• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Metode Kata Kunci Untuk Meningkatkan Memori Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Taman Kanak-Kanak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Efektivitas Metode Kata Kunci Untuk Meningkatkan Memori Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Taman Kanak-Kanak"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Efektivitas Metode Kata Kunci Untuk

Meningkatkan Memori Kosa Kata Bahasa Inggris

Siswa Taman Kanak-Kanak

Anindiyati Kusumawardhani, Sri Weni Utami, dan Diantini Ida Viatrie

Program Studi Psikologi, Universitas Negeri Malang

English has been presented as one of extra curricular subjects in kindergarten. The main English lesson given is simple vocabularies. Mnemonic skill such as keyword is known as an effective method to improve memory ability. The research tried to find the effectiveness of keyword method to improve the subjects' memory on English vocabularies. The 20 subjects aged 5-7 years old and divided into two groups. Using the Mann-Whitney analysis and Post Test Only Control Group Design, it was found that the experiment group showed significantly better memory ability. Mnemonics effectiveness and memory ability are discussed further in the article.

Keywords: memory, keyword method, English vocabularies

Dunia pendidikan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu kemampuan dasar yang diajarkan pada tingkat pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) adalah bahasa. Bahasa dianggap sebagai salah satu komponen penting yang digunakan anak untuk berkomunikasi dengan orang lain. Mengingat arti pentingnya bahasa Inggris dalam kehidupan mendatang, maka bahasa Inggris dikenalkan sejak dini.

TK, sebagai salah satu lembaga pendidikan untuk anak usia dini, mulai mengenalkan bahasa Inggris kepada anak-anak didiknya sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Mempertimbangkan perkembangan kognitif pada anak TK yang masih cukup awal, maka materi bahasa Inggris yang dikenalkan pun masih cukup sederhana. Anak-anak mulai diperkenalkan dengan kosa kata bahasa Inggris

untuk anggota badan, angka-angka dan benda-benda sederhana yang ada di sekitarnya.

Anak-anak dikenalkan dengan bahasa Inggris melalui proses listening

(mendengarkan) ucapan dari guru ataupun media compact disc (CD). Biasanya guru hanya

mengenalkan kosa kata bahasa Inggris dari hal-hal yang berkenaan dengan diri anak itu sendiri dan benda-benda yang berada di sekitarnya. Anak-anak akan tertarik juga apabila mempelajari bahasa Inggris dengan menggunakan nyanyian atau gambar. Anak TK memiliki rasa ingin tahu yang tinggi terhadap hal-hal yang masih dianggapnya asing. Agar tidak cepat lupa biasanya kepada mereka dikenalkan kosakata bahasa Inggris melalui media gambar menarik, selain itu alasan lain adalah karena anak-anak belum banyak mengenal tulisan. Namun ada juga anak-anak

Psikobuana ISSN 2085-4242

2011, Vol. 3, No. 2, 118–125

(2)

EFEKTIVITAS METODE 119 yang kurang mampu dalam mengingat kosa

kata bahasa Inggris yang telah diajarkan.

Pembelajaran kosa kata bahasa Inggris ini melibatkan proses kognitif pada anak. Proses kognitif meliputi proses persepsi, memahami, dan mengingat. Masing-masing individu memiliki kemampuan kognitif berbeda-beda, tergantung pada bagaimana mereka menggunakan dan melatihnya. Kendala dalam dunia pendidikan saat ini pada umumnya terletak pada kesulitan para siswa menangkap informasi, baik itu dalam memahami maupun mengingat kembali apa yang telah dipelajari di sekolah.

Memori merupakan suatu proses biologis yang terjadi dalam individu dimana individu dapat memanggil kembali informasi yang telah diberi kode. Memori ini terbagi atas tiga tahap yaitu penyandian (encoding), penyimpanan

(storage) dan pengambilan (retrieval). Memori

berfungsi penting dalam suatu proses pembelajaran.

