BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Beny Syamsol Arifin dan Faizah
Betty R yang meneliti dukungan sosial terhadap penggunaan jamu tradisional
dalam perawatan ibu post partum di wilayah kerja Puskesmas Sidoharjo
Sragen mengungkapkan bahwa sebagian besar ibu yang mengkonsumsi jamu
pasca melahirkan mendapat dukungan baik berupa emosional, instrumental,
informative dan dukungan penilaian dalam penggunaan jamu di daerah
Sidoharjo Sragen.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kalsum Muthi’ah Usemahu et al.
(2013).Hasil wawancara yang dilakukan oleh penelitidiperoleh informasi
bahwa semua ibu mendapatkan pengetahuan berdasarkan pengalaman dan
ajaran dari para tetua terdahulu, sehingga penggunaan obat tradisional untuk
ibu nifas masih digunakan hingga sekarang.Semua responden menganggap
bahwa hingga pengobatan tradisional yang telah digunakan secara turun
temurun terbukti memberikan hasil yang efektif, sehingga saat ini mereka
tetap mempertahankan budaya tersebut.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Paryono dan Ari Kurniarum
kebiasaan konsumsi jamu dalam menjaga kesehatan tubuh saat hamil, setelah
melahirkan dan saat menyusui pada ibu-ibu di desa Kajoran Klaten Selatan
dengan cara mengkonsumsi jamu setiap hari ada 33 orang (83,5%), dua hari
sekali ada 6 orang (15%) dan seminggu 2 kali ada 1 orang (2,5%).
Dapat disimpulkan dari ketiga penelitian diatas memiliki persamaan
dengan yang akan diteliti berupa pengetahuan dan penggunaan jamu pasca
melahirkan, sedangkan perbedaannya yaitu penelitian yang akan dilakukan
akan meneliti sikap dan prilaku ibu dalam mengkonsumsi jamu pasca
B. Landasan Teori
1. Jamu
Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri obat
bahan alam (IOT) maupun industri kecil (IKOT) memiliki persyaratan
yang sama yaitu aman digunakan, berkhasiat atau bermanfaat dan baik
mutunya (lestari, 2007). Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan
dengan obat-obatan kimia atau konfensional seperti efek terapi yang
dirasakan tidak spontan, belum adanya standarisasi terhadap keamaanan
produk, dosis yang tepat sediaan belum dapat dipastikan dengan jelas
karena belum banyak penelitian tentang jamu, namun jamu juga memiliki
kelebihan seperti harganya lebih murah, dapat dijangkau oleh seluruh
kalangan masyarakat, mudah didapatkan, kandungan zat kimia dalam jamu
relative lebih sedikit, dapat digunakan atau dikonsumsi sehari-hari karena
berasal dari bahan alam.
Penggunaan jamu berbahaya bagi kesehatan jika digunakan secara
terus menerus dan sembarangan, digunakan dalam jumlah yang berlebih
atau dosis berlebih, salah mengkonsumsi jamu atau mengkonsumsi jamu
palsu yang bercampur dengan obat sintetik (Yuliarti, 2008). Dan bahaya
yang ditimbulkan pada jamu biasanya bersifat akumulatif.
Jamu adalah obat herbal tradisional Indonesia yang telah
dipraktekkan selama bertahunberabad-abad di masyarakat Indonesia untuk
menjaga kesehatan dan untuk mengobati penyakit.Meskipun obat kimia
menjadi semakin penting di Indonesia, namun jamu masih sangatpopuler
di pedesaan maupun di perkotaan. Sekitar 75% dari 200 juta penduduk
Indonesiamengkonsumsi berbagai jenis produk jamu secara teratur untuk
mencegah atau mengobati penyakit.Jamu telah memiliki manfaat
potensial, baik secara ekonomi dan klinis. Meskipun belum ada penelitian
yang lebih spesifik mengenai persepsi pasien terhadap resiko
Menurut Nina Aini Nurulsirah (2016) kriteria dari jamu
diantaranya yaitu:
a. Aman sesuai criteria yang ditetapkan.
b. Klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data empiris.
c. Memenuhi persyaratan mutu yang berlaku.
