Laporan Keuangan Konsolidasi
Enam Bulan Yang Berakhir Pada
Tanggal 30 Juni 2010 dan 2009
(Tidak Diaudit)
PT SUMALINDO LESTARI JAYA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
(Tidak Diaudit)
Daftar Isi
Halaman
Neraca Konsolidasi………..………. 1-3
Laporan Laba Rugi Konsolidasi…………..……… 4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi...……...………... 5 Laporan Arus Kas Konsolidasi…....….…..……… 6 Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi………....………. 7-45
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
30 Juni
Catatan 2010 2009
ASET
ASET LANCAR
Kas dan setara kas 4,26 28.946.954.298 28.562.502.101
Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sejumlah
Rp14.918.638.144 pada periode 2010 dan
Rp16.181.592.284 pada periode 2009 2c,2d,5,26
Pihak ketiga 63.835.323.333 33.707.798.302
Piutang lain-lain 25e 42.666.796.320 5.003.197.976
Piutang wesel 25f, 25g 72.657.781.775 -
Persediaan 2e,7,9,17 224.568.260.362 216.644.967.641
Biaya dibayar di muka dan aset lancar lainnya 2f 41.646.801.137 39.258.289.952
Jumlah Aset Lancar 474.321.917.225 323.176.755.972
ASET TIDAK LANCAR
Aset pajak tangguhan - bersih 2n,15 51.954.540.186 43.298.752.607
Penyertaan saham - bersih 2b 785.433.000 785.433.000
Hutan tanaman industri - bersih 2g,8,18 30.525.975.214 41.106.499.537 Hutan tanaman industri
Dalam tahap pengembangan 48.085.592.056 112.787.931.531
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sejumlah Rp1.322.212.056.005
pada periode 2010 dan Rp1.222.754.490.443 2h,2i,
pada periode 2009 9,11,17,18 1.173.419.680.419 1.284.783.400.107
Biaya pengelolaan hak pengusahaan hutan
- bersih 2j 51.306.312.192 40.948.378.701
Goodwill 10 64.118.563.543 93.802.845.314
Piutang karyawan 2d 540.543.070 305.416.885
Tagihan restitusi pajak penghasilan 2n,15 48.324.425.747 27.051.329.395
Aset tidak lancar lainnya 6.418.772.712 10.224.424.922
Jumlah Aset Tidak Lancar 1.475.479.838.139 1.655.094.411.999
30 Juni
Catatan 2010 2009
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank jangka pendek 7,9,11,26 236.295.303.614 288.308.198.011
Hutang usaha 2d,12,26
Pihak ketiga 151.815.097.390 151.151.037.152
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa 2d,6 631.474.039 566.781.975
Hutang lain-lain 16 76.262.306.908 63.720.137.720
Wesel bayar 25l 2.724.900.000 3.067.500.000
Biaya masih harus dibayar 13,26 128.047.261.733 41.425.456.123
Hutang pajak 2n,15 2.536.888.987 3.259.152.081
Kewajiban jangka panjang yang jatuh tempo
dalam satu tahun
Hutang bank 9,17,26 172.326.000.378 194.904.588.117
Pinjaman dana reboisasi 7,8,18 - 8.732.115.586
Hutang sewa guna usaha 2i,9,26 66.249.482.946 76.108.064.583
Jumlah Kewajiban Lancar 836.888.715.995 831.243.031.348
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan - bersih 2n,15 20.477.676.980 -
Hutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa 2d,6 5.053.692.966 7.298.170.400
Kewajiban diestimasi atas imbalan
kerja karyawan 2o,14 28.836.425.507 24.219.507.261
Kewajiban jangka panjang setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
Hutang bank 9,17,26 553.978.754.526 597.962.943.174 Hutang sewa guna usaha 2i,9,26 43.784.710.749 79.439.557.519 Kredit yang ditangguhkan atas
pinjaman yang direstrukturisasi – bersih
dan kewajiban tidak lancar lainnya 17 139.086.134.032 126.690.000.535
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 791.217.394.760 835.610.178.489
JUMLAH KEWAJIBAN 1.628.106.110.765 1.666.853.209.837
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2b 53.550.546.992 50.786.442.013
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
(Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30 Juni Catatan 2010 2009 EKUITAS Modal saham Modal dasar -
1.236.022.311 saham dengan nominal Rp1.000 dan 17.639.776.890 saham
dengan nominal Rp100 pada periode 2010 dan 3.000.000.000 saham dengan nominal Rp1.000 pada periode 2009 Modal ditempatkan dan disetor penuh -
2.472.044.622 saham pada periode 2010 dan 1.236.022.143 saham pada
periode 2009 1b,19 1.359.624.542.100 1.236.022.143.000
Agio saham 1b,19 293.000.000.000 293.000.000.000
Saldo laba (akumulasi defisit)
Ditentukan penggunaannya 1.000.000.000 1.000.000.000
Belum ditentukan penggunaannya (1.385.479.444.483) (1.269.390.627.279)
Ekuitas - Bersih 268.145.097.617 260.631.515.721
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 1.949.801.755.364 1.978.271.167.971
30 Juni
Catatan 2010 2009
PENDAPATAN USAHA 2d,2l,6,21 344.738.665.154 294.470.700.824
BEBAN POKOK PENDAPATAN 2d,2k,6,7,22 353.980.991.270 362.537.036.045
RUGI KOTOR (9.242.326.116) (68.066.335.221)
BEBAN USAHA 2d,9,23
Penjualan 16.662.942.827 16.010.378.325
Umum dan administrasi 27.192.191.638 26.607.055.170
Jumlah Beban Usaha 43.855.134.465 42.617.433.495
RUGI USAHA (53.097.460.581) (110.683.768.716)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba selisih kurs - bersih 2m 33.717.549.184 77.399.157.054
Laba penjualan aset tetap 9 885.089.111 11.782.198.117
Penghasilan bunga 382.887.377 56.951.214
Beban keuangan 11,17,24 (38.010.364.703) (24.730.157.293)
Amortisasi Goodwill (14.842.140.886) (14.842.140.886) Lain-lain - bersih (10.745.436.698) (2.211.168.386)
Penghasilan (Beban) Lain-lain - Bersih (28.612.416.615) 47.454.839.820
LABA (RUGI) SEBELUM MANFAAT (BEBAN)
PAJAK PENGHASILAN BADAN (81.709.877.196) (63.228.928.896)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK PENGHASILAN BADAN
Periode berjalan 2n,15 - (518.817.027)
Tangguhan 2n,15 5.730.067.981 1.139.937.460
Manfaat (beban) pajak penghasilan- bersih 5.730.067.981 621.120.433
RUGI SEBELUM HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS BAGIAN LABA BERSIH ANAK
PERUSAHAAN (75.979.809.215) (62.607.808.463)
HAK PEMEGANG SAHAM MINORITAS ATAS
BAGIAN LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 613.414.509 1.711.319.114
RUGI BERSIH (76.593.223.724) (64.319.127.577)
RUGI BERSIH PER SAHAM DASAR 2s (31) (52)
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
Saldo Laba (Akumulasi Defisit)
Modal Saham
Ditempatkan dan Ditentukan Belum Ditentukan Ekuitas
Catatan Disetor Penuh Agio Saham Penggunaannya Penggunaannya Bersih - Bersih
Saldo 1 Januari 2009 1.236.022.143.000 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.205.071.499.701) (1.204.071.499.701) 324.950.643.299
Rugi bersih periode 2009 - - - (64.319.127.577) (64.319.127.577) (64.319.127.577)
Saldo 30 Juni 2009 1.236.022.143.000 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.269.390.627.279) (1.268.390.627.279) 260.631.515.721
Saldo 1 Januari 2009 1.236.022.311.000 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.308.886.220.759) (1.307.886.220.759) 221.136.090.241 Penerbitan saham tambahan
dari Penawaran Umum Terbatas 3 1b,19 123.602.231.100 - - - - 123.602.231.100
Rugi bersih periode 2010 - - - (76.593.223.724) (76.593.223.724) (76.593.223.724)
Saldo 30 Juni 2010 1.359.624.542.100 293.000.000.000 1.000.000.000 (1.385.479.444.483) (1.384.479.444.483) 268.145.097.617
30 Juni
Catatan 2010 2009
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan 319.647.539.749 320.871.951.895 Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (376.835.914.567) (266.466.877.681)
Kas yang dihasilkan dari aktivitas operasi (57.188.374.818) 54.405.074.214 Penerimaan aktivitas operasi lainnya-bersih 60.993.083.281 24.888.248.533
Penerimaan dari penghasilan bunga 382.887.377 5.6951.214
Pembayaran beban keuangan (11.793.226.314) (24.918.278.511)
Pembayaran untuk beban usaha (40.957.057.662) (40.121.300.052)
Pembayaran hutang lain-lain bersih (6.800.000.000) (5.974.900.000)
Kas Bersih Diperoleh (digunakan)
untuk Aktivitas Operasi (55.362.688.136) 8.335.795.398
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 2.897.896.123 12.168.350.000
Perolehan HTI dalam pengembangan (1.790.426.617) (5.730.005.222) Perolehan aset tetap 8 (19.248.018.747) (3.486.388.545)
Kas Bersih Diperoleh (Digunakan)
untuk Aktivitas Investasi (18.140.549.241) 2.951.956.233
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan (pembayaran) wesel bayar (9.014.800.000) 3.067.500.000 Penerimaan (pembayaran) pinjaman
hubungan istimewa (2.580.000.000) 6.500.000.000
Penerimaan dari penerbitan saham tambahan - bersih 19 119.869.164.166 - Pembayaran cicilan pokok hutang bank 15 (2.512.952.718) (12.181.468.787) Pembayaran hutang sewa guna usaha (22.938.162.197) (5.061.831.328) Pembayaran hutang jangka pendek 25.h (18.090.000.000) -
Kas Bersih Dari Aktivitas Pendanaan 64.733.249.251 (7.675.800.113)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS 8.769.988.126 3.611.951.516
KAS AWAL PERIODE 37.716.942.424 24.950.550.585
KAS AKHIR PERIODE 3 28.946.954.298 28.562.502.101
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum
PT Sumalindo Lestari Jaya Tbk (“Perusahaan”) didirikan di Republik Indonesia berdasarkan akta notaris Ny. Rukmasanti Hardjasatya, S.H., No. 10 tanggal 14 April 1980, yang kemudian diubah dengan akta No. 1 tanggal 3 Juni 1980 dari notaris yang sama. Akta pendirian dan perubahannya tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/303/16 tanggal 18 Juni 1980 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 89 Tambahan No. 855 tanggal 4 November 1980. Status Perusahaan kemudian diubah menjadi perusahaan yang didirikan dalam rangka Undang-undang No. 6 tahun 1968 (yang kemudian diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970), tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berdasarkan akta No. 13 tanggal 14 Juli 1980 oleh notaris yang sama dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. Y.A.5/255/12 tanggal 19 Mei 1981, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 99 Tambahan No. 984 tanggal 11 Desember 1981. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sebagaimana termuat dalam akta No. 19 tanggal 14 April 2009 yang dibuat dihadapan notaris Benny Kristianto, S.H., yang antara lain, mengenai peningkatan modal dasar Perusahaan dari Rp1.800.000.000.000 yang terbagi menjadi 1.800.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham menjadi Rp3.000.000.000.000, yang terbagi atas 3.000.000.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama dan perubahan anggaran dasar Perusahaan untuk disesuaikan dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Perubahan ini telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan Surat Keputusan No. AHU-0052360.AH.01.09.Tahun 2009 tanggal 14 Agustus 2009.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama bergerak dalam bidang industri pengolahan kayu terpadu; mendirikan dan menjalankan perusahaan dalam bidang pengembangan/ eksploitasi hasil Hutan Alam dan Hutan Tanaman serta usaha penebangan dan pengangkutan kayu; serta perdagangan impor/ekspor dan lokal. Pada saat ini, Perusahaan bergerak dalam kegiatan-kegiatan usaha tersebut. Perusahaan memulai kegiatan-kegiatan komersialnya sejak tahun 1983. Kantor pusat Perusahaan terletak di Menara Bank Danamon, Lantai 19, Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. E IV/6, Mega Kuningan, Jakarta dan kantor pusat operasional dan pabriknya berlokasi di Kalimantan Timur.
Pada tanggal 30 Juni 2010, luas areal Hak Pengusahaan Hutan (HPH) Grup adalah 876.950 hektar, yang terletak di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Rincian luas areal HPH tersebut adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
Sisa hutan
No. dan Tanggal Luas Masa Sisa manfaat yang belum Surat Keputusan (SK) HPH (Hektar) (Tahun) (Tahun) dikelola (Hektar)
Unit HPH II
SK No. 365/Kpts-II/1993, Tanggal 17 Juli 1993 (Perubahan); SK No. 823/Kpts-II/1999,
Tanggal 1 Oktober 1999 (Pengukuhan batas temu gelang areal HPH)
SK no.400/Menhut II/2004 Tanggal
1. U M U M (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)
Sisa hutan
No. dan Tanggal Luas Masa Sisa manfaat yang belum Surat Keputusan (SK) HPH (Hektar) (Tahun) (Tahun) dikelola (Hektar)
Unit HPH IV
¹
SK No. 582/MENHUT-II/2009, Tanggal 2 Oktober 2009 63.550 45 45 63.550 Unit HPH V SK No. 236/Kpts-II/1998, Tanggal 27 Februari 1998 SK No. 321/Menhut-II/2009,Tanggal 29 Mei 2009 (Perubahan) 61.465 20 71/2 24.262 SK No. 438/Menhut-II/2009 Tanggal 27 Juli 2009 69.765 45 44 69.765 Jumlah 498.830 309.344 Anak Perusahaan
PT Karya Wijaya Sukses SK No. 192/Menhut-II/2006,
Tanggal 24 Mei 2006 (Perubahan) 22.320 20 16 8.759
PT Essam Timber SK No. 633/Kpts-II/1992 Tanggal 22 Juni 1992 355.800 20 2 354.884 876.950 686.331
¹
Berdasarkan SK No. 582/MENHUT-II/2009 Tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan memperolehperpanjangan izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dalam Hutan Alam seluas 63.550 hektar. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan untuk jangka waktu 45 tahun dan berlaku efektif mulai tanggal 6 April 2010.
