• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

8 A. Penelitian Terdahulu

Dalam penelitian ini penulis memaparkan tiga penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti yaitu tentang Pengaruh Wisata Makam Proklamator Bung Karno Terhadap Tingkat Pendapatan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah Di Kota Blitar.

1. Yhoga Bagus Adhikrisna (2016) melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Pariwisata Terhadap Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten/Kota Di Provinsi Jawa Timur 2011-2014”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perkembangan dan menganalisis pengaruh jumlah wisatawan, jumlah hotel dan jumlah restoran terhadap produk domestik regional bruto (PDRB) Provinsi Jawa Timur. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh saudara Yhoga tersebut diketahui Jumlah Wisatawan (X1), Jumlah Hotel (X2), dan Jumlah Restoran (X3) terhadap Produk Domestik Regional Bruto (Y) berpotensi mempengaruhi PDRB secara positif. Ketiga variabel independen tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependennya, sehingga hendaknya dapat dijadikan landasan bagi pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengambil kebijakan dalam rangka pengembangan perekonomian di Provinsi Jawa Timur.

(2)

2. Rony Ika Setiawan (2013) “Strategi Pemasaran Pendukung Sektor Pariwisata Berbasis Usaha Mikro dan Kecil di Kota Blitar”. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan strategi pemasaran pendukung sektor pariwisata berbasis usaha mikro dan kecil di Kota Blitar. Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rony dapat diketahui prioritas strategi pemasaran sektor pendukung pariwisata berbasis usaha mikro dan kecil di Kota Blitar urutannya adalah sebagai berikut: product/service, people, price, positioning,power, physical, publicity, promotion, place, publicrelation, dan purchasing power. Dengan meningkatkan pelatihan manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan strategi pemasaran, mereka akan dapat meningkatkan pemasaran ke daerah/propinsi dan Negara lain.

3. Firdausa (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Modal Awal, Lama Usaha, dan Jam Kerja Terhadap Pendapatan Pedagang Kios di Pasar Bintoro Demak. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui pengaruh modal awal, lama usaha, dan jam kerja terhadap pendapatan pedagang kios di pasar bintoro demak. Dengan menggunakan metode Regresi Linier Berganda. Dan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal awal, lama usaha dan jam kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan pedagang, pengaruh ketiganya cukup besar.

Persamaan penelitian sekarang dengan peneliti-peneliti terdahulu yaitu pada peneliti pertama sama-sama menggunakan objek tentang pariwisata dan memakai tiga variabel independen. Untuk analisis pada peneliti pertama sama-sama menggunakan alat analisis regresi. Pada peneliti kedua sama-sama menggunakan pelaku UMKM sebagai variabel indepeden. Peneliti kedua sama-sama

(3)

menggunakan studi kasus di Kota Blitar. Sedangkan pada peneliti ketiga sama-sama menggunakan variabel terikat (Y) tentang pendapatan dan variabel bebas (X) tentang jam kerja, modal, lama usaha.

Perbedaan penelitian sekarang dengan peneliti-peneliti terdahulu adalah pada lokasi studi kasus, peneliti pertama menggunakan studi kasus di Jawa Timur, sedangkan penelitian sekarang menggunakan studi kasus di Kota Blitar. Untuk alat analisis pada peneliti kedua menggunakan software Expert Choice2000 melalui metode Analytical Hierarchy Process (AHP) sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis regresi linier berganda.

B. Landasan Teori

1. Pendapatan

1) Pengertian Pendapatan

Tujuan pokok dijalankannya suatuusaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsunganhidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau alat pertukaran.