Pembelajaran bahasa Inggris merupakan salah satu jenis pembelajaran verbal dalam mana guru memberikan pembelajaran berupa kata-kata. Salah satu jenis tugas pembelajaran verbal yang biasa digunakan adalah pembelajaran pasangan berkaitan, dalam mana ketika salah satu anggota suatu pasangan disajikan, anggota pasangan yang lain dapat diingat. Salah satu teknik untuk mengingat dalam pembelajaran pasangan berkaitan adalah metode kata kunci (keyword method).

Metode kata kunci adalah salah satu teknik mnemonik. Mnemonik adalah strategi yang digunakan untuk memberi makna, untuk mengelompokkan, dan membayangkan materi yang bila tanpa strategi ini akan sulit diingat (Esgate, et al., 2005). Menurut Atkinson dan

Rough (1975), metode kata kunci adalah suatu

prosedur mnemonik untuk mengasosiasikan sebuah kata asing dengan terjemahannya. Metode ini membagi pembelajaran sebuah kata asing ke dalam dua tahapan. Tahap yang

pertama melibatkan asosiasi kata asing yang

diucapkan dengan kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa lokal yang terdengar kurang lebih seperti bagian dari kata asing tersebut. Pada umumnya, kata kunci tidak memiliki keterkaitan dengan kata asing kecuali persamaan bunyi. Tahap yang kedua, subjek

mampu membentuk suatu gambaran mental yang menggambarkan interaksi antara kata kunci dengan terjemahan kosa kata bahasa asing. Gambaran mental yang dibentuk mungkin dapat berupa sesuatu yang aneh dan tidak masuk akal atau tidak sepatutnya sesuai seperti apa yang diinginkan subjek, agar membuat gambaran mental tersebut hidup dan mudah untuk diingat.

Berdasarkan pemahaman tersebut penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas metode kata kunci untuk meningkatkan memori kosa kata bahasa Inggris siswa TK Dharma Rini II Kota Pasuruan.

Metode Partisipan

Partisipan dalam penelitian ini adalah siswa kelompok B TK Dharma Rini II di Kota Pasuruan tahun ajaran 2009/2010, sebanyak 20 siswa, yang terbagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol secara acak. Teknik random yang digunakan adalah acaj sederhana (simple random) dengan melakukan

undian. Kelompok eksperimen adalah kelompok yang dikenai perlakuan metode kata kunci, sedangkan kelompok kontrol adalah

(3)

120 KUSUMAWARDHANI, UTAMI, DAN VIATRIE kelompok yang tidak dikenai perlakuan metode

kata kunci. Adapun karakteristik anak yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen ini adalah (1) berada dalam rentang usia 5-7 tahun, (2) memiliki standar kompetensi dalam akademik yang sama, (3) belum pernah diajarkan kosa kata bahasa Inggris yang akan digunakan dalam eksperimen, dan (4) mengerti bahasa Jawa.

Menurut teori kognitif yang dikembangkan oleh Piaget, anak usia 5-7 tahun telah memasuki tahap pra-operasional, yaitu tahap dalam mana anak-anak mulai melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar (Santrock, 2002). Hal ini sesuai dengan tujuan pemberian metode kata kunci, dalam hal mana anak-anak diberikan kosa kata bahasa Inggris dan media gambar yang mampu mengilustrasikan arti dari kosa kata tersebut. Subjek penelitian adalah anak-anak yang berada dalam satu kelompok belajar, yaitu TK B, karena dianggap telah lulus dari kelompok TK A dan memiliki standar kompetensi dalam akademik yang sama. Selain itu, anak-anak dalam kelompok TK B juga mendapatkan pelajaran ekstra bahasa Inggris, sehingga penelitian ini dapat menjadi salah satu variasi metode pengajaran bahasa Inggris yang terdapat di TK tersebut. Sebagai upaya untuk menghindari pengaruh pembelajaran sebelumnya maka digunakan kosakata bahasa Inggris yang belum pernah diajarkan. Oleh karena itu, peneliti melakukan kontrol dengan memberikan kosa kata bahasa Inggris di luar tema-tema yang diajarkan di TK B tersebut, serta berdiskusi dengan guru pengajar untuk mengetahui kosa kata bahasa Inggris yang sudah dan belum diajarkan. Adanya kriteria anak harus mengerti bahasa Jawa dikarenakan adanya penggunaan bahasa lokal (bahasa Jawa) untuk beberapa kata kunci yang akan diberikan.

Desain dan Analisis

Desain penelitian yang digunakan adalah

Post Test Only Control Group Design. Ada tiga

hal yang menjadi pertimbangan peneliti untuk menggunakan desain ini, yakni (1) subjek penelitian dibagi ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, (2) dapat digunakan untuk menguji ada tidaknya pengaruh metode kata kunci untuk meningkatkan memori kosa kata bahasa Inggris, yaitu dari perbandingan hasil post-treatment

antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dan (3) pembagian subjek penelitian ke dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak.

Dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah analisis statistik non-parametrik karena penelitian ini menggunakan sampel kecil, yaitu 20 anak. Uji statistik non-parametrik yang digunakan adalah uji Mann-Whitney (U). Analisis tersebut dipakai untuk

menguji dua variable dalam penelitian ini, yaitu satu variabel bebas berupa metode kata kunci dan satu variabel terikat yaitu memori.

Prosedur

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan ada dua. Instrumen pertama berupa

daftar kata. Daftar kata ini terdiri atas empat kolom (Tabel 1). Kolom yang pertama adalah kata bahasa Inggris, kolom yang kedua adalah kata kunci yang digunakan, kolom yang ketiga adalah arti kosa kata bahasa Inggris, dan kolom yang keempat adalah gambaran mental yang akan diceritakan kepada subjek. Daftar kata ini merupakan pegangan bagi guru atau peneliti mengenai kata bahasa Inggris beserta kata kunci yang akan digunakan dalam pemberian metode

(4)

EFEKTIVITAS METODE 121 Tabel 1.

Contoh Instrumen Daftar Kata Bertemakan “Kitchen and Utensils”

Kata bahasa Inggris Kata kunci Arti Gambaran mental

Spoon (spuwn) Spon Sendok Mencuci sendok dengan spon Bowl (bowl) Bola Mangkuk Mangkuk yang berisi bola Spatula (spæ’tyulə) Sepatu Sutil/Sudip Sutil yang digunakan untuk

menggoreng sepatu

Cup (kΛp) Kapal Cangkir Kapal kecil yang berlayar di

dalam cangkir

Saucer (‘souser) Saos Lepek/Piring kecil Saos yang dituangkan di atas

lepek

Catatan. dalam kurung / (……….), adalah cara pengucapan bahasa Inggrisnya

Gambar 1. Contoh instrumen daftar gambar

kata kunci. Kosa kata bahasa Inggris yang dikenalkan kepada subjek berjumlah 20 item, dengan empat tema yang berbeda. Tiap tema berisi lima butir kosa kata bahasa Inggris. Tema-tema yang diberikan yaitu Accessories, Buildings and Places, Foods, dan Kitchen and Utensils.

Instrumen kedua adalah media gambar

berupa kartu bergambar untuk mengilustrasikan kata bahasa Inggris dan kata kunci yang diajarkan (Gambar 1). Kartu yang digunakan untuk kata bahasa Inggris dan kata kunci memiliki ukuran yang sama, yaitu 15,5 x 22 cm. Diharapkan dengan media gambar ini subjek

mampu berimajinasi, sehingga dapat mengasosiasikan antara kosa kata bahasa Inggris dan kata kunci sesuai dengan gambaran mental yang diberikan.

Pemberian materi kosa kata bahasa Inggris terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara bersamaan, tetapi berbeda ruangan. Kemudian keesokan harinya diberikan suatu tes secara lisan yang bertujuan untuk menguji memori siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris yang diberikan sebelumnya. Pemberian perlakuan dilakukan empat sesi dengan tema yang berbeda pada tiap-tiap sesi. Pada setiap pertemuan waktu yang dibutuhkan

(5)

122 KUSUMAWARDHANI, UTAMI, DAN VIATRIE kurang lebih sekitar 45 menit.

Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti dan dibantu guru pengajar. Langkah konkret prosedur pemberian perlakuan bagi kelompok eksperimen pada setiap sesi meliputi (1) menyiapkan ruangan dan instrumen yang sesuai bagi kelompok eksperimen saat diberikan perlakuan, (2) menjelaskan kepada subjek manfaat dari pemberian perlakuan, yaitu dapat meningkatkan kemampuan memori siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris, (3) menjelaskan kepada subjek mengenai tata cara pemberian perlakuan dan apa yang harus dilakukan subjek ketika perlakuan diberikan, (4) subjek diberi perlakuan yaitu metode kata kunci. Pemberian metode kata kunci dibagi ke dalam tiga tahap. Tahap pertama yaitu

mengajarkan mengenai kosa kata bahasa Inggris (disertai gambar), dan arti katanya dalam bahasa Indonesia. Tahap kedua, yaitu

mengenalkan kata kunci (disertai gambar). Tahap ketiga adalah memberikan gambaran

mental yang dapat mengasosiasikan kata bahasa Inggris dengan kata kunci.

Setelah diberikan perlakuan pada kelompok eksperimen, peneliti dibantu oleh guru memberikan tes kepada subjek penelitian untuk mengetahui jumlah kosa kata bahasa Inggris yang dapat diingat oleh subjek. Sedangkan untuk kelompok kontrol, tes yang serupa akan diberikan kepada subjek setelah diberi materi kosa kata bahasa Inggris tanpa menggunakan kata kunci. Tes ini diberikan melalui proses tanya jawab dan dilakukan setelah berselang ± 24 jam dari pemberian perlakuan.

Hasil

Berdasarkan hasil analisis perbedaan dengan menggunakan uji Mann Whitney (U)

terhadap skor memori didapatkan nilai

Asymptotic Significance (2-tailed) adalah 0,004

(p < 0,05). Artinya, ada perbedaan kemampuan

memori antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Hasil analisis deskriptif terhadap skor memori yang diperoleh kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, menunjukkan bahwa skor rata-rata kelompok eksperimen adalah 17,7, sedangkan skor rata-rata kelompok kontrol adalah 14,2. Artinya, skor rata-rata yang diperoleh kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata yang diperoleh kelompok kontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memori kelompok eksperimen terhadap materi kosa kata bahasa Inggris yang diajarkan lebih tinggi dibandingkan kelompok kontrol.

Diskusi dan Kesimpulan

Penelitian ini menemukan bahwa metode kata kunci efektif untuk meningkatkan memori kosa kata bahasa Inggris siswa taman kanak-kanak. Metode kata kunci dapat bekerja cukup efektif dikarenakan dua hal (Shapiro & Waters, 2005). Salah satu alasan yang membuat metode ini efektif adalah metode ini mengambil keuntungan terhadap kekuatan ingatan visual. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kata-kata yang mudah digambarkan lebih mudah untuk diingat daripada kata-kata abstrak. Ellis dan Beaton (dalam Shapiro & Waters, 2005) menemukan bahwa metode kata kunci menghasilkan memori pengenalan superior untuk kosa kata baru. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip pendidikan bagi anak yaitu prinsip pengamatan. Stimulasi pendidikan anak usia dini memberikan kesempatan yang banyak bagi berkembangnya fungsi penglihatan melalui

(6)

EFEKTIVITAS METODE 123 indera mata. Hal ini menunjukkan bahwa

pengembangan kemampuan visual-memory

menjadi prioritas utama dalam perkembangan anak usia dini. Melalui berbagai kegiatan pengamatan yang sengaja diberikan, anak memiliki kemampuan mengenal, memahami dan membedakan, menyimpulkan dan menyampaikan kembali berbagai informasi (pengetahuan) yang telah diterimanya.

Selain menggunakan bentuk visual, informasi juga disajikan dalam bentuk verbal. Siswa diberitahukan nama dari setiap gambar yang ditunjukkan secara verbal. Konsep ini terkait dengan teori kode ganda daya ingat (dual code theory of memory) dari Paivio (dalam

Slavin, 2008), yang memprediksi bahwa informasi yang disajikan secara visual maupun verbal diingat dengan lebih baik daripada informasi yang disajikan dengan satu cara. Alasan lain yang mungkin menyebabkan kesuksesan dari metode kata kunci adalah siswa yang menggunakan metode ini mengeluarkan kemampuan berpikir yang lebih besar sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya memori siswa.

Ketika menggunakan metode kata kunci, siswa taman kanak-kanak melakukan suatu kegiatan yang berkenaan dengan proses kognitif mereka, siswa membayangkan gambaran mental yang menghubungkan antara arti kosa kata bahasa Inggris dengan kata kunci. Menurut Dryden dan Vos (dalam Afiatin, 2001), modalitas belajar mempengaruhi proses memori. Jeannette Vos (dalam Afiatin, 2001) menyatakan bahwa model belajar yang efektif dapat dikembangkan melalui apa yang kita lihat, dengar, kecap, bau, sentuh, lakukan, bayangkan, intuisikan, dan rasakan. Ketika siswa menggunakan metode kata kunci, siswa diberikan informasi dengan cara melihat,

mendengar dan membayangkan. Semakin banyak jalan yang digunakan untuk menyampaikan informasi yang diberikan, semakin banyak stimulan yang menstimulasi otak, sehingga otak menjadi semakin kaya atau memiliki banyak jaringan koneksi (Afiatin, 2001). Suatu studi menemukan bahwa jumlah rangsangan sejak dini dalam perkembangan anak terkait dengan jumlah koneksi saraf, atau

synapses, yang merupakan dasar untuk

pembelajaran dan daya ingat yang lebih tinggi (Slavin, 2008). Dengan demikian, kegiatan melihat, mendengar dan membayangkan yang dilakukan oleh siswa dapat meningkatkan memori siswa terhadap kosa kata bahasa Inggris yang diberikan.

Efektivitas penggunaan metode kata kunci ini diperkuat oleh penelitian yang pernah dilakukan Atkinson dan Rough pada tahun 1975. Atkinson dan Rough menggunakan metode ini untuk mengajari siswa daftar 120 kata Rusia dalam kurun waktu 3 hari, setiap hari disajikan 40 kata. Sedangkan siswa yang lain diberi terjemahan Inggris kata-kata Rusia tersebut dan dibolehkan belajar seperti yang mereka inginkan. Pada akhir eksperimen, siswa yang menggunakan metode kata kunci tersebut mengingat 72 persen kata-kata tadi, sedangkan siswa lainnya hanya mengingat 46 persen. Hal ini membuktikan bahwa metode kata kunci yang diterapkan oleh Atkinson dan Rough efektif untuk meningkatkan kemampuan memori siswa terhadap beberapa kata Rusia. Hasil yang hampir serupa juga diperoleh ketika mempelajari bahasa-bahasa asing lainnya.

Perbedaan penerapan metode kata kunci yang diterapkan pada anak yang sudah bersekolah atau orang dewasa dengan anak-anak pra sekolah (TK) adalah pada pembentukan gambaran mental (Slavin, 2008).

(7)

124 KUSUMAWARDHANI, UTAMI, DAN VIATRIE Anak-anak pra-sekolah belum mampu untuk

membentuk gambaran mental yang menghubungkan antara kata kunci dengan arti kata yang dipelajari, tetapi telah mampu berimajinasi untuk membayangkan apa yang diucapkan. Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan memori jangka panjang adalah dengan imajinasi. Menciptakan bayangan-bayangan mental adalah strategi lain untuk mengembangkan memori. Namun, menggunakan imajinasi untuk mengingat informasi verbal memberi hasil lebih baik bagi anak-anak yang berusia lebih tua dibandingkan anak-anak yang lebih muda (Santrock, 2007).

Kemampuan anak-anak TK untuk berimajinasi diperkuat oleh teori perkembangan kognitif dari Piaget, dalam mana anak-anak TK yang berusia 4 hingga 7 tahun telah memasuki tahap pra-operasional. Pada tahap ini anak-anak memiliki kapasitas kognitif baru yang disebut

mental representation (gambaran mental). Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memiliki keterbatasan dalam hal perhitungan dan generalisasi hasil. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini merupakan sampel kecil yaitu 20 subjek penelitian, dengan rincian 10 subjek pada kelompok eksperimen dan 10 subjek pada kelompok kontrol. Sampel yang kecil menyebabkan peneliti menggunakan uji statistik non-parametrik.

Menurut Kerlinger (2003), statistik yang dihitung berdasarkan sampel besar adalah lebih tepat daripada yang dihitung dari sampel kecil, jika semua hal lain tetap sama. Sampel kecil memiliki keterbatasan dalam generalisasi hasil, maka hasil dalam penelitian mengenai efektivitas metode kata kunci untuk meningkatkan memori kosa kata bahasa Inggris

siswa taman kanak-kanak ini cukup sulit untuk digeneralisasikan pada siswa taman kanak-kanak kelompok TK yang lain. Hasil penelitian ini hanya dapat berlaku bagi siswa taman kanak-kanak di TK Dharma Rini II Kota Pasuruan ketika penelitian ini dilaksanakan.

Selain keterbatasan dalam hal perhitungan dan generalisasi hasil, penelitian ini juga tidak dapat mengendalikan kemungkinan bahwa subjek penelitian mendapatkan pengetahuan kosa kata bahasa Inggris yang diberikan di luar pembelajaran di TK. Peneliti berasumsi bahwa subjek hanya mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris di TK dan tidak mendapatkan pembelajaran dari luar TK, sehingga peneliti hanya melakukan diskusi dengan guru pengajar mengenai kosa kata bahasa Inggris apa sajakah yang belum diajarkan di TK tersebut.

Namun demikian, penelitian ini dapat melengkapi dan mendukung penelitian yang telah dilakukan oleh Atkinson dan Rough (1975), yakni dapat membuktikan bahwa metode kata kunci cukup efektif untuk meningkatkan memori dalam pembelajaran kosa kata bahasa asing, terutama bahasa Inggris. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa metode kata kunci dapat pula diterapkan pada siswa taman kanak-kanak yang baru saja memasuki tahap pra-operasional dalam perkembangan kognitifnya.

Bibliografi

Afiatin, T. (2001). Belajar pengalaman untuk meningkatkan memori. Anima, Indonesian Psychological Journal, 17(1), 26-35.

Atkinson, R. C., & Raugh, M. R. (1975). An application of the mnemonic keyword method to the acquisition of a Rusian

(8)

EFEKTIVITAS METODE 125 vocabulary. Journal of Experimental

Psychology: Human Learning and Memory, 104(2), 126-133.

Esgate, A., Groome, D., Baker, K., Heathcote, D., Kemp, R., Maguire, M., & Reed, C. (2005). An introduction to applied cognitive psychology. East Sussex, Great Britain:

Psychology Press.

Kerlinger, F. N. (2003). Asas-asas penelitian behavioral. Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Santrock, J. W. (2002). Life span development: Perkembangan masa hidup. Jakarta:

Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan anak.

Jakarta: Erlangga.

Shapiro, A. M., & Waters, D. L. (2005). An investigation of the cognitive processes underlying the keyword method of foreign vocabulary learning. Language Teaching Research, 9(2), 129-146.

Slavin, E. R. (2008). Psikologi pendidikan: Teori dan praktik (Jilid I). Jakarta: PT

Gambar

Gambar 1.  Contoh instrumen daftar gambar

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 07. Dokumen Administrasi Tugas Akhir.. Data itu di dapat berdasarkan badan pusat statistik, sensus penduduk tahun 2010. Hal tersebut sama dengan 207,2 juta

[r]

Komisi Pemilihan Umum Daerah yang selanjutnya disebut KPUD adalah KPUD sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 yang diberikan wewenang khusus

Cuti atau sisa cuti tahunan yang tidak diambil dalam tahun yang bersangkutan, dapat diambil dalam tahun berikutnya untuk paling lama 18 hari kerja termasuk cuti tahunan dalam

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

bahwa setelah tahap aklimatisasi kadar kolesterol tikus dalam keadaan normal, kemudian setelah tahap hiperkolesterolemia dengan pemberian pakan hiperkolesterol terjadi

Namun dalam hal ini, beberapa tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya antara lain: Pemerintah Kota Surabaya perlu membagi kewenangan

Puji syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah membimbing, menyertai, dan memberikan hikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul: