BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) atau dalam bahasa inggris dinamakan Class Action Research (CAR). Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas dengan jalan merefleksikan hasil pengamatan yang didapatkan selama penelitian kedalam bentuk tindakan. Supardi (Epon Ningrum, 2009: 3) berpendapat bahwa “PTK adalah suatu bentuk ivesntigasi yang bersifat reflektif, kolaboratif dan spiral yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan sistem, metode kerja, proses, isi, kompetensi, dan situasi.” Kemudian Hopkins (Rochiati, 2005: 12) mengemukakan bahwa, “PTK merupakan suatu bentuk kajian reflektif oleh pelaku tindakan, dan PTK dilakukan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugas memperdalam pemahaman terhadap tindakan.” Menurut Wardhani (Epon Ningrum, 2009: 4), “PTK adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat.”
Penelitian ini didasarkan pada pendapat bahwa penelitian tindakan kelas mampu menawarkan cara dan prosedur baru guna memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme guru dan proses pengajaran di kelas dengan melibatkan beberapa indikator keberhasilan proses dan hasil pengajaran yang terjadi pada siswa (Haplius dalam widianti, 2008:17). Selain itu pemilihan metode penelitian ini didasarkan bahwa kelas merupakan unit terkecil dalam sistem pembelajaran, sehingga semua guru perlu mendalami dan berprilaku kritis terhadap apa sebenarnya yang dilakukan oleh siswa maupun guru sendiri yang terjadi dalam proses pembelajaran.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini merupakan metode kolaborasi yang mengutamakan kerjasama antara obsever, guru dan peneliti. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini merupakan upaya untuk menggkaji apa yang terjadi dan telah
Sudarso, 2013
dihasilkan atau belum tuntas pada langkah upaya sebelumnya, hasil refleksi merupakan pengkajian terhadap keberhasilan dan kegagalan terhadap pencapaian tujuan pencapaian tujuan tindakan pembelajaran. Pada dasarnya penelitian tindakan kelas (PTK) memiliki karakteristik yaitu: (1) Bersifat situasional, artinya mencoba mendiagnosis masalah dalam konteks tertentu, dan berupaya menyelesaikan dalam konteks itu; (2) adanya kolaborasi-partisipatoris; (3) Self-evaluative, yaitu memodifikasi-memodifikasi yang dilakukan secara kotinu-dievaluasi dalam situasi yang terus berjalan secara siklus, dengan tujuan adanya peningkatan dalam praktek nyatanya.
Rancangan (desain) Penelitian tindakan kelas (PTK) yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan model Kemmis dan McTaggrat. Menurut Kemmis dan McTaggrat (Depdiknas 2004:2), pelaksanaan tindakan dalam penelitian tindakan kelas (PTK) meliputi empat alur (langkah): (1) Perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) Observasi; dan (4) Refleksi, Seperti yang digambarkan pada diagram berikut ini:
Gambar 3.1. diagram alur PTK model Kemmis dan McTaggrat (Depdiknas 2004:2)
Diagram di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Plan (perencanaan) sebagai awal sebelum masuk dalam tindakan yang berupa merumuskan dan
mempersiapkan: rencana jadwal tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar tugas siswa, lembaran hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data. 2. Action & Observation (tindakan dan observasi) dilakukan oleh peneliti dan observer pemdamping yang secara kolaboratif pada saat tindakan di dalam kelas atau pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan metode yang telah ditetapkan. 3. Reflection (refleksi) yang merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi (penafsiran) dan eksplanasib (penjelasan) terhadap semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilakukan. Sedangkan pada tahap selanjutnya yaitu Revised pland (revisi perencanaan) adalah bila siklus pertama belum mencapai hasil yang diinginkan jadi, dilakukan siklus II, di dalamnya tentu ada perbaikan-perbaikan perencanaan terhadap kekurangan yang didapat berupa refleksi yang didapat dari observasi dan hasil tes siklus I, sedangkan langkah selanjutnya action & observasi serta reflection sama seperti siklus I.
