswa menjawab tidak ada.

III. 3 Konteks

3 Subyek memberikan contoh soal pecahan dan menanyakan pada siswa bagaimana cara menyelesaikannya? Siswa menjawab disamakan dulu penyebutnya. Subyek bertanya kembali disamakan penyebutnya menjadi berapa? Siswa menjawab dan subyek membenarkan jawaban dari siswa.

III. 3 Konteks

4 Subyek memberikan contoh soal di papan tulis dan meminta salah satu siswa untuk mengerjakan di papan tulis.

III. 3-16 Pengalaman

5 Setelah subyek selesai membahas materi penjumlahan pecahan, subyek memberikan beberapa contoh soal untuk dikerjakan secara berkelompok dengan teman sebangku yang hanya berjumlah dua anggota kelompok.

III. 17 Pengalaman

6 Selama siswa mengerjakan soal dalam kelompok, subyek berkeliling untuk membantu dan mengarahkan siswa apabila mengalami kesulitan.

III.18-20 -

7 Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, subyek dan guru membahas soal tersebut secara bersama-sama dengan cara presentasi dari masing-masing kelompok.

III.21-113 Pengalaman

8 Setelah semua selesai dibahas subyek bertanya kembali pada siswa apakah ada yang masih kesulitan dalam menghitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Karena tidak ada yang bertanya, subyek melanjutkan dengan kegiatan refleksi dan aksi.

III. 114 Refleksi

9 Subyek mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan salam penutup.

III.114-119 Evaluasi

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

E. Kategori Data

Kategorisasi data merupakan proses membandingkan topik-topik data satu sama lain untuk menghasilkan kategori-kategori data. Kategori data merupakan gagasan abstrak yang mewakili makna tertentu yang sedang diteliti yang terkandung dalam sekelompok topik data. Berikut adalah kategori-kategori data sebagai sumber belajar yang disajikan dalam bentuk tabel kategori data.

Tabel Kategori Data

Tabel 2.1 Kategori Data dan Subkategori pada Pertemuan I

No Kategori dan Subkategori Topik Data Karakteristik PPR 1 Membuka pelajaran dan menyapa siswa dan

menyampaikan materi yang akan dipelajari saat itu.

I. 1-2 -

2 Membahas materi pecahan I. 2-20 Konteks a) Pengertian dari pecahan I. 2-5 - b) Bentuk-bentuk pecahan I. 6-11 - c) Cara menghitung penjumlahan

pecahan berpenyebut sama

I. 11-15 Pengalaman

d) Melatih siswa mencoba menyelesaikan soal penjumlahan pecahan

I. 15-20 Pengalaman

3 Memandu kerja kelompok untuk mengerjakan soal penjumlahan pecahan

I. 21-39 -

a) Membagi siswa dalam kelompok I. 21-23 - b) Mengarahkan siswa dalam kerja

kelompok menyelesaikan soal penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

I. 23-37 Pengalaman

c) Menekankan nilai kemanusiaan dan kerja sama

I. 38-39 -

4 Membahas hasil pekerjaan kelompok I. 40-78 -

 

(42)

26 

 

5 Menutup pelajaran dengan kegiatan refleksi dan aksi.

I. 79-90 Refleksi , Aksi

Tabel 2.2Kategori Data dan Subkategori pada Pertemuan II No Kategori dan Subkategori Topik Data Karakteristik

PPR 1 Membuka pelajaran dengan menyapa siswa II. 1-2

2 Membahas materi pecahan II. 3-50 Konteks a) Mengenalkan penjumlahan pecahan

yang berpenyebut beda

II. 3-8 Pengalaman

b) Mencari cara menghitung penjumlahan pecahan dengan berpenyebut beda

II. 9-42 Pengalaman

c) Memberikan contoh soal penjumlahan pecahan berpenyebut beda

II. 43-50

3 Mengarahkan siswa untuk bekerja dalam kelompok

II. 51-60 Pengalaman

a) Membagi siswa dalam kelompok II. 51-53 b) Mendampingi siswa dalam

menyelesaikan soal penjumlahan pecahan berpenyebut beda.

