• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITIAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

10

A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian

a. Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Ikan brek (Puntius orphoides C.V) larutan MnSO4, larutan KOH-KI, H2SO4 pekat, amilum, aquades, formalin 10%, larutan Gilson (terdiri dari 100 mL alkohol 60%, 880 mL air, 15 mL asam nitric, 18 mL asam asetat glasial, dan 20 g mercuri chlorida.), Na2S2O3 0,025 N, Na2CO3, .dan phenolpthalein (pp).

b. Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jaring tancap (gillnet) dengan mash ukuran 2,5 inch dan panjang ± 30 m, jala tebar dengan mash ukuran 1,5 inch, 2 inch, 3 inch, berdiameter 3 m, perahu, termometer, secchi disk, spuit, botol mineral 600 mL, tali rafia 10 meter, stopwatch, kertas pH, botol winkler 250 mL, gelas ukur 100 mL, 50 mL, 10 mL, dan 5 mL, labu erlenmeyer, pipet tetes, mistar ukur, milimeter blok, kertas lakmus, timbangan digital analitik table balance ketelitian 0,1 g, timbangan digital analitik merk CHQ ketelitian 0,01 g, seperangakat alat bedah ikan, botol film, mikroskop, mikrometer objektif, mikrometer okuler, objek glas, cover glas, kamera digital, kertas label, dan alat tulis.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Waduk PB. Soedirman Banjarnegara dan pengamatan dilakukan di Laboratorium Pengajaran dan Laboraturium Ekologi Fakultas Biologi, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Juni sampai September 2013.

(2)

11

Gambar 3.1 Peta Kabupaten Banjarnegara. Sumber : BAPPEDA Banjarnegara (2011)

Gambar 3.2 Peta Waduk Panglima Besar Soedirman. Sumber : Google map (2014)

Waduk P.B SOEDIRMAN p 1 2 3 4 5 6 7 8 9

bio.unsoed.ac.id

(3)

12

Stasiun 1 : Inlet 1 (7°22’39.01°S 109°37’34.07E) (Desa Kandangwangi)

Stasiun 2 : Inlet 2 (7°22’53.96°S 109°37’49.42E) (Desa Karang Kemiri)

Stasiun 3 : Inlet 3 (7°23’27.63°S 109°37’22.53E) (Desa Bandingan)

Stasiun 4 : Tengah 1 (7°22’53.85°S 109°36’49.63E) (Desa Karang Jambe)

Stasiun 5 : Tengah 2 (7°22’50.76°S 109°37’23.95E) (Desa Wanakarsa)

Stasiun 6 : Tengah 3 (7°23’23.94°S 109°37’1.87E) (Desa Bawang)

Stasiun 7 : Outlet 1 (7°23’31.39°S 109°36’34.56E) (Desa Siboja)

Stasiun 8 : Outlet 2 (7°23’22.23°S 109°36’17.47E) (Desa Tapen)

Stasiun 9 : Outlet 3 (7°22’58.54°S 109°36’29.65E) (Desa Wanadadi)

B. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian

1.1 Teknik Pengambilan Sampel

Penelitian dilakuan dengan metode survei. Pengambilan sampel ikan dan air dilakukan secara purposive random sampling pada 9 stasiun yang berbeda yang berdasarkan inlet dan outlet di Waduk PB Soedirman. Pengambilan sampel dilakukan 3 kali ulangan dalam waktu 2 bulan.

(4)

13

1.2 Variabel dan Parameter Penelitian

Variabel yang diamati adalah aspek biologi ikan brek, aspek reproduksi ikan brek dan aspek ekologi waduk P.B Soedirman dengan parameter utama kelimpahan, hubungan panjang berat, IKG, fekunditas, rasio kelamin, dan diameter telur. Parameter pendukungnya adalah kualitas air yang meliputi suhu, kedalaman, kecepatan arus, kecerahan, O2 terlarut, CO2 bebas, dan pH.

2. Cara Kerja

1). Pengambilan sampel ikan

Alat penangkapan dipersiapkan, ikan ditangkap menggunakan 3 jala tebar dengan 10 kali tebar di setiap stasiunnya, jaring dipasang pada sore hari pukul 15.00 dan diambil pada pagi hari pukul 05.00. Setelah ikan tertangkap, dihitung, dicatat jumlah ikan yang didapat, dan diawetkan beberapa ikan dengan menggunakan formalin.

2). Hubungan panjang dan berat (Effendie, 1997)

Hubungan panjang dan berat dengan cara diukur panjang ikan, dan ditimbang bobot Ikan. Hubungan panjang dan berat dihitung menggunakan rumus:

W = a x Lb Keterangan : W : Berat (gr) L : Panjang (cm)

a : Intersep (perpotongan kurva hubungan panjang dan berat dengan sumbu y

b

: Penduga pola pertumbuhan panjang dan berat.

Kemudian hitung nilai b (untuk mengetahui hubungan panjang dan berat)

LogW = a.b.L (a dan b konstan) Log w = log a + b log L

Dari persamaan tersebut dapat ditentukan nilai a, sedangkan W dan L sudah diketahui. Untuk mencari log a :

(5)

14

∑ ∑ Untuk mencari nilai b menggunakan rumus :

∑ ∑

setelah itu buat daftar yang tersusun dari nilai-nilai L, log L, W, log W, log L x log W, (log L)2.

Keterangan :

L : panjang ikan W : berat ikan

Hubungan panjang dan berat dapat dilihat dari nilai konstanta b menurut (Effendie, 1997) yaitu:

b = 3 disebut: pertumbuhan isometrik.

b > 3 disebut: pertumbuhan allometrik positif. b < 3 disebut: pertumbuhan allometrik negatif.

3). Rasio Kelamin

Jenis kelamin ikan ditentukan berdasarkan hasil tangkapan. Pembedahan dengan melihat gonad untuk membedakan jantan dan betina. Perbandingan antara jantan dan betina menggunakan Perhitungan rasio Kelamin berdasarkan (Effendie, 1997) berikut : Rasio Kelamin = Jumlah Betina X 100%

Jumlah Jantan

4). Indeks Kematangan Gonad (IKG)

Indeks kematangan Gonad (IKG) dilakukan dengan cara membedah ikan, kemudian mengambil gonad yang akan diamati indeks kematangannya. Gonad dari dalam tubuh ikan diambil kemudian ditimbang. Indeks Kematangan Gonad ditentukan dengan perhitungan berdasarkan (Effendie, 1997) berikut :

IKG = BG X 100% BT

(6)

15 Kerterangan :

IKG : Indeks Kematangan Gonad Bg : Berat gonad

Bt : Berat tubuh

5). Fekunditas

Fekunditas menggunakan metode volumetrik, fekunditas dilakukan dengan cara ikan dimatikan dan diukur panjang dan beratnya. Kemudian dilakukan pembedahan dengan hati-hati agar gonad tidak rusak, setelah gonad diambil dan dikeringkan dengan kertas penghisap kemudian volume seluruh telur diukur dengan teknik pemindahan air menggunakan gelas ukur. Setelah itu gonad dikeringkan kemudian diambil sebagian telur dan diukur volumenya. Rumus fekunditas yang digunakan menurut (Effendie, 1997).

Fekunditas

Keterangan: F = Fekunditas

G = Volume gonad total N = Jumlah telur

Q = Volume gonad sebagian

6). Diameter telur

Gonad yang diambil sebagian disimpan pada botol film. Kemudian botol film diisi dengan larutan gilson sampai gonad terendam seluruhnya. Ambil sepuluh telur menggunakan tusuk gigi, letakkan di obyek glass, kemudian ukur diameter telur seluruhnya menggunakan mikrometer okuler. Catat hasil diameter sepuluh telur yang telah diambil.

7). Kualitas air

Pengambilan dan pengukuran sampel air meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, karbondioksida bebas dan kecerahan. Pengukuran kualitas air di perairan Waduk PB. Seodirman Banjarnegara. Parameter kualitas air yang diukur dalam penelitian meliputi:

(7)

16

Pengukuran suhu air dilakukan menggunakan termometer celcius yaitu dengan cara termometer dicelupkan ke dalam perairan secara vertical dengan kedalaman kurang dari 10 cm dari permukaan air dan dibiarkan selama 10 menit.

7. 2 Kecerahan (APHA, 2005)

Kecerahan diukur dengan menggunakan keping sechii yang diturunkan ke dalam badan perairan sampai pada kedalaman tertentu hingga keping sechii tepat hilang dari pandangan, diukur pula batas tepat tampak dari keping sechii pada badan perairan tersebut. Nilai kecerahan diperoleh dari selisih antara data tepat hilang dengan data tepat tampak dibagi dua.

Kecerahan = tepat hilang(a) + tepat terlihat (b)

2

7.3 Kedalaman

Kedalaman diukur menggunakan deep sounder yang dinyalakandan dihadapkan pada permukaan perairan di 9 stasiun kemudian nilai yang muncul dicatat dan dihitung hasilnya.

7.4 Kecepatan Arus

Kecepatan arus diukur menggunakan botol plastik berukuran 600 mL yang telah diikat dengan tali rafia dengan panjang10 meterdan diisi air 1/3 dari volume botol, kemudian dihanyutkan diatas permukaan perairan. Dicatatat waktu tempuh botol mengalir sepanjang tali raffia tersebut.

