• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Net Working Capital dan Leverage Ratio Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROE) Pada PT. INTI (Persero) Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Net Working Capital dan Leverage Ratio Terhadap Tingkat Profitabilitas (ROE) Pada PT. INTI (Persero) Bandung"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

EFFECT OF NET WORKING CAPITAL and LEVERAGE RATIO LEVEL ON PROFITABILITY (ROE)

IN PT.INTI (Persero) BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sidang Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

OLEH: DANI NUGRAHA

21106085

FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(2)

i

Negative liquidity indicates that the value of current assets is higher than the current debt so that companies are able to pay its short-term debt networking capital and leverage ratio, meaning there is added value for companies wanting to increase profitability (ROE) or the company succeeded in creating an optimal profit.

The method used in this research is descriptive method vertifikatif with qualitative and quantitative approaches. The samples used were the financial statements balance sheet and income summary in the period 2003-2009. To know the networking capital and leverage ratio on the profitability (ROE) is used correlation Pearson, and to know how big contribution of variable used formula coefficients determenasi. Testing the hypothesis in this study using the test statistic t two party by

α = 0.05 and F test acquisition results of the analysis was processed using SPSS 17.0 for windows

The results using multiple linear regression model equation. From the results showed that simultan networking capital and leverage ratio to 89.6% effect on profitability (ROE), while the remaining balance of 10.4% influenced by other factors beyond the study of working capital, total sales, total expenses and total assets.

(3)

ii

penjualannya. Leverage Ratio yang negatif menandakan bahwa nilai total hutang lebih tinggi daripada total aktiva sehingga perusahaan mampu menambah modal kerja. Networking Capital yang positif dan Likuiditas Leverage Ratio yang negatif, berarti ada nilai tambah bagi perusahaan yang akan meningkatnya profitabilitas (ROE) atau perusahaan berhasil menciptakan keuntungan yang optimal.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif vertifikatif dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Sampel yang digunakan adalah laporan keuangan neraca dan laba rugi periode tahun 2003-2009. Untuk mengetahui Networking Capital dan Leverage Ratio terhadap Profitabilitas (ROE) digunakan korelasi pearson, dan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel digunakan rumus koefisien determenasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan statistik uji t dua pihak dengan α = 0,05 dan uji F. perolehan hasil analisis tersebut diolah menggunakan programSPSS 17.0 for windows

Hasil penelitian menggunakan model persamaan regresi linier berganda. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan Networking Capital dan

Leverage Ratioberpengaruh sebesar 89,6% terhadap profitabilitas (ROE), sedangkan sisanya sebesar 10.4% dipengaruhi oleh faktor lain diluar penelitian ini yaitu rasio likuiditas, aktivitas,sizeperusahaan dan sebagainya

(4)

Assalamu’alaikum Wr. W

Puji syukur alhamd atas ridho dan izin-Nya berjudul Pengaruh Net Profitabilitas Perusaha Adapun tujuan penulisan ujian sidang sarjana Universitas Komputer In

Dalam penyelesa disamping petunjuk dan terlepas dari kesulitan d banyak sekali orang yan

hamdulillaah kita panjatkan kehadirat Illahi Ra ya Penulis dapat menyelsaikan penyusunan sk

etworking Capital danLaverge Ratio Terhad haan (Studi kasus pada PT. INTI (persero) san skripsi ini untuk memenuhi salah satu syar

pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Indonesia.

esaian skripsi ini, memerlukan data-data serta an pengarahan, yang tentu saja dalam pelaksa dan hambatan. Namun Penulis sangat bersyu ang membantu dan memberikan semangat ata m menyelesaikan skripsi ini.

u, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kep mbantu dalam penyelsaian skripsi ini.. Penulis

ma kasih kepada:

(5)

iv

3. Sri Dewi Anggadini, SE., M.Si, selaku Ketua Program Studi Akuntasnsi. 4. Lilis Puspitawati, SE,. M.Si selaku dosen pembimbing yang senantiasa

memberi pengarahan dan saran nya

5. Wati Aris Astuti, SE., M.Si dan Surtikanti, SE., M.Si, selaku dosen penguji sidang seminar usulan penelitian dan sidang skripsi yang telah memberikan waktu, koreksi, bimbingan dan saran kepada Penulis

6. Mbak Senny dan mbak Dona atas bantuannya selama ini.

7. Kedua orang tuaku yang senantiasa memberikan dorongan materi dan moril nya

8. Kakak ku (Mira Aniarti) dan adik ku (Ratna Komala Sari) atas dukungan dan do’anya.

9. Bibi-bibi, Paman-paman, Ua-ua, Saudara-saudara ku yang selalu memberikan semangat.

10. Niknik Nurtikasari yang telah memberikan inspirasi, motivasi dan semangat yang mungkin penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman-teaman seperjuangan yang selalu bersama-sama berjuang 12. Seluruh dosen-dosen yang telah berkenan memberikan ilmunya.

13. Prama Jaka Tamtama, yang senantiasa memberikan bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

(6)

v

balasan pahala yang berlipat dari Allah SWT.Amien Ya Robbal Alamin.

Terima kasih.

Wassalamua’laikum Wr. Wb.

Bandung, Mei 2011 Penulis

(7)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Setiap perusahaan dalam menjalankan setiap usahanya pasti mempunyai tujuan yaitu untuk menghasilkan pendapatan yang semaksimal mungkin. Dan dari pendapatan tersebut setelah dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan, maka akan diperoleh laba.

Laba merupakan selisih antara pendapatan yang diperoleh suatu perusahaan pada suatu periode dengan beban-beban yang terjadi selama periode tersebut. Dalam keadaan perekonomian yang seperti sekarang ini, setiap perusahaan akan berusaha sekeras mungkin untuk memperoleh laba yang optimal demi terjaminnya kontinuitas perusahaan. Oleh sebab itu, perusahaan berusaha dan dituntut untuk lebih berupaya melaksanakan seluruh aktivitas perusahaan dengan seefektif dan seefisien mungkin agar sasaran dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Agar sasaran tersebut dapat tercapai maka perusahaan dituntut untuk menjalankan fungsi operasionalnya dengan baik, fungsi operasional itu diantaranya seperti fungsi produksi, fungsi pemasaran, fungsi akuntansi maupun fungsi pembelanjaan (Usdon : 2008).

(8)

masalah-masalah pembeliaan, produksi, penjualan, dan masalah lainnya. Dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan untuk kegiatan pembelanjaan diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk dari penjualan produksi akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan operasi selanjutnya. Dengan demikian uang yang ada dalam perusahaan itu akan terus-menerus berputar setiap periodenya,makin pendek periode perputaran modal kerja tersebut berarti semakin tinggi tingkat laba(profitabilitas) yang dihasilkan perusahaan dan akan membuat pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang menjadi semakin baik.

Pengelolaan modal kerja yang efektif sangat penting untuk pertumbuhan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk memperluas penjualan dan meningkatkan produksinya, maka akan berakibat pada kehilangan pendapatan dan keuntungan. Sebaliknya apabila perusahaan memiliki modal kerja yang berlebihan menunjukan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini menyebabkan kerugian pada perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang disia-siakan, pengelolaan modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan .

(9)

sumber pembiayaan diantaranya bersumber dari internal dan eksternal. Sumber

internal merupakan sumber yang berasal dari perusahaan itu sendiri, yang dapat berupa dari penggunaan saldo laba yang ditahan (Retained earnings).

Sumber pembiayaan internal ini biasanya memiliki jumlah dana yang relatif terbatas, sehingga perusahaan perlu mempertimbangkan sumber pembiayaan alternatif lain, yaitu sumber pembiayaan eksternal yang berasal dari luar perusahaan yang dapat berupa dana dari hasil penerbitan saham sebagai modal sendiri, ataupun penggunaan hutang dari pihak luar perusahaan sebagai modal asing atau berupa pinjaman dari bank. Penggunaan sumber pembiayaan

eksternal(penggunaan hutang) ini dapat memenuhi jumlah kebutuhan modal yang relatif besar dibandingkan dengan jumlah yang disediakan oleh sumber pembiayaaninternal(Endang Suahri ; 2009).

Penggunaan hutang (Laverage) memberikan manfaat yang sangat besar sebagai sumber dana tambahan bagi perusahaan. Dan penggunaan hutang (Laverage) ini akan meningkatkan resiko yang harus ditanggung oleh perusahaan karena timbulnya komitmenfinancialuntuk memenuhi kewajiban tertentu dimasa akan datang baik dalam pembayaran bunga maupun dalam pembayaran pokok pinjaman dari hutang tersebut. Dua kemungkinan yang timbul akibat penggunaan hutang tersebut mengakibatkan perlunya pengelolaan penggunaan hutang (Laverage) dalam memenuhi kebutuhan dana tersebut (Eceu : 2008).

(10)

eksternal akan tercapai sesuai dengan tujuan (goal) yang ditetapkan perusahaan, dimana sumber dana yang digunakan dapat dioptimalkan dengan baik dan pada akhirnya menghasilkan keuntungan(profit)yang tinggi pula.

Profit adalah tujuan utama dari setiap perusahaan, maka dari itu setiap perusahaan akan bekerja keras agar dapat memperoleh profit yang maksimal dari suatu kegiatan usaha yang dijalankanya.Profit yang dihasilkan mencerminkan suatu penilaian positif atas kinerja operasi perusahaan yang dijalankan oleh manajemen yang berhubungan langsung dengan kegiatan bisnis perusahaan

PT. INTI (Persero) Bandung merupakan salah satu perusahaan bergerak di bidang industri telekomunikasi. Berikut gambaran net working capital, leverage

dan laba pada PT. INTI (Persero) Bandung dari tahun 2003 sampai tahun 2009. Tabel 1.1

Networking Capital, Leverage dan Prfotabilitas PT. INTI (Persero) Bandung

(11)

dengan laba yang semakin menurun dari tahun 2005 sampai tahun 2009, seiring dengan penurunan laba tersebut, perusahaan mencoba menambah hutangnya untuk meningkatkan laba, namun kenyataannya laba tetap turun, modal kerja pun menurun, dan hutang semakin meningkat.

Dengan kondisi seperti itu, perusahaan mengambil langkah untuk menambah modal dari pihak luar (hutang/leverage) dengan begitu dapat menambah modal kerja dan meningkatkan laba perusahaan.

Namun ternyata, penggunaanLaverage(hutang) bagaikan pedang bermata dua. Pada saat bagus dapat membuat perusahaan menjadi sangat bagus, namun pada saat buruk dapat membuat perusahaan menjadi semakin buruk. Dari data yang diperoleh, PT. INTI (Persero) memang mengalami fluktuasi peningkatan dan penurunan tingkat laba dan hutang.

Dibangun berdasarkan beberapa penelitian mengenai modal kerja dalam melancarkan kegiatan perusahaan dan pengaruhnya pada tingkat profitabilitas

yang diperoleh perusahaan. Maka penulis tertarik untuk menggali permasalahan tersebut dalam bentuk penelitian dengan judul:

“PengaruhNetWorking Capitaldan Laverage RatioTerhadapTingkat ProfitabilitasPada PT.INTI (persero) BANDUNG

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah

(12)

perusahaan. Maka penulis membatasi permasalahan tersebut dengan mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Profitabilitas perusahaan sangat dipengaruhi oleh modal kerja (net working capital) dan hutang (laverage).

2. Adanya penurunan profit dari tahun 2005-2009.

3. Ada asumsi peningkatan modal kerja periode 2005-2007 dengan menambah jumlah hutang dipengaruhi oleh profitabilitas yang menurun.

1.2.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas, penulis merumuskan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Seberapa besar hubungan Net Working Capital dan Laverage Ratio

terhadapProfitabilitaspada PT INTI (persero) Bandung

2. Seberapa besar pengaruh Net Working Capital terhadap profitabilitas

secara parsial

3. Seberapa besar pengaruh Laverge Ratio terhadap Profitabilitas secara simultan

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan data yang dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai pengaruh net working capitaldan laverge ratioterhadap tingkat profitabilitas

(13)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana net working capitaldanlaverge ratio terhadap profitabilitas pada PT. INTI (Persero) Bandung.

2. Untuk mengetahui bagaimana net working capital dan laverge ratio

pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT. INTI (Persero) Bandung secara parsial.

3. Untuk mengetahui bagaimana net working capitaldan laverge ratio

pengaruhnya terhadap profitabilitas pada PT. INTI (Persero) Bandung secara simultan

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Akademis

Penelitian atas analisis pengaruh net working capital danlaverge ratioterhadapprofitabilitasPT INTI (persero) Bandung diharapkan dapat berguna bagisemua pihak yang berkepentingan dan disamping itu, penelitian itu dapat memberikan manfaat :

1. Bagi Pengembangan Ilmu Akuntansi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensinet working capitaldan

laverage ratiopengaruhnya terhadap profitabilitas 2 Bagi Peneliti Lain

(14)

3 Bagi Peneliti

Penelitian ini dijadikan sebagai uji kemampuan dalam menerapkan teori-teori yang diperoleh di perkuliahan terkait dengan net working capital dan

laverage ratiodi PT.INTI (persero) Bandung.

1.4.2 Kegunaan Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi : Bagi PT.INTI (persero)

Dapat memberikan informasi tentang bagaimana net working capital dan

laverge ratio yang dapat di gunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.5.1 Lokasi Penelitian

(15)

1.5.2 Waktu Penelitian

Waktu yang dilakukan dalam penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Agustus 2011.Adapun jadwal kegiatannya adalah

Tahap Prosedur

Bulan

Maret’11 April’11 Mei’11 Jun’11 Jul’11 Augst’11 I Tahap Persiapan:

1. Membuat outline dan proposal

skripsi

2. Mengambil formulir

penyususnan skripsi

3. Menentukan tempat penelitian

II Tahapan Pelaksanaan:

1. Mengajukan outline dan proposal

skripsi

2. Meminta surat pengantar

keperusahaan

3. Penelitian

4. Penyusunan skripsi

III Tahap Pelaporan:

1. Menyiapkan draft skripsi

2. sidang akhir skripsi

3. Penyempurnaan laporan skripsi

(16)

10 2.1. Kajian Pustaka

2.1.1. Net Working Capital

Modal kerja dalam konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa menggangu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto

(net working capital).

2.1.1.1Pengertian dan FungsiNet Working Capital.

Dalam operasinya, perusahaan selalu membutuhkan dana harian misalnya: untuk membeli bahan mentah, membayar gaji pegawai, membayar rekening listrik, membayar hutang dan sebagainya. Dana yang dialokasikan tersebut diharapkan akan diterima kembali dari hasil penjualan yang dihasilkan dalam waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun). Uang yang diterima tersebut dipergunakan lagi untuk kegiatan operasi perusahaan selanjutnya dan seterusnya danatersebut berputar selama perusahaan masih beroperasi.

Pengertian modal kerja neto menurut Susan Irawati adalah sebagai berikut: “net working capitaladalah selisih aktiva lancar dengan hutanglancar”.

(17)

Menurut Martono dan D. Agus Harjito, pengertian dari modal kerja neto sebagai berikut:

“Pada konsep ini modal kerja dihubungkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang segera harus dilunasi. Sebagian aktiva lancar dipergunakan untuk melunasi hutang lancar seperti hutang dagang, hutang wesel, hutang pajak dan sebagian lagi benar – benar dipergunakan untuk membelanjai kegiatan operasi perusahaan. Dengan demikian modal kerja menurut konsep kualitatif merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancar yang disebut modal kerja neto(net working capital)”.

(2003:73) Sedangkan pengertian Modal kerja menurut S. Munawir yaitu terdiri dari beberapa konsep yaitu:

1. Konsep kuantitatif.

Konsep ini didasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva lancar, dimana aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali kedalam bentuk semula atau aktiva dimana dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek, dengan demikian modal kerja menurut konsep ini adalah keseluruhan dari aktiva lancar. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut Modal kerja bruto (gross working capital).

2. Konsep kualitatif.

Dalam konsep ini, pengertian modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar yaitu jumlah aktiva lancar terhadap hutang lancar atau hutang yang segera harus dibayar.Dengan demikian maka sebagian dari aktiva lancar ini harus disediakan untuk memenuhi kewajiban financial yang harus segera dilakukan.Oleh karena itu modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya yaitu kelebihan aktiva lancar atas hutang lancarnya.Modal kerja menurut pengertian ini sering disebut Modal kerja netto (net working capital).

3. Konsep fungsional.

Konsep ini didasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Pada dasarnya dana-dana yang dimilki oleh perusahaan

Modal kerja bruto = kas + surat-surat berharga(sekuritas) + piutang + persediaan

(18)

seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba dimasa akan datang misalnya bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor, pabrik dan aktiva tetap lainnya. Dengan kata lain modal kerja suatu perusahaan adalah beberapa bagian dari harta lancar yang menghasilkan pandapatan yang sesuai dengan maksud utama didirikannya perusahaan, maka modal kerja disebut (non working capital).

(2002:114)

Modal kerja yang cukup akan menguntungkan bagi perusahaan yakni memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis atau efisien dan perusahaan tidak akan mengalami kesulitan keuangan, serta akan memberikan beberapa keuntungan atau fungsi yang dijelaskan S. Munawir dalam bukuAnalisa Laporan Keuanganantara lain:

a) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

b) Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

c) Memungkinkan untuk memiliki persediaan barang dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen.

(2002:116) Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prinsipnya, modal kerja neto adalah modal didapat dari pengurangan aktiva lancar dengan hutang lancar dan berfungsi untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. 2.1.1.2. Perputaran Modal Kerja(Working Capital Turnover)

(19)

Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuanganmengemukakan sebagai berikut:

“Besarnya modal kerja ditentukan dengan cara menghitung perputaran unsur-unsur pembentuk modal kerja seperti perputaran kas, piutang dan persediaan”.

(2005:94) Sedangkan Ardiyos dalam Kamus Besar Akuntansi mengemukakan pengertian perputaran modal kerja(working capital turnover)sebagai berikut:

“Penjualan dibagi dengan rata-rata modal kerja. Perbandingan ini menunjukkan efektivitas badan usaha dalam menggunakan modal kerja untuk memperoleh penerimaan”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara penjualan dengan modal kerja yang digunakan untuk menilai keefektifan modal kerja suatu perusahaan dalam menghasilkan penerimaan atau penjualan.

(20)

modal kerja pun tidak terlalu besar. Tidak cukupnya modal kerja mungkin disebabkan banyaknya utang jangka pendek yang sudah jatuh tempo sebelum persediaan dan piutang dapat diubah menjadi uang kas. Perputaran modal kerja yang rendah dapat disebabkan karena besarnya modal kerja neto, rendahnya tingkat perputaran persediaan dan piutang atau tingginya saldo kas dan investasi modal kerja dalam bentuk surat-surat berharga.

2.1.2.Leverage Ratio(Rasio Leverage)

(21)

Kedua, dengan mengumpulkan dana melalui hutang, pemilik memperoleh manfaat dari memegang kendali atas perusahaan dengan komitmen yang terbatas. Ketiga, penggunaan hutang dengan tingkat bunga yang tetap memperbesar baik keuntungan maupun kerugian bagi pemilik. Keempat, penggunaan hutang dengan biaya bunga yang tetap dan dengan saat jatuh tempo yang tertentu memperbesar resiko bahwa perusahaan mungkin tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya.

2.1.2.1 Pengertian Leverage Ratio

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan:

“ RasioLeveragemenunjukkan seberapa besar kebutuhan dana perusahaan dibelanjai dengan hutang. “

(2007;248)

Adapun pengertian Leverage menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

“ Rasio hutang (Leverage) adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana perusahaan dibiayai oleh hutang.“

(2005;209)

Selain itu juga menurut Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuangan pengertian Leverageyaitu:

(22)

(2006;25) Berdasarkan beberapa pengertian diatas kita dapat menarik kesimpulan bahwa Leverage Rasio merupakan suatu kebijakan yang timbul jika perusahaan dalam kegiatan operasionalnya menggunakan dana pinjaman atau dana yang mempunayi beban tetap, seperti beban bunga. Tujuan perusahaan mengambil kebijakan Leverage yaitu dalam rangka meningkatkan dan memaksimalkan kekayaan dari pemilik perusahaan itu sendiri .Hal inilah yang menjadi pengukur yaitu rasio Leverage untuk mengukur sejauh mana tingkat hutang yang dimiliki oleh perusahaan untuk pembiayaan kegiatan opersionalnya. Apabila perusahaan tidak mempunyaiLeverage atau Leverage factornya=0 artinya perusahaan dalam beroperasinya sepenuhnya menggunakan modal sendiri atau tanpa menggunakan dari pihak luar. Semakin rendah Leverage factor perusahaan mempunyai risiko yang kecil bila kondisi ekonomi merosot.Penggunaan hutang bagi perusahaan tersebut mempunyai tiga dimensi, yaitu:

1. Pemberi kredit akan menitik beratkan pada besarnya jaminan atas kredit yang diberikan.

2. Dengan menggunakan dana hutang, maka apabila perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar dari beban tetapnya maka pemilik perusahaan keuntungannya akan meningkat.

3. Dengan penggunaan hutang pemilik mendapatkan dana tanpa kehilangan pengendalian pada perusahaannya.

(23)

buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi ada lima rasioLeverage

yang bisa dimanfaatkan oleh perusahaan dalam menjadikan indikator perhitungan, sebagai berikut:

“ 1. Debt to Total Assets Ratio 1. Debt to Equity Ratio 2. Time Interest Earned Ratio 3. Fixed Charge Coverage Ratio 4. Debt Service Ratio “

(2007;249)

Debt to Total Assets Ratio

Menurut Arthur J. Keawn, David F. Scott Jr, John D. Martin dan J. William Petty dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman memberikan pengertian mengenai Debt to Total Assets Ratioyaitu:

“ Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang (debt ratio), mengukur besarnya persentase utang baik utang jangka pendek maupun jangka panjang untuk mendanai aktiva perusahaan.”

(2001;98)

Debt to Equity Ratio

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary memberikan pengertian mengenai Debt to Equity Ratio

yaitu:

“ Rasio hutang dengan ekuitas (Debt to Equity Ratio)menunjukkan sejauh mana pendanaan dari hutang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan ekuitas.”

(24)

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Bagi perusahaan sebaiknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri

Time Interest Earned Ratio

Menurut Darsono dan Ashari dalam buku Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan memberikan pengertian mengenaiTime Interest Earned Ratio

yaitu:

Time Interest Earned Ratio rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang.”

(2005;55)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan memenuhi beban tetapnya berupa bunga dengan laba yang diperolehnya, atau mengukur berapa kali besarnya laba menutup beban bunganya.

Fixed Charge Coverage Ratio

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasimemberikan pengertian mengenaiFixed Charge Coverage Ratioyaitu:

“ Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menutup beban tetapnya termasuk pembayaran dividen saham preferen, bunga, angsuran pinjaman dan sewa.

(2007;250)

Debt Service Ratio

(25)

Debt Service Ratio rasio yang digunakan untuk mengukur kesanggupan suatu perusahaan dalam memenuhi beban tetapnya termasuk angsuran pokok pinjaman dengan laba yang diperolehnya.”

(2006;50) 2.1.2.1.1Debt to Total Assets Ratio(Rasio total hutang dengan total aktiva)

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi memberikan pengertian mengenaiDebt to Total Assets Ratioyaitu:

“ Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang (debt ratio), mengukur sejauh mana prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang. Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang memiliki waktu jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.”

(2007;249) Selain pengertianDebt to Total Assets Ratiomenurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

“Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.”

(2005;210) Dari beberapa pengertian diatas kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

(26)

Sumber : Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi; Sutrisno; 2007

Total hutang yang dimaksudkan dalam perhitungan ini adalah seluruh total hutang perusahaan baik hutang lancar maupun hutang tidak lancar dalam satu periode akuntansi. Selain itu total aktiva dalam perhitungan ini juga merupakan seluruh jumlah aktiva baik aktiva tetap maupun tidak tetap dalam laporan keuangan perusahaan untuk satu periode akuntansi. Semakin tinggiDebt to Total Assets Ratioini menunjukkan perusahaan semakin berisiko.Semakin berisiko, kreditor maupun investor meminta imbalan semakin tinggi. Rasio ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan rasio debt to equity. Jadi, 45 persen dari aktiva perusahaan didanai oleh hutang (dari berbagai jenis), sementara sisanya 55 persen pendanaan berasal dari ekuitas pemegang saham biasa.Secara teoritis jika perusahaan dilikuidasi sekarang, aktiva yang dijual dengan nilai bersih minimal 45 persen sebelum kreditor menghadapi kerugian.Sekali lagi, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham, semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh investor ataupun kreditor perusahaan. Singkatnya semakin tinggi Debt to Total Assets Ratiosemakin besar pula risiko keuangannya, semakin rendah rasio ini maka akan semakin rendah risiko keuangannya

Kewajiban (hutang) adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan kepada pihak lain dikarenakan penundaan pembayaran untuk kegiatan operasi

Leverage Ratio Total Hutang

(27)

perusahaan yang telah ditentukan jangka waktu pembayarannya, untuk hutang lancar jangka waktu pembayarannya adalah jangka pendek.

Hutang melibatkan pengeluaran aktiva atau jasa dimasa depan, maka salah satu karakteristik yang paling penting adalah tanggal dimana kewajiban itu harus dibayarkan, hutang yang jatuh tempo saat ini harus diselesaikan tepat waktu dan dalam kegiatan bisnis yang biasa jika operasi akan dilanjutkan.

Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah kutipan dari Kieso, Weygandt, dan Warfied, edisi terjemahan oleh Gina Gania & Ichsan Setiyo Budi dalam buku

Akuntansi Intermediate Jilid II,yaitu:

“Kewajiban lancar (current liabilities) adalah kewajiban yang likuidasinya diperkirakan secara layak memerlukan penggunaan sumber daya yang ada yang diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, atau penciptaan kewajiban lain”.

(2002:179) Sedangkan pengertian yang dikutip dari Aliminsyah dan Padji dalam buku

Kamus Istilah Akuntansi,adalah sebagai berikut :

“utang lancar adalah utang yang harus dilunasi dalam jangka waktu satu tahun atau utang yang wajib dibayar dalam jangka pendek”.

(28)

2.1.3. Profitabilitas.

Informasi kinerja perusahaan dalam hal kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba (profitability) diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan pada masa akan datang.

2.1.3.1. PengertianProfitabilitas.

Keinginan perusahaan untuk memperoleh laba (profitability) memberi arti bahwa perusahaan bersifat ekonomis.

Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa yang dimaksud dengan pengertian laba menurut K. R. Subramanyam, yang dikutip dari buku Financial Statement Analysis, yakni

profitabilitas adalah kemampuan dari suatu kesatuan usaha (entitas) untuk memperoleh laba”.

(2005:407) Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, dimana kemampuan perusahaan tersebut didapat dari kegiatan usaha perusahaan dari kelebihan modal yang dikeluarkan setelah dikurangi beban–beban selama melakukan usaha.

2.1.3.2. Ratio profitabilitas.

(29)

dan hubungan ekonomi utamanya. Hasil penilaian ini memungkinkan kita untuk mengestimasikan pengembalian dan karakteristik risiko perusahaan dengan lebih baik.Analisis profitabilitas juga memungkinkan kita untuk membedakan antara kinerja yang terkait dengan keputusan operasi dan kinerja yang terkait dengan keputusan pendanaan dan investasi.Bagi investor ekuitas, laba merupakan satu-satunya faktor penentu perubahan nilai efek (sekuritas).Pengukuran dan peramalan laba merupakan pekerjaan paling penting bagi investor ekuitas.Bagi kreditor laba dan arus kas operasi umumnya merupakan sumber pembayaran bunga dan pokok. Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

“ Rasioprofitabilitas yaitu rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi.“

(2005;222) Sedangkan menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan:

“ Rasio keuntungan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan

yang dapat diperoleh oleh perusahaan.“

(30)

mengelola perusahaan. Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan ada bebeapa indikator untuk mengukur tingkat rasioprofitabilitasyaitu:

“ 1. Profit Margin

2. Return On Assets (ROA) 3. Return On Equity (ROE) 4. Return On Invesment (ROI) 5. Earning Per Share (EPS)”

(2007;253) Disini bisa dimengerti bahwa rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan dalam menjaga stabilitas finansialnya untuk berada dalam kondisi yang stabil dan profit.Karena, jika kondisi ini mengalami penurunan hal itu cenderung membuat perusahaan berada dalam ambang kondisi yang harus diwaspadai untuk kelayakan dan kemampuan dalam keuangan perusahaan.. Rasio-rasio profitabilitas dapat diukur dengan beberapa indikator, yakni sebagai berikut:

1) Profit margin.

Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan arti dariProfit Marginyaitu:

Profit Margin merupakan kemapuan perusahaan untuk menghasilakan keuntungan dibandingkan dengan penjualan yang dicapai.”

(31)

2) Return On total Assets (ROA).

Menurut James C. Van Horne dan John M. Wachowicz Jr dalam buku Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menyebutkan arti dariReturn On Assets (ROA)yaitu:

Return On Assets (ROA) mengukur efektivitas keseluruhan dalam menghasilkan laba melalui aktiva yang tersedia.”

(2005;235). Dalam hal ini laba yang dihasilkan adalah laba sesudah bunga dan pajak, dirumuskan sebagai berikut:

Pengertian ROA menurut Sujana Ismaya dalam bukuKamus Perbankanadalah sebagai berikut :

Gross profit

Gross Profit Margin = x 100%

Sales

Earnings After Tax

Profit Margin = x100%

Sales

Earning Before Interest and Tax

Net Profit Margin = x 100%

Sales

Earning After Tax

ROA = x 100%

(32)

“Laba bersih dibagi total aktiva, ROA merupakan rasio ataunisbah utama untuk mengukur kemampuan dan efisiensi aktiva dalam menghasilkan laba (profitabilitas).

(2006:217)

3) Return On equity (ROE).

Menurut Susan Irawati dalam buku Manajemen Keuangan pengertian

Return On Equity (ROE) yaitu:

Return On Equity (ROE)ini sering disebut denganrate of return on neth worth yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari modal sendiri yang digunakan oleh perusahaan tersebut.”

(2007;255). Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dikurangi pajak atau

earning after tax (EAT) dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

4) Return On Investment (ROI)

Menurut John J. Wild, K.R Subramanyam dan Robert F. Halsley dalam buku Financial Statement Analysis yang diterjemahkan oleh Yanifi S. Bahtiar dan S. Nurwahyu Harahap menyebutkan:

Return On Invesment (ROI) digunakan untuk membandingkan keberhasilan perusahaan atas pengelolaan investasi modal

(2005;62).

Earning after Tax

ROE = x 100%

(33)

Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah dikurangi pajak atau earning after tax dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

5) Earning Per Share (EPS).

Menurut Abdul Halim dalam buku Analisis Investasi pengertian Earning Per Share (EPS)yaitu:

Earning Per Share (EPS) perbandingan antara keuntungan bersih setelah pajak yang diperoleh emiten dengan jumlah saham yang beredar.”

(2003;12). Laba yang digunakan sebagai ukuran adalah laba-rugi pemilik atau earning after tax, yang dirumuskan sebagai berikut:

Dalam penelitian ini, rasio yang digunakan penulis untuk mengukur tingkat profitabilitas perusahaan adalahProfit Margin, Hal ini dikarenakan Profit Margin dapat mengukur efesiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara

Earning After Tax

ROI = x 100%

Investment

Earning After Tax

Earning Per Share = x 100%

(34)

efisien.Selain itu, dalam penentuan tingkat kesehatan perusahaan, perusahaan lebih mementingkan penilaian besarnyaProfit Margin.

2.3.2.1 Return On Equity (ROE)

Pengukuran ringkasan lainnya atas kinerja keseluruhan perusahaan adalah pengembalian atas ekuitas.Menurut Sutrisno dalam buku Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi menyebutkan:

Return On Equity (ROE)ini sering disebut denganrate of return on neth worth yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki.”

(2007;255)

Selain itu pengertianReturn On Equity (ROE) menurut James C. VanHornedanJohn M. Wachowicz Jrdalam buku Prinsip-prinsip ManajemenKeuanganyang diterjemahkan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary menerangkan:

Return On Equity (ROE) menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham, dan seringkali digunakan dalam membandingkan dua perusahaan dalam bidang yang sama.”

(2005;226) Berdasarkan beberapa pengertian diatas kesimpulan yang dapat kita tarik yaituReturn On Equity (ROE) merupakan salah satu indikator rasio profitabilitas

(35)

Sumber : Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi; Sutrisno; 2007

Earnings after taxes(EAT) yang dimaksudkan dalam perhitungan ini yaitu merupakan laba bersih setelah dikurangi pajak dan dikurangi dividen untuk para pemegang saham dalam satu periode. Selain itu yang dimaksud dengan modal sendiri (shareholder’s equity) merupakan total aktiva dikurangi dengan total kewajiban perusahaan. Dalam penelitian ini Return On Equity (ROE) berperan untuk para investor atau kreditur yang akan tertarik dengan ukuran rasio

profitabilitas yang bisa dialokasikan kepada para pemegang saham. Seperti diketahui pemegang saham mempunyai klaim residual (sisa) atas keuntungan yang diperoleh. Keutungan yang diperoleh oleh perusahaan pertama akan dipakai untuk membayar bunga, hutang, kemudian saham preferen, baru kemudian (jika ada sisa) diberikan kepada pemegang saham biasa.

2.1.4 Pengaruh Net Working Capitaldan Leverage ratio terhadap tingkat Profitabilitasperusahaan.

2.1.4.1 Pengaruh Net Working Capital terhadap tingkat Profitabilitas perusahaan

Modal kerja bersih (Net Working Capital) dalam perusahaan perlu dijaga kelancaranya agar perusahaan memperoleh data yang diharapkan dalam rangka meningkatkan tingkat profitabilitas perusahaan. Modal kerja bersih adalah salah

E A T

Rasio Profitabilitas = X 100 %

(36)

satu investasi perusahaan dalam bentuk aktiva lancar, pengelolaannya akan sangat mempengaruhi tingkatprofitabilitas.

Apabila jumlah modal kerja bersih terlalu besar berarti ada sebagian dana yang menganggur dan menunjukan dana yang terikat pada modal kerja bersih terlalu besar atau terdapat kelebihan investasi (over investment) dalam modal kerja bersih, hal tersebut akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan. apabila modal kerja bersih yang digunakan lancar, maka semakin produktif dalam menghasilkan tingkat penjualan dan laba tertentu sehingga akan meningkatkan

profitabilitasperusahaan.

Tetapi apabila modal kerja bersih memiliki hambatan, maka akan menimbulkan dampak negatif terhadap profitabilitas maupun likuiditas perusahaan. Apabila perusahaan dapat memperpendek waktu yang dibutuhkan oleh modal kerja bersih setiap kali berputar dimanaprofit margindan biaya-biaya konstan, maka volume penjualan dan profitabilitas akan meningkat. Hal ini diperkuat oleh pendapat Martono dan D. Agus Harjito dalam buku Manajemen Keuangan,sebagai berikut:

“ Konsep yang mendasari manajemen modal kerja yang sehat adalah dua keputusan yang menyangkut persoalan dasar perusahaan, yaitu:

a. Tingkat investasi optimal dalam aktiva lancar

b. Perpaduan yang sesuai antara pendanaan jangka pendek dan pendanaan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar.

Keputusan – keputusan tersebut mempengaruhi hasil yang diharapkan yaitu profitabilitas dan risiko yang dihadapi. Mengurangi tingkat investasi aktiva lancar, asalkan masih mampu memenuhi penjualan akan mengarah pada peningkatanreturn on assets(ROA) perusahaan”.

(37)

Dalam uraian modal kerja seperti yang telah dijelaskan diatas, perlu dianalisis sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya, yakni kemampuan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari atau kemampuan perusahaan dalam menagih piutang maupun pemanfaatan aktiva yang dimiliki atau juga yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan sumber dana perusahaan dalam operasinya.

Modal kerja bersih yang berhubungan dengan aktiva lancar dan utang lancar, penulis akan menganalisis perkembangan modal kerja bersih, atau kemampuan modal yang diinvestasikan untuk menghasilkan “Revenue”. Dalam

hal ini rumus yang akan digunakan adalah selisih aktiva lancar terhadap utang lancar. Sesuai dengan uraian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa modal kerja bersih yang tinggi akan mengakibatkan tingkat profitabilitas meningkat, sedangkan profitabilitas meningkat disebabkan pula oleh rasio aktifitas yang meningkat karena terjadinya efektifitas perusahaan dalam penggunaan sumber-sumber dana yang dimiliki sehingga menghasilkan tingkat profitabilitas yang optimal.

2.1.4.2PengaruhLeverage Ratioterhadap TingkatProfitabilitas

(38)

Dengan menggunakan indikator pengukuran Debt to total assets ratio yaitu dengan cara membagi total hutang perusahaan dengan total aktiva yang kemudian dikalikan seratus persen, hasil tersebut akan memberikan gambaran mengenai persentase jumlah pendanaan yang dibiayai oleh hutang. Rasio ini menekankan pada peran penting pendanaan hutang bagi perusahaan dengan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh pendanaan hutang.

Salah satu pengungkit tingkat keuntungan perusahaan yaitu dengan tingkat

Profitabilitas. Analisis Profitabilitas juga memungkinkan untuk membedakan antara kinerja yang terkait dengan keputusan operasi dan kinerja yang terkait dengan keputusan pendanaan dan investasi. Salah satu pengukur tingkat

Profitabilitasyaitu dengan indikatorReturn On Equity (ROE).

Return On Equity (ROE) yang merupakan suatu rasio pengukur perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang dimiliki. Cara pengukuran tingkat Return On Equity (ROE) dilakukan dengan cara pendapatan bersih setelah pajak (Earnings after taxes(EAT)) dibagi dengan modal sendiri (shareholder’s equity) kemudian dikalikan dengan seratus persen. Return On Equity (ROE) yang tinggi seringkali mencerminkan penerimaan perusahaan atas peluang investasi yang baik dan manajemen biaya yang efektif. Hal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko yang dihadapi oleh perusahaan dan secara hukum akan menjadi jaminan bagi kreditur atau investor. Ada beberapa teori pendukung mengenai pengaruh Leverage Rasio terhadap tingkat

(39)

Leverageyang disesuaikan akan naik atau turun dan dengan demikian akan menentukan apakahReturn On Equity (ROE)akan naik atau turun. “

(2003;182)

Adapun teori penghubung yang dikemukakan oleh John J. Wild, K.R Subramanyam dan Robert F. Halsley dalam buku Financial Statement Analysis yang diterjemahkan oleh Yanifi S. Bahtiar dan S. Nurwahyu Harahap menyebutkan:

“ Hubungan antara Return On Equity (ROE) dan Return On Assets (ROA)

juga penting, karena memperlihatkan keberhasilan perusahaan atas Leverage keuangannya.”

(2005;78) Selain itu teori penghubung juga dikemukakan oleh Arthur J. Keawn, David F. Scott Jr, John D. Martin dan J. William Petty dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman bahwa:

Leveragemerupakan pedang bermata dua. Pada saaat bagus dapat membuat perusahaan menjadi sangat bagus, namun pada saat buruk justru membuat perusahaan menjadi semakin buruk lagi. Di satu sisi pengungkit(Leverage)

keuangan ini dapat meningkatkan pengembalian ekuitas para pemegang saham (ROE), namun disis lain juga meningkatkan ketidakpastian atau risiko pemilik.”

(2001:101)

(40)

2.2. Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan memperoleh pendapatan dari kegiatan yang dilaksanakan oleh perusahaan. Untuk mencapai tujuan perusahaan tersebut, manajemen perusahaan harus mampu mengelola dan mengembangkan perusahaannya sesuai dengan strategi dan kebijakan yang telah ditetapkan perusahaan. Pengelolaan dana yang ditanam menjadi suatu hal yang penting karena dengan demikian kita dapat mengetahui efisiensi penggunaan dana tersebut dalam menghasilkan laba. Pengertian modal kerja neto menurut Susan Irawati dalam bukuManajemen Keuanganadalah sebagai berikut:

net working capitaladalah selisih aktiva lancar dengan hutang lancar”.

(41)

Bambang Riyatno dalam buku Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaanmengemukakan bahwa:

“Modal kerja menurut konsep kualitatif adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar di atas utang lancarnya. Modal kerja dalam pengertian ini sering disebut modal kerja neto (net working capital)”.

(2001:58) Sedangkan Sofyan Syafri Harahap dalam buku Analisis atas Laporan Keuangan,mengungkapkan bahwa:

“Modal kerja adalah aktiva lancar dikurangi utang lancar”.

(2001:288) Jadi dapat disimpulkan bahwa modal kerja adalah selisih lebih aktiva lancar dari utang lancar yang digunakan untuk membiayai aktivitas atau kegiatan operasi perusahaan sehari-hari.

Modal kerja yang dibutuhkan perusahaan sangat menentukan kontinuitas usahanya. Kelebihan atau kekurangan modal kerja akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Kelebihan modal kerja menunjukkan adanya dana yang tidak produktif sehingga kesempatan memperoleh laba menjadi terhambat. Sedangkan kekurangan modal kerja akan menghambat kelancaran operasi perusahaan karena tidak tersedianya dana yang dibutuhkan dengan segera. Adanya modal kerja yang cukup serta digunakan dengan efektif maka perusahaan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

(42)

pendek melalui hasil penjualan produksinya. Uang yang masuk dari hasil penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya selama perusahaan masih beroperasi. Untuk menilai keefektifan modal kerja dari aktivitas perusahaan dapat digunakan rasio antara total penjualan dengan jumlah modal kerja yang disebut dengan perputaran modal kerja (working capital turnover).

S. Munawir dalam buku Analisa Laporan Keuangan, mengemukakan bahwa:

“Rasio perputaran modal kerja menunjukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh peusahaan (jumlah rupiah) untuk tiap rupiah modal kerja.”

(2004:80) Modal kerja merupakan dana yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai aktivitasnya. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Ardiyos dalam bukuKamus Besar Akuntansi,sebagai berikut:

“Dalam pengertian arus dana adalah sumber dan penggunaan arus dana,

dana sama denganworking capitalatau modal kerja”.

(S.A:451) Sementara pengertian arus dana, masih menurut Ardiyos, dalam buku

Kamus Besar Akuntansi,adalah:

“Dana yang diterima dan dikeluarkan perusahaan dalam rangka operasi perusahaan. Terutama dari unsur yang paling cepat keluar masuknya seperti modal kerja perusahaan”.

(43)

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa dana sama dengan modal kerja, dengan demikian maka perputaran modal kerja merupakan perputaran dana yang dimiliki oleh perusahaan. Perputaran dana tersebut dapat mempengaruhi besarnya laba perusahaan. Penjelasan tersebut dapat dilihat pada buku karangan Martono dan. D. Agus Harjito dalam bukuManajemen Keuangan,

sebagai berikut:

“ Konsep yang mendasari manajemen modal kerja yang sehat adalah dua keputusan yang menyangkut persoalan dasar perusahaan, yaitu:

a. Tingkat investasi optimal dalam aktiva lancer

b. Perpaduan yang sesuai antara pendanaan jangka pendek dan pendanaan jangka panjang yang digunakan untuk mendukung investasi dalam aktiva lancar.

Keputusan – keputusan tersebut mempengaruhi hasil yang diharapkan yaitu profitabilitas dan risiko yang dihadapi. Mengurangi tingkat investasi aktiva lancar, asalkan masih mampu memenuhi penjualan akan mengarah pada peningkatanreturn on assets(ROA) perusahaan”.

(44)

“ 1.Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai.

3.Menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau pertanggung jawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.“

(2004;12.3) Isi dari laporan keuangan terdiri dari tiga unsur, yaitu Laporan yang berupa Neraca (Balance Sheet) mencerminkan keadaan keuangan yang berkaitan dengan nilai aktiva, hutang, dan modal sendiri dari perusahaan pada saat tertentu. Sedangkan Laporan Laba/Rugi (Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai perusahaan suatu periode tertentu, biasanya satu tahun dan Laporan Arus Kas (Cash Flow). Laporan Laba/Rugi (Income Statement) yang merupakan parameter penting yang digunakan untuk mengukur kinerja manajemen. Laporan Laba/Rugi (Income Statement) yang terdiri dari penjualan perusahaan dikurangi oleh beban dan biaya perusahaan sehingga menghasilkan nilai pendapatan yang merupakan pelaporan yang teramat penting baik laba ataupun rugi yang dialami oleh perusahaan. Dalam pencapaian tersebut manajemen perlu didukung oleh rencana yang matang, baik untuk pendanaan jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang.

Dalam pencapaian suatu tujuan perusahaan, yaitu memaksimalkan nilai-nilai maka diperlukan sejumlah modal tambahan untuk pengembangan operasional perusahaaan dan hal ini bergantung pada kebijakan financial

pengelolanya. Adanya rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, baik dalam hubungan dengan penjualan, assets,

(45)

akan sangat penting dengan analisa profitabilitas, misalnya bagi para pemegang saham akan melihat keuntungan yang akan diterima berupa dividen, selain itu para kreditur untuk melihat beban tetap perusahaan berupa beban bunga.Salah satu parameter yang digunakan adalah Return On Equity (ROE). Analisis keuangan yang mencakup analisis rasio keuangan, analisis kelemahan dan kekuatan dibidang financial akan sangat membantu dalam menilai prestasi manajemen masa lalu dan prospeknya dimasa yang akan datang. Lewat analisis keuangan kita dapat melihat kekuatan serta kelemahan bussines enterprise.

(46)

Pada umumnya Leverage timbul sebagai akibat dari aktivitas pendanaan dimana perusahaan melakukan pinjaman untuk menambah kas bagi pendanaan operasional perusahaan. Salah satu indikator Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt to total assets ratio yang mencerminkan rasio total hutang terhadap total aktiva. Leverage muncul sebagai penggunaan Fixed Cost Financing. Tidak ada perusahaan yang diharuskan untuk mempunyai hutang jangka pendek, menengah maupun hutang jangka panjang atau pendanaan melalui hutang, maka Leverage merupakan suatu pilihan. Pada umunya jarang sekali perusahaan industri yang memiliki ekspansi besar-besaran yang tidak memiliki tingkat Leverage karena perusahaan ini membutuhkan dana yang sangat besar yang mungkin tidak cukup hanya dari satu sumber pendanaan saja. Dengan melakukan pendanaan dari pihak eksternal baik pinjaman dari bank, supplier, penerbitan obligasi maupun saham maka perusahaan memiliki beban tetap yang harus dibayarkan secara continue. Salah satu sampel yaitu PT.Inti (Persero).yang membutuhkan pendanaan untuk operasional perusahaan, hal inilah yang memunculkan perusahaan melakukan pendanaan dari pihak eksternal.

Akibatnya ada pinjaman perusahaan terhadap kreditur atau investor sebagai pihak eksternal, maka rasio Leverage akan meningkat dan investor maupun kreditur akan merupakan pihak yang paling berkepentingan terhadap analisis Leverage. Investor memerlukan analisis Leverage untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memberikan keuntungan berupa tingkat

(47)

bangkrut, pihak pemegang sahamnya akan menerima bagian setelah dikurangi dengan kewajiban yang harus dibayarkan kepada pemberi hutang. Kreditur atau investor berkepentingan terhadap Leverage perusahaan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam mengembalikan dana yang dipinjamkannya.

Leverageyang terlalu tinggi dibandingkan dengan Leveragepada umunya juga mengakibatkan suatu perusahaan kesulitan mendapatkan dana tambahan dengan melakukan pinjaman. Hal ini dikarenakan kreditur ataupun investor menolak meminjamkan uang yang lebih banyak sebab kreditur ataupun investor memerlukan jaminan atas dana yang dipinjamkannya, maka akan sulit bagi perusahaan yang memiliki ratio Leverage yang tinggi untuk mendapat tambahan pendanaan demi kegiatan operasional perusahaan tanpa menambah tingkat pengembalian ekuitas terlebih dahulu.

Salah satu teori yang menjadi penghubung antaraLeverage Ratioterhadap

Tingkat Profitabilitasyang dikemukakan oleh Eugene F. Brigham dan Joel F. Houston dalam buku Fundamentals of Financial Management yang diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto, bahwa:

“ Penggunaan hutang yang lebih besar biasanya akan menyebabkan

terjadinya ekspektasi tingkat pengembalian atas ekuitas yang lebih tinggi.”

(48)

” Secara teoritis jika perusahaan dilikuidasi sekarang, aktiva dapat dijual dengan nilai bersih minimal 45 sen dalam dolar sebelum kreditor menghadapi kerugian. Sekali lagi, hal ini menunjukkan bahwa semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham, semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh kreditur perusahaan.”

(2005;210) Selain itu juga menurut oleh Arthur J. Keawn, David F. Scott Jr, John D. Martin dan J. William Petty dalam buku Dasar-Dasar Manajemen Keuangan yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman menerangkan:

” Tingkat pengembalian ekuitas merupakan fungsi dari:

1. Seluruh profitabilitas (pendapatan bersih relatif terhadap jumlah investasi pada aktiva)

2. Jumlah utang yang digunakan untuk mendanai aktiva ”

(49)

Tabel 2.2

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Kesimpulan Perbedaaan Persamaan

1.

diperoleh dari data Laporan Keuangan tersebut tidak sama ataupun melebihi

(50)

Gambar 2.1

Skema Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran tersebut maka dapat dibuat paradigma penelitian. Menurut Sugiyono (2010:42) paradigma penelitian adalah:

“ pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statsitik yang akan digunakan”.

Sumber Dana

Internal Manajemen perusahaanPengukuran kinerja

Profitabilitas

(Debt to total assets ratio)

(51)

Dengan paradigma penelitian, penulis dapat menggunakannya sebagai panduan untuk hipotesis penelitian yang selanjutnya dapat digunakan dalam mengumpulkan data dan analisis.

Paradigma pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

2.3. Hipotesis

Hipotesis tidak lain merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus di uji secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau yang ingin kita pelajari.

Menurut Moh. Nazir hipotesis adalah:

“Pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks”.

(2003:151) Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban yang diterima sementara terhadap masalah penelitian yang dapat

(X2) Leverage Ratio

(X1)

Netrworking Capital

(52)

dijadikan sebagai acuan atau dasar kerja yang kebenarannya harus di uji secara empiris.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, penulis mencoba merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut: “Networking capital dan Leverage Ratio berpengaruh terhadap profitabilitas.

Bedasarkan kerangka pemikiran di atas maka Penulis mencoba

merumuskan hipotesis yang merupakan kesimpulan sementara dari penelitian sebagai berikut:

Ha1: Ada pengaruh yang signifikan antaraNetworking CapitaldanLeverage ratio

secara parsial terhadapProfitabilitaspada PT. INTI (PERSERO)Bandung Ha2: Ada pengaruh yang signifikan antara Networking CapitaldanLeverage ratio

(53)

47

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian menurut Sugiyono (2005:32) diartikan bahwa,

“Objek penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.”

Berdasarkan pengertian tersebut, objek penelitian merupakan variable yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.Dalam penelitian yang adalahNetworking Capital,Leverage RatiodanProfitabilitaspada PT INTI (persero) Bandung.

3.2. Metode Penelitian

Sugiyono(2010:2), menjelaskan bahwa, “Metode Penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuandan kegunaan tertentu”.

Berdasarkan rumusan tujuan sebelumnya, penelitian ini termasuk penelitian terapan.Sesuai yang diungkapkan oleh Gay (1977) yang dikutip oleh Sugiyono (2010: 4) bahwa, “penelitian terapan dilakukan dengan tujuan

(54)

Metode yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif.

Menurut Sugiyono (2010:147) mengenai metode deskriftif ini diungkapkan bahwa :

“Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikanatau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi”.

