• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

SISTEM PEMERINTAHAN NAGARI

(Studi Kasus : Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Nagari di Nagari Cingkariang Kabupaten Agam Menurut Perda Kabupaten Agam Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari)

Disusun Oleh : Dina Endriana

050906063

Dosen Pembimbing : Drs. Zakaria Thaher, M.SP Dosen Pembaca : Warjio, SS, MA

DEPARTEMEN ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010

(2)

Telah selesai diberikan bimbingan dan penulisan skripsi sehingga naskah penelitian ini telah memenuhi syarat dan dapat disetujui untuk dipertahankan dalam ujian skripsi oleh : Nama : Dina Endriana

Nim : 050906063 Program studi : Ilmu Politik

Medan, 5 Maret 2010 Diketahui Oleh :

Ketua Departemen Ilmu Politik

Drs. Heri Kusmanto, MA NIP: 196410061998031002

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Zakaria Thaher, M.SP Warjio, SS, MA

NIP : 195801151986011002 NIP: 197408062006041003

Diketahui :

a.n Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Pembantu Dekan I

(3)

Abstrak

Nama : Dina Endriana NIM : 050906063 Departemen : Ilmu Politik

Judul : Sistem Pemerintahan Nagari

(Studi Kasus: Pelaksanaan Sistem Pemerintahan Nagari di Nagari Cingkariang Kabupaten agam Menurut Perda nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pemerintahan Nagari)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan nagari di Nagari Cingkariang menurut Perda Kabupaten Agam Nomor 12 Tahun 2007 tentang Sistem Pemerintahan Nagari. Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu bagaimana sejarah terbentuknya nagari di Minangkabau, bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan nagari menurut adat Minangkabau serta bagaimana pelaksanaan sistem pemerintahan nagari di nagari Cingkariang menurut Perda no. 12 tahun 2007 tentang sistem pemerintahan nagari.

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan melakukan wawancara dengan pihak terkait serta mengumpulkan data-data melalui buku dan dokumen lembaga.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk menjadi sebuah nagari melalui empat tahapan (fase), mulai dari taratak, dusun, koto, nagari. Nagari di Minangkabau merupakan gabungan dari beberapa koto yang terdiri dari sekurang-kurangnya empat buah suku. Pemerintahan nagari menurut adat Minangkabau dipimpin oleh Penghulu. Penghulu merupakan pemimpin suku. Dalam memimpin nagari, penghulu-penghulu berada dalam kelembagaan yang disebut KAN (Kerapatan Adat Nagari). Ketua dari KAN merupakan kepala nagari. Sedangkan peda sistem pemerintahan nagari menurut Perda no.12 tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari, pemerintahan nagari dipimpin oleh Wali nagari. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, wali nagari dan BAMUS nagari mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Dalam penelitian ini terlihat bahwa fungsi KAN bergeser menjadi lembaga kemasyarakatan yang memiliki tugas dan fungsi mengurus urusan Adat Minangkabau.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Sistem Pemerintahan Nagari dengan studi kasus pelaksanaan sistem pemerintahan nagari menurut Perda No. 12 tahun 2007

tentang Pemerintahan Nagari. Skripsi ini memaparkan tentang nagari di Minangkabau.

Bahwa untuk menjadi sebuah nagari melalui beberapa tahapan serta terdiri dari minimal empat buah suku.

Dalam skripsi ini dijelaskan bahwa penghulu adalah pemimpin nagari dalam pelaksanaan sistem pemerintahan nagari menurut adat Minangkabau. Penghulu-penghulu tersebut berada dalam satu kelembagaan yang bernama KAN (kerapatan Adat Nagari). Fungsi penghulu sebagai kepala nagari ini kemudian bergeser pada pelaksanaan sistem pemerintahan nagari menurut Perda Kabupaten agam No.12 tahun 2007 tentang pemerintahan nagari menjadi lembaga kemasyarakatan yang mengurusi masalah adat Minangkabau.

Penulis berharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Sehingga skripsi ini lebih bermanfaat untuk penelitian selanjutnya. Karena penulis menyadari skripsi ini jauh dari rasa memuaskan.

Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Humaizi, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 2. Bapak Drs. Heri Kusmanto,MA selaku ketua Departemen Ilmu Politik

3. Bapak Drs. Zakaria Thaher, M.SP dan Bapak Warjio, SS, MA selaku pembimbing yang begitu baik dan penuh kesabaran dalam membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. Memberikan kritik dan saran yang membangun skripsi ini menjadi lebih baik dari sebelumnya.

4. Kepada Keluargaku tercinta, papa, alm. Mama, ibu, kak deni, silvi, ryan, rehan, dan vivi. Terima kasih tuk kasih sayang dan pengertiannya

5. Kepada semua dosen FISIP USU, terima kasih tuk ilmunya, semoga ini semua bermanfaat bagi kehidupan penulis.

6. Tuk Bang Rusdi, kak uci, dan bg hendra terima kasih atas semua bantuannya sejak penulis masuk ke kampus ini. Terima kasih tuk nasehat-nasehatnya.

(5)

8. Serta semua yang penulis kenal, kalian adalah guru bagi penulis, tuk belajar banyak hal...penulis mohon maaf tuk segala kesalahan yang disengaja atau tidak. Semoga Allah membalas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis...

