BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Retribusi Daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan atau diberikan
pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. Dengan demikian
dapat juga dikatakan bahwa retribusi daerahmerupakan pembayaran yang
dipungut oleh pemerintah daerah sebagai penyelenggara perusahaan atau usaha
bagi yang berkepentingan atau karena jasa yang telah diberikan oleh pemerintah
daerah. Adapun yang menjadi tujuan dari pemungutan retribusi daerah antara lain
adalah untuk mendapatkan keuntungan yang layak guna membiayai daerah dan
kepala-kepala daerah otonom diberi hak untuk memungut retribusi daerah sebagai
sumber pendapatan bagi daerahnya sendiri.
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pasar (DISPERINDAGPAS)
Kabupaten Pandeglang adalah unsur pelaksana pemerintah daerah dibidang
perindustrian dan perdagangan pasar yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas
dan bertanggung jawab kepada Bupati Kabupaten Pandeglang.
DISPERINDAGPAS merupakan alat yang penting bagi pemerintah daerah dalam
melaksanakan fungsi otonomi yang membutuhkan biaya yang tidak sedikit.
Dengan demikian pelaksanaan fungsi otonom oleh pemerintah daerah khususnya
Pemerintah Kabupaten Pandeglang adalah cukup berat, karena harus dibarengi
pencarian dana untuk menuju ke otonomi yang dinamis, nyata, dan bertanggung
jawab. Dalam rangka meningkatkan pendapatan daerah, pemerintah daerah
mengoptimalkan Pendapatan Asli Daerah. Untuk itu pemerintah daerah harus
berupaya memberdayakan sektor swasta dalam membiayai kegiatan pembangunan
di daerah secara optimal. Selain pemberdayaan sektor swasta perlu diteliti lagi
dengan kajian yang lebih mendalam tentang potensi Pendapatan Asli Daerah yang
belum tergali atau belum optimal dimanfaatkan. Dengan usaha intensifikasi dan
ekstensifikasi, unsur-unsur Pendapatan Asli Daerah diharapkan dapat tergali. Dari
beberapa Pendapatan Asli Daerah, retribusi merupakan salah satu pendapatan
daerah terpenting disamping pajak. Salah satu retribusi daerah yang mempunyai
potensi untuk menambah pendapatan daerah adalah retribusi pasar.
Pasar merupakan suatu unit usaha yang memiliki peran strategis atas
jalannya jaringan distribusi dari produsen ke konsumen yang membutuhkan suatu
produk. Dengan demikian pasar dapat dikatakan sebagai penyedia langsung
kebutuhan harian masyarakat, dan berbagai interaksi di dalamnya yang
melibatkan unsur pemerintah, swasta, dan masyarakat (pedagang dan pembeli).
Kondisi ini menegaskan bahwa pasar merupakan salah satu kontributor yang
cukup signifikan bagi pelaksanaan pembangunan di daerah, karena melalui
retribusi yang dihasilkan bisa menambah pendapatan daerah. Adapun Realisasi
Retribusi Pasar pada tahun 2009 mencapai hasil yang bagus. Penerimaan dari
retribusi daerah, seperti terlihat pada tabel 1.1 memperlihatkan besarnya salah satu
jenis penerimaan daerah yaitu retribusi pasar dan besarnya retribusi daerah di
Tabel 1.1
Realisasi Penerimaan Retribusi Pasar dan Retribusi Daerah Tahun
Anggaran
Retribusi Pasar (Rp)
Retribusi Daerah (Rp)
PAD (Rp)
Total Penerimaan Daerah (Rp) 2006 180.000.000 24.170.543.400 14.915.969.000 Rp. 39.266.512.400
2007 200.000.000 14.579.744.459 17.302.533.000 Rp.32.082.274.459
2008 200.000.000 2.398.421.099 25.666.449.000 Rp.49.850.659.099
2009 235.984.000 16.978.165.588 46.531.050.000 Rp.63.747.199.588
2010 208.957.000 16.878.165.588 42.531.050.000 Rp. 59.618.172.588
Sumber: DPKPA Kabupaten Pandeglang, Rekapitulasi Penerimaan Retribusi Daerah Tahun Anggaran 2006-2010
Berdasarkan tabel tersebut, retribusi pasar sebagai salah satu jenis
penerimaan daerah dapat dijadikan andalan dan merupakan primadona
penerimaan di sektor retribusi daerah. Retribusi pasar di banyak daerah kabupaten
dan kota di Indonesia menjadi sumber penerimaan PAD yang cukup berarti.
