• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SD NEGERI TOSARAN - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Sikap Rasa Ingin Tahu - UPAYA MENINGKATKAN RASA INGIN TAHU DAN PRESTASI BELAJAR IPA MATERI SUMBER DAYA ALAM MELALUI PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING KELAS IV SD NEGERI TOSARAN - repository perpustakaan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

xxi

A. Deskripsi Teori

1. Sikap Rasa Ingin Tahu

Karakter berasal dari nilai tentang sesuatu yang diwujudkan dalam bentuk perilaku. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai suatu pendidikan yang dikembangkan untuk mewujudkan masyarakat yang bermoral dan berakhlaq baik. Pendidikan karakter menurut Megawangi (dalam Kesuma, dkk; 2012:5) yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya.

Pengertian karakter menurut kemendiknas (Wibowo 2010: 35) adalah watak, tabiat, akhlak atau kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan (Virtues) yang diyakini an digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak. Kebajikan terdiri atas sejumlah nilai, moral, dan norma, seperti jujur, bearani bertindak, dapat dipercaya, dan hormat kepada rang lain. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang menanamkan dan megembangkan nilai karakter bangsa kepada peserta didik.

(2)

xxii

Berdasarkan undang-undang sistem pendidikan nasional no.20 tahun 2003 Bab 2 Pasal 3: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Rumusan undang-undang diatas

yang merupakan dasar pengembangan pendidikan karakter.

Sesuai dengan undang-undang mengenai pendidikan nasional, pendidikan karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau kebajiakan yang menjadi nilai dasar budaya dan karakter bangsa. Pengembangan nilai-nilai pada dasarnya berasal dari pandangan hidup atau ideologi bangsa indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan naasional. Nilai-nilai budaya karakter yang dikembangan dalam pendidikan di Indonesia adalah nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, mengahargai prestasi, bersahabat/berkomunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, pedui sosial, tanggung jawab.

(3)

xxiii

untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar. Sikap rasa ingin tahu merupakan salah pendidikan karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter budaya bangsa, yang diharapkan dapat memberikan konstribusi baik.Sikap rasa ingin tahu ini pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia, tinggal bagaimana cara mengembangan rasa ingin tahu tersebut dengan baik.

Siswa sekolah dasar merupakan usia yang masih dalam taraf perkembangan yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Perkembangannya, anak sekolah dasar masih dilingkupi rasa penarasan. Anak yang memiliki sikap rasa ingin tahu pada proses belajar mengajar pasti akan mengikuti pembelajaran dengan baik untuk mengetahui sesuatu yang dipelajari, dilihat, dan didengar.

(4)

xxiv

Berikut adalah tabel indikator keberhasilan untuk kelas dan sekolah dalam pengembangan sikap rasa ingin tahu:

Tabel 2.1 Indikator keberhasilan untuk kelas dan sekolah dalam pengembangan sikap rasa ingin tahu (sulistiyowati 2012:74)

Nilai Indikator kelas Indikator sekolah

Rasa ingin

Berdasarkan indikator keberhasilan kelas dan indikator keberhasilan sekolah dalam pengembangan sikap rasa ingin tahu, dapat dikembangkan pula indikator keberhasilan siswa. Indikator keberhasilan siswa merupakan suatu hal yang dijadikan sebagai tolak ukur apakah siswa dalam pengembangan sikap rasa ingin tahu ini meningkat atau tidak. Berikut adalah tabel 2.2 indikator keberhasilan siswa:

Tabel 2.2 Indikator keberhasilan untuk siswa dalam pengembangan sikap rasa ingin tahu.

Nilai Indikator Siswa

Rasa ingin tahu

 Ketertarikan siswa terhadap suatu pembelajaran yang sedang berlangsung.

 Eksplorasi terhadap lingkungan sekitar.

(5)

xxv

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian belajar menurut Gagne (dalam sagala, 2010) adalah suatu perubahan yang terjadi dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus, bukan hanya disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Sedangkan menurut Slameto (2010:2) belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Menurut Hamdani (2011:137) Prestasi merupakan sebuah hasil dari suatu kegiatan yang telah di kerjakan, di ciptakan baik diciptakan secara individual atau kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama seseorang tidak melakukan kegiatan.Prestasi belajar juga merupakan hasil dari pengukuran dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan dalam simbol, huruf mauapun kaliamat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu.

(6)

xxvi

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Untuk mencapai prestasi belajar terdapat faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Faktor prestasi belajar dibedakan menjadi dua bagian, yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern).

1) Faktor internal

Faktor intern adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini anatar lain:

a) Kecerdasan (intelegensi)

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapi. Menurut kartono (dalam Hamdani, 2011:139), kecerdasan merupakan salah satu aspek yang penting dan sangat menentukan berhasil-tidaknya studi seseorang. Jadi tingkat intelegensi seseorang ditentukan dengan tingkat keberhasilan belajar siswa. Semakin tinggi intelegensi seorang siswa, semakin tinggi pula peluang untuk meraih prestasi belajar.

b) Faktor jasmaniah

(7)

xxvii c) Sikap

Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal orang atau enda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap sesesorang ini dapat mempengaruhi prsetasi belajar, karena dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiaasan, dan keyakinan.

d) Minat

Minat menurut para ahli adalah suatu kecenderungn untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus. Jika sesorang mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu, dia akan terus berusaha untuk melakukan untuk mencapai keinginannya.

e) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Bakat ini akan terlihat dalam bidang ketrampilan, dari bidang tersebut akan terlihat suatu hasil dari prestasi yang baik. f) Motivasi

(8)

xxviii 2) Faktor eksternal

Menurut Slameto (dalam Hamdani, 2011:143) Faktor ekstern (Faktor dari luar siswa), yaitu kondisi lingkungan siswa, faktor ekstern di kelompokan menjadi tiga yaitu :

a) Faktor keluarga, siswa menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara kedua anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga.

b) Faktor sekolah, yang mempengaruhi belajar baik metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, mata pelajaran, kondisi gedung, metode belajar dan tugas rumah.

c) Faktor masyarakat, yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat. Lingkungan masyarakat dapat membentuk kepribadian anak karena akan menyesuaikan dengan lingkungannya terutama lingkungan mereka dalam bergaul sehari-hari.

3. Pembelajaran Mata Pelajaran IPA SD

a. Pengertian IPA

(9)

xxix

latinscentia yang berarti saya tahu. Science terdiri dari social sciences (ilmu pengetahuan alam). Namun dalam perkembanganya science sering diterjemahkan sebagai sains yang berarti ilmu pengetahuan alam saja.

Abdullah (1998:18), mengatakan Ilmu pengetahuan Alam adalah suatu pengetahuan teoritis yang dieroleh/disusun dengan cara melakukan observasi eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait-mengait antara cara satu dengan caa lainnya. Adapun Wahyana (dalam Trianto 2011:136) mengatakan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik, dan dalam peggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam.

(10)

xxx

Menurut Trianto (2011:138) secara khusus fungsi dan tujuan IPA berdasarka kurikulum berbasis kompetensi Depdiknas adalah sebagai berikut:

1) Menanamkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa 2) Mengembangkan ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah

3) Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mengerti akan sains dan teknologi

4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

b. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam

Hakikat IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala melalui serangkaian proses yang dikenal dengan proses ilmiah yang dibangun atas dasar sikap ilmiah dan hasilnya terwujud sebagai produk ilmiah yang tersusun atas tiga komponen terpenting berupa konsep, prinsip dan teori yang berlaku secara universal. Menurut Prihanto Laksmi (dalam Trianto 2011:141), merujuk pada hakikat IPA, maka nilai-nilai IPA yang dapat ditanamkan dalam pembelajaran IPA sebagai berikut:

1) Kecakapan bekerja dan berpikir secra teratur dan sistematis menurut langkah-langkah metode ilmiah.

(11)

xxxi

3) Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memcahkan masalah baik dalam kaitannya denga sains maupun dalam kehidupan.

c. Pembelajaran IPA Berdasarkan KTSP

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan cara mencari tahu secara sistematis, sehinga IPA bukan hanya penugasan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA lebih menekankan pada pembelajaran langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam secara ilmiah.

(12)

xxxii

Menurut Mulyasa (2007:111), standar kompetensi dan kompetesi dasar IPA di SD merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh peserta didik dan menjadi acuan dalam pegembangan setiap satuan pendidikan. Pencapaian SKKD didasarkan pada pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru. Adapun tujuan dari pembelajaran mata pelajaran IPA di SD/MI yaitu agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang

adanya hubugan yang saling mempengaruhi antara IPA lingkungan, teknologi dan masyarakat.

4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

(13)

xxxiii

7) Memperoleh bakal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

4. Pokok Bahasan Materi Sumber Daya Alam

Sumber daya alam merupakan salah satu materi yang diajarkan pada kelas IV semester II di Sekolah Dasar. Berikut adalah perincian indikator materi sumber daya alam.