Pendapatanjuga dapat diartikan sebagai hasil dari penjualan baik itu berupa uang atau barang yang diterima dan merupakan balas jasa untuk faktor-faktor produksi. Upaya peningkatan pendapatan ini ditempuh melalui usaha produktivitas seluruh sumber daya manusia yang ada dalam keluarga. Pendapatan rumah tangga adalah penghasilan dari keseluruhan anggota rumah tangga yang disumbangkan untuk memenuhikeluarga

(4)

ataupunperorangan anggota rumah tangga. Pendapatan seseorang dapat berubah-ubah dari waktu kewaktu sesuai kemampuan mereka. Oleh sebab itu, dengan berubahnya pendapatan seseorang akan berubah pula besarnya pengeluaran mereka untuk konsumsi suatu barang. Jadi pendapatan merupakan faktor yang penting dalam mempengaruhi konsumsi seseorang atau masyarakat terhadap suatu barang.

Seorang pengusaha dalam melakukan usahanya akan selalu berfikir bagaimana mengalokasikan input seefektif dan seefisien mungkin untuk memperoleh hasil maksimal dan memaksimumkan keuntungan atau pendapatan. Namun, islam tidak menyukai atas pembuatan memaksimalkan pendapatn demikian. Bagaimanapunjuga, praktik mamaksimalisasi pendapatan (laba) yang saat ini terlalu berlebihan dalam menekan efisiensi ekonomi dan tidak mengindahkan implikasi yang kurang baik pada ekonomi.

Pendapatan adalah penerimaan dana sebagai hasil dari suatu investasi. Pendapatan juga berarti aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sabagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa. Sedangkan dalam pedoman akuntansi Indonesia dikatakan bahwa pendapatan adalah peningkatan jumlah aktiva atau penurunan jumlah kewajiban suatu badan usaha yang timbul dari pengaruh barang dan jasa atau aktivitas usaha lainnya dalam suatu periode.

2) Macam-Macam Pendapatan

Biro pusat statistik merinci pendapatan dalam kategori sebagai berikut: a. Pendapatan berupa uang, yaitu pendapatan dari :

(5)

(1) Gaji dan upah (2) Usaha sendiri (3) Hasil investasi (4) Keuntungan sosial

b. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan yang berupa:

(1) Bagian pembayaran upah dari gaji yang dibentuk dalam : bonus, pengobatan, transportasi, perumahan, rekreasi.

(2) Barang yang diproduksi dan dikonsumsi di rumah

c. Pendapatan yang bukan merupakan pendapatan adalah, yaitu penerimaan yang berupa : pengambilan tabungan, penjualan barang-barang yang dipakai, penagihan piutang, pinjaman utang, kiriman uang, warisan. 3) Sumber Pendapatan

Menurut Sumardi Evert, pendapatan yang diterima seseorang berasal dari berbagai sumber pendapatan yaitu:

a. Pendapatan sector formal, yaitu pendapatan yang bersumber dari upah atau gaji yang diperoleh secara tetap dan jumlah yang telah ditentukan. b. Pendapatan sector informal, yaitu pendapatan yang bersumber dari

perolehan atau penghasilan tambahan.

c. Pendapatan sub intern, yaitu pendapatan yang bersumber dari usaha sendiri seperti dari hasil bercocok, beternak, hasil dari kebun dan sebagainya.

(6)

4) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

Tingkat pendapatan dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain: jumlah tenaga kerja, jam kerja, modal usaha, dan pengalaman usaha. Hal-hal yang mempengaruhi pendapatan menurut Wahyudin dan Oktariana ditentukan berdasarkan dari beberapa teori seperti menurut Tjiptoroso dalam Wahyudin dan Oktariana, bahwa dengan modal yang relatif besar akan memungkinkan suatu unit penjualan menambah variasi komoditas dagangannya. Dengan cara ini berarti akan semakin memungkinkan diraihnya pendapatan yang lebih besar. Menurut Sentayani dalam Wahyudin dan Oktarina, bahwa penggunaan tenaga kerja dapat pula meningkatkan pendapatan karena dengan tambahan jumlah tenaga kerja akan memungkinkan adanya pelayanan yang lebih baik kepada konsumen, baik dalam arti kualitas maupun kuantitas pelayanan. Melalui cara ini maka akan dapat memikat jumlah pelanggan yang lebih banyak dan lebih memungkinkan terpeliharanya loyalitas pelanggan, dan akhirnya akan meningkatkan pendapatan.

