• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan metode pembelajaran tipe Jigsaw II untuk meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa kelas X dalam mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Jogonalan Klaten sebuah penelitian tindakan kelas - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Penggunaan metode pembelajaran tipe Jigsaw II untuk meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa kelas X dalam mata pelajaran ekonomi di SMAN 1 Jogonalan Klaten sebuah penelitian tindakan kelas - USD Repository"

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TIPEJIGSAW IIUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI, DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 JOGONALAN KLATEN

SEBUAH PENELITIAN TINDAKAN KELAS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh :

IKA KURNIAWATI NIM: 051324007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 23 Juli 2009 Penulis

(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ika Kurniawati

Nomor Mahasiswa : 051324007

Demi Pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW II UNTUK

MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI

DI SMA N 1 JOGONALAN, KLATEN

Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikan pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta, 26 Juli 2009

Yang menyatakan

(6)

vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Dalam sebuah usaha pasti ada kegagalan, maka

jadikanlah kegagalan tersebut sebagai cambuk

hidupmu.

Hasil buah usahamu akan kamu teguk dengan

nikmat kalau kau imbangi antara usaha dan

doa.

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Bapak, ibu tercinta

(7)

vii ABSTRAK

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN TIPEJIGSAW IIUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, PARTISIPASI, DAN PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS X DALAM MATA PELAJARAN EKONOMI DI SMAN 1 JOGONALAN KLATEN

Sebuah Penelitian Tindakan Kelas IKA KURNIAWATI

NIM: 051324007

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan motivasi, prestasi dan partisipasi belajar siswa dalam mengikuti pelajaran ekonomi di SMA N 1 Jogonalan, melalui penggunaan metode pembelajaran tipe Jigsaw II. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2009, di SMA N 1 Jogonalan, Klaten. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X E dan guru dalam mata pelajaran Ekonomi, sedangkan objek penelitian adalah motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa kelas X E. Variabel motivasi diukur menggunakan kuesioner, partisipasi diukur menggunakan cek list (√), prestasi diukur mengunakan tes. Target keberhasilan penelitian ini tingkat motivasi adalah 90 % (38 dari 40 siswa), partisipasi adalah 70 % (28 dari 40 siswa), dan prestasi adalah 75 % (30 dari 40 siswa).

(8)

viii

ABSTRACT

THE APPLICATION OF JIGSAW II TYPE LEARNING METHOD TO INCREASE MOTIVATION, PARTICIPATION, AND LEARNING ACHIEVEMENT OF THE TENTH GRADE STUDENTS IN ECONOMICS SUBJECT IN 1 JOGONALAN STATE SENIOR HIGH SCHOOL KLATEN

IKA KURNIAWATI NIM: 051324007

SANATA DHARMA UNIVERSITY YOGYAKARTA

2009

The purpose of this research is to increase motivation, achievement and learning achievement of students in attending economics subject in 1 Jogonalan State Senior High School, by applying Jigsaw II type learning method. The type of this research is a classroom action research.

This research was conducted in May 2009, in 1 Jogonalan State Senior High School, Klaten. The subjects of this research were the students of the tenth grade who belong to E class and teachers of Economics subject, whereas the objects of this research were motivation, participation and learning achievement of students of the tenth grade who belong to E class. The variable of motivation was measured by using questionnaire; participation was measured by check list (√); achievement was measured by using test. The success target of this research motivation is 90% (38 of 40 students), participation is 70% (28 of 40 students), and achievement was 75% (30 of 40 students).

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Yesus kristus, atas segala berkat-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik, dan lancar. Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini membutuhkan banyak bantuan dari berbagai pihak, sehingga dalam kesempatan ini penulis ingin menghaturkan banyak terima kasih kepada :

1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Pembimbing I, yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan dan dorongan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

5. Yohanes Maria Vianey Mudayen, S.Pd., Selaku dosen Pembimbing II yang telah membantu dan membimbing penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Drs. P. A. Rubiyanto, Terima kasih atas bantuan bapak serta nasehat-nasehat yang sangat berharga selama ini.

(10)

x

8. Drs. Joko Wicoyo, M.Si., terima kasih telah membimbing penulisan abstrak dalam bahasa Inggris.

9. Mbak Titin selaku staf sektretariat Prodi PE yang telah banyak membantu serta memberikan informasi yang penting bagi penulis.

10. Dra. Ryryn Purwanti H.R., M, Hum., selaku Kepala Sekolah SMA N 1 Jogonalan, Klaten, yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian. 11. Dra. C Sulastri, selaku guru pamong IPS Ekonomi kelas X SMA N 1 Jogonalan,

Klaten. Terima kasih atas kerjasama yang baik selama ini.

12. Siswa-siswi kelas X E, terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang baik, sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.

13. Bapak Sujarwanto, terimakasih atas semangat yang selalu bapak berikan.

14. Ibu Khatarina Ngatini, terimakasih buk atas doa yang ibu berikan, atas kasih sayang yang selalu ibu curahkan. Aku akan selalu berusaha membuat ibu bangga.

15. My young BrotherWawan, andMy young sisterNia.Thanks for your pray…. 16. Liuk, Trondul, Mlenik, Neon, thanks for allI lopyu friend… ayo cepet

nyusul…semangat..semangat kalian pasti bisa, aku percaya..

17. lelly,…lel akhirnya kita bisa…makasih buat semua semangatmu ya bu…

18. Yosephin, makasih ya buat kekompakan kita selama mengurus skripsi, akhirnya kita bisa.

(11)

xi

21. Lia, Andri, Dwi, Lelly, Yosephin, Rinda, Prima, Nian, Ita, Meri, Catrin, Kiki, Ige, Nia, Tina, Makasih ya teman-temen sudah nemenin dan memberi aku semangat waktu aku ujian.

22. Mbak wayah & mbak Siska, makasih atas doa dan semangat yang kalian berikan kepadaku,mpokakhirnya aku nyusul kalian juga.

23. My Secret admiremakasih atas dukungan dan nasehat-nasehatnya selama ini. 24. Teman-teman Pendidikan ekonomi 2005 (Lia, Andri, Dwi, Lelly, Nia, Nian,

Lesty, Yosephin, Rinda, Ita, Prima, Tina, Meri, Catrin, Kiki, Bina, Ige, Ari, Anton, Jho2, Darwis, Rinto, Hendric) terimakasih atas persahabatan yang kita jalin selama 4 tahun ini, semoga persahabatan ini tak akan sirna oleh berjalannya waktu

25. Penti, Citra, Hana PE ’06, makasih ya buat semangat dan dukungan yang kalian berikan, makasih buat kuliah yang sempat kita lalui bareng. Ayo tetap semangat jalani PPL kalian.

26. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis penyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

(12)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv

PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR BAGAN... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 9

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Hakekat Pendidikan ... 12

B. Cooperative Learning ...15

(13)

xiii

D. Pembelajaran ModelJigsaw II...20

E. Motivasi Belajar... 23

F. Partisipasi ... 27

G. Prestasi Belajar... 28

H. Penelitian Terdahulu ... 31

I. Kerangka Pemikiran ... 32

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 33

B. Penelitian Tindakan Kelas... 33

C. Lokasi dan waktu Penelitan... 36

D. Subjek dan Objek Penelitian ... 36

E. Variabel Penelitian... 36

F. Tahap Penelitian... 37

G. Teknik Pengumpulan Data ... 37

H. Teknik Analisis Data... 37

BAB IV. GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Sekolah... 46

B. Visi, Misi SMA N 1 Jogonalan ... 47

C. Struktur Kurikulum SMA N 1 Jogonalan ... 48

D. Organisasi SMA N 1 Jogonalan... 50

E. SDM SMA N 1 Jogonalan ... 52

(14)

xiv G. Kondisi fisik, fasilitas dan lingkungan

SMA N 1 Jogonalan ... 54

H. Proses Belajar Mengajar SMA N 1 Jogonalan... 56

I. Ekstrakulikuler SMA N 1 Jogonalan ... 56

BAB V. HASIL OBASERVASI DAN PEMBAHASAN A. Hasil observasi 1. PTK Siklus I... 58

2. Pembahasan siklus I ... 77

3. Refleksi Siklus I ... 80

4. PTK Siklus II ... 83

5. Pembahasan Siklus II ... 91

6. Refleksi Siklus II... 96

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 99

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Indikator keberhasilan Motivasi ... 38