II. 54-60

c) Menekankan nilai kemanusiaan dan kerja sama

II. 54-60

4 Membahas hasil pekerjaan siswa II. 61-79 Pengalaman a) Mendampingi setiap kelompok untuk

menyampaikan hasil kerja kelompok

II. 61-79

5 Menyimpulkan materi II. 80-84 Evaluasi 6 Menutup pelajaran dengan kegiatan refleksi

dan aksi.

II.85-90 Refleksi, Aksi

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

 

 

Tabel2.3Kategori Data dan Subkategori pada Pertemuan III No Kategori dan Subkategori Topik Data Karakteristik

PPR 1 Memulai pelajaran dengan menyapa siswa III. 1-2

2 Membahas materi pecahan III. 3-15 Konteks a) Mencari cara menyamakan penyebut

dalam penjumlahan pecahan yang berpenyebut beda.

III. 4-9 Pengalaman

b) Mencari KPK untuk menyamakan penyebut.

III. 10 Pengalaman

c) Memberikan contoh soal III.11-15

3 Mengarahkan siswa dalam kerja kelompok III. 16-20 Pengalaman a) Membagi siswa dalam kelompok

sebangku

III. 17-18

b) Memberikan soal latihan penjumlahan pecahan berpenyebut beda

III. 19-20

c) Menekankan nilai kemanusian dan kerja sama

III. 20

4 Membahas hasil pekerjaan setiap kelompok III. 21-112 Evaluasi 5 Menutup pelajaran dengan kegiatan refleksi

dan aksi

(44)

 

 

BAB V

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dideskripsikan rangkaian kegiatan guru memfasilitasi pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif di kelas empat SD Kanisius Wirobrajan Yogyakarta. Pembelajaran matematika berbasis paradigma pedagogi reflektif dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :

1. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan pertama.

2. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua.

3. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga.

4. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan keempat.

Rangkaian kegiatan merupakan langkah-langkah atau tindakan yang dilakukan subyek dalam memfasilitasi proses belajar siswa yang berlangsung selama proses pembelajaran.

A. Rangkaian Kegiatan Guru

1. Rangkaian Kegiatan Guru Pertemuan I

Garis besar rangkaian kegiatan guru pada pertemuan pertama dapat dilihat sebagai berikut :

1. Guru membuka pelajaran dengan salam pembuka dan doa.

2. Guru membahas materi tentang pecahan.

3. Rangkaian kegiatan guru memandu kerja kelompok.

4. Siswa melaporkan hasil dari kerja kelompok.

5. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan kelompok.

6. Guru menutup pelajaran dengan kegiatan refleksi dan aksi.

30 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

Rincian kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Rangkaian Kegiatan Membuka pelajaran

Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa, mengajak berdoa dan mengecek daftar presensi siswa. Guru berdiri di depan kelas sambil mengamati siswa lalu bertanya apakah ada yang tidak masuk pada hari ini. Semua siswa menjawab ada satu pak.

b)Rangkaian Kegiatan Membahas Materi Pecahan

Kegiatan membahas materi pecahan meliputi:

1) Menjelaskan pengertian mengenai pecahan.

2) Mengenalkan bentuk-bentuk pecahan.

3) Cara menghitung penjumlahan pecahan yang berpenyebut

sama.

4) Melatih siswa untuk mencoba menyelesaikan soal

penjumlahan pecahan berpenyebut sama.

c) Rangkaian Kegiatan Memandu Kelompok

1) Membagi siswa dalam kelompok.

2) Mengarahkan siswa dalam kelompok untuk menyelesaikan

soal penjumlahan berpenyebut sama.

3) Menekankan nilai kemanusiaan dan kerja sama.

d)Membahas Hasil Pekerjaan kelompok

1) Subyek meminta siswa untuk menyampaikan hasil

pekerjaan kelompok.  

