PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
MarietaPurwaningsih NIM : 081434017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN THINK PAIR
SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS X SMA PANGUDI
LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah SatuSyarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh :
MarietaPurwaningsih NIM : 081434017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi dengan Judul :
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE
THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS
X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012
Yang diajukan oleh :
Marieta Purwaningsih
NIM : 081434017
Telah disetujui oleh :
Pembimbing 1
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan kepada:
1. Kedua orang tuaku, Tarsisius Hartiyo dan Elisabhet Sangida
2. Sr. Bernadine yang tersayang atas Novena 3 Salam Maria
3. Teman-teman Pendidikan Biologi 2008.
4. Seluruh keluargaku yang telah memberikan doa, semangat dan cita kasih
selama saya mengerjakan karya ini.
5. Para pelatih dan senior Taekwondo Dojang Universitas Sanata Dharma
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 November 2012
Yang menyatakan
vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Marieta Purwaningsih
NIM : 081434017
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
PerpustakaanSanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN THINK PAIR
SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA X.6 SMA PANGUDI LUHUR
YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012”
Dengan demikian saya memberikan kepada PerpustakaanSanataDharma hak
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelola dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya
di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin
dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan
nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 30 November 2012
Yang menyatakan,
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia, bimbingan dan penyertaannya dari awal hingga akhir penyusunan skripsi
yang berjudul “Penerapan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan metode
think pair share untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar pada materi rantai
makanan siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta 2011/2012”, sehingga
dapat terselasaikan dengan baik
Penelitian ini merupakan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini
dapat diselesaikan dengan baik atas kerjasama, bantuan,gagasan, serta dukungan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. Luisa Diana Handoyo, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan dan pengetahuan kepada peneliti selama menempuh
studi di Progam Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
2. Drs.Antonius Tri Priantoro M.For.Sc., selaku kaprodi Pendidikan Biologi
yang telah membantu dalam memperlancar proses penyelesaian skripsi.
3. Segenap dosen Progam Studi Pendidikan Biolgi yang telah memberikan
bimbingan dan pengetahuan kepada peneliti selama menempuh studi di
Progam Studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma.
4. Drs. Br. Herman Yoseph, FIC, selaku kepala SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
yang telah memberikan ijin penelitian.
5. Ibu Ratna, selaku guru biologi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang
viii
6. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan fasilitas,
dalam penulisan dan penyusunan skripsi hingga penulisan ini dapat
terselesaikan.
7. Mama dan Papa tercinta atas perjuangan yang gigih, doa, semangat, kasih
sayang dan pengertian dengan kesabaran penuh.
8. Nenek Suster Bernadine terima kasih karena telah mendoakan Novena demi
kelancaran menyelesaikan skripsi ini.
9. Pelatih-pelatih Tae kwon do, Sabeum Eka Suwartana, Sabeum Damar
Panuntun, Sabeum Joe, Sabeum Maklon Hatti dan teman – teman Dojang
Universitas Sanata Dharma yang pernah membantu terimakasih atas semua
dukungan dan semangat yang pernah kalian berikan.
10.Teman saya Lusia Sriningsih yang telah menemani saya dalam penelitian dan
observasi.
11.Sahabat dan teman-temanku, Yohana Frada, Hanna, Mbak Viky, Maria,
Marta, Atik dan orang-orang yang pernah memberikan saya dukungan selama
mengerjakan skripsi ini.
12.Teman-teman Pendidikan Biologi angkatan 2008, yang telah bekerjasama
dalam menempuh studi di Pendidikan Biologi.
13.Semua Pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu disini, atas doa,
semangat dan dukungannya.
Peneliti sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat membangun serta
menyempurnakan tulisan ini. Supaya dapat berguna bagi pendidikan dan
pembelajaran di sekolah.
Yogyakarta, 10 Oktober 2012
ix ABSTRAK
Purwaningsih, Marieta. 2012. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE THINK PAIR SHARE UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA MATERI RANTAI MAKANAN SISWA KELAS X SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA TAHUN 2011/2012 . Skripsi. Progam Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas siswa dalam berdiskusi dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajara di kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Jenis penelitianyang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang bersifat kualitatif. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
Objek penelitian ini meliputi siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, sebanyak 28 siswa.Metode Think Pair Share merupakan salah satu dari pembelajaran kooperatif yang mengutamakan kerjasama antarsiswa dalam kelompok. Siswa saling membantu dalam menyelesaikan masalah tersebut dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofis peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode Think Pair Share pada materi rantai makanan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan rata-rata nilai dari 60,29 dengan ketuntasan klasikal 20,14% menjadi 71,6 dengan ketuntasan 50% dan selanjutnya meningkat menjadi 80,29 dengan ketuntasan klasikal 70%. Aktivitas psikomotor yang dilakukan oleh siswa meningkat dari kategori C(Cukup) menjadi B(Baik). Siswa menunjukan respon yang positif selama pembelajaran menggunakan metode Think Pair Share.
x
ABSTRACT
Purwaningsih, Marieta. 2012. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING USING THINK PAIR SHARE METHOD IN IMPROVING THESTUDENTS ACTIVITY AND LEARNING OUTCOMESOF THE TENTH CLASS STUDENT OF SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA ON FOOD CHAIN 2011/2012. Essay. Biology Education Courses, majoring in Mathematics and Natural Sciences Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.
This study aimed at revealing the students activity in the class discussion and the students improvement toward their learning outcomes observed through the teacing and learning process in the X class of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Type of research is a classroom action research and quantitative. The type of researchused in this study were test consisting of pre-test and postest and observation guidelines for discussion activity.The object of this study were 28 students belonging to class X of SMA Pangudi Luhur Yogyakarta. Think Pair Share method is one of the cooperative learning that promotes cooperation among students in groups. Think Pair Share method meant to give students time to think about answers to questions or problems that will be provided by the teacher. Students help each other in solving the problem with the capabilities of each. Based on these results it can be concluded that the application of the method of Think Pair Share on material food chain can improve the activity and student learning outcomes PangudiLuhur High School class X of Yogyakarta. It can be seen an increase in the average value of 60.29 with classical completeness 20.14% to 71,6 with 50% completeness and further increased to 80.29 with 70% classicalcompleteness.
xi DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
KATA PENGANTAR ... vi
INTISARI ... vii
ABSTRAK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
BAB I(PENDAHULUAN ... 1
a) Latar belakang masalah ... 1
b) Rumusan masalah ... 4
c) Batasan masalah ... 5
d) Hipotesa ... 6
e) Tujuan Penelitian ... 6
f) Manfaat penelitian... 6
BAB II(DASAR TEORI/LANDASAN TEORI ... 8
a) Proses belajar mengajar ... 8
b) Belajar ... 8
c) Hasil Belajar ... 9
xii
e) Pembelajaran kooperatif ... 12
f) Think Pair Share ... 15
g) Rantai makanan ... 16
BAB III(Metodologi Penelitian ... 19
a) Jenis Penelitian ... 19
b) Treatmen ... 19
c) Setting penelitian ... 20
d) Rancangan penelitian ... 20
e) Siklus 1 ... 21
f) Siklus 2 ... 24
g) Variabel Penelitian dan Indikator Ketercapaian ... 27
h) Instrumen penelitian ... 28
i) Metode Pengumpulan data ... 28
j) Pengujian atau validasi instrumen... 30
k) Analisis data ... 31
BAB IV (HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
a) Kegiatan dalam proses belajar mengajar ... 36
b) Pelaksanaan Tindakan siklus 1 ... 36
c) Pelaksanaan Tindakan siklus 2 ... 45
d) Hasil Analisa ... 55
e) Pembahasan ... 57
BAB V (KESIMPULAN DAN SARAN ... 63
a) Kesimpulan ... 63
b) Saran ... 63
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Variabel penelitian dan indikator keberhasilan ... 27
Tabel 3.2 Instrumen Pengambilan Data ... 30
Tabel 3.3 Skoring nilai dalam soal uraian ... 31
Tabel 3.4 Pengumpulan data aktivitas kelompok siswa saat Belajar ... 33
Tabel 3.5 Kategori hasil observasi aktivitas siswa ... 35
Tabel 4.1 Hasil kemampuan awal siswa ... 40
Tabel 4.2 Hasil pos tes 1... 41
Tabel 4.3 Prosentase tingkat aktivitas siklus 1 ... 43
Tabel 4.4 Hasil pos tes 2... 50
Tabel 4.5 Prosentase tingkat aktivitas siklus 2 ... 51
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alur penelitian kelas model khemmis & Mc Taggart ... 20
Gambar 2. Siswa berdiskusi sepasang... 37
Gambar 3. Siswa berdiskusi 2 pasang ... 38
Gambar 4. Siswa presentasi hasil diskusi... 38
Gambar 5. Siswa mengerjakan soal pos tes 1 ... 39
Gambar 6. Diagram hasil observasi siklus 1 ... 44
Gambar 7. Guru menginstruksikan cara berdiskusi ... 46
Gambar 8. Siswa berkelompok sepasang di siklus 2 ... 46
Gambar 9. Siswa berkelompok menjadi 2 pasang ... 48
Gambar 10. Siswa maju kedepan menempel gambar ... 48
Gambar 11. Siswa menganalisis suatu kasus ... 49
Gambar 12. Siswa presentasi di depan kelas ... 49
Gambar 13. Siswa mengerjakan pos tes 2 ... 50
Gambar 14. Diagram Hasil Observasi Diskusi Siklus 2 ... 52
Gambar 15. Team observasi melihat kondisi berdiskusi siswa ... 55
Gambar 16. Perbadingan jumlah kelompok dengan aktivitas ≥ 70 % ... 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat keterangan penelitian dari FKIP ... 67
Lampiran 2. Surat keterangan penelitian dari sekolah ... 68
Lampiran 3. Silabus ... 69
Lampiran 4. Kisi-kisi soal tes ... 72
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 78
Lampiran 6. Lembar Kerja Siswa ... 91
Lampiran 7. Soal Tes ... 95
Lampiran 8 . Kunci jawaban ... 108
Lampiran 9. Data hasil observasi aktivitas siswa ... 114
Lampiran 10. Lembar observasi aktivitas siswa berdiskusi ... 117
Lampiran 11. Daftar nilai ... 118
Lampiran 12. Analisis nilai kemampuan awal siswa ... 120
Lampiran 13. Analisis nilai akhir pos tes 1 ... 122
Lampiran 14. Analisis nilai akhir pos tes 2 ... 124
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam melakukan proses mengajar, guru harus dapat memilih dan
menggunakan beberapa metode mengajar. Banyak metode mengajar yang
dipakai oleh guru yang mana masing-masing metode mempunyai
kelebihan dan kekurangan, kekurangan suatu metode dapat ditutupi oleh
metode mengajar yang lain sehingga guru dapat menggunakan beberapa
metode mengajar dalam melakukan proses belajar mengajar. Disamping
prestasi belajar yang rendah, pada umumnya aktivitas siswa dalam proses
pembelajaran materi Biologi juga kurang. Dalam proses belajar mengajar
Biologi di sekolah- sekolah banyak siswa yang menjadi pendengar setia
dari guru, siswa hanya sebagai penerima pengetahuan yang menuruti apa
yang disampaikan oleh guru, sehingga dalam pembelajaran ini gurunya
yang aktif tetapi siswanya pasif. Beberapa ahli mengungkapkan bahwa
siswa akan lebih memahami suatu konsep apabila siswa ikut berperan aktif
dalam proses mencari dan menemukan.
Fasilitas pendukung belajar siswa di sekolah SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta cukup memadai. Fasilitas yang mendukung seperti viewer,
layar maupun sound didalam kelas, dan sacara pemanfaatan juga dapat
diterapkan dengan baik. Dengan fasilitas tersebut diharapkan siswa dapat
meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa tersebut.Tetapi fasilitas
tersebut dapat membuat siswa hanya berfikir untuk menghafal semua
pelajaran yang diajarkan oleh guru mereka. Maka untuk mengubah pola
berfikir tersebut, dapat digunakan berbagai pendekatan yang baru. Metode
Think Pair Share diharapkan dapat menambah aktivitas siswa sehingga
dapat memotivasi siswa dalam belajar dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa itu.Banyak siswa yang mempunyai kemampuan menghafal
materi yang diterima dengan baik, tetapi tidak memahami secara
mendalam apa yang mereka hafalkan.
Berdasarkan observasi wawancara dengan seorang guru Biologi di
SMA Pangudi Luhur Yogyakarta yang mengajar kelas X, peneliti
menemukan beberapa ketimpangan. Ketimpangan yang ditemukan adalah
pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa yangkritis dalam
bertanya namun terkadang pertanyaan tersebut kurang berisi. Apabila guru
bertanya mengenai suatu hal secara klasikal, hanya beberapa siswa yang
mencoba mengungkapkan pendapat atau jawaban. Selebihnya siswa
enggan menjawab atau mengemukakan pendapat. Siswa akan
mengemukakan pendapat setelah guru menunjuk salah satu siswa untuk
berpendapat. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi
Biologi kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta, kegiatan pembelajaran
untuk materi pokok pada Kompetensi Dasar tersebut dilakukan dengan
kegiatan ceramah yang dipadukan dengan presentasi oleh guru.
Selanjutnya, siswa diajak untuk membuat rangkuman materi.
Berdasarkan nilai pada ulangan harian pada mata pelajaran Biologi
Hanya 60% siswa yang tuntas sedangkan 40% siswa belum tuntas. Dapat
dikatakan bahwa terjadi ketimpangan nilai pada siswa tersebut. Nilai
ketuntasan KKM pada meteri Biologi adalah 73. Pada akhir ujian akhir
semester terdapat 18 siswa dan 10 siswa sudah tuntas. Hal ini mendorong
guru untuk menerapkan sistem baru dalam pembelajaran supaya dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Dilihat dari data tersebut banyak siswa
yang belum tuntas dan nilai mereka masih dibawah standar ketuntasan
siswa yaitu 73. Siswa dianggap tuntas jika ≥ 73.
Di sekolah terdapat 3 jenis penilaian yaitu afektif, kognitif dan
spikomotor. Pengambilan afektif berdasarkan pemahaman siswa, kognitif
berdasarkan hasil tes atau ulangan siswa dan psikomotor dengan belajar
dilaboratorium.
Metode Think Pair Sharemerupakan salah satu dari pembelajaran
kooperatif yang mengutamakan kerja sama antarsiswa dalam kelompok.
Metode Think Pair Shareberarti memberikan waktu kepada siswa untuk
memikirkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan yang akan
diberikan oleh guru. Siswa saling membantu dalam menyelesaikan
masalah tersebut dengan kemampuan yang dimiliki masing-masing.