Tabel III.2 Kriteria Motivasi PAP II ... 40

Tabel III.3 Indikator partisipasi ... 41

Tabel III.4 Siklus Penelitian Tindakan Kelas ... 44

Tabel IV.1 Struktur Kurikulum kelas X... 48

Tabel IV.2 Struktur Staf organisasi SMA N 1 Jogonalan... 50

Tabel IV.3 SDM SMA N 1 Jogonalan ... 52

Tabel VI. 4 Jumlah Siswa SMA N 1 Jogonalan ... 53

Tabel V. 1Base lineMotivasi belajar siswa ... 60

Tabel V.2Base Linepartisipasi siswa ... 61

Tabel V.3Base linepartisipasi dalam persen ... 63

Tabel V. 4Base Lineprestasi siswa... 65

Tabel V.5Base lineprestasi dalam persen... 66

Tabel V.6 Hasil pengukuran motivasi Siklus I ... 72

Tabel V.7 Klasifikasi Motivasi Siklus I... 73

Tabel V.8 Hasil Pengukuran Partisipasi Siklus I ... 74

Tabel V.9 Hasil Pengukuran Prestasi Siklus I ... 75

Tabel V.10 Standar klasifikasi Ketuntasan Silkus I... 76

Tabel V.11 Rekap Motivasi Siklus I... 77

Tabel V.12 Rekap Partrisipasi Siklus ... 78

(16)

xvi

Tabel V.14 Hasil Pengukuran motivasi Siklus II... 87

Tabel V.15 Klasifikasi Motivasi Siklus II... 88

Tabel V.16 Hasil pengukuran partisipasi Siklus II ... 89

Tabel V.17 Hasil Pengukuran prestasi belajar Siklus II ... 90

Tabel V.18 klasifikasi standar ketuntasan Siklus II ... 91

Tabel V.19 Rekap Motivasi Siklus II dalam persen ... 91

Tabel V.20 Rekap partisipasi Siklus II dalam persen ... 93

(17)

xvii

DAFTAR BAGAN

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner... 103

Lampiran 2 Data Penelitian... 107

Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran... 116

Lampiran 4 Materi Penelitian ... 132

Lampiran 5 Soal Evaluasi ... 145

Lampiran 5 Surat Ijin Penelitian ... 149

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu masalah yang sangat penting, dan perlu diperhatikan. Dengan adanya pendidikan yang berkualitas, akan menghasilkan SDM yang berkualitas pula. Pendidikan sangat menunjang dalam proses pembangunan suatu bangsa. Pada hakekatnya pendidikan adalah proses terjadinya interaksi antara guru dan murid. Adanya hubungan dua arah antara guru dan murid, dalam proses KBM guru memberikan pengetahuan yang dia miliki kepada para murid, sedangkan para murid berusaha menangkap materi yang telah diberikan oleh guru dengan cara membangun pengetahuannya sendiri, mereka akan memproses pengetahuan yang di peroleh dari guru, kemudian mencatatnya ke dalam ingatan mereka.

Proses KBM guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengungkapkan pemikiran mereka tentang materi yang dipelajari. Dalam KBM guru hendaknya berpedoman bahwa pengetahuan siswa adalah berasal dari siswa tersebut, guru hanyalah menggalih pengetahuan dari dalam diri siswa. Pembelajaran yang bersumber pada siswa ini pada dilakukan dengan cara melakukan pertanyaan pancingan pada siswa tentang materi yang hendak di berikan, jadi guru tidak secara langsung memberikan pengetahuanya. Namun berusaha mengalih pengetahuan itu berawal dari diri siswa. Daya tangkap siswa

(20)

terhadap pelajaran akan optimal jika siswa tersebut merasa tertarik dengan mata pelajarannya. Upaya yang dapat dilakukan agar siswa tertarik dengan mata pelajaran tersebut salah satunya adalah dengan penggunaan metode mengajar, yang dapat meminimalisasi tingkat kejenuhan siswa dalam KBM. Siswa akan cenderung merasa bosan ketika dihadapkan pada pelajaran yang menggunakan metode ceramah.

(21)

bukan sebagai pelaku. Daya tangkap dan daya ingat siswa akan lebih optimal jika siswa tersebut mengalaminya sendiri, mereka menjadi pelaku.

(22)

Kenyataan tersebut sangat memprihatinkan karena siswa masih banyak yang kurang menjunjung nilai kerjasama, maupun tanggung jawab kelompok. Siswa masih terlihat individual dalam belajar, misalnya saat diskusi mereka akan terpaksa menjawab pertanyaan dan akan memilih 1 pertanyaan, dan akan dijawabnya sendiri, keadaan tersebut tidak baik dalam hal belajar bersama, kurangnya rasa kerjasama..

Dari kasus di atas menunjukkan bahwa penerapan metode ceramah dan diskusi kurang begitu efektif dalam proses pembelajaran sehingga hal ini menyebabkan kurangnya partisipasi siswa di dalam proses pembelajaran. Maka dari itu, seorang guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang baik, maupun dengan menggunakan metode pembelajaran tertentu dapat mendorong siswa untuk lebih antusias lagi dalam mengikuti pelajaran. Dengan adanya rasa antusiasme maupun rasa tertarik dari siswa itu sendiri dalam mengikuti pelajaran. 1. Kondisi siswa Pra Observasi

(23)

namun partisipasi siswa tergolong dalam partisipasi pasif, karena dari indikator yang diukur siswa banyak berpartisipasi saat guru meminta siswa ikut mencatat materi yang akan di dektekan, dan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang sebesar 64 maka dapat dilihat bahwa tingkat prestasi tinggi sebesar 67 %. (Pra Observasi, 2009). Namun dalam kelas X E masih ada beberapa siswa yang tingkat motisivasi yang cukup, partisipasi, maupun prestasinya masih dapat dikatakan rendah. Siswa kelas XE yang mempunyai tingkat motisivasi cukup adalah sekitar 15 %, partisipasi rendah sekitar 32 %, dan tingkat prestasi rendah yaitu sekitar 33 %. Tingkat motivasi rendah ditandai dengan: (1) mereka belajar tidak dengan kesadaran sendiri, (2) saat pelajaran mereka lebih senang berbicara dengan teman, (3) tidak mau memanfaatkan waktu luang untuk belajar, (4) menyalin pekerjaan teman, (5) saat ulangan masih banyak yang menyontek (Pra Observasi 2009).

(24)

2. Kondisi guru Pra Observasi

(25)

kognitif, afektif, dan psikomotorik diri siswa. Sedangkan keterlibatan siswa di dalam kelompok akan berhubungan dengan proses pemerolehan pengetahuan melalui siswa dengan siswa yang lain atau siswa dengan guru.

(26)

akan dicapai siswa. Adanya tingkat prestasi yang tinggi dari para siswa maka, dapat dikatakan kualitas pendidikan Indonesia baik.

Hakekatnya belajar itu adalah bersumber pada pengetahuan siswa, maka hendaknya metode ceramah dalam proses belajar mengajar sedikit di minimalisasi, guru hendaknya lebih menekankan pada pengembangan daya pikir siswa dalam belajar, seperti penggunaan motode jigsaw yang akan lebih menekankan siswanya untuk melakukan diskusi. Pada suatu pembelajaran untuk dapat meningkatakan prestasi siswanya, selain diperlukan metode pembelajaran yang menarik dan lebih melibatkan siswa, juga harus tetap memperhatikan enam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar, faktor tersebut adalah; motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, komperhensip, dan repetisi (Staton: 1987)

Metode pembelajaran guru di SMAN 1 Jogonalan, Klaten masih cenderung menerapkan metode ceramah dan diskusi. Metode tersebut dirasa kurang efektif dan bervariasi guna meningkatkan prestasi belajar siswa. Berdasarkan fenomena tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas yaitu “PENGUNAAN METODE

PEMBELAJARAN TIPE JIGSAW II UNTUK MENINGKATKAN

MOTIVASI, PARTISIPASI, DAN PRESTASI BELAJAR SISWA

(27)

B. Batasan Masalah

Metode pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi siswa cukup bervariasi. Namun tidak semua metode pembelajaran tersebut diteliti pada penelitian ini. Peneliti hanya akan membahas tentang penggunaan metode pembelajaran tipejigsaw II

.

C. Rumusan Masalah

1. Apakah penggunaan metode pembelajaran tipeJigsaw IIdapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ekonomi?

2. Apakah penggunaan metode pembelajaran tipe jigsaw IIdapat meningkatkan partisipasi siswa dalam pelajaran Ekonomi?

3. Apakah penggunaan metode pembelajaran tipe jigsaw IIdapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ekonomi?

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran tipe jigsaw II mampu meningkatkan motivasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ekonomi?

2. Untuk mengetahui apakah metode pembelajaran tipe jigsaw II mampu meningkatkan partisipasi siswa dalam kelas mata pelajaran Ekonomi?