(46)

32 

 

2) Hasil pekerjaan kelompok disampaikan dengan cara

presentasi di depan kelas melalui perwakilan dari setiap kelompok.

e) Rangkaian Menutup Pelajaran

Subyek menutup kegiatan pembelajaran dengan kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran, refleksi dan aksi.

2. Rangkaian Kegiatan Guru pada Pertemuan II

Rangkaian kegiatan guru pada pertemuan kedua dapat dilihat sebagai berikut :

1. Guru membuka pelajaran dengan mengajak berdoa dan menyapa

siswa.

2. Guru membahas materi pecahan bersama siswa.

3. Guru mengarahkan siswa untuk kerja dalam kelompok .

4. Siswa melaporkan hasil pekerjaan kelompok.

5. Guru dan siswa membahas hasil pekerjaan kelompok.

6. Guru menutup pelajaran dengan kegiatan refleksi dan aksi Rincian kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Rangkaian Membuka Pelajaran

Pada rangkaian membuka pelajaran, subyek membuka pelajaran dengan kegiatan awal, yaitu melalui kegiatan apersepsi. Kegiatan apersepsi, subyek mengingat materi lalu pada siswa.

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(47)

b)Rangkaian Membahas Materi Pecahan

Subyek membahas materi pecahan melalui mengenalkan materi pecahan yang berpenyebut beda pada siswa. Subyek juga mengajak siswa untuk mencari cara menghitung penjumlahan berpenyebut tidak sama.

c) Rangkaian Mengarahkan Siswa Dalam Kerja Kelompok

Setelah subyek menjelaskan serta member pembahasan materi pecahan pada siswa, subyek membagi siswa dalam kelompok untuk berdiskusi mnyelesaikan soal penjumlahan pecahan berpenyebut berbeda. Masing-masing kelompok terdiri dari 3 siswa.

d)Rangkaian Membahas Hasil Pekerjaan Kelompok

Subyek membahas hasil pekerjaan kelompok dengan meminta siswa presentasi di depan kelas. Presentasi kelompok melalui perwakilan dari setiap kelompok.

e) Rangkaian Menutup Pelajaran

Subyek menutup kegiatan pembelajaran dengan kegiatan menyimpulkan materi pelajaran, refleksi, dan aksi.

3. Rangkaian Kegiatan Guru Pertemuan III

Rangkaian kegiatan guru pada pertemua ketiga dapat dilihat sebagai berikut :

1. Guru membuka pelajaran dengan menyapa siswa dan mengajak

berdoa.

2. Guru membahas materi pecahan .

 

(48)

34 

 

3. Guru mengarahkan siswa dalam kerja kelompok.

4. Siswa melaporkan hasil kerja kelompok.

5. Guru membahas hasil kerja kelompok.

6. Guru menutup kegiatan palajaran.

Rincian kegiatan-kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :

a) Rangkaian Membuka Pelajaran

Subyek membuka kegiatan pelajaran dengan menyapa siswa dan melakukan kegiatan apersepsi dan mengulang materi berpenyebut tidak sama.

b)Membahas Materi Pecahan

Subyek membahas materi pecahan dengan mencari cara menyamakan penyebut pada penjumlahan pecahan, mencari KPK untuk menyamakan penyebut, serta memberikan contoh soal.

c) Mengarahkan Siswa Dalam Kerja Kelompok

Subyek mengarahkan siswa dalam kerja kelompok dengan membagi siswa dalam kelompok sebangku, memberikan soal penjumlahan pecahan untuk didiskusikan, serta menekankan nilai kemanusiaan dan kerja sama.

d)Membahas Hasil Kerja Kelompok

Subyek membahas hasil kerja kelompok dengan meminta siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(49)

e) MenutupKegiatan Pembelajaran

Subyek menutup kegiatan pembelajaran dengan kegiatan menyimpulkan materi pembelajaran, refleksi, dan aksi. Kegiatan refleksi dilakukan oleh subjek dengan bertanya kepada siswa mengenai kendala-kendala yang dialami selama kegiatan pembelajaran. Kegiatan aksi dilakukan subjek dengan mengarahkan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh siswa, misalnya belajar lebih giat.

