BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan akan tatanan dan tuntutan hukum di dalam masyarakat memberikan akibat dari perkembangan hukum itu sendiri, termasuk halnya di bidang perkembangan sarana hiburan melalui layar kaca (televisi). Televisi sebagai suatu media penyebaran informasi dan juga hiburan bagi mayarakat luas pada dasarnya memiliki aspek-aspek pembentuk tatanan sosial kemasyarakatan, prilaku, dan juga wadah bagi pengembangan sarana komunikasi. Pelaksanaan penyiaran perlu dikuasai negara sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 1 Angka (14) Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran yang menyebutkan “Izin penyelenggaraan penyiaran adalah hak yang diberikan oleh negara kepada lembaga penyiaran untuk menyelenggarakan penyiaran”. Selanjutnya dalam Pasal 13 ayat (1) undang-undang yang sama menyebutkan bahwa “Jasa penyiaran terdiri atas :
1. Jasa penyiaran radio dan, 2. Jasa penyiaran televisi.
Salah satu perkembangan dunia penyiaran yang sangat menonjol sekali adalah jasa penyiaran televisi. Hal ini ditandai dengan banyaknya lembaga penyiaran swasta berkembang baik secara nasional dan lokal. Selain lembaga-lembaga penyiaran swasta tersebut turut pula meramaikan pasar jasa penyiaran televisi adalah televisi berbayar satelit atau lebih dikenal dengan istilah televisi kabel.
Ada dua perusahaan terkemuka yang melakukan operasionalnya di Indonesia dalam hal jasa penyiaran televisi kabel ini yaitu Indovision dan Astro (PT. Direct Vision), dan yang terakhir adalah Telkom Vision. Suatu watak yang ditemukan dalam hal jasa penyiaran televisi kabel ini adalah tawaran acara yang disuguhkan sedemikian menariknya melalui beberapa channel pilihan yang ditawarkan kepada masyarakat. Masing-masing channel tersebut memiliki disiplin yang tinggi terhadap siaran yang dilakukannya. Misalnya Planet Animal sebagai salah satu channel yang terdapat dalam televisi kabel untuk siarannya selama 24 jam menawarkan siaran keanekaragaman hewan. Channel HBO dan Cinemax adalah channel-channel yang menawarkan hiburan film selama 24 jam, demikian juga dengan channel-channel lainnya, Music
ini pada dasarnya sangat berhubungan sekali pemirsanya. Dalam keadaan ini maka dapat dipahami suatu kenyataan jika ingin menyaksikan siaran televisi berlangganan masyarakat harus membayarnya. Hal ini berlainan dengan jasa penyiaran televisi komersial swasta seperti RCTI, SCTV dan lain sebagainya yang dapat disaksikan tanpa adanya pembayaran dari pemirsanya.
Ditemukan suatu kenyataan dalam praktek jasa penyiaran televisi kabel yaitu adanya perjanjian antara perusahaan penyiaran tersebut dengan pemirsanya. Perjanjian tersebut pada dasarnya meliputi jenis-jenis channel yang dapat direspon oleh televisi di rumah pemirsa, besarnya biaya tagihan atas chanel yang direspon oleh pemirsa serta tata cara pelaksanaan pembayaran dan juga akibat hukum jika pemirsanya tidak melakukan kewajibannya.
Perjanjian berlangganan multimedia televisi berbayar satelit memberikan syarat kepada calon pelanggannya untuk memberlakukan perjanjian tersebut selama setahun. Jika pelanggan berkeinginan membatalkan perjanjian dan usia perjanjian belum mencapai usia setahun maka pelanggan tersebut dapat dikenakan pinalti berupa pembayaran denda kepada perusahaan jasa penyiaran televisi berlangganan berbayar satelit.
Keadaan prasyarat perjanjian berlanggaran televisi di atas memberikan kondisi bahwa konsumen tetap memiliki nilai tawar yang rendah terhadap perilaku pasar (pengusaha), padahal di sisi lain untuk syahnya suatu perjanjian maka asas konsensualitas harus dipenuhi dimana pada asas tersebut keadaan-keadaan atau klausula-klausula yang diadakan oleh konsumen keadaannya harus setaraf dengan klausula yang ditawarkan pengusaha. Untuk hal yang demikian maka dalam keadaan ini penulis ingin mengulas masalah perjanjian berlangganan televisi ini khususnya terhadap klausula-klausula yang terdapat dalam perjanjian itu sendiri.
Masalah lainnya yang dapat dilihat dalam praktek penyiaran televisi ini yaitu soal sosial dan budaya. Televisi berlangganan pada dasarnya adalah lembaga penyiaran swasta yang terdiri dari beberapa channel. Channel tersebut biasanya dikelola oleh Lembaga Penyiaran Asing yang tidak berkedudukan di Indonesia dan melakukan siaran sesuai dengan kondisi negara dimana lembaga penyiaran tersebut berada. Jadi ada beberapa acaranya yang kurang sesuai dengan adat ketimuran dan juga nilai sopan santun bangsa Indonesia. Penulis dalam hal ini ingin melihat kondisi tersebut dihubungkan dengan kewenangan Komisi Penyiaran Nasional khususnya dalam memfungsikan televisi sebagai sarana hiburan dan informasi yang memiliki jiwa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Setiap pelaksanaan penelitian penting diuraikan permasalahan karena dengan hal yang demikian dapat diketahui pembatasan dari pelaksanaan penelitian dan juga pembahasan yang akan dilakukan.
1. Bagaimana pengaturan multimedia televisi berbayar satelit dalam hukum komunikasi di Indonesia
2. Bagaimana karakteristik/ciri perjanjian berlangganan multimedia televisi berbayar satelit menurut hukum perjanjian
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penelitian dalam skripsi ini adalah untuk :
1. Untuk mengetahui pengaturan multimedia televisi berbayar satelit dalam hukum komunikasi di indonesia.
2. Untuk mengetahui karakteristik/ciri perjanjian berlangganan multimedia televisi berbayar satelit menurut hukum perjanjian
D. Manfaat Penuisan
Sedangkan yang menjadi faedah penelitian dalam hal ini adalah :
1. Secara teoritis untuk menambah literatur tentang perkembangan hukum itu sendiri khususnya dalam kaitannya dengan lembaga penyiaran televisi. 2. Melalui tulisan ini juga diharapkan kepada masyarakat dapat mengambil
hak-hak masyarakat dalam hal mendapatkan pelayanan hiburan maupun informasi melalui televisi berlangganan berbayar satelit.
E. Metode Penelitian
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data penelitian ini adalah data sekunder yang bersumber dari : a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum berupa
ketentuan-ketentuan tentang perjanjian berlangganan multimedia televisi berbasis satelit.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer berupa buku-buku bacaan, hasil karya ilmiah para sarjana dan hasil penelitian yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
2. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan studi keperpustakaan (library Research) untuk memperoleh data sekunder berupa buku-buku bacaan hasil karya ilmiah para sarjana.
3. Analisis Data
Data sekunder yang diperoleh disusun secara sistematis dan kemudian substansinya di analisa secara yuridis untuk memperoleh gambaran mengenai pokok permasalahan.
F. Keaslian Penulisan
Adapun penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Yuridis Terhadap Perjanjian Berlangganan Multimedia Televisi Berbayar Satelit” ini merupakan luapan dari hasil pemikiran penulis sendiri. Penulisan skripsi yang bertemakan mengenai pertelevisian memang sudah cukup banyak diangkat dan dibahas, namun skripsi dengan kaitannya dengan berbayar satelit ini belum pernah ditulis sebagai skripsi. Dan penulisan skripsi ini tidak sama dengan penulisan skripsi lainnya. Sehingga penulisan skripsi ini masih asli serta dapat dipertanggungjawabkan secara moral dan akademik.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan ini dibagi dalam beberapa Bab, dimana dalam bab terdiri dari unit-unit bab demi bab. Adapun sistematika penulisan ini dibuat dalam bentuk uraian:
BAB I. PENDAHULUAN
Dalam Bab ini akan diuraikan tentang uraian umum seperti penelitian pada umumnya yaitu, Latar Belakang, Permasalahan, Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Metode Penelitian, Keaslian Penulisan serta Sistematika Penulisan.
BAB II. PERJANJIAN DAN AKIBAT HUKUMNYA
Pengertian Perjanjian, Syarat Sahnya Suatu Perjanjian, Jenis-Jenis Perjanjian serta Akibat Hukum Dari Perjanjian.
BAB III. SIARAN TELEVISI MULTIMEDIA BERBASIS SATELIT Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan tentang Siaran Televisi Multimedia Berbasis Satelit, yaitu keterangan-keterangan tentang: Pengertian dan Fungsi Televisi, Sejarah Pertelevisian Indonesia, Televisi Berbayar Satelit serta Pengaturan Multimedia Televisi Berbayar Satelit Dalam Hukum Komunikasi di Indonesia. BAB IV. PERJANJIAN BERLANGGANAN MULTIMEDIA TELEVISI
BERBAYAR SATELIT
Dalam bagian ini akan diuraikan pembahasan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan suatu perjanjian berlangganan multimedia televisi berbayar satelit, yaitu: Karakteristik /Ciri Perjanjian Berlangganan Multimedia Televisi Berbayar Satelit Menurut Hukum Perjanjian, Penyelesaian Perselisihan Bila Terjadi Wanprestasi Dalam Perjanjian Berlangganan Multimedia Televisi Berbayar Satelit serta Berakhirnya Perjanjian Berlangganan Multimedia Televisi Berbayar satelit
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini adalah bab penutup, yang merupakan bab terakhir dimana akan diberikan kesimpulan dan saran.