• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK DAN PASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH DANA PIHAK KETIGA DPK DAN PASAR"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK) DAN PASAR MODAL SYARIAH

TERHADAP FINANCIAL DEEPENING DI INDONESIA

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Lembaga Keuangan Islam

(Manajemen Lembaga Keuangan Syari’ah Non Bank)

Dosen Pengampu:

Abdul Qoyum, S.E.I, M.Sc.Fin

Disusun oleh

Arif Himmawan (15830043)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARI’AH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

(2)

A. Latar Belakang

Pasar modal syariah mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan dalam beberapa tahun terakhir ini dimana angka perumbuhan mencapai kisaran 20-30% per tahun. Angka ini menunjukkan bahwa sector pasar modal syarih merupakan salah satu sector yang sangat dinikmati oleh masyarakat. terdapat beberapa factor yang mampu mendorong pertumbuhan industry di pasar modal sayriah. Pertama, adanya krisis keuangan global dengan intensitas yang semakin besar membuat kebutuhan dari masyarakat bahwa terdapat system keuangan yang adil semakin meningkat. Kedua, pertumbuhan industry keuangan syariah lain yaitu perbankan sayriah, asuransi sayriah, dll menimbulkan perlunya dukungan dari sector pasar modal. Ketiga, semakin besarnya jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki pemahaman secara lebih baik terhadap system keuangan syariah memberikan dorongan yang luara biasa terhadap penembangan pasar modal.

Dunia Globalisasi merupakan hal yang sudah tak asing lagi buat kita semua. Dunia globalisasi telah masuk kesemua Negara tak heran globalisasi membawa hal yang baik dan buruknya. Globalisasi juga telah berkembang merambat kedunia perekonomian biasanya berupa penanaman modal pada suatu sektor industri. Setiap individu pada dasarnya memerlukan investasi, karena dengan investasi setiap orang dapat mempertahankan dan memperluas basis kekayaannya yang dapat digunakan sebagai jaminan sosial di masa depannya. Seseorang sering tidak menyadari dirinya telah melakukan investasi, misalnya dengan menabung dan sebagainya. Agar tak terjebak melakukan investasi ke dalam portofolio ‘sampah’, atau bahkan ditipu oleh pihak yang tak bertanggung jawab dengan iming-iming menarik, Anda harus mengedepankan rasionalitas dan memahami betul resiko-resiko yang dihadapi dalam berinvestasi.

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang sesuai dengan syariah Islam atau dengan kata lain instrumen yang digunakan berdasarkan pada prinsipsyariah dan mekanisme yang digunakan juga tidak bertentangan dengan prinsip syariah.Karena banyak sekali jenis dari investasi tersebut .Jangan sampai terbuai dengan iming-iming menarik yang tinggi, tapi uang Anda habis sia-sia. Invejstasi pun banyak jenis dan macamnya jadi harus pandai melihat ke sektor mana kita akan menanamkan saham kita. Peran penting sekali dari beberapa pihak baik dari pemerintah dan tiap individu . peran individu sangatlah penting dalam berperan aktif karena dapat mencegahnya harga barang yang tak terkontrol. Pemerintah sebaiknya mengatur beberapa aturan tentang peraturan penanaman modal, karena, sejak pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah pusat terpaksa mengeluarkan kepres khusus mengenai penanaman modal karena banyaknya kendala yang dihadapi oleh para investor yang ingin membuka usaha di daerah, khususnya yang berkaitan dengan proses pengurusan izin usaha. Investor seringkali dibebani oleh urusan birokrasi yang berbelit-belit sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan disertai dengan biaya tambahan yang cukup besar

(3)

pada akumulasi kekayaan yang bukan keuangan (Kitchen, 1988:14). Pendalaman keuangan ditunjukan oleh semakin besarnya rasio antara jumlah beredar dengan PDB. Sebaliknya

semakin

B. Landasan Teori

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang memperdagangkan instrument keuangan yangsesuai dengan aturan-aturan dan prinsip-prinsip syariah (Dusuki,2012). Tedapat beberapa prinsip utama dalam pasar modal syariah yaitu: adanya pelarangan riba, pelarangan gharar, pelarangan maysir dan perusahaan yang menerbitkan instrument keuangan tersebut memiliki usaha yang tida dilarang oleh syariah, misalnya usaha perudian, minuman keras (Omar,2009).

Pasar modal syariah adalah pasar modal yang dijalankan dengan prinsip–prinsip syariah, setiap transaksi surat berharga di pasar modal dilaksanakan sesuai dengan ketentuan syari’at Islam (Sutedi, 2011).