Dari penjabaran diatas kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh subjek memperlihatkan bahwa pembelajarannya mengacu pada pembelajaran berbasis Paradigma Pedagogi Reflektif. Hal itu dapat dilihat melalui kegiatan subjek dalam mengembangkan kompetensi yang dimiliki siswa dan nilai kemanusian yang telah diterapkan dalam kegiatan diskusi kelompok.

Kegiatan tersebut telah dilakukan secara terperinci dan runtut, mulai dari kegiatan awal yang terdiri dari apersepsi, yaitu melalui benda-benda konkret dan mengulang kembali pelajaran lalu. Pada kegiatan inti subjek menekankan adanya nilai-nilai kemanusian yang harus diterapkan oleh siswa melalui diskusi dalam kelompok, serta mengembangkan kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Pada kegiatan akhir subjek melakukan kegiatan refleksi dan aksi. Kegiatan refleksi dilakukan oleh subjek dengan menanyakan kepada siswa mengenai kendala atau kesulitan yang dihadapi selama kegiatan pembelajaran, juga menanyakan kepada siswa mengenai perasaan yang dialami selama kegiatan pembelajaran. Pada kegiatan aksi, subjek menanyakan tindak lanjut siswa setelah mempelajari materi penjumlahan pecahan.

 

(50)

36 

 

B. Kesesuaian Kegiatan Guru dengan PPR

Kegiatan guru dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan karakteristik Paradigma Pedagogi Reflektif. Paradigma Pedagogi Reflektif memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Konteks

2. Pengalaman

3. Refleksi

4. Aksi

5. Evaluasi

Kesesuaian kegiatan guru dengan Paradigma Pedagogi Reflektif terlihat pada tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Kegiatan Guru pertemuan I

No Kegiatan Pertemuan Karakteristik PPR

1 Subyek ember salam pada siswa, lalu menyuruh S..untuk memimpin doa.

I . -

2 Subyek bertanya pada semua siswa siapa yang tadi malam sudah belajar. Beberapa siswa menjawab ada yang sudah dan ada yang belum belajar.

I. Konteks

3 Subyek meminta semua siswa mengeluarkan buku pelajaran matematika.

I. -

4 Subyek bertanya pada semua siswa sudah belajar I. Pengalaman

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

mengenai pecahan. Sebelum masuk materi pecahan, subyek melakukan kegiatan apersepsi dengan menggunakan media satu buah roti dan menyuruh S12 dan S18 untuk kedepan berdiskusi bagaimana cara membagi roti supaya bisa menjadi empat bagian sama besar. S12 dan S18 menghampiri subyek dan berdiskusi sambil membagi roti menjadi empat bagian sama besar.

5 Subyek meminta S12 dan S18 untuk menunjukkan hasil dari pembagian roti kepada semua siswa.

I. Pengalaman

6 Subyek menulis contoh pecahan di papan tulis . Subyek bertanya adakah siswa yang dapat mengerjakan soal yang ada di papan tulis. S35 tunjuk jari dan dipersilahkan oleh subyek untuk mengerjakan soal yang ada di papan tulis. Siswa yang lain mengamati pekerjaan S35. Setelah selesai subyek mengamati hasil pekerjaan S35 dan bertanya kepada semua siswa apakah hasilnya masih bisa disederhanakan. Semua siswa menjawab bias disederhanakan.

I. Pengalaman

7 Subyek meminta semua siswa untuk memberikan beberapa angka agar dapat dijadikan contoh soal pecahan. Beberapa siswa menjawab dua per lima ditambah lima per lima. Subyek menuliskan di papan tulis dua per lima ditambah lima per lima ditambah enam per lima. Subyek menyuruh S3 untuk

I. Pengalaman

 

(52)

38 

 

mengerjakan soal pecahan yang ada di papan tulis. S3 maju mengerjakan soal pecahan yang ada di papan tulis. Hasil pekerjaan S3 ialah tiga belas per lima.

