• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Agen Dalam Perjanjian Jual Beli Gas Elpiji (Studi Pada Pt.Pertamina Dan Pt.Rasita Mulia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Pertanggungjawaban Agen Dalam Perjanjian Jual Beli Gas Elpiji (Studi Pada Pt.Pertamina Dan Pt.Rasita Mulia)"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Hukum tentu sangat terkait dengan kehidupan sosial masyarakat. Dalam

konteks hubungan sosial masyarakat, dimensi hukum dapat dipahami sebagai

kaidah atau norma yang merupakan petunjuk hidup dan pedoman perilaku yang

pantas atau diharapkan. Disini hukum bermaksud mengatur tata tertib masyarakat

agar tercipta hubungan yang baik dalam melakukan hubungan hukum seperti

perjanjian.

Dalam hubungan antar sesama itu banyak diwarnai berbagai macam janji

yang merupakan pemenuhan kebutuhan hidup manusia itu sendiri, kita butuh akan

sebuah rumah maka kita dapat membelinya, maka terjadilah perjanjian yang

obyeknya sebuah rumah, kita perlu kerja sama dalam suatu kegiatan usaha dengan

pihak lain, maka kita dapat mengadakan perjanjian kerjasama dan lain

sebagainya.

Suatu perjanjian harus memenuhi syarat sahnya perjanjian, yaitu kata

sepakat, cakap dalam hukum, hal tertentu dan suatu sebab yang halal,

(2)

suatu perjanjian telah terpenuhinya empat syarat sahnya perjanjian tersebut, maka

suatu perjanjian menjadi sah dan mengikat secara hukum bagi para pihak yang

membuatnya.2

Perjanjian atau persetujuan menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah suatu

perbuatan hukum dimana seseorang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

seseorang atau lebih atau dapat juga diartikan suatu peristiwa dimana seseorang

berjanji kepada orang lain, atau dimana dua orang saling berjanji untuk

melaksanakan sesuatu.3

Perjanjian adalah hubungan hukum yang oleh hukum itu sendiri diatur dan

disahkan cara perhubungannya. Oleh karena itu perjanjian yang mengandung

hubungan hukum antara perorangan atau person adalah hal-hal yang terletak dan

berada dalam lingkungan hukum. Hubungan hukum antara pihak yang satu

dengan yang lain tidak bisa timbul dengan sendirinya. Hubungan itu tercipta

karena adanya “tindakan hukum”. Tindakan/perbuatan hukum yang dilakukan

oleh pihak-pihaklah yang menimbulkan hubungan hukum perjanjian, sehingga

terhadap satu pihak diberi hak oleh pihak yang lain untuk memperoleh prestasi.

Sedangkan pihak yang lain itupun menyediakan diri dibebani dengan “kewajiban”

untuk menunaikan prestasi. Jadi satu pihak memperoleh “hak/recht” dan pihak

sebelah lagi memikul “kewajiban/plicht” menyerahkan atau menunaikan prestasi.

4

2

Komariah, Hukum Perdata, Penerbit UMM Press, Malang, 2008, hal. 138.

3

Soebekti, R. Tjitronudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, cetakan XXV, PT.Pradnya Paramita, Jakarta,1992, hal.305.

4

(3)

Di dalam kehidupan sehari-hari di Indonesia, Gas Elpiji merupakan salah

satu alternatif energi bahan bakar alat dapur (terutama kompor gas). Selain

sebagian besar bahan bakar alat dapur, elpiji juga cukup banyak digunakan

sebagai bahan bakar kendaraan bermotor walaupun mesin kendaraannya harus

dimodifikasi terlebih dahulu.

Elpiji adalah brand Pertamina untuk LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG

merupakan gas hidrokarbon produksidari kilang minyak dan kilang gas dengan

komponen utama gas propane (C3H8) dan Butane (C4H10). Pada tekanan

atmosfir, LPG berbentuk gas, tetapi untuk kemudahan distribusinya, LPG diubah

fasanya menjadi cair dengan memberi tekanan. Dalam bentuk cair, LPG mudah

didistribusikan dalam tabung ataupun tanki.5 Di Indonesia, LPG digunakan terutama sebagai bahan bakar untuk memasak. Konsumen LPG bervariasi, mulai

dari rumah tangga, kalangan komersial (restoran, hotel) hingga industri.