Untuk meningkatkan pendapatan usaha pengusaha konveksi harus meningkatkan kinerja pengelolaan usahanya, seperti pemanfaatan modal kerja secara optimal, dan penggunaan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan.

Faktor-faktor yang mempengaruhitingkatpendapatanadalah :

a. Faktor tenaga kerja, dalam hal ini tenaga kerja yang diukur dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan.

(7)

c. Faktor modal, modal yang digunakan untuk menjalankan suatu usaha, terutama modal kerja untuk kegiatan operasi sehari-hari.

d. Faktor keahlian, keahlian dalam hal ini ditunjukkan dengan keterampilan kewirausahaan seorang pengusaha, semakin lama seorang pengusaha menekuni usahanya, maka akan semakin memiliki ketrampilan kewirausahaan yang tinggi.

Menurut Suwardjono dalam Astuti bahwa tingkat pendapatan dipengaruhi oleh:

a. Modal atau pendanaan yang mengakibatkan adanya tambahan dana. b. Untung dari penjualan aktiva yang berupa produk perusahaan. c. Hadiah, sumbangan atau temuan.

d. Penyerahan produk perusahaan berupa hasil penjualan produk atau penyerahan jasa.

Adanya modal kerja yang lebih dari cukup akan mengurangi risiko dan meningkatkan hasil perusahaan. Pendapatan ini didasarkan bahwa dengan cukup tersedianya modal kerja maka, kegiatan dapat diarahkan pada pencarian hasil yang lebih tinggi dengan ekspansi/perluasan usaha. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat pendapatan, diantaranya faktor modal kerja, tenaga kerja, jam kerja, lama usaha, ketersediaan bahan baku, teknologi, serta produk.

(8)

2. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) telah diatur oleh undang-undang No 20 tahun 2008. Pengertian UMKM adalah peluang usaha produktif milik orang perorangan atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur oleh undang-undang. Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi yang kriteria usaha kecil sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang. Kriteria UMKM, peluang usaha mikro memiliki asset maksimal Rp 50 juta, dengan omset maksimal Rp 300 juta/ tahun. Peluang usaha kecil memiliki asset > Rp 50 juta -Rp 500 juta dengan omset > Rp 300 juta –Rp 2,5M /tahun. Peluang usaha menengah memiliki asset > Rp 500 juta –Rp 10 M dengan omset > Rp 2,5 M – Rp 50 M /tahun.

Bentuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) berupa perusahaan perorangan, persekutuan, seperti misalnya firma dan CV maupun perseroan terbatas. Dari perspektif dunia diakui bahwa usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) memainkan suatu peran yang sangat vital didalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya dinegara-negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga dinegara-negara maju (NM). Di Negara maju UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha

(9)

tersebut menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan usaha besar, seperti halnya di negara sedang berkembang tetapi juga dibanyak negara kontribusinya terhadap pembentukan atau pertumbuhan produk domestic bruto (PDB) paling besar dibandingkan kontribusi dari usaha besar. Menurut Aharoni (1994) dalam Tulus Tambunan (2009), jumlah UMKM dinegara adidaya tersebut mencapai sedikitnya diatas 99 persen dari jumlah unit usaha dari semua kategori. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan inti dari basis industri di Amerika Serikat. UMKM juga sangat penting dibanyak negara Eropa, khususnya Eropa Barat. Di Belanda misalnya, jumlah UMKM sekitar 95% dari jumlah perusahaan di negara kincir angin tersebut (Bijmolt dan Zwart, 1994) dalam Tulus Tambunan (2009). Seperti di Amerika Serikat, juga dinegara-negara industri maju lainnya yang tergabung dalam OECD, seperti Jepang, Jerman, Prancis dan Kanada. UMKM merupakan motor penting dari pertumbuhan ekonomi, inovasi dan progres teknologi (Thornburg, 1993 dalam Tulus Tambunan 2009).

Di Negara yang sedang berkembang UMKM yang ada memiliki karakteristik yang berbeda dengan usaha besar, karakteristik yang dimiliki adalah sebagai berikut (Tulus Tambunan, 2009:2) :

a. Jumlah perusahaan sangat banyak jauh melebihi jumlah usaha besar. Terutama dari kategori usaha mikro, dan usaha kecil. Berbeda dengan usaha besar dan usaha menengah, usaha mikro dan usaha kecil tersebar diseluruh pelosok perdesaan, termasuk diwilayah-wilayah yang terisolasi. Oleh karena itu, kelompok usaha ini mempunyai suatu signifikansi lokal

(10)

yang khusus untuk ekonomi perdesaaan. Dalam kata lain, kemajuan pembangunan ekonomi perdesaan sangat ditentukan oleh kemajuan pembangunan UMKM nya.

b. Karena sangat padat karya, berarti mempunyai suatu potensi pertumbuhan kesempatan kerja yang sangat besar, pertumbuhan UMKM dapat dimasukkan sebagai suatu elemen penting dari kebijakan-kebijakan nasional untuk meningkatkan kesempatan kerja dan menciptakan pendapatan, terutama bagi masyarakat miskin. Hal ini juga yang bisa menjelaskan kenapa pertumbuhan UMKM menjadi semakin penting diperdesaan di negara sedang berkembang, terutama diderah-daerah dimana sektor pertanian mengalami stagnasi atau sudah tidak mampu lagi menyerap pertumbuhan tahunan dari penawaran tenaga kerja diperdesaan. Teori dari A. Lewis (suplai tenaga kerja tak terbatas), kondisi kelebihan tenaga kerja diperdesaan akan menciptakan arus manusia terus-menerus dari perdesaan ke perkotaan. Apabila kegiatan- kegiatan ekonomi perkotaan tidak mampu menyerap pendatang-pendatang tersebut, jumlah pengangguran akan meningkat dan akan muncul banyak masalah sosial diperkotaan. Oleh sebab itu, kegiatan-kegiatan nonpertanian diperdesaan, terutama industri, selalu diharapkan bisa berfungsi sebagai sumber penyerapan kelebihan penawaran tenaga kerja kesektor pertanian sehingga bisa membatasi arus migrasi keperkotaan dan dalam hal ini UMKM perdesaan dapat memainkan suatu peran yang signifikan.

(11)

c. Banyak UMKM bisa tumbuh pesat. Bahkan, banyak UMKM bisa bertahan pada saat ekonomi Indonesia dilanda suatu krisis besar pada tahun 1997-1998. Oleh sebab itu, kelompok usaha ini dianggap sebagai perusahaan-perusahaan yang memiliki fungsi sebagai basis bagi perkembangan usaha lebih besar. Misalnya usaha mikro bisa menjadi landasan bagi pengembangan usaha kecil, sedangkan usaha kecil bagi usaha menengah dan usaha menengah bagi usaha besar.

d. Walaupun pada umumnya masyarakat perdesaan miskin, banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang-orang desa yang miskin bisa menabung dan mereka mau mengambil risiko dengan melakukan investasi. Dalam hal ini, UMKM bisa menjadi suatu titik permulaan bagi mobilitas tabungan/investasi diperdesaan sementara pada waktu yang sama, kelompok usaha ini dapat berfungsi sebagai tempat pengujian dan peningkatan kemampuan berwirausaha dari orang-orang desa.

