• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses yang sengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu. Dengan kata lain, pembelajaran merupakan sesuatu hal yang bersifat eksternal dan sengaja dirancang untuk mendukung terjadinya proses belajar internal dalam diri individu (Pribadi, 2009:11). Proses pembelajaran merupakan salah satu unsur terpenting dalam kegiatan pendidikan, sebab proses pembelajaran merupakan kegiatan inti yang dapat mempengaruhi kegiatan pendidikan lainnya.

Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya guru, siswa, fasilitas, program/tujuan/rencana, dan kurikulum. Semua komponen tersebut saling mempengaruhi satu sama lain dalam mencapai keberhasilan proses pembelajaran. Proses pembelajaran mempunyai tujuan agar peserta didik dapat mencapai kompetensi yang diharapkan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan tersebut dalam proses pembelajaran perlu dirancang secara sistematik. Dari hal tersebut terlihat bahwa guru dan peserta didik mempunyai peran sangat penting dalam proses pembelajaran.

Guru adalah orang yang bertugas mendidik dan membimbing peserta didik dalam mempelajari ilmu pengetahuan yang diberikan. Dalam proses pembelajaran selain guru mendidik dan membimbing peserta didik guru harus dapat menciptakan proses pembelajaran yang efektif, efesien dan menyenangkan. Selain itu, guru juga harus mampu mendorong peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan yang dimiliki dalam memahami konsep serta terampil dalam memecahkan masalah ketika pembelajaran berlangsung. Salah satu cara yang dapat digunakan guru sesuai dengan hal-hal yang diuraikan di atas adalah dengan cara menggunakan berbagai strategi, metode, model, teknik, pendekatan dan media pembelajaran yang tepat dengan keadaan kelas dan karakteristik peserta didik. Pembelajaran dapat dikatakan ideal jika pembelajaran

(2)

2

tersebut melibatkan peserta didik, artinya pembelajaran tersebut berpusat pada peserta didik. Dalam hal ini semua kegiatan pembelajaran dilakukan peserta didik sendiri dan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Dengan kegiatan pembelajaran tersebut diharapkan peserta didik dapat aktif, kreatif, dan terampil selama kegiatan pembelajaran baik dalam memahami konsep atau dalam memecahkan masalah.

Pada proses pembelajaran peserta didik tidak hanya dituntut untuk memperoleh nilai bagus, tetapi peserta didik juga harus aktif dalam proses pembelajaran. Dengan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik serta peserta didik juga akan mudah memahami dan mengingat materi yang dipelajari. Dalam proses pembelajaran peserta didik juga perlu mengeksplorasi pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan yang dimiliki peserta didik. Pengetahuan disini maksudnya adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal pengetahuan yang didasarkan pada pemahaman konsep dalam suatu materi yang dipelajari. Sedangkan, ketrampilan merupakan kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki peserta didik untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari atau soal cerita secara cepat, tepat, dan efektif. Peserta didik dapat dikatakan terampil jika peserta didik dapat mengidentifikasi masalah, memilih strategi pemecahan masalah, menggunakan dan mengorganisasikan rencana pemecahan masalah, dan mengembangkan hasil penyelesaian dari suatu permasalahan yang diberikan guru.

Dengan peserta didik aktif, peserta didik mampu mengeksplorasi pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan akan dapat meningkatkan aktivitas serta dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik. Sehingga dengan hal-hal tersebut proses pembelajaran akan lebih menyenangkan dan akan terjadi interaksi yang baik antara guru dengan peserta didik atau peserta didik dengan peserta didik.

