• Tidak ada hasil yang ditemukan

LPSE Kota Cimahi RKS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "LPSE Kota Cimahi RKS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

SYARAT- SYARAT TEKNIS

Pasal 1

S i t u a s i

1.1. Pekerjaan yang dilaksanakan terletak di Kota Cimahi.

1.2. Calon-calon pemborong wajib meneliti medan / lapangan terutama tanah, sifat tanah dan luasnya pekerjaan. Disamping hal-hal lain yang berpengaruh terhadap harga-harga penawaran yang akan diajukan. Pemborong juga harus meneliti ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam RKS ini, sehingga tidak akan terjadi penyimpangan-penyimpangan dari apa yang telah digariskan.

1.3. Kelalaian dari Pemborong dalam meneliti medan/lapangan ataupun hal-hal lainnya, tidak dapat dijadikan alasan untuk mengajukan klaim di kemudian hari.

Pasal 2

Lingkup Pekerjaan

2.1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan adalah Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Pagar, yang terdiri dari :

I. Pekerjaan Persiapan II. Pekerjaan Struktur

III. Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran dan Acian IV. Pekerjaan Pengecatan

2.2. Hal-hal lain yang nyata-nyata diperlukan dalam pekerjaan ini sesuai dengan gambar rencana ( bestek ) dan atas perintah / petunjuk dari Konsultan Pengawas.

Pasal 3

Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

Untuk menjamin mutu pelaksanaan pekerjaan, pemborong harus menyediakan :

3.1 Tenaga ahli yang mengerti gambar-gambar dan cara pelaksanaan di lapangan.

3.2 Tenaga pelaksana yang mengerti dan terampil tentang cara-cara pelaksanaan di lapangan.

3.3 Alat-alat pembantu untuk kelancaran pekerjaan seperti : mesin pengaduk beton (beton molen), vibrator, pompa air, stamper, alat-alat ukur seperti penyipat datar, alat-alat pengukur (meteran, rol meter), serta alat bantu lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam pekerjaan ini.

3.4 Bahan-bahan harus sudah ada di tempat pekerjaan sebelum waktu pelaksanaan pekerjaan, sehingga tidak akan terjadi kelambatan pelaksanaan pekerjaan dari jadwal yang telah ditentukan.

(2)

SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 4

U k u r a n

4.1 Satuan Ukuran

Satuan ukuran dalam gambar dinyatakan dalam satuan metrik. Pemborong harus meneliti gambar-gambar terutama mengenai ukuran-ukuran dan hal-hal lainnya sebelum pelaksanaan pekerjaan. Kalau ada hal-hal yang meragukan segera pemborong melaporkan kepada Konsultan Pengawas untuk dicarikan jalan penyelesaiannya.

4.2 Ukuran Pokok

Permukaan atas lantai dasar yang di nyatakan dengan + 0.00 cm, terletak 30 cm di atas permukaan rata-rata halaman setelah dibentuk (cut & fill), sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar rencana Grading Plan, atas petunjuk Konsultan Perencana / Pengawas. Selanjutnya seluruh ukuran ketinggian diambil dari tinggi lantai + 0.00 cm tersebut.

4.3 Mengukur Letak Bangunan

Letak bangunan diukur di bawah pengawasan Konsultan Perencana dan Pengawas. Papan bangunan ( bouwplank ) dibuat dari papan kayu yang diketam rata pada sisi atasnya, ukuran minimal 2 / 20 cm, dipaku pada patok kayu ukuran 5 / 7 cm atau dolken yang dipancang kuat-kuat dalam tanah.

Sumbu-sumbu serta ketinggian bangunan harus tertera dengan jelas dengan cat pada papan bangunan tersebut. Pemborong harus menyediakan pembantu secukupnya yang paham dalam cara-cara pengukuran penyipat datar yang baik dan alat-alat lain yang diperlukan untuk pengukuran.

Pasal 5

Pekerjaan Persiapan

5.1 Daerah di mana akan didirikan bangunan harus kering / bebas air, terutama pada pekerjaan pondasi. Untuk itu pemborong harus menyediakan mesin pompa air bila diperlukan, dengan kapasitas yang cukup untuk memenuhi untuk pengeringan ini.

5.2 Bilamana di dalam lahan terdapat pohon / perdu, maka penebangan harus mendapat ijin dari konsultan. Sisa-sisa brangkal, kayu, akar, batu-batuan dan unsur-unsur pengganggu yang lainnya harus dikeluarkan sebelum dilakukan pengupasan tanah. Jaringan air bersih dan listrik yang terdapat pada lokasi pembangunan harus diamankan / dipindahkan sebelum pekerjaan pembentukan muka tanah dilakukan.

Pasal 6

Pekerjaan Pembentukan Muka Lahan

6.1. Lokasi dimana di mana akan didirikan bangunan harus dibentuk sesuai dengan ketinggian yang ditunjukkan dalam gambar rencana. Lingkup pekerjaan pembentukan lahan ini adalah sampai minimal jarak 3 meter dari as bangunan yang akan dibangun.

6.2. Pekerjaan pembentukan muka tanah ini meliputi pengupasan top soil / tanah gembur bekas kebun, sedalam 20 cm, penggalian dan pengurugan tanah, serta pemadatan tanah.

6.3. Tanah gembur / top soil, dan tanah yang masih mengandung bekas-bekas akar, dan bahan organik lainnya tidak boleh dipakai untuk mengurug. Pada perbedaan tinggi permukaan dibuat talud dengan kemiringan 45o.

(3)

Pasangan Batu Bata

11.1. Pemasangan batu bata dilaksanakan pada semua dinding, rollaag, dan lain-lain tempat seperti ditunjukkan dalam gambar rencana.

11.2. Pasangan bata melintang dengan adukan trasram atau biasa (rollaag) harus dipasang di bawah semua dinding, pasangan lain yang tidak berdiri diatas sloof beton, dan pada pasangan lain yang memerlukannya.

11.3. Pasangan bata tegak atau segmen harus dipasang di atas semua kusen, bilamana di atas kusen tersebut masih ada dinding bata setinggi lebih dari 30 cm, yang tidak disangga oleh latei beton.

11.4. Pasangan dinding harus tegak lurus dan rata sehingga pada pekerjaan selanjutnya dapat diselesaikan dengan plesteran rata dan sama tebalnya. Apabila tidak tertera dalam gambar untuk setiap luas pasangan 9-12 m2harus dipasang kolom / balok tulangan praktis. Di bawah semua kusen dipasang balok lintel beton ukuran 10 x 10 cm.

11.5. Pada sambungan antara beton dan pasangan bata dipasang angker horisontal setiap 1 meter, dan harus dicor beton untuk pengikatnya, dengan campuran 1Pc :3 Ps : 5Kr.

11.6. Pasangan pada sudut-sudut / pertemuan dinding harus diperkuat dengan kolom praktis, sudut dan ukurannya sesuai dengan yang dinyatakan dalam gambar.

11.7. Ketidak-sikuan dinding akan menyulitkan pemasangan ubin dan langit-langit, dan menunjukkan ketidak-ahlian pelaksana. Pembongkaran kembali pasangan dinding akibat kekurang-ahlian pelaksana menjadi tanggung jawab pemborong.

11.8. Bata yang dipakai adalah batu bata biasa dari tanah liat produksi setempat, kwalitas terbaik, dengan ukuran tidak jauh menyimpang dari 5 x 11 x 22 cm. Hendaknya jangan memakai bata dengan ketebalan kurang dari 5 cm, dan batu bata yang dipakai harus matang dalam pembakarannya, berbentuk dan permukaan rata dan tanpa cacat. Bata sebelum dipasang, direndam dahulu hingga jenuh air, bata yang patah separuh hanya boleh dipasang untuk tepi atau bagian yang memerlukan ukuran pendek, dan bata yang patah, kurang dari separuh, tidak boleh dipergunakan.