e. Walaupun banyak barang yang diproduksi oleh UMKM juga untuk masyarakat kelas menengah dan atas, terbukti secara umum bahwa pasar utama bagi UMKM adalah untuk barang-barang konsumsi sederhana dengan harga relatif murah, seperti pakaian jadi dengan desain sederhana, mebel dari kayu, bambu, dan rotan, barang-barang lainnya dari kayu, alas kaki, dan alatalat dapur dari aluminium dan plastik. Barang-barang ini memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat miskin atau masyarakat berpendapatan rendah. Namun demikian, banyak juga UMKM yang membuat barang-barang nonkonsumsi, seperti peralatan-peralatan

(12)

produksi, berbagai macam mesin sederhana dan/atau komponen-komponennya, bahan-bahan bangunan dan barang-barang setengah jadi lainnya untuk kebutuhan kegiatan-kegiatan dibanyak sektor, seperti industri, konstruksi, pertanian, perdagangan, pariwisata dan transportasi. f. Seperti sering dikatakan didalam tulisan satu keunggulan dari UMKM

adalah tingkat fleksibilitasnya yang tinggi, relatif mampu bersaing terhadap pesaingnya yaitu usaha besar. Berry dkk (2001) dalam Tulus Tambunan (2009) menyatakan kelompok usaha ini dilihat sangat penting di industriindustri yang tidak stabil atau ekonomi-ekonomi yang menghadapi perubahan-perubahan kondisi pasar yang cepat, seperti kondisi ekonomi 1997-1998 yang dialami oleh beberapa negara di Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Menurut laporan BPS terdapat perbedaan antara usaha mikro usaha kecil dan usaha menengah dalam latar belakang atau motivasi pengusaha melakukan usaha. Perbedaan motivasi pengusaha sebenarnya harus dilihat sebagai karakteristik paling penting untuk membedakan antara UMKM dengan usaha besar, maupun antar sub kategori didalam kelompok UMKM itu sendiri. Menurut laporan itu, sebagian besar pengusaha mikro di Indonesia mempunyai latar belakang ekonomi yakni alasan utama melakukan kegiatan tersebut adalah ingin memperoleh perbaikan penghasilan. Perbedaan lain antara UMKM dengan usaha besar maupun didalam kelompok UMKM itu sendiri menurut status badan hukum. Jelas, semua perusahaan didalam kelompok usaha besar berbadan hukum. Namun tidak demikian dengan UMKM.

(13)

Berdasarkan hasil survey BPS, terlihat bahwa sebagian besar UMKM tidak berbadan hukum yang mencapai sekitar 95,1 persen dari jumlah unit usaha.

3. Pariwisata

Menurut etimologi kata pariwisataidentikkan dengan kata “travel” dalam bahasa Inggris yang diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali–kali dari satu tempat ke tempat lain. Atas dasar itu pula dengan melihat situasi dan kondisi saat ini pariwisata dapat diartikan sebagai suatu perjalanan terencana yang dilakukan secara individu atau kelompok dari satu tempat ke tempat lain dengan tujuan untuk mendapatkan kepuasan dan kesenangan (Sinaga, 2010:12).

Menurut Yoeti (1987:103-109), Secara etimologi kata Pariwisata berasal dari bahasa sanskerta. Kata pariwisata terdiri dari dua suku kata yaitu masing – masing kata pari dan wisata. Pari berarti banyak, berkali – kali, berputar – putar dan lengkap. Wisata berarti perjalanan, bepergian, yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam bahasa inggris. Atas dasar tersebut maka pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali – kali atau berputar – putar dari suatu tempat ke tempat lain.

Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang di selenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah di tempat yang dikunjungi tetapi semata – mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.

(14)

Menurut Spillane (1987:22) seseorang dapat melakukan perjalanan atau pariwisata dengan berbagai cara karena alasan yang berbeda – beda pula. Suatu perjalanan dapat dianggap sebagai perjalana wisata bila memenuhi tiga persyaratan yang diperlukan, yaitu:

a. Harus bersifat sementara.

b. Harus bersifat sukarela dalam arti tidak terjadi karena dipaksa c. Tidak bekerja yang bersifat menghasilkan upah ataupun bayaran. 4. Wisatawan

Menurut Irawan, (2010:12) arti kata wisatawan yang berasal dari kata wisata maka sebenarnya tidaklah tepat sebagai pengganti kata tourist dalam bahasa inggris. Kata itu berasal dari bahasa sansekerta: wisata yang berarti perjalanan yang dapat disamakan dengan kata travel dalam bahasa inggris dan kata wan untuk menyatakan orang dengan profesinya, keahliannya, keadaannya, jabatannya, kedudukan seseorang. Jadi wisatawan adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu.

Jenis dan macam wisatawan menurut Yoeti (1987:131-133) melihat dari sifat perjalanan dan ruang lingkup dimana perjalanan wisata itu dilakukan:

a. Wisatawan asing (foreign tourist)

Adalah orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang bukan merupakan negara dimana ia biasanya tinggal.

(15)

Wisatawan asing bagi suatu negara dapat ditandai dari status kewarganegaraan, dokumen perjalanan yang dimilikinya dan dapat pula dari jenis mata uang yag dibelanjakannya, karena pada umumnya golongan wisatawan ini hampir selalu menukarkan uangnya terlebih dahulu pada Bank atau Money Changers sebelum berbelanja.

Dalam rangka meninkatkan tambahan penghasilan devisa negara, maka jenis wisatawan ini yang perlu ditingkatkan jumlahnya, karena uang yang dibelanakannya merupakan devisa bagi negara yang menjadi tourist receiving countries.

b. Domestic Foreign Tourist.

Yang dimaksudkan dengan wisatawan semacam ini adalah orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal pada suatu negara, yang melakukan perjalana wisata di wilayah negara dimana ia tinggal.

Orang tersebut bukan warga negara dimana ia berada, tetapi adalah warga negara asing yang karena tugasnya atau kedudukannya menetap dan tinggal pada suatu negara, dengan memperoleh penghasilan dengan mata uang negara aslinya atau dengan mata uang negara dimana ia tinggal tetapi dalam jumlah yang berimbang, karena itu dalam membelanjakan uangnya dapat dengan mata uang negara aslinya atau dapat pula dengan mata uang neara dimana ia tinggal. Contohnya, seorang bangsa Amerika yang bekerja di Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta yang melakukan perjalanan wisata ke Bali.

(16)

c. Domestic tourist

Adalah wisatawan dalam negeri, yaitu seseorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Jadi di sini tidak ada sama sekali unsur asingnya, baik kebangsaannya, uang yang dibelanjakannya atau dokumen perjalanan yang dimilikinya.

d. Indigenous Foreign Tourist

Adalah warga negara suatu negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatanya berada di luar negeri, pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. Misalnya, mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Eropa pulang ke Indonesia dan sampai di Indonesia mereka melakukan perjalanan wisata ke suatu tempat di wilayah Indonesia.

e. Transit tourist

Transit tourist adalah wisatawan yang sedang melakukan perjalanan wisata ke suatu negara tertentu yang menumpang kapal laut, pesawat ataupun kereta api yang terpaksa mampir atau singgah pada suatu pelabuhan , bandar udara ataupun stasiun kereta api bukan atas kemauannya sendiri. Biasanya hal ini terjadi bila transportasi yang digunakan diganti untuk meneruskan perjalanan ke negara tujuan atau menambah penumpang atau bahan bakar dan kemudian melanjutkan perjalanan untuk tujuan semula. Karena waktunya relatif cukup lama,

(17)

maka waktu menunggu ini diunakan oleh penumpang untuk sightseeingatau berkeliling di tempat d mana ia singgah.

f. Business Tourist.

Business Tourist adalah orang yang melakukan perjalanan baik orang asing atau warga negara sendiri yang mengadakan perjalanan untuk tujuan lain bukan wisata, tetapi perjalanan wisata akan dilakukannya setelah tujuan utamanya selesai. Jadi di sini tujuan wisata adalah merupakan tujuan sekunder setelah tujuan primer selesai dilakukan.

5. Pengertian Pedagang

Kegiatan perdagangan dapat menciptakan kesempatan kerja melalui dua cara. Pertama secara langsung, yaitu dengan kapasitas penyerapan tenaga kerja yang benar. Kedua secara tidak langsung, yaitu dengan perluasan pasar yang di ciptakan oleh kegiatan perdagangan di satu pihak dan pihak lain dengan memperlancar penyaluran dan pengadaan bahan baku. (Kurniadi dan Tangkilisan, 2010)

Pedagang adalah perantara yang kegiatannya membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk atas inisiatif dan tanggung jawab sendiri dengan konsumen untuk membeli dan menjualnya dalam partai kecil atau per satuan.(Sugiharsono dkk, 2000:45)

Menurut UU Nomor 29 Tahun 1948, Pedagang adalah orang atau badan membeli, menerima atau menyimpan barang penting dengan maksud untuk di jual diserahkan, atau dikirim kepada orang atau badan lain, baik yang masih

(18)

berwujud barang penting asli, maupun yang sudah dijadikan barang lain. (Widodo, 2008:285-286).

6. Pengertian Jam Kerja

Analisis jam kerja merupakan bagian dari teori ekonomi mikro, khususnya pada teori penawaran tenaga kerja yaitu tentang kesediaan individu untuk bekerja dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan konsekuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya ia dapatkan. Kesediaan tenaga kerja untuk bekerja dengan jam kerja panjang ataupun pendek adalah merupakan keputusan individu (Wicaksono, 2011).

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan jam kerja adalah lamanya waktu yang digunakan untuk menjalankan usaha. Di mulai sejak usaha tersebut buka sampai usaha jualannya tutup, tiap harinya.Semakin lama jam kerja yang digunakan pedagang untuk menjalankan usahanya, berdasarkan jumlah barang yang ditawarkan, maka semakin besar peluang untuk mendapatkan tambahan penghasilan.

7. Pengertian Modal

Santoso (2001) mengatakan bahwa modal adalah jumlah total uang yang dikeluarkan pengusaha untuk mendirikan suatu usaha dan mengoperasikan usaha. Menurut Bambang Riyanto (1998 : 10) Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan : “Modal adalah hasil produksi yang digunakan untuk memproduksi lebih lanjut. Dalam perkembangannya kemudian modal ditekankan pada nilai, daya beli atau kekuasaan memakai atau menggunakan yang terkandung dalam barang-barang modal”.

(19)

Menurut Fair (2007) menyatakan bahwa modal merupakan factor penting dalam melakukan usaha, sebab modal mempunyai hubungan yang sangat kuat dengan berhasil atau tidaknya suatu usaha yang dijalani. Atau pengertian klasik modal mengandung pengertian hasil produksi yang digunakan untuk produksi lebih lanjut atau dapat juga dijelaskan bahwa jika suatu usaha menambahkan modal berarti usaha tersebut dapat dikatakan mengalami peningkatan atau berkembang sehingga peningkatan modal dapat mempengaruhi pendapatan.

8. Pengertian Lama Usaha

Menurut Sukirno (1994) lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lamanya seorang pelaku usaha atau bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi kemampuan atau keahliannya, sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Keahlian usaha merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mengorganisasikan dan menggunakan faktor-faktor lain dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa yang diperlukan masyarakat.

9. Hubungan Antara Variabel Independent Terhadap Variabel Dependent a. Hubungan Jam Kerja (X1) Terhadap Pendapatan (Y)

Hasil penelitian Jafar dan Tjiptoroso dalam Firdausa (2012) membuktikan adanya hubungan langsung antara jam kerja dengan tingkat pendapatan. Setiap penambahan waktu operasi akan makin membuka peluang bagi bertambahnya omzet penjualan. (Firdausa,2012).