Metode pembelajaran Think Pair Share merupakan struktur kegiatan
pembelajaran gotong-royong. Metode ini memberi kesempatan kepada
siswa untuk bekerja sendiri dan bekerja sama dengan orang lain.Think
Pair Share adalah metode yang dikembangkan oleh Frank Lyman dan
kawan-kawan dari Universitas Maryland yang mampu mengubah asumsi
kelompok kelas secara keseluruhan. Keunggulan lain dari pembelajaran
kooperatif ini adalah mengoptimalkan partisipasi siswa.
Mata pelajaranBiologi pada materi rantai makanan mempelajari
bahwa semua organisme yang hidup dialam tidak dapat hidup sendiri,
melainkan harus selalu berinteraksi, baik dengan kelompoknya atau
kelompok lainnya serta interaksi dengan alam(lingkungan). Seperti halnya
manusia yang sangat membutuhkan kerjasama dan saling berinteraksi satu
sama lainnya. Organisme hidup dalam sebuah sistem, ditopang oleh
berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling berpengaruh, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Dengan menggunakan metodeThink Pair Sharediharapkan dapat
membantu mengatasi permasalahan pembelajaran Biologi pada materi
rantai makanan sehingga meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
kelas X6 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta tahun ajaran 2011-2012.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang maka permasalahan dirumuskan
sebagai berikut :
“Apakah penerapan pembelajaran kooperatif dengan metode Think Pair
Share dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas X SMA
C.Batasan Masalah
Agar masalah ini dapat dikaji secara mendalam maka perlu adanya
pembatasan ruang lingkup. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian
ini adalah :
1. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah ruang lingkup kognitif
berupa peningkatan hasil belajar dan psikomotor dengan melihat
aktivitas siswa melalui model pembelajaran Kooperatif (Cooperative
Learning) dengan metode Think Pair Share. Kelas X6 SMA Pangudi
Luhur Yogyakarta.
2. Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi obyek penelitian adalah aktivitas
dan peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta
3. Kompetensi dan Materi Pembelajaran
Kompetensi yang ditingkatkan dalam penelitian ini adalah
Standar Kompetensi 4 yaitu :
“Menganalisa hubungan antara komponen ekosistem, perubahan
materi dan energi dan daur biogeokimia.
Sedangkan, Kompetensi Dasarnya adalah 4.2 yaitu :
“Mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran energi dan
D.Hipotesa
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditulis sebelumnya,
dari penelitian ini dapat diambil hipotesa ” Penggunaan pembelajaran
kooperatif dengan metode Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas
dan hasil belajar siswa kelas X6 SMA Pangudi Luhur Yogyakartapada
materi rantai makanan.
E.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dan penelitian ini antara lan :
1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
Biologi siswa kelas X di SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pokok
bahasan rantai makanan dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif (Cooperative Learning) dengan metode Think Pair Share.
2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran Biologi dengan menggunakan model pembelajaran Think
F. Manfaat Penelitian
Suatu penelitian dilakukan pada intinya untuk dapat memecahkan
suatu masalah yang diteliti dan hasil penelitian diharapkan dapat
memberikan manfaat. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian
adalah :
1. Bagi peneliti sebagai sarana untuk mempraktikan teori-teori yang
diperoleh selama dibangku kuliah dengan kenyataan sehari-hari
dan meningkatkan pemahaman dan pengalaman peneliti di dunia
pendidikan yang sesungguhnya.
2. Manfaat bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar dan aktivitas
belajar siswa pada mata pelajaranBiologi yang lebih inovatif.
3. Manfaat bagi guru sebagai motivasi guru untuk meningkatkan
ketrampilan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dan
8
BAB II
DASAR TEORI
1. Proses Belajar Mengajar
Menurut Syah (1995) proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan
perubahan perilaku kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi dalam diri
siswa. Perubahan tersebut bersifat positif dalam arti berorientasi ke arah yang
lebih maju dari pada keadaan sebelumnya. Dalam hal ini guru berinteraksi
sedemikian rupa dengan siswa agar siswa membentuk makna dan pemahamannya
sendiri dalam memperoleh pengetahuannya. Jadi guru tidak menjejalkan
pengetahuan kepada siswa tetapi melibatkannya dalam aktivitas belajar. Dari
pengertian diatas beberapa ahli menyimpulkan bahwa yang disebut proses belajar
adalah sebuah kegiatan integral (utuh terpadu) antara siswa sebagai pelajar yang
sedang belajar dengan guru sebagai pengajar yang sedang mengajar.
2. Belajar
Belajar merupakan suatu proses untuk mencapai hasil belajar. Hal ini
sesuai dengan yang dikemukakan Abdurrahman (2003) bahwa “ Belajar
merupakan proses dari seorang individu yang berupaya mencapai tujuan
belajar atau disebut hasil belajar, yaitu suatu bentuk perubahan perilaku yang
relatif menetap”.Ranah kognitif berisi tingkatan mulai dari pengetahuan,
seseorang yang belajar telah memiliki kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap fakta berdasarkan kriteria-kriteria tertentu.
Ranah psikomotorik menekankan ketrampilan motorik yaitu bekerja
dengan memerlukan koordinasi saraf dan otot. Kegiatan yang menunjukkan
ranah ini adalah berbicara, menulis, aktivitas jasmani, dan program
ketrampilan.
Ranah afektif berhubungan erat dengan sikap seseorang dalam belajar.
Dijelaskan lebih lanjut oleh Suparno (2001:9) bahwa aspek afektif berkaitan
erat dengan sikap yang menunjukkan adanya hierarki. Tingkatan tersebut
dimulai dari menerima dan menaruh perhatian yang merupakan kesadaran
paling sederhana, memberikan respon secara sukarela, memberikan penilaian,
pengorganisasian yaitu apa yang telah dilakukan mengkristal dalam dirinya
sebagai tatakrama dan apa yang diyakini itu dibandingkan dengan standar
etika yang ada, serta karakterisasi dimana seseorang siap menilai ulang apa
yang diyakininya dan bersedia untuk merevisi pandangan yang dipegangnya.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku peserta didik yang diperoleh
setelah mengikuti pembelajaran selama kurun waktu tertentu. Perubahan
tersebut meliputi aspek kognitif , afektif dan psikomotor. Dimyati (2002 : 3 )
mengungkapkan pengertian hasil belajar sebagai berikut. “ Hasil belajar
merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari
sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses
Pencapaian prestasi belajar itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor.
Syah (2004) memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang
memperngaruhi prestasi belajar yaitu sebagai berikut :
a. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)
Faktor internal adalah keadaan atau kondisi jasmani dan rohani siswa.
Faktor internal siswa antara lain :
1) Aspek fisiologis
Kondisi jasmani yang memadai dapat mempengaruhi semangat dan
intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
2) Aspek psikologis
Aspek-aspek psikologis yang sangat berpengaruh dalam proses
pembelajaran adalah tingkat kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan
motivasi.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa, antara
lain sebagai berikut :
1) Lingkungan sekolah
Lingkungan sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang
siswa. Guru sebagai teladan bagi siswa harus mampu memotivasi
siswa untuk belajar dengan baik.
2) Pemilihan metode pembelajaran
Titik sentral yang harus dicapai oleh setiap pembelajaran adalah
tercapainya tujuan pembelajaran. Apapun yang termasuk perangkat
program pembelajaran dituntut secara mutlak untuk menunjang
berkewajiban menyediakan lingkungan belajar yang kreatif bagi
kegiatan belajar anak didik dikelas (Syah, 2004).
4. Aktivitas Belajar
Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofis
peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi
perubahan perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan
benar, baik berkaitan dengan aspek kognitif, afektif, maupun
psikomotor.
Dierich yang dikutip Hamlik (1980) ; (Dr.Nanang Hanafiah,2009 )
menyatakan, aktivitas belajar dibagi ke dalam delapan kelompok, yaitu
sebagai berikut.
1. Kegiatan-kegiatan visual, yaitu membaca, melihat
gambar-gambar, mengamati eksperimen, demontrasi, pameran, dan
mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2. Kegiatan-kegiatan lisan(oral), yaitu mengemukakan suatu fakta
atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan
pertanyaan, member saran, mengemukakan pendapat,
berwawancara, diskusi dan interupsi.
3. Kegiatan-kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian
bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok,
mendengarkan suatu permainan, atau mendengarkan radio.
4. Kegiatan-kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan,
memeriksa karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau
5. Kegiatan-kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat
grafik, chart, diagram, peta, dan pola.
6. Kegiatan-kegiatan metric, yaitu melakukan percobaan, memilih
atat-alat, melaksanakan pameran, membuat model,
menyelenggarakan permainan, serta menari dan berkebun.
7. Kegiatan-kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat,
memecahkan masalah, menganalisa factor-faktor, melihat
hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.
8. Kegiatan-kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani,
tenang, dan lain-lain.
5. Pembelajaran Kooperativ (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan adanya
kerjasama antar siswa, sehingga diperoleh sinergi dalam pencapaian tujuan.
Model pembelajaran kooperatif pada dasarnya juga untuk mengembangkan
kompetensi siswa untuk berani mengungkapkan gagasan. Kebanyakan siswa
bila dalam forum yang besar merasa malu untuk mengkomunikasikan
pendapatnya maka dengan beraktivitas dalam kelompok kecil diharapkan rasa
malu tersebut dapat diminimalisir. Lie (2010) dalam bukunya yang berjudul
Cooperative Learning, berpendapat bahwa terdapat tiga pilihan model
pembelajaran, yaitu kompetisi, individual, dan cooperative learning.
Model pembelajaran kooperatif dirancang untuk membangun interaksi
siswa dalam kelompok melalui aktivitas diskusi. Dalam pembelajaran dengan
model kooperatif, aktivitas yang dilakukan oleh siswa adalah bekerja sama
dan saling membantu satu sama lain untuk menyelesaikan tugas dalam
al.l(2009), model pembelajaran kooperatif dirancang tidak hanya untuk
menyelesaikan tugas dalam pembelajaran namun untuk membangun sikap
posistif antarsiswa di dalam kelas yang beragam dan multikultural.
Model pembelajaran kooperatif memiliki suatu sistem pembelajaran yang
di dalamnya terdapat aspek-aspek yang saling terkait satu sama lain.
Aspek-aspek ini dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur aktivitas siswa
dalam pembelajaran. Menurut Roger and Johnson dalamLie (2010),
aspek-aspek yang dimaksud adalah sebagai berikut.
a. Saling ketergantungan positif
Saling ketergantungan positif menunjukkan adanya interaksi sosial yang
saling menguntungkan. Dalam proses pembelajaran di kelas, saling
ketergantungan positif akan terjadi apabila guru mampu untuk membagi
tugas untuk setiap siswa dalam kelompok secara merata. Setiap siswa
mendapatkan tugas yang berbeda-beda namun saling berhubungan satu
sama lain. Dengan demikian, aktivitas yang dilakukan setiap siswa dalam
kelompok adalah saling bekerja sama dalam mengerjakan tugas sehingga
tercapai tujuan bersama dalam kelompok.
b. Tanggung jawab perseorangan
Tanggung jawab perseorangan merupakan akibat langsung dari unsur
yang pertama yaitu saling ketergantungan positif. Tanggung jawab
diartikan sebagai keadaan wajib menanggung sesuatu. Tanggung jawab
perseorangan merupakan kewajiban seseorang untuk menanggung sesuatu.
Ketika setiap siswa diberi tugas yang saling mendukung satu sama lain
baik. Melalui tanggung jawab yang diembannya, setiap siswa dalam
kelompok diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok.
c. Tatap muka antaranggota kelompok
Dalam pembelajaran kooperatif, diperlukan tatap muka antaranggota
dalam kelompok. Tatap muka berarti saling berhadapan muka. Hal
tersebut dapat digunakan untuk saling bertukar pikiran atau pendapat satu
sama lain sehingga terjadi aktivitas saling melengkapi dan memperkaya
pengetahuan antaranggota dalam kelompok. Tatap muka merupakan
kesempatan untuk mensharingkan hasil tugas yang telah dikerjakan tiap
anggota dalam kelompok. Hal ini bertujuan untuk melengkapi tugas
kelompok dengan menyatukan tugas yang telah dikerjakan oleh
masing-masing anggota kelompok sehingga hasil yang dicapai merupakan hasil
kerja sama kelompok.
d. Komunikasi antaranggota kelompok
Komunikasi antaranggota dalam kelompok sangat diperlukan.
Komunikasi antaranggota bertujuan agar setiap anggota bersedia
mendengarkan dan menanggapi pendapat anggota lainnya.
e. Evaluasi proses kelompok
Evaluasi proses kelompokdapat diartikan sebagai penilaian rangkaian
tindakan dari kumpulan beberapa orang dalam menghasilkan sesuatu.
Guru perlu memberikan waktu untuk evaluasi tiap anggota agar proses
kelompok selanjutnya dapat berjalan lebih baik. Evaluasi tidak dilakukan
setiap kali terdapat kegiatan berkelompok, namun dapat dilakukan selang
beberapa waktu setelah beberapa kali siswa terlibat dalam kegiatan
Evaluasi proses kelompok dapat dilakukan dengan menilik aspek-aspek
berikut in. Pertama, bagaimana aktivitas kerja sama yang terjadi di dalam
kelompok. Kedua, apakah setiap anggota kelompok memiliki kesetiaan
terhadap orientasi tujuan. Ketiga, apakah setiap anggota kelompok
bertanggung jawab terhadap terciptanya tujuan. Keempat, bagaimana
kelompok memanfaatkan waktu.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, model pembelajaran kooperatif
dapat diartikan sebagai belajar kelompok dengan aktivitas yang
terstruktur. Masing-masing anggota kelompok saling tergantung satu sama
lain untuk menyelesaikan tugas yang berbeda namun saling berkaitan.
Tanpa disuruh, mereka akan bertanggung jawab atas tugas pribadi mereka
masing-masing untuk tercapainya keberhasilan kelompok.
