• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perlindungan anak. Adapun penelitian terdahulu yang sama-sama membahas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. perlindungan anak. Adapun penelitian terdahulu yang sama-sama membahas"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berbicara mengenai bagaimana implementasi program perlindungan anak. Adapun penelitian terdahulu yang sama-sama membahas tentang implementasi program perlindungan sosial anak.

Dwi Putri Melati Fakultas Hukum Universitas Sang Bumi Ruwa Jurai Tahun 2015 hasil penelitian berjudul penerapan penyelesaian permasalahan kekerasan pada anak di KPAI adalah idealnya KPAI berberan mengamati, memantau, serta mensuport penyelenggra perlindungan sosial anak melakukan advokasi kebijakan menjadi media penyelesaian masalah kekerasan pada anak. Saat melakukan penanganan masalah pada anak harus melihat berbagai aspek seperti pengetahuan masyarakat terhadap hak-hak anak, aspek hukum, perlengkapan atau prasarana yang mendukung dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat.8

Galuh Melati Ningtias Juanda Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayas Serang Tahun 2017 hasil penelitian dengan judul penerapan program pendampingan anak korban kekerasan di Kota Serang adalah pelaksana kebijakan hanya berpusat pada pendampingan sehingga seluruh elemen masyarakat khususnya keluarga tidak mengetahui harus bagaimana jika anak menjadi korban kekerasan, cara penyelesaian yang kurang tepat sebab anak diharuskan mengingat urutan-urutan kejadian, tidak adanaya perlengkapan yang

8Melati Putri, Dwi. 2015. Implementasi Penanganan Kasus Kekerasan Terhadap Anak Oleh

Komisi Perlindungan Anak Indonesia. Bandar Lampung : Flat Jurnal Ilmu Hukum Volume 9 No. 1, Januari-Maret 2015. Diunduh pada tanggal 25 Desember 2019.

(2)

memadai terutama pendampingan tidak pernah katakan benar-benar selesai karena kondisi trauma pada anak bisa kembali datang setiap saat.9

Pocut Ismiati Vonda dosen FISIP dan Cut Dian Fitri dosen FEBI Universitas Islam Negeri Ar Raniry Banda Aceh tahun 2017 hasil penelitian yang berjudul Pelaksanaan Perlindungan Anak di Kota Banda Aceh adalah usaha jaminan hak anak serta perlindungan sosial anak, pemerintah kota Banda Aceh berusaha menciptakan KLA yang diakomodasi oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Tahun 2013. Usaha pelaksanaan KLA pemerintah Kota Banda Aceh antara lain dengan memberikan akta kelahiran tidak dipungut biaya apapun, pelaksanaan program-program inovatif diantaranyamembentuk perkumpulan komunikasi anak sebagai usaha tempat keterlibatan anak-anak.10

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu yang sudah dijelaskan diatas alasan penulis untuk melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan “Program Perlindungan Sosial Anak di Kota Kediri (Studi di Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kota Kediri)

9Juanda, Ningtias Melati Galuh. 2017. Implementasi Program Penanganan Anak Korban

Kekerasan di Kota Serang, Serang : Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas. Sultan Ageng. Tirtayasa. Diunduh tanggal 25 Desember 2015.

10Vonda, Ismyati Pocut & Fitri, Dian Cut. 2017. Pelaksanaan Perlindungan Anak di Kota Banda

(3)

B. Pengertian Perlindungan Sosial

Menurut UU RI No. 11 Th. 2009 pasal 1 tentang kesejahteraan sosial yang berbunyi perlindungan sosial merupakan seluruh usaha ditujukan guna mencegah dan menangani resiko dari permasalahan sosial. Didalam bagian kelima pasal 14 perlindungan sosial diartikan untuk mencegah dan menangani resiko dari gangguan serta kerentanan seseorang, kelompok dan / atau masyarakat, keluarga agar kelangsungan hidupnya dapat tercukupi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal. Perlindungan sosial dilakukan dengan tiga aspek diantaranya : bantuan sosial, advokasi sosial dan bantuan hukum.11

Secara detail, UU No 11 Th. 2009 dijelaskan bahwa: 1. Bantuan Sosial

a. Bantuan sosial diartikan bahwa bantuan sosial yang dimaksudkan bagi individu atau kelompok sosial yang rentan supaya bisa hidup secara wajar/normal.

b. Bantuan social diartikan sebuah proses pemberian bantuan sosial dapat bersifat sementara atau berkelanjutan seperti bantuan secara langsung, menyediakan aksesbilitas serta penguatan lembaga.

