PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENYIMAK
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK SISWA
KELAS IV SD NEGERI SELOMULYO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Fitria Ratnasari NIM: 101134121
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HALAMAN JUDUL
PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENYIMAK
PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK SISWA
KELAS IV SD NEGERI SELOMULYO
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh : Fitria Ratnasari NIM: 101134121
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus yang selalu menyertai saya
Bapak Supandi dan Ibu Bernadeta Rusmiyati sebagai orang tua saya
tercinta yang telah mendidik saya selama ini, memberikan doa, kasih
sayang, semangat dan dukungan kepada saya
Keluarga besar saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya
v
HALAMAN MOTTO
“
Akulah kebangkitan dan hidup, Barangsiapa percaya kepadaKu ia
akan hidup
”
(Yohanes 11:25)
“
Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadaNya, sebab Ia yang
memelihara kamu”
(Petrus 5:7)
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan
gemetar karena mereka, sebab TUHAN, Allahmu, Dialah yang
berjalan menyertai engkau, Ia tidak akan membiarkan engkau dan
viii
ABSTRAK
. PENGEMBANGAN MATERI PEMBELAJARAN MENYIMAK PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK SISWA KELAS IV
SD NEGERI SELOMULYO Fitria Ratnasari Universitas Sanata Dharma
101134121
Penggunaan media ketika pembelajaran masih jarang dilakukan oleh guru. Ketika pembelajaran guru lebih sering memakai metode ceramah daripada menggunakan media pembelajaran. Metode ceramah memang metode yang paling mudah dilakukan oleh guru dalam pembelajaran dibandingkan dengan menggunakan media. Penggunaan media pembelajaran sebenarnya dapat membantu guru dalam mengajar, karena dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan lebih memahami materi yang diajarkan, selain itu siswa menjadi semakin tertarik ketika mengikuti pembelajaran. Guru dalam mengajar juga masih sering menggunakan lembar kerja siswa saja sehingga materi yang disajikan kepada siswa terkadang kurang menarik. Maka penelitian ini difokuskan untuk melengkapi kekurangan yang ada selama ini pada pembelajaran yaitu pentingnya materi dan media pembelajaran terutama pada pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak. Tujuan penelitian ini adalah untuk menghasilkan modul pembelajaran dengan media pembelajaran pada pelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak untuk siswa kelas IV SD semester genap.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan (Research and Development). Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui prosedur pengembangan dan kualitas produk yang dihasilkan. Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk berupa modul dengan media pembelajaran melalui empat tahap, yaitu (1) kajian standar kompetensi, (2) analisis kebutuhan, (3) memproduksi modul dan media pembelajaran, (4) validasi dan revisi produk, sehingga pada akhirnya menjadi prototipe pengembangan modul dengan media pembelajaran untuk keterampilan menyimak Bahasa Indonesia kelas IV semester genap.
Hasil pengembangan materi dan media pembelajaran divalidasi oleh dosen ahli media, dosen ahli materi, guru kelas IV dan siswa kelas IV. Hasil validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa produk yang dikembangan “layak” untuk digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia keterampilan menyimak untuk kelas IV SD semester genap.
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT LEARNING MATERIALS LISTENING ON INDONESIAN SUBJECT BY USING AUDIO VISUAL MEDIA FOR
CLASS IV OF SD NEGERI SELOMULYO
Fitria Ratnasari Sanata Dharma University
101134121
The use of the media when learning is rarely done by the teacher. When learning more teachers often use the lecture method instead of using instructional media. Lecture method is the method most easily done by teachers in teaching compared to using the media. The use of instructional media can actually help teachers teach, because the use of instructional media students will better understand the material being taught, other than that students are becoming increasingly interested in following the learning. Teachers in teaching are also still often use student worksheet so that only the material presented to the students are sometimes less attractive. This research is focused to complement the existing shortcomings so far is the importance of learning materials and instructional media, especially in the Indonesian lesson listening skills. The purpose of this research is to produce learning modules with instructional media in teaching Indonesian listening skills for fourth grade students semester.
This study uses research and development. This research method is used to determine the development of procedures and the quality of the resulting product. This research resulted in the development of products in the form of modules with instructional media through four stages: (1) assessment of competency standards, (2) requirements analysis, (3) produces modules and instructional media, (4) validation and revision of the product, which in turn became the prototype development modules with instructional media for Indonesian listening skills class IV semester.
The results of the development of instructional materials and media are validated by an expert faculty of media, materials expert lecturers, teachers fourth grade and fourth grade students. The validation results can be concluded that the products are cultivated "deserves" to be used in teaching Indonesian listening skills for fourth grade semester.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus atas limpahan kasih dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan
Materi Pembelajaran Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan
Menggunakan Media Audio Visual untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Selomulyo.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Karena itu, pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A, selaku Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Catur Rismiyati S.Pd., M.A., Ed.D, selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd selaku dosen pembimbing I, terima kasih atas
bimbingan, dukungan, dan kesabaran yang telah diberikan selama proses
penyusunan skripsi ini.
5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd selaku dosen pembimbing II,
yang dengan sabar dan mengarahkan saya selama menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
6. Maria Melaini Ika S, S.Pd., M.Pd selaku pakar materi, terima kasih atas
bimbingan dan saran yang diberikan untuk kualitas produk yang
dikembangkan.
7. Theresia Yunia S, S.Pd., M.Hum selaku pakar media, yang telah memberi
masukan, komentar, dan saran untuk kualitas produk yang dikembangkan.
8. Supriyati Basuki Rahayu, S.Pd selaku kepala sekolah SD Negeri
Selomulyo yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitan.