Fakta yang didapat berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas IX di SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto pada tanggal 05 Agustus 2014 bahwa dalam pembelajaran matematika di kelas guru masih

(3)

3

menggunakan metode konvesional. Metode konvesional merupakan salah satu metode pembelajaran seperti pembelajaran berlangsung yaitu guru menyampaikan materi, guru memberikan contoh soal, selanjutnya menjelaskan kembali materi berikutnya. Selain metode konvesional guru juga menggunakan metode diskusi namun untuk metode diskusi jarang digunakan dalam pembelajaran alasannya metode tersebut sulit untuk diterapkan. Metode diskusi jarang diterapkan guru hanya untuk membahas soal-soal yang tidak dimengerti peserta didik dan jika metode diskusi diterapkan untuk memahami materi peserta didik akan ramai sendiri dan sulit memahami materi tersebut. Oleh karena itu, guru sering menggunakan metode konvesional sebab metode tersebut cocok untuk menyampaikan materi dan peserta didik mudah memahami materi yang disampaikan.

Sedangkan menurut pengamatan peneliti di salah satu kelas IX SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto yaitu kelas IX-A pada saat pembelajaran matematika berlangsung ketika guru menyampaikan materi guru langsung menyampaikan materi kemudian memberikan contoh soal kemudian menjelaskan materi selanjutnya begitu seterusnya sampai kegiatan pembelajaran berakhir. Sehingga dari hal tersebut tidak ada interaksi antara guru dengan peserta didik karena kebanyakan pembelajaran tersebut didominasi oleh guru. Selain itu pada saat pembelajaran berlangsung peserta didik yang aktif hanya dua orang yang mau mengeluarkan pendapatnya serta bertanya jika mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan guru. Sedangkan, aktivitas yang dilakukan peserta didik lainnya hanya mendengarkan dan mencatat materi jika disuruh guru untuk dicatat dan jika tidak disuruh mencatat peserta didik tidak mau mencatat. Guru juga kurang memberi kesempatan pada peserta didik untuk mengeksplorasi pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan yang dimiliki peserta didik dalam hal menyelesaikan soal yang didasarkan pada pemahaman konsep dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau soal cerita. Sehingga dari hal tersebut proses pembelajaran di SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto masih berpusat pada guru (Teacher Oriented).

(4)

4

Proses pembelajaran yang dilakukan guru dalam pembelajaran matematika di SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto sudah cukup baik hal ini terlihat misalnya guru menyampaikan materi dengan jelas, benar dan mudah untuk dipahami. Selain itu guru juga memberikan contoh soal dari materi yang sudah dijelaskan. Namun, dalam proses pembelajaran tersebut kurang menciptakan aktivitas peserta didik, kurang mengeksplorasi pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan peserta didik seperti misalnya guru kurang menciptakan proses pembelajaran yang dapat memancing atau mendorong peserta didik untuk menyelesaikan soal dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Berdasarkan hal-hal yang masih perlu ditingkatkan dalam pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas, tingkat pengetahuan dan ketrampilan peserta didik maka guru harus mampu memilih model yang tepat. Salah satu model yang dapat digunakan adalah model Missouri Mathematics Project (MMP) Menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan.

Model Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan salah satu model pembelajaran yang fokus melatih siswa dalam memecahkan masalah dan melibatkan peserta didik untuk bekerja sama dengan peserta didik lainnya dan belajar secara mandiri (Ayuningrum.dkk, 2014:51). Menurut Convey Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan salah satu model yang terstruktur seperti halnya SPM (Struktur Pengajaran Matematika) yang mana struktur tersebut dikemas dalam langkah-langkah seperti review, pengembangan, latihan terkontrol/kerja kooperatif, seatwork/kerja mandiri, dan PR/Pekerjaan Rumah (Krismanto, 2003:11).

Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penerapan model Missouri Mathematics Project (MMP) dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas peserta didik dan kemampuan pemcahan masalah matematika. Seperti dalam skripsi Yulianti (2012) dengan menerapkan model Missouri Mathematics Project (MMP) pada materi garis singgung singgung lingkaran kelas VII-D di SMP Negeri 18 Malang, dapat disumpulkan bahwa rata-rata keseluruhan aktivitas guru pada pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga sebesar 91,02% dengan kriteria sangat baik. Sedangkan, aktivitas siswa selama tiga kali pertemuan

(5)

5

mencapai rata-rata sebesar 77.22% dengan kriteria baik. Disamping itu berdasarkan hasil tes siswa diperoleh persentase sata mencapai 78,05% artinya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika secara klasikal dapat dikatakan baik dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan model Missouri Mathematics Project (MMP).

Berdasarkan kurikulum 2013 saat ini bahwa proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah yaitu pengetahuan, ketrampilan dan sikap untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berkaitan dengan hal tersebut model Missouri Mathematics Project (MMP) salah satu model pembelajaran yang dapat mengeksplorasi pengetahuan dan mengembangkan ketrampilan peserta didik. Namun, selain menggunakan model tersebut diperlukan juga teknik yang dapat mendukung penerapan model tersebut sehingga dapat membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran dan adanya interaksi yang baik antara guru dengan guru atau peserta didik dengan peserta didik. Salah satu teknik yang cocok untuk diterapkan dengan model Missouri Mathematics Project (MMP) adalah teknik permainan kartu arisan.

Teknik Permainan Kartu Arisan merupakan salah satu teknik pembelajaran yang dapat menciptakan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran. Arisan sendiri diartikan sebagai undian, sehingga teknik permainan kartu arisan merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam pembelajaran yang mana teknik ini berbentuk kelompok dan penerapannya seperti arisan pada umumnya, yang mana permainan ini terdiri dari kartu jawaban, soal yang digulung dan dimasukkan kedalam gelas, kemudian dikocok/diundi selanjutnya soal yang jatuh dibacakan kemudian dikerjakan secara berkelompok dan antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya saling berlomba dalam mengerjakan soal dengan cepat (Uno&Muhammad, 2013:42).

Sesuai uraian di atas menunjukkan bahwa teknik permainan kartu arisan dapat menciptakan aktivitas, motivasi, dan hasil belajar peserta didik sebagaimana pada skripsi Tri (2011) dapat disimpulkan bahwa aktivitas siswa dengan penerapan teknik permainan kartu arisan dapat meningkatkan aktivitas,

(6)

6

motivasi dan hasil beajar siswa kelas X SMA-BI Negeri 1 Lamongan pada materi trigonometri.

Mengacu dari uraian yang sudah dijelaskan di atas bahwa penerapan model Missouri Mathematics Project (MMP) menggunakan teknik permainan kartu arisan merupakan model pembelajaran dimana guru membagikan lembar materi untuk menemukan suatu konsep dari materi yang dipelajari secara berkelompok dan selanjutnya peserta didik diberikan latihan soal untuk dikerjakan secara berkelompok dan dengan bimbingan guru dalam mengerjakan jika mengalami kesulitan, selanjutnya peserta didik diberikan soal untuk dikerjakan secara mandiri yang didasarkan pengetahuan peserta didik dan ketrampilan dalam menyelesaikan soal ataupun memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari/soal cerita. Model Missouri Mathematics Project (MMP) menggunakan teknik permainan kartu arisan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas peserta didik baikdalam hal mengeluarkan pendapat dan bekerja sama dalam kelompok dan juga diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal ataupun memecahkan masalah. Oleh karena itu penelitian tentang “Penerapan Model Missouri Mathematics Project (MMP) Menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan Pada Materi Tabung dan Kerucut di SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto” perlu dilakukan dan diterapkan.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari permasalahan yang diuaraikan pada latar belakang dapat di identifikasi beberapa masalah penelitian sebagai berikut :

1. Metode mengajar yang digunakan guru dalam pembelajaran masih menggunakan metode konvesional yang dominan dengan ceramah sehingga pada proses pembelajaran hanya guru yang aktif di dalam kelas

2. Peserta didik cenderung pasif dan aktivitas yang dilakukan peserta didik hanya mendengarkan dan mencatat sehingga mengakibatkan aktivitas peserta didik kurang.

(7)

7

3. Proses belajar mengajar di kelas masih bersifat satu arah jarang ditemukan adanya interaksi aktif antara guru dan peserta didik. Hal ini mengakibatkan partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran masih kurang.

4. Guru kurang memberi kesempatan peserta didik untuk mengeksplorasi pengetahuan yang dimiliki dalam menyelesaikan soal-soal pengetahuan yang didasarkan pada pemahaman konsep dari suatu materi yang telah diberikan guru.

5. Guru kurang mendorong peserta didik untuk mengembangkan ketrampilan yang dimiliki dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari atau soal cerita, hal ini salah satu penyebabnya guru jarang memberikan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

6. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik masih kurang dan belum mencapai KKM pada pembelajaran matematika yang telah ditetapkan sekolah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang sudah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana penerapan model Missouri Mathematics Project (MMP) Menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan pada materi tabung dan kerucut di SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto?

2. Bagaimana tingkat aktivitas peserta didik pada pembelajaran matematika dengan model Missouri Mathematics Project (MMP) Menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan?

3. Bagaimana tingkat pengetahuan dan ketrampilan peserta didik pada model Missouri Mathematics Project (MMP) Menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan?

1.4 Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan ruang lingkup peneliti dalam melakukan penelitian untuk menghindari kesalahpahaman terhadap istilah yang digunakan. Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu :

(8)

8

1. Aktivitas peserta didik dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung yang meliputi visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, dan mental activities.

2. Materi yang dipilih dalam penelitian ini adalah materi tabung dan kerucut, yang meliputi unsur-unsur tabung dan kerucut, luas permukaan tabung dan kerucut, serta volume tabung dan kerucut.

3. Penelitian ini dilakukan di kelas IX-A SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto 4. Pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah

pengetahuan dan ketrampilan peserta didik dalam menyelesaikan soal dan memecahkan masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang diselesaikan secara mandiri.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan :

1. Penerapan model Missouri Mathematics Mathematics Project (MMP) menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan pada materi tabung dan kerucut 2. Tingkat aktivitas peserta didik dengan penerapan model Missouri Mathematics Mathematics Project (MMP) menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan pada pembelajaran matematika

3. Tingkat pengetahuan dan ketrampilan peserta didik pada penerapan model Missouri Mathematics Mathematics Project (MMP) menggunakan Teknik Permainan Kartu Arisan pada pembelajaran matematika

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat akan diperoleh ketika penelitian ini berguna untuk perkembangan di dunia pendidikan. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

(9)

9 1. Bagi Guru

a. Memotivasi guru-guru di SMP Negeri 02 Mojoanyar-Mojokerto untuk menerapkan model-model pembelajaran yang baru dan menarik guna tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan.

b. Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang akan diterapkan di dalam kelas.

2. Bagi Peserta Didik

a. Meningkatkan pemahaman peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan guru dan menyelesaikan masalah yang diberikan guru.

b. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam mengerjakan berbagai model soal baik dalam kelompok maupun individu.

c. Meningkatkan aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran berlangsung

3. Bagi Sekolah

a. Untuk memperbaiki proses kegiatan pembelajaran sehingga guru dapat meningkatkan kualitas mengajar.

b. Memberikan masukan yang baik bagi sekolah sebagai bahan perbaikan dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah.

4. Bagi Peneliti

a. Mengetahui permasalahan yang terjadi selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

b. Memiliki pemahaman dan pengetahuan baru tentang bagaimana mengelola kelas yang baik dan data dari peserta didik.

1.7 Definisi Operasional

Untuk menghindari penafsiran yang berbeda dan juga memberikan gambaran yang jelas tentang tujuan penelitian ini maka perlu dijelaskan beberapa hal penting tentang istilah yang terdapat dalam judul yaitu sebagai berikut :

1. Pembelajaran merupakan proses yang sengaja dirancang oleh guru untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dan interaksi yang baik antara peserta didik, guru dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

(10)

10

2. Pembelajaran Matematika merupakan proses yang sengaja dirancang oleh guru untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar matematika dan interaksi yang baik antara peserta didik, guru dan sumber belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika yang telah ditetapkan.

3. Model Missouri Mathematics Project (MMP) merupakan model pembelajaran matematika yang dikemas dalam langkah-langkah seperti review, pengembangan, latihan terkontrol/kerja kooperatif, seatwork/kerja mandiri, PR/Pekerjaan Rumah, yang mana langkah-langkah tersebut dapat melibatkan kerja sama peserta didik dan melibatkan peserta didik untuk aktif selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

4. Teknik Permainan Kartu Arisan merupakan salah satu cara yang digunakan guru dalam pembelajaran yang mana teknik ini berbentuk kelompok dan penerapannya seperti arisan pada umumnya yaitu soal dikocok/diundi kemudikan soal yang jatuh dibacakan dan peserta didik mencocokkan dan mencari jawaban yang terdapat pada kartu jawaban yang dibagikan guru secara berlomba dan dengan cepat untuk mengerjakan soal tersebut.

5. Aktivitas belajar merupakan seluruh kegiatan peserta didik yang bersifat fisik (berbuat) maupun mental (berpikir) selama proses pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong adanya perubahan perilaku, pengetahuan dan ketrampilan dalam diri peserta didik sebagai hasil interaksi dengan sumber belajar atau sebuah pengalaman yang mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar. Dalam penelitian ini aktivitas peserta didik adalah visual activities, oral activities, listening activities, writing activities, dan mental activities. 6. Pengetahuan peserta didik merupakan kemampuan yang ada dalam diri peserta

didik untuk menyelesaikan soal yang diberikan guru, yang mana dalam menyelesaikan soal tersebut didasarkan pada pemahaman terhadap suatu konsep yang terdapat dalam suatu materi yang dipelajari. Dalam penelitian ini pengetahuan peserta didik diukur melalui hasil pengerjaan Post Test pada kegiatan akhir pembelajaran dengan penerapan model Missouri Mathematics Project (MMP) menggunakan teknik permainan kartu arisan.

(11)

11

7. Ketrampilan peserta didik merupakan kemampuan atau pengetahuan yang dimiliki peserta didik untuk memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari atau soal cerita secara cepat, tepat, dan efektif. Peserta didik dapat dikatakan terampil jika peserta didik dapat mengidentifikasi masalah, memilih starategi pemecahan masalah, menggunakan dan mengorganisaikan rencana pemecahan masalah, dan mengembangkan hasil penyelesaian.Dalam penelitian ini ketrampilan peserta didik diukur melalui pengerjaan soal Post Test pada kegiatan akhir pembelajaran dengan penerapan model Missouri Mathematics Project (MMP) menggunakan teknik permainan kartu arisan.

Referensi

Dokumen terkait

Terjadinya Vaginosis Bakterial Pada Wanita Usia Subur Di Kota Makassar.Available from:.. pdf [Accessed 31

Permasalahan pada penelitian ini adalah adanya gerakan bolak-balik (back tracking) yang merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan target produksi yang ditetapkan

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

7.2.1 Tuliskan jumlah kegiatan Pelayanan/Pengabdian kepada Masyarakat (*) yang sesuai dengan bidang keilmuan PS selama tiga tahun terakhir yang dilakukan oleh dosen tetap yang

Single Rope Technique (SRT) adalah teknik yang dipergunakan untuk untuk menelusuri gua-gua vertikal dengan menggunakan satu tali sebagai lintasan untuk naik dan turun medan-edan

A Pengenalan SRT (Single Rope Technique) bagi pecinta

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR INTERNAL SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI BERDASARKAN GENDER.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara