• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN PARTIKEL -MI, -JI, DAN -PI DALAM TUTURAN BAHASA INDONESIA DIALEK MAKASSAR OLEH PENGGUNA FACEBOOK DI MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGGUNAAN PARTIKEL -MI, -JI, DAN -PI DALAM TUTURAN BAHASA INDONESIA DIALEK MAKASSAR OLEH PENGGUNA FACEBOOK DI MAKASSAR"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian guna Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

OLEH

NURUL SRI PUTRI 10533753013

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2017

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

vii

#Bersabar dalam berusaha

#Berusaha dengan tekun dan pantang menyerah

#Bersyukur atas apa yang diperoleh

PERSEMBAHAN

Aku persembahkan cinta dan sayangku kepada orang tuaku,

kakakku dan keponakanku yang telah menjadi motivasi dan

inspirasi tiada henti, memberikan dukungan dan doanya.

(7)

viii

Bahasa Indonesia Dialek Makassar oleh Pengguna Facebook di Makassar,

Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hambali dan Ratnawati.

Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dengan cara menganalisis kesalahan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna facebook di Makassar. Data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah penggunafacebookyang ada di Makassar.

Penggunaan partikel -mi, -ji,dan -pike dalam kalimat berbahasa Indonesia sebagai perwujudan interferensi bahasa. Sebagai temuan dalam perwujudan interferensi tersebut, diuraikan penggunaan masing-masing partikel dalam kalimat. Sebagai contoh, partikel -mi menginterfensi kalimat berita bahasa Indonesia dengan menggantikan kosakata bahasa Indonesia ‘sudah’ seperti pada kalimat “Hampirmi selesai.” Yang berarti ‘sudah hampir selesai.’. Pada interferensi ini, pola struktur kalimat bahasa daerah Makassar juga dianggap memiliki pengaruh terhadap munculnya penggunaan partikel tersebut.

Berdasarkan analisis data, dapat diketahui bahwa di antara ketiga jenis partikel yang digunakan yang paling dominan digunakan yaitu partikel–misekitar 40%dan-ji40% sedangkan partikel–pi20% tidak dominan digunakan.

(8)

ix

Allah Maha Pengasih dan Penyayang, demikian kata untuk mewakili atas karunia dan nikmat-Nya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada titik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa, dan rasio pada-Mu, Sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkah-Mu.

Salawat dan salam semoga tercurah kepada Sang Pemimpin yang patut kita teladani yakni Nabiyullah Muhammad saw. serta para sahabat dan keluarga yang patut kita jadikan sebagai uswatun hazanah dalam melaksanakan segala aktivitas demi kesejahteraan dan kemakmuran hidup dunia dan akhirat kelak.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu, penulis sangat berterima kasih kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Firman Kasau dengan ibunda Sunarti Anir yang ikhlas mendoakan, membesarkan, membimbing, dan mendidik serta memberikan dukungan moril dan materil hingga sekarang. Drs. Hambali, S.Pd.,M.Hum Pembimbing I dan Ratnawati, S.Pd.,M.Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya dengan penuh keikhlasan dalam memberikan arahan, bimbingan, motivasi, kritikan, dan saran yang sifatnya membangun hingga akhir penyusunan skripsi ini.

Ucapan terima kasih tiada henti dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E., M.M. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar, Erwin Akib, M.Pd., Ph.D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar, Dr.Munirah,M.Pd.

(9)

x

Sastra Indonesia Angkatan 2013 khususnya kelas H atas segala kebersamaan, motivasi, saran, dan bantuannya kepada penulis yang telah memberi cerita indah selama dalam perkuliahan. Berbagai rintangan kita lewati bersama menjadi catatan penting dalam hidup yang tak mampu terlupakan terkhusus teman dalam kebersamaan Yusriani Arifin, St. Karmila Kadir, Ade Sari Eka Ningsih. Ucapan terima kasih yang tidak terlupakan kepada sahabat SMA penulis yang selalu menjadi teman berbagi Annisa Ulil Ramadani, Lilis Sri Wahyuni, Nisma Niswaty, Erfiyanthi Amri, Bayu Sya Putri yang selalu meberikan motivasi dan dukungan.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama saran dan kritikan tersebut bersifat membangun karena penulis menyakini bahwa suatu persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberi manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.Amin

Makassar, Juni 2017

(10)

xi

SURAT PERNYATAAN ... v

SURAT PERJANJIAN ... vi

MOTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii KATA PENGANTAR... ix DAFTAR ISI... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7 C. Tujuan Penelitian ... 7 D. Manfaat Penilitian ... 7 1. Manfaat Teoretis ... 7 2. Manfaat Praktis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR... 8

A. Kajian Pustaka... 8

1. Penelitian yang Relevan... 8

2. Kata Tugas ... 10

3. Definisi Partilkel ... 11

4. Jenis-jenis Partikel ... 12

5. Tuturan Bahasa Indonesia... 15

6. Dialek ... 18

7. Media Sosial... 20

(11)

xii

B. Fokus Penelitian ... 27

C. Definisi Istilah ... 27

D. Desain Penelitian...28

E. Data dan Sumber Data...29

F.Instrumen Penelitian ...29

G. Teknik Pengumpulan Data...29

H. Analisis Data ...30

I. Teknik Analisis Data ...31

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN... 32

A. Penyajian Data ... 33

B. Pembahasan... 47

BAB V SIMPULAN DAN SARAN... 48

A. Simpulan ... 48

B. Saran... 50

DAFTAR PUSTAKA... 51 LAMPIRAN

(12)

1

Bahasa merupakan salah satu alat interaksi untuk menyampaikan buah pikiran kepada manusia lainnya. Bahasa merupakan lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat-alat ucap manusia. Bahasa sebagai alat komunikasi dan alat interaksi yang dimiliki oleh manusia. Kridalaksana dalam Hambali, 1993:21 mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lembaga bunyi yang arbiter yang digunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa bukan sekadar alat komunikasi yang digunakan manusia, bahasa juga merupakan simbol kebudayaan suatu masyarakat. Bahasa sebagai sarana komunikasi menjadi suatu pelengkap manusia dalam memenuhi hasrat kebudayaan demi kelangsungan hidup.

Chaer dan Agustina (1995:14) berpendapat bahwa fungsi utama bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Hal ini sejalan dengan Soeparno (1993:5) yang menyatakan bahwa fungsi umum bahasa adalah sebagai alat komunikasi sosial.

Kridalaksana (1993:4) mengartikan bahasa sebagai suatu sistem lambang arbitrer yang menggunakan masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri.

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 pasal 1 tentang pengembangan bahasa adalah upaya memoderenkan bahasa melalui pemerkayaan kosakata, pemantapan, dan pembakuan sistem bahasa, pengembangan sistem laras

(13)

bahasa, serta mengupayakan peningkatan fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa internasional.

Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2014 pasal 5 tentang bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional berfungsi sebagai jati diri bangsa, kebanggaan nasional, sarana pemersatu berbagai suku bangsa, dan sebagai sarana antardaerah dan antarbudaya daerah.

Dalam studi sosiolinguistik, bahasa tidak hanya dipahami sebagai sistem tanda saja, tetapi lebih dari itu juga dipandang sebagai sistem sosial dan sebagai bagian dari kebudayaan masyarakat tertentu.

Masyarakat sebagai penutur bahasa merupakan sekelompok manusia yang heterogen. Sebagai kumpulan manusia yang heterogen mereka mempunyai kegiatan interaksi sosial yang berbeda-beda. Keberagaman interaksi sosial itulah yang menyebabkan munculnya variasi bahasa. Berdasarkan faktor sosial situasi, muncul beragam bahasa dari kelompok-kelompok sosial tertentu yang dalam penggunaannya tercipta dari berbagai macam sandi atau kode yang rahasia dengan rumus yang beraneka ragam.

Di samping itu, pemakai bahasa juga dipengaruhi oleh faktor situasional yaitu, siapa pembicara, dengan siapa, kapan dan dengan ragam apa, serta mengenai masalah apa. Adanya berbagai variasi bahasa atau lebih tepatnya pemakaian bahasa itu bersifat aneka ragam. Dalam kehidupan bermasyarakat akan bermunculan berbagai macam kelompok-kelompok yang kemudian secara tidak langsung akan memunculkan bahasa yang khas dalam kelompok mereka.

(14)

Dengan keanekaragaman masyarakat tutur di Indonesia, maka bukan hal yang mustahil jika dalam suatu daerah terdiri atas dua atau lebih suku. Dengan demikian,maka tidak dipungkiri adanya suku yang berinteraksi secara intensif dan kemudian saling berakulturasi, yang pada akhirnya menghasilkan budaya campuran.

