1
Asisten Deputi Pengendalian Pencemaran Agro Industri dan Usaha Skala Kecil
Deputi Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan
Kementerian Lingkungan Hidup
DISAMPAIKAN DALAM ACARA
BIMBINGAN TEKNIS PERIZINAN AGROINDUSTRI DAN USAHA SKALA KECIL
BATAM, 7 – 9 MEI 2014
LATAR BELAKANG PENTINGNYA PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
•
Lingkungan berperan
sebagai :
–
Penyedia jasa
lingkungan
(bahan-energi - kenyamanan)
–
Tempat mendukung
kegiatan
–
Tempat pembuangan
limbah
•
Ketiga fungsi saling
berhubungan.
Sumber : Mark Jaccard, Sustainable Fossil Fuels – The Unusual Suspect in the Quest for Clean and Enduring Energy, 2005
Sumatera
Jawa
Bali dan Nusa
Tenggara Kalimantan Sulawesi Maluku dan Papua 64 62 50 60 60 54 72 55 76 67 51 33 61 74 81 69 61 48 47 69 39 65 61 83 41 65 28 70 41 32 38 74 58 80 56 37
PERSENTASE SAMPEL KUALITAS AIR SUNGAI
TIDAK MEMENUHI BAKU MUTU AIR SUNGAI KLAS II
2004 2005 2006 2007 2008 2009 Sungai di Indonesia yang dipantau Sungai di Sumatera mengalami peningkatan persentase pemenuhan bakumutu air klas II dari tahun 2007 -2009.
Sungai di Jawa mengalami penurunan persentase pemenuhan baku mutu air kelas II
Sungai di Kalimantan mengalami penurunan persentase pemenuhan baku mutu dari tahun ke tahun sejak tahun 2005
KUALITAS AIR
•
Masih tingginya pencemaran yang disebabkan oleh
buangan limbah kegiatan domestik (Data 2012:
limbah domestik yang terolah baru mencapai 5,4%).
•
Dari 34 Provinsi: sistem pengolahan tinja melalui
tangki septik rata-rata 35,98% di pedesaan dan
73,66% di perkotaan (dari 134 unit Instalasi
Pengolah Lumpur Tinja, hanya 10 unit yang masih
beroperasi).
•
Pengolahan air limbah dengan sistem perpipaan
baru dapat melayani < 3% dari total penduduk di
perkotaan (dari 13 sewage system di 13 kota Metro
dan Besar) 47,8% belum tersambung dari rumah ke
sistem perpipaan. Sudah terbangun 5431 unit
SANIMAS.
•
Kegiatan industri
dan Usaha Skala Kecil (pengrajin
tahu, ternak, batik, dll) menyumbang 20 – 30%
limbah.
Perencanaan
Pemanfaatan
Pengendalian
Pemeliharaan
Pengawasan
-Inventarisasi SDA -Penetapan Ekoregion - Keberlanjutan Proses - Keberlanjutan Produktifitas - Keselamatan dan Kesejahteraan Masyarakat -Pencegahan -Penanggulangan -Pemulihan -Konservasi SDA -Pencadangan SDA -Pelestarian fungsi Atmosfer (mitigasi, adaptasi, lapisan ozon dan hujan asam-Pembinaan -Sanksi Administrasi -Sanksi Perdata -Sanksi Pidana -Baku Mutu LH -Kriteria Kerusakan LH -Perizinan -Anggaran berbasis LH -Analisa Risiko LH -Audit LH
UU 32/2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan LH
-KLHS -Tata Ruang -AMDAL -UKL-UPL -Instrumen Ekonomi -Rencana PPLH -Daya Dukung -Daya Tampung -Perubahan iklim -Rekayasa genetika -Sumber daya genetik
-PUU berbasis LH -Ijin lingkungan
Data dan Informasi
Peningkatan Kapasitas Tersedianya Sarana dan Prasarana
Pemulihan
Pasal 54 UUPPLH No. 32/2009
Pencegahan
Pasal 14 UUPPLH No. 32/2009
Penanggulangan Pasal 53 UUPPLH No. 32/2009
a. KLHS; b. tata ruang;
c. baku mutu lingkungan hidup;
d. kriteria baku kerusakan lingkungan hidup; e. amdal;
f. UKL-UPL; g. perizinan;
h. instrumen ekonomi lingkungan hidup;
i. peraturan perundang-undangan berbasis lingkungan hidup;
j. anggaran berbasis lingkungan hidup; k. analisis risiko lingkungan hidup; l. audit lingkungan hidup; dan
m. instrumen lain sesuai dengan kebutuhan dan/atau perkembangan ilmu pengetahuan.
a. pemberian informasi peringatan pencemaran dan/atau kerusakanlingkungan hidup kepada masyarakat; b. pengisolasian pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
c. penghentian sumber pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup; danatau
d. cara lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
a. penghentian sumber pencemaran dan pembersihan unsur pencemar;
b. remediasi; c. rehabilitasi;
d. restorasi; dan/atau
e. cara lain yang sesuai dengan
f. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
PERENCANAAN PEMANFAATAN PEMELIHARAAN
PENGENDALIAN
PENEGAKAN HUKUM PENGAWASANSTRATEGI PENURUNAN BEBAN PENCEMARAN INDUSTRI
Penurunan beban dengan pemenuhan Baku Mutu:
Perizinan (untuk Pembuangan Air Limbah)
Pengawasan, Pembinaan,
Penaatan dan Penegakan Hukum. Penurunan beban beyond compliance:
a. Pembinaan penerapan 3R. b. Penerapan Mekanisme
Insentif :
Rekognisi dalam
peringkat Hijau dan Emas PROPER),
Pekanisme perbankan dengan penerapan PBI Surat Edaran Bank Indonesia No. 7/3/DPNP Tanggal 31 Januari 2005 mengenai Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Penetapan.
pada tingkatanbeyond compliance yang optimum pada tingkatan baku mutu dipenuhi
pada tingkatan sarana pengendalian pencemaran belum digunakan: belum diolah di IPAL (air limbah), B eb an Pen cem ar an Upaya
Penurunan beban dengan pemenuhan Baku Mutu: Pertiban Surat Pernyataan Pengelolaan
Lingkungan (SPPL – Pasal 35 ayat (1) UUPPLH) Penyediaan Pedoman (Best Practice) Kegiatan
USK)
Penyediaan IPAL USK: Pijot Project & replikasinya Pembinaan.
Clearing House dan data base untuk penurunan beban pencemaran kegatan USK
Penurunan beban beyond compliance:
a. Pembinaan penerapan 3R. b. Penerapan Mekanisme
Insentif bagi kegiatan lain yang mendukung penurunan beban pencemaran USK:
Rekognisi dalam peringkat Hijau dan Emas PROPER),
Insentif pembiayaan atau kemudahan dalam penyeddiaan sarana pengelolaan limbah kegiatan USK
pada tingkatanbeyond compliance yang optimum
pada tingkatan baku mutu dipenuhi (batas pemenuhan kelayakan lingkungan)
pada tingkatan sarana pengendalian pencemaran belum digunakan: belum diolah di IPAL (air limbah),
B eb an Pen cem ar an Upaya
KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN
PENCEMARAN USAHA SKALA KECIL
UUPPLH
No. 32/2009
• Pasal 35 (1): dokumen Surat Pernyataan Pengelolaan Lingkungan
PP 82/2001
• Pasal 43 ayat (1) : melakukan pembinaan untuk meningkatkan
• ketaatan penanggung jawab usaha dan atau kegiatan dalam pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air.
• Pasal 43 ayat (2): pembinaan dimaksud ayat (1) meliputi : Penyuluhan, Penyediaan insentif dan disinsentif
PERMENLH
01/2010
• Pasal 34: Pembinaan bagi Kegiatan Usaha Skala Kecil : Pembangunan sarana pengelolan
limbah, bantuan sarana penerapan 3R, pengembangan pilot project, pelatihan pengembangan forum-forum bimbingan dan/atau konsultasi teknis.
FUNGSI IZIN: MENGAPA IZIN DIPERLUKAN
•
Perangkat Penaatan Peraturan Perundangan
:
– Pasal 72 UU 32Tahun 2009: Pengawasan Penaatan terhadap perizinan
– Pasal 35 – 41PP 82/2001 tentang PKA dan PPA: Persyaratan izin pemanfaatan dan pembuangan air limbah
– Pasal 44 ayat (2)PP 82/2001 tentang PKA dan PPA : pengawasan penaatan persyaratan dalam izin
•
Perangkat Pengendalian Pencemaran
Penurunan Dampak
– Pasal 4 butir c UUPPLH No 32 Tahun 2009: Pengendalian pencemaran merupakan bagian dari perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan;
– Pasal 13 ayat (2) UUPPLH No. 32 Tahun 2009: Pencegahan merupakan bagain pengendalian pencemaran;
– Pasal 14 butir g UUPPLH No. 32 Tahun 2009: Perizinan merupakan bagian dari pencegahan;
– Pasal 36 ayat (3) UUPPLH No. 32 Tahun 2009: Izin wajib mencantumkan persyaratan yang dimuat dalam keputusan atau rekomendasi UKL/UPL;
– Pasal 37 ayat (2) UUPPLH No. 32 Tahun 2009: Izin dibatalkan apabila Penerbitannya tanpa memenuhi syarat sebagaimana tercantum dalam keputusan komisi tentang kelayakan lingkungan hidup atau rekomendasi UKL-UPL;
– Pasal 23 ayat (3) huruf d PP No. 82/2001 tentang PKA dan PPA: Daya tampung beban pencemaran digunakan sebagai dasar penetapan izin pembuangan air limbah.
•
Pendorong inovasi teknologi
Proses Produksi (3R or more), Pengelolaan air
limbah:
– Pasal 20 ayat (3) UUPPLH No. 32 Tahun 2009: diperbolehkan melakukan pembuangan limbah sepanjang memenuhi baku mutu lingkungan hidup dan memiliki izin;
– Pasal 43 PP No. 82/2001 tentang PKA dan PPA: Pemerintah, pemerintah Provinsi/kab./kota melakukan pembinaan dalam pengelolaan lingkungan dan pengendalian pencemaran air.
– Keputusan MENLH No. 28 dan 29 Tahun 2003 tentang Pengkajian dan Tata Cara Perizinan Pemanfaatan air limbah pada tanah di perkebunan kelapa sawit
OPTIMALISASI PERIZINAN:
Faktor-faktor yang mempengaruhi
sehingga izin dapat berfungsi sebagaimana mestinya
•
Mekanisme Perizinan:
― Manual & Pengaturan : Tata Cara Penyelenggaraan izin, Instansi Penyelenggara Perizinan
― Proses Permohonan : Surat Permohonan, Formulir Permohonan Izin, Persyaratan Administrasi, Persyaratan Teknis
― Proses Evaluasi terhadap permohonan izin : Evaluasi dokumen administrasi, evaluasi kajian dampak, evaluasi kesesuaian terhadap DTBP, Evaluasi kesesuaian tekcnologi
― Proses Penetapan Izin: Muatan izinBMAL, Titik Penaatan, media / sumber air permukaan yang menjadi media pembuangan, persyaratan teknis, masa berlaku, larangan, kewajiban, sanksi, dll
― Proses Monitoring dan Evaluasi: Monitoring dan evaluasi penyelenggaraan izin.
― Proses Publikasi : publikasi status perizinantransaparansi dan akuntabilitas
•
Pengawasan:
― Pengawasan terhadap persyaratan di dalam izin: menjadi salah satu instrumen untuk mengetahui dan mendorong penaatan terhadap seluruh persyaratan yang tertuang di dalam perizinan
― Pemantuan kualitas lingkungan: menjadi instrumen untuk mengidentifikasi adanya korelasi antara penaatan persyaratan izin dan perbaikan kualitas lingkungan
•
Pemahaman dan Pengetahuan pemroses, pemohon dan masyarakat
:
― Sosialisasi, Publikasi, dan edukasi tentang penyelenggaraan perizinan terhadap 3 pihak dalam penyelenggaraan perizinan tahu, mau, dan mampu
TATA LAKSANA PERIZINAN
BERDASARKAN PERATURAN MENLH No. 01 Tahun 2010 :
Pembagian Kewenangan, Persyaratan dan Pencabutan Perizinan
Menetapkan persyaratan dan tatacara perizinan lingkungan yang berkaitan dengan pembuangan air limbahdan pemanfaatan air limbah pada tanah: penunjukan instansi pemroses, persyaratan dan prosedur, jangka waktu berlakunya izin, dan berakhirnya izin;
Memberikan informasi kepada masyarakat: status perizinan, persyaratan dan tata cara perizinan terkait dengan pembuangan air limbah dan pemanfaatan air limbah pada tanah;
Melakukan penetapan/penolakan/pencabutan/pemberhentian izin
BUPATI/
WALIKOTA
(Ps. 28 )
Persyaratan Administrasi: Pengisian Formulir Permohonan, Izin Terkait
Persyaratan Teknis: Upaya pencegahan, minimisasi air limbah, efisiensi SDA dan pengelolaan air limbah serta kajian dampak pembuangan air limbah terhadap ikan, hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah dan kesehatan masyarakat PERSYARAT AN TEKNIS (Ps. 22-23, Ps. 25-27)
Jangka Waktu Berlaku Izin: 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang (Ps. 24 ayat (4) )
Berakhirnya izin: Berakhir masa berlaku (Ps. 24 ayat (5) a),
Pencabutan Izin: Tidak memenuhi persyaratan izin, melakukan perubahan total terhadap jenis kegiatan/usaha, kegiatan/usaha tutup/brangkut (Ps. 24 ayat (5) b)
Pembatalan Izin: ketidakbenaran data yang disampaikan dalam permohonan izin (Ps. 24 ayat (5) c)
BERAKHIR-NYA IZIN (Ps. 24 ayat
Pasal 14
(1) Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang dapat mengakibatkan kerusakan laut wajib
melakukan pencegahan perusakan laut.
(2) Kepala instansi yang bertanggung jawab menetapkan pedoman teknis pencegahan perusakan laut.
Pasal 18
(1) Setiap orang atau penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan dumping ke laut
wajib mendapat izin Menteri.
(2) Tata cara dumping sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebih lanjut oleh Menteri.
Pasal 19
(1) Menteri melakukan pengawasan terhadap penaatan penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran dan/atau perusakan laut.
(2) Untuk melakukan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Menteri dapat menetapkan
pejabat yang berwenang melakukan pengawasan.
Pasal 2
(1) Setiap penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan yangmenghasilkan air limbah wajib mengolah air limbahnya sehinggamemenuhi persyaratan yang ditentukan sebelum air limbahdibuang ke laut. (2) Persyaratan pembuangan air limbah ke laut sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan pada:
a. perhitungan daya tampung lingkungan laut; b. karakteristik air limbah yang dibuang;
c. rona awal badan air (laut/estuari); d. dampak pembuangan; dan
e. upaya pengendalian dampak dan rencana pemantauan Pasal 3
(1) Setiap usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib mendapatkan izin dari Menteri.
(2) Menteri dapat mendelegasikan wewenang pemberian izin pembuangan air limbah ke laut kepada Gubernur. Pasal 4
Setiap rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan melakukan pembuangan air limbah ke laut wajib
mengintegrasikan kajian pembuangan air limbah ke laut sebagaimana dimaksud dalam Lampiran II Peraturan Menteri ini ke dalam kajian analisis mengenai
dampak lingkungan hidup atau di dalam Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup.
SANKSI BAGI PEMERINTAH DAN PEMERINTAH DAERAH
BERDASARKAN UUPPLH NO. 32/2009
Jenis Pelanggaran
Pidana
Denda
Minimum Maximum Minimum
Maksimum
menerbitkan izin lingkungan
tanpa dilengkapi dengan
amdal atau UKL-UPL. Ps. 111
3 tahun
Rp3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah)
menerbitkan izin
usahadan/atau kegiatan
tanpa dilengkapi dengan izin
lingkungan. Ps. 111
3 tahun
Rp3.000.000.000,00
(tiga miliar rupiah)
Tidak melakukan
pengawasan sesuai
peraturan perundangan dan
izin lingkungan. Ps 112
1 tahun
Rp.
500.000.000,00(lima
ratus juta rupiah)
Jenis Pelanggaran
Pidana (Tahun)
Denda (Rp)
Minimum
Maximum
Minimum
Maksimum
Sengaja melakukan
perbuatan yang
mengakibatkan dilampauinya
baku mutu
3
10
3 M
10 M
Mengakibatkan orang terluka
dan/ atau bahaya kesehatan
manusia
4
12
4 M
12 M
Mengakibatkan orang luka
berat atau mati
5
15
5 M
15 M
SANKSI BAGI PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN /ATAU KEGIATAN
BERDASARKAN UUPPLH NO. 32/2009
Jenis Pelanggaran
Pidana (Tahun)
Denda (Rp)
Minimum
Maximum
Minimum
Maksimum
Karena kelalaiannya
mengakibatkan
dilampauinya baku mutu
1
3
1 M
3 M
Mengakibatkan orang
terluka dan/ atau bahaya
kesehatan manusia
2
6
2 M
6 M
Mengakibatkan orang
luka berat atau mati
3
9
3 M
9M
SANKSI BAGI PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN /ATAU KEGIATAN
Jenis Pelanggaran
Pidana (Tahun)
Denda (Rp)
Maximum
Minimum
Maksimum
Melanggar baku mutu (bila sanksi
administrai tidak dipatuhi atau
pelanggaran lebih dari satu kali)
Ps. 100
3
3 M
Tanpa memiliki izin lingkungan. Ps.
109
3
1 M
3 M
Memberikan informasi palsu,
menyesatkan, menghilangkan
informasi, merusak informasi atau
memberi keterangan yang tidak
benar. PS 113
1
1 M
SANKSI BAGI PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN /ATAU KEGIATAN
BERDASARKAN UUPPLH NO. 32/2009
Jenis Pelanggaran
Pidana (Tahun)
Denda (Rp)
Minimum
Maximum
Minimum
Maksimum
Tidak melaksanakan
paksaan pemerintah. Ps
114
1
1 M
Sengaja mencegah,
menghalang-halangi, atau
menggagalkan
pelaksanaan tugas PPLH
dan/ atau PPNS. Ps. 115
1
500 Juta
SANKSI BAGI PENANGGUNG JAWAB USAHA DAN /ATAU KEGIATAN
PERMASALAHAN PENYELENGGARAAN PERIZINAN
DI DAERAH
•
PERDA
:
Banyak daerah yang tidak menetapkan Perizinan dalam Pengendalian
Pencemaran Air karena Belum adanya PERDA yang menjadi dasar Hukum
Pelaksanaan Perizinan di daerah karena perizinan diintegrasikan dengan
pajak dan retribusi
identik dengan proses lama dan biaya besar , tidak
ada perda tidak ada izin yang terbit.
•
Muatan Izin :
Muatan izin yang telah diterbitkan tidak sesuai dengan kaidah yang
berlaku sehingga tidak dapat dijadikan acuan dalam pelaksanaan
pengawasan dan penerapan sanksi.
•
Masa Berlaku Izin:
Pembaharuan setiap tahun pada saat belum ada perubahan yang
signifikan baik dari sisi peraturan, proses
produksi, teknologi, karakteristik air limbah, dan ekosistem/lingkungan
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Peny u su n an Ke b ija ka n In ve n ta ris asi & id en tifi ka si su m b er p en ce m ar DT BP Pel ak san aa n Peri zin an Pel ak san aa n Penga w asan Pem b in aa n Ev alu asi P elak san aa n P PA Pel ap o ra n 38.89 22.22 11.11 44.45 77.78 27.78 11.11 83.33
PERSENTASE DAERAH PENYELENGGARA PERIZINAN
44,45 % dari 15 kabupaten dan 15 kota yang menjadi sampel telah menyelenggarakan