• Tidak ada hasil yang ditemukan

TA TB 1105155 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TA TB 1105155 Chapter3"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

DESKRIPSI PROYEK

3.1 Deskripsi Umum

Nama Proyek : Bandung Sports Club Lokasi : Sub-Wilayah Karees

Jl. Jakarta, Kecamatan Batununggal, Kelurahan Kacapiring

Status Proyek : Fiktif Pemilik Proyek : Swasta Sumber Dana : Swasta

Tema : Arsitektur Tropis

3.2 Program Kegiatan

3.2.1 Latar Belakang Pemilihan Kegiatan

Pemenuhan kebutuhan masyarakat di sebuah wilayah, merupakan hal yang sangat penting dalam pertimbangan perencanaan. Dalam teori perencanaan, terdapat lima hal pokok yang merupakan kebutuhan manusia untuk terus hidup yang diangkat menjadi dasar-dasar di dalam perencanaan. Kelima hal tersebut adalah wisma (tempat tinggal), karya (tempat bekerja), marga (jaringan pergerakan), suka (tempat

(2)

Olahraga merupakan salah satu bentuk kegiatan rekreasi utama yang dibutuhkan oleh manusia. Dalam perencanaan fasilitas olahraga, pemilihan kegiatan olahraga yang akan ada di dalam fasilitas olahraga seharusnya memperhatikan keragaman sumber daya masyarakat, sehingga nantinya fasilitas olahraga yang tersedia di Kota Bandung dapat dijangkau oleh seluruh lapisan masyarakat di Kota Bandung sebagai sasaran penggunanya, terutama dilihat dari faktor kemampuan dan kesanggupan sosial-ekonomi masyarakatnya.

Pemilihan kegiatan olahraga dapat dilihat juga dari faktor internal, menurut Baud-Bovy dan Lawson (1998) faktor internal merupakan kondisi sosial-ekonomi yakni hubungan antara kondisi sosial-budaya dengan standar fasilitas rekreasi yang terdiri dari : (1) jenis kelamin; (2) usia; (3) jumlah anggota keluarga; serta (4) waktu luang yang tersedia. Sebagai contoh, semakin lama pendidikan seseorang dan semakin tinggi kelompok sosial-ekonomi seseorang maka semakin banyak kegiatan dan variasi pengalaman rekreasi orang tersebut.

Fasilitas olahraga sebagai suatu fasilitas rekreasi di perkotaan dapat memiliki dua fungsi utama dalam kehidupan perkotaan, yakni sebagai sarana rekreasi dan juga sebagai pengikat lingkungan. Pengikat lingkungan disini maksudnya adalah fasilitas olahraga menjadi sarana interaksi sosial masyarakat di sekitar tempat tinggal/lingkungan tinggalnya. Kedua fungsi utama ini juga dapat dijadikan dasar dalam pemilihan kegiatan olahraga pada fasilitas olahraga.

(3)

Sumber : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 2010

Dari keenam jenis olahraga yang paling diminati di Kota Bandung, hampir seluruh fasilitas dari jenis olahraga tersebut seringkali digunakan hingga mencapai batas maksimalnya.

Pada diagram diatas, dapat dilihat pada olahraga bulu tangkis dan futsal pada waktu-waktu tertentu permintaan pemakaian fasilitas olahraga melewati batas kapasitas maksimum dari fasilitasnya. Biasanya ketika permintaan yang masuk telah melebihi kapasitas terdapat calon pengguna yang tidak diperkenankan menggunakan fasilitas. Hal seperti ini dapat menjadi salah satu penghambat kegiatan berolahraga seseorang bahkan sekelompok orang, karena fasilitas dari suatu jenis olahraga yang tersedia di Kota Bandung tidak dapat menampung permintaan berolahraga dari jenis olahraga tersebut.

Diagram 3.1

(4)

Sumber : Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota 2010

Selain dari keenam jenis olahraga yang paling diminati Kota Bandung ini, terdapat pula beberapa jenis olahraga yang fasilitasnya pada wa

ktu

-waktu tertentu fasilitas-fasilitas tersebut tingkat permintaan dalam pemakaiannya melewati batas maksimum, sehingga terdapat calon pengguna yang tidak dapat menggunakan fasilitas karena sudah terlalu penuh. Hal tersebut terjadi pada jenis fasilitas olahraga basket, tenis, billiard, dan golf. Jenis-jenis olahraga tersebut memanglah bukan jenis olahraga yang paling diminati, namun memiliki target pasarnya tersendiri.

Selain jenis-jenis fasilitas olahraga yang belum optimal karena penyediaannya yang masih belum dapat menampung seluruh permintaannya, terdapat pula penyediaan fasilitas yang dirasa terlalu banyak. Terdapat dua karakteristik dalam penyediaan dan permintaan, pertama jenis fasilitas olahraga yang permintaannya tidak terlalu banyak, sementara fasilitasnya sangat banyak, lalu terdapat pula jenis fasilitas olahraga yang fasilitasnya sangat sedikit namun peminatnya juga sangat sedikit.

Selain dilihat dari jenis olahraga yang banyak diminati di Kota Bandung, untuk menentukan pemilihan kegiatan olahraga pada fasilitas

Diagram 3.2

(5)

olahraga dapat pula dilihat dari persebaran fasilitas olahraga yang sudah ada di kota Bandung.

Gambar 3.2 Persebaran Fasilitas Olahraga Bulu Tangkis Sumber: KONI Kota Bandung 2006

(6)

Dalam pemilihan kegiatan olahraga pada suatu fasilitas olahraga atau Sport Club, ada beberapa hal yang dapat dijadikan pertimbangan, diantaranya: (1) Sasaran pengguna Sport Club, dilihat dari kondisi sosial-ekonomi penggunanya; (2) Jenis olahraga yang banyak diminati; (3) Fungsi fasilitas olahraga, yakni sebagai sarana rekreasi dan sebagai pengikat lingkungan di perkotaan; dan (4) Persebaran fasilitas olahraga pada setiap daerah yang ada di Kota Bandung. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diatas, dapat disimpulkan, kegiatan yang akan diwadahi di dalam Bandung Sport Club adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Olahraga

Gambar 3.5 Persebaran Fasilitas Olahraga Senam Sumber: KONI Kota Bandung 2006

(7)

b. Kegiatan Komersil c. Kegiatan Bermain d. Kegiatan Administrasi

3.2.2 Kegiatan

Adapun jenis-jenis kegiatan yang berlangsung di Bandung Sports Club ini adalah sebagai berikut :

1. Kegiatan Olahraga

Kegiatan olahraga ini merupakan fasilitas yang disediakan pengelola untuk tujuan rekreasi dan untuk menjaga kebugaran tubuh pengunjung Bandung Sports Club. Kegiatan ini berupa kegiatan latihan olahraga dan pertandingan olahraga skala menengah, Olahraga yang disediakan antara lain :

 Olahraga bola : Futsal, Basket, dan Tenis Lapangan  Olahraga senam : Fitness, Aerobik, dan Yoga  Olahraga Air : Renang

2. Kegiatan Komersil

Kegiatan ini lebih merupakan fasilitas pelengkap bagi fasilitas utama. Fungsi-fungsi komersil yang ada antara lain cafe food and drink dan toko olahraga.

3. Kegiatan Bermain

Kegiatan ini merupakan fasilitas yang diperuntukkan untuk pengunjung yang membawa anak datang ke sport club ini, yaitu tempat bermain anak.

4. Kegiatan Administrasi

 Menentukan jadwal sewa lapangan dan fasilitas olahraga baik untuk member ataupun untuk masyarakat umum.

 Membuat program-program olahraga dan hiburan yang akan dilaksanakan.

(8)

 Melakukan kerjasama dan mengurusi urusan penyewaan dengan para penyewa fasilitas komersial seperti cafe dan toko olahraga.

3.2.3 Analisis Pengguna dan Aktivitas

Pengguna merupakan orang-orang yang berada di dalam Sport Club, yang berhubungan dengan aktivitas dan fasilitas di dalamnya. Adapun jenis pengguna dibedakan menjadi dua, diantaranya adalah:

1. Pengunjung

a. Analisis Target Pemasaran Bandung Sport Club

Jika dilihat dari faktor kondisi eksisting, denah yang digunakan dalam perencanaan Bandung Sport Club ini berlokasi di Jl. Jakarta Kota Bandung, yang di mana disekitar lokasi tersebut terdapat berbagai macam kalangan masyarakat mulai dari kalangan atas, bawah, dan menengah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengunjung Bandung Sport Club ini berasal dari masyarakat umum Kota Bandung dari berbagai kalangan. Dikarenakan Bandung Sport Club ini dibuat dengan tujuan sebagai pusat olahraga dan rekreasi, dan rata-rata pengunjung dapat mengajak serta keluarganya untuk melakukan kegiatan olahraga dan rekreasi tersebut, maka rentang usia pengunjung diperkirakan berada di kisaran 3-65 tahun.

b. Analisis Aktivitas Pengunjung Bandung Sport Club

Analisis aktivitas pengunjung Bandung Sport Club ini ditinjau dari kegiatan yang terjadi setiap harinya. Bandung Sport Club memiliki sirkulasi dimana pengunjung dapat datang secara individual maupun secara berkelompok dengan keluarga ataupun rekannya. Adapun aktivitas pengunjung tersebut diantaranya:

 Aktivitas Golongan Usia 3-14 Tahun

Merupakan golongan untuk balita dan anak-anak. Golongan pada usia ini datang dengan didampingi oleh orang tua atau pun walinya. Aktivitas yang biasanya dilakukan oleh golongan usia ini pada Sport Club, diantaranya:

(9)

- Locker room: Anak-anak disertai orang tuanya menyimpan barang atau mengganti pakaian

- Kid’s club: Untuk anak-anak disediakan area bermain indoor dan disertai oleh pengawas ruangan sehingga orang tua bisa beraktivitas lain tanpa direpotkan oleh anak-anaknya

- Area basah anak-anak: Berenang pada kolam renang khusus anak-anak yang tersedia

- Restaurant & Cafe: Di tengah kegiatan anak-anak biasanya orang tua menyempatkan anak-anak untuk beristirahat dan makan

- Shower: Mandi pada area shower yang telah disediakan - Playground: orang tua membiarkan anak-anaknya bermain

selepas mandi pada area bermain anak dan orang tua bisa bersantai sambil mengawasi anak-anaknya

- Pulang: Setelah semua aktivitas selesai, dilanjutkan dengan meninggalkan Sport Club

 Aktivitas Golongan Usia 15-22 Tahun

Merupakan golongan pelajar (remaja) dan dewasa muda. Golongan pada usia ini biasanya datang berkelompok minimal 2 orang. Aktivitas yang biasanya dilakukan oleh golongan usia ini pada Sport Club, diantaranya:

- Datang: Berkelompok minimal 2 orang

- Locker room: Biasanya golongan ini membawa handuk pribadi untuk mandi, sehingga mereka hanya menyimpan barang pribadi pada locker dan berganti pakaian di changing room

- Fitness:

o Personal trainer, pada golongan ini umumnya banyak

(10)

o Cardio, biasanya aktivitas pertama yang dilakukan adalah

orahraga dengan menggunakan peralatan cardio dan melakukan streching sesaat dekat dengan peralatan tersebut

o Machine, setelah sesaat membakar kalori dengan cardio,

golongan ini mulai dengan aktivitas pembentukan tubuh dengan menggunakan alat machine sesuai denga kebutuhan mereka

- Olahraga: Adapun aktivitas olahraga selain fitness pada Bandung Sport Club ini adalah futsal, basket, tenis lapangan, yoga dan renang

- Shower: Mandi pada area shower yang telah disediakan, pada golongan ini jarang melakukan aktivitas steam atau sauna terlebih dahulu

- Cafe & Lounge: Area yang menjadi favorit bagi golongan ini, karena mereka dapat berkumpul terlebih dahulu sebelum pulang untuk bersosialisasi dengan teman-temannya

- Pulang: Setelah semua aktivitas selesai, dilanjutkan dengan meninggalkan Sport Club tersebut

 Aktivitas Golongan Usia 23-39 Tahun

Merupakan golongan yang berprofesi. Golongan pada usia ini biasanya datang secara individu sebelum berangkat atau setelah pulang bekerja. Adapun para ibu rumah tangga yang datang secara individu maupun berkelompok untuk bersosialisasi. Aktivitas yang biasanya dilakukan oleh golongan usia ini pada Sport Club, diantaranya:

- Fitness:

o Locker room: meletakan barang pribadi o Streching pada area yang disediakan

o Membakar kalori dan melatih jantung dengan alat cardio

(11)

o Mengikuti sarana kelas yang ada, pada umumnya kelas

yoga untuk relaksasi.

o Istirahat pada Cafe & Lounge yang tersedia

o Mandi pada shower, sekaligus mengambil barang pribadi

di locker room

- Olahraga: Adapun aktivitas olahraga selain fitness pada Bandung Sport Club ini adalah futsal, basket, tenis lapangan, yoga dan renang. Kegiatan olahraga lapangan biasanya dilakukan sepulang bekerja sehingga waktu yang digunakan lebih banyak dan kemudian dilanjutkan dengan mandi di shower room serta mengambil barang pribadi di locker room - Cafe & Lounge: Bersantai menghabiskan waktu sekaligus

makan malam dan bersosialisasi bisnis dengan rekan kerja - Pulang

 Aktivitas Golongan Usia >40 Tahun

Pada umumnya golongan usia ini datang secara individu maupun berkelompok. Aktivitas yang biasanya dilakukan oleh golongan usia ini pada Sport Club, diantaranya:

- Fitness: Melakukan stretching, mengikuti sarana kelas yang disediakan, cardio, dan mandi pada area

- Olahraga: Melakukan permainan-permainan pada arena atau lapangan yang tersedia seperti lapangan tenis, lapangan futsal dan lapangan basket

(12)

Sumber : Analisia Pribadi 2015

2. Pengelola

a. Analisis Struktur Organisasi Bandung Sport Club

Sport Club merupakan sarana dimana pengunjung melakukan self service yaitu para pengunjung dapat beraktivitas pada sarana tersebut tanpa harus dibantu pengelola kecuali bagi mereka yang menggunakan jasa personal trainer atau pelatih olahraga, sedangkan untuk fasilitas rekreasi, seperti restaurant, pengunjung dilayani dengan menggunakan jasa yang disediakan sesuai dengan kebutuhan.

Ditinjau dari dasar organisasi pusat kebugaran dan rekreasi yang merupakan sarana yang menawarkan fasilitas dan jasa pelayanan harus terdiri dari:

DATANG

CEK ID RESTAURANT

ORANG DEWASA

ANAK-ANAK MAKAN & MINUM

(13)

Sumber : Analisia Pribadi 2015

General Manager, yaitu orang yang bertanggung jawab atas brand tersebut.

Operation Manager, yaitu orang yang mengatur jalannya operasional perusahaan.

Sales Manager, yaitu orang yang bertanggung jawab untuk mengatur penjualan membership atau penjualan jasa.

Finance Manager, yaitu orang yang bertanggung jawab mengatur keuangan.

 Staff

Analisis struktur organisasi pengelola Bandung Sport Club ditinjau dari hasil survey yang telah dilakukan dapat dilihat dari diagram berikut ini:

b. Analisis Aktivitas Pengelola Bandung Sport Club

Pola aktivitas pengelola Bandung Sport Club ditinjau dari struktur organisasinya dibagi menjadi :

 Divisi Operasional

Terdiri dari manager operasional, asisten manager, dan kelompok staff operasional yang terdiri dari greeter, towel service, terapis, keamanan, teknisi, dan cleaning service. Aktivitas yang dilakukan pada dasarnya berkaitan dengan melayani pengunjung yang datang.

 Divisi Marketing

Terdiri dari manager marketing dan sales, asisten manager, Diagram 3.4

Struktur Organisasi Pengelola Bandung Sport Club

(14)

Mei Adilah Puteri Riauwindu, 2016

berkaitan dengan menawarkan atau menjual pelayanan jasa kepada para pengunjung.

 Divisi Administrasi

Terdiri dari manager administrasi, manager keuangan, sekretaris, dan kelompok staff. Aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan mengatur proses keuangan dan data para pengunjung.

 Divisi Pelatihan

Terdiri dari manager trainer, asisten manager, kelompok staff personal trainer dan instructor. Aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan pengaturan jadwal latihan para pengunjung.

 Divisi Penjualan

Terdiri dari manager penjualan, asisten manager, dan kelompok staff penjualan pada cafe serta penjualan aksesoris olahraga dan produk perawatan. Aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan menangani penjualan makanan, minuman serta penjualan produk kepada pengunjung.

Maka pola aktivitas pengelola Bandung Sport Club adalah sebagai berikut:

Diagram 3.5

Alur Kegiatan Pengelola Bandung Sport Club

GENERAL MANAGER

KARYAWAN KANTOR

PERSONAL

(15)

Sumber : Analisia Pribadi 2015

3.2.4 Pengguna Bandung Sports Club

Berdasarkan analisis pengguna dan aktivitas pengguna dari Bandung Sports Club, orang-orang yang akan menggunakan ruang-ruang di dalam fasilitas ini diantaranya:

1. Pengunjung

Pengunjung fasilitas ini dibagi menjadi dua, yaitu pengunjung yang merupakan anggota fasilitas serta pengunjung non - anggota, kelompok anak-anak dengan orang tua, kelompok remaja, kelompok pengunjung dewasa (pria dan wanita). Kegiatan kedua jenis pengunjung ini tidak banyak berbeda, mengingat semua fasilitas di dalam sport club ini pada dasarnya terbuka untuk umum. Kegiatan anggota di dalam fasilitas ini bervariasi sesuai kegiatan apa yang mereka ikuti.

(16)

Pengelola berfungsi untuk menentukan program atau rencana-rencana mengenai kegiatan-kegiatan di sport club ini dan menjaga keberlangsungan dari sport club ini serta melakukan dokumentasi mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan di sport club ini.

3.2.5 Program Aktivitas

Program aktivitas pada sport club ini terbagi menjadi dua kegiatan, yaitu : 1. Pengunjung

a. Olahraga

Kegiatan Pengguna Waktu Ket. Ruang

Latihan

Fitness Anggota

Hari Senin - Minggu

Senin - Jum’at: 09.00

-Hari Senin - Minggu

Senin –Jum’at: 09.00 -

Berenang Umum

Hari Senin - Minggu

Senin - Jum’at: 09.00

-Lapangan Umum

Setiap Hari

09.00 - 20.00 Indoor

Lap. Tenis Tabel 3.1

(17)

Basket Umum Setiap Hari

2. Pengelola dan Administrasi

Pengelola bertugas terutama untuk pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang ada di pusat olahraga. Administrasi bertugas mengurus semua urusan administrasi pengunjung dan pegawai, serta urusan dengan pihak luar.

Kegiatan Pengguna Waktu Ket. Ruang

Pengelola Pegawai pengelola

Setiap Hari:

Selasa - Sabtu: 09.00

Khusus Senin

hari

Ruang

Pengelola Sumber: Analisis Pribadi 2015

Sumber: Analisis Pribadi 2015 Tabel 3.2

Program Aktivitas Leisure Pengunjung

Tabel 3.3

(18)

Minggu: 09.00 -

Tamu Karyawan

Disesuaikan dengan

jam aktif fasilitas

Perfasilitas

olahraga

Penjaga

Keamanan Satpam

Setiap hari

Renang Lifeguard

Jam Aktif Kolam

Renang

Jam Aktif Fitness

Center dan Ruang

Senam

Ruang

Instruktur

Ahli

Kesehatan

Jam aktif semua

fasilitas olahraga

Ruang

Kesehatan

3.2.6 Kebutuhan Ruang

Berdasarkan pada sasaran pengguna dan program aktivitas sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, maka dalam Sports Club yang akan dirancang ini memiliki beberapa fasilitas yang disediakan untuk mewadahi kebutuhan pengguna di dalamnya, diantaranya :

1. Fasilitas Olahraga Indoor 2. Fasilitas Olahraga Outdoor 3. Fasilitas Penunjang

4. Fasilitas Pengelola

5. Fasilitas Pelayanan Gedung dan Servis 6. Fasilitas Tempat Parkir dan Ruang Terbuka

Berikut ini adalah beberapa hasil dari analisis, beserta studi literatur dan preseden, mengenai kebutuhan ruang yang ada pada setiap fasilitas di dalam sports club berdasarkan pengguna, aktivitas pengguna, sifat ruang beserta kriterianya.

(19)

1. Fasilitas Olahraga Indoor a. Fitness Center

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Anggota,

Instruktur

 Menyimpan

Barang

 Mengganti

Pakaian

 Latihan beban

 Mandi

 Melatih

 R. Penerima

 sifat ruang : publik

 kriteria : memiliki luasan sedang dengan pencahayaan dan ventilasi yang

baik dan memiliki orientasi yang jelas, untuk mengarahkan pengunjung

 R. Fitness

 sifat ruang : privat

 kriteria : terdapat cermin pada satu sisi dinding, dinding menggunakan

bahan yang kedap suara, memiliki luasan yang cukup besar, pencahayaan

dan ventilasi yang baik, untuk mencapai kenyamanan

 R. Instruktur  sifat ruang : privat

 kriteria : memiliki ventilasi yang baik dan pencahayaan yang cukup

 R. Locker, R.

Ganti, dan R.

Shower/Toilet

 sifat ruang : privat

 kriteria : memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. WC dipisahkan

dengan ruang locker, namun masih dalam satu kelompok ruang.

 Gudang  sifat ruang : servis

 kriteria : memiliki ventilasi baik dan pencahayaan yang cukup Tabel 3.4

(20)

b. Yoga dan Aerobik

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Anggota,

memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik, untuk mencapai kenyamanan

 R. Instruktur

 sifat ruang : privat

 kriteria : memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik

 R. Locker, R.

(21)

 Gudang  sifat ruang : servis

 kriteria : memiliki ventilasi baik dan pencahayaan yang cukup

c. Futsal Hall

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Anggota,

 kriteria : memiliki pencahayaan dan ventilasi yang baik, dekat dan mudah di

akses dari lapangan futsal

 Lapangan

Futsal

 sifat ruang : publik

 kriteria : pencahayaan yang cukup agar tidak menyilaukan pemain, ventilasi

yang baik untuk mencapai kenyamanan termal, tinggi plafon minimal 7

meter, bahan material dinding dan langit-langit yang tidak memantulkan

suara, orientasi lapangan utara-selatan, menggunakan material penutup

lapangan yang tidak licin, ukuran lapangan sesuai dengan standar ukuran

internasional

 Area

Penonton

 sifat ruang : publik

 kriteria : terletak pada sisi memanjang lapangan, memiliki akses sirkulasi

yang mengarahkan penonton Tabel 3.6

(22)

 R. Locker, R.

Ganti, dan R.

Shower/Toilet

 sifat ruang : privat

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan baik, WC dipisahkan dengan ruang

locker, namun masih dalam satu kelompok ruang yang mudah di akses.

 Gudang  sifat ruang : servis

 kriteria : ventilasi baik dan pencahayaan yang cukup

d. Basket Hall

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Anggota,

Umum

 Menyimpan

Barang

 Mengganti

Pakaian

 Bermain

Basket

 Mandi

 Menonton

 R. Tunggu

 sifat ruang : publik

 kriteria : pencahayaan dan ventilasi yang baik, dekat dan mudah di akses

dari lapangan Basket

 Lapangan

Basket

 sifat ruang : publik

 kriteria : pencahayaan yang cukup agar tidak menyilaukan pemain, ventilasi

yang baik, untuk mencapai kenyamanan termal, tinggi plafon minimal 7

meter, material dinding dan langit-langit yang tidak memantulkan suara,

orientasi lapangan utara-selatan, menggunakan material penutup lapangan

yang tidak licin, ukuran lapangan sesuai dengan standar ukuran Tabel 3.7

(23)

Pertandingan

 kriteria : terletak pada sisi memanjang lapangan, memiliki akses sirkulasi

yang mengarahkan penonton

 R. Locker, R.

Ganti, dan R.

Shower/Toilet

 sifat ruang : privat

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan baik, WC dipisahkan dengan ruang

locker, namun masih dalam satu kelompok ruang yang mudah di akses.

 Gudang  sifat ruang : servis

 kriteria : memiliki ventilasi yang baik dan pencahayaan yang cukup

e. Tenis Hall

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Anggota,

 Bermain Tenis

 R. Tunggu

 sifat ruang : publik

 kriteria : pencahayaan dan ventilasi yang baik, dekat dari lapangan Tenis

 Lapangan

Tenis

 sifat ruang : publik

 kriteria : pencahayaan yang cukup agar tidak menyilaukan pemain, ventilasi

yang baik, untuk mencapai kenyamanan termal, tinggi plafon minimal 7 Tabel 3.8

(24)

 Mandi

 Menonton

Pertandingan

 Menunggu

Giliran

Bermain

meter, material dinding dan langit-langit yang tidak memantulkan suara,

orientasi lapangan utara-selatan, menggunakan material penutup lapangan

yang tidak licin, ukuran lapangan sesuai dengan standar ukuran

internasional, pintu masuk penonton di desain agar mudah dilihat dan

selebar mungkin

 Area

Penonton

 sifat ruang : publik

 kriteria : terletak pada sisi memanjang lapangan, terdapat jarak dan

pembatas antara penonton dengan tribun, dimensi tempat duduk umum

minimal 0,4 m x 1 m dan dimensi tempat duduk VIP 0,5 m x 1 m

 R. Locker, R.

Ganti, dan R.

Shower/Toilet

 sifat ruang : privat

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan baik, WC dipisahkan dengan ruang

locker, namun masih dalam satu kelompok ruang yang mudah di akses.

 Gudang  sifat ruang : servis

 kriteria : ventilasi baik dan pencahayaan yang cukup

2. Fasilitas Olahraga Outdoor a. Kolam Renang

Pengguna Aktivitas Kebutuhan Kriteria dan Sifat Ruang

Tabel 3.9

(25)

Ruang

Anggota,

Umum

 Menyimpan

Barang

 Mengganti

Pakaian

 Berenang

 Bersantai

 Mandi Bilas

 Melatih

 R. Penerima

 sifat ruang : publik

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik, memiliki

orientasi yang jelas, untuk mengarahkan pengunjung

 Kolam

Dewasa

 sifat ruang : publik

 kriteria : menggunakan standar ukuran kolam dan keselamatan

 Kolam Anak

 sifat ruang : publik

 kriteria : tidak terlalu dalam, serta menggunakan standar yang ada,

bentuknya tidak standar, terdapat alat permainan

 R. Locker, R.

Ganti, dan R.

Shower/Toilet

 sifat ruang : privat

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan baik, WC dipisahkan dengan ruang

locker, namun masih dalam satu kelompok ruang yang mudah di akses.

 Gudang  sifat ruang : servis

 kriteria : ventilasi baik dan pencahayaan yang cukup

3. Fasilitas Penunjang a. Cafe

Tabel 3.10

(26)

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Pengunjung,

memiliki suasana mengundang bagi para tamu

 Dapur

 sifat ruang : servis

 kriteria : sistem penghawaan yang cukup, dekat dengan jalur servis, terletak

dekat dengan gudang penyimpanan bahan makanan

 Ruang Makan

 sifat ruang : publik

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, sirkulasi yang efisien,

nyaman, suasana dapat menambah selera makan, kapasitas mencukupi,

dekat dengan parkir, mudah dilihat dari jalan raya

 R. Locker

Karyawan

Cafe

 sifat ruang : privat

 kriteria : luasan sedang, ventilasi dan pencahayaan baik

 Gudang

Bahan

Makanan

 sifat ruang : servis

 kriteria : bersih dan kering, ventilasi yang baik dan pencahayaan yang cukup

b. Kid’s Zone

Tabel 3.11

(27)

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Pengunjung,

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

 Area Bermain

 sifat ruang : publik

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, sirkulasi yang efisien,

kapasitas mencukupi, material lantai dan dinding di desain dengan

keamanan dan kenyamanan yang tinggi untuk menghindari bahaya saat anak

bermain

 R. Locker

Karyawan Kid’s Zone

 sifat ruang : privat

 kriteria : luasan sedang, ventilasi dan pencahayaan baik

c. Toko Olahraga

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Pengunjung,

Karyawan

 Menyimpan

Barang  R. Kasir

 sifat ruang : publik

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik Tabel 3.12

(28)

Toko

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, sirkulasi efisien, kapasitas

mencukupi, ruang display harus menarik untuk menarik minat pembeli

 R. Locker

Karyawan

 sifat ruang : privat

 kriteria : luasan sedang, ventilasi dan pencahayaan baik

 Gudang  sifat ruang : servis

 kriteria : luasan sedang, ventilasi dan pencahayaan baik

d. Poliklinik

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Pengunjung,

 kriteria : pencahayaan dan ventilasi yang baik

 Apotik

 sifat ruang : publik

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, sirkulasi yang efisien dan

kapasitas mencukupi untuk display barang

 R. Locker  sifat ruang : privat Tabel 3.13

(29)

Pasien

 Mendaftar

 Menunggu

 Menjual

Obat

Karyawan

Apotik

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan baik

 R. Dokter  sifat ruang : privat

 kriteria : ventilasi baik dan pencahayaan yang cukup, tertutup dan steril

 R. Perawatan

 sifat ruang : semi privat

 kriteria : material dinding akustik agar tidak bising, mudah di akses, baik

dari lapangan maupun tribun penonton

e. Mushola

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Pengunjung,

Pengelola,

Karyawan

 Berwudhu

 Beribadah

 R. Wudhu

 sifat ruang : publik

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

 R. Shalat

 sifat ruang : publik

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, sirkulasi yang efisien,

kapasitas mencukupi

4. Fasilitas Pengelola

Tabel 3.14 Kebutuhan Ruang Mushola

Tabel 3.15

(30)

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

General

& Pengelola

Fasilitas

 R. General

Manager

 sifat ruang : privat

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik, sirkulasi

yang efisien, material dinding akustik

 R. Tamu GM  sifat ruang : semi privat

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, sirkulasi yang efisien

 R. Sekretaris

GM

 sifat ruang : semi privat

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, sirkulasi yang efisien, dekat

dengan R. Bekerja GM

Manager

yang efisien, material dinding akustik

 R. Asisten

Manager

 sifat ruang : semi privat

(31)

Staff  Rapat

yang efisien, material dinding akustik

 R. Asisten

Manager

 sifat ruang : semi privat

 kriteria : pencahayaan dan ventilasi yang baik

 R. Staff

Divisi

Marketing

 sifat ruang : semi privat

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

Manager

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

 R. Staff

Divisi

 sifat ruang : semi privat

(32)

dan

Menyimpan

Berkas

Penjualan yang efisien

Manager

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

 R. Staff

Divisi

Operasional

 sifat ruang : semi privat

 kriteria : pencahayaan dan ventilasi yang baik, sirkulasi efisien

(33)

Keuangan Berkas

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

 R. Tamu

Kantor

 sifat ruang : semi privat

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

 R. Rapat

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik

 Pantry

 sifat ruang : servis

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik, sirkulasi

efisien

(34)

 Beristirahat

Sejenak

 kriteria : luasan sedang, pencahayaan dan ventilasi yang baik, material

dinding akustik

5. Fasilitas Pelayanan Gedung, Servis dan Parkir

Pengguna Aktivitas Kebutuhan

Ruang Kriteria dan Sifat Ruang

Pengunjung,

dan Pengelola

 BAK dan

 Parkir Servis

 sifat ruang : publik

 kriteria : tidak menimbulkan kemacetan, ada drop off untuk pengunjung

dan servis, setiap 25 penonton membawa 1 mobil, orientasi parkir tidak

membingungkan, parkir pengunjung dan pengelola dipisahkan dengan

parkir servis, susunan ruas-ruas parkir di desain sehingga dapat tercipta

sebuah ruangan terbuka yang dapat diubah untuk pelaksanaan sebuah

kegiatan seperti senam jantung, aerobik, dll, sirkulasi kendaraan

pengunjung dan pengelola harus dipisahkan dengan sirkulasi kendaraan

servis

 Toilet / WC  sifat ruang : servis

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik Tabel 3.16

(35)

Gedung

 kriteria : ventilasi dan pencahayaan yang baik, luasan sedang

 R. Keamanan

 Sifat ruang : privat

 Kriteria : Perletakan ruangan yang strategis, sehingga memiliki view

seluas mungkin ke arah penonton yang datang dan pergi, mudah dalam

pencapaian, dekat parkir

 Gudang

Barang dan

Peralatan

 sifat ruang : servis

 kriteria : ventilasi baik, pencahayaan yang cukup, dekat jalur servis, jalur

servis dapat dilalui alat pengangkut barang

 R. Kontrol  sifat ruang : privat

 kriteria : ventilasi baik dan pencahayaan yang cukup

 R. Panel

Listrik

 sifat ruang : servis

 kriteria : kering, dekat jalur servis, jauh dari area publik dan privat,

dinding ruangan tahan terhadap api

 R. Genset

 sifat ruang : servis

 kriteria : kering, dekat jalur servis, jauh dari area publik dan privat,

dinding ruangan tahan terhadap api

 R. Pompa Air

 sifat ruang : servis

 kriteria : kering, dekat jalur servis, jauh dari area publik dan privat,

(36)
(37)

3.3 Studi Banding Proyek Sejenis

Pendekatan yang diambil salah satunya adalah studi banding terhadap proyek yang sama yaitu D’Groove Sport and Wellness Center, Singgasana Sports and Recreation Center, dan Bikasoga Sport Center. Data yang di dapatkan berdasarkan hasil observasi lapangan dan studi literatur di internet.

3.3.1 D’Groove Sport and Wellness Center

D’Groove adalah salah satu fasilitas olahraga yang berlokasi di Jl.

Soekarno-Hatta No.27 Bandung. Gedung olahraga ini mempunyai fasilitas

olahraga lengkap yang berstandar internasional. D’Groove dibangun untuk memenuhi kebutuhan berolahraga dari semua kalangan dan golongan dengan konsep One Stop Sportainment, yakni sebuah fasilitas yang tidak hanya menyediakan berbagai macam fasilitas dan sarana olahraga untuk aktivitas olahraga saja, tetapi juga menyediakan fasilitas penunjang seperti sarana dan prasarana hiburan diantaranya, fasilitas untuk relaksasi tubuh.

D’Groove memiliki fasilitas utama seperti, area fitness dengan luas 500 m2, studio yoga 200 m2, spinning studio 150 m2, aerobic room 200 m2, kolam renang, area squash, lapangan badminton indoor, lapangan basket indoor, lapangan futsal indoor dan tempat latihan beladiri. Selain itu

d’groove juga menyediakan beberapa fasilitas penunjang yang bersifat

hiburan seperti, sauna dan whirpool, spa, hair and beauty salon, kid’s zone, dan juice bar. D’Groove juga menyediakan fasilitas untuk male locker room sebanyak 350 unit dan female locker room sebanyak 250 unit.

(38)

Fasilitas-fasilitas yang ada di D’Groove menggunakan standar internasional seperti pada lapangan futsal indoor yang berstandar FIFA dengan ukuran lapangan lebih besar yakni 21X30 meter. Material yang digunakan untuk lapangannya juga menggunakan teraflex atau karpet berbahan sejenis karet yang di import langsung dari brazil.

3.3.2 Singgasana Sports and Recreation Center

Singgasana Sports and Recreation Center terletak di Jl. Galuh Pakuan Barat No.3 Cibaduyut, Bandung. Singgasana Sports and Recreation Center ini merupakan salah satu fasilitas olahraga dan rekreasi

yang terdapat di kawasan perumahan Singgasana Pradana Cibaduyut Bandung. Fasilitas ini awalnya disediakan hanya untuk masyarakat yang tinggal di perumahan singgasana pradana untuk berolahraga dan berekreasi, namun perkembangannya fasilitas ini dapat digunakan oleh masyarakat umum dari semua kalangan dan golongan dengan sistem member atau anggota.

(39)

Fasilitas yang ada pada singgasana sport and recreation center tidak hanya fasilitas yang digunakan untuk berolahraga saja, namun juga terdapat fasilitas untuk rekreasi dan hiburan, serta fasilitas penunjang lainnya. Fasilitas olahraga yang ada diantaranya, kolam renang air hangat dan air dingin semi indoor dan semi olympic size, fitness center, lapangan basket indoor, lapangan badminton, lapangan tenis indoor, squash indoor, dan tenis meja indoor. Fasilitas untuk hiburan dan rekreasi diantaranya, sauna dan whirlpool serta terdapat sarana batting practice softball atau baseball pertama di Bandung dengan menggunakan mesin dari USA.

Di dalam singgasana

sport and recreation center juga terdapat beberapa fasilitas penunjang lainnya seperti, auditorium, function room, sport shop, dan pool side cafe. Singgasana sport and recreation center dapat dijadikan juga tempat untuk mengadakan event-event seperti, seminar kesehatan, perayaan ulang tahun, dan event kejuaraan. singgasana sport and recreation center menggunakan standar internasional dan material dengan kualitas yang baik untuk setiap fasilitasnya seperti pada lapangan basket dan lapangan badminton indoor yang menggunakan lantai parket jati untuk material lapangannya, dan lapangan tenis indoor dibuat dengan menggunakan lantai hard-court

(40)

terbaik.

3.3.3 Bikasoga Sports Center

Pada awalnya Bikasoga Sports Center bernama Bandung Selatan Sport Center (BSSC), karena secara geografis kawasannya terletak di bagian selatan kota Bandung. BSSC awalnya merupakan sarana olahraga yang terdiri dari lapangan tenis indoor dan outdoor serta kolam renang yang hanya diperuntukkan penggunaannya bagi karyawan dan pensiunan Bank Indonesia saja, namun pada tahun 1995 berganti nama menjadi BIKASOGA yang merupakan singkatan dari Bank Indonesia Kawasan Sarana Olahraga dan mulai terbuka untuk masyarakat umum.

Seiring berjalannya waktu, mengikuti perkembangan global dan tuntutan pemenuhan kebutuhan pasar, BIKASOGA mengalami beberapa perubahan dan penambahan sarana seperti Gedung Pertemuan Balai Sartika, 2 (dua) buah Lapangan Tenis Indoor, 8 (delapan) buah Lapangan Badminton Indoor, Kolam Renang, Fitness Center, dan 2 (dua) buah Lapangan Futsal Indoor. Luas kawasan Bikasoga Sports Center seluas 6.950 m2 dan memiliki kapasitas area parkir yang dapat menampung lebih dari 500 kendaraan.

Bikasoga memiliki lapangan tenis indoor yang menggunakan batu granit sebagai material lapangannya dengan ukuran yang berstandar internasional, dengan kapasitas hall yang dapat menampung 2000 orang. Lapangan badminton sebanyak delapan buah yang menggunakan karpet untuk lapangannya dengan standar ukuran internasional dan memiliki hall yang dapat menampung 2000 orang. Lapangan futsal indoor yang

Gambar 3.12 Lapangan Basket dan Lapangan Tenis Singgasana Sports Sumber: singgasanasports.blogspot.com

(41)

menggunakan rumput sintesis standar internasional. Bikasoga juga memiliki fasilitas kolam renang semi indoor untuk dewasa dan anak-anak.

Berikut merupakan tabel

perbandingan dari ketiga Sport Center yang dikaji.

No. Objek Kajian

D’Groove Sport and Wellness

Center

Singgasana Sports

and Recreation

Center

Bikasoga Sports

Center

1. Lokasi Jl. Soekarno-Hatta No.27 Bandung

Jl. Galuh Pakuan

Barat No.3

Cibaduyut,

Bandung

Jl. Suryalaya Indah

No. 1-3 Buah Batu,

Olahraga ± 1000 penonton ± 1000 penonton 2000 penonton

5.

Sistem

Pelayanan

Fasilitas

Member dan Non

Member

Member dan Non

Member

Member dan Non

Member Gambar 3.14 Lapangan Badminton dan Lapangan Tenis Bikasoga

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015

Gambar 3.15 Lapangan Futsal Bikasoga Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015 Gambar 3.16 Kolam Renang Bikasoga

Sumber: Dokumentasi Pribadi 2015

Tabel 3.17

(42)

 Kolam Renang

 Tempat Latihan

Beladiri

 Lapangan

Badminton

 Lapangan Tenis

Indoor

 Squash Indoor

 Tenis Meja

Indoor

 Lapangan Tenis

Indoor

 Toko Olahraga

Pool Side Cafe

 Kantor

Pengelola

Convention

Hall

 Toko Olahraga

 Restaurant

dari celah antara

bangunan dengan

atap dan bukaan

jendela

Penghawaan alami

dari celah antara

bangunan dengan

atap

Penghawaan alami

dari celah antara

bangunan dengan

Basket : Parket

Jati

 Lapangan

 Lapangan

Futsal : Rumput

Sintesis

(43)

Futsal :

 Lapangan Tenis

Indoor : Lantai

Hard-Court

Indoor : Granit

 Lapangan

Badminton :

Karpet Karet

11. Sirkulasi

Vertikal Lift dan Tangga Tangga Tangga

12. Utilitas

 sumber air

berasal dari air

tanah dan

PDAM

 terdapat tiang

dan listrik kabel

 pembuangan ke

riol kota

 sumber air

berasal dari air

tanah dan

PDAM

 terdapat tiang

dan listrik kabel

 pembuangan ke

riol kota

 sumber air

berasal dari air

tanah dan

PDAM

 terdapat tiang

dan listrik kabel

 pembuangan ke

riol kota

dan pepohonan di

sekitar parkiran

terdapat tanaman

dan pepohonan di

sekitar parkiran

14. Topografi Kontur relatif datar Kontur relatif datar Kontur relatif datar

15. Kelebihan

 terdapat banyak

fasilitas di

dalamnya

 lapangan yang

luas dengan

material standar

internasional

 integrasi antar

fasilitasnya baik

 zonasi

bangunan baik

 pengaturan

sirkulasi

kendaraan

cukup jelas dan

baik

 terdapat banyak

pepohonan

sehingga

memberikan

kesan sejuk dan

teduh

 pencahayaan

 hall olahraga

dapat

menampung

banyak orang

untuk event

 memiliki area

parkir yang luas

(44)

No. Kajian Kesimpulan

1. Lokasi

lokasi harus berada di lokasi yang strategis sehingga

mudah dijangkau dari pusat kota, dan dekat dengan

fungsi pendidikan, fungsi pemukiman penduduk, fungsi

perkantoran, dan fungsi komersil karena Bandung Sports

Club ini di peruntukkan untuk semua kalangan

masyarakat.

2. Luas Lahan

area yang diperlukan cukup luas mengingat fungsi yang

akan diwadahi cukup kompleks. Luas lahan bisa

16. Kekurangan

 lahan parkir

kurang

memadai

 tidak terdapat

tribun, tidak

ganti dan bilas

tidak cukup luas

 tidak terdapat

fasilitas untuk

pejalan kaki di

dalam kawasan

sport club

 fasilitas tidak

terintegrasi

antara yang satu

dengan yang

lainnya

 bangunan hall

olahraga kurang

terawat

Tabel 3.18

(45)

3. Fasilitas Utama

fasilitas utama yang menjadi substansi dalam

perancangan Bandung Sports Club ini yaitu :

 fasilitas olahraga yang bisa dijadikan sebagai

tempat berlatih dan bertanding antar club

 fasilitas hiburan yang bisa dijadikan sebagai

wahana rekreasi dan bersantai

4. Fasilitas Penunjang

fasilitas penunjang yang menjadi substansi dalam

perancangan Bandung Sports Club ini yaitu :

 kantor pengelola

 pelayanan servis baik untuk pengunjung maupun

servis untuk bangunan

5. Penghawaan dan Pencahayaan

penghawaan dan pencahayaan diusahakan menggunakan

penghawaan dan pencahayaan yang alami dan ramah

terhadap lingkungan

6. Sistem Struktur

penggunaan struktur harus bisa mewadahi kebutuhan

ruang yang luas dan dinamis tanpa sekat dan kolom

untuk menunjang gerak dan kegiatan olahraga di

dalamnya

7. Material

material yang digunakan harus tahan lama terutama pada

material penutup lantai lapangan, menggunakan material

yang aman dan tidak licin

8. Zonasi dan Sirkulasi zonasi dan sirkulasi antara ruang publik dan privat harus jelas, terpisah dan terdapat batas yang jelas

9. Sirkulasi Vertikal karena bangunan ini hanya berfungsi satu dan dua lantai maka sirkulasi vertikal utama adalah tangga

10. Sistem Pelayanan Fasilitas

karena pada setiap fasilitas yang ada memerlukan

perawatan yang berbeda-beda, sehingga pada Bandung

Sports Club ini menyediakan sistem pelayanan fasilitas

yang diperuntukkan untuk anggota dan non anggota,

seperti untuk fasilitas fitness center menggunakan sistem

(46)

Kesimpulan dari sintesis tersebut merupakan aspek yang perancang pertimbangkan dan akan dimasukan ke dalam perancangan bangunan Bandung Sports Club.

3.4 Lokasi Proyek

3.4.1 Penentuan Tapak

a. Latar Belakang Pemilihan Tapak

Pemilihan tapak untuk sarana Bandung Sports Club ini berdasarkan pada fungsi bangunan ini sendiri tetapi tetap memperhatikan kebijakan pemerintah terhadap peruntukan lahan kota dan kriteria pemilihan tapak.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bandung No.18 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Bandung 2011-2031, bahwa Pemerintah Kota Bandung menentukan Rencana Tata Ruang dan Wilayah di kota Bandung untuk perencanaan dan perancangan sarana olahraga yang termasuk ke kawasan budidaya yakni Ruang Terbuka Non Hijau (sarana olahraga) ke dalam 6 Sub Wilayah Kota, Diantaranya: (1) SWK Bojonegara, (2) SWK Cibeunying, (3) SWK Arcamanik, (4) SWK Tegalega, (5) SWK Karees, dan (6) SWK Gedebage.

(47)

Berdasarkan peta persebaran fasilitas olahraga kota Bandung diatas, berikut adalah tabel analisis fasilitas dan sarana olahraga yang tersebar di setiap Sub Wilayah Kota Bandung, baik fasilitas dan sarana olahraga milik pemerintah maupu fasilitas dan sarana olahraga yang dikelola dan dimiliki oleh swasta.

No. Sub Wilayah

Kota Fasilitas Olahraga Alamat

Status

Kepemilikan

1. SWK Bojonegara

1. Sampoerna Jl. Padasaluyu Swasta

2. El Dorado

The Family

Club

Jl. Dr. Setiabudi Swasta

3. GOR

Padjadjaran Jl. Pajajaran Pemerintah 4. Gelanggang

Taruna

Bojonegara

Jl. Sarimanis Pemerintah

5. Karang Setra

Plaza Jl. Sirnagalih Swasta

2. SWK Cibeunying

1. SOR Hockey

Cikutra Jl. Cikutra Pemerintah

2. SOR Tenis

Taman

Maluku

Jl. Taman

Maluku Pemerintah

3. SOR Saparua Jl. Saparua Pemerintah 4. GGM

Merdeka Jl. Merdeka Pemerintah

3. SWK Tegalega

1. GOR Tenis

Caringin Jl. Caringin Pemerintah

2. Singgasana

Sports and

Recreation

Jl. Galuh Pakuan

Barat Swasta

Tabel 3.19

(48)

Center

Arcamanik Jl. Pacuan Kuda

Pemerintah

Sports Center Jl. Lodaya Pemerintah

2. SOR/GOR

Persib Jl. Ahmad Yani Pemerintah

3. Bikasoga berbagai Sub Wilayah Kota Bandung, baik fasilitas dan sarana olahraga milik pemerintah maupun swasta, dapat dilihat bahwa untuk SWK Bojonegara, SWK Cibeunying, fasilitas dan sarana olahraga sudah cukup memadai. SWK Arcamanik, dan SWK Gedebage sedang berlangsung pembangunan fasilitas dan sarana olahraga baru dan terpusat untuk masing-masing SWK yang akan digunakan untuk pertandingan dan latihan dengan berbagai cabang olahraga di dalamnya.

Sementara itu, untuk SWK Karees dan SWK Tegalega masih minimnya fasilitas dan sarana olahraga, sehingga perlu nya penambahan fasilitas dan sarana olahraga yang dapat mewadahi kebutuhan masyarakat di Sub Wilayah Kota ini untuk berolahraga.

c. Penentuan Sub Wilayah Kota (SWK)

(49)

Dalam penentuan Sub Wilayah Kota untuk tapak Bandung Sports Club ini, ada dua pertimbangan berdasarkan, yakni (1) kriteria pemilihan tapak untuk kegiatan olahraga, dan (2) rencana pengembangan sarana dan prasarana olahraga dari Dinas Pemuda dan Olahraga kota Bandung.

1. Kriteria Pemilihan Tapak

Untuk penentuan tapak sebuah fasilitas olahraga, dapat dilihat berdasarkan kriteria pemilihan tapak pada tabel di bawah ini.

No. Kriteria Tapak

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan yang mendukung

kegiatan yang dilakukan, dekat dengan

kawasan pendidikan, pemukiman

penduduk, kawasan perkantoran, dan

kawasan komersil

2. Pencapaian tapak

Merupakan olahraga rekreasi yang

bersifat harian, sehingga pemilihan

tapak sebaiknya tidak jauh dari

perkotaan, dan mudah dicapai

3. Area pelayanan Merupakan olahraga rekreasi dengan ruang lingkup perkotaan

4. Persyaratan lain

Tanah milik pemerintah atau pribadi.

Tersedia jaringan utilitas. Ukuran

lahan tapak yang mencukupi baik

untuk bangunan dan parkir

2. Rencana Pengembangan Sarana dan Prasarana Olahraga

Pada rencana pengembangan sarana dan prasarana olahraga dari Dinas Pemuda dan Olahraga, kota Bandung akan membangun sarana olahraga baru yang berada di Sub Wilayah Kota Karees.

Tabel 3.20 Kriteria Pemilihan Tapak

(50)

Berdasarkan kriteria pemilihan tapak dan rencana pengembangan sarana dan prasarana olahraga dari Dinas Pemuda dan Olahraga kota Bandung, tapak untuk Bandung Sports Club berada di Sub Wilayah Kota Karees.

3.4.2 Penentuan Lokasi

a. Latar Belakang Pemilihan Lokasi

Berdasarkan Tabel 3.21 Kriteria Pemilihan Lokasi dibawah ini. Gambar 3.18 Analisis SWK Karees

Sumber: Analisa Pribadi 2015

LODAYA SPORTS CENTER

Jl. Lodaya No. 22

Bandung Fasilitas :

- GOR Bulutangkis

- GOR Squash

- Lapangan Softball - GOR Voli Pasir

- Lapangan Sepak

Bola

BIKASOGA SPORTS

CENTER

Jl. Suryalaya Indah Fasilitas :

- Kolam Renang

- Lapangan Futsal

- Lapangan Tenis

- Lapangan Badminton

- Fitness Center SOR / GOR PERSIB

Jl. Ahmad Yani Bandung Fasilitas :

(51)

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada dikawasan strategis yang merupakan daerah

komersil mengingat bangunan yang dirancang memiliki

fungsi komersil yang berskala kota sehingga mendukung

fungsi bangunan untuk komersil.

2. Wilayah Pengembangan

Berada di WPP yang sesuai dan merupakan termasuk

dalam wilayah pengembangan kota Bandung.

3. Lingkungan Berada di lingkungan yang strategis dan memiliki fungsi eksisting yang dapat mendukung bangunan.

4. Pencapaian atau Aksesibilitas

Dapat diakses dari seluruh penjuru kota, baik angkutan

umum, maupun pribadi.

5. Area Pelayanan

Lingkungan sekitar merupakan fungsi-fungsi yang dapat

saling mendukung dengan bangunan yang direncanakan

seperti fungsi komersil, community dan fungsi training.

6. Utilitas Kota / Lingkungan

Dekat dengan jaringan utilitas yang memadai sebagai

pendukung dalam lokasi site. (listrik, air, telefon,

drainase, dll)

7. Status Kepemilikan Ada status hak milik

8. Nilai Lahan Sebaiknya nilai lahan diusahakan seminimum mungkin.

9. Orientasi Orientasi bangunan sebaiknya dapat mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan.

10. View Adanya view yang bagus baik dari dalam site maupun dari luar site.

11. Ukuran Lahan Harus mencukupi untuk program fungsional dan fasilitas-fasilitas yang direncanakan. (> 1 Ha)

12. Kontur Tapak / Topografi

Sebaiknya relatif datar untuk memudahkan perencanaan

bangunan.

b. Analisa Pemilihan Lokasi

Sumber: Time-Saver Standard for Building Types dan Hasil Olah Data Tabel 3.21

(52)

Alternatif Lokasi untuk proyek ini adalah :

2. Penilaian Lokasi

Penilaian terhadap lokasi didasarkan pada kriteria-kriteria pemilihan lokasi, sehingga didapatkan lokasi yang tepat. Berikut dibawah ini Tabel 3.22 Analisa Penilaian Lokasi.

Alternatif 1 :

Lokasi berada di Jl. Jakarta, dengan

luas lahan ± 2.3 Ha, terletak di

kawasan Kecamatan Batununggal,

Kelurahan Kacapiring, Sub Wilayah

Kota Karees.

Gambar 3.19 Alternatif Lokasi 1 Sumber: Google Earth

Alternatif 2 :

Lokasi berada di Jl. Jendral Ahmad

Yani, dengan luas lahan ± 2.1 Ha,

terletak di kawasan Kecamatan

Batununggal, Kelurahan Kacapiring,

Sub Wilayah Kota Karees.

Gambar 3.20 Alternatif Lokasi 2 Sumber: Google Earth

Alternatif 3 :

Lokasi berada di Jl. Martanegara,

dengan luas lahan ± 1.2 Ha, terletak di

kawasan Kecamatan Lengkong,

Kelurahan Turangga, Sub Wilayah

Kota Karees.

(53)

Kriteria

Lokasi

Alternatif 1 Alternatif 2 Alternatif 3

Luas Lahan (3)

tempat dikota

Bandung, baik dengan

kendaraan pribadi

maupun angkutan

umum

(3)

mudah karena dapat

diakses dari segala

tempat dikota

Bandung, baik dengan

kendaraan pribadi

maupun angkutan

umum

(3)

mudah karena dapat

diakses dari segala

tempat dikota

Bandung, baik dengan

kendaraan pribadi

maupun angkutan

umum

RTRW Kota

Bandung

(3)

Sub Pelayanan RTNH

(3)

Sub Pelayanan RTNH

(3)

Sub Pelayanan RTNH

Tinjauan

tingkat kepadatan

penduduk sedang, dan

merupakan daerah

pengembangan

rekreasi, pemukiman,

perdagangan,

perkantoran, dan

pendidikan

(3)

berada dekat dengan

pusat kota dengan

tingkat kepadatan

penduduk sedang, dan

merupakan daerah

pengembangan

rekreasi, perdagangan,

dan perkantoran

(2)

berada dekat dengan

pusat kota dengan

tingkat kepadatan

penduduk sedang, dan

merupakan daerah

pengembangan

rekreasi, pendidikan

perdagangan dan

(54)

Eksisting GOR Bandung GOR dan Lapangan

sisi Jl. Jakarta

(3)

mudah, dekat dengan

perempatan jalan dan

lampu merah

3. Penetapan Lokasi

Berdasarkan penilaian secara umum untuk lokasi site ternyata yang memiliki skor paling banyak adalah lokasi Alternatif 1 yaitu lokasi yang berada di Jl. Jakarta dengan luas lahan ± 2.3 Ha, terletak di kawasan Kecamatan Batununggal, Kelurahan Kacapiring, Sub Wilayah

Kota Karees, Kota Bandung.

c. Deskripsi Lokasi

a.) Orientasi Lokasi Terhadap Kota Bandung

Lokasi perancangan ini berada di wilayah kota Bandung. Secara

makro, letaknya harus berada dalam kawasan olahraga dan harus

berdekatan dengan pemukiman penduduk, fasilitas transportasi umum,

kawasan pendidikan dan harus dapat di akses dengan mudah. Hal ini

untuk mencapai target sasaran pengguna dari semua golongan. Sumber: Analisa Pribadi 2015

Keterangan :

(55)

1) Lokasi : Jl. Jakarta, Kel. Kacapiring, Kec. Batununggal, Kota Bandung

2) Luas Lahan : 2.3 Ha 3) Batas Lahan

 Batas Utara : Jl. Jakarta, Pertokoan, Perkantoran  Batas Selatan : Pemukiman Penduduk

 Batas Timur : Pemukiman Penduduk, Pertokoan  Batas Barat : Pemukiman TNI AD, Perkantoran 4) Rona Lingkungan

Pada wilayah ini memiliki peraturan bagi pembangunan gedung olahraga kota Bandung, sebagai berikut :

KDB : 60 % KLB : 1.8 KDH : 25 % GSB : 3 - 8 meter

(56)

5) Potensi Lokasi

 Transportasi untuk kendaraan berada di jalan yang lebar  Memiliki jalur utilitas yang baik

 Berada di Jl. Jakarta yang memiliki jalur jalan satu arah

 Pencapaian ke lokasi cukup mudah karena banyak angkutan umum yang melalui Jl. Jakarta

 Lokasi berada dekat dengan pemukiman penduduk, perkantoran, pendidikan dan kawasan komersil

6) Aksesibilitas dan Pencapaian Lokasi

Pada perancangan Bandung Sports Club ini, aksesibilitas dan pencapaian lokasi merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan, mengingat sasaran penggunanya adalah masyarakat dari berbagai tempat dan wilayah di kota Bandung. Lokasi Bandung Sports Club dapat dicapai menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Adapun angkutan umum yang dapat mengakses lokasi Bandung Sports Club via Jl. Jakarta, diantaranya :

(57)

3.5 Elaborasi Tema

3.5.1 Latar Belakang Pemilihan Tema

Kota Bandung secara geografis terletak diantara 107o32’38,91” Bujur Timur dan 6o55’19,94” Lintang Selatan, sehingga iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk. Temperatur rata-rata 23,4oC, dengan rata-rata temperatur maksimal 28,7oC dan minimal 19,8oC dengan lamanya penyinaran matahari sebesar 56%.

Gambar 3.24 Trayek Angkutan Umum Sumber: Analisa Pribadi 2015

(58)

p e r

bulannya, serta kelembapan nisbi sebesar 77%. Suhu udara rata-rata di Kota Bandung dapat dilihat pada Tabel 3.23 dan Tabel 3.24 untuk curah hujan, kelembapan dan penyinaran matahari di Kota Bandung.

Bulan Temperatur (

o

C)

Rata-Rata Maks. Min.

Januari 23,3 28,0 20,4

Februari 23,1 28,5 20,2

Maret 23,6 28,8 20,3

April 23,7 29,2 20,0

Mei 23,8 29,3 19,8

Juni 23,4 28,5 20,0

Juli 22,8 28,5 18,7

Agustus 23,4 29,0 19,1

September 23,6 29,3 19,3

Oktober 23,5 29,2 19,6

November 23,5 28,6 20,0

Desember 23,2 27,9 20,1

Rata-rata 2013 23,4 28,7 19,8

Bulan Curah Hujan

(mm)

Kelembapan Nisbi (%)

Penyinaran, LPM (%)

Januari 168,2 83,0 49

Tabel 3.23

Suhu Udara Rata-Rata di Kota Bandung

Sumber: Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Bandung, 2013 Tabel 3.24

(59)

Februari 416,7 85,0 54

Maret 307,7 84,0 57

April 166,9 83,0 60

Mei 190,6 82,0 68

Juni 201,6 85,0 60

Juli 76,3 80,0 71

Agustus 64,2 77,0 75

September 145,3 79,0 64

Oktober 114,9 81,0 57

November 225,8 81,0 53

Desember 204,7 84,0 35

Rata-rata 2013 190,2 82,0 59

Berdasarkan pertimbangan diatas, untuk itu diperlukan bangunan yang dapat menyikapi kondisi iklim kota Bandung yang sedemikian rupa, sehingga dapat terwujud kenyamanan bagi penggunanya. Oleh karena itu, tema yang digunakan pada perancangan Bandung Sports Club ini adalah Arsitektur Tropis. Kelebihan dari tema Arsitektur Tropis adalah sebuah konsep perancangan yang memanfaatkan potensi alam dengan optimal, sehingga tercipta sebuah bangunan yang ramah terhadap lingkungan dan dapat menciptakan bangunan yang nyaman bagi penggunanya.

3.5.2 Pengertian Tema a. Arsitektur Tropis

Tropis merupakan kata yang berasal dari bahasa yunani, yaitu tropikos yang berarti garis balik yang meliputi sekitar 40% dari luas seluruh permukaan bumi. Garis-garis balik ini adalah garis lintang 23o27’ utara dan selatan. Daerah tropis di definisikan sebagai daerah yang terletak diantara garis isotherm 20o di sebelah bumi utara dan selatan (Lippsmeier, 1994). Dengan kata lain, Arsitektur Tropis merupakan arsitektur yang berada di daerah beriklim tropis.

(60)

Iklim tropis adalah iklim dimana panas merupakan masalah yang dominan pada hampir keseluruhan waktu dengan suhu rata-rata per tahunnya tidak kurang dari 20oC (Koenigsberger,1975:3). Secara umum iklim tropis terbagi menjadi 2 bagian, yaitu tropis basah dan tropis kering, Indonesia tergolong memiliki iklim tropis basah. Menurut Lippsmeier (1994), ciri-ciri daerah beriklim tropis basah adalah sebagai berikut :

landscape, rain forest (hutan hujan) terdapat di sepanjang pesisir pantai dan dataran rendah daerah ekuator

 kondisi tanah, merupakan tanah merah atau coklat yang tertutup rumput

 tumbuhan sangat bervariasi dan lebat sepanjang tahun. tumbuhan dapat tumbuh dengan cepat karena pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu udara yang panas

 terjadi sedikit perubahan musim

 kondisi langit hampir sepanjang tahun dalam kondisi berawan. lingkungan awan berkisar 60%-90%. luminance (luminansi) maksimal bisa mencapai 7000 cd/m2 sedangkan luminasi minimal 850 cd/m2

 radiasi dan panas matahari tinggi, yakni berkisar 1500-2500 kwh/m2/tahun. sebagian radiasi matahari dipantulkan dan sebagian disebarkan oleh selimut awan, meski demikian radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi berdampak pada kenaikan suhu udara

 terjadi fluktuasi perbedaan temperatur udara harian dan tahunan. rata-rata temperatur maksimum tahunan adalah 30,5oC. temperatur rata-rata tahunan untuk malam hari berkisar 21oC - 27oC sedangkan selama siang hari berkisar 27oC - 32oC

(61)

 kelembapan rata-rata sekitar 55% hingga hampir 100% dengan absolute humidity 25 – 30 mb

Dengan demikian, Arsitektur Tropis adalah arsitektur yang dapat memberikan jawaban atau adaptasi bentuk bangunan terhadap pengaruh iklim tropis, dimana iklim tropis memiliki karakter yang berhubungan dengan intensitas cahaya matahari tinggi, mendapat pengaruh radiasi matahari maksimal karena posisinya yang berada pada zona ekuator, memiliki kelembapan yang cukup tinggi, curah hujan yang relatif tinggi, pergerakan dan kecepatan angin yang bervariasi, serta gangguan terhadap hewan pengerat dan serangga yang tinggi.

b. Kriteria Arsitektur Tropis

Ada beberapa kriteria perencanaan pada iklim tropis lembab yang perlu diperhatikan. Kondisi iklim tropis lembab memerlukan syarat-syarat khusus dalam perancangan bangunan dan lingkungan binaan, mengingat ada beberapa faktor-faktor spesifikasi yang hanya dijumpai secara khusus pada iklim tersebut, sehingga teori-teori arsitektur, komposisi, bentuk, fungsi bangunan, citra bangunan dan nilai-nilai estetik bangunan yang berbentuk akan sangat berbeda dengan kondisi yang ada di wilayah lain yang berbeda kondisi iklimnya.

Menurut Dr. Ir. RM. Sugiyatmo, kondisi yang berpengaruh dalam perancangan bangunan pada iklim tropis lembab adalah sebagai berikut :

1. Kenyamanan Thermal

(62)

dimana tubuh kita dapat bekerja secara efektif dan efisien serta dapat memperoleh istirahat secukupnya untuk dapat bekerja kembali.

Usaha untuk mendapatkan kenyamanan thermal adalah mengurangi perolehan panas, memberikan aliran udara yang cukup dan membawa panas keluar bangunan serta mencegah radiasi panas, baik radiasi langsung matahari maupun dari permukaan dalam yang panas. Kenyamanan thermal dapat diperoleh jika panas yang ditimbulkan oleh tubuh sama dengan

panas yang dilepas.

2. Sirkulasi Udara

Pada wilayah beriklim tropis lembab, kondisi angin mengalami beberapa siklus setiap tahunnya. Kecepatan rata-rata angin pada bulan Januari hingga Maret relatif sama, yaitu sekitar 3.05 hingga 3.2 m/s. Puncak kecepatan rata-rata tertinggi terjadi sekitar bulan Juni dengan kecepatan rata-rata 5.45 m/s. Menuju akhir tahun, kecepatan ini kembali mulai menurun, hingga pada bulan november kecepatan rata-ratanya adalah 2.2 m/s.

Sirkulasi udara berhubungan dengan penghawaan ruang, pengudaraan ruang dengan sistem ventilasi, pergerakan angin, orientasi fasad bangunan yang dapat mempengaruhi intensitas

Gambar 3.26 Ilustrasi Kenyamanan Thermal Ruangan

Gambar

Gambar 3.9 Lapangan Futsal Indoor D’Groove
Gambar 3.11Di dalam  Kolam Renang Singgasana
Gambar 3.14  Lapangan Badminton dan Lapangan Tenis Bikasoga
Tabel 3.18
+7

Referensi

Dokumen terkait

- Bahwa setahu saksi sejak pisah rumah Tergugat tidak lagi memberikan nafkah kepada Penggugat dan anaknya;. Bahwa atas keterangan saksi tersebut, Penggugat tidak

Using a whole year’s worth of data, soil heat flux was estimated by a two-step version of the null-alignment method using soil temperature, water content and bulk density

Website BATAVIA CYCLE ini dibuat untuk memberikan fasilitas yang ditujukan untuk masyarakat luas untuk memperoleh informasi-informasi mengenai produk-produk dari Batavia Cycle.

[r]

Rapat Penetapan Hasil Evaluasi Dokumen Penawaran File I dibuka dan dipimpin oleh Ketua Kelompok Kerja 5 dan dilanjutkan dengan pembahasan hasil evaluasi dokumen

GENDER REPRESENTATION IN STUDENTS’ CONVERSATIONS IN A TEXTBOOK FOR

Suatu kawasan yang memiliki daya dukung sangat tinggi pada aksesibilitas terhadap berdasarkan parameter-parameter yang telah ditetapkan. II

Prevalensi dan Intensitas Larva Infektif Nematoda Gastrointestinal Strongylida dan Rhabditida pada Kultur Feses kambing (Capra sp.) di Tempat Pemotongan Hewan