(20)

b. Hubungan Modal Dagang (X2) Terhadap Pendapatan (Y)

Modal merupakan input (factor produksi) yang sangat penting dalam menentukan tinggi rendahnya pendapatan. Tetapi bukan berarti merupakan factor satu-satunya yang dapat meningkatkan pendapatan (Suparmoko dalam Firdausa, 2012). Sehingga dalam hal ini modal bagi pedagang juga merupakan salah satu factor produksi yang mempengaruhi tingkat pendapatan.

c. Hubungan Lama Usaha (X3) Terhadap Pendapatan (Y)

Lamanya suatu usaha dapat menimbulkan pengalaman berusaha, dimana pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku (Sukirno, 1994). Lama pembukaan usaha dapat mempengaruhi tingkat pendapatan, lama seorang pelaku bisnis menekuni bidang usahanya akan mempengaruhi produktivitasnya (kemampuan profesionalnya/keahliannya), sehingga dapat menambah efisiensi dan mampu menekan biaya produksi lebih kecil dari pada hasil penjualan. Semakin lama menekuni bidang usaha perdagangan akan makin meningkatkan pengetahuan tentang selera ataupun perilaku konsumen. (Wicaksono, 2011).

C. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan peneliti, dimunculkan kerangka berfikir untuk menjelaskan analisis tingkat pendapatan usaha mikro kecil dan menengah di wisata makam proklamator bung karno Kota Blitar.

(21)

Sumber : Firdausa, diolah, 2017

Gambar 2.1.KerangkaPemikiran D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang sebenarnya masih harus di uji secara empiris. Hipotesis yang di maksud merupakan dugaan yang mungkin benar atau mungkin salah. Dengan mengacu pada dasar suatu pemikiran yang bersifat teoritis dan berdasarkan studi empiris yang pernah dilakukan berkaitan dengan penelitian di bidang ini, maka akan diajukan hipotesis “Diduga bahwa jam kerja, modal dagang dan lama usaha berpengaruh signifikan terhadap pendapatan”. Jam Kerja (X1) Lama Usaha (X3) Pendapatan (Y) Modal Dagang (X2)

Gambar

Gambar 2.1.KerangkaPemikiran  D. Hipotesis Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran merupakan kumpulan dari kegiatan guru dan siswa yang disengaja atau dimaksudkan guna terwujudnya tujuan pembelajaran. Pembelajaran bertujuan agar siswa

Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini penulis memaparkan dua penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti tentang analisis pengaruh faktorfaktor

Atas dasar hal ini, maka penelitian tentang: Kajian aktivitas dan mekanisme kerja molekuler antikanker ekstrak etanol daun Chromolaena odorata Linn pada Tikus Putih Wistar

Pertumbuhan ekonomi AS pada triwulan III 2016 mencapai 2.9% SAAR, utamanya didorong peningkatan pertumbuhan ekspor dan investasi yang lebih besar dari penurunan pertumbuhan

Berkenaan dengan hal tersebut maka desa Bandar Jaya berubah menjadi Kelurahan Bandar Jaya, merupakan tempat yang telah kami kunjungi untuk mengetahui monografi

Balai PATP mendukung arah dan sasaran Strategis Pembangunan Pertanian dan Pangan Lima Tahun ke depan (2020-2024), melalui upaya-upaya pengelolaan alih teknologi, invensi

Dalam buku karya Riant Nugroho telah dijelaskan bahwa dasarnya implementasi program dilakukan oleh dua aktor secara bersama-sama yaitu state and society (Nugroho, 2018).

Menurut Bungin (2006) pada bukunya Sosiologi Komunikasi menjelaskan secara sederhana mengenai khalayak yaitu sebagai massa yang menerima informasi massa yang