MARKET OUTLOOK
Kuartal III 2011
2
KINERJA MAKRO EKONOMI
KINERJA MAKRO EKONOMI
3
• Hingga Januari 2011, BI masih mempertahankan BI Rate pada level 6.50%. Namun memasuki bulan Pebruari, BI mulai menaikkan BI rate menjadi 6.75% seiring adanya tekanan inflasi pada Januari 2011 yang mencapai 7.02% yoy dan juga antisipasi BI untuk menghadapi adanya ancaman inflasi sampai dengan akhir tahun. Inflasi sampai dengan akhir Juni 2011 mencapai 5.54% yoy vs 5.05% pada Juni 2010.
• BI menargetkan inflasi tahun 2011 maksimal sebesar 6.00%. Namun target tersebut diperkirakan akan terlampaui didorong oleh kenaikan harga komoditas menjelang hari raya pada semester II ini, pemulihan ekonomi global, perubahan iklim serta diberlakukannya pembatasan BBM bersubsidi. Kami memprediksikan laju inflasi sampai akhir tahun 2011 berada pada kisaran 5.50%-6.50%. Selain itu kami juga memperkirakan BI akan menaikkan BI rate sekali lagi sebesar 25 bps sehingga BI Rate sampai dengan akhir tahun kami perkirakan mencapai 7.00%.
• Tingkat pertumbuhan GDP kuartal I/2011 mencapai 6.46% yoy didorong oleh tingginya tingkat konsumsi masyarakat terlihat dari tingginya data penjualan motor (+10.92% yoy), mobil (+0.90% yoy), data penjualan semen (+25% yoy), ekspor (+45.30% yoy) dan impor (+48.54% yoy).
• Peningkatan sovereign rating Indonesia menjadi “investment grade” memicu money inflow. Terlihat dari kepemilikan asing di SUN per semester I/2011 mencapai IDR 234.99 triliun (+20.04 ytd, +45.01% yoy). Sementara di pasar saham, investasi institusi asing sejak awal tahun sampai dengan 5 Juli 2011 telah mencapai USD 2,318.4 juta (+175.20% yoy). Peningkatan sovereign rating juga berdampak pada risk premium yang rendah dimana akan mempermudah korporasi dan pemerintah untuk mengakses sarana pembiayaan yang murah.
• Nilai tukar rupiah telah menguat 4.55% sejak awal tahun 2011 sampai dengan akhir Juni ini.
• Cadangan devisa mencapai level tertinggi yaitu USD 118.11 miliar per akhir Mei 2011
4
KINERJA PASAR SAHAM GLOBAL 6M11
KINERJA PASAR SAHAM GLOBAL 6M11
• Bursa saham global, terutama di Amerika dan Eropa,
membukukan kenaikan antara 4%-7% selama enam bulan pertama 2011 (6M11). Kenaikan terbesar dicatatkan oleh indeks Dow Jones (DJIA) yang naik sebesar 7.0%, diikuti oleh indeks DAX 6.7% dan S&P500 5.0%.
• Sementara itu IHSG sendiri selama 6M11 berhasil
mencatatkan kenaikan sebesar 5.0%, ditutup pada level 3,888. Khusus selama kuartal II (2Q11) kenaikan IHSG tercatat sebesar 5.7%.
• Berbeda dengan pasar saham di Amerika dan Eropa,
pasar saham Asia justru mengalami koreksi selama 6M11. Koreksi terbesar dicatatkan oleh indeks Nikkei yang turun 4.0% sementara indeks HangSeng terkoreksi 2.8%. 5 0.6% -4.8% 0.6% -0.3% 5.7% -0.4% 4.8% 1% -4.0% -2.8% 0.8% 4.6% 5.0% 5.0% 6.7% 7% Nikkei HangSeng FTSE Nasdaq JCI S&P500 DAX DJIA
Kinerja Indeks Global
VALUASI PASAR SAHAM GLOBAL
• Dari sisi valuasi, dengan menggunakan metode current
Price Earnings Ration, indeks Nasdaq tercatat sebagai indeks termahal pada akhir Juni 2011 dengan current PER sebesar 23.88x.
• Sementara itu indeks dengan valuasi terendah
dicatatkan oleh indeks HangSeng dengan current PER sebesar 11.97x.
• IHSG sendiri per akhir Juni 2011 mencatatkan current
PER sebesar 18.15x, atau termahal ketiga diantara
indeks global utama.
• Indeks DJIA mencatatkan current PER sebesar 13.81x
sementara indeks S&P500 mencatatkan current PER sebesar 15.22x. 6 11.97 12.28 13.81 14.32 15.22 18.15 18.29 23.88 HangSeng DAX DJIA FTSE S&P500 JCI Nikkei Nasdaq Current PER
7
KINERJA KOMODITAS 6M11
KINERJA KOMODITAS 6M11
• Dari sejumlah komoditas yang kami perhatikan, hanya
emas dan minyak mentah yang mengalami kenaikan selama 6M11.
• Harga emas selama 6M11 mengalami kenaikan sebesar
6%, ditutup pada level USD 1,500/troy ounce pada akhir Juni 2011. Sementara itu, khusus selama 2Q11 harga emas mencatatkan kenaikan sebesar 5%.
• Sementara itu harga minyak mentah selama 6M11 naik
4% ke level USD 95.42/barrel. Namun demikian, terjadi anomali karena selama 2Q11 harga minyak mentah mengalami koreksi sebesar 11%.
• CPO merupakan komoditas yang mengalami koreksi
terbesar selama 6M11, dimana harga CPO anjlok 16% ke level USD 1,085/metric ton.
8 -6% -10% -3% -18% -11% 5% -16% -5% -5% -4% 4% 6% CPO Nickel Coal Tin Crude oil Gold
Kinerja Komoditas Global
9
PROSPEK IHSG 2011
TARGET IHSG 2011 (1)
• Baseline target kami untuk IHSG pada akhir 2011 akan
ditutup pada level 4,075. Pada level ini, implied
forward PER untuk IHSG tercatat sebesar 20x.
• Sedangkan untuk Higher target kami untuk IHSG pada
akhir 2011 akan ditutup pada level 4,890. Pada level ini, implied forward PER untuk IHSG tercatat sebesar 24x.
• Sementara itu, untuk Lower target kami untuk IHSG
pada akhir 2011 akan ditutup pada level 3,260. Pada level ini, implied forward PER untuk IHSG tercatat sebesar 16x.
• Sektor yang menjadi unggulan kami di 2011 ini adalah
sektor Aneka Industri, Pertambangan, Infrastruktur &
Perkebunan. Kami perkirakan sektor sektor ini akan
memiliki pertumbuhan 12mo EPS diatas pertumbuhan EPS IHSG.
• 12mo EPS untuk sektor Aneka Industri kami
proyeksikan akan tumbuh +144% pada 2011,
sementara sektor Pertambangan akan tumbuh +93%, Infrastruktur +62% & Perkebunan +28%.
• Rata rata 12mo EPS IHSG kami proyeksikan tumbuh
+15% pada 2011. 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 1/2/08 1/2/09 1/2/10 1/2/11 IHSG Outlook 2011
Price Lower Baseline Higher
-4% -1% 4% 6% 15% 22% 28% 62% 93% 144% Basic industry Construction & property Finance Consumer goods JCI Trade & service Agriculture Infrastructure Mining Misc. industry
TARGET IHSG 2011 (2)
• Sektor sektor yang kami perkirakan akan
underperformed terhadap IHSG adalah sektor Barang Konsumsi, Keuangan, Konstruksi & Properti serta Industri Dasar.
• Bahkan kami perkirakan 12mo EPS untuk sektor
Konstruksi & Properti serta Industri Dasar akan turun masing masing -1% & -4%.
• Dari sisi valuation, kami melihat sektor Industri Dasar
memiliki rata rata PER tertinggi sebesar 33x, yang diikuti sektor Konstruksi & Properti 24x & Aneka Industri 23x.
• Sektor yang memiliki rata rata PER terendah adalah
sektor Keuangan dan Perdagangan & Jasa masing masing 16x, Pertambangan 18x serta Barang Konsumsi 19x.
• Rata rata PER untuk IHSG sendiri sebesar 20x.