Retribusi pasar akan turut menentukan besarnya tingkat kemandirian suatu daerah
dalam arti mampu mendanai sendiri segala urusan otonomi daerah.
Perkembangan sektor publik baik di tingkat nasional maupun di tingkat
daerah banyak mengalami perubahan yang sangat cepat merupakan suatu
kejadian global yang hampir terjadi pada semua negara baik negara maju
maupun negara yang berkembang. Untuk mengimbanginya maka organisasi sektor
publik harus melakukan perubahan-perubahan yang mendasar untuk merespon
permintaan masyarakat umum.
Dalam bidang keuangan daaerah, manajemen keuangan juga didasari
pada semangat akuntabilitas dan transparansi manajerial yang efektif.
dalam mengelola semua sumber keuangan, pendapatan dan pengeluaran daerah.
Pengelolaan tersebut diharapkan dapat direalisasikan secara efektif dan efisien
sehingga daerah memperoleh semua reveue yang dapat mencukupi pengeluaran
daerah. Beberapa sumber keuangan daerah yang dapat dikelola oleh daerah
adalah pajak dan retribusi daerah. Retribusi adalah pungutan daerah sebagai
pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan
dan atau diberikan oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi
atau badan.
Pajak dan retribusi daerah mempunyai peranan yang sangat besar
terhadap pelaksanaan otonomi daerah dan realisasi Pendapatan Asli Daerah
(PAD). Pajak dan retribusi merupakan salah satu sumber pendapatan yang sangat
potensial bagi suatu daerah. Hasil dari pungutan retribusi tersebut
selanjutnya akan digunakan untuk kelangsungan kehidupan pemerintahan
daerah yang bersangkutan, terutama untuk mendanai kegiatan-kegiatan yang
berorientasi pada kesejahteraan.
Salah satu jenis retribusi yang diselenggarakan di Kota Pandeglang adalah
retribusi pelayanan pasar. Retribusi jenis tersebut dikelompokkan dalam jenis
retribusi jasa umum. Idealnya, dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pelayanan
pasar harus dilaksanakan secara efektif, artinya adanya imbangan antara
pendapatan dari suatu retribusi yang sebenarnya terhadap pendapatan yang
potensial dari suatu objek retribusi, yaitu dengan anggapan bahwa mereka yang
memenuhi kewajibannya. Namun dalam pelaksanaan pemungutan retribusi pasar,
saat ini masih dapat dikatakan belum optimal.
Berdasarkan hasil survey awal terhadap laporan pendapatan pemerintah
kabupaten Pandeglang dari sektor retribusi pasar, diketahui bahwa di Pasar Badak
kota Pandeglang masih terdapat problematika pendapatan retribusi pasar.
Berikut ini adalah tabel perolehan retribusi Pasar kota Pandeglang:
Tabel 1.2
Target Retribusi Salar Pasar Tahun Anggran 2006-2010
No Nama Pasar Tahun
Anggran
Retribusi Salar Pasar
Pertahun Perbulan Perhari
1 2 3
1 Pandeglang 2006 Rp. 180.000.000 Rp. 15.000.000 Rp. 500.000
2 Pandeglang 2007 Rp 200.000.000 Rp 16.666.000 Rp 555,000
3 Pandeglang 2008 Rp 200.000.000 Rp 16.666.000 Rp 555.000
4 Pandeglang 2009 Rp 212.305.000 Rp 17,693,000 Rp 590,000
5 Pandeglang 2010 Rp 212.305.000 Rp 17,693,000 Rp 590,000
Sumber: DISPERINDAGPAS Kabupaten Pandeglang Tahun Anggaran 2006-2010
Dilihat dari tabel tersebut, target retribusi salar pasar yang telah
direncanakan, tidak berjalan dengan lancar sesuai dengan target yang telah
ditetapkan.