Tabel 2.3 Sumber daya alam dalam KTSP

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

11. Memahami (Sumber: Silabus kelas IV BNSP 2011)

a. Sumber Daya Alam

(14)

xxxiv

1) Sumber daya alam yang dapat diperbarui

Sumber daya alam yang dapat diperbarui yaitu sumber dy aam yang tetap tersedia, walaupun sering digunakan terus-menerus. Contohnya air, tumbuhan, hewan.

Adanya sumber daya alam yang melimpah yang diciptakan Tuhan untuk manusia, sehingga manusia wajib untuk memeliharahanya. Meskipun adanya smber dy yang dapat diperbarui jika kita tidak dapat menjaganya, sumber alam ini dapat musah. Mislnya adanya hutan dibakar, hal tersebut tergolong merusak sumber daya alam yang diperbahrui.

2) Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui

Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yaitu sumber daya alam jika daam penguunaannya tidak diatur akan cepat habis dan tidak dapat diperbarui. Misal minyak bumi, batu bara, logam (aluminium, bijih besi, dll) dan gas bumi merupakan sumber daya alam dengan persediaan yang terbatas dan tidak dapat dibuat atau dibentuk lagi setelah habis. Jumlah sumber daya alam yang diperbarui meskipun banyak, namun kita juga harus bisa mengatur penggunaannya sehingga alam pemanfaatnnya dapat digunakan secara maksimal.

(15)

xxxv

a) Sumber daya alam nonhayati, meliputi segala sesuatu yang bukan makhluk hidup, seperti udara, batu bara, logam, dan lain-lain.

b) Sumber daya alam hayati, meliputi berbagai makhluk hidup, seperti berbagai mikroorganisme, tumbuhan, dan hewan. 4) Salah satu fungsi dari penggunaan teknologi yaitu untuk

mempercepat pengolahan sumber daya alam menjadi benda tertentu untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh pemanfaatan sumber daya alam melalui teknologi antara lain: pembuatan kertas, pembuatan kain sutra, dll.

Sumber daya alam yang Tuhan diciptakan untuk keangsungan hidup manusia pada dasarnya harus kita jaga dan lestarikan sebaik-baiknya. Sehingga keberadaan sumber daya alam yang dapat digunakan dan dimanfaatkan secara maksimal, dan berguna untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

5. Pembelajaran Snowball Throwing

(16)

xxxvi

Berdasarakan teori konstruktivisme, pembelajaran Snowball Throwing merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang dalam pelaksanaannya melibatkan banyak siswa untuk aktif. Secara bahasa Snowball artinya bola salju, sedangkan throwing artinya melempar.Jadi Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju.

Snowball Throwing atau melempar bola salju, pembelajaran yang dimaksudkan yaitu siswa membuat pertanyaan yang dituliskan dalam sebuah kertas yang kemudian dilempar kepada sesama temannya sendiri untuk dijawab.Dalam pembelajaran ini guru membentuk kelompok-kelompok yang disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada. Guru memanggil seorang anggota dari masing-masing yang ditunjuk sebagi ketua dalam kelompoknya untuk mendapatkan tugas. Kemudian masing-masing anggota membuat pertanyaan yang dibentuk menyerupai bola salju, lalu dilemparkan ke siswa yang lain, dan masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola salju yang telah dilempar tersebut. Adapun langkah-langkah pembelajaran Snowball Throwing sebagai berikut (Suprijono, 2009: 128).

a. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.

b. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.

(17)

xxxvii

d. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompoknya.

e. Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola salju dan dilempar dari satu siswa ke siswa lain.

f. Setelah siswa mendapat satu bola salju/ satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.

g. Evaluasi h. Penutup

Adapun keunggulan dan kelamahan dari pembelajaran Snowball Throwing, yaitu sebagai berikut:

a. Keunggulan pembelajaran Snowball Throwing

1) Melatih siswa untuk dapat merumuskan pertanyaan yang bersumber dari materi yang diajarkan.

2) Melatih kekompakkan siswa karena saling memberikan pengetahuan.

3) Siswa mampu memahami materi yang diajarkan, karena siswa mendapat penjelasan langsung dari teman sebayanya.

4) Membangkitkan keberanian siswa dalam mengemukakan pertanyaan kepada teman maupun guru.

(18)

xxxviii

6) Merangsang rasa ingin tahu siswa terhadap materi yang dipelajarinya.

7) Mengurangi rasa takut siswa untuk bertanya kepada teman maupun guru.

8) Siswa akan lebih bisa menerima keragaman atau heterogenitas suku, sosial, budaya dan intelegensia.

9) Melatih keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dari menjawab pertanyaan yang dibuat oleh temannya.

b. Kelemahan pembelajaran Snowball Throwing

1) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengatahuan sekitar siswa. Pemahaman terhadap suatu materi tergantung pada siswa itu sendiri.

2) Membutuhkan waktu yang relatif lama, sehingga guru perlu membuat persiapan secara matang sebelum menerapkan pembelajaran snowball throwing dengan demikian diharapkan dapat mencapai hasil yang diinginkan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

(19)

xxxix

Bahwa penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan dalam 1 siklus, dan 1kali pertemuan terdiri dari 2 jam pelajaran. Hasil penelitian menunjukkan pembelajaran Snowball Throwing pada materi kegitan ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas IV di SD Negeri 1 karanglewas purbalinga. Peningkatan ditandai pada siklus 1 nilai rata-rata 66,09, dan pada siklus ke 2 nilai rata-rata meningkat sebesar 84,35.

Berdasarkan sumber diatas diketahui bahwa pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran IPS, dengan demikian diharapkan pada penelitian yang akan dilakukan dapat meningkatkan prestasi belajar IPA materi sumber daya alam di kelas IV SD Negeri Tosaran. Selain dapat meningkatkan prestasi belajar IPA juga pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa terhadap mata pelajaran IPA.

C. Kerangka Pikir

(20)

xl

Rasa ingin tahu yang dimiliki oleh siswa, jika didukung dengan pembelajaran yang menarik, maka akan siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Kenyataannya banyak siswa yang menganggap bahwa pembelajaran IPA yang dilakukan guru kurang bervariasi, sehingga rasa ingin mereka terhadap materi yang diajarkan kurang termotivasi. Hal ini yang juga mengakibatkan prestasi belajar IPA menurun. Hal ini yang menyebabkan peneliti melalui pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa dan prestasi belajar IPA pada materi sumber daya alam kelas IV SD Negeri Tosaran Kabupaten Pekalongan. Penggunaan pembelajaran Snowball Throwing dapat tergambar melalui skema sebagai berikut.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian

Skema kerangka berpikir penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi awal sebelum menggunakan metode pembelajaran Snowbal Throwing dan rendahnya prsetasi siswa pada mata pelajaran ilmu pengatahuan alam.

Kondisi awal rasa ingin tahu dan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa

(21)

xli

Pada siklus I dan siklus II peneliti menggunakan metode pembelajaran Snowball Throwing, maka prestasi belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan alam pada siswa kelas IV meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan dalam penelitian tindakan kelas sebagai berikut:

a. Melalui pembelajaran Snowball Throwing dapat meningkatkan rasa ingin tahu siswa pada mata peajaran IPA materi sumber daya alam kelas IV SD Negeri Tosaran Kabupaten Pekalongan.

Gambar

Tabel 2.2 Indikator keberhasilan untuk siswa dalam pengembangan sikap rasa ingin tahu
Tabel 2.3 Sumber daya alam dalam KTSP
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

tentang pendidikan bagi seorang pemimpin yang sesuai dengan akhlak Al-Qur’ān, yaitu : (1) pemimpin yang toleran, (2) pemimpin suka musyawarah di dalam mengambil keputusan, (3)

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN MASA KERJA PADA HUBUNGAN ANTARA PRESTASI KERJA DAN KOMPENSASI Studi Kasus : Karyawan Bagian Tata Usaha Kantor PG.. Gondang

Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa secara simultan Gaya Kepemimpinan dan Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap Kinerja

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh kebiasaan sarapan terhadap tingkat pengetahuan, status gizi dan kemampuan daya ingat anak Sekolah Dasar Lamper

Selain terdapat pada objek penelitian, penelitian tersebut bertujuan untuk pembuatan aplikasi dan apakah dengan menggunakan software (dibuat dengan Microsoft Access 2000

sedangkan pola akses yang dihasilkan proses data mining menggunakan data sesungguhnya dari webserver Universitas Respati Yogyakara adalah seperti yang ditunjukkan pada

Rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat melimpah yang telah diberikan pada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dan laporan yang berjudul

Berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan maka Credit Union Tilung Jaya memiliki sistem pengendalian intern pemberian kredit yang kurang baik, karena terdapat beberapa masalah