• Tidak ada hasil yang ditemukan

Copie Collationne yang digunakan Sebagai salah satu Alat Bukti dalam Persidangan - Ubaya Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Copie Collationne yang digunakan Sebagai salah satu Alat Bukti dalam Persidangan - Ubaya Repository"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

v   

ABSTRAK

Alat bukti dalam hukum acara perdata, terdapat dalam Pasal 1888

Burgerlijk Wetboek selain itu diatur dalam Pasal 164 Herlienz Inlands Reglement.

Pada Hukum acara perdata, alat bukti dibagi menjadi 5 (lima) bagian yaitu alat bukti surat, saksi, persangkaan, pengakuan dan sumpah. Pembuktian dengan tulisan dilakukan dengan tulisan-tulisan otentik maupun dengan tulisan-tulisan dibawah tangan. Tulisan-tulisan otentik yang berupa akta otentik, dibuat dalam bentuk yang sudah ditentukan oleh undang-undang, dibuat dihadapan pejabat umum yang diberi wewenang dan ditempat dimana akta tersebut dibuat. Tulisan dibawah tangan atau juga disebut akta dibawah tangan dibuat dalam bentuk yang tidak ditentukan oleh undang-undang dan tanpa perantara pejabat umum yang berwenang.

Penulisan tesis ini memakai metode penelitian yuridis normatif dan bertujuan untuk mengetahui apakah copie collationne dapat dijadikan sebagai alat bukti surat dalam sidang di pengadilan. Copie collationne pada dasarnya sama dengan fotokopi, hanya saja copie collationne disalin secara manual, sedangkan fotokopi menggunakan perangkat canggih elektronik. Pembuktian menggunakan fotokopi di sidang pengadilan haruslah dapat menunjukan aslinya di sidang pengadilan. Hal tersebut sesuai dengan Pasal 1888 B.W. yang menyatakan bahwa kekuatan bukti tulisan adalah pada akta aslinya, hal tersebut diperkuat dengan Putusan Mahkamah Agung Nomor 701 K/SIP/1974, karena sampai saat ini belum ada ketentuan peraturan yang menyatakan fotokopi dapat digunakan sebagai alat bukti tulisan.

(2)

vi   

ABSTRACT

Evidence in civil law, contained in Article 1888 Burgerlijk Wetboek than that provided for in Article 164 Herlienz Inlands Reglement . In the civil procedural law , evidence is divided into 5 ( five ) parts documentary evidence, witness, allegation , admission and oath. Proof of the posts made by authentic writings and the writings of the hand below. Authentic writings in the form of an authentic act, made in the form prescribed by law, made before a public official who is authorized and the place where the deed was made. Writing under the hand or also called a deed under the hand that was not made in the form prescribed by law and without any public officer authorized intermediaries.

This thesis using normative research methods and aims to determine whether copie collationne can be used as evidence in the trial court a letter. Copie collationne basically the same with a copy, just copie collationne copied manually, while electronic copies using sophisticated devices. Uses photocopies of proof at trial must be able to show the original at the hearing. This is in accordance with Article 1888 B.W. which states that the power of written evidence, is the original deed, it is reinforced by the Supreme Court Decision Number 701 K/SIP/1974, because until now there is no regulatory provision that states copier can be used as evidence in writing .

Referensi

Dokumen terkait

Al* Bukti Dahn P.rk,r. P.rdNi' Di Pengdilan Negeri MrndlilingNrtat.

Belum ada di Republik ini yang menggunakan kaedah conversion bahkan dalam Putusan 1887 menjadi saksi dan bukti bahwa Hakim Mahkamah Agung RI sekalipun tidak mengetahui

TINJAUAN KETIDAKCERMATAN HAKIM PENGADILAN NEGERI KENDARI DALAM MENILAI ALAT BUKTI KETERANGAN SAKSI SEBAGAI DASAR KASASI PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA NARKOTIKA (STUDI PUTUSAN

sehingga dapat menyelesaiakan penulisan hukum yang berjudul PENGABAIAN ALAT BUKTI PETUNJUK OLEH HAKIM SEBAGAI ALASAN KASASI PENUNTUT UMUM DAN PERTIMBANGAN MAHKAMAH

Menurut penulis bahwa apabila akta notaris dijadikan sebagai alat bukti dalam perkara pidana hakim tetap mempercayai kebenaran isi akta tersebut selama tidak ada bukti

Tesisberjudul“Pelanggaran Asas Itikad Baik Dalam Pengalihan Hak Atas Tanah Yang Masih Dalam Proses Persidangan Perkara Perdata (Studi Putusan Mahkamah Agung

Bahwa karena nilai dan kekuatan keterangan saksi sebagai salah satu alat bukti utama mempunyai peranan dalam mengungkap terjadinya suatu tindak pidana, maka

Menurut Pasal 183 Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana menyatakan bahwa hakim tidak boleh menjatuhkan pidana kepada seorang kecuali apabila dengan sekurang-kurangnya dua alat