Medan, 6 maret 2010

(6)

DAFTAR ISI

Lembar Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Kata pengantar ... iii

Daftar Isi ... v BAB I Pendahuluan ... 1 1. Latar Belakang ... 1 2. Rumusan Masalah ... 5 3. Batasan Masalah ... 5 4. Tujuan Penelitian ... 6 5. Manfaat Penelitian ... 6 6. Kerangka Teori ... 7 6.1 Sistem ... 7 6.2 Pemerintah ... 12 6.3 Pemerintahan ... 13 6.4 Pemerintahan Nagari ... 14 7. Metodologi Penelitian ... 15 7.1 Jenis Penelitian ... 15 7.2 Lokasi Penelitian ... 15

7.3 Teknik Pengumpulan Data ... 15

7.4 Teknik analisa Data ... 15

8. Sistematika Penulisan ... 16

(7)

4. Ekonomi ... 18

5. Pendidikan dan Agama ... 19

6. Pemerintahan Nagari ... 20

7. Kelembagaan Nagari ... 22

BAB III Pelaksanaan sistem Pemerintahan Nagari ... 25

1. Sejarah Terbentuknya Nagari di Minangkabau ... 25

1.1 Fase Taratak ... 26

1.2 Fase Dusun ... 27

1.3 Fase Koto ... 27

1.4 Fase Nagari ... 28

2. Sistem Pemerintahan nagari Menurut Adat Minangkabau ... 30

2.1 Syarat Terbentuknya Nagari ... 31

2.2 Pemerintahan Nagari Menurut adat Minangkabau ... 32

2.2.1 Yang Berhak Menjadi Penghulu ... 36

2.2.2 Syarat-syarat Untuk Menjadi Penghulu ... 37

2.2.3 Kewajiban (utang) Seorang Penghulu ... 38

2.2.4 Martabat Penghulu ... 39

2.2.5 Pantangan (larangan) Penghulu ... 41

2.2.6 Perangkat Penghulu ... 43

2.2.7 Alasan Mendirikan Penghulu Baru... 45

2.2.8 Prosedur Pengangkatan Penghulu ... 46

3. Peraturan Perundangan-undanagan dan Hukum Adat ... 47

3.1 Adat ... 47

3.1.1 Adat yang Sebenarnya adat ... 47

3.1.2 Adat yang Diadatkan ... 48

3.1.3 Adat Yang Teradat... 49

3.1.4 Adat Istiadat ... 50

(8)

3.2.1 Undang-undang Nagari ... 50

3.2.2 Undang-undang Isi Nagari ... 51

3.2.3 Undang-undang Luhak dan Rantau ... 52

3.2.4 Undang-undang Dua Puluh ... 54

3.3 Cupak ... 58

3.4 Hukum Adat Minangkabau ... 60

3.4.1 Pampasan (ganti rugi) ... 60

3.4.2 Jenis Hukuman ... 61

3.4.3 Hukum Buang... 62

3.4.4 Peradilan ... 63

BAB IV Sistem Pemerintahan Nagari Cingkariang Menurut Perda No.12 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Nagari ... 65

1. Pembentukan Nagari dan Pemerintahan Nagari... 65

2. Pemerintahan nagari Menurut Perda No.12 tahun 2007 tentang Pemerintahan nagari ... 67 2.1 Wali Nagari... 68 2.2 Perangkat nagari... 72 2.2.1 Sekretaris Nagari ... 72 2.2.2 Kepala urusan ... 73 2.2.3 Wali Jorong ... 78

2.2.4 Larangan Perangkat Nagari ... 79

2.2.5 Tata Kerja Perangkat Nagari ... 79

2.3 BAMUS Nagari ... 80

2.3.1 Fungsi BAMUS ... 80

2.3.2 Tugas dan wewenang BAMUS ... 80

(9)

2.4.1 Tugas KAN ... 83

2.4.2 Fungsi KAN ... 83

3. Peraturan Perundang-undangan... 84

4. Kendala-kendala Dalam Menjalankan sistem pemerintahan Nagari86 Bab V Penutup ... 88

1. Kesimpulan ... 88

2. Saran ... 89

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu Pemda di Indonesia yang telah memanfaatkan peluang ini adalah Pemda Provinsi Sumatera Barat dengan menetapkan kembali Sistem Pemerintahan Nagari (SPN) sekaligus

Pada masa Pemerintahan Hindia Belanda, orang-orang yang memiliki jabatan tinggi, seperti kepala laras , penghulu kepala, kepala nagari , penghulu suku rodi, demang,

Prospek Bamus Nagari sebagai mitra pemerintahan nagari untuk menetapkan peraturan nagari, mem- bentuk lembaga lain sesuai kebu- tuhan nagari, mengayomi masyarakat

PELAKSANAAN KEWENANGAN BADAN MUSYAWARATAN NAGARI (BAMUS) DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN NAGARI PADA NAGARI KOTO MALINTANG KECAMATAN TANJUNG RAYA..

Dalam pemerintahan Presidensial tidak ada pemisahan antara fungsi kepala negara dan fungsi kepala pemerintahan, kedua fungsi tersebut dijalankan oleh Presiden.[11] Presiden pada

Dalam pemerintahan Presidensial tidak ada pemisahan antara fungsi kepala negara dan fungsi kepala pemerintahan, kedua fungsi tersebut dijalankan oleh Presiden.[11] Presiden pada

32 tahun terpasung dengan sistem pemerintahan desa di masa Orde baru atau disebut dengan : “Baliak Ka Nagari.” Perda nagari membentuk pemerintahan nasional terendah

Hilangnya fungsi dan peranan ninik mamak, menjadi apatisnya masyarakat merupakan permasalahan yang muncul dari diterapkannya sistem pemerintahan desa di Nagari