Seiring dengan perkembangan kedua budaya tersebut, masyarakat ini kemudian memiliki beberapa leksem serupa dan mirip, seperti pada kata manre

(Bugis), dannganre (Makassar) yang berarti ‘makan’. Pada akhirnya, ketika masa kemerdekaan, bahkan jauh lebih dini lagi, yakni 28 Oktober 1928, bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa Nasional sehingga beberapa suku dan kerajaan melebur ke dalam NKRI. Sebuah fenomena yang berdampak pada suku-suku di Sulawesi Selatan yang kemudian terpecah, suku-suku Mandar memisahkan diri dan membentuk provinsi baru, yaitu Sulawesi Barat, sedangkan Suku Luwu terpecah menjadi dua bagian yang terpisah.

Hingga saat ini, masyarakat sekitar tak mampu lagi melawan arus modernisasi, pola kehidupan masyarakat di beberapa bagian pedalaman di Sulawesi Selatan menjadi semakin konsumtif, termasuk ke dalam penggunaan bahasa sekitar yang memprioritaskan atau mengunggulkan bahasa Indonesia sebagai bahasa berprestise.

Sampai saat ini, penulis melihat penggunaan bahasa Indonesia ditemukan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat tersebut, seperti pada lingkup perkantoran hingga pasar tradisional di Makassar. Meskipun demikian, tetap saja

(15)

ditemukan unsur dialek lokal yang disertai penyisipan kosakata daerah ke dalam pertuturan bahasa Indonesia ini, misalnya penggunaan partikel -mi,- ji,dan -pi.

Dalam ragam informal misalnya, penggunaan partikel -mi ditemukan dalam kalimat “Lamami suratnya dikirim” ‘(sudah) sejak lama suratnya dikirim’. Untuk penggunaan partikel -ji dapat ditemukan pada kalimat “Dua hariji batas pengajuan berkas” ‘Dua hari (saja)batas pengajuan berkas’. Terakhir, penggunaan partikel -piterdapat pada kalimat “Nanti sorepisaya antarkan makalahnya.” ‘nanti (setelah) sore (saja) saya antarkan makalahnya”. Seluruh contoh partikel tersebut diketahui memiliki intentitas penggunaan yang sangat tinggi. Hal tersebut disebabkan oleh kebiasaan masyarakat penutur bahasa ini yang selalu ingin memastikan sebuah pernyataan melalui partakel-partikel tersebut sebagai penanda penegas sebuah kalimat. Meskipun demikian, diperlukan adanya analisis lebih lanjut untuk mengungkap fungsi partikel-partikel tersebut.

Hal berbeda ditemukan apabila sebuah partikel tertentu diikuti penanda subjek secara langsung. Kaidah sintaksis dalam kalimat berbahasa Indonesia, “pergika’. ”, oleh masyarakat penutur bahasa Indonesia dialek Makassar, berubah menjadi “pergi ka’.” Kata ka’ tersebut merupakan penanda subjek pertama tunggal. Jadi, dapat dikatakan secara fungsi sintaksis, pada kalimat tersebut terdiri atas P + S + Pel. Hal tersebut serupa dengan penerapan penanda subjek terhadap bentuk partikel -mi, -ji, dan -pi. Penanda subjek tersebut digabungkan dengan bentuk partikel menjadi, mi+ka;mi+ko; mi+ki; ji+ka; ji+ko; ji+ki, pi+ka; pi+ko; pi+ki(penanda subjek ka‘saya’;ko ‘kamu;ki‘kita’ dan juga bisa ‘kamu’ sebagai

(16)

penanda yang lebih halus), maka perubahan partikel tersebut secara berurut menjadi;maka; mako; maki; jaka; jako; jaki; paka; pako;danpaki.

Meskipun telah digambarkan secara ringkas fungsi penegas dalam partikel tersebut, terdapat banyak makna yang ditemukan dalam setiap penggunaan partikel ini jika digunakan dalam jenis kalimat tertentu seperti kalimat berita, kalimat tanya, kalimat perintah dan kalimat negasi serupa dengan yang ditemukan dalam bahasa Indonesia. Oleh sebab itu, diperlukan analisis lebih mendalam dalam mendeskripsikan fungsi partikel -mi, -ji,dan -pi ini yang paling sering ditemui di status masyarakat Makassar dalam facebook.

Mengapa facebook? Hal ini didasarkan pada fungsi media sosial tersebut yang dapat memberikan informasi kepada setiap pengguna akun facebook dalam berkomunikasi tiada batas kepada pengguna situs secara aktual. Di samping itu, kedudukan media jejaring sosial facebook kini memiliki jumlah pengguna akun terbanyak di Indonesia dan merupakan salah satu sumber data faktual yang tentunya menarik untuk diteliti oleh peneliti-peneliti bahasa sehingga pada akhirnya menjadi populer sebagai ‘laboratiorium bahasa’ para linguis.

Hal tersebut menjadi semakin beralasan dengan fenomena modernisasi dan globalisasi tiada henti oleh pihak pengembang jejaring sosial yang semakin beragam dan menjadi salah satu akses sumber informasi utama sekaligus wadah ‘pencurahan pikiran’ bagi penggunanya. Tidak pelak lagi, maraknya pengguna media jejaring sosial yang diketahui berasal dari kalangan muda hingga dewasa, secara aktif memanfaatkan teknologi informasi ini. Terlebih lagi, penulis

(17)

beranggapan bahwa tidak ada lagi elemen masyarakat pada generasi muda yang tidak mengenali situs facebook ini. Data yang diunggah oleh pengguna situs ini merupakan hasil pemikiran atau tanggapan yang diwujudkan berupa tulisan yang diunggah oleh penggunanya (data transkriptif).

Dengan demikian, data yang diperoleh menjadi semakin akurat berkat transkripsi tersebut. Oleh sebab itu, penulis memilih sumber data penelitian ini berdasarkan penggunaan bahasa di facebook. Di samping itu, penulis memilih pengguna situs ini secara purposif berdasarkan lokasi atau tempat asal pengguna, yakni di Makassar, dan suku asli yang dimiliki pengguna tersebut, yaitu Makassar.

Oleh karena itu, penulis menganggap perlu dan menarik untuk mengangkat judul karya ilmiah ini karena masyarakat Makassar telah banyak menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari. Namun, dalam penggunaan media sosial tersebut terutama dalam menyusun status atau pemberian komentar dalam

facebook banyak dari masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia dengan menggunakan dialek Makassar dengan dilengkapi penggunaan partikel –mi, -ji,

dan –pi. Sehingga penulis mampu memperoleh data dari sosial media yang digunakan yang nantinya akan dianalisis dan ditelaah sehingga mampu memberi pemaknaan dari partikel –mi, -ji, dan –pi dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar berdasarkan kaidah yang ada. Dengan ini dibuatlah sebuah penelitian berjudul “Penggunaan Partikel -mi, -ji, dan -pi dalam Tuturan Bahasa Indonesia Dialek Makassar oleh PenggunaFacebookdi Makassar.

(18)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya,maka rumusan masalah dirumuskan sebagai berikut yaitu “Bagaimanakah penggunaan partikel -mi, -ji, dan –pisebagai bagian kata tugas dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh penggunafacebookdi Makassar?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut yaitu “Mendeskripsikan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi sebagai bagian kata tugas dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna facebookdi Makassar.”

D. Manfaat Penelitian

Untuk itu, penulis mengklasifikasi manfaat penelitian ini menjadi dua bagian, yakni

(1) Manfaat Teoretis

Manfaat teoretis berhubungan dengan kontribusi keilmuan yang didapatkan dari hasil penelitian ini, yaitu suatu telaah linguistik tentang fenomena pemanfaatan fungsi kosakata daerah ke dalam bahasa Indonesia sebagai perwujudan interferensi gramatikal.

(2) Manfaat Praktis

Manfaat praktisnya ialah berupa kontribusi hasil penelitian yang diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan corak bahasa Indonesia yang berperspektif sosiolek regional.

(19)

8 1. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan pembahasan penelitian ini antara lain; sebagai berikut; (1) Bugis and Makassar: Two Short Grammars (2012),

sebuah ringkasan materi bahasa Sulawesi Selatan yang dibukukan oleh Campbell Macknight; (2) Interferensi Morfologis Penutur Bahasa Bugis dalam Berbahasa Indonesia, sebuah Makalah Seminar Internasional, oleh Mokhtar (2012), (3) Analisis Kesalahan Penggunaan Partikel -nidan –de,oleh Elisa Carolina Marion.

