• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Algoritma Hill Climbing untuk Persoalan Lintasan Terpendek Multi Objektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan Algoritma Hill Climbing untuk Persoalan Lintasan Terpendek Multi Objektif"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari penulis sering berhadapan dengan masalah lin-tasan yang akan dilalui untuk menuju suatu tujuan. Ada beberapa kendala yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk menuju suatu tujuan, seperti pan-jang lintasan yang akan dilalui (jarak), waktu yang digunakan dan bahkan biaya yang akan dikeluarkan. Jika ingin mencapai tempat tujuan dengan melalui lin-tasan terpendek, waktu yang digunakan sedikit dengan biaya yang minimum. Lin-tasan terpendek merupakan suatu permasalahan optimasi yang sering dijadikan studi kasus bagi penelitian, seperti yang dilakukan oleh Chitra dan Subbaraj (2010), Danuri dan Prijodiprodjo (2013) dan Maria dan Janssens (2007). Lin-tasan terpendek merupakan alternatif yang sering digunakan untuk menuju suatu tujuan dengan jarak terpendek, waktu yang singkat dan biaya yang murah.

Persoalan lintasan terpendek multi objektif (LTMO) telah dipelajari oleh berbagai penelitian dibidang optimisasi, seperti perencanaan rute untuk lalu lintas dan transportasi, informasi dan desain jaringan komunikasi (Maria dan Janssens, 2007). Persoalan lintasan terpendek banyak dijumpai dikehidupan sehari-hari, seperti menentukan jalur komunikasi dua buah terminal, menentukan jalur pe-nerbangan yang efektif untuk dilakukan, serta mencari lintasan terpendek lokasi rumah sakit, hotel dan terminal. Persoalan lintasan terpendek multi objektif merupakan perluasan dari masalah lintasan terpendek tradisional dan berkaitan dengan satu jalur efisien terhadap dua atau lebih lokasi yang ingin dituju (Maria dan Janssens, 2007).

Banyak metode yang digunakan untuk mencari lintasan terpendek, seperti bee colony optimization algorithm(Danuri dan Prijodiprodjo, 2013). Akan tetapi, metode-metode tersebut hanya dapat menyelesaikan persoalan objek tunggal atau satu objek tujuan. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari kita sering dihadap-kan dengan kasus penentuan lintasan terpendek dengan objek satu tujuan dengan kendala yang lebih dari satu. Maka perlu dikembangkan suatu prosedur atau algo-ritma sedemikian sehingga dapat menyelesaikan persoalan secara efisien. Dalam hal ini peneliti menggunakan algoritma hill climbing untuk menyelesaikan per-soalan pencarian lintasan terpendek dengan kasus multi objektif. Analisis dalam

1

(2)

2

menyelesaikan persoalan multi objektif proses pengujian yang dilakukan dengan menggunakan fungsi heuristik untuk menyelesaikan masalah optimasi.

Konsep optimisasi dipersoalan lintasan terpendek multi objektif atau da-lam masalah multi objektif pada umumnya berbeda dengan masalah optimisasi satu tujuan yang hanya menemukan solusi optimal dengan fungsi tujuan tung-gal. Masalah multi objektif tidak menemukan solusi optimal untuk setiap fungsi tujuan tetapi menemukan solusi optimal secara bersamaan mengoptimalkan se-mua tujuan (Guardadoet al., 2014). Pada kasus membuat jalur distribusi tenaga listrik kerumah-rumah penduduk, tidak ditemukan solusi tunggal, tetapi hanya seperangkat solusi yang efisien atau solusi yang tidak mendominasi. Dikarenakan objeknya banyak (multi objektif) maka ada beberapa hal yang menjadi pertim-bangan. Ada persoalan yang dikenal dengan NP-complete, menunjukkan bahwa satu set masalah yang ada didalam jumlah solusi Pareto-optimal adalah ekspo-nensial yang menyiratkan bahwa setiap algoritma deterministik yang mencoba menyelesaikan persoalan eksponensial dengan kompleksitas waktu merupakan ka-sus terburuk.