Dalam melakukan pengobatan tradisional digunakan obat
tradisional, menurut Peraturan Mentri Kesehatan Indonesia No 006 tentang
industi dan obat tradisional menyatakan bahwa obat tradisional hanya
dapat dibuat oleh industry dan usaha dibidang obat tradisional. Yang
meliputi:
a. IOT (Industri Obat Tradisional) adalah industry yang membuat semua
bentuk sediaan obat tradisional.
b. IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam) yaitu industry yang khusus
membuat sediaan dalam bentuk ekstrak sebagai produk akhir.
c. UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional) yaitu usaha yang membuat
semua bentuk sediaan tablet dan efervesen.
d. UMOT (Usaha Mikro Obat Tradisional) yaitu usaha yang hanya
membuat sediaan obat tradisional dalam bentuk param, tapel, pilis,
cairan obat luar, dan rajangan.
e. Usaha jamu racikan yaitu usaha yang dilakukan oleh depot-depot
jamu atau sejenisnya yang dimiliki perorangan dengan melakukan
pencampuran sediaan jadi dan atau sediaan segar obat tradisional
untuk dijajakan langsung kepada konsumen.
f. Usaha jamu gendong yaitu usaha yang dilakukan oleh perorangan
dengan menggunakan bahan obat tradisional dalam bentuk cairan
yang dibuat segar dan dapat dijajakan langsung kepada konsumen.
2. Kehamilan
a. Definisi kehamilan
Kehamilan terjadi karena akibat adanya pertemuan ovum dan
sperma di dalam ampula tuba, kemudian bernidasi pada endometrium
secara fisik maupun psikologis. Secara fisik ibu akan mengalami
perubahan pada system reproduksi, payudara, system endokrin, system
kekebalan, system perkemihan, system pencernaan, system
musculoskeletal, system kardiovaskular, system integuement,
metabolism, darah dan pembekuan darah, system pernapasan dan
system persyarafan (Asrinah et al, 2010 hal 74).
b. Diagnosis
Banyak manifestasi dari adaptasi fisiologis ibu terhadap
kehamilan yang mudah dikenali dan dapat menjadi petunjuk bagi
diagnosis dan evaluasi kemajuan kehamilan. Tetapi sayangnya proses
farmakologis atau patofisiologis kadang memicu perubahan endokrin
atau anatomis yang menyerupai kehamilan sehingga dapat
membingungkan. Perubahan endokrinologis, fisiologis, dan anatomis
yang menyertai kehamilan menimbulkan gejala dan tanda yang
memberikan bukti adanya kehamilan.Tanda- tanda kehamilan :
1) Tidak Pasti
Ada beberapa tanda dan gejala kehamilan yang dialami
seorang perempuan tetapi belum tentu hamil, yaitu :Amenore
(tidak adanya menstruasi), mual di pagi hari (tanpa muntah) terjadi
pada 2-8 minggu setelah pembuahan, mengidam (menginginkan
makanan atau minuman tertentu), sering buang air kecil, pingsan,
mammae menjadi tegang dan membesar, anoreksia (tidak nafsu
makan), konstipasi dan obsipasti, pigmentasi kulit, epulis, varises,
2) Pasti
Seseorang dinyatakan positif hamil ditandai dengan :
a) Terlihatnya embrio atau kantung kehamilan melalui USG pada
4-6 minggu setelah pembuahan.
b) Denyut jantung janin ketika usia kehamilan 10-20 minggu di
dengar dengan stetoskop leanec, alat kardiotografi, alat dopler,
atau dilihat dengan ultasonografi.
c) Terasa gerak janin dalam rahim. Pada primigravida bisa
muligravida di usia 16 minggu telihat atau teraba gerakan janin
dan bagian-bagian janin.
d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin
(Asrinah et al, 2010 hal 78-81)..
3) Kemungkinan
Tanda-tanda yang memungkinkan seseorang hamil adalah:
a) Rahim membesar (sesuai dengan tuanya kehamilan).
b) Pada pemeriksaan dijumpai tanda hegar, tanda piscaseck, tanda
chadwicks, kontraksi Braxton hicks, teraba ballottement.
c) Pemeriksaan tes biologis kehamilan positif (Asrinah et al, 2010
hal 81).
c. Perubahan Hormonal Selama Kehamilan
Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan terutama
meliputi perubahan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan
estrogen. Pada awal kehamilan, terjadi peningkatan hormon hCG dari
sel-sel trofoblas. Juga terdapat perubahan dari korpus luteum menjadi
korpus luteum gravidarum yang memproduksi estrogen dan
progesteron.
Pada pertengahan trimester satu, produksi hCG menurun,
fungsi korpus luteum gravidarum untuk menghasilkan estrogen dan
progesteron pun digantikan oleh plasenta. Pada trimester dua dan tiga,
produksi estrogen dan progesteron terus megalami peningkatan hingga
mencapai puncaknya pada akhir trimester tiga. Kadar puncak
progesteron dapat mencapai 400 g/hari dan estrogen 20 g/hari.
Estrogen dan progesteron memiliki peran penting yang mempengaruhi
sistem organ termasuk rongga mulut.Reseptor bagi estrogen dan
progesteron dapat ditemukan pada jaringan periodontal.15 Maka dari
itu, ketidakseimbangan hormonal juga dapat berperan dalam
patogenesis penyakit periodontal.Peningkatan hormon seks steroid
dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel
Beberapa perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan
periodontal :
1) Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan
kedalaman saku periodontal.
2) Peningkatan kerentanan terjadinya infeksi.
3) Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi.
4) Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya
Porphyromonas gingivalis).
5) Peningkatan sintesis PGE.
3. Pasca melahirkan
a. Pengertian Masa Nifas
Menurut Suherni, 2009 yang dikutip oleh Riza, 2014
Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta
keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai
dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan
kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain
sebagainya berkaitan saat melahirkan. Pada masa postpartum ibu
banyak mengalami kejadian yang penting, Mulai dari perubahan fisik,
masa laktasi maupun perubahan psikologis menghadapi keluarga baru
dengan kehadiran buah hati yang sangat membutuhkan perhatian dan
kasih sayang.
Masa nifas merupakan masa yang dilalui oleh setiap wanita
setelah melahirkan.Pada masa tersebut dapat terjadi komplikasi
persalinan baik secara langsung maupun tidak langsung.Masa nifas ini
berlangsung sejak plasenta lahir sampai dengan 6 minggu setelah
kelahiran atau 42 hari setelah kelahiran.Kunjungan selama nifas sering
dianggap tidak penting oleh tenaga kesehatankarena sudah merasa baik
dan selanjutnya berjalan dengan lancar.Konsep early ambulation dalam
masa postpartum merupakan hal yang perlu diperhatikankarena terjadi
perubahan hormonal. Pada masa ini ibu membutuhkan petunjukdan
nasihat dari bidan sehingga proses adaptasi setelah melahirkan
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsun selam kira-kira 6 minggu atau 42 hari,
namun secara keseruhuan akan pulih dalam waktu 3 bulan. Masa nifas
atau post partum disebut juga puerperium. Nifas yaitu darah keluar
dari rahim karena sebab melahirkan atau setelah melahirkan. Darah
nifas yaitu darah yag tertahan tidak bisa keluar dari rahim dikarenakan
hamil. Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya
adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan
(yang disertai tanda-tanda kelahiran) (Yetti Anggraini, 2010 hal 1).
b. Perubahan Fisiologis Ibu Masa Nifas
Secara fisiologis, seorang wanita yang telah melahirkan akan
perlahan-lahan kembali seperti semula. Alat reproduksi sendiri akan
pulih setelah 6 minggu. Pada kondisi ibu dapat hamil kembali. Adapun
perubahan-perubahan dalam masa nifas adalah sebagai berikut (Yetti
Anggraini, 2010 hal 31-50) :
1) Perubahan Sistem Reproduksi
a) Involusio Uterus
Involusio uterus atau penegerutan uterus merupakan suatu
proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan
berat sekitar 60 gram. Peningkatan kadar esterogen dan
progesterone bertanggung jawab untu pertumbhan massif uterus
selama masa hamil.
b) Bagian bekas implantasi plasenta
Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak
pembuluh adarah besar yang tersumbat oleh thrombus.Luka
bekas implantasi plasenta tidak meninggalkan parut karena
dilepaskan dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium
baru bawah permukaan luka.
c) Lochea
Adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas.Lochea
dalam uterus. Lokia mempunyai bau yang amis (anyir)
meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda
pada setiap wanita.
d) Cervic
Segera setelah post partum bentuk servik agak menganga
seperti corong. Bentuk ini di sebabkan oleh korpus uteri yang
dapat mengadakan kontraksi, sedangkan servik uteri tidak
berkontaksi sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus
dan servik uteri terbentuk cincin.Dan adanya perubahan pada
vulva dan vagina, perineum serta pada rahim.