Pasal 8

Pekerjaan Adukan

12.1. Adukan trasram dengan campuran 1PC:3Ps dipasang pada :

- dari permukaan sloof sampai 20 cm di atas lantai ruangan, dan 160 cm di atas lantai KM/WC.

- rollaag bata dan lapis terakhir pasangan bata yang tidak terlindung ringbalk / balok. - pasangan lainnya sesuai dengan gambar.

12.2. Pasangan batu bata lainnya memakai adukan 1PC: 5 Ps

12.3. Mencampur bahan-bahan adukan harus benar-benar merata dikerjakan dalam keadaan kering, kemudian diairi sampai merata dan konsisten. Untuk jumlah adukan yang banyak diharuskan memakai adukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen).

(4)

SYARAT-SYARAT TEKNIS

Pasal 9

Pekerjaan Plesteran

13.1. Komposisi campuran bahan-bahan plesteran dan syarat-syaratnya sama dengan untuk bahan adukan.

13.2. Plesteran trasram diterapkan pada pasangan trasram dan beton, sedang plesteran biasa diterapkan pada semua pasangan batu bata.

13.3. Sebelum pekerjaan plesteran dimulai, pasangan harus dibasahi dahulu, dan siar-nya harus dikorek dahulu sedalam 1 cm. Pelaksana harus memberi perhatian penuh terhadap kesempurnaan pekerjaan ini. Bidang-bidang plesteran yang tidak rata, tidak melekat, miring, retak dan cacat, harus diulangi, dan pada sudut-sudut pertemuan bidang, alur atau tali air dan lainnya yang tidak siku atau tidak lurus harus diulangi, diperbaiki sampai memuaskan Konsultan dan seluruh biaya perbaikan ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

13.4. Semua plesteran diratakan dengan acian, diplamur dan digosok amplas hingga halus sebelum dicat tembok, kecuali pada dinding bagian luar tidak perlu diplamur, setelah diaci halus langsung dicat dengan cat tembok.

13.5. Pasir untuk pekerjaan plesteran harus disaring hingga cukup halus, dan memenuhi syarat untuk plesteran.

13.6. Penghalusan / acian dilakukan dengan PC setipis mungkin, rata dan rapi dan dilakukan dengan roskam.

Pasal 10

Persyaratan Bahan - bahan Adukan dan Beton

15.1. Semen portland

Semen yang dimaksud adalahsemen PC merk “Tiga Roda“, ex Cibinong atau sekwalitas, dan

harus sampai di tempat kerja dalam keadaan baik terbungkus dalam kantong asli dari pabrik. Semen yang telah rusak, membatu tidak boleh dipakai dan harus segera dikeluarkan dari tempat pekerjaan.

Semen harus disimpan dalam ruangan tertutup, di atas lantai papan yang terangkat, dan tidak lembab. Kantong-kantong berisi semen tidak boleh ditumpuk lebih dari 10 lapis. Untuk seluruh pekerjaan harus dipergunakan satu merk dan tidak boleh dicampur dengan merk lain.

15.2. Air Kerja

Air sebagai bahan campuran beton maupun adukan harus bersih, tidak mengandung asam, garam, alkali, atau bahan organik dan zat-zat lainnya yang bisa menurunkan kekuatan struktur .

15.3. Pasir

Pasir harus bebas dari bahan-bahan organik, garam, asam, kapur, tanah serta kotoran-kotoran lainnya . Pasir laut tidak boleh digunakan dalam pekerjaan ini. Pasir untuk adukan pasangan, plesteran, ataupun beton harus keras, tajam dan tidak mengandung kadar lumpur lebih dari 5 %. Untuk plesteran atau adukan pasangan, pasir harus melalui ayakan berlubang persegi 3 mm.