16 16 18 19 20 20 21 23 24 33 Finance Trade & service Mining Consumer goods JCI Infrastructure Agriculture Misc. industry Construction & property Basic industry
12
TECHNICAL VIEW
TINJAUAN & PROSPEK KINERJA 2011
13
Daily View:
• IHSG selama tahun 2011 telah membukukan
kenaikan sebesar 6.29% atau turun 4.2%
dibanding tahun 2010 dengan periode yang sama yang naik 10.49%.
• Hingga saat ini indeks masih konsisten
berada di atas kecenderungan naiknya dan atau berada pada equidistant channel. IHSG juga sempat bergerak liar dan mencoba untuk melewati support level di 3,720 sebulan terkahir, namun akhirnya indeks kembali masuk ke dalam channel dan juga kembali berada di atas MA 50.
• Kegagalan melewati support level tersebut
menjadikan IHSG berpotensi untuk rebound dan berpeluang untuk bergerak menuju resistance level di 4,245 dalam kuartal ke-3 tahun ini. Akan tetapi jika indeks kembali mengalami pelemahan dan mampu melewati support level di 3,790 maka dimungkinkan indeks untuk bergerak hingga 3,335.
14
Weekly View:
• Dari sudut pandang mingguan, IHSG juga
masih berpeluang untuk kembali
mencatatkan rekor baru dalam kenaikannya, mayor trend pada indeks yang terbentuk sejak awal 2009 masih terjaga dan tampak hingga saat ini belum mampu dipatahkan.
• Sejalan dengan hal tersebut, penguatan
indeks di atas 2,850 pada pertengahan tahun 2010 kemarin memberikan peluang untuk mencapai target pada Elliot Wave dan
Retracement.
• Indeks diperkirakan dapat mencapai target
resistance level di 4.375 hingga akhir kuartal ke-4. Akan tetapi jika indeks ternyata melemah hingga melewati support level (saat ini) di 3.795 maka dimungkinkan indeks untuk bergerak menuju support level di
2,850.
15
SEKTORAL OUTLOOK
SEKTOR KOMODITAS : OIL & GAS
• Setelah pada 2010 harga minyak mentah mencatatkan
kenaikan sebesar +15%, pada 2011 ini kami
proyeksikan rata rata harga minyak mentah akan kembali naik +18% ke level $94/barrel dari rata rata 2010 $79.51/barrel.
• Dari 2005-2010 harga rata rata minyak mentah naik
sebesar CAGR +7% dari $56.59/barrel pada 2005 ke $79.51/barrel pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010-2015, kami proyeksikan harga minyak mentah akan tumbuh CAGR +5.10% ke level $102/barrel.
• Top picks kami untuk sektor oil & gas adalah PGAS
dengan 12mo target price Rp 5,025.
56.59 66.09 72.23 99.92 61.99 79.51 94 96 98 100 102 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 U SD /b ar re l
SEKTOR KOMODITAS : BATUBARA
• Setelah pada 2010 harga batubara mencatatkan
kenaikan sebesar +39%, pada 2011 ini kami
proyeksikan rata rata harga batubara akan kembali naik +16% ke level $115/mton dari rata rata 2010 $98.97/mton.
• Dari 2005-2010 harga rata rata batubara naik sebesar
CAGR +15.7% dari $47.67/mton pada 2005 ke $98.97/mton pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010-2015, kami proyeksikan harga batubara akan tumbuh CAGR +5% ke level $126/mton.
• Top picks kami untuk sektor batubara adalah PTBA
dengan 12mo target price Rp 28,300, ADRO (Rp 2,900) & ITMG (Rp 56,650). 47.67 48.97 66.91 129.02 71.71 98.97 115 117 120 123 126 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 U SD /m to nn e Newcastle Coal
SEKTOR KOMODITAS : METAL (1)
• Setelah pada 2010 harga nickel mencatatkan kenaikan
sebesar +34%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata harga nickel akan kembali naik +27% ke level
$27,701/mton dari rata rata 2010 $21,811/mton.
• Dari 2005-2010 harga rata rata nickel naik sebesar
CAGR +8.10% dari $14,765/mton pada 2005 ke $21,811/mton pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010-2015, kami proyeksikan harga nickel akan tumbuh CAGR +6.6% ke level $30,062/mton.