Dikalangan industri, LPG digunakan sebagai bahan bakar pada industri. Di

kalangan industri, LPG digunakan sebagai bahan bakar pada industri makanan,

keramik, gelas serta bahan bakar forklift. Selain itu, LPG juga dapat digunakan

sebagai bahan baku industri aerosol serta refrigerant ramah lingkungan.6

PT. PERTAMINA merupakan salah satu pelaku ekonomi yang membuat

banyak perjanjian jual beli dengan beberapa pihak, pihak-pihak yang dimaksud

dalam penulisan ini adalah para agen dan konsumen, dimana perjanjian jual beli

tersebut dapat membuat suatu perjanjian jual beli yang dibuat oleh para pihak

masing-masing berada, hal ini terjadi karena adanya aspek-aspek hukum yang ada

5

Diakses dari http:/

(4)

yaitu hukum apa yang akan dipergunakan untuk perjanjian jual beli yang akan

dilaksanakan PT.PERTAMINA dengan agen elpiji memiliki ketentuan hukum

perdata dan hukum dagang dan perjanjian jual beli sering batal, dikarenakan

adanya perbedaan pemahaman tentang isi perjanjian yang disebabkan pihak

konsumen tidak memenuhi persyaratan tentag prosedur penjualan sehingga

menimbulkan sengketa dalam perjanjian jual beli gas elpiji, sehingga hal tersebut

menarik untuk diteliti.

Demikianlah yang menjadi alasan sehingga penulis memilih judul :

“TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN AGEN DALAM

PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI (STUDI PADA PT.PERTAMINA DAN

PT.RASITA MULIA)”

Penulisan ini diangkat sebagai suatu penelitian karena melihat dan

mengetahui bahwa perjanjian itu merupakan perikatan yang banyak terjadi

didalam masyarakat, mengingat dikenalnya asas kebebasan berkontrak didalam

Hukum perjanjian, sehingga banyak pula corak ragam serta ketentuan yang

diperbuat oleh para pihak, misalnya saja mengenai perjanjian jual beli yang

menjadi topik pembahasan pada skripsi ini.

B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas yang menjadi permasalahan dalam

skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah ruang lingkup perjanjian pegangkutan gas elpiji?

6

(5)

2. Bagaimanakah perjanjian jual beli gas elpiji antara PT.PERTAMINA

dengan PT.RASITA MULIA?

3. Bagaimanakah pertanggungjawaban Agen dalam perjanjian jual beli

gas elpiji antara PT.PERTAMINA dengan PT.RASITA MULIA?

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

a. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui tentang ruang lingkup perjanjian pengangkutan gas elpiji

2. Untuk mengetahui tentang pelaksanaan perjanjian jual beli gas elpiji antara

PT.PERTAMINA dengan PT.RASITA MULIA

3. Untuk mengetahui tentang pertanggungjawaban Agen dalam perjanjian jual

beli gas elpiji antara PT.PERTAMINA dengan PT.RASITA MULIA

b. Manfaat Penulisan

Berangkat dari perumusan masalah dan tujuan penulisan skripsi iini

diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut :

1. Apabila dilihat dari segi teoritis dapat memberikan sumbangan pemikiran dan

masukan kepada pihak yang berkepentingan khususnya dalam melaksanakan

kontrak Jual beli pada PT. Pertamina dan PT. Rasita Mulia

2. Apabila dilihat secara praktis, penulisan skripsi ini diharapkan sebagai

masukan kepada masyarakat pada umumnya dan para pelaku bisnis pada

khususnya tentang resiko yang terjadi sebagai akibat tidak memenuhi hak dan

(6)

3. Untuk menambah pengetahuan masyarakat luas terutama pembacanya tentang

hubungan hukum yang berdasarkan Kontrak Jual Beli

D. Keaslian Penulisan

Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui oleh penulis di lingkkungan

Universitas Sumatera Utara khususnya Fakultas Hukum, maka penulisan tentang

TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN AGEN DALAM

PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI (STUDI PADA PT. PERTAMINA DAN

PT. RASITA MULIA) belum pernah dilakukan.

Terdapat satu skripsi yang membahas topik tentang perjanjian jual beli gas

elpiji di Fakultas Hukum USU yaitu milik skripsi dari Rustam Sitanggang tahun

1994 dengan judul Tinjauan hukum terhadap perjanjian jual beli gas elpiji antara

Pertamina UPPDN 1 Medan dengan Agen penyalur (studi pada Pertamina

UPPDN 1 Medan). Skripsi tersebut membahas tentang perjanjian jual beli gas

elpiji antara Pertamina dengan Agen Penyalur.

Penelitian yang saya lakukan membahas tentang pertanggungjawaban

agen dalam perjanjian jual beli gas elpiji. Saya juga melakukan studi pada

PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia untuk meneliti bagaimana pelaksanaan

tanggung jawab agen dalam perjanjian jual beli gas elpiji.

Dengan demikian dilihat dari permasalahan dalam penulisan dapat

(7)

E. Tinjauan Kepustakaan

Dalam sistem Hukum Indonesia masalah-masalah yang berkaitan dengan

dunia usaha diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUHP), KUHD merupakan ketentuan

khusus ( Lex Specialis) dan KUHP merupakan ketentuan umum (lex generalis).

Dan dalam pokok pembahasan ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan

perjanjian jual beli dan asas kebebasan berkontrak.

Menurut Soebekti perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seseorang

berjanji kepada orang lain atau dimana 2 (dua) orang saling berjanji untuk

melaksanakan suatu hal.7

Didalam hukum perjanjian dikenal adanya asas berkontrak yaitu setiap

orang diberi kebebasan dalam hal menentukan klausula atau isi dari perjanjian

yang mengikat para pihak pembuat perjanjian sepanjang tidak melanggar

batasan-batasan yang ditentukan dan berdasarkan kehendak para pihak yang membuat

perjanjian maka dapat diadakan pengecualian terhadap pasal-pasal dari hukum

Perjanjian yang terdapat dalam KUHPerdata.

Kebebasan berkontrak adalah salah satu asas yang sangat penting dalam

KUHPerdata (hukum perjanjian) kebebasan ini adalah merupakan pancaran hak

asasi manusia. Kebebasan berkontrak ini berlatar belakang pada paham

individualisme, yang secara embrional lahir pada zaman Yunani, kemudian

diteruskan oleh kaum Epicustern dengan perantaraan ajaran-ajaran Hugo de

7

(8)

Groot, Thomas Hobbes, dan john Locke serta Rousseau, puncak

perkembangannya tercapai pada periode setelah revolusi Perancis.8

Menurut R. Subekti dan Tjitrosudibyo, jual beli adalah suatu persetujuan

dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu

kebendaan dan pihak yang lain untuk membayar harga yang telah diperjanjikan.9

Suatu perjanjian yang dibuat oleh seseorang dengan yang lain atau lebih

akan menimbulkan suatu hubungan hukum yang dinamaka perikatan, jadi dapat

disimpulkan bahwa perjanjian adalah sumber perikatan di samping

sumber-sumber lainnya.

Definisi dari Pasal 1313 KUHPerdata ini menurut para sarjana hukum

tidak lengkap dan terlalu luas. Mariam Darus Badrulzaman, berpendapat :10

“Definisi yang terdapat di dalam ketentuan di atas tidak lengkap, dan terlalu

luas. Tidak lengkap karena yang dirumuskan itu hanya mengenai perjanjian

sepihak saja. Definisi ini dikatakan terlalu luas karena dapat mencakup hal-hal

yang mengenai janji kawin, yaitu perbuatan di dalam lapangan hukum keluarga

yang menimbulkan perjanjian juga, namun istimewa sifatnya karena dikuasai oleh

ketentuan-ketentuan sendiri sehingga Buku III secara langsung tidak berlaku

terhadapnya.”

8

Mariam Darus Badrul Zaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Bandung, Citra Aditya

Bakti,2001,hal.84-85.

9

Subekti, Op.Cit, hal. 203.

10

Mariam Darus Badrul Zaman, KUHperdata. Buku III Hukum Perikatan Dengan

(9)

Wirjono prodjodikoro mengemukakan arti perjanjian sebagai suatu

perhubungan hukum mengenai harta benda antara dua pihak, dalam mana satu

pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak

melakukan sesuatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut pelaksanaan perjanjian

itu.11

Berdasarkan pengertian jual beli menurut Pasal 1457 KUHPerdata yang

telah dikemukakan pada alenia tersebut diatas, Hasanuddin Rahman mengatakan

dari pengertian Pasal 1457 KUHPerdata diatas, dapat dikemukakan lebih lanjut

bahwa:

“Terdapat dua pihak yang saling mengikatkan dirinya, yang

masing-masing mempunyai hak dan kewajiban yang timbul dari perikatan jual belli

tersebut.

1. Pihak yang satu berhak untuk mendapatkan/menerima pembayaran dan

berkewajiban menyerahkan suatu kebendaan, sedangkan pihak lainnya berhak

mendapatkan/menerima suatu kebendaan dan berkewajiban menyerahkan

suatu pembayaran.

2. Hak bagi pihak yang satu merupakan kewajiban bagi pihak lainnya, begitupun

sebaliknya, kewajiban bagi pihak yang satu merupakan hak bagi pihak yang

lain.

3. Bila salah satu hak tidak terpenuhi atau kewajiban tidak dipenuhi oleh satu

pihak, maka tidak akan terjadi perikatan jual beli.” 12

11

Wirjono Prodjodikoro, Op.Cit, hal.139.

12

(10)

Berdasarkan penjelasan para sarjana tersebut diatas, jual beli merupakan suatu

bentuk perjanjian yang melahirkan perikatan untuk memberikan sesuatu, yang

akan terwujud dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual, dan

penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. Jual beli senantiasa terletak pada

dua sisi hukum perdata, yaitu hukum kebendaan dan hukum perikatan. Pada sisi

hukum kebendaan , jual beli melahirkan hak bagi kedua belah pihak atas tagihan

berupa penyerahan kebendaan pada satu pihak dan pembayaran harga pada pihak

lainnya. Pada sisi hukum perikatan, jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian

yang melahirkan kewajiban dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh

penjual dan penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual. Walaupun demikian

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata melihat jual beli hanya dari sisi perikatan

semata-mata yaitu dalam bentuk kewajiban dalam lapangan harta kekayaan dari

masing-masing pihak secara bertimbal balik, oleh karena itu jual beli dimasukkan

dalam buku ketiga Kitab Undang-Undang Hukum perdata tentang perikatan.

Berdasarkan pada rumusan yang diberikan tersebut jual beli merupakan

suatu bentuk perjanjian yang melahirkan kewajiban atau perikatan untuk

memberikan sesuatu, yang didalam hal ini terwujud dalam bentuk penyerahan

kebendaan yang dijual oleh penjual, dan penyerahan uang oleh pembeli kepada

penjual. Jika dianalisa jual beli senantiasa terdapat dua sisi hukum perdata, yaitu

hukum kebendaan dan hukum perikatan. Dikatakan demikian karena pada sisi

hukum kebendaan, jual beli melahirkan hak bagi kedua belah pihak atas tagihan,

yang berupa penyerahan kebendaan pada pihak lainnya sedangkan sari sisi

perikatan, jual beli merupakan suatu bentuk perjanjian yang melahirkan

(11)

kewajiban dalam bentuk penyerahan kebendaan yang dijual oleh penjual dan

penyerahan uang oleh pembeli kepada penjual.

F. Metode Penelitian

Penelitian Ilmiah adalah suatu proses pemecahan permasalahan dengan

menggunakan prosedur yang sistematis, logis, dan empiris, sehingga akan

ditemukan suatu kebenaran. Hasil penelitian ilmiah adalah kebenaran atau

pengetahuan ilmiah.13

1. Pendekatan Pengumpulan Data

Pendekatan dalam penelitian ini dilakukan secara yuridis normative dan

yuridis empiris, yaitu menitikberatkan pada penggunaan data sekunder dan data

primer.

2. Tahap Penelitian

Penelitian ini dibagi dalam 3 (tiga) tahap antara lain:

a.Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan pengumpulan data sekunder awal yaitu

dengan melakukan outline, menyesuaikan judul, membuat kuisioner dan

lain-lain.

Tahapan ini berlangsung selama satu bulan yaitu sejak tanggal 25 Januari

hingga 25 Februari 2014.

b. Tahap Pengumpulan Data

(12)

hingga 15 Februari 2014, dimana dalam tahapan ini penulis melakukan

pengumpulan data secara langsung melalui teknik wawancara.

c. Tahapan Penulisan

Pada tahapan ini Penulisan ini berlangsung sejak tanggal 25 Januari hingga 5

april 2014

3.Tehnik Pengumpulan Data

Sumber data yang diperlukan dalam penelitian ini melliputi data sekunder

dan data primer. Data sekunder yang digunakan dalam penellitian ini mencakup

bahan-bahan yaitu:

a) Data hukum primer yaitu berupa KUHPerdata, KUHD, dan Undang-Undang

no.8 tahun 1971 tentang perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi

Negara (PERTAMINA) yang diundangkan dalam lembaran Negara No.76

tahun 1971

b)Bahan hukum sekunder yaitu berupa : Buku-Buku yang menyangkut hukum

perjanjian, gas elpiji, tulisan yang terkait dengan topik penelitian penulis

c) Bahan hukum tersier yaitu berupa : kamus hukum, kamus bahasa Indonesia

Data primer diperoleh dengan cara mengumpulkan data secara langsung pada

PT. Rasita Mulia melalui tehnik wawancara.

Dimana data primer dalam penelitian skripsi ini diperlukan untuk

memberi pemahaman yang jelas, lengkap dan komprehensif terhadap data

sekunder yang diperoleh langsung dari sumber pertama, yakni Informan.

13

(13)

Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian lapangan ini

adalah wawancara terstruktur secara selektif dengan informan tertentu yaitu:

Wawancara dengan Bapak Marthin sebagai staf operasi dan pemasaran PT.Rasita

Mulia dan Bapak Yudi Yanurwinda sebagai LPG & Gas Products Reg I Manager.

Hal tersebut dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan sebagai pedoman,

dengan maksud untuk memperoleh penjelasan dan klasifikasi baik dari responden

maupun informan.

4. Lokasi Penulisan

Penelitian ini dilakukan di PT.Rasita Mulia yang terletak di Jalan Jamin

Ginting No.33 Kabanjahe, Sumatera Utara.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika dari skripsi ini terdiri dari lima bab, dimana setiap babnya

masih terbagi lagi atas beberapa sub bab yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan hal-hal yang bersifat umum sebagai langkah awal dari

penulisan skripsi ini dan didalamnya menguraikan tentang kerangka dasar dari

skripsi ini yang terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan dan

manfaat penulisan, keaslian penulisan, tinjauan kepustakaan, metode penelitian

dan sistematika penulisan.

BAB II: RUANG LINGKUP PERJANJIAN DAN PENGANGKUTAN.

Bab ini memaparkan pengertian umum tentang perjanjian, jenis-jenis dan syarat

sahnya perjanjian, pengertian pengangkutan dan hukum pengangkutan, dan

(14)

BAB III: PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI ANTARA PT.PERTAMINA

DENGAN PT.RASITA MULIA

Bab ini menjelaskan kerjasama dalam perjanjian jual beli gas elpiji antara

PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia.Bab ini memaparkan keabsahan perjanjian

kerjasama, deskrispi PT.Rasita Mulia, hak dan kewajiban para pihak dalam

perjanjian kerjasama, dan wanprestasi dalam perjanjian kerjasama dan akibat

hukumnya.

BAB IV: TINJAUAN YURIDIS PERTANGGUNGJAWABAN AGEN DALAM

PERJANJIAN JUAL BELI GAS ELPIJI ANTARA PT.PERTAMINA DENGAN

PT.RASITA MULIA

Bab ini menjelaskan tentang pertanggungjawaban Agen dalam perjanjian jual beli

gas elpiji antara PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia. Bab ini memaparkan

tentang pengaturan tentang jual beli gas elpiji dalam perjanjian kerjasama antara

PT.Pertamina dengan PT.Rasita Mulia, pelaksanaan perjanjian kerjasama antara

kedua pihak, dan batasan-batasan tanggung jawab Agen dalam perjanjian jual beli

gas elpiji.

BAB V: PENUTUP

Bab terakhir ini terbagi atas dua bagian yaitu :

1. Kesimpulan merupakan inti dari pembahasan dari tulisan ini yaitu dimulai dari

bab pertama sampai dengan bab keempat.

2. Saran adalah berupa buah fikiran sebagai suatu usaha untuk memberikan

kemungkinan pendapat yang dapat membantu mengatasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1 Pelaksanaan Bimbingan belajar dilakukan setelah menghadapi UTS, pelaksnaanya di lakukan di luar jam pelajaran setelah pulang sekolah

memberikan kepastian hukum kepada masyarakat, dokter dan dokter Adapun apa yang menjadi dasar hukum dalam pelayanan medik, menurut King bahwa

Oleh karena itu, penulis mengajukan konsep sea water filter with circle method untuk mewujudkan swasembada garam nasional yang berkelanjutan sesuai dengan kebijakan

Judul Skripsi : Analisis Penentuan Sektor Unggulan Dan Perubahan Struktur Ekonomi Kabupaten Jeneponto Tahun 2011-2015 Untuk melaksanakan pembangunan dengan sumber daya yang

/enyakit 6/ ini bisa teradi pada seluruh ruas tulang belakang, mulai dari tulang leher sampai tulang ekor cervical, thorakal, lumbal   atau sacrum". 6erniasi diskus

Skripsi HAK DAN KEWAJIBAN SUAMI ISTRI SERTA KEDUDUKAN ETTY NARO.. yang baik den tidak dlperbolehkan untuk oeoindehkon atau oeobeboni harta kokeyaan tidak bergerak nilik ietari

Meillet (dalam Nadra dan Reniwati, 2009: 1-2) mengemukakan adanya tiga ciri dialek, yaitu (1) dialek adalah perbedaan dalam kesatuan dan kesatuan dalam perbedaan, (2) dialek

2) Badan hukum publik (Negara, Propinsi, Instansi Pemerintah dan sebagainya) maupun privat (Perseroan Terbatas, Koperasi, Yayasan dan sebagainya) boleh berperkara dengan