• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN KOS SEKITAR STAIN PEKALONGAN. kampus 1, letaknya di jalan Beji terdapat 7 kos-kosan yang didominasi lakilaki.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III GAMBARAN UMUM LINGKUNGAN KOS SEKITAR STAIN PEKALONGAN. kampus 1, letaknya di jalan Beji terdapat 7 kos-kosan yang didominasi lakilaki."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

52

A. Profil Kos Sekitar STAIN Pekalongan

Berdasarkan observasi yang peneliti lakukan, letak kos terbagi menjadi tiga wilayah di sekitar STAIN Pekalongan. Pada sisi timur sekitar ±500m dari kampus 1, letaknya di jalan Beji terdapat 7 kos-kosan yang didominasi laki-laki. Masing- masing kamar dihuni hingga 10 orang. Lalu pada sisi selatan sekitar ±300m dari kampus 1, letaknya di jalan Walisongo terdapat 9 kos-kosan yang berjejer dipinggir jalan dan didominasi perempuan. Pada kos-kosan perempuan, biasanya 1 kamar dihuni 1 hingga 2 orang. Lalu pada sisi barat atau tepatnya di belakang kampus 1 sekitar ±200m, terdapat 7 kos-kosan perempuan dalam perumahan dan 8 kos-kosan perempuan yang dikemas dengan konsep pesantren mahasiswa yang dipimpin oleh 1 ketua yang bertanggung-jawab atas kedisiplinan dan peraturan yang berlaku di kos-kosan.1

Biasanya peraturan yang diberlakukan di kos-kosan perempuan pada umumnya adalah untuk tidak berkeliaran diatas jam 10. Sedangkan untuk peraturan tersebut tidak berlaku di kos-kosan laki-laki. Untuk peraturan tambahan lain tergantung pada kebijakan yang diberlakukan pemilik kos, seperti menjaga kebersihan dan kenyamanan. 2

1

Observasi tempat kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 18-20 Agustus 2014.

2 Interview mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 18 Agustus

(2)

Pemilihan kos-kosan yang dilakukan oleh mahasiswa biasanya didasarkan pada tingkat kenyamanan dan jarak akses ke kampus, selain itu ada beberapa pertimbangan lain, seperti: kebersihan, kegaduhan, keamanan, dan ketersediaan warung makan. Jarak yang dekat antara tempat kos dan kampus akan menghemat energi, biaya dan waktu. Di samping itu dengan pemilihan tempat yang tidak gaduh dengan suara-suara keras tentu akan memberikan kenyamanan dan ketenangan belajar. Tempat kos yang dekat dengan warung makan juga mempermudah mahasiswa memenuhi kebutuhan makan. Selama ini antara mahasiswa pendatang dan orang tua tumpangan selalu berbaur baik dalam aktivitas maupun kesehariannya.3

B.Lingkungan Kos Sekitar STAIN Pekalongan

Seperti yang sudah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa fungsi kos-kosan adalah sebagai sarana tempat tinggal sementara, latihan pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih berdisplin, mandiri dan bertanggung jawab karena jauh dari keluarga, dan tempat untuk menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya. Fungsi kos-kosan yang selama ini sebagai tempat tinggal, lalu berkembang dan berdampak pada lingkungan sekitarnya. Masyarakat di sekitar tempat kos tersebut kemudian menyiapkan penambahan sarana pendukung untuk mereka bisa beraktivitas, baik di dalam lokasi kos-kosan itu sendiri maupun di sekitar

3 Observasi tempat kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 18-20 Agustus

(3)

kos-kosan tersebut. Salah satu contohnya adalah penyediaan jasa laundry, rumah makan, klinik kesehatan, jasa internet, dan sebagainya.4

Sebagaimana peranannya, mahasiswa mempunyai tugas utama yaitu belajar atau menimba ilmu. Kebutuhan terhadap situasi dan suasana belajar yang kondusif akan tercipta apabila lingkungan sekitar tempat belajar juga mendukung. Pada gilirannya dengan suasana belajar seperti yang diharapkan tersebut, mahasiswa mampu memerankan dirinya dengan baik di tengah-tengah masyarakat luas. Karena itulah sebenarnya kos-kosan tidak hanya dipandang sebagai bentuk bisnis saja, di mana ada penjual dan ada pembeli (peminat) yang ditawarkan melalui sebuah iklan. Namun seharusnya fungsi kos-kosan bisa ditingkatkan lebih dari sekedar penyediaan tempat tinggal mahasiswa.5 Selain itu, keamanan pun menjadi nilai tambah, tempat yang mempunyai sistem keamanan yang terjamin, seperti petugas kemanan kompleks atau jadwal ronda paling tidak membuat hunian terlindungi dari aksi kejahatan.6

Dari hasil observasi, peneliti menemukan juga bahwa Perbedaan tempat kos bagi laki-laki berbeda dengan tempat kos bagi perempuan adalah kebanyakan mahasiswa laki-laki lebih mengutamakan prinsip banyak orang banyak teman sehingga mereka lebih menyukai tempat kos-kosan yang dihuni banyak orang. Sedangkan mahasiswa perempuan lebih mengutamakan untuk

4 Interview informal pada warga lingkungan kampus STAIN Pekalongan tanggal 19

Agustus 2014

5

Pramudi Utomo (2009). Dinamika pelajar dan mahasiswa di sekitar kampus Yogyakarta;Telaah Pengelolaan rumah kontrak dan rumah sewa. Yogyakarta

6 Interview informal pada mahasiswa kos sekitar STAIN Pekalongan tanggal 19 Agustus

(4)

menjaga privasi sehingga mereka lebih menyukai tempat kos-kosan yang berpenghuni sedikit.7

Peneliti juga menemukan bahwa mahasiswa laki-laki lebih senang tinggal di tempat kos-kosan dengan harga sewa kamar yang murah dan terjangkau, sehingga mahasiswa laki-laki akan keberatan atau enggan jika ditawari tempat kos-kosan dengan harga sewa kamar yang mahal. Sedangkan mahasiswa perempuan tidak keberatan dengan harga sewa kamar yang mahal asalkan pemiliki kos menyediakan fasilitas yang lebih, seperti: barang-barang elektronik, tempat tidur yang nyaman, fasilitas laundry, fasilitas makan, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan jumlah uang saku yang diberikan oleh orang tua kepada mahasiswa perempuan lebih banyak dari pada mahasiswa laki-laki sehingga mahasiswa perempuan bisa menyewa kamar kos dengan harga yang lebih mahal. 8

Pada umumnya tempat kos di sekitar STAIN Pekalongan ditinggali oleh induk semangnya atau ibu kosnya sehingga penjagaan dan pengawasan dilakukan secara langsung oleh pemilik kos. Hal inilah yang menyebabkan keadaan di lingkungan sekitar tempat kos STAIN Pekalongan menjadi kondusif dan jauh dari hal-hal yang negatif, seperti: pergaulan bebas, narkoba, dan kejahatan-kejahatan lainnya. Pengawasan di lingkungan sekitar tempat kos STAIN Pekalongan juga dilakukan oleh masyarakat sekitar, hal ini dapat dilihat dari kegiatan pos kampling yang masih rutin dilakukan oleh masyarakat

7

Interview informal pada mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 20 Agustus 2014.

8 Interview informal pada mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada

(5)

sekitar tempat kos STAIN Pekalongan. Kegiatan pos kampling tersebut dilakukan untuk menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan tempat kos sekitar STAIN Pekalongan.9

Dari hasil observasi yang peneliti lakukan tidak ada satu pun tempat kos-kosan di sekitar STAIN Pekalongan yang menerapkan sistem campur antara laki-laki dan perempuan, sehingga kos-kosan laki-laki dan perempuan terpisah.10 Hal ini dikarenakan budaya masyarakat kota Pekalongan yang masih menganggap tabu bercampurnya antara laki-laki dan perempuan dalam satu rumah. Ditambah lagi mahasiswa yang menginap di kos-kossan tersebut adalah mahasiswa STAIN Pekalongan yang nota bene mereka sedang belajar menuntut ilmu agama, sehingga diharamkan bagi untuk bercampur atau tinggal satu atap antara laki-laki dan perempuan.

C.Keadaan Mahasiswa Kos STAIN Pekalongan

Menjadi mahasiswa kos-kosan selain memiliki beban untuk menimba ilmu juga tidak lepas dari latihan pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih berdisplin, mandiri dan bertanggung jawab karena jauh dari keluarga, menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain dan hubungan sosial den gan lingkungan sekitarnya. Dari hasil wawancara, keseharian mahasiswa kos STAIN Pekalongan biasanya sebelum mandi untuk berangkat ke kampus, mereka meluangkan waktu untuk mencuci pakaian, atau bahkan tidak sedikit dari mereka, khususnya mahasiswa perempuan, yang mencuri waktu disela

9

Observasi dan interview informal pada mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 20 Agustus 2014.

10 Observasi tempat kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 20 Agustus

(6)

pelajaran kosong untuk kembali ke kosannya dan mencuci atau menjemur pakaian-pakaian mereka.11

Sepulang dari kampus, biasanya mereka mengerjakan tugas kelompok, kumpul-kumpul dengan teman, jalan-jalan, berbelanja, makan siang bersama yang terkadang makan siang tersebut adalah jatah makan pagi yang dijamak pada waktu siang, atau bermain hp sampai tertidur. Dari sore hingga menjelang maghrib, banyak diantara mereka yang menghabiskan waktu mengobrol dengan teman kos sebelah atau mengurung diri di kamar sambil mengerjakan tugas. Setelah maghrib, banyak diantara mereka yang keluar untuk makan atau bahkan sekalian jalan-jalan hingga malam. 12

D.Perilaku Asertif Mahasiswa Kos di Sekitar Kampus STAIN Pekalongan.

Perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan terlihat nyata tanpa di buat-buat, apa adanya seperti yang dituturkan oleh saudari Riqoh Amidsani :

Perilaku asertif mahasiswa itu mungkin seperti ini ya apabila bertemu dengan teman saling menyapa, ada beberapa mahasiswa yang kurang tanggung jawab dengan perilakunya, sebagai contoh apabila ada air yang tumpah tidak langsung dibereskan, hanya teriak-teriak mencari pelakunya. Hubungan antar mahasiswa dengan pemilik kos adalah biasa-biasa saja dengan pemilik kos, hanya dianggap sebatas sebagai orang yang membayar kontrakan, sehingga hubungannya hanya sebatas uang semata. Namun untuk hubungan komunikasinya antar mahasiswa kos adalah baik.13

Mengenai perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan juga dipaparkan oleh saudari Nailul Murodah :

11 Interview informal pada mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada

tanggal 20 Agustus 2014.

12

Interview informal pada mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan pada tanggal 20 Agustus 2014.

13 Riqoh Amidsani, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 9

(7)

Perilaku asertif yah? hmmm karena kita sudah terbiasa hidup bersama jadi apabila ada mahasiswa kos yang sakit ya langsung ada yang mengantarkannya untuk berobat, kemudian diantar ke dokter. Bentuk perilaku mahasiswa kos yang lain, apabila ada mahasiswa yang membutuhkan pinjaman uang atau pertolongan membuat tugas maka mahasiswa kos yang lain ikut membantu sebiasanya atau semampunya. Kemudian banyak ditemukan mahasiswa yang berkeliaran di sekitar kos mahasiswi hingga larut malam, tapi dibiarkan saja oleh teman yang lain dan pemilik kos dengan alasan sedang belajar kelompok. Juga banyak ditemukan mahasiswa yang berduaan (khalwat) tanpa mahram (pendamping), tentu saja hal ini dapat memicu terjadinya perzinahan diantara mahasiswa. 14

Perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan juga dipaparkan oleh saudari Laela Fitriyani: “Menurut saya perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN dapat dilihat dari sikap tegas mereka dan rasa sosial yang tinggi, sopan dan santun terhadap orang tua. Tapi tidak sedikit mahasiswa kos yang berpacaran, menerima tamu laki-laki hingga larut malam dan tidak ada yang berani menegur karena masih teman satu kosnya”.15

Peneliti juga melakukan wawancara dengan pemilik kos yakni Ibu Surati yang mengatakan bahwa:

Perilaku mahasiswa kos di sini baik-baik, mas. Bisa dilihat dari perilaku mereka, dimana mereka memiliki perilaku yang jujur, dermawan dan sopan santun. Mahasiswa yang kos di sini rata-rata berkata jujur bila ditanya, memiliki rasa dermawan yang tinggi jika diminta bantuannya, dan memiliki sopan santun terhadap orang tua maupun sesama mahasiswa kos saling menghormati dan menghargai.16

Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan dapat dilihat dari perilaku mahasiswa yang memiliki ketegasan dalam membuat keputusan

14 Nailul Murodah, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 10

Maret 2015.

15

Laela Fitriyani, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 11 Maret 2015.

16 Surati, Ibu Kos di sekitar STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 12 Maret

(8)

khususnya dalam tolong-menolong sesama teman yang membutuhkan pertolongan. Baik mahasiswa yang sakit atau yang memerlukan bantuan, mereka dapat menyampaikan atau mengekspresikan keinginannya untuk dibantu. Kemudian cara mereka merespon orang lain dengan ungkapan-ungkapan jujur dan sopan, dan juga cara mereka yang blak-blakan meminta pertolongan pada teman yang lain merupakan identifikasi dari perilaku asertif. Namun perilaku asertif tidak ditemukan pada mahasiswa di sekitar kos STAIN Pekalongan yang menerima tamu pada malam hari. Hal ini dibuktikan dengan sikap tidak tegas dan tidak berani menegur seseorang yang pacaran hingga larut karena masih teman satu kosnya sehingga membiarkan dan seolah acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi pada perilaku mahasiswa di sekitar kos STAIN Pekalongan tersebut. Maka perlu adanya pengawasan dari lingkungan sekitar agar tidak terjadi perilaku yang negatif yang dilakukan oleh mahasiswa kos disekitar STAIN Pekalongan.

E.Aspek- aspek perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan

Mengenai aspek perilaku asertif- expressing positive feelings mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan dipaparkan oleh saudari saudari Riqoh Amidsani memaparkan bahwa “Perilaku asertif mahasiswa itu… apabila bertemu dengan teman saling menyapa..”17

dan paparan dari saudari Laela Fitriyani yang mengatakan “…perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar

17 Riqoh Amidsani, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 9

(9)

kampus STAIN dapat dilihat dari sikap tegas mereka dan rasa sosial yang tinggi, sopan dan santun terhadap orang tua…”18

.

Aspek perilaku asertif mahasiswa kos- self affirmations di sekitar kampus STAIN Pekalongan juga dipaparkan oleh saudari Nurkhasanah: “Menurut saya, perilaku asertif pada mahasiswa di kos-kosan ini dapat dilihat dari cara mereka merespon orang lain dengan ungkapan-ungkapan jujur dan sopan, dan juga cara mereka yang blak-blakan meminta pertolongan pada teman yang lain”.19 Aspek self affirmations juga dapat dilihat dari pernyataan Nailul Murodah “…apabila ada mahasiswa kos yang sakit ya langsung ada yang mengantarkannya untuk berobat, kemudian diantar ke dokter…apabila ada yang membutuhkan pinjaman uang atau pertolongan membuat tugas maka mahasiswa kos yang lain ikut membantu sebiasanya atau semampunya.”20

Adapun aspek perilaku asertif mahasiswa kos- expressing negative feelings di sekitar kampus STAIN Pekalongan juga dipaparkan oleh saudari Nailul Muna: “Sebenarnya banyak diantara teman-teman yang jika berbicara, apa adanya, seperti menegur jika ada yang meminjam barang teman tanpa izin. Tapi jika urusannya dengan seorang pacar dari teman, sepertinya hanya diabaikan saja karena perasaan percaya”.21 Dan penuturan Riqoh Amidsani

18 Laela Fitriyani, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 11

Maret 2015.

19 Nurkhasanah, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 14 Maret

2015.

20

Nailul Murodah, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 10 Maret 2015.

21 Nailul Muna, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 14 Maret

(10)

yang mengatakan “apabila ada air yang tumpah tidak langsung dibereskan, hanya teriak-teriak mencari pelakunya.”22

Berdasarkan wawancara di atas, maka dapat diketahui bahwa aspek-aspek perilaku asertif yang dimiliki mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan yaitu expressing positive feelings, hal ini dapat dilihat dari perilaku saling menyapa, rasa sosial dan sopan santun. Kemudian pada aspek self affirmations pada mahasiswa di sekitar kos STAIN Pekalongan, perilaku asertif mahasiswa kos ditemukan pada perilaku jujur untuk mengungkapkan perasaan atau keinginannya untuk dibantu, jujur dan terbuka mengungkapkan nasehat terhadap teman.

Terakhir, pada aspek expressing negative feelings, ditemukan perilaku menyatakan perasaan negatif yang dilihat dari perilaku menolak atau menegur teman yang meminjam barang tanpa izin atau meneriaki teman yang kurang bertanggung jawab terhadap kebersihan seperti meneriaki seseorang yang menumpahkan air dan tidak bertanggung jawab membersihkannya atau meneriaki seseorang yang membuang sampah sembarangan.

Namun aspek-aspek perilaku asertif, yaitu expressing positive feelings, self affirmations dan expressing negative feelings, tidak muncul pada isu menerima tamu pada malam hari, ini dapat dilihat dari penuturan Nailul Murodah,yang mengatakan “…banyak ditemukan mahasiswa yang berkeliaran di sekitar kos mahasiswi hingga larut malam, tapi dibiarkan saja oleh teman yang lain dan pemilik kost dengan alasan sedang belajar kelompok. Juga

22 Riqoh Amidsani, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 9

(11)

banyak ditemukan mahasiswa yang berduaan (khalwat) tanpa mahram (pendamping), tentu saja hal ini dapat memicu terjadinya perzinahan diantara mahasiswa”.23 kemudian penuturan Laela Fitriyani yang mengatakan bahwa “Tapi tidak sedikit mahasiswa kost yang berpacaran, menerima tamu laki-laki hingga larut malam dan tidak ada yang berani menegur karena masih teman satu kosnya.”24 dan tidak jauh berbeda dengan Nailul dan Laela, Mufida selaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan juga mengatakan “tidak berani menolak dan menerima tamu laki-laki hingga larut malam, berduaan dengan laki-laki sambil ketawa-tawa hingga keras, tapi tidak ada yang berani menegur”.25

Perilaku asertif ini tidak ditemukan ketika bersinggungan dengan kondisi mahasiswa yang berduaan tanpa mahram, baik dari mahasiswa yang terlibat maupun mahasiswa yang tidak terlibat atau hanya sekedar melihat dan mendengar perilaku itu, tidak dapat bersikap tegas menolak seseorang pada jam malam dan tidak berani menegur seseorang yang pacaran hingga larut karena masih teman satu kosnya sehingga membiarkan dan seolah acuh tak acuh terhadap apa yang terjadi pada mahasiswa di sekitar kos STAIN Pekalongan tersebut. Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan pendidikan pada perilaku asertif agar tidak terjadi perilaku yang negatif yang dapat mencemarkan nama mahasiswa kos khususnya almamater STAIN Pekalongan.

23 Nailul Murodah, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 10

Maret 2015.

24 Laela Fitriyani, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 11

Maret 2015.

25

(12)

F. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku asertif mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan, antara lain:

1. Faktor jenis kelamin

Novi Astriani selaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan: “menurut saya faktor seseorang bersikap tegas atau asertif itu tergantung dari jenis kelaminnya. Pada perempuan, mereka lebih memilih menjaga perasaan karena takut menyakiti. Sedangkan laki-laki biasanya bisa ceplas-ceplos jika berbicara dengan temannya.”26

2. Faktor kepribadian

Abdul Gofar selaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan: “Mahasiswa itu sifatnya beda-beda. Ada yang pemalu, penurut, pemberontak, supel, ceria, pemberani. Jadi, perilaku mereka itu biasanya tergantung dari sifat dan tabiat mereka masing-masing. ”27

3. Faktor intelegensi

Menurut penuturan Awaliyah selaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan:

Faktor kecerdasan merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. Seseorang yang cerdas akan memiliki perilaku yang baik karena bertindak dengan matang sedangkan seseorang tidak cerdas akan cenderung bersifat kasar dan memiliki perilaku yang rendah pula karena tidak berfikir panjang tentang apa yang dilakukannya. Alhamdulillah kami walaupun mahasiswa yang

26

Novi Astriani, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 15 Maret 2015

27 Abdul Gofar, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 14 Maret

(13)

kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan akan tetapi mendapatkan pendidikan agama di STAIN Pekalongan sehingga kami dapat membentengi diri kami dari perilaku yang tidak baik. 28

4. Faktor budaya dan lingkungan di sekitar tempat kos.

Azizah selaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan: Faktor budaya dalam keluarga merupakan faktor yang utama dalam

mempengaruhi perilaku asertif pada mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. Lingkungan yang baik maka akan melahirkan perilaku mahasiswa yang baik pula, sedangkan lingkungan yang buruk maka akan melahirkan perilaku mahasiswa yang buruk pula. Namun, Alhamdulillah saya dilahirkan dalam keluarga yang baik dan menurut saya lingkungan di sekitar tempat kos kampus STAIN Pekalongan adalah lingkungan yang baik, hal ini dapat ditunjukkan dari kegiatan warga yang suka bergotong royong, mengadakan pos ronda, saling menghargai antar tetangga dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa yang kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan menjadi terpengaruh dengan kondisi lingkungan yang baik tersebut. 29

5. Faktor pola asuh.

Farhah selaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan: Faktor yang mempengaruhi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus

STAIN Pekalongan menurut saya adalah adanya pola asuh dan sikap pemanjaan dari orang tua. Bagaimana cara orang tua membesarkan anaknya dan perlu diingat bahwa orang tua pastilah mempunyai sikap kasih dan sayang kepada anaknya, tentu saja hal ini diperbolehkan akan tetapi apabila sikap kasih dan sayang orang tua itu berlebih maka akan akan merasa dimanja yang pada akhirnya anak anak merasa apa yang dilakukannya bukanlah hal yang salah dan selalu didukung oleh orang tuanya. Inilah yang dinamakan pemanjaan anak oleh orang tua. Di tambah lagi orang tua yang senantiasa memberikan apa yang anak minta, hal ini membuat perilaku mahasiswa menjadi bertambah semakin buruk dengan timbulnya sifat egois, suka pamer, dan merasa paling hebat di antara mahasiswa kos yang lainnya. 30

28

Awaliyah, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 15 Maret 2015.

29 Azizah, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 13 Maret 2015. 30

(14)

6. Faktor usia

Setyaningsih selaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan: Biasanya ya mas, perilaku asertif mahasiswa kos itu faktornya dari keseniorannya dia, mas. Rata-rata yang sudah senior atau yang usianya diatas yang lain, lebih tegas dan mengayomi adek-adek kelasnya di kosan mas. Tapi kadang juga tidak lepas dari sifat jahil mereka mengerjai juniornya. Yang junior pun juga hanya yang berani dan yang akrab saja yang biasanya jujur menyampaikan perasaan tidak nyamannya pada seniornya. 31

Berdasarkan wawancara di atas, maka diperoleh informasi bahwa ada faktor-faktor diatas yang mempengaruhi perilaku mahasiswa kos di sekitar kampus STAIN Pekalongan. selanjutnya akan peneliti analisis pada bab IV.

31 Setyaningsih, Mahasiswa STAIN Pekalongan, wawancara pribadi, Pekalongan, 14 Maret

Referensi

Dokumen terkait

Kelayakan usahatani padi dengan menggunakan jarak tanam legowo 2 : 1 yang dilakukan oleh petani responden di Desa Nepo dapat diketahui dengan menggunakan Analisis

Mata kuliah PIM 2 Perkusi merupakan matakuliah praktek instrumen perkusi, yang berisikan materi teknik dasar secara umum memainkan instrumen perkusi bernada maupun

Mengingat bahwa tindak pidana korupsi sudah merupakan extra ordinary crime sehingga penanggulangannya pun diperlukan cara-cara yang luar biasa, sehingga dengan hanya

Pokok bahasan dalam skripsi penulis adalah bagaimanakah penyelenggaran perjanjian pengangkutan udara yang dilaksanakan PT.Lion Air Medan, Bagaimanakah tanggung jawab

Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, penggunaan ekstraksi fitur tekstur saja dalam sistem temu kembali citra lubang jalan berdasarkan tingkat kerusakan masih

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ANALISIS PLACE BRANDING UNTUK MENINGKATKAN CITRA KABUPATEN SERTA IMPLIKASINYA

adalah kompensasi, koordinasi yang kurang baik dari atasan, turnover dan.. komunikasi

Algoritma Basis Data Jarkom Sistem Operasi Matdas Pengolahan Citra Matif Struktur Data Kecerdasan Buatan Grafik Komputer Software Engineering Computer Security