Sedangkan penelitian verifikatif menurut Wirartha (2006:132) adalah“penelitian verifikatif (verifikasi) bertujuan menguji kebenaran(mengecek)

suatu pengetahuan.”

Selanjutnya mengenai pendekatan kuantitatif, Sugiyono(2010:8) juga mengemukakan bahwa:

“Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data yang bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.

(55)

3.2.1. Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian diperlukan perencanaan penelitian agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik, sistematis serta efektif. Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2005:84), “Desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian.”

Adapun pengertian dari desain penelitian menurut Husein Umar (2000:54-55)adalah“Desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan yang dibuat sedemikian rupa agar diperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian.”

Menurut Sugiyono (2008:13) penjelasan proses penelitian dapat disimpulkan seperti teori sebagai berikut :

“Proses penelitian meliputi:

1. Sumber masalah 2. Rumusan masalah

3. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan 4. Pengajuan hipotesis

5. Metode penelitian

6. Menyusun instrument penelitian 7. Kesimpulan”.

Berdasarkan proses penelitian yang dijelaskan di atas, maka desain pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang menjadi sumber masalah yaitu mengenai penurunan profit sehingga diperoleh judul penelitian sesuai dengan masalah yang terjadi.

2. Menetapkan Rumusan Masalah

(56)

1. Seberapa besar hubungan Net Working Capital dan Leverage Ratio

terhadapProfitabilitaspada PT INTI (persero) Bandung

2. Seberapa besar pengaruh Net Working Capital dan Leverage Ratio

terhadapprofitabilitas secara parsial

3. Seberapa besar pengaruh Net Working Capitaldan Leverage RatioterhadapProfitabilitassecara simultan.

4. Konsep dan teori yang relevan dan penemuan yang relevan

Peneliti dapat membaca referensi teoritis dan penemuan penelitian sebelumnya yang relevan dengan masalah untuk menjawab rumusan masalah yang sifatnya sementara (hipotesis).

4. Pengajuan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah networking capital dan Leverage ratio

operasi berpengaruh secara parsial dan simultan terhadapprofitabilitas.

5. Metode Penelitian

(57)

6. Menyusun Instrumen Penelitian

Setelah menentukan metode penelitian, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data. Instrumen pada penelitian ini berbentuk data yang didapatkan dari PT INTI (PERSERO) Bandung.Setelah data terkumpul maka selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu.

7. Kesimpulan

Langkah terakhir dari suatu periode penelitian adalah penarikan kesimpulan, yang berupa jawaban terhadap rumusan masalah berdasarkan informasi mengenai solusi masalah yang bermanfaat sebagai dasar untuk pembuatan keputusan.

3.2.2. Operasionalisasi Variabel

Pengertian variabel menurut Sugiyono (2010: 31) adalah “sesuatu hal yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.”

(58)

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

1. Variabel Bebas /Independent(variabel X1)

Sugiyono (2010:33)mengemukakan bahwa,“Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (dependen)”.

Variabel bebas merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi.

Variabel bebas yangditeliti dalam penelitianini ada dua, pertama (X1) adalah

Networking Capital dan kedua (X2) adalahLeverage Ratio. a. Networking Capital (X1)

Modal kerja adalah faktor penting dimana setiap perusahaan wajib memiliki modal kerja untuk memulai usahanya. Setiap badan usaha memerlukan modal kerja untuk menjalankan usahanya

Pengertian modal kerja neto Susan Irawati(2005:39),pengertian dari modal kerja neto sebagai berikut:

net working capitaladalah selisih aktiva lancar dengan hutang lancar” .

b. Leverage Ratio(X2)

(59)

Pengertian RasioLeveragemenurut(Sut risno , 2007;249), bahwa:

“ Rasio total hutang dengan total aktiva yang biasa disebut rasio hutang (debt ratio), mengukur sejauh mana prosentase besarnya dana yang berasal dari hutang.

Yang dimaksud dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh

perusahaan baik yang memiliki waktu jangka pendek, menengah maupun jangka

panjang,.”

2. Variabel Terikat /Dependent(Variabel Y)

Variabel tergantung adalah variabel yang memberikan reaksi/respon jika dihubungkan dengan variabel bebas.Menurut Sugiyono(2010:39), “Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.

Dalam hal ini variabel terikatnya adalah profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan Return On Equity, yang menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba.

(60)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Penelitian

Variabel Konsep Indikator Skala

Networking Capital(X1)

Net working capitaladalah selisih aktiva lancar dengan hutang lancar

(Susan Irawati ,2005:39)

Modal kerjanetto=

aktiva lancar–hutang lancar

(Susan Irawati ,2005:39)

Rasio

Leverage Ratio

(X2)

Rasio total hutang dengan total

aktiva yang biasa disebut rasio

hutang (debt ratio), mengukur

sejauh mana prosentase besarnya

dana yang berasal dari hutang.

Yang dimaksud dengan hutang

adalah semua hutang yang

dimiliki oleh perusahaan baik

yang memiliki waktu jangka

pendek, menengah maupun jangka dari suatu kesatuan usaha (entitas)

(61)

3.2.3. Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1. Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah sumber data sekunder, di mana data data yang digunakan diperoleh dari laporan-laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yaitu data tentang Networking Capital,Leverage Ratio

dan Profitabilitas PT INTI (persero), dimana data yang diperoleh secara tidak langsung, artinya data-data tersebut berupa data yang telah diolah lebih lanjut dan data yang disajikan oleh pihak lain.

Sugiyono (2010:137)mengungkapkan bahwa, “Sumber sekunder adalah sumber yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen.”

Data sekunder dapat diperoleh dengan cara membaca, mempelajari dan memahami melalui media lain yang bersumber pada literatur dan buku-buku perpustakaan atau data-data dari perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Data yang digunakan yaitu laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan pada saat penelitian berupa laporan neraca, laba rugi, dan catatan atas laporan keuangan..

3.2.3.2. Teknik Penentuan Data 1. Populasi

Gambar

Tabel 1.1Networking Capital, Leverage dan Prfotabilitas
Tabel 2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu
Gambar  2.1Skema Kerangka Pemikiran
Tabel 3.1Operasionalisasi Variabel Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Udurma Rotua Sinurat: Tingkat Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap Perusahaan Serta Pengaruhnya..., 2007... Udurma Rotua Sinurat: Tingkat Efisiensi Pengelolaan Aktiva Tetap

Penelitian ini bertujuan untuk menguji tingkat kecukupan modal yang diukur dengan capital adequacy ratio (CAR) terhadap tingkat profitabilitas yang diukur dengan return on asset

Aspek struktur modal dan modal kerja bagi perusahaan cukup penting, kaitannya dengan profitabilitas diukur dari tingkat pengemabalian ekuitas (ROE) yang baik adalah

Pemeriksaan yang dilakukan terhadap persediaan sudah sangat membantu dalam mencegah dan mendeteksi kecurangan, namun agar hasil dari pemeriksaan tersebut akurat,

Supriyadi dan Fani Fazriani (2011) Pengaruh Modal Kerja terhadap Tingkat Likuiditas dan Profitabilitas (Studi Kasus pada PT. Variabel Independen : Working Capital

Berdasarkan hasil analisis rasio profitabilitas yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa perusahaan dalam kondisi yang baik namun tingkat efisiensi manajemen

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, leverage, size, dan capital intensity ratio terhadap effective tax rate perusahaan

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan peneliti lain berkaitan dengan pengaruh risiko kredit dan tingkat kecukupan modal (capital adequacy ratio) terhadap profitabilitas