9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Tinjauan penelitian terdahulu ini dilatar belakangi dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ), maka tinjauan penelitian terdahulu digunakan sebagai referensi untuk mengetahui permasalahan yang sudah diteliti sebelumnya dan sebagai tolak ukur untuk melakukan penelitian sekarang.
Tabel 2.1 Mapping Penelitian Terdahulu
No Judul & Nama Peneliti
Metode Penelitian &
Variabel
Hasil 1. Analisis
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kerupuk Mentah Potato dan Kentang Keriting Menggunakan Metode Economic Order Quantity (EOQ)
(Efendi et al., 2019)
Metode Penelitian : Economic Order Quantity (EOQ) Variabel : Pengendalian Persediaan, Bahan Baku.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode EOQ pada pengendalian persediaan bahan baku potato dan kentang keriting pada perusahaan PT. Surya Indah Food Multirasa dapat menekan biaya total persediaan sehingga biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut menjadi lebih hemat.
2. Analisis Optimalisasi Persediaan Barang Dengan
Metode Penelitian : Economic Order
Hasil penelitian menunjukkan jika perhitungan menggunakan metode EOQ mampu menghemat biaya persediaan. Penghematan biaya
10 Menggunakan
Metode Economic Order Quantity Pada PT. Aneka Usaha
(Afrilia &
Jemakmun, 2020)
Quantity (EOQ) Variabel : Persediaan, Total Biaya Persediaan.
yang didapatkan adalah untuk tahun 2017 terjadi penghematan biaya sebesar Rp.4.048.420, tahun 2018 sebesar Rp.4.833.344 dan 2019 sebesar Rp.6.865.523.
Karena sudah terbukti mengalami penghematan dengan metode EOQ sebaiknya perusahaan segera menggunakan metode EOQ untuk pengelolaan persediaan barang mereka kedepannya.
3. Penerapan Economic Order Quantity (EOQ) Pada PT.
Woloan Permai Perkasa
(Sundah et al., 2019)
Metode Penelitian : Economic Order Quantity (EOQ) Variabel : Pengendalian Persediaan, Biaya Persediaan, Bahan Baku.
Dari hasil penelitian pada PT.
Woloan Permai Perkasa, dapat diketahui bahwa perusahaan telah berupaya melakukan pengendalian persediaan bahan baku yang efisien dengan menetapkan kebijakan- kebijakan dalam pengendalian persediaan bahan baku perusahaan.
Salah satu kebijakan perusahaan dalam pengendalian persediaan adalah kebijakan pembelian bahan baku. Jumlah bahan baku yang dipesan setiap kali pembelian harus sesuai dengan rencana produksi agar tidak terjadi penumpukan bahan baku digudang jika bahan baku yang dibeli lebih banyak dari jumlah rencana produksi dan sebaliknya, jika bahan baku yang dipesan kurang dari jumlah rencana produksi maka perusahaan akan dihadapkan dengan resiko tidak mampunya perusahaan memenuhi permintaan pasar karena jumlah hasil produksi tidak mencukupi.
4. Analisis Economic Order Quantity
Metode Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengendalian persediaan bahan baku yang diterapkan oleh
11 (EOQ)
Pengendalian Persediaan Bahan Baku Kopi PT.
Fortuna Inti Alam (Jan &
Tumewu, 2019)
Economic Order Quantity (EOQ) Variabel : Pengendalian Persediaan, Biaya Persediaan, Bahan Baku.
PT. Fortuna Inti Alam masih belum optimal karena perusahaan sering mengalami kekurangan bahan baku dalam melakukan proses produksi. PT. Fortuna Inti Alam sebaiknya mencoba untuk menggunakan mengaplikasikan dalam metode EOQ dalam hal pengendalian persediaan bahan baku sehingga perusahaan dapat meminimumkan biaya persediaan.
Total biaya persediaan dari kebijakan pengendalian persediaan bahan baku yang digunakan perusahaan lebih besar dibanding dengan total biaya persediaan dengan metode EOQ. Pada tahun 2016 penghematan yang dapat dilakukan oleh PT. Fortuna Inti Alam jika menggunakan metode EOQ adalah sebesar Rp.5.526.304 dan pada tahun 2017 perusahaan dapat menghemat biaya sebesar Rp. 9.279.360.
