• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT MOJOKERTO"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR RESIKO KEJADIAN GIZI KURANG PADA BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR MOJOKERTO

DI SUSUN OLEH:

Diah Zulaiha 1422010007

Dika Himawan 1422010008

Dwi Juli Ayu Lestari 1422010009 Dwi Muhimatulaili 1422010010 Eko Hardianto WW 1422010011 Febrian Mikodianti 1422010012

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MAJAPAHIT

MOJOKERTO

(2)

1. Latar Belakang:

Pada tahun 2012 di Indonesia merupakan negara kekurangan gizi no 5 di dunia jumlah penduduk Indonesia juga di urutan 4 terbesar di dunia jumlah balita yang kekurangan gizi di Indonesia saat ini sekitar 9 ratus ribu jiwa jumlah tersebut merupakan 4,5% dari jumlah balita di Indonesia yaitu 23 juta jiwa.

Pada tahun 2013 balita kekurangan gizi berjumlah 19,6% hal ini naik dari 18,4 % dan daerah yang paling tinggi angka balita kekurangan gizi adalah NTT, sekitar 34%. Di Jawa Timur tahun 2010 diketahui bahwa prevalensi gizi buruk sebesar 2,5% menurut ketua umum pergerakan PKK Jatim Nina Soekarwo di Jawa Timur tahun 2011, 20% anak balita dari tota l 2,4 juta anak balita mengalami gizi buruk (Dinkes RI, 2012).

Data dinas kesehatan kota Mojokerto menunjukkan hingga bulan November 2013 ada sebanyak 84 bayi dikota ini masuk kategori bawah garis merah (BGM) (Dinkes Mojokerto, 2013).

Beberapa faktor yang mempengaruhi status gizi buruk pada balita diantaranya, riwayat penyakit infeksi biasanya mengalami perubahan pola makan sehingga terjadi ketidakseimbangan antara intake dan kebutuhan gizi tubuh. Jika terjadi terus menerus akan terjadi gizi buruk. Penyakit infeksi yang sering diderita adalah diare dan ispa.

Peneltian yang dilakukan Hadiyatmiko (2003) dalam Soetjiningsih (2010) bahwa bayi yang mendapatkan ASI ekslusif 0,3 kali beresiko menderita gizi kurang dibandingkan bayi yang tidak mendapatkan ASI ekslusif. ASI merupakan sumber nutrisi utama bagi bayi. Pemberian Asi eksklusif dapat menakan kejadikan gizi buruk.

IMD bermanfaat terhadapa keberhasilan menyusi dan memberi kesempatan pada bayi untk belajar menemukan puting susu ibu dan membantu bayi untuk menjaga kemampuan bertahan hidup secara alami. Banyak hal yang dapat dilakukan untuk menekan angka kejadian gizi kurang seperti mengidentifikasi masalah giiz pada suatu daerah, pemberian pelayanan kesehatan difasilitas kesehatan dan pemberian edukasi pada warga yang rentan terhadap gizi buruk. Kejadian gizi kurang pada balita ditinjau dari riwayat penyakit infeksi, Asi ekslusif dan IMD.

(3)

2. Tujuan penelitan :

Peneliti tertarik untuk meneliti resiko kejadian gizi kurang pada balita ditinjau dari riwayat penyakit infeksi, ASI eksklusif dan IMD di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto.

(4)

3. Populasi

Balita di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto

Sample

Menggunakan 40 todler sebagai sampel yang kemudian di bagi mejadi 2 group sampel

Sampling

Dengan jumlah sampel sebanyak 20 orang sebagai kelompok kasus dan 20 sebagai kelompok control

(5)

4. Desain penelitian

Pada penelitian ini menggunakan desain analitik observational dengan pendekatan case – control.

Desain Case-Control adalah desain penelitan yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel edenpendent berdasarkan perjalanan waktu secara retrospektif. Dan analitik Observasional adalah study analitik riset epidemiologi yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang faktor-faktor resiko dan penyebab penyakit.

Literatur: Metodologi Penelitian Keperawatan oleh Kelana Kusuma Dharma (2011).

Langkah – langkah Variable dependen 1. Status nutrisi balita Variable Independent 1. Riwayat penyakit infeksi 2. ASI eksklusif 3. IMD Fomling

Faktor resiko mal nutrisi pada anak dibawah 5 tahun.