• Setelah pada 2010 harga timah mencatatkan kenaikan
sebesar +60%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata
harga timah akan terkoreksi -8.5% ke level
$18,681/mton dari rata rata 2010 $20,408/mton.
• Dari 2005-2010 harga rata rata timah naik sebesar
CAGR +22.6% dari $7,373/mton pada 2005 ke $20,408/mton pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010-2015, kami proyeksikan harga timah akan tumbuh tipis CAGR +0.05% ke level $20,459/mton.
14,765 24,155 37,088 21,058 14,711 21,811 27,701 28,271 28,854 29,450 30,062 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 U SD /m to n n e LME Nickle 7,373 8,736 14,492 18,454 13,617 20,408 18,681 19,110 19,550 19,999 20,459 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 U SD /m to n n e LME Tin
SEKTOR KOMODITAS : METAL (2)
• Setelah pada 2010 harga emas mencatatkan kenaikan
sebesar +30%, pada 2011 ini kami proyeksikan rata rata
harga emas akan terkoreksi -16.8% ke level
$1,020/troy ounce dari rata rata 2010 $1,227/troy
ounce.
• Dari 2005-2010 harga rata rata emas naik sebesar
CAGR +22.5% dari $445/troy ounce pada 2005 ke $1,227/troy ounce pada 2010. Untuk 5 tahun ke depan, 2010-2015, kami proyeksikan harga emas akan terkoreksi sebesar CAGR -2% ke level $1,109/troy ounce.
• Top picks kami untuk sektor batubara adalah INCO
dengan 12mo target price Rp 5,275, ANTM (Rp 2,800) & TINS (Rp 2,725). 445 604 697 872 974 1,227 1,020 1,042 1,064 1,086 1,109 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 U SD /t ro y o un ce Gold
SECTORAL OUTLOOK: TELECOMMUNICATION
• Persaingan yang ketat di industri telekomunikasi masih berlanjut
pada tahun 2011 ini. Tingginya tingkat penggunaan telepon seluler di Indonesia membuat pertumbuhan pelanggan baru mulai jenuh dan intensitas penggunaan layanan dasar (voice dan SMS) juga terus mengalami penurunan.
• Meskipun masih ada potensi pertumbuhan pelanggan baru,
kemungkinan besar adalah segmen masyarakat bawah, yang juga ditopang oleh perang tarif yang dilakukan oleh para operator. Walaupun segmen masyarakat bawah ini memiliki daya beli pulsa lebih rendah, namun masih tetap diperebutkan oleh para operator. Akibatnya dalam beberapa tahun terakhir ini, terjadi penurunan ARPU para operator telekomunikasi.
• Di lain pihak, layanan data internet masih mengalami
pertumbuhan yang tinggi didukung oleh beberapa alat telekomunikasi yang semakin canggih serta berbagai jejaring sosial yang diminati masyarakat. Namun diperlukan jaringan infrastruktur dan modal yang kuat supaya dapat menyediakan layanan yang baik kepada pelanggan sehingga tidak beralih pada operator lain.
• Top picks kami untuk sektor telekomunikasi adalah TLKM (TP: IDR
8500) dan EXCL (TP: IDR 7450).
20
Telecommunication Stocks Performance
31 Dec 2010 - 30 Jun 2011
55.3% 16.0% 0.0% 5.0% -5.6% -7.5% -20% -10% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% BTEL EXCL IDX FREN ISAT TLKMSECTORAL OUTLOOK: CONSUMER GOODS
Perekonomian domestik yang kondusif, daya beli
masyarakat yang meningkat serta inflasi yang terkendali, ditengah gejolak ekonomi global, membuat saham sektor barang konsumsi masih diminati investor. Hal ini juga didukung oleh peningkatan kinerja beberapa emiten pada sektor ini pada triwulan I 2011. Pada periode Januari-Juni 2011, indeks sektor barang konsumsi mampu mencapai pertumbuhan sebesar 7.82% ytd atau di atas pertumbuhan IHSG yang sebesar 5% ytd.