5. Penerapan Model Economic Order Quantity (EOQ) Dalam Rangka
Meminimumkan Biaya
Persediaan Bahan Baku (Studi Pada UD.
Sumber Rejo Kandangan – Kediri
(Yuliana et al., 2016)
Metode Economic Order Quantity (EOQ) Variabel : Persediaan, Bahan Baku, Biaya.
Pada penelitian tersebut menghasilkan perhitungan dengan menggunakan metode EOQ dapat diketahui bahwa biaya persediaan bahan baku pada tahun 2015 sebesar Rp.32.687.501, sedangkan jika dihitung berdasarkan kebijakan perusahaan yaitu biaya persediaan bahan baku sebesar Rp.
46.538.827. Selisih sebesar Rp.
13.851.326 menunjukkan jika perusahaan menerapkan metode EOQ, maka dapat memberikan penghematan biaya persediaan bahan baku pada tahun 2015.
12
Merujuk pada tabel 2.1 mapping penelitian terdahulu yang sudah dipaparkan diatas memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaan dari penelitian terdahulu tersebut terletak pada pembahasan yang diteliti, yaitu sama-sama membahas topik persediaan bahan baku dan metode yang digunakan yaitu metode Economic Order Quantity (EOQ), dari hasil diatas menunjukkan bahwa metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat meminimumkan biaya persediaan dan dapat mengefisiensi persediaan bahan baku. Sedangkan perbedaan dari penelitian terdahulu tersebut terletak pada objek penelitian.
B. Landasan Teori 1. Persediaan
a. Pengertian Persediaan
Persediaan (inventory) adalah bahan atau barang yang sudah dibeli oleh perusahaan yang sengaja disimpan atau disediakan oleh perusahaan untuk dijual dalam memenuhi permintaan konsumen.
Persediaan dalam industri manufaktur yaitu persediaan pilihan yang dijaga oleh perusahaan agar memenuhi permintaan baik pelanggan internal maupun eksternal. Dalam industri manufaktur persediaan bukan hanya pada produk akhir saja, tetapi juga berupa : bahan baku, mesin, peralatan, tenaga kerja, perlengkapan, komponen
13
yang dibeli, dan produk dalam proses. Dengan pernyataan diatas maka persediaan dapat diklasifikasikan menjadi (Safri, 2017) :
1) Persediaan Bahan Baku
Persediaan barang yang akan dipergunakan dalam proses transformasi, misalnya tepung pada perusahaan roti, kayu pada perusahaan mebel, benang pada perusahaan kain, dll.
2) Persediaan Barang Setengah Jadi atau Persediaan Barang dalam Proses
Persediaan barang setengah jadi merupakan persediaan yang telah mengalami proses produksi, akan tetapi masih diperlukan proses lagi untuk mencapai produk jadi, misalnya roti yang siap dipanggang pada perusahaan roti.
3) Persediaan Barang Jadi
Persediaan barang jadi merupakan persediaan barang yang telah melalui proses akhir dan siap dijual ke konsumen, misalnya roti yang sudah dikemas.
Persediaan adalah investasi terbesar di dalam aset setiap perusahaan, manajemen harus memahami tentang biaya pengadaan atau penyimpanan (inventory carrying cost or holding cost) untuk membuat keputusan tentang rancangan sistem logistik, customer service level, jumlah dan lokasi pusat distribusi, tingkat persediaan, moda transportasi, dan jadwal produksi. Dengan demikian sangat penting untuk membandingkan manfaat dalam inventory carrying cost
14
terhadap peningkatan biaya pemesanan dan transportasi, sehingga biasanya ditentukan jumlah pesanan yang optimum yang akan meningkatkan profitabilitas.
b. Tujuan Persediaan
Persediaan merupakan hal yang terpenting dalam perusahaan manufaktur, jika tidak ada persediaan yang disimpan dan persediaan habis maka perusahaan tidak akan bisa beroperasi dengan lancar.
Tujuan persediaan adalah untuk (A.Kadim, 2017) : 1) Untuk Menstabilkan Produksi
Persediaan (bahan baku dan komponen) harus tersedia untuk produksi menyesuaikan permintaan, stok habis dan penghentian akan mengakibatkan produksi gagal berlangsung karena keterbatasan bahan sehingga fluktuasi (perubahan) persediaan harus dijaga agar hasilnya lancar.