2. Advokasi Sosial

a. Advokasi social menjelaskan bahwa tujuan atau orientasi point ini adalah untuk memberikan perlindungan dan membela seseorang, keluarga maupun masyarakat/kelompok rentan.

b. Advokasi sosial diartikan sebagai pemberian dengan wujud sosialisasi terhadap kewajiban, melindungi serta pemenuhan hak-hak

(4)

3. Bantuan Hukum

a. Bantuan hukum dilaksankan sebagai perwakilan kepentingan seseorang yang mengalami kasus hukum dalam pembelaan atas hak, baik didalam maupun diluar pengadilan.

b. Bantuan hukum diartikan dengan wujud pemberian dalam bentuk pembelaan dan konsultasi hukum.

Pemerintah atau pemerintah daerah mempunyai kewjiban dalam melakukan perlindungan sosial khususnya pada anak-anak untuk menjamin terpenihinya hak-hak anak sebagai generasi penerus bangsa. Dalam implemntasi perlindungan sosial anak di DP3AP2KB Kota Kediri dalam Perwali No. 47 Th. 2016 yang membahas tentang jabatan, struktur organisasi kewajiban dan peran serta SOP kerja DP3AP2KB. Pasal 2 menyatakan bahwa DP3AP2KB Kota Kediri sebagai lembaga pemerintah yang menanganai masalah pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan pengedalian penduduk. Dinas dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui sekretaris daerah. Pasal 4 menyatakan tugas dan fungsi Kepala Dinas adalah membantu walikota melakukan kegiatan pemerintahan yang menjadi wewenang daerah di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak, pengendalian penduduk dan keluarga berencana.12

Dari penjelasan diatas peneliti hanya fokus pada program bidang perlindungan anak. Bidang perlindungan anak ini merupakan bidang yang menanganai tentang permasalahan-permasalahan maupun upaya perlindungan terhadap anak-anak khususnya di Kota Kediri. Tersusunnya program yang ada di

12 PERWERALI KEDIRI No. 47 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi tugas dan

(5)

bidang perlindungan anak DP3AP2KB Kota Kediri ini merupakan bentuk realisasi dari kebijakan atau peraturan Perwali Kota Kediri yaitu Perda Kota Kediri No. 8 Th. 2014 mengenai Pelaksanaan Perlindungan Perempuan dan Anak. Dari strategi kebijakan Pemerintah Walikota Kediri tersebut DP3AP2KB melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai institusi yang menangani kasus anak maupun upaya perlindungan anak melalui program-program yang dibuat oleh DP3AP2KB Bidang Perlindungan Anak di Kota Kediri. Menurut hasil wawancara peneliti dalam observasi awal di DP3AP2KB mempunyai program antara lain Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan dan Anak yang kemudian diimplementasikan dengan melakukan yang pertama peningkatan kapasitas satuan tugas atau Satgas yang tersebar di seluruh kelurahan Kota Kediri. Satuan tugas yang dimaksud disini adalah kelmpok yang disebar diseluruh kelurahan kota kediri untuk memberikan pelayanan terhadap kelompok rentan dengan permasalahan dan kebutuhan korban yang didasarkan pada jangkauan yang dilakukan ditempat kejadian. Kemudian yang kedua adalah memberikan advokasi atau pendampingan terhadap anak korban kekerasan. Advokasi oleh DP3AP2KB ini dilakukan apabila satuan tugas yang sudah disebar diseluruh kelurahan kota kediri tersebut memerlukan bantuan lebih maka DP3AP2KB akan membantu dan menangani anak korban kekerasan tersebut.

(6)

Dalam UU No 11 Tahun 2009 pasal 25 yang menyatakan tanggungjawab pemerintah dalam melaksanakan kesejahteraan sosial salah satunya merumuskan kebijakan dan program penyelenggara kesejahteraan sosial, meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sumberdaya manusia dibidang kesejahteraan sosial dan menyelenggarakan pembinaan serta pemgawasan dan pemantauan, evaluasi pada penyelenggara kesejahteraan sosial. Dalam mengimplemntasikan hal tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan Menurut Peraturan Mentri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI pasal 25 Th. 2017 mengenai Kewajiban Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak dalam Melakukan Penguatan Kapasitas SATGAS PPA menyatakan bahwa Kepala Dinas yang menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang perlindungan perempuan dan anak ditingkat kabupaten/kota memberikan:

a. Informasi kepada masyarakat terkait keberadaan SATGAS PPA tingkat kabupaten/kota/desa.

b. Evaluasi kinerja SATGAS PPA tingkat kabupaten/kota/desa.

(7)

C. Pengertian Anak

Dalam UU No. 23 Th. 2002 Pasal 1 ayat 1 tentang perlindungan anak menyatakan bahwa anak merupakan seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk anak masih dalam kandungan.13

Anak juga merupaka cikal bakal lahirnya generasi baru atau generasi penerus, dimana masa depan sebuah bangsa nantinya berada ditangan anak sekarang. Semakin baik kehidupan maupun kepribadian anak maka semakin baikpula kehidupan masa depan bangsa. Sebaliknya apabila kepribadian anak buruk maka juga akan berpengaruh terhadap masa depan sebuah bangsa.

Perlindungan Anak adalah seluruh upaya yang ditujukan menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya supaya bisa tetap hidup, bertumbuh kembang, serta berpartisipasi semaksimal mungkin sesuai dengan kualitas dan kedudukan kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.14

Hal tersebut mencerminkan bahwa pemerintah menjamin pemenuhan hak-hak dasar semua masyarakat, khususnya anak-anak, supaya mendapat persamaan perlakuan dan pelayanan dalam kehidupan. Hak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus ditujukan untuk anak-anak dalam menjalani kehidupan memerlukan beberapa bantuan atau sarana prasarana khusus untuk memenuhi kebutuhannya.15

Upaya perlindungan anak perlu dilakukan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak anak tanpa perlakuan diskriminatif.

13 Peraturan undang-undang RI No. 23 Pasal 1 ayat 1 tahun 2002 tentang perlindungan anak 14 UU No. 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan anak

15 Sukmana Oman. 2020. Program Peningkatan Ketrampilan Bagi Penyandang Disabilitas Netra.

(8)

D. Indikator Kinerja Program dan Kegiatan

Penyusunan indikator kinerja secara ideal menunjukkan hierarki yang umumdigunakan, yaitu indikator pemasukan (input),keluaran (output),hasil(outcome), Dalam pelaksanaan kegiatanpembangunan di bidang kesejahteraan sosial selama ini adalah :

a. Input : input membahas seluruh proses mulai dari perencanaan program b. Proses : proses membahas seluruh proses implementasi

c. Output : output membahas hasil atau dampak dari perencanaan dan implementasi

d. Outcome : outcome digunakan untuk mengukur keberhasilan program dalam mencapai tujuan.16

16 Direktorat perlindungan dan kesejahteraan masyarakat BAPPENAS. 2006. Evaluasi Program

Referensi

Dokumen terkait

Dari percobaan Studi ini dihasilkan suatu performa bahwa routing protokol AODV dengan parameter 802.11p pada skenario riil mengalami peningkatan nilai rata-rata pada packet

- Sebaliknya, jika tujuan dari packet request cocok dengan alamatnya, maka rute yang sudah disimpan tadi berisikan rute yang dapat digunakan untuk packet request

Mobile ad hoc network (MANET) adalah sebuah jaringan berbasis wireless yang terdiri atas sekumpulan node yang mobile serta memiliki topologi jaringan yang dapat

Pada umumnya untuk daerah dengan panjang k-bit, maka jangkauan nomor urut dari 0 sampai dengan 2k- 1, dan frame diberi nomor dengan modulo 2k. Pada gambar diatas menggambarkan

memberikan slot/batas pengiriman yang dapat dilakukan oleh sebuah stasiun, sehingga setiap stasiun selalu memulai mengirimkan data pada awal sebuah slot.. • Hal ini

kepuasan pelanggan pada pengguna aplikasi transportasi online Grab pada masyarakat Kelurahan Kampung Baru Medan adalah belum terlaksananya pelayanan prima yang

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui obat antihipertensi oral yang digunakan pada ibu hamil preeklamsia di RSUD Prof.. Dr Margono Soekarjo Purwokerto

1.040,98/Kg diperoleh dari tidak adanya pedagang perantara lainnya yang terlibat dalam rantai pemasaran semangka di Desa Tumpak, hal ini kemudian dimanfaatkan oleh