Populasi 40 balita

Sampling :

a. 20 infant dengan status malnutrisi Outcome +

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil yang sesuai dengan hipotesis, penelitian , bahwa faktor resiko kejadian gizi kurang pada balita di desa gayaman disebabkan : Riwayat penyakit, infeksi ASI, eksklusif IMD.

Outcome –

Balita yang tidak mengalami 3 faktor resiko tersebut memiliki status gizi yang baik atau tidak mengalami kejadian gizi kurang

b. 20 todler dengan nutrisi baik sebagai kelompok kontrol Outcome +

Balita yang tidak mengalami 3 faktor resiko tersebut memiliki status gizi yang baik atau tidak mengalami kejadian gizi kurang

Outcome -

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil yang sesuai dengan hipotesis, penelitian , bahwa faktor resiko kejadian gizi kurang pada balita di desa gayaman disebabkan : Riwayat penyakit, infeksi ASI, eksklusif IMD.

(6)

5. HASIL PENELITIAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil dimana resiko kejadian gizi kurang pada balita ditinjau dari riwayat penyakit infeksi, ASI ekslusif dan IMD.

a. Resiko kejadian gizi kurang pada balita ditinjau dari infeksi penyakit.

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa balita yang memiliki riwayat penyakit infeksi dalam 1 bulan terakhir beresiko 1,85 kali lebih tinggi memiliki status gizi kurang baik dibandingkan balita yang tidak memiliki riwayat penyakit infeksi dalam 1 bulan terakhir. Sehingga dapat ditunjukkan bahwa penyakit infeksi merupakan faktor resiko kejadian gizi kurang baik pada balita. Karena balita yang menderita penyakit infeksi dapat mengakibatkan kondisi tubuhnya mengalami gangguan sehingga tidak mampu menjalankan fungsi pencernaannya secara maksimal.

b. Resiko kejadian gizi kurang pada balita ditinjau dari pemberian ASI ekslusif.

Berdasarkan penelitian telah didapatkan hasil, bahwa ada pengaaruh yang signifika pada bayi yang diberikan ASI ekslusif terhadap kejadian gizi kurang baik dan responden yang tidak mendapatkan ASI ekslusif memiliki resiko 1,47 kali lebih besar mengalami kejadian gizi kurang baik. Pemberian ASI ekslusif merupakan faktor resiko terjadinya gizi kurng pada balita.

c. Resiko kejadian gizi kurang pada balita ditinjau dari inisiasi menyusi dini.

Berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh yang sangat signifikan pada pemberian IMD terhadap status gizi anak. Sedangkan responden yang tidak mendapatkan IMD memiliki resiko 1,6 kali lebih besar mengalami kejadian gizi kurang dibandingkan yang mendaptkan IMD.

Dan diantara pemberian IMD, asi eksklusif dan riwayat penyakit infeksi, maka faktor yang paling dominan dalam menentukan kejadian gizi kurang pada balita adalah riwayat penyakit infeksi karena hubungan antara status gizi dengan riwayat infeksi seringkali berupa hubungan timbal balik.

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa faktor riwayat infeksi, pemberian ASI eksklusif dan riwayat pemberian Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan faktor resiko kejadian gizi kurang pada balita.

(7)

6. DAFTAR PUSTAKA

Abu A.2010.Ilmu Sosial Dasar.Jakarta:Rineka Cipta..

Almatsier S.2009.Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Kesehatan RI. 2012. Pemantauan Pertumbuhan Balita. Jakarta: Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI.

Dharma, Kelana Kusuma.2011. Metodologi Penelitian Keperawatan. Jakarta Timur: CV. Trans Info Media.

Dinartiana, Amalia &Sumini, Ni Luh. 2011.Hubungan Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini Dengan Keberhasilan Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Yang Mempunyai Bayi Usia 7-12 Bulan di Kota Semarang.Vol. 1 no. 2. (http://library.usu.ac.id, diakses 12 April 2014)

Faiza R, Elnovriza D, Syafianti. 2012. Faktor Risiko Kejadian Gizi Buruk pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang.Jurnal Media Gizi Keluarga [Internet].2007 [cited 2012 Juni1]:31(1):80-88.Available from: http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/311078088

Hidayat AAA.2008. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta:Salemba Medika. .

Hidayat AAA.2011. Pengantar Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan Jakarta : Salemba Medika

Kartiningrum, E.D., 2016. Faktor Risiko Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Desa Gayaman Kecamatan Mojoanyar Mojokerto. HOSPITAL MAJAPAHIT, 7(2). Kusriadi.2010. Analisis Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Kejadian Kurang Gizi Pada

Anak Balita Di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB)[karya tulis ilmiah].Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2010.