(5)

16.1. Untuk struktur beton bangunan dipakai beton dengan kekuatan karakteristik yang disyaratkan sebesar 175 kg/cm2 (K-175 ) sesuai petunjuk pada Perincian Anggaran Biaya. Pelaksana harus menyerahkan hasil pengujian mutu beton (berbentuk test kubus beton) dari laboratorium yang sah kepada Konsultan Pengawas, khususnya untuk campuran beton pada bagian struktur utama. Ketentuan-ketentuan mengenai pelaksanaan pencampuran beton, perawatan beton dan lain-lainnya mengenai pekerjaan beton mengikuti ketentuan-ketentuan dalam ayat-ayat pasal ini.

16.2. Pekerjaan beton bertulang dilaksanakan pada semua beton struktur dan beton lainnya, dengan ukuran dan bentuk sesuai dengan gambar rencana.

16.3. Pekerjaan beton bertulang harus mengikuti persyaratan dalam : 1. Peraturan bahan beton bertulang :

- PUBB NI - 3, 1970, NI-8, 1964 - PBI 1971, terutama :

- Syarat bahan - bahan untuk semua pekerjaan beton, PBI 1971, NI - 2, Bagian I Bab 3, pasal 3-1 s/d 3-9

- Syarat bahan- bahan untuk semua pekerjaan beton, PBI 1971, NI -2, Bagian 3, Bab 3,4,5, dan 6.

- Syarat pekerjaan tulangan , PBI 1971, NI-2 , Bab 8, Pasal 8-1 s/d 8-17 - Kwalitas baja tulangan , U- 24, PBI 1971, NI -2.

2. Semen

Semen harus dari jenis portland cement, sesuai dengan persyaratan ASTM C- 150, type 1, atau sejenis, atau sesuai dengan pasal 15. 1.

3. Air

Air sesuai dengan pasal 15.2. 4. Pasir beton

Pasir beton harus bersih, dan tersusun dalam gradasi yang baik, bebas dari bahan-bahan organik, garam, lumpur, tanah, serta kotoran-kotoran lain, sesuai dengan tanah, serta kotoran-kotoran lain, sesuai dengan persyaratan PBI 1971 . Jumlah butir yang lebih kecil dari 0,63 mm, tidak boleh melebihi dari 5% dari jumlah total.

5. Kerikil / Batu pecah .

Kerikil harus bersih, keras, tersusun dalam gradasi yang baik, bebas dari bahan-bahan organik, lumpur serta kotoran-kotoran lain sesuai dengan persyaratan PBI 1971.

16.4. Campuran/komposisi bahan beton dengan kekuatan karakteristik 200 kg/cm2 (K-200) harus sesuai dengan hasil pengujian di laboratorium (mix-design) atau minimal campuran 1PC : 2 Ps : 3Kr. Kekentalan beton ditentukan dengan tinggi percobaan slump, yang harus terletak diantara 7-10 cm.

16.5. Campuran harus diadukan dengan mesin pengaduk (beton molen), dengan kecepatan putaran antara 14-20 putaran permenit. Waktu pengadukan tidak boleh kurang dari 2 menit, dihitung dari semua bahan termasuk air dimasukkan ke dalam mesin. Mengaduk dengan tenaga manusia sama sekali tidak diperbolehkan.

16.6. Sebelum dan sesudah dipakai, mesin pengaduk harus bersih untuk pemakaian berikutnya tidak boleh ada sisa adukan yang tertinggal.

16.7. Pengecoran beton

1. Selambat-selambatnya dalam waktu 2 x 24 jam sebelum tanggal pengecoran dilaksanakan, Konsultan harus diberi tahu. Hanya atas persetujuan Konsultan Pengawas (tertulis), pengecoran boleh dilaksanakan .

(6)

SYARAT-SYARAT TEKNIS

3. Mengecor beton tidak boleh dijatuhkan lebih tinggi dari 1,5 m dari lapisan sebelumnya. Adukan harus dirojok dan digetarkan dengan mesin penggetar, terutama pada setiap sudut cetakan, sehingga menghasilkan permukaan beton yang mulus, tidak keropok, dan berbekas gelembung udara, maupun cacat lain yang berarti.