Penelitian ini juga untuk bertujuan untuk memperbaiki mutu pembelajaran untuk menjadi lebih baik. Mencoba gagasan, pikiran, kiat, cara, dan strategi yang baru dalam pembelajaran untuk meningkatkan mutu pembelajaran selain kemampuan inovasi guru. Inilah alasan peneliti menggunakan metode PTK dalam penelitian ini, selain itu peneliti mengambil satu variabel sehingga lebih mudah untuk melihat peningkatan pembelajara suatu kelas serta melihat faktor-faktor yang mempengaruhi.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian direncanakan selama satu bulan, yaitu mulai tanggal 24 april sampai sampai dengan 15 mei 2013. Penelitian tindakan kelas dilakukan pada siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan yang berjumlah 34 siswa.
Sudarso, 2013
Penelitian dilakuakan di SMK Negeri 1 Cilaku-Cianjur kecamatan Cibeber kabupaten Cianjur. Beberapa alasan peneliti melakukan penelitian di SMK ini diantaranya: peneliti pernah melakukan PPL di SMK ini, peneliti mendapatkan masih kurangnya pengetahuan siswa siswa pada mata diklat RAB ini dan pengetahuan pada mata diklat perlunya ditingkatkan karena sangat berguna saat terjun di dunia kerja.
3.3. Subjek penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Jurusan Teknik Gambar Bangunan 2012/2013. Adapun jumlah siswa yang dimaksud adalah 34 siswa, terdiri 29 laki-laki dan 5 perempuan.
3.4. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan tindakan yang telah dilaksanakan yaitu berdasar pada rencana tindakan yang ditetapkan, maka kriteria yang digunakan adalah bersumber dari tujuan atau misi dilakukan tindakan.
Misi pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan prestasi belajar siswa materi rencana anggran biaya (RAB) pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Cilaku Cianjur.
Kriteria yang dijadikan tolak ukur keberhasilan tindakan dimaksud adalah pencapain kelulusan siswa belajar minimal 85%, dengan nilai rata-rata (standar minimum) 70 sesuai isi indikator kopetensi yang ditetapkan sesuai dengan KKM dan kurikulum mata diklat RAB sekolah serta rencana pembelajaran sebanyak II siklus, maka dengan demikian pembelajaran ini dapat dikatakan efektif apabila nilai dan lulusan sudah mencapai terget atau tujuan yang telah dicapai dan waktu yang telah tentukan sebelumnya yaitu seperti kriteria di atas.
3.5. Disain PTK
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu (1) tahap observasi awal; dan (2) Tahap pelaksanaan tindakan. Tahap observasi awal merupakan kegiatan awal sebelum tindakan (Pra tindakan) dengan tujuan untuk mengidentifikasi masalah, mendiskusikan temuan masalah bersama observer pendamping dengan meminta saran-saran dan bimbingan dari ketua jurusan, guru teknik gambar bangunan dan teman yang pernah melakukan PTK sebagai bahan masukan dalam
rangka merumuskan tindakan. Tahap pelaksanaan tindakan merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bekerjasama dengan seorang observer pendamping untuk menetapkan rencana tindakan dan jadwal pelaksanaan serta merumuskan komponen-komponen tindakan yang diperlukan, seperti rencana pembelajaran materi bahan pelajaran tentang tentang rencana anggran biaya, instrumen penilalian/evaluasi, dan kelengkapan lain yang diperlukan.
Tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan skenario kerja dan prosedur tindakan dengan mengadaptasi model Kemmis dan McTaggart yaitu: (1) Perencanaan tindakan (planning), (2) Pelaksanaan tindakan (action), (3) observasi (Obsevation), dan (4) refleksi (Reflection).
1. Perencanaan tindakan (Planning)
Sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya, pada tahap ini peneliti bersama Observer pendamping (secara kolaboratif) merumuskan dan mempersiapkan: rencana jadwal tindakan, rencana pelaksanaan pembelajaran, materi/bahan pelajaran sesuai dengan pokok bahasan, lembar tugas siswa, lembaran hasil belajar, instrumen lembar observasi, dan mempersiapkan kelengkapan lain yang diperlukan dalam rangka analisis data.
2. Pelaksanaan tindakan (Action)
Pelaksanaan tindakan pada dasarnya disesuaikan dengan setting tindakan yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) Secara oprasional tindakan dalam proses pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti.
Penilaian terhadap proses belajar siswa dilaksanakan sejak awal pembelajaran hingga kegiatan pembelajaran berakhir. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam beberapa siklus (siklus I dan siklus II dan selanjutnya sampai hasil pembelajaran sesuai hasil yang direncanakan), dari siklus dengan alokasi waktu 2 x 45 menit sesuai dengan program tahunan yang ditetapkan sekolah. Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan sebagai bahan penilai terhadap aktivitas proses dan hasil belajar siswa adalah menggunakan instrumen pengumpul data yang telah dipersiapkan
Sudarso, 2013
seperti: (1) lembar observasi (pengamatan) dan lembar tes lainnya. Oleh sebab itu teknik penilaian yang dipergunakan sesuai dengan objek yang dinilai dan disesuaikan dengan tujuan yang dinilai. Dalam menilai aktivitas proses dan hasil belajar siswa, penilaian yang dipergunakan adalah dengan (1) mengumpulkan data-data atau informasi dari hasil observasi (pengamatan), dan (2) lembar penilaian tes. Penilaian ini dilakukan secara terpadu dengan kegiatan belajar mengajar dalam penelitian tindakan.
3. Pelaksanaan Observasi ( Obsevation)
Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan peneliti bersama observer pendamping untuk melakukan pengamatan terhadap aktivitas proses belajar siswa. Observasi (pengamatan) tersebut dilakukan untuk mengenali, merekam dan mengumpulkan data dari setiap indikator mengenai kegiatan siswa dalam latihan menulis tersebut. Adapun instrumen yang dipergunakan untuk melakukan observasi tersebut adalah lembar penilaian yang ditetapkan. Objek dilakukan observasi itu adalah sikap/prilaku siswa dan kesesuain guru dalam menjelaskan materi dalam proses belajar selama berlangsungnya latihan sesuai dengan indikator penilaian yang ditetapkan.
4. Refleksi (Reflection)
Refleksi merupakan kegiatan analisis sintesis, interpretasi ( penafsiran) dan eksplanasib (penjelasan) terhadap semua data atau informasi yang dikumpulkan dari penelitian tindakan yang dilakukan.
Penelitian yang telah dikumpulkan kemudian ditindak lanjut dengan melakukan analisis dan diinterpretasi, sehingga dapat diketahui akan hasil dari pelaksanaan tindakan yang dilakukan, hasil analisis interpretasi tersebut sebagai dasar untuk melakukan evaluasi sehingga dapat diketahui akan berhasil tidaknya terhadap tindakan yang telah dilaksanakan dengan tujuan yang diharapkan. Apabila penelitian ini tidak sesuai dengan harapan yang direncanakan maka dilakukan tindakan selanjutnya atau Siklus ke II atau sesuai dengan bagan pada gambar 3.1. yaitu Revised plan (revisi perencanaan sesuai dengan evaluasi dan hasil observasi di lapangan.
Instrumen penelitian merupakan alat (instrumen) yang dipergunakan peneliti dan observasi pendamping (secara kolaborasi) untuk mengumpulkan data atau informasi dari hasil pelaksanaan tindakan. Adapun instrumen penelitian yang dipergunakan adalah sebagai berikut:
1. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengukuran, intelegesi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Instrumen tes dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis yang akan diberikan pada awal dan akhir penelitian. Tes yang dibuat sesuai dengan materi yang akan disampaikan dan indikator yang ingin dicapai maka dari itu perlu dibuat kisi-kisi terlebih dahulu, untuk ata kisi-kisi dan soal dapat dilihat pada lampiran B.1. halaman 82. Sebelum instrumen tes ini dipakai, terlebih dahulu dilakukan judgement-expert dengan teknik pengujian soal oleh para ahli, dan uji coba soal. Adapun pengujian soal sebagai berikut:
a. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (arikunto, 2010). Suatu istrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas intrumen menunjukan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Untuk mengetahui tingkat validitas dan butir soal digunakan sofwer anates dan rumus korelasi product moment:
Keterangan :
rxy : Koefesien korelasi
ΣX : Jumlah skor seluruh siswa pada item tersebut ΣY : Jumlah skor total seluruh siswa pada tes N : Jumlah seluruh siswa
2 2
2
2
. . . Y Y N X X N Y X XY N rxy Sudarso, 2013
X : Skor setiap siswa pada item tersebut Y : Skor total setiap siswa
Setelah diketahui koefesien korelasi (r) kemudian dilanjutkan dengan perhitungan tarap signifikasi korelasi dengan menggunakan rumus tstudent, Yaitu:
Keterangan :
t : Daya pembeda dari uji t N : Jumlah subjek
rxy : Koefesien korelasi
Kemudian jika thitung > ttabel pada tarap signifikasi α= 0,1 maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid pada tarap yang ditentukan. Adapun intervertasi korelasi yang menunjukan nilai validitas ditunjukan oleh tabel sebagai berikut :
Tabel.3.1 Kriteria validitas soal
Koefesien korelasi Kriterian validitas 0,00-0,20 0,20-0,40 0,40-0,60 0,60-0,80 0,80-1,00 Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
Uji instrumen dari 30 butir soal yang di peroleh soal valid sejumlah 28 butir soal yang digunakan sebagai instrumen dengan tingkat validitas seperti tabel berikut ini sedangkan perhitungan validitas dapat dilihat pada lampiran B.4. halaman 110.
Tabel.3.2 t= rxy 𝑁−2
Distribusi Butir soal berdasarkan tingkat validitas
Kategori validitas Banyak soal Presentase (%)
Rendah 21 75%
Cukup 7 25%
Tinggi 0 0%
Jumlah 28 100%
b. Reliabilitas soal
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika instrumen itu baik (arikunto, 2010). Reliabilitas tes dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan rumus Kuader-richardson 20 (K-R20)
r
11=(
−1). (
2−
2
)
Keterangan :
r11 : Reliabilitas tes secara keseluruhan
P : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar q : Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
Σpq : Jumlah perkalian p dan q n : banyak item
s : Standar deviasi dari tes ( standar deviasi adalah akar varians)
Harga r11 yang diperoleh kemuian dikonsultasikan dengan tabel product momen. Apabila r hitung > r tabel dengan taraf signifikasi 5% maka tes dinyatakan reliabel.
Interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukan oleh tabel (arikunto,2010).
Sudarso, 2013
Kriteria reliabilitas soal
Koefesien korelasi Kriteria reliabilitas soal 0,00-0,20 0,21-0,40 0,41-0,60 0,61-0,80 0,81-1,00 Sangat rendah Rendah Cukup Tinggi Sangat Tinggi
Dari hasil perhitungan reliabilitas bitir soal dalam penelitian ini diperoleh sebesar 0,681 berdasarkan tabel di atas diklasipikasikan instrumen soal yang digunakan memiliki reliabilitas tinggi. Data hasil perhitungan reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada lampiran B4. halaman 119
c. Analisis tingkat kesukaran
Analisis tingkat kesukaran dianalisis menggunakan sofwer anates adapun hasil analisisnya bahwa dari 30 soal hanya satu soal yang dinyatakan sukar, sisanya dengan tingkat kesukaran sedang, dalam hal ini soal yang sukar tidak digunakan karna selain sukar soal ini juga tidak valid, untuk hasil analisis dapat dilihat pada lampiran B.4. halaman 120.
d. Daya pembeda
Daya Pembeda dianalisis menggunakan sofwer anates adapun hasil analisisnya Setiap jawaban berfungsi dengan baik karna setiap jawaban dipilih oleh siswa, walaupun masih ada yang kurang baik namun dapat diperbaiki, untuk hasil analisisnya dapat dilihat pada lampiran B.4 halaman 121.
e. kualitas pengecoh dianalisis menggunakan sofwer anates dapun hasilnya bahwa setiap butir jawaban berfungsi dengan baik karena setiap butir jawaban semuanya dipilih oleh penjawab soal, hasil analisisnya dapat dilihat dilampiran lampiran B.4. halaman 122.
dalam pengambilan data peneliti menggunakan kurang lebih 30 soal tapi yang soal yang bisa digunakan yaitu 28 maka peneliti mengganti atau memperbaiki 2 soal yang ga bisa dipake dan biar bisa digunakan peneliti melakukan judgement-expert pada guru bidang studi.
2. Instrumen non tes
Instrumen non tes yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Observasi
Penelitian observasi dilakukan untuk mengadakan pengamatan secara langsung, observasi yang dilakukan penelitian ini antara lain observasi kegiatan belajar siswa dan kegiatan guru saat mengajar dikelas. Tujuan observasi siswa untuk melihat apakah metode yang diterapkan saat pelajaran ditanggapi positif oleh siswa dan tujuan observasi guru untuk melihat apakah pengajaran yang dilakukan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan. untuk lebih jelas lembar observasi dan ketentuannya dapat dilihat pada lampiran D. Halaman 139.
3.7. Teknik analisis data
Berdasarkan salah satu karakteristik penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu pengolahan datanya hanya menuntut pengunaan statistik yang sederhana, maka dalam penelitian ini tidak mememerlukan pendekatan statisti yang terlalu rumit. Kemudian setelah pengumpulan data sudah dilakukan, maka data yang sudah terkumpul harus diolah dan dianalisis.
Data yang diperoleh dikelompokan menjadi dua kategori yaitu data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berkenaan dengan perkembangan hasil belajar siswa yang diukur melalui test.
Sedangkan data kualitatif Adalah data yang berkenaan dengan aktifitas keseharian siswa yang berasal dari data observasi. Adapun pengolahan data-data tersebut adalah sebagai berikut:
1. Data tes berupa jawaban siswa terhadap jenis soal uraian dengan patokan tidak memberikan jawaban sama sekali sekor 0 dan memberikan jawaban yang tepat dengan sekor 10. Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam pemahaman dihitung dengan rumus :
Presentasi kemampuan = Sekor yang diperoleh siswa 100 sekor ideal
Peneliti menetapkan ketuntasan belajar siswa, jika siswa telah mencapai kemampuan 70 % atau lebih.
Sudarso, 2013
Tes yang dilakukan beberapa kali yaitu: tes awal (pre test) untuk melihat sebarapa kemampuan siswa, selanjutnya tes setelah berakhir pelajaran, banyaknya tes disesuaikan dengan banyaknya siklus, sampai hasil pembelajaran memenuhi harapan yang diinginkan.
2. Data Non test (observasi)
Observasi dianalisis dengan mengelompokan data sehingga diperoleh kesimpulan yang selanjutnya diinterpretasikan secara dekriptif.
a. Aktivitas siswa
Memberikan skor tiap aktivitas belajar siswa dengan menentukan perolehan rata-rata skor ideal pada lembar observasi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di kelas. Adapun persamaannya antara lain:
Nilai Individual =
x
100%Adapun nilai yang diberikan atara 1 sampai 3 dimana nilai satu adalah nilai yang paling sendah artinya aktivitas siswa tidak baik sedangkan nilai 2 aktivitas siswa dianggap sedang dan nilai 3 siswa dianggap aktif. Setelah diberi nilai selanjutnya dijumlahkan dan didapat skor komulatif siswa. adapun interpretasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi untuk aktivitas siswa
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 00 - 30 Sangat kurang 2 31 - 54 kurang 3 55 - 74 Sedang 4 75 - 89 Baik 5 90 - 100 Sangat Baik b. Aktivitas guru
Aktivitas guru selama melakukan kegiatan pembelajaran. Presentase aktivitas guru tertuang dalam persamaan berikut ini:
Nilai Individual =
Adapun nilai yang diberikan antara 1 sampai 4, untuk nilai 1 adalah nilai paling rendah artinya aktivitas siswa kurang baik, nilai 2 kategori sedang, nilai 3 kategori baik dan nilai 4 kategori sangat baik. Adapun interpretasinya sebagai berikut:
Tabel 3.5 Interpretasi untuk aktivitas guru
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 00 - 30 Sangat kurang
2 31 - 54 kurang
3 55 - 74 Sedang
4 75 - 89 baik
5 90 - 100 Sangat baik
3.8.
Interpretasi data penelitianPada tahap ini, peneliti melakukan interpretasi data atau menggambarkan temuan-temuan hasil penelitian berdasarkan landasan teoritis yang telah dipilih. Hasil interpretasi ini diharapkan dapat memperoleh makna yang cukup berarti sebagai bahan untuk tindakan selanjutnya atau untuk kepentingan peningkatan kinerja mengajar guru.
3.9. Prestasi belajar siswa pada aspek kognitif
Peningkatan kemampuan siswa pada aspek kognitif dapat dilihat setelah peneliti mendapatkan hasil dari tes yang dilakukan, berupa pre-test dan post-test. Hasil tes yang didapatkan kemudian diolah setelah itu diinterpretasikan ke dalam indeks prestasi kelompok (IPK) supaya dapat menunjukkan kenaikkan kemampuan siswa pada aspek kognitif ditiap siklusnya, adapun interpretasinya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4 Interpretasi untuk IPK Aspek Kognitif
No Kategori Prestasi Kelas Interpretasi
1 00 - 30 Sangat rendah 2 31 - 54 Rendah 3 55 - 74 Sedang 4 75 - 89 tinggi 5 90 - 100 Sangat tinggi (Panggabean, 2006:44)
Sudarso, 2013
3.10. Menghitung nilai N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai pos-test dan pre-test, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Kelebihan penggunaan model dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis ditinjau berdasarkan perbandingan nilai gain yang dinormalisasi (N-gain), antara kelompok nilai sebelum (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Gain yang dinormalisasi (N-gain) dapat dihitung dengan persamaan:
pre test pre test post test Gain Skor ideal Skor Skor -Skor (Hake, 1998) Kategori gain ternormalisasi disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.7 Klasifikasi N-Gain
3.11. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan dengan teknik uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Karena sampel hipotesis ini merupakan sampel berkorelasi/berpasangan maka Pengujian hipotesis ini langsung dilakukan pada uji-t.
3.11.1.Uji-t
1. Sampel berkorelasi/berpasangan atau membandingkan sebelum dan sesudah perlakuan (treatment), atau membandingkan kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen, maka digunakan t-test sampel relatet. Rumus- rumus uji-t (t-test) adalah sebagai berikut:
Skor N-Gain Kriteria Normalized Gain
0,70 < N-Gain Tinggi
0,30 ≤ N-Gain ≤ 0,70 Sedang N-Gain < 0,30 Rendah
Rumus
Rerata d
Simpangan baku d
Statistik hitung (t hitung)
Titik kritis statistik t (t tabel)
Lihat tabel dirtribusi sampling t, untuk α yang telah ditetapkan dan df (degree if freedom) = n-1
Hipotesis nihil ditolak, bila : |t hitung | > t tabel
Atau
Hipotesis nihil di terima, bila |t hitung| t tabel