8 Subyek membagi siswa dalam kelompok kelompok. Subyek membagi siswa menjadi sembilan kelompok yang terdiri dari 4 anggota pada masing-masing kelompok. Subyek memberikan pengarahan pada siswa dalam membentuk kelompok. Subyek membagikan soal untuk dikerjakan dalam kelompok. Subyek mendampingi siswa selama mereka bekerja dalam kelompok.

I. Pengalaman

9 Subyek bertanya pada semua siswa apakah sudah ada yang selesai mengerjakan soal. Ada satu kelompok yang sudah selesai dengan memberikan tanda, yaitu dengan tunjuk jari. Subyek memberitahukan pada kelompok lain bahwa ada satu kelompok yang sudah selesai mengerjakan soal.

I. -

10 Subyek berkeliling mengecek pekerjaan siswa dalam kelompok. Subyek bertanya siapa yang belum selesai mengerjakan soal. Subyek mengamati semua siswa yang sudah selesai dan yang belum selesai mengerjakan tugas dalam kelompok. Siswa yang belum selesai ember tanda dengan tunjuk jari.

I. -

11 Subyek menanyakan kembali pada siswa apakah ada yang belum selesai dalam mengerjakan soal. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, subyek dan

I. -

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(53)

siswa membahas hasil diskusi kelompok dengan presentasi dari perwakilan anggota kelompok.

12 Subyek meminta siswa untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya untuk di ranting kedepan.

I. Aksi

13 Subyek menanyakan pada siswa apakah siswa mengalami kendala pada saat kerja kelompok, dan siswa menjawab ada.

I. Refleksi

14 Subyek mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengajak siswa untuk berdoa.

I. Evaluasi

Tabel 3.2 Kegiatan Guru Pertemuan Kedua

No Kegiatan Pertemuan Karakteristik PPR

1 Subyek memberikan salam pembuka pada siswa. Siswa membalas mengucapkan salam pada subyek.

II. -

2 Subyek membuka kegiatan belajar dengan apersepsi. Subyek bertanya pada siswa apakah sudah belajar? Siswa ada yang menjawab sudah dan ada yang menjawab belum belajar. Sambil menjawab pertanyaan dari guru, siswa mengeluarkan buku catatan matematika.

II. Konteks

3 Subyek menulis di papan tulis mengenai pecahan dan subyek juga mengajukan pertanyaan dimana letak

II. Konteks

 

(54)

40 

 

penyebut pada pecahan? Siswa menjawab dibawah. Lalu subyek bertanya kepada siswa “Anak-anak bisa memberikan contoh soal untuk pecahan berapa?” Subyek sambil menulis di papn tulis. Siswa menjawab satu per empat ditambah dua per lima.

4 Subyek bertanya pada siswa bagaimana cara menghitung supaya penyebutnya menjadi sama? Sebagian siswa menjawab dikali. Subyek bertanya kembali untuk meyakinkan jawaban siswa. S23 menjawab ya.

II. Konteks

5 Subyek mempertegas jawaban S23 dengan bertanya apa iya? Dan S23 menjawab 4 dikali lima sama dengan 20.

II. Pengalaman

6 Subyek membahas soal tersebut bersama-sama dengan siswa.

II. Pengalaman

7 Setelah selesai membahas soal tersebut subyek bertanya pada siswa untuk yang dua pecahan kira-kira ada pertanyaan? Siswa menjawab tidak ada.

II. -

8 Subyek lalu memberikan soal-soal latihan pada siswa dan dikerjakan secara berkelompok yang terdiri dari empat anggota kelompok.

II. Pengalaman

9 Subjek bertanya, apakah sudah ada yang selesai. Subyek menyuruh perwakilan dari kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya.

II. Aksi

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

10 Subjek membagikan evaluasi untuk di kerjakan. Subyek berkeliling kelas sambil mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.

II.

11 Subjek menyakan kepada siswa “ Siapa yang belum selesai mengerjakan?”

II. Aksi

Tabel 3.3 Kegiatan Guru Pertemuan Ketiga

No Kegiatan Pertemuan Karakteristik PPR

1 Subyek memberikan salam pada siswa dan siswa menjawab salam dari subyek.

III.

2 Subyek berkata ya hari ini kita akan belajar matematika melanjutkan yang kemarin. Subyek bertanya masih ada yang belum jelas mengenai pecahan berpenyebut tidak sama? Siswa menjawab tidak ada.

III. Konteks

3 Subyek memberikan contoh soal pecahan dan menanyakan pada siswa bagaimana cara menyelesaikannya? Siswa menjawab disamakan dulu penyebutnya. Subyek bertanya kembali disamakan penyebutnya menjadi berapa? Siswa menjawab dan subyek membenarkan jawaban dari siswa.

III. Konteks

4 Guru memberikan contoh soal di papan tulis dan III. Pengalaman

 

(56)

42 

 

 

 

meminta siswa untuk mengerjakan di papan tulis.

5 Setelah subyek selesai membahas materi penjumlahan pecahan, subyek memberikan beberapa contoh soal untuk dikerjakan secara berkelompok dengan teman sebangku yang hanya berjumlah dua anggota kelompok.

III. Pengalaman

6 Selama siswa mengerjakan soal dalam kelompok, subyek berkeliling untuk membantu dan mengarahkan siswa apabila mengalami kesulitan.

III. -

7 Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal, subyek dan guru membahas soal tersebut secara bersama-sama dengan cara presentasi dari masing-masing kelompok.

III. Pengalaman

8 Setelah semua selesai dibahas subyek bertanya kembali pada siswa apakah ada yang masih kesulitan dalam menghitung penjumlahan pecahan dengan penyebut yang berbeda. Karena tidak ada yang bertanya, subyek melanjutkan dengan kegiatan refleksi dan aksi.

III. Refleksi

9 Subyek mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan salam penutup.

III. Evaluasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(57)

42 

 

BAB VI

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini dipaparkan pembahasan dari hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

A. Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran

Dari penelitian yang sudah dilaksanakan didapatkan hasil kegiatan guru dalam proses pembelajaran yang disetiap pertemuan terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Hasil kegiatan guru dalam proses pembelajaran dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 2 Kegiatan Guru Dalam Proses Pembelajaran

No Kegiatan Guru Pertemuan Karakteristik

PPR 1. Kegiatan Awal :

a.Guru mengajak berdoa dan menyapa siswa.

b.Guru melakukan apersepsi : memberikan pertanyaan pada siswa yang berhubungan dengan pecahan.

I

Konteks, Pengalaman Kegiatan Inti :

a.Guru mengajarkan pecahan pada siswa dengan media roti.

b.Guru menuliskan contoh soal pecahan kepada siswa.

c.Guru memberikan latihan soal penjumlahan pecahan yang berpenyebut sama untuk dikerjakan secara berkelompok yang terdiri dari 4 orang.

(58)

 

 

d.Siswa mengerjakan latihan soal dari guru secara berkelompok.

e.Siswa melaporkan hasil diskusi. f. Guru membahas hasil diskusi siswa Kegiatan Akhir:

a.Guru menutup pembelajaran dengan bertanya apakah siswa mengalami kesulitan, serta apa yang harus dilakukan agar bias memahami materi tersebut.

b.Guru memberikan soal evaluasi.

Refleksi, Aksi Evaluasi

2. Kegiatan Awal :

a. Guru mengajak berdoa dan menyapa siswa.

b. Guru melakukan apersepsi: memberikan pertanyaan pada siswa “apakah sudah belajar?”

II

Konteks

Kegiatan Inti :

a. Guru mengulang materi penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. b. Guru memberikan latihan soal

penjumlahan pecahan dengan berbeda penyebut.

c. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal dengan diskusi.

d. Siswa mengerjakan latihan soal dan setelah itu melaporkan hasilnya.

e. Guru membahas hasil pekerjaan siswa.

Konteks, Pengalaman

Kegiatan Akhir :

a. Guru bertanya pada siswa apakah mengalami kesulitan.

b. Guru memberikan tugas PR pada

Refleksi, Evaluasi

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(59)

siswa. 3. Kegiatan Awal :

a. Guru mengajak berdoa dan menyapa siswa.

b. Guru melakukan apersepsi: memberikan pertanyaan pada siswa “apakah ada kesulitan dengan penjumlahan pecahan berbeda penyebut?”

III

Konteks

Kegiatan Inti :

a. Guru mengulang materi penjumlahan pecahan dengan penyebut berbeda. b. Guru memberikan latihan soal

penjumlahan pecahan dengan berbeda penyebut.

c. Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal dengan diskusi dengan teman sebangku.

d. Siswa mengerjakan latihan soal dan setelah itu melaporkan hasilnya.

e. Guru membahas hasil pekerjaan siswa.

Konteks, Pengalaman

Kegiatan Akhir :

a. Guru bertanya pada siswa apakah mengalami kesulitan mengenai penjumlahan pecahan berbeda penyebut.

b. Guru menutup pembelajaran.

Refleksi, Aksi, Evaluasi

B. Kesesuaian Kegiatan Guru dengan Paradigma Pedagogi Reflektif

Dari data tabel diatas dapat dilihat bahwa kegiatan guru sesuai dengan pemebelajaran yang berkarakterkan PPR. Mulai dari kegiatan guru

 

(60)

 

 

 

 

yang terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir yang sudah mencakup 5 unsur PPR, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Dimana kelima unsur PPR tersebut sebagian besar dilakukan secara berurutan. Namun adapula unsur PPR yang dilakukan tidak secara urut dan tidak terdapat adanya unsur evaluasi.

Pada pertemuan pertama terlihat bahwa guru melakukan kegiatan pembelajaran yang didalamnya mencakup kelima unsur PPR secara berurutan. Pada pertemuan kedua terlihat adanya kegiatan pembelajaran guru mengandung unsur-unsur PPR, namun pada pertemuan ini terlihat tidak adanya unsur aksi dalam PPR. Sedangkan pada pertemuan ketiga terlihat kegiatan guru dalam pembelajaran mencakup kelima

Gambar

Tabel 1.1 Topik Data Kegiatan Guru pada pertemuan 1
Tabel 1.2. Topik Data Kegiatan Guru Pertemuan Kedua
Tabel 1.3. Topik Data Kegiatan Guru Pertemuan Ketiga
tabel kategori data.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Sistem informasi media ajar sajarah diharapkan sistem informasi berbasis Web yang dituangkan dalam bentuk website ini dapat mempermudah dalam menyampaikan informasi

bahwa untuk memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (3) Undang-undang Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara Republik

Untuk memacu dan memicu Guru bidang studi Matematika, Fisika dan Kimia untuk meningkatkan kompetensi dan memiliki metode pembelajaran yang Inovatif dan Kreatif

Sebagai suatu sistem program yang dibuat bagi pekerja maupun pengusaha, kesehatan dan keselamatan kerja atau K3 diharapkan dapat menjadi upaya preventif terhadap

Karakteristik yang sama dalam kedua penelitian ini adalah kedua penelitian ini sama-sama membahas tentang adanya hubungan religisuitas dengan resiliensi yang dapat

Guna merespon situasi paradoksal pembangunan tersebut dan menyongsong tantangan pembangunan berkelanjutan 2030, Universitas Brawijaya (UB) berupaya berpartisipasi secara

Tiga pertanyaan pokok yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) apa model pembelajaran yang dikuasai dan dominan dilakukan oleh guru Penjasorkes SMP yang ada

Motorik halus adalah pengorganisasian sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan,