• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PAI 1003042 Chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PAI 1003042 Chapter5"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Luthfi Khairul Fikri, 2015

“PERKEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR TAHUN 1945-1966”

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian skripsi yang berjudul “Perkembangan

Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar tahun 1945-1966”, dapat

disimpulkan beberapa hal.

Pertama, pendidikan Indonesia setelah kemerdekaan mengalami perubahan.

Pemerintah ingin membuat sistem pendidikan nasional yang sesuai dengan

keadaan rakyat Indonesia. Hal itu dengan dibahasnya landasan, tujuan, dan

segala macam hal yang menyangkut perubahan sistem pendidikan demi

tercapainya cita-cita pembangunan Indonesia yang lebih baik. Meskipun begitu,

sebenarnya masih ada warisan dari Belanda yang masih dipakai oleh pemerintah

jika dirasa masih bermanfaat. Salah satunya adalah sistem persekolahan yang

rendah yang tidak jauh berbeda dengan pada masa penjajahan Belanda. HIS pada

zaman Belanda diubah menjadi Sekolah Rakyat (SR) setelah Indonesia merdeka.

Lama pendidikan pada tingkat SR ini sama dengan pada HIS yaitu enam tahun.

Perbedaannya terdapat pada rencana pengajaran atau kurikulumnya saja.

Kedua, dimasukkannya PAI dalam kurikulum nasional dirasakan penting

sebagai dari perubahan dalam sistem kenegaraan yang dinyatakan dalam

Undang-Undang Dasar 1945 dan Pancasila yang dengan jelas menyebutkan

bahwa negara Indonesia berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan bagi setiap

warga negara berhak memeluk agama yang diyakininya masing-masing.

Namundalam prosesnya, Pendidikan Agama Islam ke dalam pendidikan nasional

Indonesia tidak begitu saja diterima. Ada beberapa proses yang harus ditempuh

sebelum akhirnya Pendidikan Agama Islam secara resmi masuk dalam

pengajaran di sekolah umum. Keseriusan pemerintah untuk memasukan PAI

(2)

73

Luthfi Khairul Fikri, 2015

“PERKEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR TAHUN 1945-1966”

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

yang ditujukan untuk membahas rumusan pendidikan nasional. Selain itu juga

diadakan konferensi-konferensi pendidikan di Yogyakarta dan Solo untuk lebih

mempersiapkan. Panitia tersebut akhirnya memberikan usulan tentang hal-hal

yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pendidikan Agama. Akhirnya pada

tahun 1946 ditetapkan bahwa Pendidikan Agama secara resmi masuk dalam

pengajaran sekolah rendah (Sekolah Rakyat) meskipun hanya diberikan mulai

kelas IV sampai dengan kelas VI. Sedang untuk kelas I, II, dan III Pendidikan

Agama tidak boleh diberikan. Di lingkungan istimewa, pendidikan agama dapat

dimulai di kelas I. Yang dimaksud dengan lingkungan istimewa adalah suatu

daerah yang kira-kira meliputi satu desa besar di mana penduduknya sangat tebal

agamanya. Walikota atau bupati adalah orang yang berhak menyatakan suatu

lingkungan sebagai istimewa.

Ketiga, perkembangan Pendidikan Agama setelah dimasukkan dalam

kurikulum pengajaran dalam rentang tahun 1946-1966 memperlihatkan

perubahan yang lebih signifikan. Meskipun pada awal dimasukkannya

Pendidikan Agama hanya bersifat opsional, yaitu bahwa orang tua bisa

menentukan anaknya mengikuti Pendidikan Agama atau tidak dan Pendidikan

Agama tidak mempengaruhi kenaikan kelas. Namun secara bertahap pemerintah

berusaha untuk memperbaiki dan menyempurnakan Pendidikan Agama dengan

dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama antara Menteri Pendidikan, Pengajaran

dan Kebudayaan dan Menteri Agama. Pendidikan Agama pada akhirnya

mendapatkan kedudukan yang jelas dan kuat setelah dikeluarkannya TAP

MPRSNo. XXVII/MPRS/1966, yang menyempurnakan Ketetapan MPRS Tahun

1960 dengan menghapus kata-kata “dengan pengertian bahwa murid-murid

berhak untuk tidak ikut serta apabila wali murid/murid dewasa menyatakan

keberatannya”. Ketetapan MPRS No. XXVII Tahun 1966 ini merupakan

kebijakan yang menjadi dasar dalam menetapkan bahwa pendidikan agama

diberikan di sekolah negeri seperti yang dinyatakan undang-undang sistem

(3)

74

Luthfi Khairul Fikri, 2015

“PERKEMBANGAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR TAHUN 1945-1966”

Universitas Pendidikan Indonesia | \.upi.edu perpustakaan.upi.edu

B. Implikasi

Implikasi yang diharapkan dari penelitian ini antara lain:

1. Penyelenggaraan PAI di Sekolah Dasar memiliki landasan historis yang

sangat kuat.

2. Penyelenggaraan PAI di Sekolah Dasar memiliki rencana pengajaran atau

kurikulum yang jelas.

3. Penyelenggaraan PAI di Sekolah Dasar memiliki kedudukan yang kuat

dalam sistem pendidikan nasional.

C. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian di atas peneliti menyarankan beberapa

hal sebagai berikut:

1. Bagi Prodi IPAI

Disarankan agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan

referensi tentang perkembangan Pendidikan Agama Islam di Indonesia.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk meneliti tentang

Pendidikan Agama Islam pada periode pemerintahan selanjutnya, baik pada

masa Orde Baru ataupun masa Reformasi dengan menyertakan arsip atau

dokumen yang lebih lengkap.Kemudian perlu diteliti pula tentang materi/isi,

Referensi

Dokumen terkait

pengguna, khususnya anak-anak dalam mengenal teknik peraturan permainan futsal dengan menggunakan CD Aplikasi yang dapat dilihat berulang-ulang sekaligus mengenalkan teknologi

The results showed that there were differences in secondary metabolite profiles of ethanol extract of lempuyang gajah from Solo and Yogyakarta, but its zerumbon levels did not

Sungai Durian Kecamatan Barangin Kota Sawahlunto bahwa masih banyak siswa. yang tertarik untuk jajan

Analisis fungsional yang menjadi dasar pertimbangan dilakukannya transaksi antara Wajib Pajak dengan perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, semua risiko-risiko diasumsikan

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini

Temuan dari penelitian ini ialah: kepemimpinan yang dilaksanakan oleh Pemerintahan Desa adalah kepemimpinan transformasional dan transaksional; partisipasi masyarakat

[r]

[r]