Pasar modal syariah diluncurkan pertama kali oleh Badan Pengelola Pasar Modal (BAPEPAM) pada tanggal 14-15 maret 2003, yang berbarengan dengan penandatanganan nota kesepahaman ( memorandum of understanding) dengan Dewan Syariah Nasional Majelis ulama Indonesia ( DSN-MUI). Menindak lanjuti MOU tersebut, PT. Bursa Efek Jakarta selaku pengelola pasar modal, bekerja sama dengan PT. Dana Reksa Investment Management membentuk Jakarta Islamic Index ( JII). JII dimaksudkan untuk digunakan sebagai benchmark ( tolak ukur) untuk mengukur kinerja suatu investasi pada saham yang berbasis syariah. Melalui JII ini, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan investor untuk mengembangkan investasi dalam ekuitas secara syariah. Tercatat ada 30 jenis saham yang tercatat di JII, yang tiap enam bulan sekali ada yang masuk dan keluar.

Menurut Metwally dalam Sutedi (2011) fungsi dari keberadaan pasar modal syariah adalah sebagai berikut:

1) Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.

2) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna mendapatkan likuiditas. 3) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk membangun dan

mengembangkan lini produksinya.

4) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dan fluktuasi jangka pendek pada harga saham yang merupakan ciri umum pada pasar modal konvensional.

5) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.

Karakteristik Pasar Modal Syariah

Ada beberapa karakteristik yang diperlukan dalam membentuk pasar modal syariah adalah sebagai berikut:

1) Semua saham harus diperjualbelikan pada bursa efek.

(4)

3) Semua perusahaan yang memiliki saham yang dapat diperjualbelikan dibursa efek diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan keuntungan dan kerugian, serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek, dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan. 4) Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) di setiap perusahaan dengan

interval tidak lebih dari 3 bulan sekali.

5) Saham tidak boleh diperjualbelikan dengan harga yang lebih tinggi dari HST namun saham dapat dijual dengan harga dibawah HST.

6) Komite manajeman harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah.

7) Perdagangan saham seharusnya hanya berlangsung dalam satu minggu periode perdagangan setelah menentukan HST. 10 8. Perushaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode perdagangan, dan dengan harga HST (Sutedi, 2011).

Prinsip Pasar Modal Syariah Kegiatan pembiayaan dan investasi keuangan menurut syariah pada prinsipnya adalah kegiatan yang dilakukan oleh pemilik harta (investor) terhadap pemilik usaha (emiten) untuk memberdayakan pemilik usaha dalam melakukan kegiatan usahanya yang pemilik harta (investor) berharap untuk memperoleh manfaat tertentu. Secara umum prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

1) Pembiayaan dan investasi hanya dapat dilakukan pada aset atau kegiatan usaha yang halal, yang kegiatan usaha tersebut adalah spesifik dan bermanfaat sehingga dapat melakukan bagi hasil.

2) Uang adalah alat bantu pertukaran nilai dan pemilik harta akan menerima bagi hasil dari manfaat yang timbul dari kegiatan usaha maka pembiayaaan dan investasi menggunakan mata uang yang sama serta pembukuan kegiatan usaha.

3) Aqad yang terjadi antara pemilik harta (investor) dengan pemilik usaha (emiten), dan tindakan maupun informasi yang diberikan pemilik usaha yang tidak boleh menimbulkan keraguan yang dapat menyebabkan kerugian.

4) Pemilik harta (investor) dan pemilik usaha (emiten) tidak boleh mengambil risiko yang melebihi kemampuan karena dapat menyebabkan kerugian, namun sebenarnya berupa kerugian yang dapat dihindari.

5) Pemilik harta (investor), pemilik usaha (emiten) maupun bursa dan self regulating organization lainnya tidak diperbolehkan melakukan hal yang dapat 11 mengakibatkan gangguan yang disengaja atas mekanisme pasar, baik dari segi penawaran(supply) maupun dari segi permintaan (demand) (Sutedi, 2011).

C. Metodologi

Data yang diambil meliputi data, Dana Pihak Ketiga (DPK), Sukuk Korporasi, dan Sukuk Negara. Metode analisis pada penelitian ini menggunakan model Regresi linier berganda dengan metode Ordinary Last Square (OLS) sebagai motode estimasi parameter modelnya.

Sebagai kelengkapan metode OLS, juga dilakukan pengujian asumsi klasik yaitu Uji Normalitas, Uji Multikolinieritas, Uji Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi

(5)

1. Analisis Model Regresi

Pengujian normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang dibuat nilai residualnya mengikuti distribusi normal. Asumsi kenormalan dibutuhkan sebagai syarat pengujian signifikansi parameter modelnya. Dengan menggunakan metode Jarque-Bera dengan menggunakan taraf nyata (α) 5% didapatkan hasil bahwa nilai probability sebesar 0.381700 yang lebih besar dari tingkat signifikansi sebesar 0.05 yang berarti bahwa residual berdistribusi normal.

Tabel 1. Uji Normalitas Residual

Jarque-Bera Probability 1.926239 0.381700 hasil olah data

Uji multikolinieritas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan (korelasi) yang signifikan di antara dua atau lebih variabel independen dalam model regresi. Deteksi adanya multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan uji korelasi parsial antar variabel independen. Dengan melihat nilai koefisien korelasi (r) antar variabel independen, dapat diputuskan apakah data. Nilai pada Correlation Matrix menunjukkan bahwa korelasi terjadi multikolinieritas antara variabel variabel independen yang dipakai. Namun demikian analisis terhadap model tetap dilanjutkan dengan pertimbangan bahwa

Tabel 2 Hasil Uji Correlation Matrix

DPK Pembiayaan Sukuk Sukuk Korp independen, jika terjadi korelasi, maka terdapat multikolinieritas, dimana model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen dengan variabel dependen. Hasil pengujian multikolinieritas menggunakan uji korelasi (r) dapat dilihat pada table 3 berikut :

multikolinieritas terjadi kemungkinan disebabkan oleh tren yang sama pada variabel variabel tersebut pada perkembangan tahun ke tahunnya untuk periode penelitian yang diambil. Disamping itu secara structural, model yang dibangun juga didukung secara teoritis. Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Tabel 3. White Heterokedasticity Test

(6)

Dari tabel 4 di atas diketahui bahwa nilai probabilitas sebesar 0.0119 yang lebih kecil dari nilai α sebesar 0.05. Karena nilai probabilitas lebih kecil dari α = 5% maka disimpulkan bahwa dalam model terdapat masalah heteroskedastisitas.

Autokorelasi adalah keadaan dimana terjadi korelasi antara residual tahun ini dengan

tingkat kesalahan tahun sebelumnya. Uji autokorelasi untuk mengetahui apakah dalam model regresi ada korelasi antara kesalahan pada periode waktu yang lain. Untuk mendeteksi masalah autokorelasi digunakan uji Breuesch Godfrey atau lebih dikenal dengan uji Langrange

Dari tabel di atas diketahui bahwa nilai probabilitas 0.0000 yang lebih kecil dari nilai α sebesar 0.05 , sehingga dapat disimpulkan bahwa di dalam model terdapat masalah autokorelasi. Beberapa asumsi terhadap model yang tidak dipenuhi pada pengujian di atas (Autokorelasi dan heteroskedastisitas) tidak menghalangi model untuk tetap digunakan sebagai analisis, dikarenakan estimasi yang dihasilkan tetap unbiased walaupun hasil estimasinya tidak effisien (gujarati, 2006).

2. Pengujian Hipotesis Model Model

Hasil pengujian terhadap ketepatan model yang dibuat (Uji-F) didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 5 Uji F

F-statistic Prob.

93.15079 F(2,54) 0.0000 hasil olah data

Berdasarkan tabel 6, diperoleh nilai probabilitas sebesar 0,0000, sehingga dapat disimpulkan bahwa model signifikan dalam menjelaskan pengaruh DPK, Pembiayaan Syariah, Sukuk Negara, Sukuk Korporasi terhadap Financial Deepening.

Koefisien determinasi menggunakan adjusted

R2 , didapatkan nilai sebesar 0.490911, menunjukkan bahwa variasi nilai yang terdapat pada variabel Financial Deepening dapat dijelaskan oleh variabel independen yang ada (DPK, Pembiayaan, Sukuk Negara, Sukuk Korporasi) sebesar 49,09%, sedangkan sisanya 50,91 % dijelaskan oleh faktor atau variabel lain diluar variabel yang diteliti.

Tabel 6 Uji Partial Model (Uji t)

Variabel Koefisien Prob

DPK 1,552 0,0239

(7)

Sukuk Korporat -1,295 0,0002 hasil olah data

Pengujian untuk mengetahui pengaruh secara parsial (individu) variabel-variabel independen (DPK, Pembiayaan, Sukuk Korporasi, dan Sukuk Negara) terhadap variabel dependen yaitu Financial Deepening menggunakan uji-t. Dari tabel 7, didapatkan hasil pengujian hipotesis terhadap variabel variabel yang diduga mempengaruhi financial deepening, sebagai berikut :

1) Untuk variabel DPK didapatkan nilai probability sebesar 0,0239 sehingga dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan DPK berpengaruh signifikan terhadap financial deepening di Indonesia.

2) Untuk variabel pembiayaan didapatkan nilai probability sebesar 0,0698 sehingga dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan Pembiayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap financial deepening di Indonesia.

3) Untuk variabel Sukuk Negara didapatkan nilai probability sebesar 0,0006 sehingga dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan Sukuk Negara berpengaruh signifikan terhadap financial deepening di Indonesia.

4) Untuk variabel Sukuk Korporasi didapatkan nilai probability sebesar 0,0002 sehingga dengan taraf nyata 5% dapat disimpulkan sukuk korporasi berpengaruh signifikan terhadap financial deepening di Indonesia.

Hasil akhir model yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Financial Deepening (FD) = 1,552 DPK – 1,095 Pembiayaan (Pb) + 0,698 Sukuk Negara (SN) – 1,295 Sukuk Korporasi (SK)

3. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Financial Deepening

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana dalam bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka, dan sertifikat deposito dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu dengan menggunakan prinsip syariah. (Arifin,

2006:98). Hasil regresi Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Financial Deepening menghasilkan nilai koefisien sebesar 1,552772. Hal ini berarti Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Financial Deepening. Semakin banyak dana yang dihimpun dari masyarakat maka akan semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan sebagai dana pinjaman yang dapat digunakan untuk investasi atau kredit

yang sifatnya produktif, sehingga akan mendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Dana pihak ketiga relative sangat berpengaruh dalam penentuan pembiayaan yang akan disalurkan perbankan tersebut, karena pembiayaan perbankan sampai saat ini masih didominasi dari dana pihak ketiga yang dihimpun perbankan. Semakin banyak dana yang dihimpun dari masyarakat maka akan semakin banyak pula dana yang akan dialokasikan sebagai dana pinjaman yang dapat digunakan untuk investasi atau pembiayaan lainnya yang bersifat produktif, sehingga akan mendorong meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

4. Pengaruh Sukuk Negara terhadap Financial Deepening

(8)

terhadap financial deepening. Hasil tersebut hampir sama dengan yang didapat oleh peneliti lainnya dimana sukuk negara memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial deepening. Dengan memperhatikan fakta-fakta bahwa penerbitan sukuk negara mengambil peranan penting dalam keuangan negara terutama pembiayaan APBN, maka pemerintah selalu berupaya agar dapat menerbitkan sukuk negara sesuai dengan target APBN secara efisien.

5. Pengaruh Sukuk Korporasi Terhadap Financial Deepening

Hasil regresi sukuk negara terhadap financial deepening menghasilkan nilai koefisien sebesar 0,698. Hal ini berarti sukuk negara memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap financial deepening. Hasil yang sama juga didapat oleh peneliti lain dimana sukuk korporasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial deepening. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sukuk korporasi dapat bermanfaat bagi perkembangan institusi perusahaan itu sendiri sehingga dapat menambah instrument syariah yang bisa digunakan sebagai alternatif pembiayaan dan investasi dalam pasar yang pada gilirannya mampu menompang perkembangan pendalaman pada perekonomian Indonesia.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

(9)

Variabel Sukuk Negara memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Financial Deepening di Indonesia. Dengan memperhatikan fakta-fakta bahwa penerbitan sukuk negara mengambil peranan penting dalam keuangan negara terutama pembiayaan APBN, maka pemerintah selalu berupaya agar dapat menerbitkan sukuk negara sesuai dengan target APBN secara efisien. sukuk negara memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap financial deepening. Hasil yang sama juga didapat oleh peneliti lain dimana sukuk korporasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap financial deepening. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sukuk korporasi dapat bermanfaat bagi perkembangan institusi perusahaan itu sendiri sehingga dapat menambah instrument syariah yang bisa digunakan sebagai alternatif pembiayaan dan investasi dalam pasar yang pada gilirannya mampu menompang perkembangan pendalaman pada perekonomian Indonesia.

(10)

V. DAFTAR PUSTAKA

Latifah Ami. 2016. Pengaruh Sektor Perbankan Syariah Dan Pasar Modal Syariah Terhadap Financial Deepening Di Indonesia. Jakarta: Jurnal Ekonomi Islam Volume 7, Nomor 2,

Ajija, Shochrul Rohmatul. “Cara Cerdas Menguasi Eviews”, Salemba Empat, Jakarta, 2011

Antonio, Muhammad Syafi’i. “Bank Syariah dan Teori ke Praktek”, Gema Insani, Jakarta, 2001.

Arifin, Zainul. “Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah”, Pustaka Alvabet, Jakarta, 2006.

Gujarati, Damadar. “Ekonometrika Dasar”, Erlangga, Jakarta, 2006.

Hasan, Zubairi. “Undang-Undang Perbankan Syariah”, PT RajaGrafindoPersada, Jakarta, 2009.

Karim, Adiwarman. “ Ekonomi Islam Edisi Kedua”, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2008.

Kasmir, “Manajemen Perbankan”, PT RajaGrafindo, Jakarta, 2002.

Qoyum, Abdul “Lembaga Keuangan Islam Di Indonesia”. Yogyakarta : Penerbit Elmathera Publisher

Kuncoro, Mudrajad. “Manajemen Keuangan Internasional Edisi Pertama”, BPEE, Yogyakarta, 1996.

Mankiw, Gregory, N. “Makroekonomi Edisi Lima Harvard University”, Erlangga, Jakarta, 2003.

Mckinnon, Ronald and Edward Shaw. “Money and Capital in Economic Development”, Brooking Institution, Wahington DC, 1973.

Muhammad. “Manajemen Bank Syariah”, AMP YKPN, Yogyakarta, 2002.

Nafik, Muhammad. “Bursa Efek dan Investasi Syariah”, PT Serambi Ilmu Semesta, Jakarta, 2009.

Pradhan, Prakash Rudra. “Financial Deepening, Foreign Direct Investment and Economic Growth: Are They Cointegrated”, Internasional Journal of Financial Research Vol. 1, No. 1; Desember 2010

Rodoni, Ahmad. “Investasi Syariah”, Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Ciputat, 2009.

Ruslan, Dede. “Analisis Financial Deepening di Indonesia”, Journalof Indonesian Applied Economics, Universitas Negeri Medan, Medan, 2011

Siamat, Dahlan. “Manajemen Lembaga Keuangan Edisi Ketiga”, FEUI, Jakarta, 2001.

Sukirno, Sadono. “Teori Pengantar Ekonomi Makro”, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2004.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews Edisi Kedua”, UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2009.

Widarjono, Agus. “ Ekonomi:Teori dan Aplikasi Untuk Ekonomi dan Bisnis”, Ekonisia, Yogyakarta, 2005.

(11)

Norman, Azhari. “Analisis Pengaruh Financial Deepening Pada Sektor Perbankan dan Pasar Modal Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, Universitas Indonesia, Jakarta, 2010.

www.bi.go.id

Gambar

Tabel 2 Hasil Uji Correlation Matrix

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, motivasi berprestasi siswa perlu diperhatikan dalam pembelajaran IPA mengingat pembelajaran IPA banyak melibatkan predisposisi untuk merespon

Memang terlihat ganjal antara Pengungsi dan Pencari Suaka sebab berdasarkan Pasal 1 poin A(2), Pengungsi yaitu “Orang-orang yang mengungsi diakibatkan oleh ketakutan yang beralasan

Perbincangan ini diharapnya dapat memberi gambaran kepada sem.ua entiti dalam masyarakat bahawa tanggungjawab pendidikan dalam pembentukan akhlak pelajar ini bukan sahaja

Kebijakan puritanisme oleh sultan Aurangzeb dan pengislaman orang-orang Hindu secara paksa demi menjadikan tanah India sebagai negara Islam, dengan menyerang berbagai praktek

Turbin pelton atau biasa disebut turbin impuls adalah suatu alat yang bekerja untuk merubah energi kinetik air yang diakibatkan karena adanya energi potensial yang dimiliki oleh

Pasang kabel USB ke port di belakang HP All-in-One, kemudian pasang ujung lain dari kabel tersebut ke port USB pada komputer Anda.. Pasang

Contoh kasus kemunculan MCC di perbatasan wilayah perbatasan antara Sumatera Barat dan Riau dengan intesitas curah hujan yang cukup tinggi pada saat kejadian

Prediksi kondisi tekanan pori, berat jenis lumpur pemboran, serta arah sumur pemboran yang tepat dapat ditentukan dengan pendekatan geomekanika, meliputi penentuan