(28)

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi peneliti

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti, karena peneliti mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya selama duduk di bangku kuliah. Sebagai seorang calon guru penelitian ini juga bermanfaat untuk dapat melihat lebih dalam lagi bagaimana keadaan kelas, dalam proses pembelajaran, peneliti mendapatkan gambaran dan pengalaman yang langsung dapat ia rasakan jika nantinya peneliti menjadi seorang guru.

2. Bagi Siswa

Siswa akan mendapatkan dorongan untuk dapat aktif di kelas, siswa akan lebih mampu mengexplore pengetahuan yang diperolehnya. Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya pada satu sumber saja. Diharapkan penelitian ini berguna untuk dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi siswa dalam mengikuti pelajaran Ekonomi.

3. Bagi SMAN 1 Jogonalan

Penelitian ini diharapkan agar dapat memberikan metode pembelajaran yang baru di SMAN 1 Jogonalan, yang dapat digunakan untuk berbagai mata pelajaran yang diajarkan, khususnya untuk mata pelajaran Ekonomi.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

(29)

5. Bagi Guru

(30)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hakekat Pendidikan

Hakekat pendidikan adalah merupakan proses penanggulangan masalah-masalah serta penemuan dan peningkatan kualitas hidup pribadi serta masyarakat yang berlangsung seumur hidup (Ki Hajar Dewantara, dalam Idris, 1992). Dengan adanya pendidikan yang baik maka manusia akan mampu memperbaiki kehidupannya, dari yang bodoh menjadi pintar, dengan pendidikan pula dapat mengharumkan nama bangsa, dan mampu meningkatkan martabat bangsa Indonesia di mata Internasional. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan mutu kehidupan, dengan adanya kualitas pendidikan yang baik, diharapakan akan mampu menghasilkan Sumber Daya Manusia yang berkualitas.

Menurut Driyarkara pendidikan adalah suatu cabang dari kebudayaan, dalam pendidikan manusia akan mengadakan teorisasi dan universalisasi , dalam pendidikan manusia tidak hanya membenarkan kesalahan-kesalahan yang tertentu, namun mereka juga menentukan cara-cara untuk sekelompok kesalahan-kesalahan tertentu pula. Dalam pendidikan ada pemikiran yang bersifat kritis, metodis, dan sistematis. Kritis berarti bahwa orang tidak menerima begitu saja apa yang dia tangkap atau yang muncul dari benaknya, namun semuanya harus ada dasar yang cukup, metodis berarti bahwa dalam proses berpikir dan menyelidiki orang menggunakan suatu cara tertentu, sedangkan sistematis berarti

(31)

bahwa pemikiran ilmiah dalam prosesnya di jiwai oleh suatu ide yang menyeluruh dan menyatu, sehingga pemikiran-pemikiran tersebut saling berhubungan dan menjadi satu kesatuan yang utuh.

(Menurut Idris, 1992) tujuan pendidikan adalah memberikan bantuan terhadap perkembangan anak, supaya dapat mengembangkan potensi fisik, emosi, sikap, moral, pengetahuan, dan keterampilan agar menjadi manusia dewasa. M. Noer Syam (dalam Idris, 1992), tujuan pendidikan adalah agar seorang anak mempunyai kepribadian yang sesuai dengan nilai-nilai dalam masyarakat dan kebudayaannya. Ki Hajar Dewantara (dalam Idris, 1992), tujuan pendidikan adalah agar anak sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan, kebahagian setinggi-tingginya.

(32)

1. Peran guru dalam pendidikan

Menurut Sardiman, 1986 Peran guru adalah: a. Sebagai tenaga professional

Sebagai tenaga professional, guru harus memiliki persepsi filosofi dan ketanggapan yang lebih bijaksana dan mantap dalam menyikapi dan melaksanakan pekerjaannya. Sebagai tenaga professional guru harus mampu menentukan langkah, dan sabar serta ulet, sekaligus tanggap dalam kondisi, yang akhirnya dapat membuahkan hasil yang memuaskan. Secara garis besar, terdapat tiga tingkatan kualifikasi prosefional guru sebagai tenaga professional, yaitu: 1) Tingkat capable personalyaitu guru diharapkan memiliki pengetahuan, kecakapan, dan keterampilan, serta sikap yang mantap sehingga mamppu mengelola proses belajar mengajar secara efektif. 2) Inovator,yaitu sebagai tenaga pendidikan guru berusaha melakukan perubahan dan reformasi dalam proses belajar mengajar. 3) developer, yaitu guru harus mampu melihat jauh kedepan dalam menjawab tantangan-tantangan dalam dunia pendidikan.

b. Sebagai pendidik dan pembimbing

(33)

Peran guru dalam pendidikan adalah sebagai sumber pengetahuan, karena disana guru adalah merupakan orang yang mengetahui pengetahuan, atau paling ahli tentang mata pelajaran yang diajarkannya jika dibandingkan dengan orang lain. Peran guru sebagai sumber pengetahuan dalam bidang pendidikan adalah untuk mentransfer pengetahuan yang ia miliki kepada para siswanya. Namun di saat ini peran guru dalam pendidikan lebih sebagai fasilitator saja, yang lebih bergerak aktif dalam pendidikan adalah siswanya, guru hanya mendampingi dan mengarahkan. Dengan terbatasnya peran guru sebagai fasilitator, maka keajtifan siswa dalam pembelajaran akan meningkat, dan diharapkan mampu meningkatkan prestasi siswa, karena sesungguhnya pengetahuan yang dimiliki siswa akan dapat bertahan lama, jika siswa tersebut mengalami, atau mencarinya sendiri, jika pengetahuan tersebut hanya diperoleh dengan cara mendengarkan ceramah dari guru prosentase ingatnya hanya kecil.

B. Cooperative Learning(Pembelajaran Kooperatif)

(34)

dilaksanakan di kelas, namun pembelajaran kooperatif mempelajaran dalam kelompok kecil dimana siswa belajar dan bekerja sama untuk mencapai tujuan yang optimal. Pembelajaran kooperatif meletakkan tanggung jawab individu sekaligus kelompok, sehingga diri siswa tumbuh dan berkembang sikap dan perilaku ketergantungan secara positif. Kondisi ini mendorong siswa untuk belajar, dan bertanggung jawab secara sungguh-sungguh.

Menurut Ibrahim, dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa unsur, yaitu; 1) Siswa dalam kelompoknya haruslah beranggapan bahwa mereka “sehidup sepenanggungan bersama”, 2) siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri, 3) siswa haruslah melihat bahwa semua anggota dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama, 4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara anggota kelompok, 5) siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya, 6) siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

(35)

Manfaat pembelajaran kooperatif bagi siswa; 1) Meningkatkan kemampuan untuk bekerjasama dan bersosialisasi, 2) melatih kepekaan diri, empati melalui variasi perbedaan sikap dan perilaku selama bekerja sama, 3) menumbuhkan rasa percaya diri, 4) Meningkatkan motivasi belajar, 5) meningkatkan prestasi belajar

C. Tipe-Tipe Pembelajaran Kooperatif

Terdapat lima tipe dari pembelajaran kooperatif (Slavin, 2009) yang diantaranya adalah:

1. Student Teams Achievement Divisions(STAD)

Dalam model STAD, siswa dikelompokkan secara heterogen, setiap anggotanya terdiri dari 4 – 5 orang. Guru memulai dengan mempresentasikan sebuah pelajaran kemudian siswa bekerja kedalam kelompok-kelompok untuk memastikan bahwa seluruh anggota kelompok telah menuntaskan pelajaran tersebut. Pada akhirnya semua siswa diberi kuis individual tentang bahan ajar tersebut dan siswa yang bersangkutan memperoleh skor secara individual. 2. Teams Games Tournaments(TGT)

(36)

turnamen. Dalam turnamen ini siswa bertanding dengan anggota kelompok lain yang mempunyai kemampuan serupa. Dari turnamen inilah tiap anggota akan mendapat skor yang akan disumbangkan pada kelompoknya. Kemudian skor-skor ini akan dirata-rata untuk menentukan skor kelompok. Skor kelompok yang diperoleh akan menentukan penghargaan kelompok.

3. Jigsaw II

Pada model ini siswa juga dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen. Masing-masing anggota kelompok diberikan tugas untuk mempelajari topik tertentu dari materi yang diajarkan. Mereka bertugas menjadi ahli pada topik yang menjadi bagiannya. Pada modeljigsaw II, setiap siswa dipertemukan dengan siswa dari kelompok lain yang menjadi ahli pada topik yang sama. Mereka mendiskusikan topik yang menjadi bagiannya. Pada tahap tersebut para ahli dibebaskan mengemukakan pendapatnya, saling bertanya dan berdiskusi untuk menguasai bahan pelajaran. Setelah menguasai materi yang menjadi bagiannya, para ahli tersebut kembali ke dalam kelompoknya masing-masing. Mereka bertugas mengajarkan topik tersebut kepada teman-teman sekelompoknya. Kegiatan terakhir dari model Jigsaw II

(37)

4. Teams Accelerate Instruction(TAI)

Dalam model TAI guru mempresentasikan materi pelajaran secara individu akelompok kecil siswa yang mempunyai unit tahap yang sama. Siswa ditempatkan sesuai dengan kecepatan kemampuan belajarnya sehingga siswa yang satu dengan siswa yang lain, unit yang ditempuhnya berbeda. Siswa bekerja dalam kelompok mereka dengan unit yang berbeda. Siswa harus menyelesaikan setiap unit mereka masing-masing. Setiap akan berpindah unit, maka harus mendapat persetujuan dari teman satu kelompoknya. Dengan demikian, siswa dalam kelompok mempunyai tanggung jawab atas keberhasilan kelompoknya sebelum mengambil kuis dalam unit tersebut. Tes untuk akhir dilakukan tanpa bantuan dari teman satu kelompok. Unit-unit yang terkumpul dari masing-masing anggota kelompok dijumlah dan jumlah dari unit setiap kelompok yang memenuhi criteria mendapat sertifikat atau penghargaan.

5. Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC)

(38)

Melalui belajar kelompok siswa juga dilatih untuk mencari ide utama bacaan yang mereka baca.

D. Pembelajaran ModelJigsaw II

Jigsaw Learning II, merupakan sebuah teknik pembelajaran yang pada setiap peserta didik mengajarkan sesuatu. Setiap anak peserta didik dalam suatu kelompok diberi pokok bahasan yang berbeda. Kemudian mereka berkumpul dengan kelompok baru sesuai dengan pokok bahasan yang mereka dapatkan. (Silberman, 2007)

Pembelajaran jigsaw IIdikembangkan oleh Robert. E. Slavin. Pembelajaran tipe Jigsaw II ini dapat digunakan dalam pengajaran yang materinya berbentuk narasi tertulis. Dalam teknik ini guru memperhatikan latar belakang pengalaman siswa dan membantu siswa agar lebih aktif dalam mengikuti proses belajar dalam kelas. Dalam pembelajaran model jigsaw ini siswa dituntut untuk dapat bekerja sama satu sama lain, dalam suasana gotong royong, dalam pembelajaran tipe ini tidak terjadi individualitas dalam belajar.

(39)

anggota dari tim-tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan kepada mereka. Kemudian siswa-siswa itu kembali pada tim/kelompok asal untuk menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.

Pada model pembelajaran kooperatif tipejigsaw II, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.

(40)

siswa diberi kuis secara individu yang mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw IIini adalah interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis dengan baik. Pembelajaran dengan metode jigsaw II dalam satu kelas akan terbagi dalam beberapa anggota dalam satu kelompok, satu siswa dalam kelompok tersebut akan bertanggung jawab atas penguasaan materi, dan akan maengajarkan materi tersebut kepada anggota kelompok lain. Dalam pembelajaran ini siswa akan belajar dalam satu kelompok kecil, dan dalam satu kelompok tersebut terdiri dari 4-6 orang.

(Silberman, 2007), langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pembelajaran modeljigsaw II:

a. Pilih materi belajar yang dapat dipisah menjadi beberapa bagian, sebuah bagian dapat disingkat seperti sebuah kalimat.

b. Hitung jumlah bagian yang telah terbagi, dan jumlah peserta didik, bagikan tugas yang berbeda, kepada kelompok peserta yang berbeda c. Bentuk kelompokJigsaw Learning, setiap kelompok mempunyai seorang

wakil dari masing-masing kelompok di kelas

d. Anggota kelompok Jigsaw Learning mengajarkan materi yang telah dipelajari kepada yang lain.

(41)

Penjelasan semua kelompok

Kelompok belajar

Kelompok belajar Kolaboratif

\

E. Motivasi Belajar

(42)

meningkatkan motivasi belajar siswanya, selain dalam metode pengajaran, guru hendaknya juga bersikap baik kepada siswanya, tidak perlu bersikap otoriter.

Menurut Sadirman (1986:73) motivasi belajar sebagai suatu keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatam belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Ciri-ciri orang yang termotivasi (Sardiman, 1986: 82-83); 1) tekun dalam menghadapi tugas dan dapat bekerja terus-menerus dalam waktu yang lama, 2) ulet menghadapi kesulitan, danm tidak pernah putus asa, 3) tidak pernah puas dengan prestasi yang dicapai, 4) menunjukkan minat yang besar terhadap macam-macam masalah belajar, 5) lebih suka belajar sendiri, daripada mengantungkan diri kepada orang lain, 6) tidak pernah bosan dengan tugas-tugas rutin.

Beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah, menurut Sadirman (1986: 91-93)

1. Memberi angka

Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajar dari siswa. Angka yang baik itu bagi siswa merupakan motivasi yang kuat.

2. Hadiah

(43)

berprestasi maka akan memacu mereka untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

3. Saingan/kompetisi

Persaingan baik individual maupun kelompok, dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

4. Ego-Involvement

Menumbuhkan kesadaran pada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan, sehingga bekerja keras sebagai satu-satunya bentuk motivasi yang sangat penting.

5. Memberi ulangan

Siswa pada umumnya akan rajin belajar jika mereka mengetahui bahwa akan ada ulangan.

6. Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil pekerjaan, apalagi kalau terjadi kemajuan, maka akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar.

7. Pujian

(44)

8. Hukuman

Hukuman diberikan kepada siswa yang melakukan kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman diberikan dengan harapan siswa dapat mengubah dirinya dan memacu motivasi belajar.

9. Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berarti ada unsure kesengajaan ada maksud untuk belajar. Pada diri anak didik memang ada motivasi untuk belajar.

10. Minat

Motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu pula minat, maka minat merupakan alat motivasi yang sangat pokok

(45)

F. Partisipasi

Menurut Mikkelsen (dalam Ga’a 2008: 19), partisipasi merupakan suatu proses belajar aktif, mengandung arti bahwa orang atau sekelompok orang yang terkait dalam pengambilan inisiatif, dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hasil tersebut.

Kata partisipasi sendiri berasal dari kata participato,yang terdiri dari dua kata yaitu: “pras” yang merupakan bagian, dan kata “capere” yang merupakan mengambilan dari bagain. Jika dilihat lebih dalam, maka partisipasi dapat diartikan seseorang yang ikut ambil bagian dalam pengambilan suatu tindakan, atau suatu keputusan dalam pelaksanaan suatu tujuan yang hendak dicapai.

(46)

sama yang positif dalam belajar. Partisipasi dalam tahap penilaian adalah penilaian pelaksanaan pembelajaran yang mencakup proses penilaian terhadap hasil dan dampak pembelajaran.

Partisipasi siswa yang tinggi Kegiatan Belajar Mengajar dalam dilihat dari antusiasme siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru, adanya kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran, adanya keaktifan dalam mengemukakan pendapat saat dalam forum diskusi. Partisipasi belajar siswa yang tinggi akan mampu meningkatkan prestasi belajar siswa, karena secara tidak langsung ketika siswa itu berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, maka siswa tersebut akan lebih banyak menambah pengetahuan, maupun wawasan yang lebih, dari pengetahuan yang dia dapat sebelumnya

G. Prestasi Belajar

Menurut Winkle (1984:64), prestasi adalah suatu bukti usaha yang dapat dicapai. Jadi prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai oleh siswa yang diukur dengan test.

Menurut The Liang Gie belajar adalah segenap rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang mengakibatkan perubahan dalam dirinya, berupa penambahan pengetahuan.

(47)

waktu tertentu, prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi:

1. Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa, antar lain; a. Faktor Inteligensi

Faktor ini merupakan faktor yang sangat berpengaruh dalam hal prestasi belajar, karena faktor ini merupakan faktor yang sangat menentukan kemapuan siswa dalam hal penangkapan materi yang diberikan oleh guru. Faktor inteligentsi sangat erat hubunganya dengan daya pikir siswa, jika siswa yang memiliki daya pikir yang cepat dan kuat, maka siswa akan mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi.

b. Faktor minat

Faktor minat lebih terletak pada diri siswa, apakah siswa tersebut tertarik dalam pelajaran tersebut, jika siswa sudah tidak berminat atau tertarik dalam pelajaran tersebut maka ia akan cenderung cuek. Dan hal tersebut akan mempengaruhi prestasi belajarnya.

c. Faktor fisik dan psikis

(48)

2. Faktor Eksternal a. Faktor guru

Sebagai tenaga pendidik guru harus mampu mendidik siswanya dengan baik, dan memberikan ilmu yang baik pula. Jika dalam kegiatan kegiatan mengajarnya ternyata guru kurang optimal, maka pengetahun yang diperoleh siswa juga akan kurang optimal, hal tersebut akan berdampak pada prestasi siswa dalam mata pelajaran tesebut.

b. Faktor lingkungan keluarga

Keluarga sebagai anggota terdekat dari siswa akan memberikan pengaruh pada prestasi belajar. Jika dalam keluarga tersebut, semua anggota keluarga saling memberikan dukungan, maka prestasi belajar yang dicapai siswa akan baik. Namun jika dalam keluarga tersebut sering terjadi kericuhan, orang tua kurang memberikan dukungan, maka prestasi belajar siswa akan cenderung menurun.

c. Faktor sumber-sumber belajar

(49)

sumber-sumber belajar, maka ia akan memiliki banyak referensi untuk belajar.

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang penerapan metode jigsaw juga pernah dilakukan oleh Matilda Mety Ga’a dengan judul “ Peningkatan Partisipasi, Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw Dalam Pelajaran Ekonomi”. Dalam penelitian tersebut dibahas tentang partisipasi, motivasi dan prestasi belajar. Penelitian dilakukan di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, pada bulan September-Oktober 2007. Dalam penelitiannya yang menjadi subjek adalah siswa kelas XC SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, dan objek penelitiannya adalah peningkatan prestasi, motivasi, dan partisipasi siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Dan teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan teknik tes, dan dokumentasi, wawancara.

(50)

Dalam pemberian motivasi guru masih terlihat kurang. Untuk instrument keaktifan siswa ternyata penggunaan metode jigsaw kurang begitu berhasil untuk meningkatkan keaktifan siswanya, karena dari jumlah siswa yang 34 siswa yang sering terlihat aktif hanya 14.

I. Kerangka Pemikiran

Ada beberapa pengaruh yang akan dicapai dalam penggunaan metode pembelajaran tipe jigsaw II, pengaruh tersebut adalah adanya peningkatan motivasi, patisipasi dan prestasi belajar dalam diri siswa kelas X SMA. Variabel bebas (X) adalah motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa. Sedangkan variabel terikatnya adalah metode pembelajaran modeljigsaw II

Tabel 1. Model Kerangka Pemikiran

Keterangan:

: Variabel terikat (Y) yaitu metode pembelajaran tipe Jigsaw II, akan mampu mempengaruhi variabel bebas yaitu variabel X1, X2, dan X3.

X 1

Y X 2

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan kelas (classroom action reasearch), yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses dalam pembelajaran (Susilo, 2007:16). Dalam penelitian tindakan kelas diharapkan dapat di temukannya suatu metode pembelajaran yang baru, yang akan mampu memberikan manfaat dalam proses kegitan belajar mengajar di kelas, dengan adanya fakta bahwa metode baru tersebut mampu memberikan suasana baru yang menyenangkan dalam proses belajar, diharapkan akan mampu meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa.

B. Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian tindakan kelas adalah suatu penelitian yang yang dilakukan oleh guru dikelas atau disekolah tempat mengajar, dengan menekankan pada penyempurnaan atau peningkatan praktik dan proses pembelajaran (Susilo, 2007:16).

(52)

Dalam penelitian tindakan kelas harus memperhatikan empat aspek (Arikunto, 2006) yaitu:

1. Perencanaan Tindakan(planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan dimana, oleh siapa dan bagaiman tindakan tersebut dilakukan. Penelitan Tindakan Kelas dilakukan secara kolaborasi yaitu antara pihak yang melakukan penelitian dan pihak yang diteliti. Penelitian Tindakan kelas ini hendaknya dilakukan pada guru yang belum pernah, atau jarang melakukan metode pembelajaran yang hendak diteliti.

2. Melaksanakan Tindakan(action)

Tahap tindakan ini adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan. Dalam tahap ini guru harus ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan

3. Pengamatan(observing)

(53)

4. Refleksi(reflecting)

Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untuk mendiskusikan apa yang telah terjadi selama tindakan dilakukan.

Menurut Muslich, karakteristik Penelitian Tindakan Kelas antara lain : 1. Masalah Penelitian Tindakan Kelas berawal dari guru.

Guru merasakan ada masalah ketika ia mengajar, kemudian guru berusaha memperbaiki masalah tersebut.

2. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah memperbaiki pembelajaran. Dengan PTK guru akan berupaya untuk memperbaiki praktik pembelajaran agar menjadi lebih efektif

3. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang bersifat kolaboratif. PTK dilakukan tidak oleh guru itu sendiri, namun bekerjasama dengan LPTK atau teman sejawat.

4. PTK adalah penelitian yang memunculkan adanya tindakan tertentu untuk memperbaiki proses KBM di kelas.

(54)

C. Lokasi dan Waktu penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di SMAN 1 Jogonalan, Klaten 2. Waktu penelitian

Penelitian telah dilakukan pada Mei 2009

D. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang akan menjadi subjek penelitian adalah Siswa kelas X E SMAN 1 Jogonalan, Klaten

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah motivasi, partisipasi dan prestasi siswa kelas X E dalam mata pelajaran Ekonomi.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut untuk kemudian ditarik kesimpulan. Yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah

1. Motivasi 2. Partisipasi 3. Prestasi belajar

(55)

F. Tahap Penelitian

1. Perencanaan

Dalam perencanaan peneliti harus membuat RPP, dan media – media yang akan digunakan dalam pembelajaran.

2. Tindakan

Peneliti melakukan observasi kelas saat berlangsungnya kegiatan belajar, untuk melihat variable yang akan diamati.

3. Refleksi

Peneliti merefleksikan hasil pengamatannya 4. Perbaikan

Setelah melakukan pengamatan, melakukan rekfeksi, peneliti melakukan perbaikan pada hal- hal yang kurang sempurna.

G. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti adalah:

1. Observasi, yaitu peneliti melakukan pengamatan secara langsung di kelas saat siswa dan guru melakukan proses belajar mengajar.

2. Wawancara, yaitu peneliti akan melakukan wawancara dengan guru yang bersangkutan dan dengan beberapa siswa SMAN I Jogonalan, Klaten.

H. Teknik analisis data

(56)

1. Motivasi

Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai suatu keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatam belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Variabel ini diukur dengan menggunakan 6 indikator yang meliputi kemauan untuk belajar, kemauan mengerjakan tugas, keinginan ikut berprestasi, menerima tantangan, tidak mudah putus asa, dan keterlibatan dalam belajar.

Tabel III. 1 Indikator Keberhasilan Motivasi

No Indikator Yang diukur Positif Negatif

1 Kemauan belajar a. Siswa belajar tanpa disuruh b. Siswa tertarik untuk

mengulang kembali pelajaran c. Siswa selalu mempersiapkan

materi untuk mata pelajaran berikutnya

a. Siswa selalu mengerjakan tugas dari guru

b. Siswa menyalin pekerjaan teman

c. Tugas guru adalah penting

8

10, 11

(57)

No Indikator Yang diukur Positif Negatif 3 Keinginan

berprestasi

a. Siswa belajar dengan tekun untuk meningkatkan prestasi b. Siswa puas dengan nilai yang

didapatnya

c. Nilai teman yang lebih bagus mendorong siswa untuk lebih berprestasi lagi

a. Siswa berani mengerjakan soal dipapan tulis

b. Siswa tertarik untuk mengerjakan soal yang sulit

19

4, 9

5 Tidak mudah

putus asa

a. Siswa berhenti belajar jika sudah merasa lelah

b. Siswa merasa kecewa jika mendapat nilai yang jelek

11

16

6 Keterlibatan a. Siswa selalu bertanya ketika tidak bisa memahami pelajaran yang diberikan oleh guru

b. Saya selalu

memperhatikan pelajaran c. Saya lebih senang

(58)

Kriteria patokan motivasi belajar berdasarkan pada PAP II. Perhitungan kriteria motivasi belajar adalah sebagai berikut:

Jumlah item kuisioner : 20

Skor maksimal : 20 x 5 = 100 Tabel III.2 Kriteria Motivasi belajar

berdasarkan PAP II

Jumlah siswa Kriteria motivasi belajar 81 – 100 Sangat tinggi

66 – 80 Tinggi

56 – 65 Cukup

45 – 55 Rendah

0 – 45 Sangat rendah

(59)

2. Partisipasi

Tabel III.3 Indikator Partisipasi

No Indikator Yang diukur Positif Negatif

1 Siswa siap

b. Siswa tidak ada yang masih diluar kelas,

a. Siswa tidak ada yang melamun, tidur

a. Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan oleh guru

b. Siswa mau menjawab

ketika guru

mengajukan pertanyaan

7, 15

(60)

No Indikator Yang diukur Positif Negatif 4 Siswa mencatat

hal-hal yang penting

a. Siswa mencatat hal-hal yang penting tentang materi pelajaran berdasarkan inisiatif sendiri

b. Siswa mencatat materi pelajaran yang ditulis guru dipapan tulis c. Siswa mencatat materi

(61)

3. Prestasi

Prestasi belajar adalah hasil yang dapat dicapai menurut kemapuan yang dimiliki dan ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu. Prestasi dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dan hasil tes atau ujian.

Pengukuran prestasi belajar dilakukan dengan cara melakukan tes yang dirancang bersama guru setelah materi pelajaran diberikan, apabila nilai siswa menjadi lebih baik berarti terjadi peningkatan prestasi.

4. Pembelajaran tipeJigsaw II

Pembelajaran tipe jigsaw II merupakan suatu model pembelajaran dimana guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok kecil secara heterogen. Pembelajaran tipe Jigsaw II merupakan salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa, karena model pembelajaran tipejigaw IIlebih menuntut siswa untuk dapat belajar mandiri, dan mengolah ilmu pengetahuan yang mereka peroleh, peningkatan partisipasi dalam pembelajaran tipe jigsaw II

akan tercapai, karena dalam proses KBM, siswa di tuntut untuk dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompoknya.

(62)

akhirnya akan diperoleh pula tingkat prestasi yang lebih tinggi dari hasil belajar siswa.

I. Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Tabel III.4 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

Siklus Proses Tahap keterangan

Siklus I

Perencanaan Ide awal Perbaikan dan meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar

Temuan awal

Motivasi tinggi

Partisipasi siswa rendah Prestasi siswa cukup baik

Hipotesis pengguanan metode pembelajaran tipe Jigsaw II dapat meningkatkan motivasi, partisipasi, dan prestasi belajar siswa

Perencanaan Dirancang penerapan metode pembelajaran tipeJigsaw II

Tindakan Tindakan Merencanakan pembelajaran sesuai dengan scenario yang telah disusun bersama dengan guru pamong

(63)

Siklus Proses Tahap keterangan

Refleksi Mengadakan evaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran berdasarkan data yang telah diperoleh dan melakukan refleksi untuk membuat revisi perbaikan pada tindakan di siklus-siklus berikutnya

Siklus II

Perencanaan Pengembangan Program tindakan II

Tindakan Pengamatan

(64)

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Sekolah

SMA Negeri 1 Jogonalan di dirikan pada tanggal 16 Juli 1990, dengan kepala sekolah yang menjabat pada saat itu adalah Selamet Widodo, BA. Beliau selain menjabat sebagai Kepala sekolah SMA Negeri 1 Jogonalan, beliau juga menjabat sebagai pengampu, sebab beliau adalah Kepala sekolah devenitif di SMA Negeri Wonosari, yang pada saat itu masih menjadi Delanggu. Jumlah kelas pada saat awal berdirinya SMA Negeri 1 Jogonalan berjumlah 3 kelas, dalam perkembangannya pada tahun 2009 jumlah kelas yang ada di SMA Negeri 1 Jogonalan berjumlah 18 kelas, dengan rincian sebagai berikut 6 kelas untuk kelas X, 3 kelas untuk kelas XI IPA, 3 kelas untuk kelas XI IPS, 3 kelas untuk kelas XII IPA, dan 3 kelas untuk kelas XII IPS. SMA Negeri 1 Jogonalan terletak di desa Prawatan, kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten. SMA negeri 1 Jogonolan memiliki letak yang cukup strategis, karena lokasinya terletak di pinggir jalan raya Jogja-Solo, tepatnya di jalan Klaten-Jogja Km 7/23. Lokasi SMA Negeri 1 Jogonalan yang tergolong tidak jauh dari jalan raya, membuat akses siswa yang datang menuju sekolah lancar, baik siswa yang menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi, bagi yang menggunakan kendaraan umum siswa tidak perlu berjalan jauh untuk menuju sekolah. Bagi yang mengunakan kendaraan pribadi, SMA Negeri 1 Jogonalan

(65)

memilki 3 tempat parkir yang cukup luas, tempat parkir untuk kelas X, XI, maupun XII dipisah, tempat parkir untuk kendaraan siswa terletak di samping ruang kelas, sedangkan tempat parkir untuk para guru terletak di halaman depan gedung sekolah.

B. Visi Misi SMA Negeri 1 Jogonalan

1. Visi SMA Negeri 1 Jogonalan

Visi yang di junjung tinggi SMA Negeri 1 Jogonalan adalah “ Unggul dalam prestasi, mulia dalam budi pekerti”. SMA Negeri 1 Jogonalan, selain menginginkan siswanya berprestasi, namun juga mengharapkan siswanya memiliki sikap moral yang baik, selain memiliki kecerdasan otak, siswa juga dididik untuk memiliki kecerdasan tingkah laku.

2. Misi SMA Negeri 1 Jogonalan

Misi yang di junjung SMA Negeri 1 Jogonalan ada 3 yaitu :

a. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif, sehingga menghasilkan lulusan yanf berkualitas, berbudi pekerti luhur.

b. Menumbuhkan semangat pada siswa untuk berprestasi dalam bidang olah raga, seni yang berakar pada budaya bangsa.

(66)

3. Tujuan SMA Negeri 1 Jogonalan

Tujuan yang hendak di capai oleh SMA Negeri 1 Jogonalan adalah menghasilkan output yang berkualitas baik akademik, maupun non akademik serta berbudi pekerti luhur.

C. Struktur Kurikulum SMA Negeri 1 Jogonalan

Tabel IV.1 Struktur kurikulum Kelas X

No Matapelajaran Alokasi Waktu

Sem I Sem II

1 Pendidikan Agama 2 2

2 Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3 Bahasa Indonesia 4 4

4 Bahasa Inggris 5 5

5 Matematika 5 5

6 Kesenian 2 2

7 Penjaskes 2 2

IPA

8 Fisika 3 3

9 Kimia 3 3

10 Biologi 3 3

IPS

11 Sejarah 1 1

12 Geografi 1 1

13 Ekonomi 2 2

14 Sosiologi 2 2

15 TI 2 2

(67)

No Matapelajaran Alokasi Waktu Sem I Sem II

17 Bahasa Jerman 2 2

18 P. Akademiik 6 6

Jumlah 49 49

Sumber : Dokumen SMA Negeri 1 Jogonalan, 2009

Mata Pelajaran, untuk kelas X ada 18 mata pelajaran yang harus dituntaskan untuk para siswanya, mata pelajaran tersebut antara lain; 1. Terdapat 11 mata pelajaran yang bersifat umum yaitu ;

a. Pendidikan Agama g. Penjaskes

b. Pendidikan Kewarganegaraan h. Teknologi Informasi

c. Bahasa Indonesia i. Bahasa Daerah

d. Bahasa Inggris j. Bahasa Jerman

e. Matematika k. P. Akademik

f. Kesenian

2. Terdapat 3 mata Pelajaran yang tergolong dalam mata pelajaran IPA, yaitu:

(68)

3. Terdapat 4 mata pelajaran yang tergolong dalam mata pelajaran IPS,

D. Organisasi SMA Negeri 1 Jogonalan

Gambar VI. 1 Struktur Organisasi Sekolah SMA Negeri 1 Jogonalan

Sumber: data SMA Negeri 1 Jogonalan, 2009

Tabel IV.2 Struktur Staf organisasi SMA Negeri 1 Jogonalan

No Nama Jabatan

1 Dra. Ryryn Purwanti H.R., M, Hum

Kepala sekolah

2 Dra. Sri Supeni Kapti Wa. Kasek. Ur. Kurikulum

3 Siswanto, S.Pd., M.Pd Wa. Kasek. Ur. Kesiswaan

4 Drs. Mantara Wa. Kasek. Ur. Sarana /

Prasarana

5 Marno, S.Pd Wa. Kasek. Ur. Hubungan

kerjasama

6 Semi Royanto, BA Kepala Tata Usaha Sumber : Dokumen SMA Negeri 1 Jogonalan, 2009

(69)

Tugas dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut: 1. Kepala Sekolah

2. Wakil kepala Sekolah Urusan Kurikulum

Tugas dari jabatan ini adalah antara lain; Menyusun program kurikulum, Mengadakan koordinasi antara Wakasek, BK, dan Tata Usaha, Menyiapkan buku perangkat KBM, Menyusun jadwal guru mengajar, dll

3. Wakil kepala Sekolah Urusan Kesiswaan

Tugas dari bidang jabatan ini antara lain adalah : Mengatur urusan kesiswaan, memimpin rapat staf, melaksanakan pembentukan OSIS, membina dan mengatur kerja pengurus OSIS, Memantau pelaksanaan tata tertib sekolah, memberi sangsi pada siswa yang melanggar peraturan sekolah, merencanakan program ekstrakulikuler, merancang dan melaksanakan program Study Tour, dll

4. Wakil kepala Sekolah Urusan Sarana dan Prasarana

Tugas dari bidang jabatan ini antara lain adalah : menyediakan berbagai sarana dan prasarana sekolah, belanja barang Keperluan sekolah, dll

5. Wakil kepala Sekolah Urusan Hubungan kerjasama

(70)

terkait dan masyarakat sekitar, menyelengarakan rapat pengurus komite sekolah, menyelenggarakan rapat pleno komite sekolah

6. Wakil kepala Sekolah Urusan Tata usaha

Tugas dari jabatan ini antara lain adalah : mengurusi adminitrasi sekolah, mengarsipkan setiap surat yang masuk, dan keluar, menerima pembayaran SPP dari Siswa.

E. Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Jogonalan

Tabel IV.3 Sumber Daya Manusia SMA Negeri 1 Jogonalan

NO Tenaga Personil Jumlah

1 Guru Tetap 40

2 Guru Tidak Tetap 18

3 Karyawan TU 16

4 Karyawan Perpustakaan 2 Jumlah Total SDM 76

Sumber : Dokumen SMA Negeri 1 Jogonalan, 2009

(71)

F. Siswa SMA Negeri 1 Jogonalan

Tabel IV.4 Jumlah Siswa SMA Negeri 1 Jogonalan

No Kelas /

Jumlah Kelas X 6 103 134 237

1 XI IA-1 1 14 26 40

Jumlah Kelas XI 6 98 143 241

1 XII IA - 1 1 15 25 40

Jumlah Kelas XII 6 125 122 247

Rekapitulasi 18 326 399 725

(72)

Pada tahun ajaran 2008/2009 jumlah siswa yang terdapat di SMA Negeri 1 Jogonalan adalah 725 siswa, yang terdiri dari :

a. Siswa Putra : 326 Siswa b. Siswa Putri : 399 Siswa

Kelas X terdapat 6 Kelas masing-masing kelas maksimal terdapat 40 siswa, jumlah total siswa kelas XI adalah 237. Kelas XII kelas dibagi menjadi 2 jurusan yaitu ; jurusan IPA, dan jurusan IPS, untuk jurusan IPA terdapat 3, Jurusan IPS terdapat 3 kelas, masing-masing kelas rata-rata berjumlah 40, jumlah siswa yang berada di kelas XII adalah 241 siswa. Kelas XII terdapat 2 Jurusan, yaitu; jurusan IPA dan jurusan IPS, jurusan IPA terdapat 3 kelas, jurusan IPS terdapat 3 kelas, jumlah siswa yang ada di kelas XII adalah 247 siswa.

G. Kondisi Fisik, Fasilitas, dan Lingkungan SMA Negeri 1 Jogonalan

SMA Negeri 1 Jogonalan yang memiliki luas tanah sebesar L = 169 m, dan p = 240 m, memiliki sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan KBM. Berikut adalah fasilitas yang tersedia di SMA Negeri 1 Jogonalan :

1. Ruang kelas

(73)

2. Ruang lababoratorium

Untuk menunjang proses belajar siswa, SMA Negeri 1 Jogonalan memiliki 2 buah Laboratorium, yaitu 1 laboratorium Fisika, dan 1 Buah laboratorium kimia yang menjadi satu dengan laboratorium biologi.

3. Ruang Multimedia Sementara 4. Terdapat 1 Ruang Tata Usaha 5. Terdapat 1 Ruang Kepala Sekolah 6. Terdapat 1 Ruang wakil Kepala sekolah 7. Terdapat 1 Ruang guru

8. Perpustakaan 9. Kantin

SMA Negeri 1 Jogonalan dilengkapi dengan 3 kantin untuk menunjang kebutuhan siswa dan guru selama proses KBM berlangsung.

10. Mushola 11. Ruang UKS 12. Lapangan Basket 13. Kamar Kecil

Terdapat 3 unit kamar kecil untuk siswa dan 4 unit untuk guru dan karyawan. 14. Tempat Parkir

(74)

H. Proses Belajar Mengajar SMA Negeri 1 Jogonalan

Seluruh kegiatan belajar mengajar dilaksanakan di pagi hari hingga siang hari. Kegiatan guru secara umum adalah:

1. Mendidik, yaitu berkaitan dengan fungsi afektif. 2. Mengajar, yaitu berkaitan dengan fungsi kognitif. 3. Melatih, yaitu berkaitan dengan fungsi psikomotorik.

Proses Belajar Mengajar di SMA Negeri 1 Jogonalan dilaksanakan pagi hari mulai pukul 07.00 s/d 13.30, sedangkan hari jumat mulai hari 07.00 s/d 11.00, untuk meningkatakan prestasi siswa, SMA Negeri 1 Jogonalan mengadakan pelajaran tambahan, yang di sebut Tutorial. Tutorial dilakaksanakan setiap hari dari Senin – Sabtu. Pelaksanaan tutorial untuk semester 1 untu hari Senin s/d Kamis, dan sabtu dilaksanakan pada jam terakhir yaitu pukul 12.45 s/d 13.30, sedangkan untuk hari Jumat dilaksanakan pada pukul 11.05 s/d 11.40. Pelaksanaan tutorial untuk semester 2, khusus dilaksanakan untuk kelas XII, pelaksanaanya dilakukan pada jam ke 0, yaitu pukul 06.15 s/d 07.00 dan pada jam terakhir yaitu pukul 12.45 s/d 13.30

I. Ekstrakulikuler SMA Negeri 1 Jogonalan

(75)

Ekstrakulikuler yang ada di SMA Negeri 1 Jogonalan antara lain sebagai berikut :

1. Pramuka 2. Pencinta Alam 3. Paskibra 4. Basket 5. Sepak bola 6. Bahasa Inggris

7. KIR 8. Komputer 9. Paduan Suara 10. Tari

11. Teater 12. Wushu

(76)

BAB V

HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Observasi

Penelitian tindakan kelas dalam penerapan metode pembelajaran tipe Jigsaw II, yang dilaksanakan di kelas X E SMA Negeri 1 Jogonalan dilakukan dalam 2 siklus, untuk siklus I dilaksanakan hanya 1 kali pertemuan, dan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Pada pelaksanaan penelitian siklus I jumlah siswa yang hadir adalah 40 siswa, dengan jumlah keseluruhan siswa 40, siklus II jumlah siswa yang hadir 40 siswa, dengan jumlah keseluruhan 40 siswa. Secara urut penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas XE SMA Negeri 1 Jogonalan adalah sebagai berikut.

1. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

Penelitian Tindakan Kelas siklus I dilaksanakan pada hari Rabu minggu ke 2 bulan Mei, tepatnya tanggal 13, Mei 2009, pada pukul 07.00 – 08.30, selama 2 jam pelajaran. Secara urut rincian Tindakan kelas yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai berikut:

a. Tahap Perencanaan

Pada tahap awal perencanaan dilaksanakan tahapan-tahapan antara lain

(77)

1) Ide awal

Ide awal Penelitian Tindakan kelas adalah untuk meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa kelas X E SMA Negeri 1 Jogonalan dalam Mata pelajaran Ekonomi.

2) Temuan awal

(78)

Motivasi siswa kelas X E dalam pelajaran cukup tinggi dari hasil kuisioner yang dibagikan oleh peneliti diperoleh data tingkat motivasi tinggi maupun sangat tinggi adalah sebesar 85%, dan tingkat prestasi sebasar 67 % siswa telah berhasil menuntaskan hasil ulangan.

3) Hipotesis

Langkah awal dari penelitian tindakan kelas ini adalah dengan mengukur tingkat Motivasi, partisipasi dab prestasi siswa. Motivasi siswa diukur dengan menggunakan kuisioner yang di isi oleh para siswa, partisipasi diukur dengan cara mengamati kegiatan kelas, dan mengisi indicator pada cek list, dan prestasi di ukur dengan menggunakan nilai hasil ulangan siswa yang diberikan oleh guru. Hasil data dari kuisioner motivasi, cek list partisipasi, dan hasil ulangan digunakan sebagai database line.

Tabel V.1Base LineMotivasi belajar siswa

kelas Kriteria Motivasi Jumlah Siswa Dalam %

81-100 Sangat tinggi 10 Siswa 25 %

66-80 Tinggi 24 Siswa 60 %

56-65 Cukup 6 Siswa 15 %

46-55 Rendah -

-0-45 Sangat rendah -

-Jumlah Total 40 Siswa 100 %

(79)

Dari tabel diatas diperoleh data hasil kuisioner tentang Motivasi belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Jogonalan sebelum dilakukan penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw II adalah sebagai berikut ; diketahui bahwa terdapat 10 siswa yang yang memiliki motivasi belajar sangat tinggi, 24 siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, dan terdapat 6 siswa memiliki motivasi yang cukup.

Dari data yang diperoleh, motivasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Jogonalan sudah tinggi, diharapkan dengan penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II dapat lebih meningkatkan motivasi belajar siswa, diharapkan jumlah siswa yang memiliki motivasi tinggi maupun sangat tinggi yang semula 34 siswa atau 85 %, akan meningkat menjadi 36 siswa atau 90 %.

Tabel V. 2Base Linepartisipasi siswa

No Indikator Yang diukur Jmlh Keterangan

1 Siswa siap

(80)

No Indikator Yang diukur Jmlh Keterangan 2 Siswa

memperhatikan penjelasan guru

a. Siswa tidak ada yang melamun, tidur

a. Siswa bertanya ketika belum memahami materi yang diberikan oleh guru

b. Siswa mau menjawab

ketika guru

a. Siswa mencatat hal-hal yang penting tentang materi pelajaran berdasarkan inisiatif sendiri

b. Siswa mencatat materi pelajaran yang ditulis guru dipapan tulis

(81)

6 Siswa rebut

Sumber : hasil pra observasi, 2009

Dari data hasil Pra observasi diatas dapat diketahui jumlah partisipasi siswa dalam masing-masing indicator berbeda, untuk partisipasi siswa dalam hal bertanya hasih sangat rendah, terlihat dari siswa yang berjumlah 40, hanya ada 10 siswa yang mau bertanya pada guru saat mereka menemukan kesulitan belajar. Saat guru menerangkan pelajaran hanya sedikit siswa yang mau mendengarkan dan mencatat, namun ketika guru mendektekan materi pelajaran siswa cukup banyak yang mau mencatat. Untuk mempermudah melihat hasil pra observasi mengenai partisipasi siswa, peneliti memaparkan hasil data pra observasi mengenai partisipasi pada tabel V.3 dibawah.

Tabel V.3

Base linepartisipasi siswa dalam persen

No Indikator ya dalam %

(82)
(83)

Tabel V.4Base Line

(84)

Tabel V.5 HasilBase linePresetasi siswa dalam persen Golongan Jmlh siswa Standar ketuntasan =64 Dalam %

Tuntas 27 > 64 67, 5 %

Tidak tuntas 13 < 64 32, 5 %

Sumber : hasil Pra observasi, 2009

Penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw II diharapkan dapat meningkatkan motivasi, partisipasi dan prestasi belajar siswa kelas X E SMA Negeri 1 Jogonalan.Peningkatan motivasi dapat diukur dengan kuisioner, partisipasi dengan cara melakukan pengamatan dan mengisi cel list, sedangkan prestasi dapat diukur dengan melihat hasil ulangan siswa.

4) Perencanaan

a. Menentukan materi : materi dipilih materi yang belum pernah diajarkan, dan dimungkinkan materi tersebut dapat digunakan sebagai bahan dikusi, yang pada setiap siswa akan mendapatkan bagian yang berbeda.

b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

(85)

dipelajari oleh guru. Dalam penelitian tindakan I peneliti menggunakan 1 kali pertemuan.

c. Penyampaian materi

Guru menyampaikan secara sekilas tentang materi yang akan diberikan, sehingga siswa memiliki bekal dalam melakukan proses belajar mereka secara mandiri yaitu dalam sebuah kelompok.

d. Pembagian Kelompok

Dalam pembagian kelompok peneliti menggunakan sistem berhitung 1-10, dan 1 kelas akan terbentuk 10 kelompok, masing-masing kelompok akan beranggotakan 4 siswa.

e. Diskusi kelompokJigsawII

Setelah siswa masuk dalam kelompok mereka akan diskusi tentang materi mana yang akan mereka ambil di kelompk asal, kemudian mereka bertemu dengan kelompok ahli dan berdiskusi sesuai dengan materi yang telah mereka pilih. f. Presentasi

(86)

g. Pembagian Soal

Setelah selesai presentasi siswa diberikan soal-soal dan diminta untuk menjawab pertanyaan yang didektekan oleh guru.

b. Tindakan

Peneliti telah melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan dan diperoleh hasil sebagai berikut :

1) Penentuan Materi

Materi yang ditentukan oleh peneliti dan guru telah sesuai dengan materi selanjutnya yang akan dipelajari oleh siswa, yaitu materi tentang“ Uang dan Bank”.

2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) RPP dibuat untuk 1 kali pertemuan yaitu 2 x 45 menit. 3) Penyampaian materi

(87)

4) Pembagian kelompok

(88)

5) Diskusi kelompokJigsawII

Setelah pembagian kelompok, siswa masuk dalam kelompok asal, yangt sesuai dengan urutan nomor, mereka mendapatkan artikel yang berbeda, mereka memilih arikel tersebut. Kemudian mereka masuk dalam kelompok ahli yang sesuai dengan artikel yang akan mereka bahas, selanjutnya mereka mendiskusikan artikel tersebut dengan panduaan pertanyaan – pertanyaan yang ada dalam artikel tersebut. Waktu pelaksanaan diskusi ternyata tidak sesuai dengan rencana, dalam rencana waktu yang diperlukan untuk diskusi adalah 20 menit, namun dalam tindakannya waktu yang di gunakan untuk diskusi kelompok ahli sendiri adalah 30 menit. Setelah diskusi dalam kelompok ahli, setiap kelompok masuk kembali dalam kelompok asal dan masing – masing anggota kelompok menyampaikan hasil diskusi dari kelompok ahli, dan mereka saling mendsapatkan informasi atau materi yang berbeda dari masing – masing anggotanya, dan waktu diskusi dalam kelompok asal adalah 10 menit.

6) Presentasi

(89)

mempresentasikan hasil yang telah mereka peroleh dalam diskusi. Presentasi ternyata tidak sesuai dengan rencana tindakan, karena dalam rencana tindakan dilakukakan presentasi oleh kelompok perwakilan sayap kiri dan sayap kanan, namun dalam tindakannya presentasi yang dilakukan hanya oleh kelompok sayap kanan, hal ini di karenakan waktu presentasi yang di rencanakan untuk masing-masing kelompok adalah ± 10 menit, ternyata lebih yaitu 15 menit, jadi dari sayap kiri tidak memperoleh waktu. Selain itu dalam presentasi ternyata banyak siswa dari kelompok lain tidak memperhatikan, mereka malah asyik ngoborol dengan teman lain.

7) Pembagian soal, atau evaluasi

Untuk mengetahui hasil belajar, guru mengadakan kuis yang berlangsung selama 10 menit, guru meminta siswa untuk menjawab pertanyaan, jenis pertanyaan yang di berikan adalah

Gambar

Tabel V.16 Hasil pengukuran partisipasi Siklus II ..............................................89
Gambar Bagan VI. I ............................................................................................50
Tabel 1. Model Kerangka Pemikiran
Tabel III. 1 Indikator Keberhasilan Motivasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jalur yang sebaiknya diutamakan menurut saya, adalah dengan menempuh pendidikan kejuruan formal, karena tidak hanya mendapatkan ilmu dan keterampilan dalam

“ANALISIS PELAKSANAAN RETRIBUSI SALAR PASAR PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2006- 2010”. 1.2

Fitri Handayani yang sedang menjalani pendidikan dokter spesialis patologi klinik di FK USU, ingin menjelaskan kepada Bapak/Ibu tentang penelitian yang akan saya lakukan tentang

Hasil wawancara pertama menurut ustaz KH bahwa jual beli sisa beras zakat fitrah itu pada dasarnya tidak di perbolehkan, karena pembagian zakat fitrah itu

Berhubung dengan meningkatnya harga sejak tahun 1950 maka tarip-tarip pos (porto dan bea) untuk dalam negeri, mulai tanggal 1 Pebruari 1951 diubah dengan keluarnya

Implementasi pewarnaan graf fuzzy dengan pengembangan software matlab dapat menampilkan pembagian klasifikasi dengan warna yang sama sehingga dapat memberikan

pada minimal satu marker serologis yang cocok untuk masing-masing empat infeksi ini dan skrining untuk marker tambahan bisa dipertimbangkan, tergantung pada risiko

Untuk informasi kesehatan dan keselamatan untuk komponen masing-masing yang digunakan dalam proses manufaktur, mengacu ke lembar data keselamatan yang sesuai untuk