ffi@
Rabu, 7 Nopember
2018
Proqram
Pascasariana
DAFTAR
ISI
Mendesain
Kurikulum
4G: Metoda Praktis dan Bermanfaat UntukMengembangkan Pemikiran Secara
Kreatif
danKritis
... I'
Karl
Tan Beng SanMernenuhi Kebutuhan Sumber Daya Manusia Unggul
di
Era RevolusiIndustri 4.0
Melalui
PendidikanKarakter
...7
E. Handayoni Tyas
Q-uo Vadis Pendidikan Indonesia? Sebuah Catatan
Kritis
Terkait KondisiPendidikan di Era Revolusi Industri
4.0
...
... 15Adrianus
Nara
:Efektivitas
Kurikulum
2013 Bagi Sekolah Menengah Kejuruan danTantangan Revolusi Industri
4.0
...
...27
NovitaMerdriana
TantriGadget dan Internet dalam Dunia Anak Usia
Dini:
Keuntungan AtauAncaman?
... 39Sylvia
Kristanti
KartonoPeningkatan Kompetensi Guru dalam Optimalisasi Kualitas Lulusan
Sekolah Menengah
Kejuruan
... 51Lusia
WiwiManalu
UpayaPemerintah dan Re- Orientasi
MSDM di
Era Revolusi Industri4.0
... 59Herlina
Implementasi dan Penegakan Hukum
di
Era Revolusi Industri4.0
... 69 JohnPieris
Implementasi Penegakan Hukum
di
Era Revolusi Industri4.0
... 79 Sabungan SibaraniImplementasi dan Penegakan Hukum
di
Era Revolusi lndustri4.0
... ... 87 YapiterMarpi
Sikap dan Strategi Lembaga-Lembaga Pendidikan Kristen Menghad api
Era
Revolusi lndustri
4.0
...
... 97Jan S.
Aritonang
Pendidikan Kristen
di
MasyarakatUrban
....
107Elia
TambunanKurikulum
Pendidikan Agama Kristen yangAdaptif
danAntisipatif di
EraRevolusi
Indushi 4.0
...
...
123Mariani Harmadi
MEMENUHI KEBUTUHAN
SUMBER
DAYA
MANUSIA UNGGUL DI ERA
REVOLUSI INDUSTRI
4.0MELALUI
PENDIDIKAN KARAKTER
E. Handayani Tyas
Universitas Kristen Indonesia tyasyes@gmail.com
Atrstrak
Manusia yang hidup
di
abad2I
ini
sudah berada di Era RevolusiIndustri
4.0.Segalanya sudah berubah, terutdma
pola
pikir
dan tindak harus serba
cepat dantepat.
Melalui
pendidikan
yang baik dan
benarpasti
akan
dihasilkan
manusia-m.anusia
yang
berakhlakmulia
dan berbudipekerti luhur.
Pendidikan knrakter saatini
hanya
dikemas
dan
disajikan
di
dalam
kelas, diajarkan
di
kelas,
la.trang keteladonan,lalu
diuji
dan kemudian dinyatalcan luius, selanjutnya dianggap selesai.Pendidikan karakter
tidak
hanya dilalatkan oleh seorangguru,
melainkan orang tuajuga,
karena
pendidikan
itu
dimulai
sejak
bakal
manusia
masih
berada
dalamkandungan
ibu
dan
berlangsung sepanjang
hayat. Tt{uan penulisan
ini
untuk menguraikandan
menjelaskan begitu pentingnyapendidikan karakter
bagi
setiappeserta didik
yang
harusdimulai
sejak usiadini.
Karctkter adalah keutuhan seluruhperilaku
hasil pengaruhfaktor
endogen (genetik) danfaktor
eksogen,yang terpatri
dalamdiri
yang
membedakanindividu
atau kelompok individuyang
satudari yang
laiinya.
Metodeperrulisan
ini
menggunakankajian
pustaka,jurnal
ilmiah
yar,g berkaitan langsung dengan topikpenelitian
ini
dengan pendekatan deskriptif teoretik.Karaher baik
dimanifestasikandalam
kebiasaanbaik
dan kebajiken
dalatt
hidupsehari-hari,
seperti:pikiran
baik, hati
baik, dan tingkah lalcu baik.Karakter
bersifut memancardari
dalam
(inside-out), dalam
arti,
bahwa
kebiasaanbaik
dilalatkan bukan ataspermintaan, atau
tekanandari
orang
lain,
namun atas kesadarqn dank-emauan sendiri.
Karalder
adalah sesuatuyang terlihat,
merupakan bentuk perilala,tkonkret, atau
penerapan
dari
moral.
Kepada seluruh
peserta
didik
hendalcnyadiajarkqn
untuk menjadi generasi yangjujur,
disiplin,
bertanggungiawab,
mandiri,cendikia, inovatif dan antisipatif,
Seorang
individu harus
mengetahui,memiliki
keinginan,
dan
melakukanhal yang baik agar tercipta
kebiasaan(habit) baik di
pikiran,
di
hati,
dan
di perilaku.
Temuandari
tulisan
ini
bahwa
untuk memenuhikebutuhan
SDM unggul
di
Era
RevolusiIndustri 4.0 di
Indonesiaperlu
diajarkanlewat pendidikan karakter, baik secaraformal,
nonformal
daninformal.
Kata
Kunci:
sumber daya manusia unggul, pendidikan karakter, pendidik, Pesertadidik,
era revolusi industri 4.0Pendahuluan
Pendidikan
karakter
tidak
hanyadikemas dan
disajikan
di
dalam kelas,diajarkan
di
kelas,
lalu diuji
dankemudian dinyatakan
lulus,
selanjutnyadianggap selesai.
Apakah
hasilnya8 | Prosiding Seminar Nasional dan Call
for
PapersrJKl
sudah
berubah? Jawaban
pastinyaadalah'belum!'
Pendidikan
karakterj.rga
tidak
hanya dilakukan
olehseorang guru. Pendidikan karakter perlu
niat
-
minat
-
komitmen
-
keteladananyafig
berbasis kompetensi,
sertamotivasi intemal
dan
eksternal
dariseorang
pendidik
yafig
benar-benarmampu
'menggarami'
dan
menjadi'virus';
menciptakan'atmosfer'
yangmendukung
(kondusif;, banyak
peranafektif
dan psikomotcrik
di
samping ranahkognitif.
Dalam rangka
memenuhikebutuhan
Sumber
Daya
Manusia(SDM)
unggul
untuk
menjawab tantangan era revolusi industri 4.0, yangpertama
dan
utama harus
dibangunadalah
ranah pendidikan
dan
segala sesuatu yangberkaitan
dengan urusan pen<iidikan pasti tidak hanya tugas gurudi
sekolahmelainkan
juga
kewajiban para orang tuadi
rumah.Antara
orallgtua
dan guru hendaknyaterjadi
sinergiyang
solid,jika
generasi penerus yangakan
datanghendak
menjadi
unggul,kompetitif
namun tetap
kooperatif
(tocompete
and to
corporate)
agarIndonesia
mampu
mensejajarkan
diri
dengan bangsa-bangsalain
di
kancahinternasionai. Bangsa yang
maju
haruspintar,
cerdas,jujur
dan sehat sehinggapendidikan
karakter
mutlak
ada
didalam dan
di
antararanah
kognitif
-afektif
- psikomotorik.Dukungan pembelajaran
seperti,kejujuran, disiplin, komitmen, tanggung
jawab, dapat
dipercaya
harus
di internalisasikan dan harusdi
habit kan
ke
dalam setiapdiri
individu
di
semualini.
Kebiasaan melakukan:tegur
sapa,sen)rum, anggukan
kepala,
dan
semuanilai-nilai
kebaikan-ketulusan-kepedulian, merupakafl
'core'
sebuahinstitusi
pendidikan,
mulai
dariPendidikan
Anak
Usia
Dini
(PAUD)sampai dengan Pendidikan
Tinggi.
Merubah
pola
pikir
(mind
set) seseorangpasti
tidak
mudah,
karenasetiap manusia tercipta unik dan tak ada
satupun
yang persis
sama
sekalipunanak kembar,
bangsa Indonesia (yang sudah 73 tahun merdeka) masih merasaperlu
memperbaiki keadaan kehidupanberbangsa
dan
bernegara
denganPendidikan
Karakter.
Setiap
pendidiksangat
menyadari bahwa
pendidikankarakter tidak bisa
instan,
melainkanperlu
sebuah proses
panjang
danpe{uangan
yang gtgrh
untukmenumbuhkemb angkannya !
Pembahasan
Dalam
kehidupan
sehari-harisering
kita
mendengaristilah
karakter.Ada
yang menyebutnya sebagai watakatau perangai, yang
lain
menamainya denganistilah
budi
pekerti.
Ada
pula yang menggunakan sebutan akhlak danuntuk
yangbaik
disebut akhlak mulia.Penggunaan
kata
karakter,
memarlg sering dipakai secara bergantian denganwatak, sikap,
sifat,perilaku
dan seringpula
dikaitkan
dengan
etika,
moral, kebiasaan-kebiasaanseseorang,
atau pembawaan seseorang.Secara singkat
dapatdikemukakan bahwa
istilah
karaktermengandung
arti
sifat-sifat
ataukebiasaan-kebiasaan
dalam
diri
dankehidupan seseorang yang sudah begitu
tertanam serta berurat berakar,
sertatelah menjadi
ciri
khas
diri.
Watak
-sifat
-
kebiasaanitu
tetapmenjadi
ciri
khas
diri
seseorang, apakah pada waktudilihat
oranglain
ataupuntidak,
apakahpada
waktu
seseorangitu
menjalankantugas tertentu
ataupun
tidak,
ia'melekat'
dan
terbawa
kemanapun seseorangitu
berada.The
Webster"s
Dictionarymenerangkan
pengertian
watak
ataucharacter
sebagai:
'The
aggregatefeatures
and traits
that from
theapparent individual nature
of
someperson
or
thing;
moral
or
ethicalquality;
qualities
of
honesty;
courage;Memenuhi Kebutuhan Sumber Daya Manusia Unggul
...
| 9of
the
qualities
or
peculiarities
of
aperson
or
thing'.
Bandingkan
denganThe
New
Internaiional
Webster'sStudent
Dictionary
of
the
EnglishLanguage
(1996 ed.)
yang mengemukakanistilah
karakter
berartitanda (mark) atau cap (stamp). (Yunani:
character); karakter berarti kualitas atau kebiasaan yang membedakan seseorang
dari orang lainnya.
Sebagai pertandingan,
Ensiklopedia Pendidikan
mencatatbahwa watak
adalrah'struktur
rohaniyang
tampak
pada
kelakuan
danperbuatan,
dan
terbentuk
karena pembawaan dan pengaruh lingkungan'.Dalam
terjemahan bebaswatak
berartikeseluruhan
ciri-ciri dan
kebiasaanyang
membentuk
sifat
dari
seseorangatau
sesuatu;kualitas
moral
atau
etis;kualitas kejujuran;
keberanian; intepgitas; reputasi yangbaik;
gambarankualitas
atau keunikan
dari
seseorang atau sesuatu.Ensiklopedia Indonesia menyatakan bahwa karakter merupakan
'keseluruhan
dari
segala
macam perasaan dan kemauan yang menampakkeluar
sebagai kebiasaan
pada
carabereaksi terhadap dunia
luar,
dan padaideal-ideal
yang
diidam-idamkan'.Karakter
merupakan pancaran
darikeadaan
batin
seseorangyang
tampakdalam
bentuk
perilaku
sehari-hariterkait
dengan
diri
sendiri,
dengan oranglain
dan dengan lingkungan alam.Karakter
memengaruhi
pertimbangandan
pengambilan keputusan
etis
danmoral.
Sebagai perbandingan,
menurutEnsiklopedia Pendidikan,
watak
adalah'struktur rohani yang
tampak
padakelakuan dan perbuatan, dan terbentuk
karena
pembawaarr'. 'Yfrhenwealth
islost, nothing is lost; when health is lost,
something
is
lost;
when character
islost,
everythingis
lost'.
Tanpa karakteryang
baik,
manusia kehilangansegala-galanya, termasuk kehilangan
sifatmulia
kemanusiaannya.Karakter
baik
merupakan persyaratan
agarkompetensi
yang dimiliki
oleh seseorangdipakai
secara
bijaksana.Kompetensi
hanya
akan
menjadi kekayaan dan membawa manfaat bagiorang
banyak
apabila
kompetensitersebut
disertai
dengankarakter
yangbaik
dan benar. Sebaliknya, orang yangberkompetensi
tinggi
namunkaraktemya
tidak
baik
dan
benarcenderung akan
memakaikompetensinya
untuk
hal-hal
yang merugikan masyarakat.Tidak
adaistilah
terlambat guna pembentukan karakter. Memang, untukmelakukan
perubahan
karakter
bagiorang
dewasa, dibutuhkan
sekianbanyak
hal,
namun
tidak
demikianhalnya dengan kanak-kanak dan remaja.
Bagi
mereka dibutuhkan antara
lain,pengetahuan
tentang
nilai,
adanyalingkungan
yang
kondusif,
pelatihandan
pembiasaan,
persepsi
terhadap pengalaman hidup; karenanyadidik
danlatihlah mereka seiak usia
dini!
Umur
0-
8
tahun biasa disebutusia
emas (thegolden age), karena berbagai
'jendela kesempatan'(windows
of
opportunity)muncul karena berkembangnya otak.
Proses
pembentukan
karakter pada sesorang dipengaruhioleh
faktor-faktor
yangkhas yang
ada pada orang yang bersangkutan, seringjuga
disebutfaktor bawaan atau
faktor
endogen ataunature dan
oleh faktor
lingkungan atau eksogen ataunurture.
Antara keduanyaada
interaksi: manusia
yang
dapatmengubah/membentuk
budayalingkungan,
tetapi
lingkungan
juga
dapat membentuk karakter manusia.
Hal
tersebut terutama
tumbuhdalam perilaku keteladanan yang secara tidak sengaja merasuk dalam kehidupan
kejiwaan
seseorang
dan
dialaminyadalam lingkungan dekat,
rumah
dansekolah. Sekolah
adalah
tempatpersemaian
dan
tanah subur
bag,10 | Prosiding Seminar Nasional dan Catlfor PapersIJKI
orang
tua
di
rumah
adalahvital
bagiputra-putrinya,
unsur
keteladanan sangat besar pengaruhnya.Cara
(metodologi)
membinakarakter
tidak
dapat
lagr
dilakukanmelalui
hafalan,
dogma
atauindoktrinasi,
namun
harus
lebihmemperhatikan
perilaku
yang
taklangsung
dapat
diamati
dan
bersifatintrinsik.
Pendidikanyang
berorientasipada
pengembangan
karakterhendaknya
memandangpeserta
didik
sebagai
bibit-bibit
yang punya
potensikeunggulan
yang
beragam
atau berbeda-beda. Mereka bukanbibit
yangseragam
atau
sejenis,
mereka
terdiri
dari
perbedaan
individu yang
satudengan
yang
lainnya
dan harus diakuisebagai sumber potensi kreatifnya.
Agama memberi perhatian
yangsangat
besar
kepada
pembentukankarakter, karena menurut
pandanganagama
karakter
dapat
dibentuk
sejakdini,
perhatiannyapun
dalam
hal
ini
diarahkan sejakdini,
bahkan
ada yangberpendapat sejak
janin
masihdi
dalamkandungan
ibu.
Situasi
kejiwaan
ibu-bapak pada
saat
pembuahan, kondisikejiwaan
ibu
sepanjang
masakehamilan, doa
orangtua,
di
sarnpinggSzi makanan
ibu
dapat memengaruhikepribadian
anak.
Demikian
jugayang diperlukan
di
era revolusiindustri
4.0,
sehinggakelak
pesertadidiknya
siap melaju,
tangguh,
dan unggul
di
pelbagai bidang.
Pendidikan karakter memerlukan
langkah-langkah membangun
watakmulia. Adapun
yang dimaksud denganwatak
mulia,
antara
lain
adalah:
1)Kobarkan spiritualitas
diri
(cahayamurni)
dengan
mendekatkan
hatikepada
Ilahi
dan selahr mengingat akankebesaran-Nya;
2)
Tetapkanvisi-misi
hidup
selaras dengan hukum universal;3)
Sadari
tanggung
jawab
setiaptindakan,
bukan
hanya kepada sesama manusia tetapi kepadaAllah;
4) Bangun ketangguhanpribadi
(perilaku) melaluipenguasaan
diri
(sadar-
atur-
motivasidiri);
5)
Bangun
ketangguhan sosialmelalui hubungan yang didasarkan pada
prinsip-prinsip universal;
6)
Peliharakeselarasan
dengan
hukum
alam(harmoni dengan alam).
Karakter adalah keutuhan seluruh
perilaku
psikis hasil
pengaruh
faktorendogen
(genetik)
danfaktor
eksogen.Yang
terpatri
dalam
diri
danmembedakan
individu
atau
kelompokindividu yang
satu
dari
yang
lainnya,serta menjadi
determinan
periiakuseseorang
dalam
penyesuaiannyadengan lingkungan.
Karakter
baik
dimanifestasikan dalam kebiasaanbaik
dan kebajikan dalam
hidup
sehari-hari,seperti:
pikiran baik,
hati baik,
dantingkah
laku baik.
Karakter
bersifatmemancar
dari
dalam
(inside-out),dalam
arti,
bahwa
kebiasaan
baik
dilakukanbukan
ataspermintaan,
atautekanan
dari
orang
lain,
namun
ataskesadaran
dan
kemauan
sendiri.Karakter
adalah sesuatuyang
terlihat,merupakan
bentuk perilaku
konkretatau
penerapandari moral.
Sifat-sifatbaik
yang
mendasari
moral
disebut sebagai karakter saat diwujudkan dalam bentuk perilaku yang sesuai moral.Seorang individu
harusmengetahui,
memiliki
keinginan,
dankedekatan
ibu-bapak
sejakkelahirannya, suasana kehidupan rumah tangga serta lingkungan sosial pada saat
kanak-kanak
dan
remaja, serta
unsurketeladanan,
semuanya
mempunyaiandil
besar dalam
pembentukankarakter seseorang.
Karakter terbentuk
rnelaluiperjalanan
hidup
seseorang.
Iadibangun
oleh
pengetahuan
danpengalaman, serta
penilaian
terhadap pengalaman ttu.Human
Character qndBehaviour adalah
salah
satu
caramembentuk
pribadi
unggul. Pendidikankarakter penting,
namun
yang
tidak kalah pentingnya adalahpendidik
yangMemenuhi Kebutuhan SunrberDayaManusia Unggul
...
It,
melakukanhal
yangbaik
agar terciptakebiasaan
(habit)
baik
di
pikiran,
di
hati, dan di
perilaku.
Adapun komponen dari karakter baik adalah: (1)Moral
Knowing; (2)
Moral
Reasoning;(3)
Moral
Feeling; {4) Moral
Action. Pembentukanwatak
berdasarkanlima
sikap dasar, yaitu:
jrrj*,
terbuka, beranimengambil
risiko,
komitrnen dan
mauberbagi
merupakan upaya membentukseseorang
menjadi
profesional,bermoral,
dan
berkarakter,.ini
akanberhasil
jika
dimulai dari
diri
sendiri,dalarn keluarga
(sebagai
sel
inti
komunitas bangsa) dan akhirnya dalam masyarakat bangsa.Jati
diri
yang
kuat
hanya
bisaterbentuk
kalau
seseorang membangunkarakter
-
watak
-
jiwa
yang tangguh,yang di
dalamnya
terkandungkonsistensi,
integritas
dan
dedikasi,loyalitas
dankomitmen
secara vertikal(dengan Sang
Khalik,
Tuhan
YangMaha
Esa) maupun
secara horizontal(dengan
sesama, rnasyarakat,
negaradan
bangsa).
LIntuk
itu
dibutuhkan komitmen, ketekunan, keuletan, proses,metode, waktu, dan yang
terpenting adalah keteladanan, sehingga dapatlahdikatakan
bahwa
pelajaran pendidikan karakterterbaik
ialahhidup
itu
sendiri,'bukan pembel aj aran intelektual.
.
Pelajaran pendidikan
karakterharuslah
melibatkan
semua
pihak;rumah
tangga
dan
keluarga;
sekolah;dan
lingkungan sekolah
lebih
luas(masyarakat). Pernbentukan
watak
danpendidikan karakter
tidak
akan berhasilselama
antara
ketiga
lingkunganpendidikan
(educational
networks)tidak ada
kesinambungan
danharmonisasi.
Diperlukan
adanyaperubahan mendasar
dan
konseptualterhadap susunan
standar-standarPendidikan
Nasional
yang
lebih
menekankan adanya tambahan Capaian
Pembelajaran
Lulusan
(CPL)
yang
meliputi
perubahan
dalam
hal paradigma pesertadidik,
caraberpikir
yang
lebih logis, dan
perilaku
yanglebih positif.
Secarakonseptual
CPL, khususnya standar lulusanbelum
dapatdijadikan dasar
kriteria
mencapai tujuansistem
pendidikan
nasional
seperti diamanatkan oleh undan g-undang.Adapun
CPL
baru era
revolusiindustri 4.0
mencakup:
(1) Pengetahuan;(2)
Sikap;(3) Paradigra;
(4)Logical
Thinking;(5)
Keterampilan;(6)
New
Behavior.
Sementara
yangsudah
dijadikan
standarluaran
hanyameliputi
pengetahuan,
sikap
danketerampilan
sehinggahal
ini
pemahdikhawatirkan
oleh
StephenR.
Covey,katanya:
'Apabila
kita
ingin
adaperubahan
yang dapat
merupakan'quantum
leap'
berubah
cepat
makabekerjalah menggunakan
paradigmadan bukan
berkutat
pada pengetahuan,sikap dan
keterampilan
saja'.Paradigma
penting,
paradigmamerupakan
cara
dan
daya
pandangseseorang
dalam
mendeskripsikan sesuatu dan dapatdiakui
bersama olehpeer
group.
Mengurutkan
standarlulusan
dengan
sikap
lebih
dahulu daripada pengetahuan pun perluditinjau
ulang
mengingat secara
konseptual sebagai dasar seseorang bersikap adalah pengetahuan.Membenahi SDM Indonesia harus
<iilakukan
secaraserius. Oleh
karenaitu,
strategi
perubahan
mutlak diperlukan. "Berubah atauMati!"
hanya adadua
pilihan, dan
sebagai manusiaterdidik tentu
kita
memilih
yang berubah,berubah
ke
arah yang
lebihbaik.
Strategi
perubahan
rneliputipendekatan:
(1)
Struktural; (2)Kultural;
(3)
Sosial;
(a)
Dari
Bawah;
(5)
DariDiri
Sendiri
(Personal);(6) Dari
yangMudah);
(7) Dari
yang
Kecil; (8)
Dari
Murah; (9) Terus-menerus; (10) Sistem;(11)
Rasional;
dan
(12) Politik
danEkonomi (Usman, 2009).
Sebagaimana
kita
ketahuibersama, bahwa
jika
harus
terjadi perubahanmaka ada
beberapa
sikap12 | Prosiding SeminarNasional dan
Callfor PapersllKl
manusia terhadap perubahan,
yangarahnya
negatif
antaralain
mangkiratau bolos, mogok
kerja,
menunfut,merengut
atau
berkeluh
kesah; sementara yang berubahke
arahpositif
antara
lain
bekerjalebih
keras. Semuasikap
tersebut adalahuntuk
memenuhitujuan
pribadinya.
Jelas
bahwatanggapan
orang-orang
terhadapperubahan
bisa
berbeda-beda
danberaneka
ragam
faktor
pribadi memainkan peranannya.Ada
manusiayang
tidak
senang dengan perubahandan
berusaha mernpertahankan statusquo,
dengan alasaningin
aman merasasudah mapan,
tidak mau
ambil
risiko,malas berpikir,
takut
gagal,
takut tampak bodoh, misinformasi, dan lain-lain se gudang alasan.Di
balik
semuaitu,
ada
faktor-faktor yang
menentukan keberhasilanperubahan.
Adapun faktor-faktor
yangmemengaruhi perubahan
yaitu
dariinternal
diri
sendiri dan
eksternaldiri
sendiri,
seperti:
(1)
Kemauan
yar,gkeras untuk berubah; (2) Kesamaan
visi
untuk berubah;(3)
Kebersamaan temansejawat
untuk
berubah;(4)
Kolaborasidalam
memecahkan
masalah;
(5)Komunikasi
yang efektif;
(6) Kesejahteraan;(7)
Kerjakan
sekarangjuga;
oleh
karenanya janganmenunda-nunda perubahan yang diniatkan untuk
berubah
ke
arah yan9
lebih
baik
(Usman,2009).Makna
pendidikan
adalahterjadinya
perubahan
perilaku
seseorang untuk
menjadibersangkutan 'menularkan'
keberadaannya
dalam
kehidupanbermasyarakat.
Dimulai
darilingkungan
terkecil
(keluarga), hendaklah keluargamenjadi 'school
of
love'
(sekolah
untuk kasih
sayang, karena keluarga adalah unit terkecil dari sebuah masyarakat); sedangkan sekolah adalah institusi yang menyelenggarakan proses pembelajaranyang
berorientasipada
nilai
(value-oriented
enterprise),karena
ia
merupakan
usaha
sengaja masyarakat manusiaunfuk
mengontrolpola perkembangannya.
Wirakartakusumah
dalam
Azhar(2009)
menyatakan
bahwa
untuk mencapai terselenggaranya pendidikanyang bermutu, diperlukan
paradigma baru dalam pendidikan yang difokuskan padaotonomi,
akuntabilitas, akreditasidan evaluasi. Sementara Sagala
(2013)
menyatakan,bahwa
mutu
lulusan
eratkaitannya dengan proses pembelajaran,
karena
belajar adalah
prosesmembangun
makna
dan
pemahaman,oleh si
pembelajar,
terhadappengalaman
informasi
yang
disaringdengan persepsi,
pikiran,
perasaan,jadi
belajar
dapat
dikatakan
sebagaimemproduksi gagasan.
Artinya
pesertadidik
mampu
menjelaskan
materipelajaran 1'ang sudah dipelajarinya
baik
dalam bentuk
tulisan
maupun
dalambentuk
presentase. Pesertadidik
juga
mampu
memproduksi
gagasannya dengan cara melakrrkan kegiatan belajaryang
kreatif, inovatif
dan produktif.Revolusi
industri
mengalamipuncaknya
saat
ini
dengan
lahirnya teknologidigital
yang berdampakmasif
terhadap
hidr:p
manusia
di
serluruhdunia.
Semua proses aktivitas manusiaterdorong
ke arah
otomatisasi,kehebatan
teknologi internet
tidak hanya menghubungkanjutaan
manusiadi
seluruh
dunia
tetapi
juga
telahmenjadi basis bagr
transaksiperdagangan
dan
transportasi
secara online.mandiri/bertanggung jawab,
berpengetahuan,
dan
bersikap
baik.Pendidikan
merupakansuatu
investasijangka panjang yang
akanmenghasilkan
sumber daya
terdidik
dengan kepala yang
terisi
pengetahuan,pemahaman, wawasan
dan
berbagaikemampuan,
tangan
terampil melakukan, serta berhati nurani, barulahpendidikan akan berarti/bermakna pada
Untuk
mengimbangi
kemajuan yang pesatitulah
diperlukan pendidikankarakter,
sehinggasetiap insan
WargaNegara Indbnesia mampu
dan
siapberlaga
di
kancah erarevolusi
industri4.0
denganberbekal kejujuran,
sikap,keterampilan,
karakter
baik,
watak terpuji, dan berparadigma berpikir cepatdan
bertindak
cepat
serta
pantang menyerah.Kesimpulan
Pada
akhirnya
perkenankanpenulis
menyampaikan
bahwa
perlumenumbuhkembangkan
pendidikankarakter disetiap institusi
pendidikanyang
ada
di
Indonesia,
mengingatbangsa
ini
harus
memiliki
arah yang
jelas
dalam
mewujudkan
tujuanpendidikan sesuai
bunyr
Pasal3
UU
Sisdiknas
No.
2012003:'Pendidikan
nasional berfungsi
mengembangkankemampuan
dan
membentuk
watakserta
peradaban
bangsa
yang
bermarlabat dalam rangka
mencerdaskan
kehidupan
bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi pese.rtadidik
agar menjadi
manusiayang beriman
dan
bertakwa
kepadaTuhan
Yang Maha
Esa,
berakhlakmulia,
sehat,berilmu,
cakap,
kreatif,mandiri,
dan
menjadi lvarga
negarayang
demokratis
serta
bertanggungjawab'.
Halini
tidak hanya memberikanharapan
(hope) tentang masa
depankepada
masyarakat,
tetapi
j*ga
mendorong rasa percaya diri (confident)
yang
kuat
atas
diri
seseorang. Olehkarena
itu
pendidikan
karakter
dankeberanian
untuk
berubah
sangatdibutuhkan
oleh
bangsaini,
sehingga Indonesia mampu memenuhi kebutuhanSDM unggul
di
era revolusi
industri4.0.
Apabila
kebutuhan
PendidikanKarakter
ini
lebih
dipahami
dandilakukan
oleh
pendidik
berkarakteryang
sanggup melakukan
tindakanperlakuan
denganlebih
terarah, makaMemenuhi Kebutuhan Sumber Daya Manusia Unggul
...
I,,
kemartabatan danjati diri
bangsa dalampembenfukan
karaktemya
akan senantiasa bertumbuh dan berkembangdengan
baik dan benar
demi kemaslahatan seluruhumat
manusia di bumiini.
Daftar
PustakaGill, W. D.
BecomingGood:
BuildingMoral
Character.Downer
Grove: Inter-Varsity Press, 2000.Linda
and fuchardE.
(1993). TeachingYour Children Values.
New
Your:Tcuchstone.
Sagala, S. (2013). Kemampuan Profesional
Guru
dan
Tenaga Kependidikan.Pemberdayaan
Guru,
TenagaKependidikan
dan
Masyarakatdalam
Manajemen
Sekolah. Bandung: Alfabeta.Sastrapratedja, M. (1993). Pendidikan
Nilai
dalam Pendidikan
Nilai
MemasukiTahun
2000.
Peny.
EM.
K.Kaswardi, Jakarta:
PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia.Semiarvan, C, R. (2010). Peran Pendidikan
Dalam
Pembangunan
KarakterBangsa. Konferensi Nasional dan
Worlahop Asosiasi
PsikologiPendidikan Indonesia.
)
Soedarsono, S. (2002). Character Building
Membentuk Watak, Jakarta: PT. Elex
Media Komputindo.
Ted, W. (1988).
Nilai
Hidup Dimulai dariKeluarga, Malang: Gandum Mas. IJsman,
H.
(2009).
Manajemen, Teori,Prahek, dan Riset Pendidikan, Edisi
3. Jakarta: PT Bumi Aksara. Surnber
lain:
Azhar.
(2009).Kondisi LPTK
SebagaiPencetak