Saham UNVR mencatatkan pelemahan sebesar 9.7% pada
semester I 2011 akibat valuasi yang relatif sudah tinggi. Selain itu adanya ancaman yang potensial dari pesaingnya membuat UNVR harus menanggung biaya promosi yang lebih tinggi serta kenaikan harga bahan baku membuat marjin labanya turun.
Memasuki semester kedua, kinerja emiten pada sektor
barang konsumsi diperkirakan berlanjut membaik. Hal ini antara lain didorong oleh potensi meningkatnya permintaan masyarakat akan barang konsumsi karena adanya beberapa hari raya seperti bulan puasa, Lebaran, Natal serta liburan akhir tahun. Meningkatnya permintaan dengan disertai harga bahan baku yang masih terkendali, berpotensi akan meningkatkan marjin laba perusahaan.
Top picks kami untuk sektor konsumer adalah Hold INDF (TP
: IDR 6100), ICBP (TP: IDR 5850) dan UNVR (TP: IDR 15850).
21
Consumer Goods Sector Performance
31 Dec 2010 - 30 Jun 2011
24.5% 20.9% 16.6% 10.8% 5.0% 3.8% -9.7% -15% -10% -5% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% GGRM MYOR ICBP INDF IDX KLBF UNVRSECTORAL OUTLOOK: CEMENT
22
Semakin positifnya sektor properti dan infrastruktur di Indonesia
yang didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tingkat inflasi yang masih terkendali, mendorong terjadinya peningkatan konsumsi semen nasional.
Sepanjang bulan Januari-Mei 2011 konsumsi semen nasional tumbuh
13,5% yoy dari 16,2 juta ton di tahun 2010 menjadi 18,4 juta ton. Sementara itu konsumsi semen untuk ekspor turun 51,1% dari 1,2 juta ton di tahun 2010 menjadi 530 ribu ton, sehingga jika dilihat secara keseluruhan konsumsi semen sepanjang Januari-Mei tumbuh 9,5%.
Pada 3Q2011 kami masih optimis pertumbuhan konsumsi semen
nasional masih akan melanjutkan tren penguatan ditopang oleh permintaan dari sektor properti dan infrastruktur mengingat di kuartal ini sudah memasuki musim kemarau dan proyek-proyek infrastruktur pemerintah mulai berjalan.
Untuk SMGR kami masih merekomendasikan beli dengan target
harga IDR 13,400 dengan mempertimbangkan beberapa katalis positif antara lain prospek industri semen yang masih menarik, peningkatan kapasitas produksi dan langkah effesiensi yang dilakukan oleh perusahaaan.
INTP juga masih kami rekomendasikan beli dengan target harga IDR
19,050 adapun katalis positif yang kami pertimbangkan antara lain prospek industri semen yang masih menarik, peningkatan kapasitas produksi dan effisiensi perseroan.
Sementara itu untuk SMCB kami merekomendasikan hold dengan
target harga IDR 2,325.
5.0% 6.9% -2.2% 1.6% -4.0% -2.0% 0.0% 2.0% 4.0% 6.0% 8.0% IHSG INTP SMCB SMGR
Cement Sector Perfomance 30 Des 2010-30 Jun 2011
SECTORAL OUTLOOK: HEAVY EQUIPMENT
23
Tren kenaikan harga komoditas terutama batubara dan CPO
membuat industri alat berat semakin menarik. Kenaikan target produksi produsen batubara dan CPO berdampak pada meningkatnya permintaan akan alat berat.
Selain itu proses pembangunan infrastruktur yang terus berjalan
baik oleh swasta maupun pemerintah ikut mendorong permintaan akan alat berat.
Sampai dengan 1H2011 UNTR sebagai distributor alat berat komatsu
berhasil membukukan penjualan sebanyak 4.300 unit atau meningkat 57% jika dibandingkan dengan periode yang sama di 1H2010 sebanyak 2.732 unit.
Sementara itu INTA distributor alat berat Volvo hingga Mei 2011
telah membukukan penjualan alat berat sebanyak 1.027 Angka ini telah mencapai 80 persen dari target sepanjang tahun ini sebanyak 1293 unit.
Sampai dengan 1H2011 kinerja HEXA di bursa masih dibawah
ekspektasi mengingat pada 1Q2011 terkena dampak gempa dan tsunami di Jepang. Sementara itu UNTR mulai menunjukan kinerja yang positif setelah pada 1Q2011 mengalami hal yang sama seperti HEXA walupun lebih ringan. Berbeda dengan kedua pesaingnya kinerja INTA di bursa menunjukan hal yang sangat bagus dimana selama 1H2011 membukukan kenaikan harga sebesar 53.1%.
Sepanjang tahun ini kami masih merekomendasikan beli terhadap
UNTR dengan target harga IDR 30,100 adapun katalis positif yang kami pertimbangkan antara lain prospek industri batubara, perkebunan, kehutanan dan infrastruktur.
Kami pun masih merekomendasikan beli untuk INTA dengan target
harga IDR950. 5.0% 4.6% 53.1% -3.5% -10.0% 0.0% 10.0% 20.0% 30.0% 40.0% 50.0% 60.0% IHSG UNTR INTA HEXA
Heavy Equipment Sector Perfomance 30 Des 2010-30 Jun 2011
24
FIXED INCOME OUTLOOK
FIXED INCOME OUTLOOK
25
• Pergerakan yield SUN per akhir Juni 2011 lebih rendah dibandingkan
dengan yield pada tahun 2010 dan 2009. Aliran dana investor asing yang deras masuk ke Indonesia di tengah optimisme akan membaiknya perekonomian terlihat dari data makro ekonomi yang kuat dan perbaikan
sovereign rating Indonesia menjadi faktor pendorong penguatan harga
SUN pada tahun 2011.
• Asing masih mendominasi kepemilikan SUN dengan total kepemilikan
sebesar 34.01% per akhir Juni 2011. Kepemilikan SUN oleh investor asing sejak awal tahun hingga akhir Juni 2011 meningkat menjadi IDR 234.99 triliun (+20.04% ytd atau +45.01% yoy).
• Kenaikan BI rate sekali lagi pada semester II tahun ini diperkirakan tidak
mengurangi minat korporasi & pemerintah untuk tetap menerbitkan obligasi sebagai salah satu sumber financing yang murah. Sampai dengan kuartal I/2011, outstanding value Surat Utang Negara (SUN) terus meningkat dan mencapai IDR 674.91 triliun. Sementara outstanding value obligasi korporasi mencapai IDR 121.17 triliun.
• Pada semester II/2011 ini, obligasi pemerintah yang akan jatuh tempo
sekitar IDR 36.37 triliun, sementara obligasi korporasi yang akan jatuh tempo sekitar IDR 6.24 triliun. Sampai dengan akhir semester I/2011 ini, pemerintah meraih dana dari lelang SUN sebesar IDR 80.30 triliun. Sementara itu target dana yang akan diraih pada lelang SUN selama triwulan III/2011 diperkirakan sebesar IDR 45.50 triliun.
• Faktor inflasi dan kenaikan BI rate menjadi resiko terbesar bagi
pergerakan obligasi pada tahun 2011 ini. Namun di lain pihak kenaikan BI rate justru akan memberikan yield spread yang cukup menarik bagi investor asing. Selain itu masih lambatnya pemulihan ekonomi AS dan memburuknya krisis utang di Eropa akan mendorong investor asing untuk lebih memilih menginvestasikan dananya ke aset yang memberikan yield yang lebih tinggi .
4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 30 Y T M Time to maturity ID GOVT BONDS YIELD CURVE
31-Dec-09 31-Dec-10 30-Jun-11
0 50 100 150 200 250 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Jun-11 I D R T ri li u n
MEGA CAPITAL INDONESIA
MEGA CAPITAL INDONESIA
Research Department:
Danny Eugene
Ratna Lim Mino Suryani Salim Fadlillah QudsiResearch Department:
Danny Eugene
Ratna Lim Mino Suryani Salim Fadlillah Qudsi DISCLAIMERThis Document is for information only and for the use of the recipient. It is not to be reproduced or copied or made available to others. Under no circumstances is it to be considered as an offer to sell or solicitation to buy any security. Any recommendation contained in this report may not be suitable for all investors. Moreover, although the information contained herein has been obtained from sources believed to be reliable, its accuracy, completeness and reliability cannot be guaranteed. All rights reserved by PT Mega Capital Indonesia.
Head Office (021) 79175599 (021) 79193900 Cirebon (0231) 235522 (0231) 235521 Menara Bank Mega Lt. 2 Jl. Cirebon Grand Center Blok D No. 12A. Lt. 2 (0231) 235523
Jl. Kapten P. Tendean. Kav 12-14A. Jakarta 12790 Cirebon, Jawa Barat
Jakarta - Roxy (021) 63852841 (021) 63852830 Semarang (024) 3562451 (024) 3566638 Komp. Niaga Roxy Mas Blok D3/12 Ruko Suari, Jl. Suari No. 7C Semarang 50137
`
Surabaya (031) 5461607 (031) 5472492 Jakarta - Tj. Karang (021) 2305373 (021) 2305375 Wisma Dharmala 2nd Floor
Jl. Tanjung Karang No. 3-4 A Jakarta 10230 Jl. Panglima Sudirman Kav.101-103 Surabaya 6027
Jakarta - Sudirman (021) 57936852 (021) 57936844 Surabaya - Mayjend Sungkono (031) 5680774 (031) 5669574 Sudirman Plaza Indofood Tower Mezzanine Floor, Jl. Mayjend Sungkono No. 52 A Surabaya (031) 5680747
Jl. Jend Sudirman Kav 76-78 Jakarta 12910
Malang (0341) 557222 (0341) 557234 Jakarta - Pondok Indah (021) 7257823 (021) 7247640 Ruko Raya Dieng I, Jl. Raya Dieng I Kav. 5 Malang 65116 (0341) 557123
Plaza 5 Pondok Indah Blok D No. 11
Jl. Margaguna Raya Pondok Indah Jakarta Selatan Yogyakarta (0274) 623407 (0274) 623579 Jl. Raya Magelang Km. 5,6 No. 57 B Yogyakarta
Jakarta - Kelapa Gading (021) 4533515
Jl. Boulevard Barat Blok LC 6 / No 27 Jakarta Solo (0271) 731681 (0271) 731685 Ruko Manahan Solo, Jl. Adi Sucipto, Solo, Jawa Tengah (0271) 731683
Medan (061) 4534399 (061) 4559475
Uniplaza Building 3rd Floor East Plaza Pontianak (0561) 746636 (0561) 747009 Jl. Letjen MT. Haryono No. A1 Medan Jl. Teuku Umar, Komp Pontianak Mall Blok B NO. 28 Pontianak (0561) 7506660
Bandar Lampung (0721) 258778 (0721) 266438 Samarinda (0541) 733866 (0541) 733955 Gedung Megalife 3rd Floor Ruko Permata No. 8 Jl. Pahlawan, Samarinda (0541) 204424
Jl. Jendral Sudirman No. 3 C Enggal Bandar Lampung
Banjarmasin ( 0511 ) 3362337 (0511) 3352413 Palembang (0711) 354867 (0711) 354865 Jl. Haryono MT No. 29B Kertak Baru Ulu, Banjarmasin (0511) 3362338
Gedung Megalife 3rd Floor, Jl. R Soekamto NO.28G Palembang
Palangkaraya (0536) 3237401 (0536) 3237403 Batam (0778) 7493791 (0778) 7493792 Jl. Tjilik Riwut MM 2,5 No. 101 Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Komp Super Blok Nagoya Hill Blok B No. 3A , Nagoya - Batam
Makassar (0411) 319417 (0411) 319647 Pekanbaru (0761) 29558 (0761) 29591 Jl. Veteran Utara Ruko Metro Square Blok C No. 4 (0411) 319587
Jl. Sudirman No. 255 A Pekanbaru - Riau 28111 Makassar 90141 Sulawesi Selatan (0411) 319303
Bandung (022) 87340972 (022) 87340986 Manado (0431) 879691 (0431) 879691 Menara Bank Mega Lt. 3, Jl. Gatot Subroto No. 283 Bandung Kompleks Ruko Mega Mas Blok 1 C No. 48
Jl. Piere Tendean (Boulevard) Manado 95111 Bandung 2 (022) 4266060 (022) 4219997
27