Pada tanggal 31 Desember 2009, luas areal Hutan Tanaman Industri (HTI) Grup adalah 73.330 hektar, yang terletak di wilayah Propinsi Kalimantan Timur. Rincian luas areal HTI tersebut adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
Area yang Sisa area No. dan Tanggal Luas Masa Sisa Manfaat sudah ditanami yang belum
Surat Keputusan (SK) HTI (Hektar) (Tahun) (Tahun) (Hektar) dikelola (Hektar)
Anak perusahaan Unit SAL I SK No. 267/Menhut-II/2009, Tanggal 11 Mei 2009 32.550 27 24 9.677 22.873 Unit SAL II SK No. 349/Menhut-II/2008, Tanggal 22 September 2008 24.500 43 151/2 10.148 14.352 Unit WKL SK No. 6/KPTS-II/1998, Tanggal 5 Januari 1998 16.280 51 391/2 - 16.280 Jumlah 73.330 19.825 53.505
1. U M U M (lanjutan)
a. Pendirian Perusahaan dan Informasi Umum (lanjutan)
Pada bulan Mei 2006, PT Karya Wijaya Sukses, Anak perusahaan telah memperoleh izin usaha untuk areal HPH di Kalimantan Timur sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan SK No. 192/Menhut-II/2006, tanggal 24 Mei 2006. Sesuai dengan keputusan tersebut, masa berlaku HPH adalah 20 tahun dengan luas area sebesar 22.320 Ha.
Pada bulan Juni 2008, Perusahaan efektif mengakuisisi 99,99% saham PT Essam Timber (Essam) dari PT Bina Nusa Lestari, Yayasan Adi Upaya dan Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara, pihak ketiga. Essam bergerak dibidang pengusahaan hutan memiliki SK HPH No. 633/Kpts-II/1992. Masa berlaku HPH adalah 20 tahun dengan luas area sebesar 355.800 Ha. Akuisisi saham tersebut telah disetujui Menteri Kehutanan melalui surat No. S.69/Menhut- VI/2008 tanggal 18 Februari 2008.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Pada tahun 1994, Perusahaan telah menawarkan 25.000.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham kepada masyarakat dan dicatatkan di Bursa Efek Jakarta. Pada saat yang sama, Perusahaan juga melakukan pencatatan di Bursa Efek Jakarta atas 100.000.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama, yang sebelumnya telah dikeluarkan oleh Perusahaan kepada para pemegang saham Perusahaan.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan pada tahun 1997, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas I kepada Para Pemegang Saham dalam Rangka Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu pada tanggal 27 Februari 1998 sejumlah 343.750.000 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham, dimana setiap pemegang empat (4) saham mempunyai hak untuk membeli sebelas (11) saham baru dengan harga penawaran Rp1.000 per saham.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham, pada tahun 2006 dan 2005 Perusahaan melakukan peningkatan modal ditempatkan dan disetor melalui konversi hutang menjadi modal masing-masing sebanyak 92.950.040 saham dan 58.854.017 saham. Perubahan ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya masing- masing No. C-17151 HT.01.04.TH.2006, No. C-34316.HT.01.04.TH.2005 tanggal 23 Desember 2005, dan No. C-08257.HT. 01.04.TH.2005 tanggal 29 Maret 2005.
Dengan persetujuan yang diperoleh dari para pemegang saham Perusahaan, pada tanggal 26 Juni 2006, melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, Perusahaan melakukan Penawaran Umum Terbatas II dan penerbitan W aran Seri I masing-masing dengan jumlah yang sama yaitu sebanyak 155.713.448 kepada para pemegang saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham, dimana setiap pemegang enam (6) saham mempunyai hak untuk membeli satu (1) saham baru dan memperoleh satu (1) Waran Seri I dengan harga penawaran Rp1.000 per saham.
1. U M U M (lanjutan)
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan (lanjutan)
Pengeluaran saham baru Perusahaan yang disertai penerbitan Waran Seri I tersebut telah dilaporkan dan mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. W7-HT.01.04-855 tanggal 18 September 2006. Pengeluaran sahamsaham baru dan penerbitan Waran Seri I tersebut telah dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) pada tanggal 10 Juli 2006. Hasil bersih Penawaran Umum Terbatas sejumlah Rp155 miliar setelah dikurangi biaya penerbitan saham sebesar Rp3 miliar.
Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka sampai dengan tanggal 7 Desember 2007, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 138.471.854 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Sebagian besar peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui suratnya No. W7-HT.01.04-10041 tanggal 9 Juli 2007 dan No. AHU-AH.01.10-10-0885 tanggal 14 Januari 2009.
Sehubungan dengan persetujuan para pemegang saham pada tanggal 26 Juni 2006, maka selama tahun 2008, Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 7.765.155 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II seperti yang disebutkan di atas. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran Seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan telah mendapatkan penerimaan pelaporan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan surat bukti pelaporan No. AHU-AH.01.10-13090 tanggal 14 Agustus 2009.
Sebagaimana disebutkan dalam akta No. 66 tanggal 30 Oktober 2009 yang dibuat di hadapan notaris Benny Kristianto, S.H., pada tanggal 7 Juli 2009 Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 168 saham dengan nilai nominal Rp1.000 per saham yang berasal dari konversi Waran Seri I yang menyertai Penawaran Umum Terbatas II. Peningkatan modal ditempatkan dan disetor berasal dari konversi Waran Seri I tersebut di atas telah dilaporkan dan memperoleh penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-22053 tanggal 7 Desember 2009.
Sebagaimana disebutkan dalam akta No. 26 tanggal 15 April 2010 yang dibuat di hadapan notaris Benny Kristianto, S.H., pada tanggal 8 April 2010 Perusahaan melakukan penerbitan saham baru sejumlah 1.236.022.311 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham yang berasal dari Penawaran Umum Terbatas III hal ini meningkatkanan modal ditempatkan dan disetor penuh menjadi sebesar Rp1.359.624.542.100 dan telah dilaporkan dan memperoleh penerimaan pemberitahuan perubahan anggaran dasar dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-10009 tanggal 26 April 2010.
1. U M U M (lanjutan)
c. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Perusahaan mempunyai Anak perusahaan sebagai berikut:
Jumlah Aset -
Sebelum Eliminasi
(dalam Jutaan Rupiah)
Tempat Pusat Persentase ______________ ___________
Anak Perusahaan Kegiatan Pokok Operasional Pemilikan (%) 2010 2009
PT Inti Prona (1) Pengusahaan hutan Riau 99,00 18 18
PT Nityasa Prima (2) - Kalimantan Timur 99,90 20.096 20.103
PT Sumalindo Hutani Jaya (3) Pengembangan hutan
tanaman industri Kalimantan Timur 60,00 - 81.438
PT Karya Wijaya Sukses (4) Pengusahaan hutan Kalimantan Timur 98,00 5.456 7.888
PT Kalimantan Powerindo (5) Pembangkit Listrik Kalimantan Timur 99,99 260.980 271.899
PT Sumalindo Mitra Resindo Perekat Kalimantan Timur 60,00 103.442 155.490
PT Essam Timber Pengusahaan hutan Kalimantan Timur 99,99 163.454 131.295
PT Sumalindo Alam Lestari Pengembangan hutan Kalimantan Timur 99,98 5.125 5.125
tanaman industri
PT Wana Kaltim Lestari Pengembangan hutan Kalimantan Timur 99,18 250 250
tanaman industri
(1) Anak perusahaan tidak aktif sejak tahun 2001 setelah hak pengusahaan hutan habis masa berlakunya dan tidak diperpanjang lagi.
(2) Perusahaan yang belum beroperasi, memiliki aset beberapa bidang tanah.
(3) telah didekonsolidasikan dari laporan keuangan konsolidasi grup sehubingan dengan transaksi divestasi pada tahun 2009 (catatan 3).
(4) memiliki izin HPH.
(5) beroperasi secara komersial sejak tahun 2007.
PT Essam Timber
Pada tanggal 12 Juni 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% saham PT Essam Timber (Essam) dari PT Bina Nusa Lestari, Yayasan Adi Upaya dan Koperasi Perumahan Wanabakti Nusantara, pihak ketiga. Essam bergerak dalam bidang pengusahaan hutan alam. Rincian atas transaksi akuisisi tersebut adalah sebagai berikut:
Harga perolehan 25.000.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diakuisisi (93.738.127.086) Selisih lebih biaya akuisisi diatas nilai
wajar aset bersih investasi 118.738.127.086
Arus kas yang dikeluarkan untuk akuisisi Essam adalah sebesar Rp24.993.600.205, setelah dikurangi saldo kas yang ada di Essam sebesar Rp6.399.795.
PT Wana Kaltim Lestari
Pada tanggal 23 Juli 2008, Perusahaan melalui PT Sumalindo Alam Lestari, Anak perusahaan, mengakuisisi 99,20% saham PT Wana Kaltim Lestari (WKL) dari Tn. Sanjaya Dharmawan, Ny. Lina Hartanti and Tn. Yendy Taniwijaya, pihak ketiga. Proses akuisisi ini berlaku efektif pada tanggal 6 Agustus 2008 (pernyataan efektif). WKL bergerak dalam bidang pengusahaan hutan tanaman industri. Rincian atas transaksi akuisisi tersebut adalah sebagai berikut:
Harga perolehan 5.000.000.000
Nilai wajar aset bersih yang diakuisisi (250.000.000) Selisih lebih biaya akuisisi diatas nilai
1. U M U M (lanjutan)
d. Dewan Komisaris dan Direksi, dan Karyawan
Pada tanggal 30 Juni 2010, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
Komisaris Direksi
Ambran Sunarko - Presiden Komisaris Amir Sunarko - Presiden Direktur Kadaryanto - Komisaris David - Wakil Presiden Direktur Setiawan Herliantosaputro - Komisaris Lee Yuen Chak - Direktur
Harbrinderjit Singh Dillon - Komisaris Independen Husni Heron - Komisaris Independen
Gaji dan kesejahteraan lainnya yang dibayarkan kepada Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sekitar Rp 4,5 miliar pada periode 2010 dan Rp4,8 pada periode 2009. Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, Grup mempunyai karyawan tetap masing-masing sekitar 2.311 orang dan 2.602 orang.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi telah disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi dan praktik yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK), dan peraturan dan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM – LK).
Laporan keuangan konsolidasi disusun berdasarkan konsep akrual, kecuali laporan arus kas, dan konsep biaya historis, kecuali untuk aset tetap tertentu yang dicatat dengan nilai setelah penilaian kembali, persediaan yang dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih dan penyertaan dalam bentuk saham tertentu yang dicatat berdasarkan metode ekuitas.
Laporan arus kas konsolidasi telah disajikan dengan menggunakan metode langsung yang mengklasifikasikan penerimaan dan pembayaran kas ke dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan dan fungsional yang digunakan oleh Perusahaan dan Anak perusahaan adalah Rupiah.
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan Anak perusahaan (bersama-sama untuk selanjutnya disebut sebagai “Grup”) yang dimiliki lebih dari 50%.
Selisih lebih yang tidak teridentifikasi antara biaya perolehan dan nilai buku aset bersih anak perusahaan yang diakuisisi dicatat sebagai “Selisih Lebih Biaya Perolehan Saham di atas Nilai Buku Aset Bersih Anak Perusahaan” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. Bagian proporsional dari pemegang saham minoritas atas aset bersih Anak perusahaan yang tidak dimiliki sepenuhnya disajikan sebagai “Hak Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan” pada neraca konsolidasi.
Seluruh saldo akun dan transaksi yang signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi dan Penggabungan Usaha
.Penyertaan saham Perusahaan dengan persentase pemilikan paling sedikit 20% tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan metode ekuitas. Berdasarkan metode ekuitas, biaya perolehan penyertaan saham ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi bersih dari perusahaan asosiasi tersebut serta dikurangi penerimaan dividen kas sejak tanggal akuisisi. Bagian laba atau rugi bersih disesuaikan dengan amortisasi secara garis lurus, selama 20 tahun, atas selisih antara biaya perolehan penyertaan saham dengan bagian proporsional Grup atas nilai buku aset bersih pada tanggal akuisisi.
Penyertaan saham lainnya disajikan sebesar biaya perolehan. c. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditentukan berdasarkan hasil penelaahan berkala terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”. Transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi. e. Persediaan
Efektif 1 Januari 2009, Grup menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), “Persediaan”, (PSAK No. 14 (Revisi 2008)) yang menggantikan PSAK No. 14 (1994), “Persediaan”. Penerapan PSAK revisi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Grup.
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk kayu bulat dan barang jadi, serta metode rata-rata bergerak untuk bahan pembantu, suku cadang dan perlengkapan. Pembelian dengan syarat penyerahan “FOB Shipping Point”, dimana barang belum diterima sampai dengan tanggal neraca, dicatat sebagai “Barang Dalam Perjalanan”.
Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal setelah dikurangi dengan taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan.
f. Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya. g. Hutan Tanaman Industri
Biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan pengembangan hutan tanaman industri (HTI) yang meliputi biaya perencanaan, penanaman, pemeliharaan, pembinaan dan pengamanan HTI dalam daur pertama untuk setiap areal penanaman (lokasi) berbeda sampai dengan adanya pohon siap ditebang dikapitalisasi dan disajikan dalam neraca sebagai “Hutan Tanaman Industri dalam Pengembangan”, kecuali beban umum dan administrasi yang tidak berkaitan dengan kegiatan penanaman, pemeliharaan dan pembinaan HTI dibebankan sebagai beban umum dan administrasi pada laporan laba rugi tahun berjalan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) g. Hutan Tanaman Industri (lanjutan)
Pada saat areal HTI tersebut menghasilkan/ siap ditebang, akumulasi biaya HTI dalam Pengembangan untuk areal penanaman (lokasi) dimana tersedia pohon siap tebang/menghasilkan dipindahkan ke akun “Hutan Tanaman Industri” dan diamortisasi berdasarkan sisa masa manfaat hak pengusahaan HTI dengan menggunakan metode garis lurus. h. Aset Tetap
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan (kecuali aset tetap tertentu yang telah dinilai kembali pada tahun 2005 berdasarkan peraturan pemerintah) dikurangi akumulasi penyusutan (kecuali tanah yang tidak disusutkan). Selisih penilaian kembali aset tetap disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca konsolidasi.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, Grup menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2007), “ Aset Tetap ” , yang menggantikan PSAK No. 16 (1994), “ Aset Tetap dan Aset Lain-lain ” dan PSAK No. 17 (1994), “ Akuntansi Penyusutan ” . Perusahaan telah melakukan revaluasi aset tetap sebelum penerapan PSAK No. 16 (Revisi 2007) dan memilih model biaya, maka nilai revaluasi aset tetap tersebut dianggap sebagai biaya perolehan (deemed cost) dan biaya perolehan tersebut adalah nilai pada saat PSAK 16 (Revisi 2007) diterbitkan. Seluruh saldo selisih penilaian kembali aset tetap yang masih dimiliki pada saat penerapan pertama kali PSAK No. 16 (Revisi 2007) yang disajikan sebagai bagian dari ekuitas dalam neraca telah direklasifikasi ke akumulasi defisit pada tahun 2008 (Catatan 30).
Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria untuk diakui sebagai bagian dari aset tetap. Sebaliknya, pada saat inspeksi utama dilakukan, biaya itu diakui ke dalam jumlah tercatat (“ carrying amount ”) aset tetap sebagai penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui dalam laba rugi saat terjadinya.
Penyusutan dihitung dengan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut:
Tahun
Bangunan, jalan dan jembatan 20
Mesin, alat-alat berat dan peralatan bengkel 3 - 20
Kendaraan, peralatan dan perabot kantor 4 – 5
Komponen aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laba rugi pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Hak atas tanah berupa “ Hak Guna Bangunan ” tidak disusutkan, kecuali hak atas tanah yang diperoleh sebelum tahun 1993, yang disusutkan selama 20 tahun.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
h. Aset Tetap (lanjutan)
Sesuai dengan PSAK No. 47, “ Akuntansi Tanah ” , semua biaya yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah. Beban tangguhan tersebut, yang meliputi antara lain, biaya perizinan, biaya notaris, pajak dan biaya lainnya yang berhubungan dengan hal tersebut, diamortisasi selama masa manfaat hak atas tanah yang bersangkutan.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Sesuai dengan PSAK No. 48, “ Penurunan Nilai Aset ” , mengharuskan nilai aset ditelaah kembali secara berkala atas kemungkinan penurunan pada nilai yang disebabkan oleh peristiwa atau indikasi perubahan keadaan yang menyebabkan nilai tercatatnya mungkin tidak dapat terpulihkan. Beban penyusutan atas aset tetap peralatan berat yang dipergunakan untuk pembangunan jalan utama dan cabang dan jembatan di areal Hak Pengusahaan Hutan dikapitalisasi ke dalam aset dalam penyelesaian atas jalan dan jembatan tersebut.
i. Sewa
Sebelum tanggal 1 Januari 2008, transaksi sewa guna usaha diakui dengan menggunakan metode capital lease jika memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut:
1. Lessee memiliki hak opsi untuk membeli aset yang disewagunausahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian sewa guna usaha.
2. Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh lessee ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian biaya perolehan barang modal yang disewagunausahakan serta bunganya, merupakan keuntungan lessor (full payout lease).
3. Masa sewa guna usaha minimum 2 (dua) tahun.
Transaksi sewa yang tidak memenuhi salah satu kriteria tersebut di atas dibukukan dengan menggunakan metode sewa menyewa biasa (operating lease method) dan pembayaran sewa diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dengan dasar garis lurus selama masa sewa guna usaha.
Efektif tanggal 1 Januari 2008, PSAK No. 30 (Revisi 2007), “ Sewa ” menggantikan PSAK No. 30 (1990), ” Akuntansi Sewa Guna Usaha ”
Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK revisi ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j. Biaya Pengelolaan Hak Pengusahaan Hutan
Biaya/iuran yang terjadi untuk memperoleh Hak Pengusahaan Hutan (HPH), seperti iuran HPH, analisis mengenai dampak lingkungan, foto udara dan rencana karya pengusahaan hutan, ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat masing-masing HPH tersebut dengan menggunakan metode garis lurus selama jangka waktu HPH.
k. Kapitalisasi Biaya Pinjaman
Sesuai dengan PSAK No. 26 yang telah direvisi mengenai “Biaya Pinjaman”, beban bunga, selisih kurs dan beban lainnya yang terjadi akibat transaksi pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aset tetap dikapitalisasi. Kapitalisasi atas biaya pinjaman ini sampai dengan pembangunan tersebut selesai dikerjakan dan aset tersebut siap untuk digunakan.
l. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan diakui pada saat penyerahan barang sesuai dengan perjanjian penjualan umumnya adalah sebagai berikut:
a. dari penjualan ekspor yang menggunakan syarat “FOB Shipping Point” diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman.
b. dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Beban diakui pada saat terjadinya.
m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan nilai tukar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia pada hari terakhir transaksi perbankan pada tahun tersebut dan laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan.
Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, nilai tukar yang digunakan masing-masing adalah Rp9.083 dan Rp10.225 untuk US$1, yang dihitung berdasarkan rata-rata kurs jual dan beli untuk uang kertas asing dan/atau kurs transaksi Bank Indonesia pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009.
n. Perpajakan
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran pendapatan kena pajak tahun berjalan. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan kewajiban keuangan untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti nilai terbawa atas saldo rugi fiskal yang belum digunakan, juga diakui sejauh realisasi atas manfaat pajak tersebut dimungkinkan.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada periode ketika aset direalisasi atau ketika kewajiban dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal neraca.Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
o. Dana Pensiun dan Kewajiban Diestimasi atas Imbalan Kerja Karyawan
Grup mengakui penyisihan imbalan kerja karyawan berdasarkan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tanggal 25 Maret 2003. Penyisihan tersebut diestimasikan berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004) sehubungan imbalan kerja karyawan dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit” yang dihitung oleh aktuaris independen dan perhitungan internal.
Laba dan rugi aktuaris diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat akumulasi bersih dari laba dan rugi aktuaris yang belum diakui untuk masing-masing rencana pada akhir pelaporan tahun sebelumnya melebihi 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti pada saat itu.
Anak perusahaan memiliki program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi syarat. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife Indonesia. Tingkat iurannya sebesar 9% ditanggung oleh Anak perusahaan.
p. Akuntansi Restrukturisasi Hutang Bermasalah
Restrukturisasi pinjaman bermasalah dicatat sesuai dengan PSAK No. 54, “ Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah” Sesuai dengan PSAK No. 54, keuntungan restrukturisasi pinjaman diakui apabila nilai tercatat hutang, setelah diperhitungkan dengan penyelesaian pinjaman, yang antara lain, melalui penerbitan saham Perusahaan, lebih besar dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan pinjaman, tanpa memperhitungkan nilai tunainya. Seluruh biaya langsung yang timbul dalam restrukturisasi pinjaman bermasalah dikurangkan dalam perhitungan keuntungan restrukturisasi pinjaman.
q. Informasi Segmen
Segmen merupakan komponen Grup yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (segmen usaha), atau menghasilkan produk atau jasa dalam suatu lingkungan ekonomi tertentu (segmen geografis).
Segmen usaha menghasilkan produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomis tertentu dan komponen tersebut memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi di lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
Segmen pendapatan, segmen beban, segmen aset dan segmen kewajiban disajikan sebelum saldo dan transaksi antar Perusahaan dan Anak perusahaan dieliminasi sebagai bagian dari proses konsolidasi.
r. Biaya Emisi Saham
Biaya emisi saham dikurangkan dari tambahan modal disetor yang berasal dari emisi saham. s. Laba (Rugi) Bersih Per Saham Dasar
Sesuai dengan PSAK No. 56, “ Laba Per Saham ” , laba (rugi) bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
t. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen untuk membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Karena adanya ketidakpastian yang melekat dalam penetapan estimasi, maka jumlah sesungguhnya yang akan dilaporkan di masa mendatang mungkin berbeda dari jumlah yang diestimasi tersebut.
u. Pernyataan yang telah Dikeluarkan tetapi belum Berlaku Efektif
Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Grup tetapi belum efektif adalah sebagai berikut: 1. Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2010:
a) PSAK 26 (Revisi 2008) “Biaya Pinjaman” menentukan biaya Pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut.
b) PSAK 50 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan” berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan.
c) PSAK 55 (Revisi 2006) “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan, dan kontrak pembelian dan penjualan item non-keuangan.
d) PPSAK 1 “Pencabutan PSAK 32: Akuntansi Kehutanan, PSAK 35: Akuntansi Pendapatan Jasa Telekomunikasi, dan PSAK 37: Akuntansi Penyelenggaraan Jalan Tol” berlaku untuk semua entitas yang menerapkan PSAK 32, PSAK 35, dan PSAK 37
2. Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011:
a) PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan” menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
b) PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas” memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
c) PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri” akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
d) PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Informasi Segmen (lanjutan)
e) PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi” akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/Perusahaan Asosiasi”.
f) PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan” menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
g) PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset” menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
h) PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi” bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut. Grup sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak perubahan dari Standar Akuntansi tersebut di atas terhadap laporan keuangan konsolidasi.
3. PENJUALAN KEPEMILIKAN SAHAM (DIVESTASI) PT SUMALINDO HUTANI JAYA
Pada tanggal 26 November 2009, Perusahaan dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (Tjiwi) menandatangani akta jual beli saham yang diaktakan dengan Akta Notaris Linda Herawati, S.H. No. 63, dimana sesuai dengan perjanjian tersebut, Perusahaan setuju untuk menjual keseluruhan kepemilikan saham Perusahaan pada PT Sumalindo Hutani Jaya (SHJ) sebesar 7.201.500 saham atau setara dengan 60% kepemilikan kepada Tjiwi dengan harga penjualan sebesar Rp7.201.500.000 (selanjutnya disebut Transaksi Divestasi). Dengan transaksi tersebut, efektif pada tanggal 26 November 2009, laporan keuangan SHJ tidak lagi dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasi Grup, sedangkan rugi SHJ sampai dengan tanggal 26 November 2009 dikonsolidasikan ke dalam laporan keuangan konsolidasi Grup sesuai dengan PSAK No. 4, “Laporan Keuangan Konsolidasi”. Laba dari penjualan saham Perusahaan pada SHJ tersebut sebesar Rp81.645.276.944, dicatat sebagai “Laba divestasi Anak perusahaan” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2009. Penjualan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehutanan Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. S.794/Menhut-VI/2009 tanggal 1 Oktober 2009 dan disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 15 Oktober 2009.
4. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari:
2010 2009 Kas Dalam Rupiah 1.828.835.193 637.971.742 Dalam Dolar AS 15.386.602 - 1.844.221.795 637.971.742 Bank Pihak ketiga Dalam Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu
PT Bank Lippo Tbk) 119.146.499 279.119.059 PT Bank Mega Tbk 24.898.713 24.780.522 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 3.347.071.878 3.316.588.011 PT Bank Danamon Indonesia Tbk 318.235.694 1.583.740.026 PT Bank Permata Tbk 20.678.302 14.897.924
Bangkok Bank 4.460.466 107.328.644
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd 1.170.210.756 2.797.934.477
Bank Capital 242.854.485 -
Lain-lain 289.798.851 166.489.209 Dalam Dolar AS
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) (US$1.055.161
pada periode 2010 dan US$629.645
pada periode 2009) 9.584.023.880 6.438.121.991 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(US$29.943pada periode 2010
dan US$22.975 pada periode 2009) 271.975.993 234.914.569
PT Bank ANZ
((US$12.353 pada periode 2010
dan US$13.245 pada periode 2009) 112.205.401 135.430.956 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(US$584.612 pada periode 2010 dan
US$759.224 pada periode 2009) 5.310.031.700 7.763.066.014 Bangkok Bank (US$1.423 pada periode
2010 dan US$1.427 pada periode 2009) 12.928.470 14.593.631 Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd
(US$656.618 pada periode 2010 dan
US$461.582 pada periode 2009) 5.964.063.202 4.719.680.142 Lain-lain (US$ 34.146 pada periode 2010
dan US$32.063 pada periode 2009) 310.148.213 327.845.184
Sub-jumlah 27.102.732.503 27.924.530.359
Jumlah kas dan setara kas 28.946.954.298 28.562.502.101
5. PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari:
2010 2009
Pihak ketiga
Ekspor
Dalam Dolar AS (US$4.274.396
periode 2010 dan US$1.522.796
pada periode 2009) 38.824.339.561 15.570.593.325
Lokal
Dalam Rupiah 14.414.011.238 6.266.171.677
Dalam Dolar AS (US$ 2.775.917
pada periode 2010 dan US$ 2.687.148
pada periode 2009) 25.515.610.678 28.052.625.584
Jumlah 78.753.961.477 49.889.390.586
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu (14.918.638.144) (16.181.592.284)
Jumlah piutang usaha – bersih 63.835.323.333 33.707.798.302
Rincian dari piutang usaha berdasarkan jenis mata uang dan umur piutang pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut:
2010 Mata Uang Dolar AS (Ekuivalen
Rupiah dalam Rupiah) Jumlah
Belum jatuh tempo 7.057.026.974 27.335.458.216 34.392.485.190
Jatuh tempo:.
1 - 30 hari 2.704.994.141 16.826.480.124 19.531.474.265
31 - 60 hari 202.550.617 587.345.837 789.896.454
61 - 90 hari 4.690.278.405 700.871.801 5.391.150.206
Lebih dari 90 hari 4.254.619.270 14.394.336.092 18.648.955.362
Jumlah piutang usaha 18.909.469.407 59.844.492.070 78.753.961.477
5. PIUTANG USAHA (lanjutan) 2009 Mata Uang Dolar AS (Ekuivalen
Rupiah dalam Rupiah) Jumlah
Belum jatuh tempo 4.306.161.741 11.325.252.290 15.631.414.031
Jatuh tempo:.
1 - 30 hari 939.114.436 8.107.027.957 9.046.142.393
31 - 60 hari 453.864.335 4.030.107.976 4.483.972.311
61 - 90 hari 77.984.277 1.875.472.969 1.953.457.246
Lebih dari 90 hari 5.284.157.534 13.490.247.071 18.774.404.605
Jumlah piutang usaha 11.061.282.323 38.828.108.263 49.889.390.586
Analisis atas perubahan saldo penyisihan piutang ragu-ragu adalah sebagai berikut:
2010 2009
Saldo awal tahun 14.918.638.144 16.181.592.284
Mutasi tahun berjalan:
Penghapusan (pemulihan) selama tahun berjalan - -
Saldo akhir periode 14.918.638.144 16.181.592.284
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu tersebut adalah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang.
Piutang tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan hak secara fidusia sehubungan dengan fasilitas Hutang bank jangka pendek (Catatan 10).
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Dalam kegiatan usaha normal, Grup melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, antara lain berupa pembelian, dan penjualan.
Sifat hubungan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa terutama adalah kesamaan pemilikan dan/atau manajemen.
6. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan)
Rincian saldo kewajiban dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut:
Persentase terhadap jumlah kewajiban (%) 2010 2009 2010 2009 Kewajiban Lancar
Hutang Usaha, pihak yang mempunyai hubungan istimewa (Catatan 10) PT Pelayaran Nelly Dwi Putri
(US$57.533 pada periode 2010 dan 2009) 631.474.039 566.781.975 0.001 0.001
Kewajiban Tidak Lancar
Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa
PT Inhutani I - 798.170.000 0,08 0,08
PT Sumber Graha Sejahtera
(pada periode 2010 US$124.815) 5.053.692.966 6.500.000.000 0.01 0.01
Seluruh hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibebani bunga. 7. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
2010 2009
Kayu olahan:
Kayu lapis 14.845.226.159 24.445.288.662
Kayu lapis olahan 8.922.525.149 10.361.476.528
Papan serat berkerapatan sedang (MDF) 14.248.590.865 12.251.797.310 Kayu gergajian /woodworking products 5.982.213.414 7.396.066.707
Barang dalam proses 8.984.620.531 17.087.765.077
Kayu bulat 50.632.664.098 34.696.028.830
Resin 12.769.611.381 11.912.914.548
Batu Bara - 3.129.161.085
Bahan pembantu. suku cadang dan perlengkapan 81.500.900.195 80.808.230.468
Barang dalam perjalanan 26.681.908.570 14.556.238.426
Jumlah persediaan – bersih 224.568.260.362 216.644.967.641
Berdasarkan hasil penelaahan terhadap nilai tercatat persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurnan nilai persediaan tersebut di atas adalah cukup untuk menyesuaikan nilai tercatat persediaan ke nilai realisasi bersihnya.
Persediaan tersebut di atas digunakan sebagai jaminan dengan pemindahan hak secara fidusia sehubungan dengan fasilitas Hutang bank jangka pendek dan pinjaman dana reboisasi seperti dijelaskan dalam Catatan 11 dan 18.
Persediaan tersebut telah diasuransikan terhadap risiko kerugian kebakaran dan pencurian dengan nilai pertanggungan secara keseluruhan sekitar US$15 juta pada tanggal 30 Juni 2010. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran dan pencurian.
8. HUTAN TANAMAN INDUSTRI
Akun ini merupakan biaya-biaya yang dikeluarkan Perusahaan dan PT Sumalindo Hutani Jaya (SHJ) untuk mengembangkan hutan tanaman industri yang terletak di beberapa lokasi di propinsi Kalimantan Timur. Akumulasi biaya tersebut menurut lokasi adalah sebagai berikut:
Lokasi 2010 2009 Muara Karangan 22.909.007.971 22.909.007.971 Batu Putih 19.663.525.527 19.663.525.527 Sungai Pesab (1) - 16.179.320.862 Sungai Mao (1) - 5.008.163.747 Jumlah 42.572.533.498 63.760.018.107
Dipindahkan ke akun Hutan Tanaman Industri 42.572.533.498 63.760.018.107
Akumulasi amortisasi (12.046.558.284) (22.653.518.570)
Hutan Tanaman Industri - Bersih 30.525.975.214 41.106.499.537
(1) Hutan Tanaman Industri milik SHJ, Anak perusahaan yang telah didivestasi pada tahun 2009 (Catatan 3).
Amortisasi atas Hutan Tanaman Industri (HTI) dibebankan dalam usaha periode berjalan sebagai bagian dari beban pokok pendapatan. Sisa umur HPHTI untuk area di atas berkisar antara 29 sampai 35 tahun.
Rincian mutasi saldo dari akumulasi biaya HTI dalam pengembangan selama enam bulan yang dikelompokkan menurut komponen kegiatan pembangunan HTI adalah sebgai berikut:
2010 2009
Saldo awal periode – hutan tanaman
Industri dalam pengembangan 46.295.165.440 107.057.926.308
Penambahan periode berjalan 1.790.426.616 5.730.005.223
Jumlah 48.085.592.056 112.787.931.531
Saldo akhir periode - hutan tanaman
industri dalam pengembangan 48.085.592.056 112.787.931.531
9. ASET TETAP
Rincian aset tetap adalah sebagai berikut:
2010
Saldo awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir
Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung
Hak atas tanah 45.789.872.204 - - 45.789.872.204
Bangunan 206.126.355.041 271.539.434 - 206.397.894.475
Jalan dan Jembatan 407.567.652.303 51.284.113.299 - 458.851.765.60
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 1.461.422.719.597 40.753.906.526 (7.673.381.063) 1.494.503.245.060
Kendaraan 15.085.665.427 7.080.435.452 - 22.166.100.879
Peralatan dan perabot kantor 14.616.557.540 897.572.957 - 15.514.130.497
Sub-jumlah 2.150.608.822.112 100.287.567.667 (7.673.381.063) 2.243.223.008.716
Aset dalam Penyelesaian
Bangunan. Jalan dan Jembatan 42.702.935.013 10.206.948.697 (51.555.652.732) 1.354.230.978
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 31.813.039.994 9.041.070.050 (16.782.414.759) 24.071.695.285
Sub-jumlah 74.515.975.008 19.248.018.747 (68.338.067.492) 25.425.926.263
Aset Sewaan
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 260.671.019.464 - (33.688.218.021) 226.982.801.443
Jumlah Nilai Tercatat 2.485.795.816.584 119.535.586.415 (109.699.666.576) 2.495.631.736.422
2010
Saldo awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir
Reklasifikasi Reklasifikasi
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah 3,013,872,014 - - 3,013,872,014
Bangunan 70,836,712,780 4,895,491,920 - 75,732,204,699
Jalan dan Jembatan 164,558,198,695 10,361,421,745 - 174,919,620,440
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 878,189,383,726 55,701,520,336 (5,667,824,051) 928,223,080,011
Kendaraan 13,657,928,360 4,696,131,311 - 18,354,059,671
Peralatan dan perabot kantor 12,927,203,834 1,200,250,411 - 14,127,454,245
Sub-jumlah 1,143,183,299,410 76,854,815,722 (5,667,824,051) 1,214,370,291,081
Aset Sewaan
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 101,717,866,721 25,075,562,937 (18,951,664,734) 107,841,764,924
Jumlah Akumulasi Penyusutan 1,244,901,166,130 101,930,378,660 (24,619,488,785) 1,322,212,056,005
Nilai Buku 1,240,894,650,453 1,173,419,680,419
9. ASET TETAP (lanjutan)
2009
Saldo awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir
Reklasifikasi Reklasifikasi
Nilai Tercatat Pemilikan Langsung
Hak atas tanah 47,117,673,294 - (1,327,801,090) 45,789,872,204
Bangunan 193,437,079,714 14,109,181,237 - 207,546,260,951
Jalan dan Jembatan 413,781,806,046 38,178,765,356 (44,392,919,099) 407,567,652,303
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 1,445,956,802,087 45,404,666,616 - 1,491,361,468,703
Kendaraan 15,906,128,927 10,000,000 (263,295,455) 15,652,833,472
Peralatan dan perabot kantor 15,691,026,233 72,000,000 (956,204,965) 14,806,821,268
Sub-jumlah 2,131,890,516,301 97,774,613,221 (46,940,220,621) 2,182,724,908,901
Aset dalam Penyelesaian
Bangunan. Jalan dan Jembatan 54,437,031,840 16,464,903,673 (24,155,730,931) 46,746,204,582
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 35,963,873,724 7,767,080,973 (24,147,030,588) 19,583,924,109
Sub-jumlah 90,400,905,563 24,231,984,646 (48,302,761,518) 66,330,128,691
Aset Sewaan
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 257,945,943,867 536,909,091 - 258,482,852,958
Jumlah Nilai Tercatat 2,480,237,365,731 122,543,506,958 (95,242,982,139) 2,507,537,890,549
2009
Saldo awal Penambahan/ Pengurangan/ Saldo Akhir
Reklasifikasi Reklasifikasi
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah 4,181,519,312 - (1,167,647,298) 3,013,872,014
Bangunan 63,319,322,827 4,179,070,862 - 67,498,393,690
Jalan dan Jembatan 149,377,874,384 7,070,922,848 (1,793,686,171) 154,655,111,061
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 854,931,940,932 38,460,045,277 (3,591,775,024) 889,800,211,185
Kendaraan 13,520,069,427 430,355,267 (131,329,735) 13,819,094,959
Peralatan dan perabot kantor 12,114,558,618 579,129,339 (74,100,702) 12,619,587,256
Sub-jumlah 1,097,445,285,501 50,719,523,594 (6,758,538,930) 1,141,406,270,165
Aset Sewaan
Mesin, alat-alat berat dan
peralatan bengkel 61,391,025,581 19,957,194,696 - 81,348,220,277
Jumlah Akumulasi Penyusutan 1,158,836,311,082 70,676,718,290 (6,758,538,930) 1,222,754,490,443
Nilai Buku 1,321,401,054,648 1,284,783,400,107
9. ASET TETAP (lanjutan)
Alokasi pembebanan penyusutan aset tetap pemilikan langsung dan aset sewa guna usaha pada laporan laba rugi konsolidasi adalah sebagai berikut:
2010 2009
Beban pokok pendapatan 76.846.811.652 67.925.580.317
Beban penjualan (Catatan 21) 133.653.027 119.359.944
Beban umum dan administrasi (Catatan 21) 330.425.196 473.637.815
Jumlah 77.310.889.875 68.518.578.076
Jumlah penyusutan untuk aset tetap pemilikan langsung yang dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi untuk periode 2010 dan 2009 masing-masing adalah sebesar Rp52.201.909.333 dan Rp48.776.668.261, sedangkan penyusutan untuk aset sewa guna usaha adalah sebesar Rp25.108.980.542 pada periode 2010 dan sebesar Rp19.741.909.815 pada periode 2009.
Jumlah penyusutan yang dikapitalisasi ke dalam aset dalam penyelesaian jalan dan jembatan dan hutan tanaman industri dalam pengembangan adalah sebesar Rp 1.938.717.319 pada periode 2010 dan Rp2.249.681.839 pada periode 2009.
Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat dari seluruh aset tetap Grup dapat dipulihkan, sehingga tidak diperlukan adanya penurunan nilai atas aset tetap tersebut pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009. Aset tetap pemilikan langsung digunakan sebagai jaminan sehubungan dengan fasilitas pinjaman
seperti dijelaskan dalam Catatan 11,17 dan 18.
Aset tetap pemilikan langsung dengan nilai buku sebesar Rp1.138 miliar pada tanggal 30 Juni 2010 telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sekitar US$160 juta dan Rp12,49 miliar. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko tersebut. Bangunan, jalan dan jembatan di areal HPH dan HTI Grup tidak diasuransikan..
Pada tanggal 30 Juni 2010, persentase penyelesaian dari aset dalam penyelesaian, dipandang dari sudut keuangan, adalah berkisar antara 70% sampai dengan 95%.
Hak pemilikan atas hak atas tanah Grup adalah merupakan Hak Guna Bangunan yang memiliki sisa hak secara legal berkisar antara 6 sampai dengan 23 tahun. Manajemen berpendapat bahwa hak pemilikan atas hak atas tanah tersebut dapat diperbaharui/diperpanjang pada saat jatuh tempo. Perusahaan melakukan perjanjian sewa guna usaha (meliputi hak opsi untuk membeli pada akhir masa sewa guna usaha) peralatan tertentu dengan jangka waktu sekitar dua (2) sampai empat (4) tahun. Pada tanggal 30 Juni 2010 dan 2009, pembayaran sewa minimum di masa yang akan datang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha tersebut adalah sebagai berikut:
2010 2009
Nilai sekarang dari pembayaran sewa minimum
di masa yang akan datang 110.034.193.695 155.547.622.102
Jatuh tempo dalam satu tahun (66.249.482.946) (76.108.064.583)
Hutang sewa guna usaha jangka panjang 43.784.710.749 79.439.557.519
10. GOODWILL - BERSIH
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2010 2009
Harga perolehan awal tahun 123.488.127.086 123.488.127.086
Penambahan yang berasal dari akuisisi - -
Harga perolehan akhir tahun 123.488.127.086 123.488.127.086
Akumulasi amortisasi awal tahun 44.527.422.657 14.843.140.886 Beban amortisasi tahun berjalan 14.843.140.886 14.843.140.886
Akumulasi amortisasi akhir tahun 59.370.563.543 29.6868.281.772
Goodwill – bersih 64.118.563.543 93.802.845.314
11. HUTANG BANK JANGKA PENDEK
Rincian dari hutang bank jangka pendek adalah sebagai berikut:
2010 2009
Pinjaman dengan mata uang asing Modal kerja
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) (US$8.000.000
pada periode 2010 dan 2009) 72.664.000.000 81.800.000.000 Bangkok Bank PCL, cabang Jakarta
(US$81.357 pada periode 2010
dan US$2.920.000 pada periode 2009) 738.965.631 29.857.000.000 The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Ltd., Cabang Jakarta (US$2.749.400 pada periode 2010
dan US$ 2.696.423 pada periode 2009) 24.972.797.021 27.570.920.369 PT Bank Danamon
US$5,500.000 pada periode 2010 dan 2009) 49.956.500.000 56.237.500.000 Pinjaman dalam Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) 75.000.000.000 75.000.000.000
Anak Perusahaan
Pinjaman dalam mata uang asing
Modal Kerja
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu PT Bank Lippo Tbk) (US$1.053.195 pada periode 2010 dan US$1.426.461
pada periode 2009) 9.566.169.458 14.585.564.952
Pinjaman dalam Rupiah
PT Bank CIMB Niaga Tbk (dahulu
PT Bank Lippo Tbk) 4.377.594.713 3.257.212.690
Jumlah hutang bank jangka pendek 236.295.303.614 288.308.198.011