Mexitalia M. 2011. Air Susu Ibu dan Menyusui. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. Edisi ke-1.Jakarta: IDAI. hal. 77-95.

Nadimin. 2012. Hubungan Keluarga Sadar Gizi dengan Status Gizi Balita di Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan. Jurnal Media Gizi Pangan [Internet].2010 [cited 2012

Mei 28]:10(2):1-7. Available from:

http://jurnalmediagizipangan.files.wordpress.com/2012/04/1-hubungan-keluarga-sadar-gizi-dengan-status-gizi-balita.

Razak AA,Gunawan IMA,Budiningsari RD. 2011, Pola Asuh Ibu Sebagai Faktor Risiko Kejadian Kurang Energi Protein (KEP) Pada Anak Balita.Jurnal Gizi Klinik Indonesia[Internet].2009[cited 2011 Desember 14]:6(2):95-103.Available from:

(8)

Ridzal, Hadju, Rochimiwati, 2013. Hubungan Pola Pemberian Asi Dengan Status Gizi Anak Usia 6-23 Bulan Di Wilayah Pesisir Kecamatan Tallo Kota Makassar Tahun 2013. Dalam http://repository.unhas.ac.id/handle/123456789/5483.

Rusmiati. 2008. Gambaran pola konsumsi pangan dan status gizi anak balita penderita diare di ruang anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai tahun 2008 (skripsi). Medan: Universitas Sumatera Utara; 2008.

Soekirman. 2000. Ilmu Gizi dan Aplikasinya untuk Keluarga dan Masyarakat.Jakarta:EGC. Soetjiningsih, Sudaryat S. 2010. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUP

Sanglah.Denpasar: Denpasar. SMF Ilmu Kesehatan Anak FK Unud. Suharyono. 2007. Diare akut : Klinik dan laboratorik. Jakarta : Rineka Cipta. Supariasa, I. 2012. Penilaian Status Gizi. Jakarta: EGC.

Supartini Y. 2010.Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC.

Supartini Y.2009. Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak Edisi 1. Jakarta:EGC.

Suraatmaja, S., 2007, Diare Akut, Kapita Selekta Gasroenterologi Anak, Cetakan ke2, Sagung Seto, Denpasar, 1-24.

Tanchoco, C.C., et al. 2006. Diet Supplemented With BCT Oil In The Management Of

Childhood Diarrhea. Available from:

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/17468085%5BAccessed 8 Maret 2010 Ulshen, Martin, 2000. Manifestasi Klinis Penyakit Saluran Pencernaan. In: Behrman,

Kliegman & Arvin, Nelson, ed. Ilmu Kesehatan Anak vol. 2 Edisi 15. Jakarta: EGC, 1273-1274.\

Widodo, Setiyo, 2012. Malnutrisi dan Penyakit Infeksi. Dalam http:// setiyowidodo.blogspot.co.id disitasi tanggal 19 September 2012.

Wijaya, Awi Muliadi, 2015. Data (angka) diare di Indonesia. Dalam http://www.infodokterku.com. Tanggal sitasi 18 Juni 2015.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan menunjukkan bahwa ada hubungan antara Angka Kecukupan Gizi (AKG) dengan status gizi balita maka, hendaknya para ibu

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan denyut jantung janin pada ibu hamil trimester tiga yang memiliki tekanan darah tinggi dengan tekanan darah

Berdasarkan pengujian hipotesis saat post test, diperoleh bahwa terdapat perbedaan penyuluhan kesehatan dan pemberian leaflet tentang menarche terhadap kesiapan menghadapi menarche

3.Hubungan paritas dengan kejadian preeklampsi pada ibu bersalin di RS PKU Muhammdiyah Yogyakarta Tahun 2009 Hasil penelitian kejadian preeklampsia paling banyak

Data yang digunakan dalam sistem informasi faktor risiko kecelakaan lalu lintas di Dinas Kesehatan Kota Mojokerto adalah data jumlah korban kecelakaan yang

Berdasarkan hasil kesimpulan yang diperoleh dari penelitian pengaruh pemberian jus apel terhadap penurunan kadar kolesterol darah penderita hiperkolesterollemia pada

Menurut WHO dan United Nations Children’s Fund UNICEF, lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan keadaan kurang gizi, dan dua pertiga diantara kematian tersebut terkait dengan

Hubungan Penyakit Infeksi dengan Kejadian Gizi Kurang Pada Balita Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara penyakit infeksi dengan kejadian gizi