6. Think Pair Share
Think Pair Share (TPS) merupakan suatu teknik sederhana dengan
keuntungan besar. Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan kemampuan
siswa dalam mengingat suatu informasi dan seorang siswa juga dapat belajar
dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk didiskusikan sebelum
disampaikan di depan kelas. Selain itu, Think Pair Share (TPS) juga dapat
memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk
berpartisipasi dalam kelas. Think Pair Share (TPS) sebagai salah satu metode
pembelajaran kooperatif yang terdiri dari 3 tahapan, yaitu thinking, pairing,
dan sharing. Guru tidak lagi sebagai satu-satunya sumber pembelajaran
(teacher oriented), tetapi justru siswa dituntut untuk dapat menemukan dan
Metode yang sederhana, namun sangat bermanfaat ini dikembangkan
pertama kali oleh Frank Lyman dari Universitas of Maryland. Pertama-tama,
siswa diminta untuk duduk berpasangan. Kemudian, guru mengajukan satu
pertanyaan/ topik /masalah kepada mereka. Setiap siswa diminta untuk
berfikir sendiri-sendiri terlebih dahulu tentang jawaban atas pertanyaan itu,
kemudian mendiskusikannya hasil pemikirannya dengan pasangan sebelahnya
untuk memperoleh satu konsensus atau jawaban yang telah mereka sepakati
pada siswa-siswa yang lain diruang kelas. (Miftahul Huda, 2011)
Kelebihan kelompok berpasangan yaitu :
9. Meningkatkan partisipasi
10.Cocok untuk tugas-tugas yang sederhana (tidak terlalu terstruktur)
11.Masing-masing anggota memiliki lebih banyak kesempatan untuk
berkontribusi pada kelompoknya.
12.Interaksi lebih mudah
13.Pembenukannya lebih cepat dan mudah.
Kekurangan kelompok berpasangan yaitu :
1. Banyak kelompok yang akan melaporkan tugasnya pada guru.
2. Guru harus memonitor banyak kelompok
3. Lebih sedikit ide yang muncul
4. Jika ada perselisihan, tidak ada penengah.
7. Rantai Makanan
a. Rantai Makanan
Rantai makanan adalah pengalihan energi dari sumbernya dalam
Tiga macam rantai pokok yaitu rantai pemangsa, rantai parasit, dan rantai
saprofit.
i. Rantai Pemangsa
Rantai pemangsa landasan utamanya adalah tumbuhan hijau sebagai
produser. Rantai pemangsa dimulai dari hewan yang bersifat herbivor
sebagai konsumer I, dilanjutkan dengan hewan karnivor yang
memangsa herbivor sebagai konsumer ke-2 dan berakhir pada hewan
pemangsa karnivor maupun herbivor sebagai konsumer ketiga.
ii. Rantai Parasit
Rantai parasit dimulai dari organisme besar hingga organisme yang
hidup sebagai parasit. Contoh organisme parasit antara lain cacing,
bakteri, dan tanaman benalu.
iii.Rantai Saprofit
Rantai saprofit dimulai dari organisme mati sampai organisme
pengurai. Misalnya jamur dan bakteri.
iv.Rantai makanan dan tingkat tropi
Salah satu cara suatu komunitas berinteraksi adalah dengan
peristiwa makan dan dimakan, sehingga terjadi pemindahan energi,
elemen kimia, dan komponen lain dari satu bentuk kebentuk lain
disepanjang rantai makanan. Tingkat tropik tersusun dari seluruh
organisme pada rantai makanan yang bernomor sama dalam memakan.
Sumber asal energi adalah matahari. Tumbuhan yang menghasilkan
gula lewat fotosintesis hanya memakai energi matahari dan CO2 dari
udara. Oleh karena itu tumbuhan tersebut digolongkan dalam tingkat
tumbuhan termasuk anggota tingkat tropik kedua. Karnivor yang secara
langsung memakan herbivor termasuk tingakat tropik ketiga, sedangkan
karnivor yang memakan karnivor di tingkat trofik tiga termasuk dalam
anggota tingkat tropik keempat.(Pratiwi, dkk. 2004; Priadi dan Silawati.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitianini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas.
Penelitian tindakan kelas merupakan kajian sistematik dari upaya
perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok guru. Guru
akan melakukan tindakan – tindakan perbaikan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi dari hasil tindakan-tindakan yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
B. Treatmen
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengajar sendiri dalam kelas yang
menjadi sampel penelitian untuk memperoleh data yang diinginkan.
Peneliti mengajar dengan metode pembelajaran kooperatif dengan model
Think Pair Share. Dalam proses pembelajaran di dalam kelas, siswa
membentuk kelompok diskusi yang telah dibagikan oleh peneliti.
Kemudian setiap kelompok akan diberikan kartu topik untuk dibahas
dalam kelompok tersebut dan mempresentasikannya didalam kelas.
Setelah itu siswa akan diberikan lembar kerja siswa untuk dikerjakan
dalam kelompok. Jika semua sudah selesai, peneliti akan memberikan pos
tes selama 15 menit dan dikumpulkan. Setelah proses belajar mengajar
selesai, maka peneliti dan siswa membuat kesimpulan dan refleksi selama
C. Setting Penelitian
1) Tempat dan Waktu Penelitian
a) Tempat penelitian : SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Alamat : Panembahan Senopati 18 Yogyakarta
b) Waktu penelitian : Maret-Mei 2012
2) Subyek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X6 SMA Pangudi Luhur
Yogyakarta pada semester Ganjil tahun ajaran 2011/2012 yang
berjumlah 28 orang siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 21 siswa
laki-laki.
3) Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah tentang aktivitas dan peningkatan
hasil belajar siswa pada sub materi rantai makanan.
D. Rancangan Penelitian
Peneliti menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas model Spiral
Kemmis dan Taggrat (2008) berikut ini :
Model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart pada
hakekatnya berupa perangkat-perangkat terdiri dari empat komponen,
yaitu : perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat
komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai 1 siklus. Oleh
karena itu, pengertian siklus pada kesempatan ini adalah suatu putaran
kegiatan yang terdiri dari perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengambil 2 siklus dengan rencana
kegiatan sebagai berikut.
E. Siklus I ( 1 x pertemuan- 2JP)
1. Perencanaan
Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti terdiri dari 7kegiatan.
Pertama, peneliti mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif
pemecahan masalah. Kedua, peneliti menentukan materi pokok
pembelajaran. Ketiga, peneliti merencanakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam KBM. Kegiatan
keempat, peneliti mengembangkan skenario pembelajaran. Kelima,
peneliti menyusun pertanyaan panduan atau Lembar Kerja Siswa
(LKS). Keenam, peneliti, menyiapkan sumber dan media pembelajaran
termasuk properti model pembelajaran Think Pair Share. Ketujuh,
peneliti mengembangkan format evaluasi.
2. Tindakan(acting)
Berikut ini adalah rangkaian tindakan yang akan dilakukan pada siklus
SIKLUS 1
Pada siklus I, peneliti akan melaksanakan kegiatan berikut ini.
a. Siswa dibentuk menjadi 14 kelompok asal (@2 orang).
b. Setiap kelompok menempati kelompok masing-masing dan
mendapat topik masalah yang akan didiskusikan.
c. Guru pelaksana tindakan membagikan LKS(lembar kerja siswa)
dan membacakan beberapa aturan dalam Think Pair Share.
d. Setelah masing-masing anak mendapatkan topik, mereka
berdiskusi berdua-dua selama 10 menit dan mencatat hasil
diskusi.
e. Setiap kelompok mendiskusikan tugasnya masing-masing.
(Setiap siswa dalam kelompok ahli mengerjakan tugasnya
sesuai dengan lembar kerja berisi pertanyaan pemandu
pemahaman).
f. Sesuai batas waktu yang disediakan diskusi kelompok dengan
pasangannya, siswa kembali berkumpul dangan kelompok lain
menjadi 2 pasang dan terdiri dari 4 siswa.
g. Masing-masing kelompok berdiskusi untuk membahas topik
permasalahan dan setiap wakil kelompok tadi menjelaskan
kepada anggota kelompok lain.
h. Hasil diskusi masing-masing kelompok dipresentasikan secara
klasikal dan dievaluasi sebagai penilaian kelompok.
i. Guru pelaksana tindakan melakukan penilaian kepada siswa
secara individu melalui tes tertulis yang harus dikumpulkan
3. Pengamatan
Selama KBM berlangsung, mitra peneliti bertugas untuk melakukan
observasi peningkatan aktivitas siswa. Observasi ini dilakukan dengan
memakai format observasi aktivitas belajar siswa untuk kelompok
selama berdiskusi.
4. Refleksi
Setelah KBM berlangsung, peneliti merefleksikan hal-hal berikut ini.
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi
evaluasi mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan.
Melakukan pembahasan hasil evaluasi tentang skenario
pembelajaran, hasil diskusi siswa, dan lain-lain.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus II.
5. Evalusi
Evaluasi ini akan melihat dari proses serta hasil belajar siswa
disetiap siklus, apakah metode yang diterapkan sudah mampu
membawa siswa pada tujuan yang ditetapkan yaitu meningkatnya
aktivitas pada diri siswa.
Evaluasi diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah
pembelajaran selanjutnya, maka dalam evaluasi ini juga akan meminta
tanggapan dari guru terkait dengan upaya tindak lanjut untuk
F. Siklus II ( 1 x pertemuan- 2JP) 1. Perencanaan
Kegiatan yang akan dilaksanakan oleh peneliti terdiri dari
7kegiatan. Pertama, peneliti mengidentifikasi masalah dan menetapkan
alternatif pemecahan masalah. Kedua, peneliti menentukan materi pokok
pembelajaran. Ketiga, peneliti merencanakan Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang akan diterapkan dalam KBM. Kegiatan
keempat, peneliti mengembangkan skenario pembelajaran. Kelima,
peneliti menyusun pertanyaan panduan atau Lembar Kerja Siswa (LKS).
Keenam, peneliti, menyiapkan sumber dan media pembelajaran termasuk
properti model pembelajaran Think Pair Share. Ketujuh, peneliti
mengembangkan format evaluasi.
2. Tindakan(acting)
Pada siklus kedua ini terjadi perbedaan pada jenis kegiatannya. Pada
siklus II adalah perbedaan kelompoknya. Hal ini dibedakan supaya siswa
dapat bekerja sama dengan siswa lain dan tidak bersifat monoton. Pada
siklus II adalah diberikan masalah untuk berfikir bersama dan
mempresentasikan didepan kelas dan menanggapi hasil presentasi teman.
Berikut ini adalah rangkaian tindakan yang akan dilakukan pada siklus
II ini :
a. Guru pelaksana tindakan menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan
b. Setiap kelompok 1 pasang mendapatkan gambar komponen-komponen
penyusun rantai makanan dan maju kedepan untuk menempelkan pada
sebuah papan didepan kelas.
c. Setelah itu perwakilan kelompok menjelaskan bagan didepan dan
kelompok lain menanggapinya.
d. Guru pelaksana tindakan membagikan Lembar Kerja Siswa dan
mengajak siswa untuk memecahkan suatu masalah yang ada didalam
lembar kerja siswa tersebut.
e. Siswa mengisi hasil analisa di dalam lembar kerja.
f. Guru pelaksana tindakan melakukan diskusi atau tanya jawab kepada
siswa untuk mengajak siswa menemukan konsep materi.
g. Selama kegiatan pembelajaran, observer melakukan pengamatan
kepada siswa terutama aspek kognitif dan psikomotorik siswa dalam
kelompok berdasarkan rubrik observasi.
h. Guru pelaksana tindakan melakukan penilaian kepada siswa secara
individu melalui tes tertulis/ post tes yang harus dikumpulkan oleh
siswa.
3. Pengamatan
Selama KBM berlangsung, mitra peneliti bertugas untuk melakukan
observasi peningkatan aktivitas belajar siswa. Observasi ini dilakukan dengan
4. Refleksi
Setelah proses pembelajaran dalam satu siklus ini berakhir, maka peneliti
merefleksikan hal-hal sebagai berikut ini :
Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi
mutu, jumlah, dan waktu dari setiap macam tindakan.
Meminta evaluasi atau tanggapan dari guru bidang studi tentang
pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk diterapkan
dalam siklus selanjutnya jika peneliti belum memenuhi target yang
ditetapkan. Jika peneliti sudah mencapai target yang ditentukan, maka
siklus dihentikan.
5. Evalusi
Evaluasi yang dimaksud adalah untuk keseluruhan siklus pembelajaran
yang dilakukan dengan metode praktikum. Evaluasi ini akan melihat dari
proses serta hasil belajar siswa disetiap siklus, apakah metode yang diterapkan
sudah mampu membawa siswa pada tujuan yang ditetapkan yaitu
meningkatnya aktivitas pada diri siswa.
Evaluasi diperlukan sebagai dasar dalam menentukan langkah pembelajaran
selanjutnya, maka dalam evaluasi ini juga akan meminta tanggapan dari guru
G. Variabel Penelitian dan Indikator Keberhasilan
Variabel dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :
Tabel 3.1 Tabel Variabel Penelitian dan Indikator keberhasilan
Variabel Data Indikator Keberhasilan
Aktivitas siswa Data observasi aktivitas siswa Aktivitas siswa pada
pelaksanaan siklus II
meningkat dibandingkan
dengan siklus I. Tingakt
keaktifan 70%
Prestasi belajar
siswa
Hasil postes pada siklus I Siswa yang tuntas
(mencapai KKM 73)
sejumlah 50% atau 14
orang.
Hasil postes pada siklus II Siswa yang tuntas
(mencapai KKM 73)
sejumlah 70% atau 22
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini meliputi instrumen
pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Instrumen pembelajaran
digunakan untuk menunjang proses pembelajaran. Sedangkan instrumen
pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data penelitian.
Instrumen pembelajaran yang digunakan adalah sebagai berikut :
1) Silabus untuk K.D 4.2 (lampiran 1)
2) Rencana pelaksanaan pembelajaran untuk tiap siklus (lampiran 2)
3) Lembar kerja siswa (lampiran 3)
Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data
penelitian adalah sebagai berikut :
1) Kisi-kisi soal pretes dan postes (lampiran 5)
2) Soal pretes dan postes (lampiran 4)
3) Panduan skoring tes (lampiran 6)
4) Kunci jawaban tes (lampiran 7)
5) Lembar pengamatan kelompok siswa mengenai aktivitas mereka
dalam belajar(lampiran 8)
6) Rubrik pengamatan siswa(lampiran 9)
I. Metode pengumpulan data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. TES
Penelitian ini menggunakan pretest dan postest. Pretest akan
dilakukan sebelum siswa menerima materi pembelajaran dengan
kemampuan siswa. Sedangkan, posttest akan dilakukan di setiap siklus
yaitu setelah satu siklus berakhir untuk mengetahui ketercapaian
indikator pembelajaran maupun indikator penelitian yang ditentukan.
Dalam penelitian ini, nilai siswa yang dihasilkan dari tes merupakan
data primer pada aspek kognitif siswa.
Jenis tes yang akan digunakan untuk mengumpulkan data adalah
tes objektif berupa soal pilihan ganda (multiple choice) yang
dipadukan dengan tes uraian (essay).
2. Observasi langsung
Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung
terhadapsubyek yang diteliti. Terdapat 2 macam observasi yang
akandilakukan yaitu observasi kognitif mengenai kemampuan siswa
dalam mengemukakan gagasan atau pemikiran serta observasi
mengenai aktivitas kelompok siswa saat belajar.