2) Perubahan Sistem Pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan.Hal ini
disebabkan karena pada waktu melahirkan alat pencernaan
mendapat tekanan yang menyebabkan kolon menjadi kosong,
pengeluaran cairan yang berlebih pada saat persalinan (dehidrasi),
kurang makan, haemoroid, laserasi jalan lahir.
3) Perubahan Sistem Perkemihan
Hari pertama biasanya ibu mengalami kesulitan buang air
kecil, selain khawatir nyeri jahitan juga karena penyempitan
saluran kencing akibat penekanan kepala bayi pada saat
melahirkan.
4) Perubahan Sistem Musculoskeletal
Perubahan system musculoskeletal meliputi perubahan
dinding perut dan peritoneum, kulit abdomen, striae, perubahan
ligament dan simpisis pubis.
5) Perubahan Endokrin
Kadar estrogen menurun 10% dalam waktu sekitar 3 jam
post partum. Progresteron turun pada hari ke 3 post partum, kadar
prolaktin dalam darah berangsur-angsur hilang.
6) Perubahan Tanda-tanda Vital
Perubahan ini meliputi suhu tubuh, nadi, tekanan darah dan
7) Perubahan Sistem Kardiovaskular
Perubahan terdiri dari volume darah dan hemokonsentrasi.
Bila persalinan pervaginam, hemokonsentrasi akan naik dan pada
seksio sesaria, hemokonsentrasi cendrung stabil dan kembali
normal setelah 4-6 minggu.
8) Perubahan Hematologi
Selama minggu-minggu terakhir kehamilan, kadar
fibrinogen dan plasma serta faktor-faktor pembekuan darah
meningkat. Pada hari pertama postpartum kadar fibrinogen dan
plasma akan sedikit menurun tetapi darah lebih mengental dengan
peningkatan viskositas sehingga meningkatnya faktor pembekuan
darah.
c. Ketidak Nyamanan Fisik dalam Masa Nifas
Terdapat beberapa ketidaknyamanan pada masa
nifas.Meskipun dianggap normal, ketidaknyamanan tersebut dapat
menyebabkan distres fisik yang bermakna.
1) Nyeri setelah melahirkan
Nyeri setelah melahirkan disebabkan oleh kontraksi dan
relaksasi uterus yang berurutan yang terjadi secara terus
menerus.Nyeri ini lebih umum terjadi pada paritas tinggi dan pada
wanita menyusui.Alasan nyeri yang lebih berat pada wanita dengan
paritas tinggi adalah penurunan tonus otot uterus secara bersamaan,
menyebabkan relaksasi intermiten.Berbeda pada wanita primipara
yang tonus ototnya masih kuat dan uterus tetap berkontraksi tanpa
relaksasi intermiten.Pada wanita menyusui, isapan bayi
menstimulasi produksi oksitosin oleh hipofise posterior. Pelepasan
oksitosin tidak hanya memicu refleks let down (pengeluaran ASI)
pada payudara, tetapi juga menyebabkan kontraksi uterus. Nyeri
setelah melahirkan akan hilang jika uterus tetap berkontraksi
dengan baik saat kandung kemih kosong. Kandung kemih yang
penuh mengubah posisi uterus ke atas, menyebabkan relaksasi dan
2) Keringat berlebih
Wanita postpartum mengeluarkan keringat berlebihan
karena tubuh menggunakan rute ini dan diuresis untuk
mengeluarkan kelebihan cairan interstisial yang disebabkan oleh
peningkatan normal cairan intraselular selama kehamilan.Cara
menguranginya sangat sederhana yaitu dengan membuat kulit
tetap bersih dan kering.
3) Pembesaran payudara
Diperkirakan bahwa pembesaran payudara disebabkan oleh
kombinasi akumulasi dan stasis air susu serta peningkatan
vaskularitas dan kongesti. Kombinasi ini mengakibatkan kongesti
lebih lanjut karena stasis limfatik dan vena. Hal ini terjadi saat
pasokan air susu meningkat, pada sekitar hari ketiga postpartum
baik pada ibu menyusui maupun tidak menyusui dan berakhir
sekitar 24 hingga 48 jam.
4) Nyeri perineum
Beberapa tindakan dapat mengurangi ketidaknyamanan
atau nyeri akibat laserasi atau luka episiotomi dan jahitan laserasi
atau episiotomy tersebut.Sebelum tindakan dilakukan, penting
untuk memeriksa perineum untuk menyingkirkan komplikasi
seperti hematoma. Pemeriksaan ini juga mengindikasikan tindakan
lanjutan apa yang mungkin paling efektif.
5) Konstipasi
Rasa takut dapat menghambat fungsi bowel jika wanita
takut bahwa hal tersebut dapat merobek jahitan atau akibat nyeri
yang disebabkan oleh ingatannya tentang tekanan bowel pada saat
persalinan.Konstipasi lebih lanjut mungkin diperberat dengan
longgarnya abdomen dan oleh ketidaknyamanan jahitan robekan
perineum derajat tiga atau empat.
6) Hemoroid
Jika wanita mengalami hemoroid, mungkin mereka sangat
merasakan nyeri selama beberapa hari.Hemoroid yang terjadi
selama masa kehamilan dapat menimbulkan traumatis dan menjadi
4. Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan ini terjadi melalui panca indra manusia, yaitu indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan atau
kognitif merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya prilaku
seseorang (Johan Lazuardi, 2014).
Menurut Ali M. (2007) yang dikutip oleh Johan Lazuardi
penggolongan pengetahuan secara garis besar, pengetahuan tentang alam
dibagi menjadi dua jenis.Yang pertama adalah akal sehat, yang merupakan
serangkaian konsep dan skema konsep yang hanya dapat memenuhi
kebutuhan praktis.Penggolongan pengetahuan yang kedua adalah ilmu
pengetahuan, dimana ilmu pengetahuan merupakan akal sehat yang
sistematis dan pengembangannya secara terkontrol.
Menurut Moch, Udin Kurnia Putra (2012) pengetahuan merupakan
hasil dari pengamatan dan pengalaman individu terhadap suatu hal baru
yang dapat berguna bagi individu tersebut. Pengetahuan juga dapat dikatan
sebagai proses tahu dari suatu hal baru yang dapat bermanfaat bagi dirinya.
Tingkat pengetahuan individu terhadap suatu materi pengetahuan dapat
dilakukan pengukuran pengetahuan.Pengukuran engetahuan individu dapat
dilakukan dengan menggunakan angket yang berisi pertanyaan yang telah
disesuaikan dengan kebutuhan.Hasil pengukuran tersebut dapat dikatakn
excellet jika memiliki nilai > 85% dan sangat memuaskan jika dibawah
nilai tersebut (UI, 2007).
5. Penggunaan
Penggunaan obat tradisional di indonesiaa merupakan bagian dari
budaya bangsa dan banyak di manfaatkan masyarakat sejak berabad-abad
yang lalu.Namun demikian, pada umumnya efektivitas dan keamananya
belum sepenuhnya didukung oleh peneliti yang memadai (Sulasmono dan
Menurut Sarwono (2007) dan dikutip oleh Veronika, faktor prilaku
yang dapat mempengaruhi motivasi kesehatan individu atau masyarakat
adalah faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong. Faktor
predisposisi mencakup pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, norma
sosial dan unsure-unsur lain yang terdapat dalam diri individu dan
masyarakat. Faktor pendukung adalah tersedianya sarana pelayanan
kesehatan dan kemudahan untuk mencapainya, sedangkan faktor
pendorong adalah sikap dan prilaku dari petugas kesehatan.
6. Perilaku
Perilaku merupakan suatu respon individu akibat adanya pengaruh
sebelumnya.Prilaku individu dapat terbentuk akibat adanya penyebab yang
melatar belakanginya.Perilaku menurut KBBI (2007) didefinisikan sebagai
suatu reaksi individu terhadap rangsangan. Teori perilaku dalam
keperawatan jiwa menjelaskan bahwa inti dari perilaku adalah hubungan
antar stimulus dan respon yang akan dihasilkan (Katherine, 2006).
7. Sikap
Setiap individu memiliki sikap yang bebeda-beda satu sama lain.
Individu memiliki sikap yang positif ketika individu merasa senang dan
mampu menempatkan dirinya pada tingkatan sikap yang ada (Sarlito,
2009).
Azwar (2013) menuliskan bahwa sikap seseorang dapat
dipengaruhi oleh berbagai hal, yaitu :
a. Rumah
Tingkah laku anak dan sikap anak tidak hanya di pengaruhi
oleh bagaimana sikap-sikap orang yang berada di dalam rumah itu,
melainkan juga bagai mana sikap-sikap mereka dan bagaimana mereka
mengadakan atau melakukan hubungan-hubungan dengan orang-orang
diluar rumah. Dalam hal ini peran orang tua sangat penting dalam
membentuk pengetahuan anak yang akan yang akan membentuk sikap
b. Sekolah
Peran pranata pendidikan adalah untuk membentuk
kepribadiaan anggota masyarakat agar menjadi warga yang baik dan
unggul secara intelektual.Peran guru sejak pendidikan dasar sangat
besar berpengaruh pada pola pikir, prilaku, sikap anak dalam
membentuk kepribadiaanya.
c. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan sangatlah berpengaruh terhadap sikap
seseorang.
d. Pengalaman
Apa yang telah dan sedang dialami seseorang, akan ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap
stimulasi sosial. Tanggapan akan menjadi salah satu dasar
terbentuknya sikap. Pengalaman dapat didapatkan dari pendidikan dari
suatu instansi, pernah mengalami suatu kejadian, dan pernah melihat
dari orang lain. Pengalam sangat berpengaruh terhadap seseorang
dalam bersikap.
Sikap memiliki 3 komponen pokok yaitu (Soekidjo Notoatmodjo, 2007) :
a. Kepercayaan (keyakinan), ide, dan konsep terhadap suatu objek.
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c. Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave).
Ketiga komponen ini secara bersaamaan membentuk sikap yang
utuh, dalam penentuan sikap yang utuh ini, penegtahuan, pikiran,
keyakinan, dan emosi memegang peranan sangat penting. Sikap memiliki
tingkatan-tingkatan, yaitu : Menerima juga dapat diartikan bahwa
seseorang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang di berikan
(objek), menanggapai diartikan member jawaban atau tanggapan terhadap
pernyataan atau objek yang dihadapi, mengahrgai diartikan subjek atau
seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus
dalam arti membahasnya dengan orang lain bahkan mengajak atau
mempengaruhi orang lain merespons, bertanggung jawab terhadap apa
C. Profil Wilayah Purwokerto
Purwokerto adalah ibu kota kabupaten Banyumas, provinsi Jawa
Tengah. Purwokerto terletak di selatan gunung Slamet, terletak dikoordinat
7026’LU 109014’BT/7,4330LS 109,2330BT.Purwokerto terbagi menjadi 4 kecamatan dengan 27 kelurahan. Jumlah penduduk pada tahun 2015 di setiap
kecamatan Purwokerto menurut Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yaitu
Purwokerto Selatan sejumlah 83.596 jiwa, kecamatan Purwokerto Barat
sejumlah 59.210 jiwa, kecamatan Purwokerto Timur sejumlah 65.465 jiwa dan
kecamatan Purwokerto Utara sejumlah 26.583 jiwa. Berdasarkan survei yang
dilakukan peneliti, Dinas Kesehatan Banyumas belum mempunyai data terkait
profil penggunaan jamu pasca melahirkan. Berdasarkan data DinKes
Banyumas angka kelahiran di daerah Purwokerto pada tahun 2014 sebagai
berikut :
Tabel 2.1 Jumlah kelahiran di daerah Purwokerto tahun 2015
No Wilayah Hidup Mati Hidup + Mati
1. Purwokerto Barat 787 1 788
2. Purwokerto Timur I 488 3 491
3. Purwokerto Timur II 658 1 659
4. Purwokerto Selatan 1.612 1 1.613
5. Purwokerto Utara I 374 1 375
6. Purwokerto Utara II 406 2 408