Tesis ini bersumber pada jurnal-jurnal yang berhubungan denganhill clim-bing dan lintasan terpendek multi objektif. Dalam tesis ini dikembangkan algo-ritma hill climbing untuk menentukan lintasan terpendek pada persoalan multi objektif.

1.2 Perumusan Masalah

Lintasan terpendek multi objektif merupakan persoalan yang memiliki satu fungsi tujuan dengan kendala yang lebih dari satu. Selain bobot atau nilai dari suatu lintasan yang akan dilalui, perlu juga diperhatikan komponen-komponen yang dapat mempengaruhi penentuan lintasan terpendek. Dikarenakan terdapat komponen-komponen yang dapat mempengaruhi penentuan lintasan terpendek tersebut dilakukanlah modifikasi untuk menyelesaikan persoalan multi objektif.

(3)

3

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah melakukan pengembangan al-goritma hill climbing. Alal-goritma yang dimodifikasi tersebut dapat menyelesaikan pencarian lintasan terpendek dengan mempertimbangkan komponen-komponen yang mempengaruhi persoalan multi objektif.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dapat membantu dalam penentu-an lintaspenentu-an terpendek pada kasus multi objektif dpenentu-an npenentu-antinya diharapkpenentu-an akpenentu-an berguna untuk menyelesaikan persoalan pencarian lintasan terpendek dengan ka-sus multi objektif.

1.5 Metode Penelitian

Penelitian ini membahas tentang pengembangan algoritmahill climbing un-tuk mencari lintasan terpendek dengan kasus multi objektif. Sebagai langkah awal, terlebih dahulu mengumpulkan informasi dari literatur-literatur mengenai persoalan lintasan terpendek multi objektif. Kemudian mempelajari teori-teori yang berkaitan dengan lintasan terpendek multi objektif. Dalam hal ini dimu-lai dengan teori persoalan multi objektif kemudian mempelajari algoritma yang berkaitan dengan persoalan tersebut. Pada bagian akhir dibahas tentang pe-ngembangan algoritma. Teori-teori yang berkaitan dengan algoritmahill climbing dipelajari kembali. Algoritma hill climbing akan dimodifikasi dengan menggu-nakan algoritma genetik.

Referensi

Dokumen terkait

Esimer- kiksi rentovihvilä ( Juncus bulbosus ) voi muodos- taa upoksiin hieman vastaavasti valekiehkuraisia kasvustoja, mutta se on kauttaaltaan näkinruohoja vahvempitekoinen,

Pengelolaan keuangan daerah pada dasarnya dimaksudkan untuk menghasilkan gambaran tentang kapasitas atau kemampuan keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan

Section 1 gives related mathematical basics, including ma- jorizations of convex and concave functions, as well as the definitions of information diver- gences. Section 2 presents

The performance test of mini combine rice harvesting machine for tidal swamp land is done on the tidal swampland rice field located in Batang River Village,

Tabel 3.3 Matriks Pembobotan Hirarki untuk semua kriteria yang dinormalkan 19 Tabel 3.4 Matriks Faktor Evaluasi untuk Kriteria Air Bersih 21 Tabel 3.5 Matriks Faktor Evaluasi

Publishing.Inc,1991), h.. tentu fungsi aljabar diajarkan pada kelas XII semester gasal. Pada jenjang kelas XII itu siswa sudah mendapatkan materi hukum waris, termasuk a’ul.

Patient Monitor adalah alat yang digunakan untuk memantau kondisi berbagai kondisi sinyal tubuh pada pasien, di dalam Patient Monitor terdapat suatu parameter yaitu SPO2 dan BPM

Menurut Pradopo (2005: 271) untuk dapat menangkap makna karya sastra secara keseluruhan, lebih dahulu harap diterangkan gaya bahasa dalam wujud kalimat atau