Observasi akan dilakukan disetiap siklus selama pembelajaran
berlangsung. Data yang diharapkan dari observasi ini adalah data
kuantitatif yang ditunjukkan dengan pemberian skala nilai.
Instrumen yang telah dibuat oleh peneliti selanjutnya digunakan
untuk mempertimbangkan metode pengumpulan data dan analisa data
yang tepat. Adapun penggunaan instrumen berkaitan dengan prosedur,
alat, pelaku, sumber informasi, dan cara analisis data dalam penelitian
Tabel 3.2 Instrumen Pengambilan Data
J. Pengujian atau Validasi Instrumen
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui peningkatan hasil
belajar dan aktivitas siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Yogyakarta pada
materi rantai makanan dengan model belajar Think Pair Share. Validitas
yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini diuji keabsahannya
dengan cara :
1. Instrumen bentuk tes
Untuk pengujian instrumen tes akan dilakukan dengan
memperhatikan validitas isi. Validitas isi berkenaan dengan
kesanggupan tes dalam mengukur isi yang seharusnya, yaitu tes yang
digunakan harus mampu mengungkapkan isi atau variabel yang hendak
diukur (Sudjana, 2010). Cara yang ditempuh adalah memilih materi
yang esensial dan membuat kisi-kisi. Kisi-kisi dapat dibuat untuk
memenuhi validitas isi. Selanjutnya, dilakukan validasi dengan
judgmentexperts yaitu setelah kisi-kisi dibuat lalu dimintakan bantuan
para ahli misalnya dosen ataupun guru untuk menelaah dan
Observer Siswa Analisis kualitatif
2. Menganalisis
Siswa Analisis kuantitatif
memberikan pertimbangan apakah item tes yang dibuat sudah layak
sebagai alat pengumpul data. Validitas isi tidak memerlukan uji coba
dan analisis statistik yang harus dinyatakan dalam bentuk angka
(Sudjana, 2010).
K. Analisis Data
1. Tes
Karena tes berbentuk pilihan ganda dan uraian, maka masing-masing
akan dianalisis sebagai berikut :
- Pilihan Ganda dengan skor 1 pada setiap nomor jika benar.
2. Uraian
Skoring pada soal uraian dilakukan dengan pemberian skala
jawaban dengan mengacu rubrik skoring yang telah dibuat. Selain
menggunakan sistem skala, Sudjana (2010) menganjurkan untuk
menggunakan sistem bobot untuk setiap nomor soal. Bobot nilai ini
didasarkan pada kategori soal yaitu soal dengan kategori mudah,
sedang, sulit, atau sangat sulit. Analisis yang digunakan adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.3Skoring nilai dalam soal uraian
Pemberian dengan bobot ini dapat memberikan penghargaan
kepada siswa yang mampu menjawab dengan kategori soal sulit
sehingga siswa tersebut berkesempatan untuk memperoleh nilai lebih
tinggi dibandingkan dengan siswa yang hanya menjawab soal mudah
(Sudjana, 2010).
Nilai akhir dari soal tes ini dilakukan dengan menjumlahkan
antara nilai pilihan ganda dan uraian yang diperoleh tiap siswa
kemudian dikonversi dalam skala 100.
1. Nilai akhir dan ketuntasan belajar siswa
Untuk menentukan ketuntasan belajar secara klasikal, Ali (1988)
memberikan contoh rumus yang dapat digunakan yaitu :
P = ∑ x 100%
Keterangan :
P adalah nilai ketuntasan belajar
∑ n1 adalah jumlah siswa yang telah tuntas belajar
2. Lembar Observasi siswa
Tabel 3.4Pengumpulan data aktivitas kelompok siswa saat belajar No Kelompok Interaksi
tatap muka
1. Interaksi tatap muka
K : Jika siswa tidak saling duduk berhadapan pada saat berdiskusi
C: Jika siswa duduk saling berhadapan tetapi tidak saling memandang wajah pada saat berdiskusi.
B : Jika siswa duduk saling berhadapan dan memandang wajah saat berdiskusi
2. Tanggung jawab individu
K : Siswa tidak mengerjakan LKS dan tidak dapat menjelaskan kepada kelompok tentang materi yang ditugasinya.
C : Siswa mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan kepada kelompok tentang materi yang ditugasinya.
3. Saling ketergantungan positif
K : Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama diskusi, tidak mengerjakan LKS serta tidak mendengarkan pendapat
temannya.
C : Siswa tidak aktif bertanya dan tidak aktif memberikan pendapatnya selama diskusi, tetapi mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
B : Siswa aktif bertanya, aktif memberikan pendapatnya selama diskusi, mengerjakan LKS dan mendengarkan pendapat temannya.
4. Ketrampilan berkomunikasi antar individu dalam kelompok
K : Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh
temannya, suka memotong penjelasan atau pertanyaan teman dan apabila
mengajukan pertanyaan tidak mengacungkan tangan lebih dahulu.
C : Selama diskusi siswa tidak dapat menyampaikan pendapat atau pertanyaan dengan jelas sehingga tidak mudah dimengerti oleh temannya, menghormati
pendapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan mengcungkan tangan
terlebih dahulu. Jika siswa mau mendengarkan dan menghargai pendapat
anggota kelompoknya tampak seperti (senyuman, kontak mata, angkat
telunjuk dan menepuk punggung)
B : Selama diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat atau mengajukan pertanyaan dengan jelas sehingga mudah dimengerti oleh temannya,
menghormati pandapat teman dan apabila mengajukan pertanyaan
5. Evaluasi proses kelompok
K : Siswa tidak berpartisipasi dalam kerja kelompok yaitu tidak mengerjakan LKS, tidak dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, tidak mau
mendengarkan temannya dan sebagainya.
C : Siswa hanya mengerjakan LKS tetapi tidak dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya.
B : Siswa mengerjakan LKS, dapat menjelaskan materi yang menjadi tugasnya, mau mendengarkan pendapat temannya dan sebagainya.
Skor :
K = 1
C = 2
B = 3
Tabel 3.5 Kategori hasil observasi
No Skor Siswa Kategori Hasil Observasi
1 66,68 ≤ % ≤ 100 Tinggi
2 33,34 ≤ % ≤ 66,67 Sedang
3 0 ≤ % ≤33,33 Rendah
(Suharismi,2007)
Skor dari hasil observasi seluruh kelas kemudian dijumlahkan kemudian diubah
ke dalam bentuk presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Presentase siswa =
X 100%
Presentase yang diperoleh kemudian digunakan sebagai data pendukung untuk
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian pada Siklus 1 1. Deskripsi
Hari/tgl : Senin, 14 Mei 2012
Jam : 07.00- 08.30
Tempat : Kelas X6 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta
Materi : Rantai makanan (Fungsi rantai makanan dan jenis rantai
makanan)
Dari materi rantai makan standar kompetensi yang digunakan adalah
menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan
energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem. Kompetensi
dasarnya adalah mendeskripsikan peran komponen ekosistem dalam aliran
energi dan daur biogeokimia.
Materi tersebut mempunyai tujuan supaya siswa dapat berdiskusi dan
dapat menyebutkan fungsi rantai makanan. Siswa juga dapat
mengelompokkan komponen penyususun rantai makanan seperti produsen,
konsumen dan pengurai.
Penyampaian materi pembelajaran tersebut menggunakan model
pembelajaran Think Pair Share yang artinya berfikir sendiri kemudian
berpasangan dan kemudian mendiskusikan dengan pasangan lainnya.
Dengan berdiskusi siswa dapat bekerja satu sama lain dan tidak
Gambar 2. Siswa berdiskusi sepasang
Dalam siklus 1 siswa dapat diajak untuk saling berkomunikasi
dengan guru dan memperhatikan petunjuk guru. Guru memberikan
instruksi untuk berkelompok yang terbagi menjadi 14 kelompok
masing-masing kelompok 2 siswa. Siswa pun berkelompok sesuai dengan yang
telah dibagikan guru. Kemudian guru membagikan kartu topik dan materi
yang akan didiskusikan, guru menjelaskan prosedur dalam berdiskusi.
Setelah itu para siswa saling mengemukakan pendapat dan bertukar
pikiran tentang kartu topik yang mereka dapat. Siswa duduk berkelompok
yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Setiap kelompok
mendapatkan 1 kartu topik untuk didiskusikan bersama dan siswa saling
bertukar pendapat. Siswa ditugaskan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan topik tersebut dan mencatatnya dalam kertas. Dalam
siklus 1 kelompok sudah ditentukan sesuai dengan nomor absen siswa.
Tetapi disini ada beberapa kecenderungan yang menurun karena anggota
menyulitkan pendamping dalam mengambil tindakan. Kondisi dapat
dikendalikan dan siswa mau diajak untuk saling berdiskusi dengan tertib
dan mereka mencatat hasil diskusinya didalam buku tulis masing-masing.
Gambar 3. Siswa berdiskusi 2 pasang
Setelah itu siswa membentuk kelompok lagi menjadi 7 kelompok
dan setiap anggota berisikan 4 siswa. Dalam kelompok tersebut siswa
saling mengemukaan pendapatnya dan mencatat hasil diskusi didalam
buku catatan.
Setelah mereka mengemukakan hasil diskusi masing-masing,
setiap kelompok mengajukan perwakilan untuk mempresentasikan hasil
diskusi didepan kelas. Para siswa yang berkelompok tadi kemudian
menghadap kedepan memperhatikan teman yang sedang presentasi
didepan kelas dan mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.
Setelah semua perwakilan selesai maju presentasi, guru memberikan pos
tes 1 untuk mengetahui ketercapaian indikator pembelajaran selama 15
menit. Siswa mengerjakan lembar soal secara pribadi dan tidak
mencontek. Suasana didalam kelas terlihat kondusif untuk mengerjakan tes
tersebut.
Setelah soal tes selesai dikerjakan, guru membuat kesimpulan
pembelajaran dengan melibatkan siswa. Melakukan refleksi pembelajaran
tentang apa yang didapatkan setelah belajar mengenai rantai makanan
dengan metode Think Pair Share. Setelah siswa cukup mengajukan
pendapat mereka, guru memberikan tugas mandiri untuk mempelajari
materi untuk minggu depan yaitu memngenai jenis-jenis rantai makanan.
2. Hasil Kognitif siswa
a. Hasil Pre tes (Kemampuan awal siswa)
Sebelum proses kegiatan belajar mengajar didalam kelas dilaksanakan
terlebih dahulu pre tes yang bertujuan untuk mengetahui kondisi awal atau
kemampuan awal siswa sebelum diberikan treatment atau perlakuan
dengan metode. Dengan begitu akan mempermudah peneliti dalam
membandingkan hasil belajar sebelum penggunaan metode. Berikut adalah
hasil pre tes siswa X6 sebelum diberikan metode Think Pair Share.
Tabel 4.1 Hasil kemampuan awal siswa
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa nilai tertinggi siswa ada
pada nilai 80 yang diperoleh 4 siswa dan mereka mempunyai kemampuan
yang lebih dari yang lainnya. Sedangkan siswa yang mempunyai nilai
terendah ada pada nilai 30 yang diperoleh 1 orang. Siswa yang tuntas
dalam belajar hanya 6 siswa yang mendapatkan nilai lebih dari 73. Siswa
yang belum tuntas ada 22 siswa yang nilainya masih jauh dibawah standar
nilai pembelajaran pada materi Biologi. Nilai rata-rata siswa di kelas X6
pada pelajaran Biologi materi rantai makanan adalah 62,9 dan
Aspek yang diamati Hasil
Nilai tertinggi 80
Nilai terendah 30
Siswa yang tuntas belajar ≥73 6 siswa
Siswa yang belum tuntas belajar ≤73 22 siswa
Rata-rata nilai 60,29
masihdibawah standar ketuntasan belajar mata pelajaran Biologi yang
seharusnya 73 atau sekitar 7,3. Ketuntasan klasikal pada pre tes tersebut
adalah 20,14% siswa yang tuntas dalam pelajaran ini. Pre tes dipergunakan
untuk mengetahui kondisi awal siswa dan dari data tersebut dapat dilihat
bahwa masih banyak siswa yang nilainya dibawah standar ketuntasan
belajar siswa. Nilai tersebut dapat dipergunakan oleh guru untuk
memperbaiki kegiatan belajar mengajar selanjutnya. Ketika Pre tes
diberikan, siswa sama sekali belum mendapatkan materi rantai makanan,
hanya berupa peta konsep sebelum memasuki materi rantai makanan.
Dengan metode Think Pair Share diharapkan dapat meningkatkan hasil
belajar dan aktivitas siswa dalam memahami suatu materi yang diberikan
oleh guru. Think Pair Share mengutamakan kerja team atau berdiskusi
kelompok dan saling bertukar pendapat dan siswa akan bervariasi dalam
mengemukan pendapat dan guru akan memberikan penguatan jika ada
siswa yang belum paham.
b. Hasil Pos tes 1
Tabel 4.2 Hasil pos tes 1
Aspek yang diamati Hasil
Nilai tertinggi 90
Nilai terendah 50
Siswa yang tuntas belajar ≥73 14 siswa
Siswa yang belum tuntas belajar ≤73 14 siswa
Rata-rata nilai 71,6
Pos tes 1 dilakukan pada hari senin, 14 Mei 2012 pada jam pertama. Pos
tes dilaksanakan pada akhir pembelajaran, sesudah siswa belajar dan
berdiskusi. Pada hasil postes 1 diatas terdapat nilai tertinggi adalah 90 atau 9
yang diperoleh oleh 2 siswa. Kedua siswa tersebut sudah mencapai nilai
standar ketuntasan siswa yaitu ≥ 73 atau 7,3 pada mata pelajaran Biologi
materi rantai makanan. Nilai terendah siswa adalah 50 dan nilai tersebut
masih jauh dibawah rata-rata standar ketuntasan siswa atau ≤ 73 atau 7,3 pada
matapelajaran Biologi materi rantai makanan. Hal tersebut mendorong guru
untuk memperbaiki nilai ketuntasan siswa agar menjadi diatas rata-rata standar
ketuntasan belajar siswa. Siswa yang tuntas belajar ada 14 siswa nilainya
diatas rata-rata standar ketuntasan siswa. Sedangkan siswa yang belum tuntas
belajar juga ada 14 siswa. Rata- rata nilai pada sisklus 1 ini adalah 71,6.
Ketuntasan klasikal siswa ada 50%. Nilai tersebut berimbang di siklus 1
dengan siswa yang tuntas 14 siswa dan siswa yang belum tuntas ada 14 siswa
juga. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan nilai hasil
belajar siswa jika dibandingkan dengan kemampuan awal siswa atau pre tes.
Hal tersebut menunjukkan bahwa metode Think Pair Share dapat