Rumus menghitung kecepatan arus : V = S/T Keterangan : V = Kecepatan Arus (m/s) S = Jarak (m) T = Waktu (s)

bio.unsoed.ac.id

(8)

17

7. 5 Derajat Keasaman (pH) (APHA, 2005)

Pengukuran pH air dilakukan dengan menggunakan kertas lakmus. Kertas lakmus dicelupkan ke dalam perairan sampai terjadi perubahan warna, setelah itu dicocokan dengan warna standar.

7. 6Oksigen Terlarut (O2 terlarut) (APHA, 2005)

Sampel air diambil dengan botol Winkler 250 mL, lalu ke dalamnya ditambahkan 1 mL larutan MnSO4 dan 1 mL larutan KOH-KI dengan bantuan pipet seukuran. Botol sampel tersebut ditutup dengan hati-hati agar udara tidak masuk ke dalam botol dan dihomogenkan minimal sebanyak 15 kali dan sesudahnya didiamkan ± 2 menit sampai terjadi endapan berwarna coklat. Untuk menghindari kontak dengan kulit menggunakan sarung tangan. Dimasukkan larutan H2SO4 pekat sebanyak 1 mL dengan bantuan pipet mohr. Botol ditutup kembali dengan hati-hati, dan dikocok sampai endapan larut dan berwarna coklat kekuningan. Larutan diambil sebanyak 100 mL dengan gelas ukur dan dimasukan ke dalam labu erlenmeyer. Ditambahkan indikator amilum sebanyak 10 tetes, kemudian dititrasi dengan larutan Na2S2O3 0,025 N sampai warna biru tepat hilang. Volume titrasi yang dipergunakan dicatat.

Rumus perhitungan adalah :

Kadar O2 terlarut = p q 8mg/L

100

1000

Keterangan

p = jumlah mL Na2S2O3 yang tercapai q = normalitas larutan Na2S2O3

8 = bobot setara O2

(9)

18

Sampel air diambil dengan botol Winkler 250 mL, kemudian diukur dengan gelas ukur sebanyak 100 mL dan dipindahkan ke dalam labu erlenmeyer. Setelah itu ke dalamnya ditambahkan 10 tetes indikator phenolpthalein (pp). Kemudian dititrasi dengan larutan Na2CO3 0,01 N sampai larutan berwarna merah jambu muda dan titrasi dilkakukan duplo. Rumus perhitungan sebagai berikut :

Kadar CO2 bebas =

p

q

22

mg/L

100

1000

Keterangan :

p = jumlah mL Na2CO3 yang terpakai q = normalitas larutan Na2CO3

22 = bobot setara

C. Metode Analisis

Analisis korelasi Rank Spearman (SPSS versi 16 for windows) digunakan untuk mengetahui korelasi kondisi perairan (fisik dan kimia) terhadap kelimpahan ikan di waduk P.B Soedirman

(10)

19

Persiapan peralatan

Mengukur kualitas air meliputi:

suhu, pH, Oksigen terlarut, Karbondioksida bebas, kecerahan, kedalaman, kecepatan arus

Pengambilan sampel ikan

Dihitung, dicatat jumlah ikan berdasarkan stasiun dan beberapa ikan diawetkan dengan menggunakan formalin

Diukur panjang dan berat ikan

Pembedahan ikan

Memisahkan ikan betina dan jantan untuk mengetahui rasio kelamin

Gonad diambil untuk mengetahui indeks kematangan gonad

Gonad betina diambil untuk mengetahui fekunditas

Gonad yang matang diambil telur nya untuk sebagian dihitung jumlah telurnya dan beberapa diawetkan dengan larutan gilson

Telur yang diawetkan dikur diameter telurnya

3. Bagan Alir penelitian

Gambar

Gambar  3.1  Peta  Kabupaten  Banjarnegara.  Sumber  :  BAPPEDA  Banjarnegara  (2011)

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat partisipasi sekolah jenjang SD/MI dapat dilihat dari tiga indikator, yaitu Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni (APM), dan Angka

Masalah dalam penelitian ini masih terlihat kurang bersih dalam menjaga kebersihan lingkungan kampus seperti kebersihan ruang belajar masih terlihat kursi dan

Artinya Ho ditolak, yaitu tidak ada perbedaan antara penilaian terhadap realita dengan harapan dari pemohon pembuatan paspor, terkait aspek tangible dalam

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa faktor-faktor yang menjadi penghambat pengembangan industri tas adalah faktor kualitas sumber daya manusia (SDM), media

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul : PARAMETER STANDARISASI SIMPLISIA DAUN KITOLOD (Laurentia longiflora (L.) Endl)

Grafik hubungan antara panjang de- ngan volume dari beras varietas Be. ngawan

Dari hasil analisis data yang dapat dilihat pada tabel hasil uji korelasi product moment di atas, menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan pada 53 subjek dengan

Untuk memahami cara matematis ini adalah dengan memahami distribusi normal dari suatu kurva distribusi frekuensi yaitu kurva hasil pengeplotan ukuran butir