2) Untuk Mengambil Keuntungan dari Potongan Harga
Biasanya produsen menawarkan diskon untuk pembelian masal dan untuk mendapatkan keuntungan harga dari bahan-bahan yang dibeli dalam jumlah besar meskipun tidak segera dibutuhkan.
Maka, persediaan dipertahankan untuk mendapatkan penghematan dalam pembelian.
3) Untuk Memenuhi Permintaan Selama Masa Pemesanan
Waktu tunggu untuk pengadaan bahan tergantung pada banyak faktor seperti lokasi sumber, kondisi permintaan pasokan,
15
dan lain-lain, sehingga persediaan harus mampu dipertahankan untuk memenuhi permintaan selama masa pemesanan (pengadaan).
4) Untuk Mencegah Kehilangan Pesanan (Penjualan)
Dalam persaingan, seseorang harus memenuhi jadwal pengiriman pada tingkat layanan 100%, sehingga tidak boleh melewatkan jadwal pengiriman yang dapat mengakibatkan hilangnya penjualan.
5) Mengikuti Perubahan Kondisi Pasar
Organisasi harus mengantisipasi perubahan sentimen pasar dan harus mengantisipasi stok bahan dalam non-ketersediaan bahan baku kenaikan harga secara mendadak.
6) Pemasok Kondisi Kuantitas Minimum, ketersediaan bahan musiman atau kenaikan harga secara tiba-tiba.
c. Jenis Persediaan
Fungsi persediaan dapat dibedakan menjadi 3 fungsi yaitu (Akhmad, 2018) :
1) Lot Size Inventory
Persediaan yang diadakan karena kita membeli dalam jumlah yang besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu. Keunggulan dari Lot Size Inventory yaitu untuk memperoleh potongan harga pada saat pembelian, memperoleh efisiensi produksi karena adanya
16
operasi yang lebih lama, dan adanya penghematan biaya transportasi.
2) Fluctuation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi permintaan konsumen yang tidak teramalkan. Seperti terjadi kesalahan dalam peramalan penjualan, kesalahan waktu produksi, dan kesalahan pengiriman.
3) Anticipation Stock
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun dan menghadapi permintaan yang diperkirakan meningkat sehingga perusahaan tidak mampu menghasilkan sebanyak jumlah yang dibutuhkan.
d. Biaya Persediaan
Pada umumnya ketika perusahaan menyimpan persediaan maka perusahaan harus mengeluarkan biaya-biaya persediaan. Terdapat dua macam biaya persediaan yaitu (Masalah, 2018) :
1) Biaya Pemesanan
Biaya pemesanan adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam rangka mengadakan pemesanan barang. Biaya pemesanan tidak tergantung dari jumlah yang dipesan, tetapi tergantung kepada berapa kali pesanan dilakukan, sehingga tidak dipengaruhi oleh kuantitas barang yang dipesan. Biaya-biaya
17
yang termasuk biaya pemesanan adalah biaya administrasi dan penempatan order, biaya pemilihan vendor, biaya pengangkutan, biaya penerimaan barang.
2) Biaya Pemeliharaan
Biaya Pemeliharaan merupakan biaya yang ditimbulkan oleh toko untuk memelihara persediaanya. Biaya pemeliharaan biasanya dinyatakan dengan unsur dasar per unit untuk beberapa periode waktu. Misalnya yaitu pada biaya sewa gudang, gaji pelaksana gudang, biaya administrasi gudang, biaya listrik, biaya modal yang tertanam dalam persediaan, biaya asuransi, biaya kerusakan atau biaya kehilangan.
2. Pengendalian Persediaan
a. Pengertian Pengendalian Persediaan
Pengendalian persediaan adalah pendekatan yang direncanakan untuk menentukan apa yang harus dipesan, kapan harus memesan dan banyak pesanan serta berapa banyak stok sehingga biaya yang terkait dengan pembelian dan penyimpanan optimal tanpa mengganggu produksi dan penjualan (Kadim, 2017).
Jadi, pengendalian persediaan adalah kegiatan penetapan dengan perencanaan-perencanaan yang sudah dilakukan sehingga kegiatan produksi akan berjalan dengan baik. Dan memastikan
18
seluruh kegiatan produksi berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
b. Tujuan Pengendalian Persediaan
Dengan adanya pengendalian persediaan dimana untuk membantu kelancaran pada proses produksi di perusahaan maka pengendalian persediaan memiliki tujuan diantaranya yaitu (Nurliza, 2017):
1) Memastikan pasokan produk yang memadai kepada pelanggan dan menghindari kekurangan.
2) Pembelian, penyimpanan, dan konsumsi.
3) Menjaga catatan persediaan barang dan menyimpan stock dalam batas waktu yang diinginkan.
4) Memastikan tindakan tepat waktu untuk pemesanan ulang.
5) Menyediakan stock cadangan untuk variasi waktu pengiriman material.
6) Untuk perencanaan material jangka pendek dan jangka panjang.
Jadi, dari keenam tujuan pengendalian persediaan diatas, dapat dikatakan bahwa tujuan pengendalian persediaan yaitu untuk menjaga tingkat persediaan barang yang dibutuhkan oleh perusahaan dengan biaya minimum.
19 3. Economic Order Quantity (EOQ)
a. Pengertian
Economic Order Quantity (EOQ) merupakan teknik pengendalian persediaan untuk meminimalkan total ordering cost dan holding cost atau dengan kata lain Economic Order Quantity (EOQ)
merupakan metode yang digunakan untuk mengoptimalkan pembelian bahan baku yang dapat menekan biaya persediaan, sehingga perencanaan persediaan bahan baku di perusahaan dapat berjalan dengan baik dan tepat (Heizer dan Render, 2011).
Model Economic Order Quantity (EOQ) dapat menimbulkan biaya persediaan, akan tetapi dalam penerapan model ini ada beberapa asumsi penting, yaitu (Akhmad, 2018):
1) Permintaan rata-rata bersifat konstan.
2) Waktu tenggan pasokan konstan.
3) Setiap jenis sediaan bersifat independen.
4) Harga beli dan parameter biaya diasumsikan konstan.
5) Jumlah pemesanan, EOQ, sama dengan jumlah yang dikirim.
b. Penentuan Economic Order Quantity (EOQ)
Model persediaan bertujuan untuk meminimalkan biaya-biaya total. Dalam menerapkan EOQ untuk meminimalkan biaya persediaan, ada beberapa biaya yang harus dipertimbangkan dalam penentuan jumlah pembelian, yaitu :
20 1) Biaya pemesanan
Biaya pemesanan merupakan biaya yang akan langsung terkait dengan kegiatan pesanan yang dilakukan perusahaan. Biaya pesanan berfluktuasi bukan dengan jumlah yang dipesan, tetapi dengan frekuensi pesanan. Biaya pesanan tidak hanya terdiri dari biaya yang eksplisit, tetapi biaya opportunity cost (kesempatan). Biaya pesanan meliputi :
a) Biaya persiapan b) Biaya telepon c) Biaya pengiriman d) Biaya pembuatan faktur
Untuk mencari biaya pemesanan, yaitu menggunakan rumus sebagai berikut (Jay Heizer dan Barry Render, 2010):
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 ∶ 𝐷 𝑄 × 𝑆 Keterangan :
Q = Jumlah Barang setiap pesan
D = Permintaan barang persediaan, dalam unit per tahun S = Biaya pesanan untuk setiap kali pesanan
2) Biaya Penyimpanan
Biaya penyimpanan merupakan biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan sehubungan dengan adanya bahan baku yang disimpan dalam perusahaan. Biaya penyimpanan meliputi :
a) Biaya pemeliharaan
21 b) Biaya asuransi
c) Biaya kerusakan dalam penyimpanan d) Biaya sewa gedung
e) Biaya fasilitas penyimpanan
Untuk menghitung biaya penyimpanan yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Jay Heizer dan Barry Render, 2010) :
𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑛𝑦𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛𝑎𝑛 ∶ 𝐷 2 × 𝐻 Keterangan :
Q = Jumlah barang setiap pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit (satuan) per tahun
Dalam penentuan biaya persediaan ada 2 biaya yang perlu diperhatikan yaitu biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.