4. Menutup keropok dengan kamprotan akibat tidak sempurnanya cara pengecoran yang tidak memenuhi syarat kekuatan harus segera dibongkar, dan diulangi atas resiko pemborong.

5. Melanjutkan pengecoran pada beton yang telah mengeras dilaksanakan dengan jalan mengkasar dan membersihkan permukaan beton lama, kemudian disiram dengan cairan semen.

16.8. Perawatan beton

Semua permukaan beton harus dijaga agar tidak terlalu cepat mengering, dengan kain / goni yang dibasahi terus menerus selama 14 hari.

16.9. Pengontrolan kwalitas

Pengontrolan kwalitas beton harus dilakukan terus menerus, pada setiap pengadukan baru, dengan mengambil benda uji / kubus, serta percobaan slump, sehingga mencapai konsisten yang stabil. Minimal diambil benda uji kubus ukuran 15 x 15 x 15 cm, untuk setiap 5 m3 beton, sedang ketinggian slump terletak pada 7 - 10 cm. Evaluasi kekuatan beton dilaksanakan atas tanggungan Pemborong.

16.10. Pekerjaan beton biasa memakai campuran 1 PC : 3 PC : 5 KR dilaksanakan pada neut di bawah kosen-kosen pintu, dan pengisian celah-celah pada angker. Penyelesaian pada neut-neut tiang kusen dihaluskan dengan acian beton.

16.11. Untuk pekerjaan beton yang terletak di atas tanah seperti pondasi dan sloof di bagian bawahnya dipasang lapisan urugan pasir setebal 10 cm dan lapisan lantai kerja campuran 1Pc : 5Ps setebal 5 cm.

Pasal 12

Pekerjaan Acuan

17.1. Untuk acuan balok dan kolom beton, dapat dipakai papan kayu kelas III yang lurus dengan tebal minimal 2 cm, dan telah kering, sehingga tidak akan berubah selama dan sesudah pengecoran dilaksanakan. Apabila memungkinkan dapat dipakai acuan dari multipleks 9 mm, yang diperkuat dengan rusuk-rusuk kayu, agar mutu hasil cetakan lebih terjamin kerapihannya.

17.2. Hendaknya dipakai papan dengan panjang minimum 2 m guna menjamin kelurusan beton yang dicetak. Ukuran yang lebih pendek hanya boleh dipakai apabila ternyata diperlukan ukuran kurang dari 2 meter.

17.3. Sisa papan dimana akan dilakukan penyambungan harus diketam rata dan lurus untuk menjamin kerapatan sambungan.

17.4. Pemasangan acuan harus dilakukan dengan penuh ketelitian baik mengenai ukuran, tegak dan lurusnya, terutama untuk kolom-kolom, hasil pengecoran harus mempunyai bentuk tegak lurus, tidak bengkok-bengkok dan patah pada sambungan acuan atupun miring.

17.5. Acuan harus terpasang demikian kuatnya, sehingga sanggup menahan getaran-getaran vibrator, beban beton, dan kejutan-kejutan lain tanpa berubah bentuk.

(7)

1971.

17.8. Setelah acuan dibuka, Pemborong tidak boleh mengadakan perubahan apapun pada permukaan beton, tanpa ijin konsultan pengawas secara tertulis.

Pasal 13

Pekerjaan Baja Tulangan

18.1. Baja untuk tulangan pondasi, kolom, dan balok adalah dari jenis U-24 sesuai dengan persyaratan PBI 1971.

18.2. Ukuran-ukuran tulangan harus sesuai dengan yang tertera dalam gambar, penggantian dengan diameter lain hanya diperkenankan dengan persetujuan tertulis dari Konsultan, dan jumlah luas penampang baja serta mutunya, harus tetap sama dengan perencanaan/perhitungan. Toleransi ukuran diameter baja tulangan mengacu kepada Peraturan Umum Bahan Bangunan (PUBI-1982), dan telah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Perencana.

18.3. Apabila ada keraguan mengenai mutu baja, Pemborong harus dapat menunjukkan sertifikat atau hasil uji kekuatan baja dari laboratorium yang disetujui Konsultan Pengawas, yang menyatakan bahwa kekuatan baja sesuai dengan yang disyaratkan.

18.4. Baja tulangan yang dipakai harus bersih dari karat, lemak, atau bahan lain yang mengurangi daya lekat tulangan terhadap beton.

18.5. Tulangan harus dipasang sedemikian rupa sehingga sebelum dan selama pengecoran, tidak berubah tempat. Penahan jarak / spacers berbentuk balok-balok persegi atau gelang-gelang untuk menjaga ketebalan selimut beton, harus dipasang minimum 4 buah setiap 2 m2 cetakan.

Pasal 14

Pekerjaan Kayu

19.1. Persyaratan umum

1. Kayu yang akan dipakai harus dalam keadaan kering

2. Harus dipakai kayu yang mulus, tidak mempunyai mata kayu, tidak cacat, dan lurus. Selama dalam pelaksanaan pekerjaan, mutu kayu harus tetap dijaga dengan menyimpan di tempat yang kering, terlindung dari hujan dan panas.

3. Semua pekerjaan kayu yang terlihat dan sisi bawah rangka langit-langit harus diserut rata dan halus, juga tempat-tempat kayu yang akan dicat harus benar- benar rata, sehingga didapatkan hasil yang baik dan memuaskan.

4. Semua pekerjaan sambungan -sambungan untuk konstruksi sesuai dengan peraturan yang berlaku (PPKI 1961,NI-5).

19.2. Kayu Kamper Banjarmasin

1. Untuk semua kosen-kosen pintu, jendela, jendela ventilasi, dan lisplank, sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya.

2. Rangka daun pintu dan daun jendela, sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya.

3. Untuk semua pekerjaan lain sesuai dengan yang tertera dalam gambar, dan sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya .

19.3. Kayu kamper medan / kruing.

(8)

SYARAT-SYARAT TEKNIS

19.4. Kayu Borneo ( kayu klas II)

Digunakan untuk rangka atap, rangka langit-langit, dan hal-hal lainnya sesuai dengan yang tertera dalam gambar dan bill of quantity.

19.5. Kayu Lapis ( Multipleks, teakwood, dsb. )

Digunakan untuk lapisan / panel pintu, dan lain-lain sesuai dengan yang tertera dalam gambar.

Pasal 15

Pekerjaan Pengecatan

25.1. Cat Kayu

1. Meni kayu harus dilakukan pada semua bagian kayu yang akan dicat, yang menempel pada dinding, dan pada sambungan kayu.

2. Khusus untuk kosen yang akan dicat, pekerjaan meni harus seijin Konsultan Pengawas, setelah diperiksa kwalitas / keadaan kosen tersebut.

3. Pendempulan dilakukan setelah meni kering, dan seluruh permukaan kayu diplamur dan diampelas halus, sehingga hasil memuaskan.

4. Pengecatan terakhir dilakukan setelah pekerjaan sebelumnya telah benar-benar kering, dan mendapatkan persetujuan Konsultan Pengawas.

5. Pengecatan harus dilakukan lapis demi lapis dengan cat yang tidak terlalu kental, pada waktu udara kering setiap lapisan harus menunggu lapis sebelumnya benar-benar kering, sehingga tidak terjadi pecah-pecah di kemudian hari.

5. Tidak dibenarkan mengecat pada waktu hujan, atau pada malam hari. Cat yang tidak rata, pecah - pecah harus diulangi hingga memuaskan.

7. Cat yang digunakan adalah sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.

25.2. Solignum

1. Dilakukan pada seluruh konstruksi atap dari kayu, dan pekerjaan ini dilakukan di bawah sebelum konstruksi atap dipasangkan.

2. Pelaburan solignum dilakukan minimal 2 ( dua ) kali.

25.3. Cat Logam

1. Meni besi dilakukan pada semua pekerjaan besi dan seng yang akan dicat dan yang terkena air.

2. Cat yang digunakan adalah sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.

25.4. Cat Dinding

1. Dinding dan langit-langit yang tidak tertutup bahan lain harus dicat dengan cat tembok sesuai yang tercantum dalam Bill of Quantity.

2. Sebelum dicat, semua dinding/langit-langit diplamur dan diampelas, sehingga halus, licin dan rata.

3. Pengecatan dilakukan lapis demi lapis, minimal 3 lapis sampai mendapatkan hasil pengecatan yang rata.

(9)

Pasal 16

Penyelesaian Pekerjaan

31.1. Sebelum penyerahan pertama yang direncanakan, pemborong harus meneliti bagian-bagian pekerjaan yang belum sempurna dan harus segera memperbaikinya dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab.

31.2. Pekerjaan yang perlu mendapat penelitian akhir antara lain: penyesuaian kontruksi atap dengan gambar bestek, penyelesaian dinding, pemasangan kosen-kosen, pemasangan pintu dan jendela, pemasangan langit - langit dan lisnya, kerapihan pemasangan ubin dan plin, pekerjaan penyelesaian dinding, pemasangan kosen, pemasangan lis kaca, kerapihan pemasangan ubin dan plin, kesempurnaan pengecatan, terutama di bagian belakang, dan tempat-tempat tersembunyi, pemasangan kaca, kerapihan pemasangan atap dan bubung, serta hal-hal lain yang berpengaruh terhadap kekuatan dan estetika.

31.3. Pada waktu penyerahan pekerjaan, ruangan harus sudah dibersihkan, lantai dan lantai sudah bersih dan mengkilat. Halaman dalam dan luar sudah selesai digarap sekitar lokasi bangunan telah dibersihkan dari segala macam sampah dan kotoran lainnya.

31.4. Pemborong harus menyelesaikan pekerjaan ini seluruhnya dengan baik, sehingga memuaskan, dan dapat dipakai oleh pemakai bangunan tanpa harus melakukan perbaikan kembali.

31.5. Meskipun telah ada Konsultan Pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpangan dari ketentuan-ketentuan bestek dan gambar tetap menjadi tanggung jawab Pemborong, kecuali ada bukti tertulis bahwa penyimpangan tersebut atas perintah Pemberi Tugas.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

ƒ Kebanyakan vitamin tidak memberi manfaat untuk orang2 yang makan makanan segar dan bervariasi. ƒ Vitamin yang berasal dari makanan segar jauh lebih baik dari vitamin

tersebut ke dalam penelitian dengan judul : “ Analisis Pengaruh Profitabilitas (ROE) Industri dan Rasio Leverage Keuangan Tertimbang Terhadap “ ROE “

Questions manifesting high-order thinking skills are those belonging to the analysis, synthesis, and evaluation levels of Bloom’s cognitive domain, while questions

Masih tingginya tingkat kemiskinan di Jawa Tengah yang ditunjukkan oleh banyaknya jumlah penduduk miskin, menunjukkan proses pembangunan ekonomi yang belum bisa

Kemajuan internet saat ini telah memberikan banyak fasilitas pada segala aspek kehidupan yang sifatnya global. Bagi instansi pemerintah seperti Badan Penelitian dan

Meurut (Rangkuti, 2015) analisis SWOT memerlukan beberapa tahap, dimulai dengan wawancara terhadap pihak UKM (Usaha Kecil Menengah) lalu menganalisa hasil wawancara

 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran; dan  memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,

Pengujian ini, terlebih dahulu dilakukan analisis perbandingan nilai durasi berdasarkan kalimat. Hasil perbandingan durasi Klatt dan durasi penutur terhadap 10 kalimat uji