9. Nursuriah, S.Pd selaku guru kelas IV SD Negeri Selomulyo yang telah
memberikan masukan dan saran sehingga penulis dapat melaksanakan
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
ABSTRACT... ix
KATA PENGANTAR ... x
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR BAGAN ... xviii
DAFTAR TABEL ... xix
DAFTAR GAMBAR... xxi
DAFTAR LAMPIRAN ... xxii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 5
1.3 Tujuan Penelitian ... 5
1.4 Manfaat Penelitian ... 6
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ... 8
2.1 Kajian Pustaka ... 8
2.1.1 Teori yang Mendukung ... 8
2.1.1.1 Bahasa Indonesia ... 8
2.1.1.2 Menyimak ... 8
2.1.1.2.1 Definisi Menyimak... 8
2.1.1.2.2 Tujuan Menyimak... 9
2.1.1.2.3 Jenis-jenis Meyimak ... 9
2.1.1.2.4 Tahapan Menyimak... 10
2.1.1.2.5 Faktor yang Mempengaruhi Menyimak ... 11
2.1.1.2.6 Materi Pembelajaran Menyimak... 12
2.1.1.3 Media Pembelajaran... 13
2.1.1.3.1 Definisi Media Pembelajaran... 13
2.1.1.3.2 Kegunaan Media Pembelajaran... . 14
2.1.1.4 Media Audio Visual... 15
2.1.1.5 Modul Pembelajaran... 16
2.1.1.5.1 Definisi Modul Pembelajaran... 16
2.1.1.5.2 Fungsi Modul Pembelajaran... 18
2.1.1.5.3 Tujuan Modul... 18
xiv 2.1.1.5.5 Kelebihan Pembelajaran dengan
Menggunakan Modul... 20
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan... 21
2.1.2.1 Penelitian tentang Media Audio Visual... 21
2.1.2.1 Penelitian tentang Pengembangan Materi Pembelajaran... 22
2.1.2.3 Penelitian tentang Pembelajaran Bahasa Indonesia Keterampilan Menyimak... 22
2.2 Kerangka Berpikir... 25
2.3 Pertanyaan Penelitian... 27
BAB III METODE PENELITIAN ... 29
3.1 Jenis Penelitian ... 29
3.2 Setting Penelitian ... 30
3.2.1 Subjek Penelitian... 30
3.2.2 Tempat Penelitian... 30
3.2.3 Sumber Data ... 30
3.2.4 Data Penelitian ... 31
3.3 Prosedur Pengembangan ... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 36
3.4.1 Analisis Kebutuhan ... 37
3.4.1.1 Wawancara... 37
xv
3.4.1.3 Observasi... 37
3.4.2 Validasi... 38
3.4.2.1 Validasi Ahli... 38
3.4.2.3 Desain Validasi... 39
3.4.3 Triangulasi Data... 40
3.5 Instrumen Penelitian ... 41
3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan... 41
3.5.1.1 Analisis Kebutuhan Siswa... 41
3.5.1.2 Wawancara dengan Guru dan Siswa... 44
3.5.1.3 Observasi di Kelas... 47
3.5.2 Instrumen Validasi Ahli... 47
3.5.3 Instrumen Validasi dengan Uji Lapangan... 50
3.6 Teknik Analisis Data ... 53
3.6.1 Analisis Kuesioner Kebutuhan Siswa... 53
3.6.2 Analisis Validasi Produk... 53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
4.1 Hasil Penelitian ... 55
4.1.1 Data Hasil Analisis Kebutuhan Siswa... 55
4.1.2 Data Hasil Analisis Wawancara dengan Guru... 65
4.1.3 Data Hasil Analisis Wawancara dengan Siswa... 69
4.1.4 Data Hasil Observasi di Kelas... 70
xvi
4.1.5.1 Validasi Produk... 71
4.1.5.1.1 Validasi oleh Dosen Ahli Materi... 72
4.1.5.1.1.1 Validasi Tahap I oleh Dosen Ahli Materi... 72
4.1.5.1.1 Validasi Tahap II oleh Dosen Ahli Materi... 73
4.1.5.1.2 Validasi oleh Dosen Ahli Media... 75
4.1.5.1.2.1 Validasi Tahap I oleh Dosen Ahli Media... 75
4.1.5.1.2.2 Validasi Tahap II oleh Dosen Ahli Media... 77
4.1.5.1.3 Validasi oleh Guru Kelas... 78
4.1.6 Data Hasil Revisi Produk ... 80
4.1.6.1 Revisi Produk oleh Dosen Ahli Materi... 80
4.1.6.2 Revisi Produk oleh Dosen Ahli Media... 82
4.1.7 Data Hasil Uji Lapangan... 83
4.1.7.1 Analisis Data Hasil Uji Lapangan... 84
4.2 Pembahasan... 87
4.2.1 Pembahasan Kajian Standar Kompetensi... 87
4.2.2 Pembahasan Hasil Analisis Kebutuhan Siswa... 87
4.2.3 Pembahasan Hasil Wawancara dengan Guru... 101
4.2.4 Pembahasan Hasil Wawancara dengan Siswa... 108
xvii 4.2.6 Pembahasan Produksi Media dan Modul Pembelajaran 112
4.2.6.1 Media Pembelajaran... 113
4.2.6.2 Modul Pembelajaran... 113
4.2.7 Pembahasan Hasil Uji Lapangan... 113
4.2.7.1 Pembahasan Hasil Uji Lapangan Media Pembelajaran... 113
4.2.7.2 Pembahasan Hasil Uji Lapangan Modul Pembelajaran... 115
4.2.8 Pembahasan Hasil Validasi... 118
4.2.9 Pembahasan Produk Akhir... 119
4.2.10 Pembahasan Penggunaan Modul... 120
BAB V PENUTUP ... 122
5.1 Kesimpulan ... 122
5.2 Keterbatasan Penelitian ... 123
5.3 Saran ... 123
DAFTAR REFERENSI ... 125
LAMPIRAN ... 127
xviii DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literature Map Penelitian yang Relevan ... 24
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir ... 27
Bagan 3.1 Langkah Langkah Penggunaan Metode R&D... 31
xix DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa... 42
Tabel 3.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa... . 42
Tabel 3.3 Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Guru... 44
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pedoman Wawancara untuk Siswa... .. 45
Tabel 3.5 Pertanyaan Wawancara dengan Guru... 45
Tabel 3.6 Pertanyaan Wawancara dengan Siswa... 46
Tabel 3.7 Kisi-kisi Pedoman Observasi di Kelas... 47
Tabel 3.8 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli Materi dan Guru... 48
Tabel 3.9 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Ahli Media... 48
Tabel 3.10 Kuesioner Validasi untuk Ahli Materi dan Guru... 49
Tabel 3.11 Kuesioner Validasi untuk Ahli Media... 50
Tabel 3.12 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Siswa untuk Pengembangan Modul... 51
Tabel 3.13 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Siswa untuk Pengembangan Media... 51
Tabel 3.14 Kuesioner Validasi untuk Siswa... 52
Tabel 3.15 Skala Likert menurut Widoyoko... 54
Tabel 4.1 Hasil Validasi Tahap I oleh Dosen Ahli Materi... 73
Tabel 4.2 Hasil Validasi Tahap II oleh Dosen Ahli Materi... 74
Tabel 4.3 Hasil Validasi Tahap I oleh Dosen Ahli Media... . 76
Tabel 4.4 Hasil Validasi Tahap II oleh Dosen Ahli Media... 78
xx
Tabel 4.6 Komentar dan Revisi Ahli Materi... 80
Tabel 4.7 Komentar dan Revisi Ahli Media... 82
Tabel 4.8 Hasil Validasi Lapangan Media Pembelajaran... 84
Tabel 4.9 Hasil Validasi Lapangan Modul Pembelajaran... 86
Tabel 4.10 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 1... 88
Tabel 4.11 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 2... 89
Tabel 4.12 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 3... 90
Tabel 4.13 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 4... 92
Tabel 4.14 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 5... 93
Tabel 4.15 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 6... 94
Tabel 4.16 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 7... 95
Tabel 4.17 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 8... 96
Tabel 4.18 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 9... 97
Tabel 4.19 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 10... 98
Tabel 4.20 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 11... 99
Tabel 4.21 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Soal Nomor 11... 100
Tabel 4.22 Data Validasi Dosen Ahli... 118
Tabel 4.23 Data Validasi Guru... 118
xxi DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data ... 40
xxii DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Kisi-kisi ... 128
Lampiran II Analisis Kebutuhan dan Kuesioner Validasi... 137
Lampiran III Hasil Analisis Kebutuhan Siswa... 145
Lampiran IV RPP dan Silabus... 151
Lampiran V Validasi Guru... . 167
Lampiran VI Validasi oleh Dosen Ahli Media... .. 170
Lampiran VII Validasi oleh Dosen Ahli Materi... 177
Lampiran VIII Validasi Lapangan... 184
Lampiran IX Modul Pembelajaran... 195
Lampiran X Pekerjaan Siswa... 206
Lampiran XI Foto Penelitian... 211
Lampiran XII Surat Permohonan Ijin... 214
Lampiran XIII Surat Telah Penelitian... 216
1
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang pendahuluan, yaitu (1)latar belakang
masalah, (2)rumusan masalah, (3)tujuan penelitian, (4)manfaat penelitian, dan (5)
definisi operasioanal
1.1Latar Belakang Masalah
Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial dan
emosional peserta didik. Bahasa merupakan penunjang keberhasilan peserta didik
dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
dipakai oleh bangsa Indonesia untuk berkomunikasi. Maka, pembelajaran bahasa
Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik
berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.
Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang sangat penting. Orang yang
menguasai bahasa dengan baik akan lebih mudah berkomunikasi. Pemahaman
terhadap bahasa Indonesia juga diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi peserta
didik terhadap hasil karya kesastraan bangsa Indonesia.
Pembelajaran dalam bahasa Indonesia ada empat aspek, yaitu mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Peserta didik diharapkan tidak hanya pandai
berkomunikasi secara lisan, tetapi juga mampu berkomunikasi dalam bentuk
peserta didik untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia dengan
memanfaatkan empat aspek berbahasa.
Keterampilan berbahasa biasanya kita lalui dengan berurutan, yaitu dari
menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan menyimak dan
berbicara kita pelajari sebelum kita masuk sekolah, sedangkan membaca dan
menulis kita pelajari setelah masuk sekolah.
Menurut Russell&Russell, 1959; Anderson, 1972:69 (dalam Tarigan,
1980:19), menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa
lisan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menyimak itu berbeda dari
mendengarkan, karena menyimak merupakan mendengarkan dengan penuh
perhatian guna memperoleh suatu informasi.
Keterampilan menyimak memang penting, tetapi pada kenyataannya
keterampilan menyimak siswa masih rendah. Hal ini terbukti ketika peneliti
melakukan observasi di SD Negeri Selomulyo dan wawancara dengan guru kelas
IV. Dalam pembelajaran guru menggunakan sumber belajar Lembar Kerja Siswa
(LKS) saja tanpa menggunakan media pembelajaran. Selain itu LKS yang dipakai
juga kurang menarik. Materi yang disajikan juga kurang lengkap. Berdasarkan
hasil wawancara dengan guru, diperoleh informasi bahwa siswa kurang dapat
dapat menyimak guru dalam pembelajaran dan guru juga belum menggunakan
media pembelajaran ketika sedang mengajar, selain itu sumber belajar juga kurang
memadahi karena hanya berupa LKS saja, dan LKS tersebut juga kurang menarik
bagi siswa.
Guru ketika sedang mengajar sebenarnya pernah menggunakan media
pembelajaran tetapi tidak semua mata pelajaran menggunakan media, terlebih
media pembelajaran untuk mata pelajaran bahasa Indonesia. Hal ini terbukti dari
hasil analisis yang dilakukan peneliti terhadap siswa dan guru kelas IV SD Negeri
Selomulyo.
Penggunaan media dalam pembelajaran itu sangatlah penting, karena dengan
menggunakan media dapat membantu siswa untuk memahami materi
pembelajaran yang diberikan guru. Menurut Hamalik (1986) pemakaian media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan
bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Secara umum
media mempunyai kegunaan: (1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis,
(2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga dan daya indra, (3) Menimbulkan
gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber belajar, (4)
Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori dan kinestetiknya, (5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan
pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Penelitian ini berfokus pada pembelajaran menyimak untuk kelas IV semester
pantun sedangkan untuk kompetensi dasarnya yaitu menirukan pembacaan pantun
anak dengan lafal dan intonasi yang tepat. Sehingga materi yang digunakan yaitu
materi pantun anak. Materi tersebut meliputi pengertian pantun, ciri-ciri pantun
dan macam pantun.
Berdasarkan adanya masalah tersebut peneliti memberikan solusi untuk
mengatasi masalah tersebut dengan mengembangkan rancangan materi yang
berupa modul pembelajaran yang disertai media audio visual yang berupa video.
Modul pembelajaran diharapkan mampu menarik perhatian siswa dan
membangkitkan semangat siswa. Media audio visual yang berupa video
diharapkan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran dan dapat
membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas sehingga
siswa mampu memahami materi dengan baik dan tidak bosan terhadap kegiatan
pembelajaran yang sedang berlangsung.
Produk akhir dari penelitian ini adalah materi pembelajaran berupa modul
pembelajaran serta media audio visual yang berupa video yang dapat menunjang
berkembangnya keterampilan menyimak siswa. Oleh karena itu, peneliti
mengembangkan materi pembelajaran ini agar dapat dijadikan sebagai sumber
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti mencantumkan rumusan
masalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan materi pembelajaran menyimak pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas IV SD Negeri
Selomulyo?
1.2.2 Bagaimana kualitas pengembangan materi pembelajaran menyimak pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual
untuk kelas IV SD Negeri Selomulyo?
1.2.3 Bagaimana penggunaan modul dan media dalam pengembangan materi
pembelajaran menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
siswa kelas IV SD Negeri Selomulyo?
1.3Tujuan Penelitian
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk:
1.3.1 Memaparkan prosedur pengembangan materi pembelajaran menyimak pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas IV SD Negeri
Selomulyo.
1.3.2 Memaparkan kualitas pengembangan materi pembelajaran menyimak pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media audio visual
1.3.3 Memaparkan penggunaan modul dan media dalam mengembangan materi
pembelajaran menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk
siswa kelas IV SD Negeri Selomulyo
1.4Manfaat Penilitan
Penelitian ini bermanfaat untuk:
1.4.1. Bagi sekolah
Penelitian ini dapat meningkatkan mutu sekolah melalui media yang telah
dikembangkan, selain itu dapat memberi masukan pada pihak sekolah
dalam penggunaan media untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV
SD.
1.4.2. Bagi siswa
Manfaat bagi siswa adalah dapat menambah pengalaman mereka dalam
menggunakan media audio visual pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
1.4.3. Bagi guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah sebagai masukan dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media. Selain
itu dapat menjadi referensi bagi guru untuk menggunakan media audio
visual dalam pembelajaran bahasa Indonesia.
1.4.4. Bagi peneliti
Manfaat bagi peneliti adalah mendapat pengalaman yang sangat berharga
visual untuk mata pelajaran bahasa Indonesia kaitannya dengan
pembelajaran menyimak.
1.5Definisi Operasional
1.5.1. Materi pembelajaran menyimak adalah materi yang mencakup kegiatan
pendengaran.
1.5.2. Pantun adalah puisi melayu lama.
1.5.3. Media audio visual adalah media penyalur pesan dengan memanfaatkan
indera pendengaran dan penglihatan.
1.5.4. Modul adalah bahan pembelajaran yang diperuntukkan bagi siswa kelas IV
SD semester genap untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berisi
rincian kegiatan pembelajaran untuk siswa yang meliputi indikator, materi,
dan evaluasi pembelajaran.
1.5.5. Pengembangan modul adalah suatu proses secara sistematis dan logis
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini diuraikan tentang landasan teori, yaitu (1) kajian pustaka, (2)
kerangka berpikir, dan (3) pertanyaan penelitian
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori yang Mendukung 2.1.1.1 Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang dipakai oleh bangsa Indonesia
untuk berkomunikasi. Bahasa Indonesia merupakan alat komunikasi yang sangat
penting. Orang yang menguasai bahasa dengan baik akan lebih mudah
berkomunikasi.
2.1.1.2 Menyimak
Berikut akan diuraikan satu persatu tentang definisi, tujuan, jenis-jenis,
tahapan serta faktor yang mempengaruhi menyimak.
2.1.1.2.1 Definisi Menyimak
Menurut Russell&Russell, 1959; Anderson, 1972:69 (dalam Tarigan,
1980:19), menyimak bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan
perhatian serta apresiasi. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan
lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta
interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi, serta memahami makna
komunikasi yang tidak disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa
2.1.1.2.2 Tujuan Menyimak
Menurut Anderson (1972: 76-77) ada empat tujuan menyimak, yaitu (1)
untuk membedakan dan menemukan unsur-unsur fonetik dan struktural kata lisan,
(2) untuk menemkan dan memperkenalkan bunyi-bunyi, kata-kata, atau ide-ide
baru kepada pendengar, (3) mendengarkan secara terperinci agar dapat
menginterprestasikan ide pokok dan menanggapinya secara tepat, (4) menyimak
ide utama yang dinyatakan dalam kalimat topik atau kalimat penunjuk.
2.1.1.2.3 Jenis-jenis Menyimak
Ada 12 macam jenis menyimak menurut Tarigan (1980: 22-40), yaitu (1)
menyimak ekstensif, (2) menyimak intensif, (3) menyimak sosial/konversasional,
(4) menyimak sekunder, (5) menyimak estetik/apresiatif, (6) menyimak kritis, (7)
menyimak konsentratif, (8) menyimak kreatif, (9) menyimak interogatif, (10)
menyimak eksploratif, (11) menyimak pasif, (12) menyimak selektif.
Berikut ini akan dijabarkan satu persatu tentang jenis-jenis menyimak.
1. menyimak ekstensif
menyimak ekstensif adalah kegiatan menyimak yang berhubungan dengan
atau mengenai hal-hal yang lebih umum dan lebih bebas terhadap sesuatu
bahasa, tidak perlu di bawah bimbingan langsung seorang guru.
2. menyimak intensif
menyimak intensif lebih diarahkan pada menyimak bahasa alamiah secara
lebih bebas dan lebih umum serta tidak perlu di bawah bimbingan
3. menyimak sosial/konversasional
menyimak sosial biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat
orang-orang mengobrol atau bercengkerama mengenai hal-hal yang
menarik perhatian semua orang dan saling mendengarkan satu sama lain.
4. menyimak sekunder
menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan
dan secara ekstensif.
5. menyimak estetik/apresiatif
menyimak estetik adalah fase terakhir dari kegiatan menyimak secara
kebetulan dan termasuk ke dalam menyimak ekstensif.
6. menyimak kritis
menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang didalamnya sudah
terlihat kurangnya keaslian ataupun kehadiran prasangka serta
ketidaktelitian yang akan diamati
7. menyimak konsentratif
menyimak konsertratif merupakan menyimak sejenis telaah. Misalnya
menyimak untuk mengikuti petunjuk-petunjuk.
8. menyimak kreatif
menyimak kreatif mengakibatkan dalam pembentukan atau rekonstruksi
seorang anak secara imaginatif kesenangan-kesenangan akan bunyi, visi
atau penglihatan, gerakan serta perasaan-perasaan kinestetik yang
9. menyimak interogatif
menyimak interogatif adalah sejenis menyimak intensif yang menuntut
lebih banyak konsentrasi dan pemusatan perhatian.
10.menyimak eksploratif
menyimak eksploratif adalah sejenis menyimak intensif dengan maksud
dan tujuan yang agak lebih sempit.
11.menyimak pasif
menyimak pasif adalah penyerapan suatu bahasa tanpa upaya sadar yang
biasanya menandai upaya kita pada saat belajar dengan teliti, berlatih serta
menguasai suatu bahasa.
12.menyimak selektif
menyimak selektif adalah teknik menyimak yang melengkapi menyimak
pasif.
Terdapat dua belas macam-macam jenis menyimak yang dikemukakan
Tarigan (1980). Berdasarkan bermacam-macam jenis menyimak, peneliti
meggunakan jenis penelitian menyimak kreatif, hal ini dikarenakan siswa
diharapkan dapat menyerap suatu bahasa dengan daya imaginasi mereka melalui
apa yang telah mereka dengar.
2.1.1.2.4 Tahapan menyimak
Ada beberapa tahapan dalam menyimak menurut Tarigan (1980) yaitu
penerimaan, pemahaman, pengingatan, pengevaluasian dan penanggapan. (1)
Menyimak dimulai dengan penerimaan pesan-pesan yang dikirim pembicara baik
diucapkan. (2) Tahap berikutnya adalah pemahaman yang disusun dari dua
elemen pokok, pembelajaran dan pemberian makna. (3) Selama proses menyimak
kita perlu mengingat berbagai pesan. (4) Pengevaluasian terdiri dari penilaian dan
pengkritisan pesan. (5) Penanggapan terjadi dalam dua fase, yaitu tanggapan yang
kita buat sementara pembicara berbicara dan tanggapan yang kita buat setelah
pembicara berhenti.
2.1.1.2.5 Faktor yang mempengaruhi menyimak
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi menyimak menurut Tarigan
(1980), yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal bisa di karenakan
hilangnya pendengaran atau kerusakan alat pendengaran sedangkan faktor
eksternal bisa di karenakan lingkungan hidup yang sering menghadirkan
gangguan, misalnya lingkungan kita ramai atau kita sedang ada dalam kerumunan
yang penuh sesak.
2.1.1.2.6 Materi Pembelajaran Menyimak
Materi pembelajaran menyimak pada kelas IV semester genap khususnya
pada materi pantun adalah sebagai berikut.
Pantun adalah jenis puisi melayu lama. Terdapat beberapa ciri-ciri pantun
serta macam pantun. Ciri-ciri pantun ada 5 yaitu a) satu bait pantun berisi empat
baris, b)satu baris pantun terdiri atas 8–12 suku kata, c) satu baris bersajak a – b –
a – b, d) baris pertama dan baris kedua merupakan sampiran, e) baris ketiga dan
baris keempat merupakan isi.
Pantun memiliki beberapa macam diantaranya adalah pantun jenaka,
Pantun jenaka merupakan pantun yang mengandung lelucon sehingga dapat
menghibur hati; pantun nasihat merupakan pantun yang mengandung pesan agar
orang selalu berbuat baik dalam kehidupan sehari-hari; pantun agama merupakan
pantun yang berisi tentang hal-hal yang berhubungan dengan agama; sedangkan
pantun teka-teki merupakan pantun yang mengajak pendengar/pembaca pantun
untuk menebak isi pantun yang dikemukakan, pantun teka-teki bertujuan untuk
mengasah pikiran dan sebagai hiburan.
2.1.1.3 Media pembelajaran
Berikut ini akan diuraikan tentang definisi media pembelajraan dan
kegunaan media pembelajaran.
2.1.1.3.1 Definisi Media Pembelajaran
Terdapat beberapa definisi media pembelajaran menurut beberapa ahli,
berikut definisi media pembelajaran menurut ahli:
a. Menurut Munadi (2010:5) media pembelajaran merupakan
sumber-sumber belajar selain guru yang disebut sebagai penyalur atau
penghubung pesan ajar yang diadakan dan/atau diciptakan secara
terencana oleh guru atau pendidik.
b. Menurut Kustandi (2011:9) media pembelajaran adalah sarana untuk
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.
c. Menurut Arsyad, 1996:4 (dalam Sukiman, 2012:28), media adalah alat
d. Menurut Anderson, 1987:21 (dalam Sukiman, 2012:28), media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya hubungan
langsung antara karya seseorang pengembang mata pelajaran dengan para
siswa.
e. Menurut Hamalik (1986) pemakaian media pembelajaran dalam proses
belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru,
membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan
membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Berdasarkan pengertian media pembelajaran dari para ahli saya dapat
menyimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan sarana atau sumber belajar
untuk meningkatkan proses pembelajaran dan untuk membangkitkan minat siswa
yang diciptakan oleh guru.
2.1.1.3.2 Kegunaan Media Pembelajaran
Secara umum media mempunyai suatu kegunaan, yaitu (1) Memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalistis, (2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu
tenaga dan daya indra, (3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung
antara murid dengan sumber belajar, (4) Memungkinkan anak belajar mandiri
sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori & kinestetiknya, (5)
Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman & menimbulkan
persepsi yang sama.
Sudjana dan Rifai, 1992:2 (dalam Sukiman, 2012:43-44) mengemukakan
kegunaan media pembelajaran adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian
akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh peserta didik dan
memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran, metode
mengajar akan lebih bervariasi, peserta didik dapat lebih banyak melakukan
kegiatan belajar.
2.1.1.4 Media Audio visual
Terdapat beberapa definisi media audio visual menurut beberapa ahli, berikut
definisi media audio visual menurut ahli:
a. Sukiman (2012:184) Media pembelajaran audio visual adalah media
penyalur pesan dengan memanfaatkan indera pendengaran dan
penglihatan. Jenis media audio visual adalah film, video dan televisi
(TV).
b. Anitah (2010:55) media audio visual adalah media yang menunjukkan
unsur pendengaran maupun penglihatan, jadi dapat dipandang maupun
didengar suaranya.
c. Menurut Sufanti (2010:88) Media audio visual adalah media
pembelajaran yang pemanfaatannya untuk dilihat sekaligus didengar.
Siswa dapat memahami materi pembelajaran dengan indera pendengar
dan indra penglihatan sekaligus.
Jadi, media audio visual adalah alat yang dapat didengar dan alat yang
dapat dilihat. Alat audio visual gunanya untuk membuat cara berkomunikasi
menjadi efektif. Alat-alat audio visual dapat menyampaikan pengertian atau
disampaikan oleh kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Oleh karena itu
alat audio visual membuat suatu pengertian atau informasi menjadi lebih berarti.
Dengan melihat dan sekaligus mendengar, orang yang menerima pelajaran dapat
lebih mudah dan cepat mengerti tentang apa yang dimaksud oleh yang memberi
pelajaran. Penggunaan alat-alat audio visual bukan terutama hiburan melainkan
suatu metode belajar mengajar yang efektif. Alat audio visual dapat digunakan
pada semua tingkat pengajaran.
Oleh karena itu, dengan media ini guru dapat menyuguhkan
pengelaman-pengalaman yang konkrit kepada siswa yang sangat sulit jika materi tersebut
diceritakan. Guru tidak perlu ceramah, tetapi siswa sudah bisa memahami banyak
hal dengan media ini.
2.1.1.5 Modul Pembelajaran
Berikut akan diuraikan satu persatu tentang definisi, fungsi, tujuan modul
pembelajaran serta kelemahan dan kelebihan pembelajaran dengan menggunakan
modul.
2.1.1.5.1 Definisi Modul
Modul merupakan salah satu bahan pembelajaran yang digunakan oleh
siswa di Sekolah Dasar. Menurut Munadi (2010:99), “modul merupakan bahan
belajar yang dapat digunakan oleh siswa untuk belajar secara mandiri dengan
bantuan seminimal mungkin dari orang lain, yang di dalamnya terdapat tujuan,
mengatakan bahwa “modul adalah sebuah bahan ajar yang disusun secara
sistematis dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai tingkat
pengetahuan dan usia mereka, agar mereka dapat belajar sendiri (mandiri) dengan
bantuan atau bimbingan yang minimal dari pendidik”.
Modul pembelajaran merupakan satuan program belajar mengajar yang
terkecil, yang dipelajari oleh siswa sendiri secara perseorangan atau diajarkan oleh
siswa kepada dirinya sendiri (self-instructional) (Winkel, 2009:472).
Modul pembelajaran adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis dan
menarik yang mencakup isi materi, metode dan evaluasi yang dapat digunakan
secara mandiri untuk mencapai kompetensi yang diharapkan (Anwar, 2010).
Menurut Goldschmid, Modul pembelajaran sebagai sejenis satuan kegiatan
belajar yang terencana, di desain guna membantu siswa menyelesaikan
tujuan-tujuan tertentu. Modul adalah semacam paket program untuk keperluan belajar
(Wijaya, 1988:128).
Vembriarto (1987:20), menyatakan bahwa suatu modul pembelajaran adalah
suatu paket pengajaran yang memuat satu unit konsep daripada bahan pelajaran.
Pengajaran modul merupakan usaha penyelanggaraan pengajaran individual yang
memungkinkan siswa menguasai satu unit bahan pelajaran sebelum dia beralih
kepada unit berikutnya.
Dari beberapa pengertian modul menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa modul pembelajaran merupakan bahan ajar yang berisi lembaran kegiatan
Dengan adanya modul pembelajaran, kegiatan pembelajaran akan lebih tertata dan
siswa pun dapat mengikuti kegiatan dengan panduan modul pembelajaran.
2.1.1.5.2 Fungsi Modul
Menurut Prastowo (2011:107-108), modul mempunyai fungsi sebagai
berikut.
1. Modul diharapkan mampu meningkatkan kemampuan siswa untuk belajar
sendiri tanpa tergantung kepada kehadiran guru.
2. Modul mampu menggantikan fungsi atau peran guru/fasilitator.
3. Modul dapat digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengukur dan
menilai tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah dipelajari.
4. Modul sebagai bahan rujukan yang harus dipelajari siswa.
2.1.1.5.3 Tujuan Modul
Menurut Prastowo (2011:108-109), modul mempunyai tujuan sebagai
berikut.
1. Siswa dapat belajar secara mandiri.
2. Peran guru tidak terlalu dominan dalam kegiatan pembelajaran.
3. Modul melatih kejujuran siswa.
4. Modul mengakomodasikan berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa,
baik yang cepat belajar maupun yang lamban belajar.
5. Siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah
2.1.1.5.4 Kelemahan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
Belajar dengan menggunakan modul juga sering disebut dengan belajar
mandiri. Menurut Suparman (1993:197), menyatakan bahwa bentuk kegiatan
belajar mandiri ini mempunyai kekurangan-kekurangan sebagai berikut :
1. Biaya pengembangan bahan tinggi dan waktu yang dibutuhkan lama.
2. Menentukan disiplin belajar yang tinggi yang mungkin kurang dimiliki
oleh siswa pada umumnya dan siswa yang belum matang pada khususnya.
3. Membutuhkan ketekunan yang lebih tinggi dari fasilitator untuk terus
menerus mamantau proses belajar siswa, memberi motivasi dan konsultasi
secara individu setiap waktu siswa membutuhkan.
Tjipto (1992:72), juga mengungkapkan beberapa hal yang memberatkan
belajar dengan menggunakan modul, yaitu :
1. Kegiatan belajar memerlukan organisasi yang baik
2. Selama proses belajar perlu diadakan beberapa ulangan/ujian, yang perlu
dinilai sesegera mungkin.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam
pembelajaran menggunakan modul juga memiliki beberapa kelemahan yang
mendasar yaitu bahwa memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan
waktu yang lama dalam pengadaan atau pengembangan modul itu sendiri, dan
membutuhkan ketekunan tinggi dari guru sebagai fasilitator untuk terus memantau
2.1.1.5.5 Kelebihan Pembelajaran dengan Menggunakan Modul
Belajar menggunakan modul sangat banyak manfaatnya, siswa dapat
bertanggung jawab terhadap kegiatan belajarnya sendiri, pembelajaran dengan
modul sangat menghargai perbedaan individu, sehingga siswa dapat belajar sesuai
dengan tingkat kemampuannya, maka pembelajaran semakin efektif dan efisien.
Tjipto (1991:72), mengungkapkan beberapa keuntungan yang diperoleh
jika belajar menggunakan modul, antara lain :
1. Motivasi siswa dipertinggi karena setiap kali siswa mengerjakan tugas
pelajaran dibatasi dengan jelas dan yang sesuai dengan kemampuannya.
2. Sesudah pelajaran selesai guru dan siswa mengetahui benar siswa yang
berhasil dengan baik dan mana yang kurang berhasil.
3. Siswa mencapai hasil yang sesuai dengan kemampuannya.
4. Beban belajar terbagi lebih merata sepanjang semester.
5. Pendidikan lebih berdaya guna.
Selain itu Santyasa (Suryaningsih, 2010:31), juga menyebutkan beberapa
keuntungan yang diperoleh dari pembelajaran dengan penerapan modul adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas
pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.
2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada
modul yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana
mereka belum berhasil.
4. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut
jenjang akademik.
2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini akan dijabarkan tentang penelitian pengembangan media audio
visual, penelitian materi pembelajaran dan penelitian pembelajaran bahasa
Indonesia keterampilan menyimak.
2.1.2.1 Penelitian tentang Media Audio visual
Penelitian tentang pengembangan media audio visual sudah pernah
dilakukan oleh Kurniawan (2011), dan Dewi (2012).
Kurniawan, Andreas (2011) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan
Media Audio visual Sebagai Media Pembelajaran Menyimak untuk Siswa Kelas
III SD Sola 1 Srumbung, Magelang Tahun Ajaran 2010/2011 bertujuan
mengembangkan media audio visual untuk pembelajaran menyimak kelas III SD.
Dewi (2012) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Media Audio
visual Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Pada Siswa IV Madrasyah
Ibtidaiyyah Negeri (MIN) Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara bertujuan
untuk mengembangkan media audio visual untuk pembelajaran kosakata bahasa
Inggris siswa kelas IV. Dalam skripsi tersebut si penulis membuat kesimpulan
antara lain: (1) Setelah dilakukan pengembangan dengan media audio
visual diketahui bahwa siswa lebih mudah untuk memahami materi atau informasi
yang disampaikan oleh guru, (2) Dengan adanya media audio visual hasil
dalam penyampaian materi pembelajaran Bahasa Inggris karena dalam satu media
guru dapat mengerjakan listening, writing dan reading secara bersamaan.
2.1.2.2 Penelitian tentang Pengembangan Materi Pembelajaran
Penelitian tentang pengembangan materi pembelajaran sudah pernah
dilakukan oleh Suryaningrum (2012).
Suryaningum, Ajeng Christy (2012) dalam skripsinya yang berjudul
Pengembangan Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia Bermuatan Pendidikan
Karakter Bangsa Kelas XI Semester I SMA Stella Duce Bantul, Yogyakarta,
Tahun Ajaran 2011/2012 Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Kesimpulan dari penelitian pengembangan ini adalah produk yang dibuat
dapat diterapkan di sekolah-sekolah lain, sejauh karakteristik yang dimiliki siswa
sekolah lain tidak jauh berbeda dengan siswa SMA Stella Duce Bantul.
2.1.2.3 Penelitian tentang Pembelajaran Bahasa Indonesia Keterampilan Menyimak
Penelitian tentang pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menyimak
sudah pernah dilakukan oleh Natalia (2012).
Natalia, Kristin (2012) dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan
Multimedia Interaktif untuk Keterampilan Menyimak Unsur-Unsur Cerita Bahasa
Indonesia Kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta. Kesimpulan dari
penelitian pengembangan ini adalah multimedia interaktif berupa media dan
(penokohan, tema, latar, amanat) dengan keterampilan menyimak untuk siswa
kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta sudah “layak” digunakan sebagai
media pembelajaran.
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti berbeda dibandingkan dengan
penelitian terdahulu. Bedasarkan penelitian terdahulu terdapat penelitian yang
mengembangan media audio visual tetapi untuk kelas III, adapun penelitian untuk
kelas IV tetapi tentang kosakata untuk bahasa Inggris. Selain itu ada penelitian
untuk keterampilan menyimak tetapi untuk kelas V, dan ada juga penelitian
pengembangan materi pada mata pelajaran bahasa Indonesia tetapi untuk SMA
kelas XI yang bermuatan pendidikan karakter bangsa. Sedangkan judul yang
dipilih oleh peneliti yaitu Pengembangan Materi Pembelajaran Menyimak pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Media Audio Visual
untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Selomulyo.
Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian ini dapat dilihat
Bagan 2.1 Literature map Penelitian yang Relevan
2.2 Kerangka Berpikir
Pengembangan materi pembelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD yang
berkaitan dengan keterampilan menyimak dalam penelitian berdasarkan kerangka
berpikir berikut.
Peneliti menentukan judul penelitian yaitu “Pengembangan Materi
Pembelajaran Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan
Menggunakan Media Audio Visual untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Selomulyo”.
Peneliti memilih subjek penelitian kelas IV karena kelas IV merupakan kelas
perpindahan dari kelas bawah, sehingga keterampilan menyimaknya butuh
dikembangkan. Permasalahan yang diangkat mengenai pembelajaran menyimak.
Pada kenyataannya guru cenderung lebih meningkatkan keterampilan membaca,
menulis, dan berbicara daripada menyimak. Hal ini menyebabkan siswa kurang
aktif dan merasa bosan ketika pembelajaran sehingga membuat siswa lebih sering
berbicara dengan teman ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Guru
juga belum menggunakan media dalam pembelajaran menyimak. Padahal
penggunaan media itu sangat penting, media pembelajaran itu merupakan sarana
atau sumber belajar yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Selain media
guru juga kurang memperhatikan meteri pembelajaran, karena pada kenyataannya
guru hanya menggunakan sumber belajar yang berupa LKS saja, selain itu ketika
pembelajaran siswa lebih sering diberi tugas untuk mengerjakan soal pada LKS
yang berupa pilihan ganda.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian tentang pengembangan
penelitian yang bertujuan menghasilkan sebuah produk pengembangan yang layak
digunakan. Pada penelitian pengembangan ini yang pertama dilakukan adalah
mengkaji standar kompetensi, kemudian melakukan analisis kebutuhan, setelah itu
memproduksi media dan modul kemudian yang terakhir adalah validasi dan revisi
produk.
Penelitian ini memiliki dua fokus pengembangan yaitu materi dan media,
maka produk yang dihasilkan adalah materi pembelajaran menyimak dengan
media audio visual yang berupa video. Materi dan media pembelajaran yang
dihasilkan dikemas secara menarik agar siswa tertarik dan menjadi semangat
dalam mengikuti pembelajaran sehingga siswa dapat merasa senang setelah
ataupun ketika mengikuti pembelajaran dan siswa juga dapat semakin paham
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir
2.3 Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana prosedur penelitian pengembangan materi dengan media audio
visual dalam keterampilan menyimak pembacaan pantun?
2. Bagaimana kualitas materi yang berupa modul dalam keterampilan
menyimak pembacaan pantun menurut dosen ahli materi?
3. Bagaimana kualitas media audio visual yang berupa video dalam
keterampilan menyimak pembacaan pantun menurut dosen ahli media? Pengembangan Materi Pembelajaran
Menyimak pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dengan Menggunakan Media Audio Visual untuk Siswa Kelas IV SD
Negeri Selomulyo
Pembelajaran menyimak
Media yang berupa video Materi keterampilan menyimak
4. Bagaimana kualitas materi yang berupa modul dalam keterampilan
menyimak pembacaan pantun menurut guru kelas IV SD Negeri
Selomulyo?
5. Bagaimana kualitas materi yang berupa modul dan media audio visual
yang berupa video dalam keterampilan menyimak pembacaan pantun
29
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan tentang metode penelitian, yaitu (1)jenis penelitian,
(2)setting penelitian, (3) prosedur pengembangan, (4)teknik pengumpulan data,
(5)instrumen penelitian, dan (6)teknik analisis data
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti termasuk jenis penelitian
pengembangan. Penelitian dan pengembangan (Research and Development)
adalah proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk
pendidikan. Langkah-langkah dari proses ini biasanya disebut sebagai siklus R
and D, yang terdiri dari mempelajari temuan penelitian yang berkaitan dengan
produk yang akan dikembangkan, mengembangkan produk berdasarkan temuan
ini, bidang pengujian dalam pengaturan di mana ia akan digunakan akhirnya , dan
merevisinya untuk memperbaiki kekurangan yang ditemukan dalam tahap
mengajukan pengujian. Dalam program yang lebih ketat dari R and D, siklus ini
diulang sampai bidang-data uji menunjukkan bahwa produk tersebut memenuhi
tujuan perilaku didefinisikan.
Menurut Brog dan Gall, 1983 (dalam Setyosari, 2010:194) Penelitian
pengembangan adalah suatu proses yang dipakai untuk mengembangkan dan
Metode penelitian dan pengembangan atau dalam bahasa Inggrisnya
Research and Development adalah metode penelitian yang digunakan untuk
mrnghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono:
2010,407).
Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R and D)
adalah sebuah strategi atau metode penelitian yang cukup ampuh untuk
memperbaiki praktik. Penelitian dan Pengembangan adalah suatu proses atau
langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk
yang telah ada, yang dapat dipertanggungjawabkan (Sukmadinata: 2008, 164).
3.2 Setting Penelitian 3.2.1 Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Selomulyo.
Dengan jumlah 29 siswa, 17 siswa perempuan dan 12 siswa laki-laki
3.2.2 Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Selomulyo, dengan alamat
Sembung, Sukoharjo, Ngaglik, Sleman.
3.2.3 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian pengembangan ini adalah guru kelas IV serta
3.2.4 Data Penelitian
Data dalam penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif. Data kualitatif
berupa data analisis kebutuhan, komentar dan saran dari penilaian dosen dan guru
kelas IV serta siswa kelas IV.
3.3 Prosedur Pengembangan
Menurut Sugiyono (2010:409-427) terdapat beberapa langkah-langkah
penelitian dan pengembangan ditunjukkan pada bagan 3.1 berikut.
Bagan 3.1 Langkah-langkah Pengggunaan Metode R & D
Berdasarkan bagan 3.1 tersebut dapat diberikan penjelasan sebagai berikut.
1. Potensi dan Masalah
Penelitian dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi
adalah segala sesuatu yang bila didayagunakan akan memiliki nilai
tambah. Sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang diharapkan
2. Mengumpulkan Informasi
Setelah melakukan potensi dan masalah maka selanjutnya perlu
dikumpulkan berbagai informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk
perencanaan produk tertentu yang diharapkan dapat mengatasi masalah
tersebut.
3. Desain Produk
Desain produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga
dapat digunakan sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk menilai rancangan
produk. Validasi produk dapat dilakukan dengan cara menghadirkan
beberapa pakar atau tenaga ahli yang sudah berpengalaman untuk menilai
produk baru yang dirancang tersebut.
5. Revisi Desain
Setelah desain produk divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para
ahli lainnya maka dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut
selanjutnya dicoba untuk dikurangi dengan cara memperbaiki desain.
6. Uji Coba Produk
Desain produk dapat langsung diuji coba setelah divalidasi dan revisi.
7. Revisi Produk
Setelah produk diuji coba jika mungkin ada kelemahannya, kalau ada
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian tehadap produk berhasil maka produk tersebut dapat
diterapkan pada lingkup yang lebih luas.
9. Revisi Produk
Revisi produk dilakukan apabila dalam pemakaian di lingkup yang
lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan.
10. Produksi Massal
Setelah produk tersebut dinyatakan efektif maka produk tersebut dapat
diterapkan untuk diproduksi massal.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan prosedur pengembangan modul
yang disertai media audio visual ini terdiri dari empat tahapan yang dimodifikasi
dari Sugiyono (2011:298-302). Berikut ini adalah bagan pengembangan produk
Kajian Standar Kompetensi dan Materi Pembelajaran
Validasi II Pakar Pembelajaran Pakar Media
Prototype Pengembangan Modul dan Media Audio visual Berbasis Video Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas IV SD semester genap
Kerangka modul
Tahap III
Memproduksi Modul dan Media Pembelajaran
Konsep Kerangka modul Kerangka media
Keempat tahapan itu yaitu, (1) kajian standar kompetensi dan materi
pembelajaran, (2) analisis kebutuhan pengembangan program pembelajaran, (3)
memproduksi modul dan media pembelajaran menyimak, (4) validasi produk dan
revisi produk.
Pertama, peneliti mengkaji standar kompetensi untuk menentukan kompetensi
dasar serta pemilihan materi yang akan dikembangkan. Kajian standar kompetensi
dan materi ini dilakukan untuk mengetahui standar kompetensi dan materi bahasa
Indonesia untuk kelas IV. Setelah mengkaji standar kompetensi dan materi
akhirnya standar kompetensi dan materi yang sesuai dengan materi dan media
yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah standar kompetensi 5.
Mendengarkan pengumuman dan pembacaan pantun dan untuk kompetensi dasar
adalah 5.2 Menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi yang
tepat.
Kedua, analisis kebutuhan pengembangan program pembelajaran pada siswa
dan guru kelas IV SD Negeri Selomulyo. Analisis kebutuhan ini bertujuan agar
peneliti mengetahui kebutuhan apa yang diinginkan siswa dalam mempelajari
materi pembelajaran bahasa Indonesia semester genap pada keterampilan
menyimak. Data diperoleh dari hasil kuesioner siswa yang berjumlah 29 dan
dilakukan wawancara dengan guru dan siswa. Data hasil analisis kebutuhan
selanjutnya digunakan untuk membut produk yang berupa modul dan media
pembelajaran
Ketiga, peneliti memproduksi modul dan media pembelajaran menyimak.
pembuatan konsep video. Selajutnya, pengumpulan bahan-bahan untuk dibuat
sesuai dengan konsep desain yang telah direncanakan. Kemudian, pembuatan
modul pembelajaran dan pemograman untuk media dengan menggunakan
Microsoft PowerPoint 2007 dan movie maker.
Keempat, dilakukan validasi dan revisi produk. Validasi tahap I dilaksanakan
oleh pakar pembelajaran, pakar media, dan guru kelas IV. Produk dianalisis tahap
I lalu dilakukan revisi tahap I. Validasi tahap II oleh pakar pembelajaran, pakar
media. Produk dianalisis tahap II lalu dilakukan revisi tahap II. Validasi lapangan
dilakukan pada siswa kelas IV semester genap SD Negeri Selomulyo. Data hasil
validasi lapangan dianalisis tahap III kemudian dilalukan revisi produk tahap III.
Selanjutnya, prototype pengembangan produk modul pembelajaran dan media
pembelajaran sudah layak digunakan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Data dikumpulkan dari analisis kebutuhan yang diberikan kepada siswa dan
guru kelas IV SD Negeri Selomulyo. Peneliti mengajukan produk pengembangan
modul pembelajaran dan media pembelajaran kepada ahli materi, ahli media, dan
guru kelas IV SD Negeri Selomulyo untuk divalidasi dengan mengisi kuesioner.
Selain itu, kuesioner dibagikan kepada siswa kelas IV SD Negeri Selomulyo
untuk menilai produk pengembangan modul dan media pembelajaran setelah uji
3.4.1 Analisis kebutuhan
Pengumpulan data yang pertama dilakukan oleh peneliti yaitu observasi
dan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan dalam penelitian ini
berupa kuesioner dan wawancara. Kuesioner diberikan kepada seluruh siswa kelas
IV SD Negeri Selomulyo yang berjumlah 29 siswa. Kuesioner diberikan agar
peneliti mengetahui kebutuhan siswa dan guru serta karakteristik siswa.
Sedangkan wawancara dilakukan dengan guru dan siswa kelas IV. Wawancara
dimaksudkan agar peneliti memperoleh informasi mengenai kebutuhan siswa
mengenai materi dan media yang diperlukan oleh guru maupun siswa.
3.4.1.1 Wawancara
Teknik wawancara yang dilakukan pada penelitian ini adalah wawancara
tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas
dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersussun
secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya (Sugiyono, 2010:197).
3.4.1.2 Kuesioner
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:199).
3.4.1.3 Observasi
Menurut Sutrisno Hadi, 1986 (dalam Sugiyono, 2010:203) mengemukakan
bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
Dalam penelitian ini peneliti melakukan observasi nonpartisipan dimana
peneliti tidak terlibat dan hanya sebagai pengamat saja. Observasi yang dilakukan
merupakan observasi terstruktur. Observasi terstruktur adalah observasi yang
dirancang secara sistematis, tentang apa yang diamati, kapan dan dimana
tempatnya (Sugiyono, 2010:205).
3.4.2 Validasi
Validasi dilakukan oleh dosen ahli media, dosen ahli materi, dan guru
kelas IV SD Negeri Selomulyo. Tanggapan yang diperoleh dari hasil penilaian
pakar media, pakar materi, dan guru digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
merevisi produk pengembangan materi dan media pembelajaran untuk
keterampilan menyimak kelas IV semester genap sebelum dilakukan validasi
lapangan.
3.4.2.1 Validasi Ahli
Pengumpulan data yang berupa hasil validasi dari ahli menggunakan
kuesioner. Pada uji validasi ini juga menggunakan kuesioner yang ditujukan
kepada seorang guru kelas IV SD Negeri Selomulyo yang bertujuan untuk melihat
kelayakan media dan modul yang telah dirancang dari sudut pandang guru.
3.4.2.2 Validasi dengan Uji Lapangan
Setelah revisi terhadap produk pengembangan telah dilakukan, produk
siap untuk diujicobakan kepada sekelompok siswa di kelas IV SD Negeri
Selomulyo. Penilaian dan tanggapan dari siswa digunakan sebagai umpan balik
digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menyimak dengan
kompetensi dasar menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi
yang tepat.
Subjek uji validasi lapangan dalam penelitian pengembangan ini adalah 29
siswa kelas IV semester genap SD Negeri Selomulyo tahun ajaran 2013/2014.
3.4.2.3 Desain Validasi
Validasi produk pengembangan ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap
pertama dilakukan penilaian oleh dosen dan guru kelas IV SD Negeri Selomulyo.
Kemudian pada tahap kedua dilakukan uji validasi lapangan untuk pembelajaran
bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Selomulyo. Masukan yang diperoleh dari
hasil penilaian dosen dan guru kelas IV SD Negeri Selomulyo ini dijadikan bahan
pertimbangan untuk merevisi produk pengembangan modul pembelajaran dan
media audio visual keterampilan menyimak kelas IV semester genap sebelum
dilakukan uji coba lapangan.
Setelah dilakukan revisi terhadap produk pengembangan, produk siap
untuk diujicobakan kepada siswa di kelas IV SD Negeri Selomulyo. Tanggapan
dan penilaian dari siswa tersebut memberikan umpan balik apakah modul
pengajaran dan media audio visual yang dikembangkan telah layak untuk
digunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia keterampilan menyimak dengan
kompetensi dasar menirukan pembacaan pantun anak dengan lafal dan intonasi
3.4.3 Triangulasi
Dalam teknik triangulasi data, triangulasi diartikan sebagai teknik
pengumpulan data yang bersifat menggabungkan berbagai teknik pengumpulan
data dan sumber data yang telah ada. Dalam hal triangulasi, Susan Stainback,
1998 (dalam Sugiyono, 2010:330) menyatakan bahwa tujuan dari triangulasi
bukan untuk mencari kebenaran tentang beberapa fenomena, tetapi terlebih pada
peningkatan pemahaman terhadap apa yang telah ditemukan.
Berikut ini adalah gambar triangulasi teknik pengumpulan data.
Gambar 3.1 Triangulasi teknik pengumpulan data (bermacam-macam cara pada sumber yang sama)
Observasi
Wawancara
Kuesioner
Sumber data sama yaitu
Gambar 3.2 Triangulasi validasi pengembangan modul dan media
3.5 Instrumen Penelitian
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrumen
yang dibagi berdasarkan sumber perolehan data yang terdiri dari instrumen
analisis kebutuhan siswa dan guru, instrumen validasi ahli, dan instrumen validasi
dengan uji coba lapangan.
3.5.1 Instrumen Analisis Kebutuhan
Peneliti menggunakan instrumen jenis non tes yaitu kuesioner, wawancara,
dan observasi untuk menganalisis kebutuhan siswa. Berikut penjelasan mengenai
instrumen yang dilakukan oleh peneliti.
3.5.1.1 Analisis kebutuhan Siswa
Analisis kebutuhan yang diberikan kepada siswa yaitu berupa kuesioner.
Kuesioner adalah suatu daftar pertanyaan tertulis yang terinci dan lengkap yang
harus dijawab oleh responden tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahuinya
(Masidjo, 2010:70). Kuesioner untuk analisis kebutuhan disusun guna Dosen Ahli
memperoleh informasi tentang kebutuhan siswa dan guru serta karakteristik siswa
yang penyusunannya didasarkan pada indikator-indikator.
Terdapat beberapa kisi-kisi dalam analisis kebutuhan siswa. Berikut ini
kisi-kisi analisis kebutuhan untuk siswa.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
No Butir pertanyaan No soal pada instrumen
1 Teknik pembelajaran yang digunakan guru 1, 2, 3
2 Teknik pembelajaran yang disukai siswa 5
3 Materi yang diberikan guru 4, 6
4 Evaluasi yang diberikan guru 7
5 Media yang digunakan guru 8, 9
6 Media yang disukai siswa 10, 11
7 Materi yang disukai siswa 12
Di bawah ini terdapat tabel kuesioner analisis kebutuhan siswa yang sudah
siap diberikan kepada siswa.
Tabel 3.2 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
No Pertanyaan
1 Bagaimana guru menyampaikan materi pembelajaran di kelas? (jawaban boleh lebih dari satu)
a. Hanya menerangkan saja
b. Menggunakan media pembelajaran c. Mencatat di papan tulis
d. Mendikte
2 Apakah guru pernah memberi contoh membaca pantun yang baik dan benar? a. Pernah, tetapi hanya sekali
b. Selalu memberi contoh membaca pantun yang baik dan benar c. Memberi contoh tetapi hanya kadang-kadang