Setelah menentukan kedua biaya tersebut, selanjutnya menentukan total biaya persediaan yang diperlukan (TC) dengan menjumlahkan biaya pesan dan biaya penyimpanan. Untuk menentukan total biaya persediaan dirumuskan sebagai berikut (Jay Heizer dan Barry Render, 2010) :
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑑𝑖𝑎𝑎𝑛 (𝑇𝐶): 𝐷
𝑄 × 𝑆 + 𝐷 2 × 𝐻 Keterangan :
Q = Jumlah barang setiap pesan
22
D = Permintaan tahunan barang persediaan dalam unit per tahun S = Biaya pesanan untuk setiap kali melakukan pesanan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
Setelah penentuan biaya-biaya tersebut, kemudian menghitung berapa jumlah pemesanan yang ekonomis untuk dapat meminimumkan biaya persediaan dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ). Rumus EOQ adalah sebagai
berikut (Jay Heizer dan Barry Render, 2010) : Q*= 2𝑆𝐷
𝐻
Keterangan :
Q* = Jumlah pesanan yang ekonomis
D = Jumlah kebutuhan dalam satuan (unit) per tahun S = Biaya pesanan untuk sekali pesan
H = Biaya penyimpanan per unit per tahun
4. Metode Pengendalian Persediaan
Dengan metode pengendalian persediaan pada perusahaan dibutuhkan metode yang tepat yaitu untuk memaksimalkan pengendalian persediaan. Metode yang digunakan pada pengendalian persediaan ada tiga, diantaranya yaitu Metode Economic Order Quantity (EOQ), Metode Just in Time (JIT), dan Metode Material Requirement Planning (MRP) (Nurliza, 2017).
23 a. ABC System
Metode ABC system merupakan metode yang dimana perusahaan membagi persediaannya menjadi tiga kelompok (kelompok A, kelompok B, dan kelompok C). Kelompok A adalah persediaan yang paling bernilai bagi perusahaan. Kelompok C adalah persediaan yang paling kurang bernilai. Kelompok B adalah persediaan yang berasal dari kelompok A dan kelompok C (Jaharuddin et al., 2020).
b. Just in Time (JIT)
Metode Just in Time (JIT) bertujuan untuk memperbaiki produktivitas secara keseluruhan melalui penghapusan limbah dan mengarah pada peningkatan kualitas. Metode JIT digunakan ketika produksi apabila hanya ada permintaan atau memproduksi hanya sebesar kuantitas yang diminta.
c. Material Requirement Planning (MRP)
Metode Material Requirement Planning (MRP) adalah sistem perencanaan dan penjadwalan persyaratan material bertahap untuk melepaskan material dan bahan penerima yang memungkinkan jadwal produksi induk dilaksanakan.
d. Economic Order Quantity (EOQ)
Metode Economic Order Quantity (EOQ) merupakan ukuran pesanan yang meminimalkan total biaya pengangkutan (carrying cost) dan biaya pemesanan (ordering cost) (Nurliza, 2017). Untuk
24
menentukan jumlah pesanan yang ekonomis, kita harus berusaha memperkecil biaya-biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (carrying cost). Jumlah pesanan yang ekonomis terletak antara dua biaya tersebut yang memberi biaya yang minimum. Jadi harus dicari suatu titik yang mempertemukan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (Akhmad, 2018).
C. Kerangka Penelitian
Sumber : Dari beberapa peneliti
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Pada kerangka pikir diatas bahwa kegiatan pengendalian persediaan bahan baku terhadap proses produksi adalah suatu tindakan yang bermaksud agar kegiatan produksi dapat berjalan dengan baik serta memenuhi kepuasan konsumen.
Pengendalian Persediaan
Penerapan Metode EOQ
Total Biaya Persediaan
Biaya Pemesanan Biaya Penyimpanan
25
Bahwa pengendalian persediaan bahan baku dengan menggunakan metode Economic Order Quantity (EOQ) dapat meminimumkan total biaya
persediaan pada PT Mitratani Dua Tujuh, dimana biaya pemesanan dan biaya penyimpanan tersebut yang akan memberikan informasi penting sebagai data utama untuk menganalisis dalam perhitungan menggunakan metode EOQ. Kemudian ditentukan dengan menggunakan teknik Economic Order Quantity (EOQ). Hasil perhitungan tersebut akan menunjukkan persediaan bahan baku yang diusulkan agar tidak terjadi kekurangan maupun kelebihan.