Pada penelitian (1), penelitian dilakukan oleh Campbell Manknight dengan membuat sebuah translasi artikel penelitian dari Belanda ke dalam bahasa Inggris. Penelitian ini memuat serangkaian kaidah morfofonemik dalam bahasa Bugis dan Makassar. Secara keseluruhan, cakupan karya ilmiah ini adalah kajian terhadap hasil penelitian peneliti Belanda, yakni Makkassarcsh-Hollandsch Woodenboek

yang mengungkapkan kaidah morfologis afiks-afiks dalam bahasa Makassar. Pada penelitian (2), dibahas masalah perilaku partikel -mi, -ji dan -pi

sebagai salah satu bentuk interferensi bahasa Makassar ke dalam bahasa Indonesia. Di samping itu, disinggung pula pengunaan variasi bentuk partikel tersebut seperti partikel -maka, -maki, -jaka, -jaki, -jako, -paka, -pako, dan -pi, tetapi tidak dilakukan analisis yang menafsirkan apakah partikel-partikel yang telah disebutkan adalah ekamorfem atau polimorfem.

(20)

Dalam hal ini, penelitian-penelitian terdahulu menganggap partikel -mi, -ji

dan -pi tersebut masing-masing sebagai satu morfem enklitika, padahal menurut pengamatan penulis, partikel-partikel tersebut merupakan polimorfem. Partikel -mi

merupakan vaiasi dari penggabungan partikel -ma ‘aspek perfektif’ dan –i

‘pemarkah pronomina persona ketiga tunggal’. Demikian pula partikel -ji

merupakan penggabungan partikel -jaemphasis juga’ dan –i ‘pemarkah pronomina persona ketiga tunggal’.

Hal sama berlaku pula pada penggunaan partikel -pi. Partikel ini merupakan penggabungan dua morfem, yaitu partikel -pa‘aspek futuristis’ dan- I

‘pemarkah pronomina persona ketiga tunggal’.

Apabila dikaitkan dengan penggunaan pronomina persona kedua tunggal, partikel -mi, -ji dan -pi akan berubah menjadi mako, jako, dan pako. Artinya partikel -mi, -ji dan -pi akan mengalami perubahan bentuk secara sistemik sesuai dengan peristiwa gramatikal yang dialaminya, yaitu terintegrasi dengan penggunaan bentuk pronomina persona bahasa Makassar.

Pada penelitian (3), pemakaian partikel -ni (に) dan -de (で) yang berfungsi

menunjukkan tempat/keberadaan. Data diperoleh dari studi pustaka dan penyebaran kuisioner ke 79 responden, yaitu mahasiswa jurusan sastra Jepang semester enam dan delapan. Hasil yang dicapai adalah mahasiswa pemelajar bahasa Jepang tidak lagi melakukan kesalahan yang sama dalam membedakan penggunaan partikel -niに) dan -de(で) yang sama-sama berfungsi menunjukkan

(21)

tempat/keberadaan. Simpulan yang dapat ditarik adalah secara umum responden menguasai pemakaian partikel -ni (に) dan -de (で) yang berfungsi menunjukkan

tempat/keberadaan. Perbedaan mendasar terhadap penelitian penulis adalah objek kajian penelitian ini mengkhususkan pembahasan pada penggunaan bentuk bahasa berupa partikel -mi, -ji dan -pi dikaitkan dengan interferensi partikel tersebut ke dalam bahasa Indonesia.

2. Kata Tugas

Menurut Finoza dalam Komposisi bahasa Indonesia, kata tugas merupakan kumpulan kata dan partikel yang tidak mempunyai arti leksikal, yaitu arti kata secara lepas tanpa kaitannya dengan kata lain (Finoza, 2009: 80-81).

Kemudian menurut Abdul Rahman dalam www.docstoc.com/katatugas mengungkapkan pengertian kata tugas adalah sejenis perkataan yang hadir dalam ayat, klausa, atau frase untuk mendukung sesuatu tugas tertentu.

Jadi, pengertian Kata tugas ialah golongan perkataan selain kata nama, kata kerja dan kata sifat yang mendukung sesuatu tugas tertentu dalam binaan ayat, klausa dan frasa. Kehadiran kata tugas dalam ayat tidak berfungsi sebagai inti dalam frasa utama, sebaliknya mendukung sesuatu tugas sintaksis tertentu sebagai penghubung, penerang, penentu, penguat, pendepan, pembantu, penegas, penafi, pembenar pemeri, atau tugas-tugas lain.

(22)

Dalam KBBI (kamus besar bahasa Indonesia) dinyatakan pula pengertian kata tugas yaitu kata yang terutama menyatakan hubungan gramatikal yang tidak dapat bergabung dengan afiks, dan tidak mengandung makna leksikal.

3. Definisi Partikel

Menurut Sugihartono (2001:viii) definisi partikel sebagai berikut. “Jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan “. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa partikel merupakan kata bantu yang tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu kalimat. Kedudukan partikel dalam ragam tulisan maupun lisan merupakan hal yang penting karena berfungsi menentukan makna. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia, partikel sendiri diartikan sebagai kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan, mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, termasuk di dalamnya artikel, preposisi, konjungsi, dan interjeksi.

Menurut kamus lingustik edisi ketiga, partikel adalah kata yang biasanya tidak dapat diderivasikan atau diinfleksikan yang mengandung makna gramatikal dan tidak mengandung makna leksikal, misalnya preposisi seperti di, dari, konjungsi sepertidan, atau, dan sebagainya (Kridalaksana, 1993:155).

(23)

4. Jenis-Jenis Partikel

Partikel (kata bantu) merupakan kata yang tidak bisa berdiri sendiri dalam suatu kalimat dan biasanya mengikuti jenis kata yang lainnya. Ada beberapa jenis partikel bahasa Indonesia dialek Makassar seperti -mi, -ji, dan -pi

(Nurhayati,2016:89-91) 1) Partikel-mi

Penggunaan Partikel -mimempunyai keunikan di dalam pemakaian bahasa Makassar. Partikel -mi dapat berarti hanya, saja, sudah, dan sebagai penegas (Hanan,2015:56-57). Partikel -misebagai pengganti partikel lah.

Contoh (1)

Singgahmi ki dirumah Singgahlah di rumah Kita singgahlah di rumah

Pada contoh (1) di atas partikel-kisebagai penegas pada kata singgah. Contoh (2)

Ambilkanmi itu bukuna Ambilkan saja itu bukunya Ambilkan saja itu bukunya.

Pada contoh (2) di atas partikel -miberarti saja. Contoh (3)

Berangkatmi adik ke sekola Berangkat sudah adik ke sekolah

(24)

Sudah berangkat adik ke sekolah.

Pada contoh (3) di atas partikel-miberarti sudah.

Partikel -midalam dialek Makassar dapat bermakna sudah atau lah. Partikel -mi sangat produktif digunakan oleh masyarakat Makassar dalam berbahasa Indonesia (Mokhtar,2000:221)

Jadi, penggunaan partikel -mi merupakan penyimpangan dalam bahasa Indonesia. Bentuk partikel -mi harusnya diganti menjadi partikel -lah. Adanya partikel -mi merupakan pengaruh dialek Makassar terhadap tuturan bahasa Indonesia.

2) Partikel -ji

Partikel -ji adalah bentuk partikel bahasa Makassar yang digunakan oleh masyarakat Makassar dalam berbahasa Indonesia. Partikel -ji ini bermakna saja atau hanya dan juga maknanya kurang lebih sama dengan partikel -mi, tetapi partikel -mi dalam bahasa Bugis tidak pernah digunakan oleh penutur bahasa Makassar dalam berbahasa Indonesia. (Mokhtar, 2000:223)

Contoh (1)

Iniji sisanya uangmu. Ini hanya sisanya uangmu. Hanya ini sisanya uangmu.

Parikel -jipada contoh (1) di atas bermakna hanya. Contoh (2)

(25)

Dia memanglah tang ambil baju itu. Dia memanglah yang ambil baju itu.

Pada contoh (2) di atas partikel -jisebagai penegas terhadap kata sebelumnya. Dalam bahasa Indonesia sama dengan partikel -lah.

Contoh (3)

Seribuji kubelikan sekilo. Seribu saja saya belikan sekilo Hanya seribu saya belikan sekilo

Pada contoh (3) di atas partikel-jibermakna hanya. 3) Partikel -pi

Partikel -pi dalam bahasa Makassar yang bermakna kala nanti. (Masrurah Mokhtar,2000:221). Partikel -pi yang bermakna nanti, saja, lagi dan sebagai penegas. (Nurhayati, 2016:90)

Contoh (1)

Diapi yang bayar itu kopi. Dia nanti yang bayar itu kopi. Nanti dia yang bayar itu kopi.

Partikel -pipada contoh (1) diatas berarti nanti. Contoh (2)

Besokpi saya ke rumahmu. Besok saya akan kerumahmu. Besok saya akan ke rumahmu,

(26)

Partikel -pipada contoh (2) di atas menjadi penegas pada kata sebelumnya yang berarti akan.

Contoh (3)

Tambah satupi piring supaya cukup selusin. Tambah satu lagi piring supaya cukup selusin. Tambah satu lagipiring supaya cukup selusin.

Partkel -pipada contoh (3) diatas berarti lagi. 5. Tuturan Bahasa Indonesia

Pengertian Tuturan

Dalam KBBI (Depdiknas,2005:1231), yang dimaksud dengan tuturan adalah sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran. Tuturan adalah suatu ujaran dari seorang penutur terhadap mitra tutur ketika sedang berkomunikasi. Tuturan dalam pragmatik diartikan sebagai produk suatu tindak verbal (bukan tindak verbal itu sendiri) (Leech, 1993:20). Sementara itu Austin dalam Leech, (1993:280) menyatakan bahwa semua tuturan adalah bentuk tindakan dan tidak sekadar sesuatu tentang dunia tindak ujar atau tutur (speech act) adalah fungsi bahasa sebagai sarana penindak, semua kalimat atau ujaran yang diucapkan oleh penutur sebenarnya mengandung fungsi komunuikatif tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa mengujarkan sesuatu dapat disebut sebagai aktifitas atau tindakan.

Hal tersebut dimungkinkan karena dalam setiap tuturan memiliki maksud tertentu yang berpengaruh pada orang lain. Sehubungan dengan

(27)

pengertian-pengertian di atas, tuturan dapat disebut sebagai ujaran yang di dalamnya terkandung suatu arti.

a. Tindak Lokusi

Tindak tutur lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu. Tindak tutur ini disebut sebagai the act of saying something (Wijana, 1996: 17). Leech menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah melakukan tindakan mengatakan sesuatu. Nababan, (1987: 18) menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah mengaitkan suatu topik dengan sesuatu keterangan dalam suatu ungkapan, serupa dengan hubungan “pokok” dengan “predikat” atau “topik” dan tertentu. Tindak ilokusi merupakan tindak tutur atau pengajaran kata atau kalimat dengan makna dalam mengatakan sesuatu. Konsep lokusi adalah konsep yang berkaitan dengan proposisi kalimat. Kalimat atau tuturan merupakan satu kesatuan yang terdiri dari subjek dan predikat. Tindak lokusi merupakan tindak tutur dalam pengidentifikasiannya cenderung dapat dilakukan tanpa menyertakan konteks tuturan yang tercakup dalam situasi tutur.

b. Tindak Ilokusi

Menurut Wijana (1996: 18) Sebuah tuturan selain berfungsi untuk menyatakan atau menginformasikan sesuatu, dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu disebut tindak tutur ilokusi (the act of doing something). Tindak tutur ilokusi merupakan sentral untuk memahami tindak tutur. Hal tersebut dikarenakan harus mempertimbangkan siapa penutur dan lawan tutur, kapan dan dimana tindak tutur tersebut terjadi, dan sebagainya (Wijana, 1986: 19). Selain itu,

(28)

Austin dalam Cahyono, 1995: 224 menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah pembuatan pernyataan, tawaran, janji, dan lain-lain dalam pengajaran. Nababan (1987: 18) menyatakan bahwa tindak ilokusi adalah pengucapan suatu pernyataan, tawaran, janji, dan sebagainya.

c. Tindak Perlokusi

Menurut Wijana (1996: 19) Sebuah tuturan yang diutarakan oleh seseorang mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force),atau efek bagi yang mendengarkannya. Efek atau daya pengaruh ini dapat secara sengaja atau tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Tindak tutur yang pengutaraannya dimaksudkan untuk mempengaruhi lawan tutur disebut dengan tindak perlokusi. Tindak ini disebut the act of affecting someone. Nababan (1987: 18) menyatakan bahwa tindak perlokusi adalah hasil atau efek yang ditimbulkan oleh ungkapan itu pada pendengar sesuai dengan “situasi” dan “kondisi” pengucapan kalimat itu. Austin (dalam Cahyono, 1995: 224) menyatakan bahwa tindak tutur perlokusi adalah pengaruh yang dihasilkan pada pendengar karena pengujaran kalimat itu dan pengaruh itu berkaitan dengan situasi pengujarannya. Tindak perlokusi merupakan tuturan yang diucapkan penutur mempunyai efek bagi pendengarnya.

Tindak terpenting dalam kajian dan pemahaman tindak tutur adalah tindak ilokusi. Tindak ilokusi adalah tindak tutur yang bukan hanya menginformasikan sesuatu tapi dapat juga dipergunakan untuk melakukan sesuatu (the act of doing something). Sementara tindak perlokusi adalah tindakan untuk mempengaruhi lawan tutur seperti memalukan, mengintimidasi, membujuk dan sebagainya.

(29)

Tuturan tersebut mempunyai daya pengaruh (perlocutionary force) yang menimbulkan efek sengaja atau tidak sengaja dilakukan oleh penutur (the act of affecting someone).

6. Dialek

Menurut Poedjosoedarmo (1978: 7) dialek adalah variasi sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar belakang asal si penutur. Nababan (1886: 4) menjelaskan bahwa idiolek-idiolek yang menunjukan lebih banyak persamaan dengan idiolek-idiolek yang lain dapat digolongkan dengan satu kumpulan kategori yang disebut dialek. Besarnya persamaan ini disebabkan oleh letak geografis yang berdekatan dan memungkinkan komunikasi antara penuturpenutur idiolek itu.

Menurut Poedjosoedarmo (1979: 23) Jenis dialek dibedakan menjadi tiga macam yaitu dialek geografis, dialek sosial, dan dialek usia.

a. Dialek Geografis

Dialek geografis yaitu tempat asal daerah si penutur seperti dalam bahasa Jawa misalnya terdapat dialek Jogja, Solo, Bagelen, dan Banyumasan.

b. Dialek Sosial

Dialek sosial adalah latar belakang tingkat sosial dari mana seseorang penutur berasal. Dialek ini dibedakan menjadi dialek sosial tingkat tinggi, menengah, dan merendah. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi pada masing-masing tingkatan berbeda.

(30)

c. Dialek Usia

Dialek usia adalah varian bahasa yang ditandai oleh latar belakang umur penuturnya. Dengan demikian dapat dibedakan menjadi tiga macam dialek usia, yaitu dialek anak, dialek (kaum) muda, dialek (kaum) tua. Sebagai ciri penanda dialek usia yang paling menonjol adalah pemilihan kata-kata atau kosakata.

7. Dialek Bahasa Makassar

Bahasa Makassar merupakan bahasa daerah yang paling besar jumlah penuturnya di Sulawesi Selatan, yaitu lebih dari 2.500.000 jiwa. Wilayah pemakaiannya meliputi seluruh daratan sebelah utara wilayah kelompok bahasa Makassar. Terdapat beberapa perbedaan pemakaiaan dialek bahasa Makassar. Studi tentang dialek bahasa Makassar telah dilakukan oleh berbagai pihak, antara lain oleh Pelenkuhe et al, yang menghasilkan Peta Bahasa Sulawesi Selatan (1974), dan oleh Timothy dan Brabara Friberg yang menghasilkanGeografi Dialek Bahasa Bugis.

Hasil kedua penelitian itu, khususnya mengenai dialek bahasa Bugis berdasarkan lokasi geografisnya terbagi menjadi sebelas bagian yaitu:

1) Sawitto merupakan satu dialek tersendiri dialek sawitto. 2) Dialek Sidrap mencakupi Pinrang Utara, Alitta, dan Sidrap.

3) Dialek Barru mencakupi Nepo, Soppeng Riaja, Tompo, dan Tanete. 4) Dialek Pangkep merupakan satu dialek tersendiri dialek Pangkep. 5) Dialek Camba merupakan satu dialek tersendiri dialek Camba. 6) Dialek Soppeng mencakupi kessi dan Soppeng.

(31)

8) Dialek Luwu mencakupi Bua Ponrang, Wara, dan Malengke-Usu. 9) Dialek Bone mencakupi Dua Boccoe, Mare, dan Bone.

10) Dialek Sinjai mencakupi Palettae, Bulukumba, dan Sinjai.

11) Dialek Pasangkayu merupakan satu dialek tersendiri dialek Pasangkayu.

Dialek bahasa Makassar berdasarkan lokasi geografisnya dibagi menjadi lima dialek bahasa Makassar, yaitu:

1) Dialek Lakiung 2) Dialek Turatea 3) Dialek Bantaeng 4) Dialek Konjo 5) Dialek Selayar 7. Media Sosial

Media sosial (medsos) atausocial mediamenjadi fenomena yang makin mengglobal dan mengakar. Keberadaannya makin tidak bisa dipisahkan dari cara berkomunikasi antarmanusia. Sebagai bentuk aplikasi dalam komunikasi secara virtual, medsos merupakan hasil dari kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication Technology (ICT). medsos bisa dikatakan sebagai sebuah media online, di mana para penggunanya (user) melalui aplikasi berbasis internet dapat berbagi, berpartisipasi, dan menciptakan konten berupa blog, wiki, forum, jejaring sosial, dan ruang dunia virtual yang disokong oleh teknologi multimedia yang kian canggih. Internet, medsos dan teknologi multimedia menjadi satu kesatuan yang sulit dipisahkan serta

(32)

mendorong pada hal-hal baru. Saat ini medsos yang paling banyak digunakan dan tumbuh pesat berupa jejaring sosial, blog dan wiki.

Merebaknya situs medsos yang muncul menguntungkan banyak orang dari berbagai belahan dunia untuk berinteraksi dengan mudah dan dengan ongkos yang murah ketimbang memakai telepon. Dampak positif yang lain dari adanya situs jejaring sosial adalah percepatan penyebaran informasi. Akan tetapi ada pula dampak negatif dari medsos, yakni berkurangnya interaksi interpersonal secara langsung atau tatap muka, munculnya kecanduan yang melebihi dosis, serta persoalan etika dan hukum karena kontennya yang melanggar moral, privasi serta peraturan. Dalam artikelnya berjudul “User of the World, Unite! The Challenges and Opportunities of Social Media,” di Majalah Business Horizons (2010:69-68), Andreas M Kaplan dan Michael Haenlein membuat klasifikasi untuk berbagai jenis medsos yang ada berdasarkan ciri-ciri penggunaannya.

Menurut mereka, pada dasarnya medsos dapat dibagi menjadi enam jenis, yaitu:

1) Proyek kolaborasi website, di manauser-nya diizinkan untuk dapat mengubah, menambah, atau pun membuang konten-konten yang termuat di website

tersebut, seperti Wikipedia.

2) Blog dan microblog, di mana usermendapat kebebasan dalam mengungkapkan suatu hal di blog itu, seperti perasaan, pengalaman, pernyataan, sampai kritikan terhadap suatu hal, seperti Twitter.

(33)

3) Konten atau isi, di mana para user di website ini saling membagikan konten-konten multimedia, seperti e-book, video, foto, gambar, dan lain-lain seperti Youtube.

4) Situs jejaring sosial, di mana user memperoleh izin untuk terkoneksi dengan cara membuat informasi yang bersifat pribadi, kelompok atau sosial sehingga dapat terhubung atau diakses oleh orang lain, seperti misalnya facebook.

5) Virtual game world, di mana pengguna melalui aplikasi 3D dapat muncul dalam wujud avatar-avatar sesuai keinginan dan kemudian berinteraksi dengan orang lain yang mengambil wujud avatar juga layaknya di dunia nyata, seperti

online game.

6) Virtual social world,merupakan aplikasi berwujud dunia virtual yang memberi kesempatan pada penggunanya berada dan hidup di dunia virtual untuk berinteraksi dengan yang lain. Virtual social world ini tidak jauh berbeda dengan virtual game world, namun lebih bebas terkait dengan berbagai aspek kehidupan, sepertiSecond Life.

Dengan muatan seperti itu, maka medsos tidak jauh dari ciri-ciri berikut ini:

1) Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyakorang dan tidak terbatas pada satu orang tertentu.

2) Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang penghambat.

(34)

4) Konten dapat diterima secara online dalam waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan sendiri oleh pengguna.

5) Medsos menjadikan penggunanya sebagai creator dan aktor yang memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri.

6) Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspek fungsional seperti identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan (relasi), reputasi(status) dan kelompok (group).

8.Facebook

Facebook adalah salah satu web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4Februari 2004 dan didirikan oleh Mark Zuckerberg. Menurut catatan statistik, pengguna FB hingga Oktober 2007 sebesar 50 juta orang.” (Fredy Yusman Kapang, 2009:1). Fungsi dari facebook yaitu menjalin jaringan pertemanan, mencari teman lama, mengetahui kabar terbaru dari teman, berbagi profil dan foto, video, bisnis, bahkan berfungsi untuk kampanye. Pengguna facebook tidak hanya dari kalangan remaja tetapi juga orang dewasa. Fredy Yusman Kapang (2009:17) mengemukakan

facebook mempunyai fitur yang berbeda dari jejaring sosial lainnya. Fitur-fitur tersebut di antaranya:

1)Home(Beranda)

Home atau beranda adalah halaman pertama saat pengguna membuka situs

facebook. Beranda adalah halaman pribadi. Melalui beranda, pengguna dapat melihat dan mengendalikan kegiatan-kegiatan dalamfacebook. Dalam menu Beranda terdapat

(35)

news feed yang berisi informasi perubahan terbaru pada profil teman-teman lainnya, status updates yang berisi daftar semua aktivitas pengguna FB, foto, serta fitur-fitur menarik lainnya.

2) Profil

Profil adalah halaman yang dapat dilihat orang lain tentang pengguna di FB. Profil menggambarkan semua hal yang mereka tahu tentang pengguna di kehidupan nyata, dan hal yang ingin disampaikan tentang diri pengguna. Profil di sini berbicara segala informasi tentang diri pengguna, seperti informasi umum (Jenis kelamin, kota asal, status hubungan, pandangan politik, dan agama), Informasi Kontak (E-mail, Alamat sekarang, Yahoo, dan situs web), Informasi Pendidikan dan Pekerjaan (Perguruan tinggi, Perusahaan dan Jabatan), Informasi Pribadi (Aktivitas, Minat, Musik favorit, Acara TV favorit, Film favorit, Buku favorit, Kutipan favorit, dan Tentang saya).

3)Wall(Dinding)

Pada menu Profil terdapat sebuah fitur yang disebut wall atau dinding. Dinding merupakan media pertukaran informasi yang berisi pesan singkat, komentar, atau testimoni dari teman-teman.

4)Friends(Teman)

FB dirancang dengan tujuan untuk mencari rekanan atau teman dengan sistem jaringan. Teman adalah hal yang paling mendasar dalam jaringan sosial FB.

(36)

5)Inbox(Pesan Masuk)

Inbox atau pesan masuk merupakan fitur untuk melihat pesan masuk yang dikirim oleh teman sesama FB. Adapun fasilitas lain yang terdapat dalam FB adalah

Chatting,group,games(permainan), musik, video, dan sebagainya. B. Kerangka Pikir

Kata tugas merupakan kumpulan kata dan partikel yang tidak mempunyai arti leksikal. Partikel sebagai berikut. “Jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan “. Ada tiga jenis partikel yang terdapat dalam dialek Makassar, yaitu partikel –mi, -ji,dan –pi.

Partikel -mi mempunyai keunikan di dalam pemakaian bahasa Bugis Makassar. Partikel -midapat berarti hanya, saja, sudah, dan sebagai penegas. Partikel

-ji adalah bentuk partikel bahasa Makassar yang digunakan oleh masyarakat Makassar dalam berbahasa Indonesia. Partikel -pi dalam bahasa Makassar yang bermakna kala nanti.

Tuturan merupakan sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran. Tuturan adalah suatu ujaran dari seorang penutur terhadap mitra tutur ketika sedang berkomunikasi. Dialek adalah variasi sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar belakang asal si penutur. Dalam tuturan terdapat dialek, dialek merupakan variasi sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar belakang asal si penutur.

(37)

Contoh dialek yaitu dialek Makasar, dialek Makassar adalah bahasa yang melatar belakangi masyarakat Makassar.

Media sosial (medsos) atausocial mediamenjadi fenomena yang makin mengglobal dan mengakar. Keberadaannya makin tidak bisa dipisahkan dari cara berkomunikasi antarmanusia. Sebagai bentuk aplikasi dalam komunikasi secara virtual, medsos merupakan hasil dari kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information Communication Technology (ICT). Facebook merupakan suatu media sosial yang berfungsi untuk menjalin jaringan pertemanan, mencari teman lama, mengetahui kabar terbaru dari teman, berbagi profil dan foto, video, bisnis,

Berdasarkan pembahasan teoritis pada kajian pustaka maka akan diuraikan runtutan berpikir yang melandasi proses penelitian ini. Kerangka pikir merupakan landasan berpikir dalam menyikapi proses, tindakan, dan temuan dalam penelitian. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada bagan kerangka pikir berikut ini:

(38)

Temuan Bagan Kerangka Pikir

Partikel

Partikel -mi Partikel -ji Partikel -pi

Tuturan Dialek Facebook Analisis Dialek Makassar Media Sosial Kata Tugas

(39)

27 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yakni penelitian yang semata-mata berdasarkan fakta nyata atau fenomena yang secara empiris yang hidup pada masyarakat penutur bahasa, sehingga yang dihasilkan atau dicatat ialah berupa pemerian bahasa yang dikatakan sifatnya sebagai potret (Sudaryanto, 1988: 62). Dalam penelitian deskriptif, terdapat setidaknya tiga tahapan dalam melakukan penelitian, yaitu

(1) tahap pengumpulan dan penyediaan data; (2) tahap penganalisisan data; dan

(3) tahap penyajian hasil penelitian (Mahsun, 2005:30). B. Fokus Penelitian

Penelitian ini berfokus pada status pengguna facebook di Makassar yang menggunakan partikel–mi, -ji,dan–pi.

C. Definisi Istilah

Kata tugas merupakan kumpulan kata dan partikel yang tidak mempunyai arti leksikal, yaitu arti kata secara lepas tanpa kaitannya dengan kata lain.

Partikel sebagai berikut. “Jenis kata yang tidak mengalami perubahan, dan tidak bisa berdiri sendiri yang memiliki fungsi membantu, dan menentukan; arti

(40)

hubungan, penekanan, pertanyaan, keraguan dan lainnya dalam kalimat bahasa Jepang baik dalam ragam lisan maupun ragam tulisan.

Tuturan adalah sesuatu yang dituturkan; ucapan; ujaran. Tuturan adalah suatu ujaran dari seorang penutur terhadap mitra tutur ketika sedang berkomunikasi.

Dialek adalah variasi sebuah bahasa yang adanya ditentukan oleh sebuah latar belakang asal si penutur.

Media sosial (medsos) atausocial mediamenjadi fenomena yang makin mengglobal dan mengakar. Keberadaannya makin tidak bisa dipisahkan dari cara berkomunikasi antarmanusia.

Facebook yaitu media social yang betujuan menjalin jaringan pertemanan, mencari teman lama, mengetahui kabar terbaru dari teman, berbagi profil dan foto, video, bisnis,

D. Desain Penelitian

Desain penelitian adalah kerangka kerja yang digunakan untuk melaksanakan riset pemasaran (Malhotra, 2007). Desain penelitian memberikan prosedur untuk mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyusun atau menyelesaikan masalah dalam penelitian. Desain penelitian merupakan dasar dalam melakukan penelitian. Oleh sebab itu, desain penelitian akan menghasilkan penelitian yang efektif dan efisien. Menurut Malhotra (2007), penelitian deskriptif bertujuan untuk menggambarkan sesuatu. Penelitian deskriptif memiliki pernyataan yang jelas mengenai permasalahan yang dihadapi, hipotesis yang spesifik,dan informasi detail yang dibutuhkan.

(41)

E. Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini adalah penggunafacebookyang ada di Makassar.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan yaitu dokumentasi. Sebagai objek yang diperhatikan (ditatap) dapat memperoleh informasi yang memperhatikan tiga macam sumber, yaitu tulisan, tempat, dan kertas atau orang.

G.Teknik Pengumpulan Data

Data kebahasaan dalam penelitian ini adalah penggunaan bahasa berupa wacana, kalimat, klausa, atau frasa yang di dalamnya terdapat unsur penggunaan partikel -mi, -ji dan -pi, baik secara lisan maupun tulisan. Pada sumber data lisan diperoleh percakapan yang dilakukan di lingkungan penutur bahasa di Makassar, sedangkan data tertulis diperoleh dari media jejaring sosial facebook. Adapun prosedur pengumpulan data yaitu,

1. Metode yang digunakan dalam mengumpulkan data dalam penelitian ini ialah metode simak libat cakap. Metode ini dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa dari seseorang atau beberapa orang yang menjadi atau dijadikan informan dengan melibatkan diri dalam komunikasi atau tuturan yang diteliti. Keterlibatan penulis dalam percakapan dimaksudkan untuk memancing kemunculan data bahasa yang hendak diteliti, dalam hal ini penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi

(42)

2. Selanjutnya, penulis menggunakan alat perekam dalam menghimpun data bahasa. Pada sumber data lisan digunakan tape recorder, yaitu alat perekam suara secara digital. Di samping itu alat tersebut, data juga dikumpulkan dengan cara mencatat data secara langsung pada saat menemukan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi. Untuk sumber tertulis seperti di facebook,alat yang dipergunakan untuk merekam data bahasa ialah fitur Screen Capture. Fitur ini merupakan salah satu teknologi digital berupa aplikasi yang berfungsi ‘memotret’ tampilan layar secara aktual dan menghasilkan data berupa potongan gambar (mirip foto) yang berisikan data bahasa sesuai dengan tampilan di facebook. Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan sepuluh akun dari pengguna facebook. Pemilihan akun tersebut dilakukan secara purposif berdasarkan lokasi pengguna aktif facebook, yaitu di Makassar.

H. Analisis Data

Pada tahap ini, hasil pengumpulan data yang telah ditranskripsikan dan dikelompokkan selanjutnya dianalisis. Proses ini dilakukan dengan cara menemukan kaidah berdasarkan penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pike dalam bahasa Indonesia. Partikel-partikel tersebut masing-masing dipadankan dengan kosakata yang sesuai dalam bahasa Indonesia.

Padanan tersebut diperoleh dari kesamaan fungsi kata yang setidaknya dapat menggantikan keberadaan partikel-partikel -mi, -ji, dan -pi. Setelah itu penulis kemudian menentukan kaidah yang berlaku terhadap setiap partikel. Penentuan kaidah diperoleh dari jenis kalimat yang dapat menggunakan partikel-partikel

(43)

tersebut. Setelah kaidah-kaidah dirumuskan, diperolehlah makna dan fungsi yang terkandung di dalam penggunaan kalimat. Pada analisis terakhir, penulis menggunakan teori interferensi bahasa dalam menemukan faktor penentu mengapa masyarakat penutur di Makassar lebih memilih menggunakan corak bahasa kedaerahan tersebut ke dalam tuturan berbahasa Indonesia mereka.

I. Teknik Analisis Data

Pada tahap teknik analisis data, penelitian ini disajikan dalam partikel informal, yaitu dengan menuliskan hasil penelitian dalam paragraf. Teknik analisis data disajikan dengan memunculkan kaidah dan rumusan tertentu berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini. Penulis menyajikan transkripsi data bahasa melalui tabulasi data secara sistematis untuk kemudian jabaran analisis diuraikan satu per satu.

(44)

32 A. Penyajian Hasil Analisis Data

Dalam bab ini dibahas tentang penggunaan partikel -mi, -ji, dan –pi sebagai bagian kata tugas dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna

facebookdi Makassar.

Menuntaskan permasalahan tersebut diadakan penelitian dengan menggunakanfacebook sebagai instrumen penelitian. Hasil penggunaan partikel -mi, -ji, dan –pi selanjutnya akan dipaparkan, dikelompokkan dan dianalisis ke dalam bahasa Indonesia dengan perwujudan interfrensi gramatikal yang baik dan benar.

1. Penggunaan Partikel -mi, Data a

Ada yah orang kayak gitu ? herantami.

Analisis

Penggunaan kata herantami, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia harusnya bentuk kata tersebut ialahheran saja.

(45)

Partikel –mipada kalimat diatas bermakna sajayang berfungsi sebagai kata penegasan pada kata heran.

Perbaikan

Ada orang seperti itu ? heran saja.

Data b

Janganmi

Analisis

Penggunaan partikel –mi pada kalimat diatas bermakna lah yang berfungsi sebagai penegasan pada kata jangan

Perbaikan Jangan!

Data c

Bagaimanami kalau begini tidak ada urusan yang selesai.

Analisis

Bentuk kata bagaiamanami adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan partikel tersebut tidak terdapat dalam KBBI. Penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialahbagaiamanakah.

(46)

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna jika yang berfungsi sebagai penegasan pada kata bagaimana.

Perbaikan

Bagaimanakah kalau seperti ini tidak ada urusan yang selesai.

Data d

Waktunyami wkwkwkw!!!!

Analisis

Bentuk kata Waktunyami, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialahsudah waktunya.

Perbaikan

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna sudah waktunya yang berfungsi sebagai penegasan pada katawaktu.

Data e

(47)

Analisis

Bentuk kata siapami, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialahsiapakah.

Perbaikan

Siapakah yang mau mengantarku besok ?

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna kalimat tanya seperti siapakah

yang

berfungsi sebagai penegasan pada kata siapa.

Data f

Masih jadul, boring, cupu, ada semuami

Analisis

Bentuk kataada semuami,adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialahsudah

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna sudah yang berfungsi sebagai kalimat penegasan pada kata semua.

(48)

Perbaikan

Masih jadul,boring, cupusudah ada semua

Data g

Mungkin selaluka memang bahagia diluar, tapi nda ditahunya didalam, sakit sekalimi kodong.

Analisis

Bentuk kata sekalimi, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah sekali. Mungkin saya memang selalu bahagia diluar, tapi tidak ditahu didalam, sudah sakitsekali kasihan.

Partikel –mi pada kalimat diatas bermakna sudah yang berfungsi sebagai penegas pada kata sakit.

Perbaikan

Mungkin saya selalu bahagia diluar, tapi tidak ditahu didalam, sakit sekali.

Data h

Kau memang aslinya teman, aslimi teman palsu yang selalu memanfaatkan kebaikan orang lain. Datang pas ada susahnya.giliran sudah dapat teman baru keluar aslinya.

(49)

Analisis

Bentuk kata aslimi, adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialahasli.

Partikel –mi pada kalimat diatas tersebut bermakna sudah yang berfungsi sebagai kalimat penegas pada kata asli.

Perbaikan

Kamu memang aslinya teman, sudah asli teman palsu yang selalu memanfaatkan kebaikan orang lain. Datang setelah ada susah giliran sudah dapat teman, baru keluar aslinya.

Data i

Susah klo dlm hubungan tidak ada keterbukaan!!!!! Oh.. main sembunyimi kah..

Baiklah.. Analisis

Bentuk kata, sembunyimi adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialahsembunyi.

(50)

Perbaikan

Susah kalau dalam hubungan tidak ada keterbukaan, Oh.. main sembunyi sekarang

Baiklah!

Data j

Jawaban yang tak pasti ujung2x zonk mi didapat bocor ban Analisis

Bentuk kata, zonk adalah penyimpangan dalam bahasa Indonesia dan penggunaan partikel –mi hanya terdapat dalam bahasa Makassar dalam bahasa Indonesia seharusnya bentuk kata tersebut ialah hampayang bermakna tidak ada apa-apa.

Perbaikan

(51)

2. Parikel–ji Data a

Siapaji yang mau ke pestanya Mirnah ?

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna kah yang bermakna siapakah, berfungsi juga sebagai penegas pada kata siapa.

Perbaikan

Siapakah yang mau pergi ke pestanya Mirna ?

Data b

Semogabisajidiperbaiki..Amin

Analisis

Partikel –jipada kalimat diatas bermakna bisa yang berfungsi sebagai makna penegas pada katabisa

Perbaikan

(52)

Data c

Kenapa mamiki itu kita, apaji nda ada gunanya itu kalau begitu terus kebiasaanta.

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna apa yang berfungsi sebagai penegas dari penggunan kataapa.

Perbaikan

Kenapa kamu seperti itu ? sudah tidak berguna lagi kalau begitu terus kebiasaanmu.

Data d

Edede nasukaji itu. Kau sayangji itu. Dia cintaji itu. Dia rindukanji itu. Dia kangenji itu. Tidak mau ngaku grgr kakaknya. Kalau tidak ada kakaknya

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna kangen yang berfungsi sebagai penegas bahwa seseorang tersebut juga kangen dari penggunan katakangen.

Partikel–ji pada kalimat diatas bermakna merindukanyang berfungsi sebagai penegas pada kata suka, sayang, cinta, rindu, dan kangen.

(53)

Edede hanya suka itu. Kau hanya sayang itu. Dia hanya cinta itu. Dia hanya rindukan itu. Dia hanya kangen itu. Tidak mau mengaku gara-gara kakaknya.

Data e

Ciye dipanggil sayang sama pacarnya karena mauji lagi diminta uangnya Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna hanya yang berfungsi sebagai penegas pada kata mau. Bermaknahanya karena mau

Perbaikan

Ciyedipanggil sayang sama pacarnya hanya karena mau minta uang.

Data f

Minta maafka kusadari kalau sayaji yang salah yang jelas maluka juga bicara apalagi ketemu langsung

Analisis

Partikel–ji pada kalimat diatas bermaknalahyang berfungsi sebagai penegas pada katasayayang bermaknasaya menyadari

Perbaikan

Saya meminta maaf saya sadari kalau sayalah yang salah, yang jelas saya juga malu berbicara apalagi bertemu langsung.

(54)

Satuji harapanku hidup di dunia yaitu kasi bahagia orangtuaku, masalah jodoh dan percintaan urusan belakangan,atur saja Tuhan bagaimana baiknya

Analisis

Partikel –ji pada kalimat diatas bermakna hanya yang berfungsi sebagai penegas pada katahanya satu.

Perbaikan

Hanya satu harapan saya hidup di dunia yaitu membahagiakan orangtuaku, masalah jodoh dan percintaan itu urusan belakangan, biar saja Tuhan yang mengatur bagaimana baiknya

Data h

Bikin sakit kepalaki terus.. na belikanki pulsa samaji kita yang habisi.

kayak tong mauki napijit kalau di fikir terus disana

Analisis

Penggunaan partikel –ji pada kalimat diatas bermakna sama saja yang berfungsi sebagai penegas pada katasama saja

Perbaikan

Hanya bikin sakit kepala terus, dia yang membelikan pulsa tetapi sama saja, dia juga yang menghabisi. Baik kalau dia disana mau memijit kalau dipikir terus.

(55)

Data i

Adaji mungkin dibilang karma.

Analisis

Penggunaan partikel –ji pada kalimat di atas bermakna sudah ada yang berfungsi sebagai penegas pada katasudah ada.

Perbaikan

Sudah ada mungkin sekarang dibilang karma.

Data j

Padahal saya charsji kenapa tiba-tiba baterai 0%.Herang

Analisis

Penggunaan partikel–ji pada katacharsjipada kalimat di atas bermakna saya sudah mengcharsyang berfungsi sebagai penegas pada kata sudah mengechars.

Perbaikan

(56)

3. Partikel–pi Data a

Belumpi cukup 1 tahun dipakai, hilangmi seng jam tangan

Analisis

Penggunaa partikel –pi pada kalimat diatas bermakna lagi yang berfungsi sebagai penegas pada katabelum lagi.

Perbaikan

Belum cukup 1 tahun dipakai, jam tangan sudah hilang

Data b

Bisapi itu mimpi,kebetulan kalau bisa toh

Analisis

Penggunaan partikel –pi (bisapi) pada kalimat di atas bermakna bisa saja

yang berfungsi sebagai penegas pada katabisa saja.

Perbaikan

Bisa saja mimpi, kalau bisa kebetulantoh.

Data c

(57)

Analisis

Penggunaan partikel –pi (depanpi) pada kalimat diatas bermakna tahun yang berfungsi sebagai makna penegasan pada katamungkin tahun depan.

Perbaikan

Mungkin tahun depan lagi, kalau bukan tahun ini.

Data d

Apapi lagi, semua sudah saya korbankan bahkan jiwa dan raga.

Analisis

Penggunaan partikel –pi (apapi) pada kalimat diatas bermakna apa yang berfungsi sebagai makna penegasan pada kataapa lagi.

Perbaikan

Apa lagi, semua suda saya korbankan bahkan jiwa dan raga.

Data e

Berangkat ke sekolah, siang pi lagi baru aktifkanfacebook

(58)

Penggunaan partikel –pi (siangpi) pada kalimat diatas bermakna siang yang berfungsi sebagai makna penegasan pada katasiang lagi.

Perbaikan

Berangkat ke sekolah, siang lagi baru aktifkan facebook

B. Pembahasan Hasil Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisis penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi

dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna facebook di Makassar.

Berdasarkan dari hasil penyajian data sebelumnya, maka analisis data yang ditemukan mengenai penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi dalam tuturan bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna facebook di Makassar ke dalam kalimat berbahsa Indonesia belum memadai, ini terbukti dari banyaknya kesalahn yang dilakukan oleh pengguna facebook dalam penulisan status. Kesalahan yang paling banyak dilakukan pada penulisan penggunaan partikel –mi, kemudian penulisan pengunaan partikel –ji,kemudian yang paling sedikit digunakan kesalahan penulisan penggunaan partikel -pi.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, presentasi dari penggunaan partikel –mi

sekitar 40% dari 10 status pengguna facebook. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan partikel –mi dalam tutur bahasa Indonesia dialek Makassar oleh penggunafacebookdi Makassar sekitar 40%.

(59)

Berdasarkan hasil penelitian di atas, presentasi dari penggunaan partikel –ji

sekitar 40% dari 10 status pengguna facebook. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan partikel –jidalam tutur bahasa Indonesia dialek Makassar oleh pengguna

facebookdi Makassar sekitar 40%.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, presentasi dari penggunaan partikel –pi

sekitar 40% dari 5 status pengguna facebook. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat penggunaan partikel –pi dalam tutur bahasa Indonesia dialek Makassar oleh penggunafacebookdi Makassar sekitar 20%.

(60)

48

maka penulis dapat menarik beberapa simpulan dan mengajukan saran sebagai berikut:

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, dapatlah ditarik kesimpulan bahwa penggunaan partikel -mi, -ji, dan -pi ke dalam kalimat berbahasa Indonesia sebagai perwujudan interferensi bahasa. Sebagai temuan dalam perwujudan interferensi tersebut, diuraikan penggunaan masing-masing partikel dalam kalimat. Sebagai contoh, partikel -mi menginterfensi kalimat berita bahasa Indonesia dengan menggantikan kosakata bahasa Indonesia ‘sudah’ seperti pada kalimat “Hampirmi

selesai.” Yang berarti ‘sudah hampir selesai.’. Pada interferensi ini, pola struktur kalimat bahasa daerah Makassar juga dianggap memiliki pengaruh terhadap munculnya penggunaan partikel tersebut.

Pada penggunaan partikel -mi, misalnya, partikel ini dapat mewakili partikel klitika ‘-lah’ seperti pada kalimat “Makanmi!”. Di samping itu, partikel tersebut juga dapat berarti ‘sudah’ seperti pada kalimat “Selesaimi.”. Selain itu, penulis juga menemukan makna ‘saja’ seperti pada kalimat “Kaumi yang pergi” yang berarti ‘Kamu saja yang pergi.’. Perubahan makna tersebut didasarkan pada jenis kalimat yang digunakan (kalimat berita, perintah, negasi, maupun tanya).

(61)

Demikian halnya yang terjadi pada partikel -jidan -pi. Pada partikel -jiberarti ‘saja’; ‘-kan’; ‘kok’; ‘benarkah’; dan ‘sungguh’. Temuan yang menarik sehubungan dengan penggunaan partikel -ji ini ialah penulis tidak menemukan penggunaan partikel tersebut ke dalam kalimat perintah.

Hal ini didasarkan oleh kegramatikalan partikel -ji yang terbatas dan tidak dapat berfungsi di dalam kalimat jenis perintah. Pada partikel -pi, makna partikel ini juga dapat berbagai macam, bergantung pada jenis kalimat yang diisinya. Partikel ini dapatberarti ‘setelah’, ‘nanti’, ‘saja’ ‘lagi’, dan ‘jadi’.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan demi pengembangan penelitian sejenis, penulis dengan segala keterbatasannya memberikan saran sebagai berikut:

1. Peneliti yang berminat untuk meneliti interferensi bahasa, khususnya pada ragam bahasa Indonesia nonformal di Makassar, agar kiranya dapat memfokuskan penelitian terhadap analisis morfosintaksis. Hal ini didasarkan atas temuan penulis yang menunjukkan adanya keterkaitan antara penggunaan bentuk kosakata daerah, seperti partikel -mi, -ji,dan -pi, dan pola kalimat bahasa daerah Makassar.

2. Peneliti yang berminat mengungkap makna bentuk atau kosakata daerah bahasa Makassar, agar kiranya dapat mengungkap kosakata-kosakata lainya, seperti kata

padeng, mami, palek, di, na, to, tong, rong, kodong, kasidan lain sebagainya. Penulis melihat adanya kecenderungan masyarakat penutur bahasa tersebut menyisipkan kosakata tersebut ke dalam percakapan sehari-hari.

(62)

Secara khusus, penulis melihat adanya kemungkinan masyarakat penutur bahasa lainnya di luar Sulawesi Selatan yang juga menemukan fenomena interferensi bahasa daerah ke dalam bahasa Indonesia. Oleh karenanya, objek penelitian tentang interferensi ini masih merupakan lahan yang masih terbuka bagi pengembanganpengembangan penelitian kebahasaan.

(63)

51

Aminuddin. 1985.Semantik: Pengantar Studi tentang Makna.Bandung: Sinar Baru Cahyono, Bambang Budi. 1995.Kristal-Kristal Ilmu Bahasa. Surabaya: Airlangga

Chaer, Abdul dan Leonie Agustina. 1995. Sosiolinguistik Perkenalan Awal. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2005. Pengertian Tuturan. Jakarta: Direktorat PPTK dan KPT Dirjen Dikti.

Finoza, Lamuddin. 2009.Komposisi Bahasa Indonesia. Jakarta :Diksi Insan Mulia Hambali. 2002. Interferensi Fonologi Bahasa Bugis terhadap Bahasa Arab Ranah

Keagamaan di Kecamatan Mallawa Kabupaten Maros. Tesis. Makassar: Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.

Hambali. 2002. Sosiolinguistik Suatu Pengantar. Diklat. Makassar. Universitas Muhammadiyah Makassar.

Hanan, Sandra Safitri. 2015. Berkenalan dengan Dialek Melayu Makassar. Yogyakarta: Ombak.

Hudson, R.A. 1980.Sosiolinguistics. Cambridge: Cambridge University Press. Hymes, Dell. 1964.Language in Cukture and Society.New York: Harper Sc.

Kapang, Fredy Yusman. 2009.Planet Facebook.Yogyakarta: Cemerlang Publishing. Kaseng, Syahruddin, dkk. 1978. Kedudukan dan Fungsi Bahasa Makassar di

Sulawesi Selatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

(64)

Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip-Prinsip Pragmatik. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia(UI-Press)

Macknight, Campbell. 2012.Bugis and Makasar Two Short Grammars.Canberra: Karuda Press.

Mahsun. 2005.Metode Penelitian Bahasa.Yogyakarta: Duta Wacana University Press.

Malhotra, Naresh. 2007.Marketing Research : an applied orientation, person education, inc.,fifth edition. New Jearsey : USA

Marion, Elisa Carolina. 2008.s "Analisis Kesalahan Penggunaan Partikel Ni dan -De."Lingua Cultura 2.1 (2008).

Mokhtar, Masrurah. 1992.Penggunaan Morfem –kik –tak dan kita masyarakat Bugis dalam Berbahasa Indonesia.

Mokhtar, Masrurah. 2012. Interferensi Morfologis Penutur Bahasa Bugis damal Berbahasa Indonesia. Makalah Seminar Internasional II Bahasa-Bahasa Daerah Sulawesi Selatan, 2 Oktober 2012.

Nababan, P.W.J. 2012. Ilmu Pragmatiuk Teori dan Penerapannya. Jakarta: Depdikbud.

Nurhayati. 2016. Seminar dan Dialog Internasional LKemelayuan di Indonesia Timur IV. Makassar: Puslitbang Dinamika Masyarakat, Budaya dan Humaniora Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Universitas Haasanuddin.

Poedjosoedarmo, Soeparmo. 1978. Interferensi dan Intergrasi dalam Situasi Keanekabahasaan, Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Poedjosoedarmo, Soepomo. dkk. 1979.Morfologi Bahasa Jawa.Jakarta: Pusat

(65)

Said, D.M, M.Ide, dkk.. 1979. Morfologi dan Sintaksis Bahasa Bugis. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Soeparno. 1993.Dasar-dasar Linguistik. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.

Sikki,M, dkk. 1991.Tata Bahasa Bugis.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sugihartono. 2001.Nihongo No Joshi.Bandung: Humaniora Utama Press.

Suwarna, Ismaya. 2002. “Peningkatan Menulis Wacana Narasi dengan Teknik Penceritaan Pengalaman Pribadi Siswa Kelas II MAN 1 Surakarta”. Skripsi. Surakarta: Universitas Negeri Surakarta.

Syamsuri, Andi Sukri, dkk. 2017. Pedoman Penulisan Skripsi. Makassar: Panrita Press Unismuh Makassar.

Tim Pusat Humas Kementerian Perdagangan RI. 2014.Panduan Optimalisasi Media Sosial untuk Kementerian Perdagangan RI.Jakarta: Pusat Hubungan

Masyarakat.

Utami, Djuwita. 2010.Karakteristik Penggunaan Bahasa pada Status Facebook.

Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah. 2017. Bandung: Penerbit Yrama Widya.

(66)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah melakukan proses pengolahan data dan analisis terhadap hasil penelitian di KPPKB Kabupaten Kepulauan Anambas, maka dapat diambil kesimpulan yaitu dengan

Bagaimana menurut Bapak/ Ibu/ Saudara, nilai positip (nilai lebih) maupun nilai negatip (nilai kurang) dari model-model tersebut ditinjau dari usaha/ rantai pasok perberasan.. No

Lingkungan di sekitar sekolah dapat dijadikan salah satu objek pembelajaran sains terkait dengan kearifan lokal. Salah satunya yaitu dengan mengamati tanaman. Dalam pengamatan tana-

Persatuan Kemahiran Hidup SMK Datin Onn Jaafar mempunyai ahli seramai 80 orang pelajar lelaki dan perempuan yang dianggotai oleh pelajar tingkatan 1, 2, dan 3. Persatuan ini

Striktur esofagus maligna terutama disebabkan oleh keganasan pada esofagus, tapi juga dapat disebabkan oleh keganasan di luar esofagus sedangkan striktur esofagus

India telah men-emban-kan proses bisnis outsour>in- (0,5! industri dan kompetensi masin-=masin-1 In&rastruktur teknolo-i dan kuali&ikasi serta motiasi

Prinsip dari metode Huffman pada citra digital adalah mengkodekan setiap nilai keabuan dengan rangkaian bit 0 dan 1, di mana simbol yang memiliki frekuensi