• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUHAMMAD NADHIM 22010112140061 LAP KTI BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MUHAMMAD NADHIM 22010112140061 LAP KTI BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

1.1Latar Belakang

Hati secara anatomi dan fungsi merupakan organ terbesar, berat 1,2 – 1,8 kg

atau kurang lebih 25% berat badan orang dewasa, menempati sebagian besar

kuadran kanan atas abdomen, dan merupakan pusat metabolisme tubuh dengan

fungsi yang sangat kompleks.1 Fungsi utama hati dibagi menjadi fungsi vaskular

untuk menyimpan dan menyaring darah, fungsi metabolisme yang berhubungan

dengan sebagian besar sistem metabolisme tubuh, dan fungsi sekresi serta eksresi

yang berperan membentuk empedu yang mengalir melalui saluran empedu ke

saluran cerna.2

Karsinoma Hepatoselluler (KHS) menduduki peringkat kelima dari seluruh

keganasan dan menempati urutan ketiga sebagai penyebab kematian akibat

keganasan di seluruh dunia. Berdasarkan analisis Global Cancer (GLOBOCAN)

tahun 2008, insiden KHS semakin meningkat pada dua dekade terakhir dengan

insiden sangat tinggi (lebih dari 20 orang per 100.000) penduduk di Asia, Cina,

Afrika Barat dan Timur. Sekita 748.300 kasus KHS baru dan 695.900 kematian

karena KHS terjadi di seluruh dunia pada tahun 2008. Asia tenggara menduduki

peringkat kedua dalam insiden tumor hepar di dunia dan Indonesia berada di

peringkat ketiga setelah Vietnam, dan Thailand. Hal ini membuktikan insiden KHS

di Indonesia memiliki porsi yang cukup besar. KHS merupakan 10-20% dari

(2)

50-70 tahun dan lebih sering terjadi pada pria dibanding wanita dengan rasio insiden

2-4:1.3

Tingkat keparahan tertinggi KHS (lebih dari 10 kasus per 100000 penduduk)

terdapat pada Asia Timur dan Tenggara. 80% kasus KHS di dunia berada di negara

sedang berkembang seperti Asia Timur dan Asia Tenggara serta Afrika Tengah

yang merupakan wilayah prevalensi tinggi.4

Karsinoma hepatoseluler berkembang dari sirosis hati pada 80% pasien, dan

kondisi preneoplastik ini merupakan faktor predisposisi yang kuat. Karsinoma

hepatoseluler memiliki faktor risiko penting yang sudah diketahui, yaitu infeksi

virus hepatitis. Infeksi hepatitis B kronis merupakan faktor risiko utama dari

karsinoma hepatoseluler di banyak negara termasuk Indonesia. Di Asia dan Afrika,

lebih dari 80% pasien karsinoma hepatoseluler mempunyai latar belakang infeksi

hepatitis B kronis. Di Jepang, Eropa dan Amerika, sekitar 60% pasien karsinoma

hepatoseluler mempunyai infeksi hepatitis C kronis sebelumnya.5 Di RS dr Kariadi

Semarang lebih dari 60% karsinoma hepatoseluler disebabkan oleh virus Hepatitis

B . 6

Faktor risiko utama karsinoma hepatoseluler di Indonesia adalah infeksi kronik

virus hepatitis B, virus hepatitis C dan sirosis hati oleh berbagai sebab. Risiko juga

dipengaruhi oleh ras, jenis kelamin dan usia. Faktor risiko utama tersebut

dihubungkan dengan pemilihan populasi tertentu yang sebaiknya dilakukan

surveillance untuk karsinoma hepatoseluler dan berpengaruh terhadap prognosis.

Populasi terinfeksi virus hepatitis B yang berisiko tinggi mendapatkan karsinoma

(3)

40 tahun, perempuan pembawa hepatitis B ras Asia setelah berusia 50 tahun,

pembawa hepatitis B dengan riwayat keluarga karsinoma hepatoseluler, pasien

hepatitis B ras negro, sirosis hati akibat infeksi virus hepatitis B. Populasi terinfeksi

virus hepatitis C yang digolongkan berisiko tinggi mendapatkan karsinoma

hepatoseluler adalah sirosis hati akibat infeksi virus hepatitis C. Semua sirosis hati

apapun penyebabnya mempunyai risiko tinggi untuk mendapatkan karsinoma

hepatoseluler.7

Banyak faktor yang mempengaruhi peranan dalam penanganan karsinoma

hepatoseluler. Pertama, adanya sirosis hati dalam berbagai tingkatan yang

mengikuti karsinoma hepatoseluler sedikit banyak mempengaruhi pilihan

pengobatan.8 Fungsi hati pada penderita-penderita karsinoma hepatoseluler dapat

sangat bervariasi dari normal sampai dekompensasi. Sirosis dapat dijumpai pada

sekitar 90% dari semua kasus karsinoma hepatoseluler.9 Kedua, karsinoma

hepatoseluler menunjukkan peranan biologis yang sangat bervariasi dari satu

daerah dan daerah yang lain. Misalnya, di daerah pedesaan Afrika Selatan,

karsinoma hepatoseluler mengenai penderita-penderita dalam usia yang lebih muda

dan sering baru terdiagnosis setelah tahap lanjut dan mempunyai durasi

gejala-gejala yang lebih singkat dibanding kasus-kasus di Amerika Utara.8

Karsinoma hepatoseluler mempunyai distribusi geografi yang tidak seragam

di berbagai negara: pada negara dengan insiden KHS sedang sampai tinggi terjadi

di negara Asia Tenggara dan Asia Timur , Sub sahara, Afrika kulit hitam.

Karakteristik pasien pada populasi negara ini mengenai usia muda, karena infeksi

(4)

geografi pasien karsinoma hepatoseluler di Jawa Tengah belum diketahui. Di RS

Kariadi merupakan rujukan pusat untuk pelayanan kesehatan di Jawa Tengah.

Dengan mengetahui data distribusi geografi pasien KHS diharapkan secara tidak

langsung juga mengetahui distribusi geografi infeksi virus hepatitis b sehingga

dapat dilakukan pengelolaan faktor penyebab secara lebih dini.

1.2Permasalahan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah

penelitian adalah sebagai berikut :

Apakah geografis lokasi asal pasien berpengaruh terhadap tingkat

keparahan pasien KHS etiologi virus Hepatitis B?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui distribusi geografis

dan hubungan lokasi asal pasien dengan tingkat keparahan KHS etiologi

virus Hepatitis B di RSUP Dr Kariadi Semarang.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui tingkat keparahan KHS etiologi virus hepatitis B yang meliputi

: usia, jenis kelamin, stadium KHS berdasarkan kriteria Child-Pugh, kadar

Alfa feto protein (AFP) dan sistem Barcelona Clinic Liver Cancer (BCLC)

2. Mengetahui distribusi geografis asal pasien KHS etiologi virus hepatitis B

yang berobat di RSUP Dr Kariadi Semarang

3. Menilai hubungan antara lokasi asal pasien dengan tingkat keparahan KHS

(5)

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendapat pengetahuan tentang tingkat

keparahan dan geografis KHS etiologi virus hepatitis B yang berobat di

RSUP Dr Kariadi yang dapat digunakan untuk melakukan pencegahan dan

pengelolaan pasien KHS etiologi virus hepatitis B.

1.4.2 Manfaat untuk Pelayanan Kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi dokter

khususnya ahli ilmu penyakit dalam untuk pengelolaan pasien KHS etiologi

virus hepatitis B. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi

masukan bagi pengambil kebijakan di bidang kesehatan dalam pencegahan

KHS etiologi virus hepatitis B berbasikan wilayah khususnya di Jawa

Tengah.

1.4.3 Manfaat untuk Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk penelitian

(6)

1.5 Keaslian penelitian

Berdasarkan penelusuran pustaka dijumpai beberapa penelitian sebelumnya

yang terkait dengan penelitian ini sebagaimana yang dicantumkan pada tabel

1.

Tabel 1. Keaslian penelitian

No Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian

1 Micheal C Kew, Whither alfa-fetoprotein in the diagnosis of hepatocelluler carcinoma?.

Review non sistematic Pada penduduk afrika kulit hitam penderita

2 Arfianti, Andi Zainal, Fauzia, Distribusi Genotipe dan Subtipe Virus Hepatitis B pada Penderita Hepatitis B Kronik di Pekanbaru

Cross sectional Genotip VHB mungkin

Hingga saat ini belum didapatkan laporan data distribusi geografi pasien

KHS berdasarkan etiologi Hepatits B di Indonesia (Jawa Tengah). Informasi

data ini sangat penting untuk program deteksi dini kanker hati, prevensi dan

pengobatan Hepatitis B. Peneliti bermaksud mendiskripsikan distribusi

geografi dan karakteristik klinik pasien KHS etiologi Hepatitis B di Rumah

Gambar

Tabel 1. Keaslian penelitian

Referensi

Dokumen terkait

roaming wireless kemudian akan melakukan observasi untuk mengetahui Coverage Access Point pada wifi gedung A sampai gedung CXY, lalu setelah itu akan

Faktor Bagi Hasil, sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan nasabah dalam memilih produk Bank Muamalat di Kota Surabaya. Kata kunci : Jaminan, Lokasi,

62 responden 52 responden menyatakan Sangat Setuju mengenai model wanita dalam iklan televisi kopi kapal api membuat responden tertarik untuk menyaksikan

Serat Optik Sebuah Penghantar, edisi ke 3.. Fibers

pembahasan dan tindak lanjut terhadap umpan balik masyarakat terhadap mutu dan kepuasan adalah dengan cara pengumpulan informasi dalam rangka mengetahui harapan pelanggan

[r]

Penggunaan bidang terminologi teknik, dalam hal ini terdapat 2 demensi yaitu; (1)Menjelaskan pemakaian kata untuk mendapatkan pengertian yang tepat, (2)Menggunakan

Tujuan evaluasi program PLS/Pelatihan orang dewasa secara khusus untuk memberi masukan tentang kebijaksanaan pendidikan, hasil program pendidikan, kurikulum,