Harapan ukuran Pendapatan Asli Daerah Kota Pandeglang pada tahun 2006
2010 adalah tinggi, hal ini ditetapkan agar dapat menjadi modal utama
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah. Pendapatan Asli
modal utama bagi daerah sebagai biaya penyelenggaraan pemerintahan dan
pembangunan daerah. Meskipun Pendapatan Asli Daerah tidak seluruhnya dapat
membiayai total pengeluaran daerah, namun proporsi Pendapatan Asli Daerah
terhadap total penerimaan daerah tetap merupakan indikasi derajat kemandirian
keuangan suatu pemerintah daerah.
Berdasarkan peninjauan peneliti dan hasil wawancara dengan petugas
pelaksana pemungutan harian retribusi salar pasar sampai dengan saat ini bahwa
jumlah Pkl Pasar malam JL.YUMAGA yang masih aktif sekitar 43, toko yang
terletak di jalan anten sekitar 30, kios yang terletak di jalan yumaga sekitar 111,
PKL Pasar Badak sekitar 186, toko Plaza lantai atas sekitar 60, sedangkan jumlah
toko di lingkungan pasar raya yang sampai hari ini masih aktif yaitu sekitar 80
toko. Adapun harga karcis untuk PKL adalah seribu rupiah dan harga karcis untuk
Toko/Kios adalah duaribu rupiah per hari. Untuk lebih rincinya dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 1.3
Daftar Pedagang Yang Masih aktif Pasar Kota pandeglang
No Lokasi Jumlah pedagang Harga Karcis
Kios Toko PKL
1 Jl.Yumaga 111 1000 2000 1000
2 Jl Anten 30 1000 1000 1000
3 PKL Pasar badak 186 1000 1000 1000
3 Plaza Lantai Atas 60 1000 1000 1000
4 Pasar raya 80 1000 1000 1000
Sumber:DISPERINDAGPAS Kabupaten Pandeglang
Di lokasi tempat mereka berjualan, pendapatan yang mereka terima tidak
karena dagangannya tidak laku. Kondisi seperti itu, menjadikan penghasilan
mereka hanya sebatas cukup untuk menyambung hidup. Para pedagang itu juga
mengeluhkan, maraknya pedagang kaki lima atau pedagang ilegal yang berada di
sekitar pasar. Sebab, mereka justru dapat menempati lokasi strategis,
sehingga menghambat pembeli masuk ke tengah pasar.Terlebih bagi
pedagang yang berada di lantai dua, dagangannya menjadi sepi. Hal ini
menjadikan pedagang merasa enggan membayar retribusi. Kondisi tersebut
jelas tidak mendukung upaya penertiban dan pengembangan pasar tradisional,
sertamenghambat pembangunan, untuk itu perlu adanya upaya untuk
menemukan solusi atas permasalahan tersebut.
Pada dasarnya, permasalahan kurang optimalnya pelaksanaan
pemungutan retribusi pelayanan pasar, terkait dengan berbagai keunggulan dan
kelemahan pasar dalam menyediakan fasilitas bagi para pedagang. Apabila
fasilitas yang diberikan kepada pedagang sesuai dengan keinginan mereka,
pungutan retribusi terhadap mereka tidak menjadi masalah yang rumit.
Namun sebaliknya, apabila fasilitas yang diberikan kurang memenuhi keingingan
pedagang, maka kesadaran pedagang untuk membayar retribusi tersebut kurang
maksimal. Permasalahan tersebut juga terkait dengan kinerja petugas pemungutan
retribusi pelayanan pasar.
Berdasarkan uraian diatas, perlu adanya penelusuran tentang faktor-
faktor yang menyebabkan kurang efektifnya pelaksanaan pungutan retribusi
salar pasar di Pasar kota Pandeglang yang mengakibatkan minimnya
Berawal dari latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian yang dikemas dalam sebuah skripsi dengan judul
“ANALISIS PELAKSANAAN RETRIBUSI SALAR PASAR PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN ANGGARAN 2006-2010”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengidentifikasi
beberapa permasalahan sebagai berikut;
1. Upaya yang dilakukan pemerintah kabupaten Pandeglang dalam
meningkatan PAD belum optimal
2. Retribusi yang dilakukan Disperindag kab. Pandeglang dalam
meningkatkan PAD belum mencapai hasil yang maksimal sesuai dengan
apa yang diharapkan
3. Pengelolaan retribusi pasar di Pasar Kota Pandeglang dilihat dari aspek
administrasi, personal (petugas), evaluasi dan pengawasan, serta
pemanfaatan hasil belum terlaksana sesuai dengan yang direncanakan
4. Banyaknya persepsi pedagang terhadap pengelolaan tersebut sebagai
upaya untuk meningkatkan pelayanan publik di Pasar Kota Pandeglang
5. Kurangnya kesadaran para pedagang akan pungutan sumbangan retribusi
salar pasar sebagai upaya peningkatan PAD kabupaten Pandeglang
6. Kurangnya tenaga kerja yang mengakibatkan tidak stabilnya pungutan
7. Kurangnya pemahaman pedagang tentang maksud dan tujuan diadakannya
retribusi salar pasar dalam upaya meningkatkan PAD kab. Pandeglang
1.3Pembatasan Masalah
Mengingat luasnya ruang lingkup permasalahan dan keterbatasan
kemampuan penulis serta waktu yang tersedia, maka hanya dibatasi padamasalah
sebagai berikut:
1. Gambaran pelaksanaan retribusi salar Pasar di Kota Pandeglang
2. Gambaran Pendapatan Asli Daerah (PAD) kabupaten Pandeglang tahun
anggran 2006-2010
3. Analisis pelaksanaan retribusi salar Pasar pengaruhnya terhadap
peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Pandeglang tahun
anggaran 2006-2010.
1.4Rumusan Masalah
Dari pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, rumusan
permasalahan yang di munculkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan retribusi salar Pasar di Kota Pandeglang?
2. Bagaimana peningkatan PAD kabupaten Pandeglang tahun anggaran
2006-2010?
3. Apakah terdapat pengaruh antara pelaksanaan retribusi salar Pasar
terhadap peningkatan PAD kabupaten Pandeglang?
1.5 Tujuan Penelitian
Setiap penelitian sudah pasti mempunyai maksud dan tujuan. Adapun
1. Untuk mengetahui pelaksanaan (efektifitas dan efisiensi) retribusi salar
pasar dipasarkota Pandeglang.
2. Untuk mengetahui peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) Kabupaten
Pandeglang tahun anggaran 2006-2010.
3. Untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan retribusi salar pasar terhadap
peningkatan PAD kabupaten Pandeglang.
1.6Kegunaan Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan, maka diharapkan memperoleh
manfaat sebagai berikut:
1. Memungkinkan untuk dapat digunakan sebagai referensi dan bahan
masukan bagi penelitian pada waktu mendatang.
2. Sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang dalam
mengevaluasi mekanisme pemungutan retribusi pasar dan mengevaluasi
besarnya kontribusi retribusi pasar terhadap pendapatan asli daerah
Kabupaten Pandeglang
3. Meningkatkan pengetahuan petugas pungut retribusi dengan pemahaman
peraturan yang diberlakukan sebagai dasar pelaksanaan pemungutan