• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN JARINGAN DISKLESS BERBASIS LTSP (LINUX TERMINAL SERVER PROJECT) DENGAN METODE WIRELESS BRIDGE. Rully Fajariyadi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN JARINGAN DISKLESS BERBASIS LTSP (LINUX TERMINAL SERVER PROJECT) DENGAN METODE WIRELESS BRIDGE. Rully Fajariyadi"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN JARINGAN DISKLESS BERBASIS LTSP (LINUX

TERMINAL SERVER PROJECT) DENGAN METODE

WIRELESS BRIDGE

Rully Fajariyadi

Program Studi Teknik Informatika

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura

Rully.fajariyadi@gmail.com

Abstract - There are several ways to build a

diskless network. The focus in this paper uses the OS (Operation System) Linux as the main OS. The method that will be used is the LTSP (Linux Terminal Server Project). There are various ways to develop LTSP technology, one of them is to combine it with the wireless technology which is the wireless bridge method. Wireless bridge network is used to cover the lack of LAN networks, one of which is to achieve a relatively remote client and difficult to achieve with a LAN network. The aim of the research is to build a diskless network LTSP using wireless bridge, then measure the performance of the server processors and memory as well as QoS (Quality of Service) of the network until it reach satisfied level. The methodology used in this research is the study of literature and analysis of the LTSP to be implemented by the method of wireless bridge. Based on the data obtained from the results of the implementation and measurement, shows that the workload of the processor and memory on the server is heavily influenced by the use of the application and the number of clients in addition to the QoS of the network produced a good result. From the results obtained it can be concluded that the LTSP can be implemented in a wireless network bridge. Boot time, processor and memory usage has increased along with the number of running applications and clients as well as the QoS generated by the network reach a satisfied level.

Keywords: LTSP, Diskless, Wireless Bridge, QoS, Linux, Server, Client

1. Pendahuluan

Perkembangan ilmu dan teknologi komputer saat ini sangat pesat. Kemajuan teknologi komputer yang sangat pesat tersebut mengakibatkan komputer-komputer yang telah tertinggal dalam hal kapasitas memori, teknologi dan kecepatan prosesor kurang termanfaatkan dengan baik karena banyak user yang lebih memilih untuk

mengganti komputer yang mereka miliki dengan komputer terbaru yang memiliki spesifikasi tinggi, termasuk kapasitas memori yang besar dan memiliki hard disk yang besar untuk menampung data yang diperlukan. Banyak orang yang ingin mendaya gunakan komputernya meskipun

kecepatan dan media penyimpanan

minimum, agar masih dapat dipergunakan dengan baik pada sebuah jaringan. Baik untuk mengakses informasi lokal ataupun global. Salah satu pendayagunaan komputer tersebut dapat diimplementasikan dengan menghubungkan komputer tersebut kedalam sebuah jaringan tanpa hard disk(diskless).

Untuk membangun jaringan diskless sendiri terdapat berbagai macam metode.

Fokus metode pada penulisan ini

menggunakan OS (Operation System) Linux sebagai OS utamanya. Metode yang akan digunakan adalah LTSP (Linux Terminal

Server Project). Penelitian difokuskan

kepada metode tersebut karena merupakan metode untuk membangun jaringan diskless. Karena LTSP memungkinkan kita untuk dapat memanfaatkan PC lama sebagai client. Ada berbagai cara untuk mengembangkan teknologi LTSP, salah satunya adalah dengan menggabungkannya dengan tenologi nirkabel yaitu dengan metode wireless bridge.

Jaringan Wireless Bridge digunakan untuk menutup kekurangan dari jaringan LAN salah satunya yaitu untuk mencapai tempat terminal yang relatif jauh dan sulit dicapai dengan jaringan LAN. Dengan

wireless bridge ini dua Jaringan LAN yang

tidak terhubung secara fisik akan

dihubungkan secara wireless dengan bantuan dua alat Access Point. Tetapi metode ini masih perlu dilakukan analisis untuk

(2)

mengetahui performa dari jaringan yang akan dibuat.

2. Teori Dasar

2.1 Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah komputer yang terhubung dengan komputer lain agar setiap sumber daya lain yang terhubung didalamnya dapat digunakan secara bersama-sama (Mumpuni, Joko I. dan Wardono, Adisuryo, 2006).

Keuntungan dari jaringan komputer adalah:

1. Penggunaan sumber daya baik itu perangkat keras maupun perangkat lunak secara bersama-sama: contohnya berbagi pemakaian printer, Central

Processing Unit (CPU), memori dan

hard disk.

2. Berbagai program aplikasi dapat diintegrasikan untuk dijalankan di semua komputer dalam satu jaringan. 3. Pengguna dapat mengakses data yang

terdapat pada sebuah komputer melaui komputer lain dalam satu jaringan. 4. Faktor keamanan data lebih terjamin,

karena pemusatan data pada komputer sumber (Server) dan hak aksesnya pun dapat diatur sehingga tidak semua pengguna dapat mengaksesnya.

2.1.1 Klasifikasi Jaringan

Menurut Mumpuni, Joko I. dan Wardono, Adisuryo (2006), ada beberapa pembagian jenis-jenis jaringan komputer secara umum berdasarkan cakupan area, yakni :

1. Local Area Network (LAN)

2. Metropolitan Area Network (MAN)

3. Wide Area Network (WAN)

2.2 Wireless Bridge

Wireless Bridge adalah komponen

perangkat keras yang digunakan untuk menghubungkan dua segmen jaringan atau lebih (LAN atau bagian dari LAN) yang secara fisik dan logis (dengan protokol) terpisahkan (Ramadhani, Hairul, 2013).

Perangkat wireless bridge bekerja secara berpasangan (point-to-point), satu di setiap sisi dari "Bridge". Namun, terdapat

juga yang dapat bekerja secara simultan "Bridge" yang menggunakan satu perangkat ke banyak perangkatl (point to multipoint). Jaringan point-to-point terdiri dari beberapa koneksi pasangan individu dari mesin-mesin. Untuk mengirim paket dari sumber ke suatu tujuan, sebuah paket pada jaringan jenis ini mungkin harus melalui satu atau lebih mesin-mesin perantara. Karena itu peranan penting pada jaringan point-to-point.

2.3 PXE (Pre-Execution Environtment)

PXE adalah singkatan Pre-Execution

Environtment, yaitu proses mempersiapkan

(boot) komputer untuk menerima

perintah-perintah sistem operasi yang umumnya bertujuan untuk proses instalasi melalui Jaringan. Namun PXE juga digunakan untuk menjalankan proses OS sepenuhnya (Live Os). Dengan PXE, instalasi OS dilakukan tanpa CD, DVD, flashdisk atau HDD

eksternal, melainkan dengan cara

menghubungkan 2 komputer atau lebih (Wahana Komputer, 2005).

2.4 QoS (Quality of Service)

QoS (Quality of Service) adalah

kemampuan suatu jaringan untuk

menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan banwith, mengatasi jitter dan

delay. Untuk menganalisis QoS, pada

umumnya parameter yang digunakan adalah

delay, packet loss, jitter, throughput, dan

MOS. Tabel 1 QoS Nilai Indeks 3,8 – 4 Sangat Memuaskan 3 – 3,79 Memuaskan 2 – 2,99 Kurang Memuaskan 1 – 1,99 Jelek (Sumber : TIPHON, 2013) 2.5 Linux

(3)

Linux adalah sistem operasi yang selalu digunakan untuk keperluan jaringan. Pada kenyataannya, Linux sendiri lahir sebagai buah kolaborasi dari penggunaan

internet, Linux dikembangkan oleh

developer dan penggunanya dengan

memadukan gagasan, kode, dan sebagainya untuk mendukung kegiatan organisasi masing-masing (Andriansyah, Yoki, 2011).

Selain merupakan sistem operasi yang bisa diperoleh secara gratis, linux juga mempunyai banyak keunggulan, antara lain:

1. Open source 2. Freeware 3. Minimal Hardware 4. Kebal Virus 5. Multiuser 6. Multitasking

2.6 Linux Terminal Server Project (LTSP)

LTSP (Linux Terminal Server

Project) merupakan aplikasi untuk

membangun jaringan thin-Client atau

diskless. Client-Server LTSP disebut thin

Client karena komputer Client hanya

digunakan untuk menjalankan sistem operasi minimal, sedangkan semua program aplikasi dijalankan di Server. Jaringan LTSP juga disebut diskless, karena komputer Client tidak bekerja dengan harddisk sendiri. LTSP pada intinya adalah satu set script yang memungkinkan kita menampilkan layar

Server pada Client.

LTSP Wireless Bridge adalah

pengembangan dari LTSP, Untuk

pengaplikasian metode wireless bridge pada

LTSP tidak dibutuhkan konfigurasi

tambahan ataupun perubahan pada LTSP tersebut. Yang dibutuhkan hanyalah dua buah hardware acces point yang dijalankan dengan mode wireless Distribution System (WDS) ataupun sering disebut dengan mode

wireless bridge. Acces point tersebutlah

yang memerlukan konfigurasi agar dapat digunakan dalam LTSP.

Jumlah maksimal client LTSP

tergantung dari kapasitas memori pada komputer server yang menggunakan metode LTSP. Dalam metode LTSP, berlaku rumus kebutuhan minimal memori 256 + (192 x

jumlah client). 256MB untuk memori server dan 192MB untuk memori masing-masing

client. (Wijdani, Muhammad Mundzir.

2014).

3. Perancangan Jaringan 3.1 Arsitektur Jaringan

Arsitektur jaringan yang digunakan yaitu LTSP, kemudian digunakan sistem jaringan client server, dan untuk tipe jaringan nya digunakan sistem jaringan

Wireless Bridge.

Gambar 1 Topologi yang digunakan untuk LTSP Wireless Bridge

3.2 Proses Kerja LTSP Wireless Bridge

Untuk proses kerja dari LTSP

wireless bridge ini dibagi menjadi dua

bagian, yaitu dari sisi server dan sisi client.

3.2.1 Proses Kerja Server LTSP Wireless Bridge

1. Ketika server diaktifkan maka server akan menjalankan NFS (Network File

System), TFTP (Trivial File Transfer

Protocol), dan DHCP.

2. Setelah itu server akan menerima

request DHCP dari client dan server

akan me-relay DHCP melalui jaringan

wireless bridge dari acces point server

(4)

Mulai Server Aktif Jalankan NFS, TFTP, DHCP Relaying DHCP

Dari Acces point Server ke acces

point client

selesai ya

tidak

Gambar 2 Diagram Proses server LTSP wireless bridge

3.2.2 Proses Kerja Client LTSP Wireless Bridge

1. Ketika client diaktifkan maka akan terjadi proses POST (Power On Self

Test). Pada saat proses tersebut terjadi,

BIOS akan mencari ROM yang terpasang pada LAN Card.

2. Setelah proses POST selesai, kode

Ethernet yang terdapat pada ROM

LAN Card akan dieksekusi.

3. Kode Ethernet kemudian akan

mengirimkan sinyal ke jaringan berupa permintaan DHCP (DHCP Request) ke

server melalui jaringan wireless bridge

dari acces point client ke acces point server.

4. Kode Ethernet kemudian akan

menerima balasan dari server, dan kemudian akan melakukan eksekusi atau menjalankan DHCP yang diterima tersebut.

5. Kemudian dengan menggunakan

TFTP (Trivial File Transfer Protocol)

kode Ethernet akan berusaha

melakukan download file kernel dari

server. Setelah berhasil maka kernel

akan menginisialisasi sistem dan peralatan yang terhubung pada client.

6. Server akan melakukan mount file

system baru yang dilakukan oleh

protokol Network File System (NFS)

khas yang berada di /opt/ltsp/i386. Pertama−tama harus dimount sebagai /mnt. Kemudian, ia akan melakukan

pivot_root. pivot_root akan menukar

sistem berkas root sekarang dengan sistem berkas baru. Ketika selesai, sistem berkas NFS akan dimount pada /, dan sistem berkas root lama akan

dimount pada /oldroot. dan me-load

image dari /opt/ltsp/images/i386.img.

7. Setelah mount file client selesai maka sistem akan mengatur konfigurasi

sistem X server agar dapat

menampilakan tampilan dekstop yang menggunakan tema sistem operasi

server. Mulai Client aktif Client POST Client eksekusi kode ethernet Request DHCP

Dari acces point client ke acces

point server

Jalankan DHCP

Donload kernel TFTP

Inisial sistem dan peralatan Mount file system melalui NFS Configurasi sistem x server Selesai Client siap Tidak Ya Tidak Tidak Tidak Ya Ya Ya

Gambar 3 Diagram Proses client LTSP wireless bridge

4. Hasil Analisis

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa semakin banyaknya client yang aktif maka semakin

meningkat pula waktu booting yang

deperlukan oleh masing – masing client. Untuk penggunaan prosesor komputer server juga akan semakin meningkat seiring dengan semakin banyaknya client aktif dan beban aplikasi yang dijalankan oleh client, sedangkan untuk memori komputer server mengalami kenaikan saat komputer client digunakan dan mengalami penurunan saat tidak digunakan. QoS (Quality of Service) pada LTSP (Linux Terminal Server Project)

(5)

yang diukur yaitu delay dan packet loss kualitasnya Sangat baik.

Tabel 2 Hasil pengukuran waktu booting

Banyaknya Client aktif Waktu booting (menit)

1 1,29 2 1,30 3 1,33 4 1,38 5 1,40 6 1,42 7 1,45 8 1,48

Tabel 3 Hasil pengukuran penggunaan prosesor (%)

Beban Aplikasi

Banyak Client Aktif

1 2 3 4 5 6 7 8 Tanpa Aplikasi 0,5 0,7 0,7 0,8 1,0 1,3 1,7 1,8 VLC 4,7 8,2 9,5 9,8 11,2 15,5 16,3 17,5 Libre Office 3,5 4,5 5,8 5,8 10,5 12,3 12,8 14,8 Gimp 33,2 33,8 34,5 36,5 37,5 40,5 45,2 47,5 VLC + Libre Office 10,5 11,3 11,5 11,8 12,5 16,2 18,5 19,5 VLC + Gimp 33,5 34,5 35,2 37,2 38,7 42,5 46,5 48,3 Libre Office + Gimp 33,3 34,2 34,8 36,8 38,3 41,8 45,8 47,8 VLC + Libre Office + Gimp 34,2 35,5 39,2 41,3 41,7 43,7 49,3 52,3

Tabel 4 Hasil pengukuran penggunaan memori (MB)

Beban Aplikasi

Banyak Client Aktif

1 2 3 4 5 6 7 8 Tanpa Aplikasi 903 1594 1885 1810 1893 1878 1879 1880 VLC 1300 1648 1895 1876 1871 1901 1886 1883 Libre Office 1204 1654 1780 1831 1890 1873 1864 1883 Gimp 1371 1661 1786 1836 1898 1826 1883 1867 VLC + Libre Office 1408 1693 1897 1904 1881 1883 1895 1879 VLC + Gimp 1424 1713 1843 1891 1886 1878 1876 1876 Libre Office + Gimp 1391 1678 1806 1821 1832 1832 1827 1879 VLC + Libre Office + Gimp 1445 1735 1898 1998 1909 1876 1882 1987

Tabel 5 Hasil pengukuran delay (ms)

Beban Aplikasi

Banyak Client Aktif

1 2 3 4 5 6 7 8 Tanpa Aplikasi 40,150 16,784 6,555 8,608 3,989 3,976 5,622 9,141 VLC 22,272 2,549 3,785 3,243 6,023 4,868 4,720 8,748 Libre Office 4,268 3,597 5,341 2,687 3,101 4,027 6,494 8,141 Gimp 4,603 5,020 10,773 4,043 11,745 5,250 10,070 8,713 VLC + Libre Office 3,683 3,746 10,034 5,043 8,937 5,875 2,334 12,305 VLC + Gimp 4,608 5,104 11,219 2,921 6,562 3,542 3,927 12,031 Libre Office + Gimp 2,993 2,849 7,750 18,719 7,054 5,466 2,709 1,979 VLC + Libre Office + Gimp 3,503 4,416 3,906 4,163 3,611 5,967 4,331 5,999 Rata-Rata 10,760 5,506 7,420 6,178 6,379 4,871 5,026 8,382

(6)

Tabel 6 Hasil pengukuran packet loss (%)

Beban Aplikasi

Banyak Client Aktif

1 2 3 4 5 6 7 8 Tanpa Aplikasi 0 0 0 0 0 0 0 0 VLC 0 0 0 0 0 0 0 0 Libre Office 0 0 0 0 0 0 0 0 Gimp 0 0 0 0 0 0 0 0 VLC + Libre Office 0 0 0 0 0 0 0 0 VLC + Gimp 0 0 0 0 0 0 0 0

Libre Office + Gimp 0 0 0 0 0 0 0 0

VLC + Libre Office + Gimp 0 0 0 0 0 0 0 0

Rata – Rata 0 0 0 0 0 0 0 0

5. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan, implementasi dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagaiberikut:

1. LTSP juga dapat diaplikasikan pada jaringan Wireless Bridge.

2. Sistem diskless menggunakan LTSP

(Linux Terminal Server Project)

wireless bridge dapat dibangun dan

dapat memenuhi keperluan komputer – komputer lama sebagai client meskipun masih terjadi sedikit

lagging dalam menjalankan aplikasi

seperti GIMP.

3. Semakin banyak client aktif maka akan semakin lama pula waktu

booting yang diperlukan.

4. Semakin banyak client dan aplikasi yang dijalankan maka akan semakin besar pula penggunaan prosesor pada komputer server.

5. Memori komputer server mengalami

kenaikan saat komputer clien

digunakan dan mengalami

penurunan saat tidak digunakan.

6. QoS (Quality of Service) pada LTSP

(Linux Terminal Server Project)

wireless bridge berdasarkan kriteria

yang diukur kualitasnya Sangat baik. Referensi

[1] Adriansyah, Yoki. 2011. Skripsi. Sistem Diskless Jaringan Server Client berbasis Linux di Lingkungan Dinas

Pendidikan Kota Lubuklinggau.

Palembang : Teknisi Komputer Jaringan Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya Palembang. [2] Mumpuni, Joko I. dan Wardono,

Adisuryo 2006. Meningkatkan

Kemampuan Jaringan Komputer

dengan PC Cloning System

Menjadikan PC x86 berkemampuan

PC iP4. Yogyakarta : CV. Andi

Offset.

[3] Ramadhani, Hairul. 2013. Skripsi. Analisis Performa Jaringan Wireless Bridge Diskless System Dengan HPC

versus Jaringan Diskless

Konventional. Pontianak : Teknik

Informatika Universitas Tanjungpura Pontianak.

[4] Wahana Komputer. 2005. Membangun Jaringan Diskless Universal dengan

PXES. Semarang : CV. Andi Offset.

[5] Wijdani, Muhammad Mundzir. 2014.

Skripsi. Analisis Perbandingan

Performa Server Diskless Remote Boot In Linux (DRBL) dan Linux Terminal Server Project (LTSP)

(Study kasus: Laboratorium

Informatika (Universitas

Tanjungpura). Pontianak : Teknik

Informatika Universitas Tanjungpura Pontianak.

Biografi

Rully Fajariyadi lahir di Sanggau, Kalimantan Barat, tanggal 9 Maret 1990. Memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Teknik, Universitas Tanjungpura Pontianak, Indonesia, 2014.

(7)

Gambar

Gambar  1  Topologi  yang  digunakan  untuk  LTSP Wireless Bridge
Gambar 3 Diagram Proses client LTSP
Tabel  5  Hasil pengukuran delay (ms)
Tabel  6  Hasil pengukuran packet loss (%)

Referensi

Dokumen terkait

Tumpangsari empat baris kedelai hitam dengan satu baris sorgum manis menghasilkan benih kedelai hitam dengan kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan perlakuan lain, yaitu

[r]

Dalam pelajaran ini karena kami mengangkat sub bab menyederhanakan dan mengurutkan pecahan, blok lingkaran pecahan ini digunakan untuk mempermudah guru dalam menjelaskan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul, IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA MATERI GERAK TUMBUHAN DI KELAS VIII C SEMESTER I MTs Muslimat NU

Tyre rubber adalah bentuk lain dari karet alam yang dihasilkan sebagai barang setengah jadi sehingga bisa langsung dipakai oleh konsumen, baik untuk pembuatan ban atau barang

Perilaku merokok pada remaja saat ini sudah tidak tabu lagi, dimanapun tempat tidak sulit menjumpai anak remaja dengan kebiasaaan merokok.Orang tua mempunyai pengaruh

Sprektrum photoluminescence yang dihasilkan oleh GaAs sampel 1, pada suhu kamar yang disinari dengan Laser HeNe yang kerapatan dayanya = 0,95 mWatt/Cm 2.. Sprektrum

Atribut lain seperti aroma beras, broken , keseragaman beras dan varietas bukan merupakan preferensi konsumen atau atribut mutu yang menjadi prioritas penting