• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Bagi Hasil Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Di Bidang Usaha Pertambangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sistem Bagi Hasil Pemerintah Pusat Dan Pemerintah Daerah Di Bidang Usaha Pertambangan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

SISTEM BAGI HASIL PEMERINTAH PUSAT DAN

PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG USAHA

PERTAMBANGAN

TESIS

OLEH:

JULIANDI HASUDUNGAN DOLOK SARIBU 097005075

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(2)

SISTEM BAGI HASIL PEMERINTAH PUSAT DAN

PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG USAHA

PERTAMBANGAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora

Dalam Program Studi Ilmu Hukum pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh:

JULIANDI HASUDUNGAN DOLOK SARIBU 097005075

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014

(3)

Judul Tesis : SISTEM BAGI HASIL PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DI BIDANG USAHA PERTAMBANGAN

Nama Mahasiswa : JULIANDI HASUDUNGAN DOLOK SARIBU Nomor Pokok : 097005075

Program Studi : Ilmu Hukum

Menyetujui Komisi Pembimbing

K e t u a

(Prof. Dr. Suhaidi, SH. MH)

A n g g o t a

(Prof. Dr. Sumarni, SH. M.Hum)

A n g g o t a

(Dr. Mahmul Siregar, SH. M.Hum)

Ketua Program Studi Ilmu Hukum

NIP. 196207131988031003 (Prof. Dr. Suhaidi, SH. MH)

Dekan

NIP. 19561110 198503 1 022 (Prof. Dr. Runtung, SH. M.Hum.)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal 20 Agustus 2014

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Suhaidi, SH. MH

Anggota : 1. Prof. Dr. Sumarni, SH. M.Hum 2. Dr. Mahmul Siregar, SH. M.Hum 3. Dr. Mirza Nasution, SH, M.Hum

4. Dr. Utary Maharany Barus, SH, M.Hum

(5)

RIWAYAT HIDUP

Nama : JULIANDI HASUDUNGAN DOLOK SARIBU Tempat / Tgl. Lahir : Muara Bungo, 20 Juli 1986

Jenis Kelamin : Laki - Laki Agama : Kristen Protestan

Alamat : Lorong Hikmah RT 005/002

Sungai Pinang, Bungo Dani - Jambi Pendidikan :

- SD Negeri 286 Muara Bungo Jambi, Lulus Tahun 1998

- SMP Negeri 4 Muara Bungo Jambi, Lulus Tahun 2001

- SMA Negeri 1 Muara Bungo Jambi, Lulus Tahun 2004

- S-1 Fakultas Hukum Universitas HKBP Nommensen, Lulus Tahun 2008

- S-2 Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara, Medan,

Lulus Tahun 2014

(6)

i

ABSTRAK

Bidang usaha pertambangan merupakan sumber daya alam strategis tidak terbarukan yang berdasarkan UU Pasal 33 1945 dikuasai oleh Negara serta merupakan komoditas vital yang menguasai hajat hidup orang banyak dan mempunyai peranan penting dalam perekonomian nasional sehingga harus dikelola secara maksimal untuk memberi kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi ke desentralisasi memberikan kepada pemerintah daerah kekuasaan yang besar dalam mengelola daerahnya termasuk dalam bidang usaha pertambangan. Sektor Pertambangan yang berlansung di berbagai pemerintahan daerah berdampak positif dalam meningkatkan penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui Dana Bagi Hasil (DBH).

Penelitian ini bermaksud untuk mendapatkan gambaran tentang mengapa sistem bagi hasil antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah perlu dilakukan dalam bidang usaha pertambangan, bagaimana ketentuan sistem bagi hasil antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam bidang usaha pertambangan, apakah yang menjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan sistem bagi hasil pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam bidang usaha pertambangan. . Metode penelitian ini dilakukan dengan metode penelitian hukum normative yang bersifat kualitatif. Analisis kualitatif dilakukan terhadap data sekunder (bahan hukum) yang dikumpulkan dengan menggunakan cara penelitian studi kepustakaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejak era reformasi, gagasan otonomi daerah terus bergulir, sehingga menyebabkan terjadinya pergeseran paradigma pembangunan yang bersifat sentralistik atau top-down dan hanya terfokus pada pertumbuhan ekonomi bergeser ke paradigma pembangunan yang berlandaskan prinsip dasar demokrasi, kesetaraan, dan keadilan dalam bentuk otonomi daerah. Melalui pembagian dan alokasi dana bagi hasil antara pusat dan daerah penghasil tambang telah diatur dalam hukum positif di Indonesia, yaitu Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan, Undang-undang Nomor 32 tahun 2004. Walaupun demikian daerah-daerah penghasil tambang di Indonesia beberapa kali mengutarakan ketidakpuasan mereka terhadap Dana Bagi Hasil karena dirasa sangat diskriminatif, dan tidak adil bagi pemerintah daerah yang mendapatkan porsi penerimaan pertambangan yang lebih kecil dibandingkan pemerintah pusat kendati sebagai wilayah penghasil, begitu juga akan ketidakjelasan pembagian hasil dan waktu pendistribusian hasil dari Negara atas eksplorasi tambang di daerah. Keluhan tersebut datang dari pemerintah daerah yang merasa bahwa pembagian hasil dirasa kurang bagi daerah hal ini disebabkan dana bagi hasil (DBH) perimbangan keuangan pusat (pemerintah pusat) dan daerah (pemda) atas hasil pertambangan bukan hanya masalah manajemen pembagiannya, juga bukan sekadar soal kebijakan pilihan bidang pertambangan yang dibagihasilkan dan persentase pembagiannya, melainkan amat terkait dengan substansi kebijakan pengelolaan pertambangan dalam hubungannya dengan para pihak pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

(7)

ii

Disarankan agar dilakukan perumusan kembali/ulang atau revisi terhadap Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, dalam hal alokasi dana perimbangan yang dirasa tidak adil bagi daerah penghasil tambang. Sehingga tersalurkannya Dana Bagi Hasil antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang adil untuk mengurangi kesenjangan fiskal pusat-daerah karena pelaksanaan otonomi daerah, pemerintah daerah harus mempunyai sumber keuangan yang memadai untuk membiayai penyelenggaraan otonomi termasuk sumber pendapatan dalam bidang usaha pertambangan. Substansi dari otonomi daerah menggunakan arah baru kebijakan pertambangan yang mengakomodasikan prinsip kepentingan nasional, kemanfaatan, untuk masyarakat, jaminan berusaha, desentralisasi pengelolaan pertambangan yang baik.

Kata Kunci : Bagi Hasil, Pertambangan

(8)

iii

ABSTRACT

Businesses mining is natural resources strategic non renewable that based on constitution 33 1945 controlled by the state and is vital commodities that dominate his life the people and had an important role in the national economy so that should be managed optimally to provide prosperity and the people's welfare. System change of government from centralization to decentralization give to local government great dominion in managing its territory included in businesses mining. The Mining sector was conducted in various governance areas impacted positively in increasing the acceptance of the original Regional Revenue (PAD) through the Fund for the results (DBH). This research mean to get picture of contribution of execution in system profit sharing central government and regional government in other businesses mining, government role central and regional realize in funding for the results on society and implementation funding for results.

The method of this research is conducted by the method of normative legal research is qualitative. Qualitative analysis of secondary data (legal materials) that was collected by using the means of research studies library.

The result showed that since reformation era, idea of regional autonomy, continue thus causing the occurrence of paradigm shift.The paradigm is sentralistik or top-down and just focused on economic growth paradigm shift to development which based on the basic principles of democracy, equality, and justice in the form of autonomous region. Through the distribution and allocation of funds for intermediate results-producing mines and the Centre has been set up in positive law in Indonesia, namely Act No. 33 of 2004 concerning the Financial Equalization, law No. 32 of 2004. However the mine-producing regions in Indonesia several times expressed their dissatisfaction against funds for the results because both feel very discriminatory and unfair to local governments that get a portion of the revenues of the smaller mining although the Central Government as compared to regions, so too will the obscurity of Division results and time distribution of the results of the country's top mining exploration in the area. The complaints came from the local government who feel that the division's results proved less for area this is due to funding for the results (DBH) Equalization Financial Center (Central Government) and regional (regional government) of the result mining Management Division is not only a problem, nor is it merely a question of policy options the been distributed and mining Division, but the percentage is related to the substance of the mining management policies in relation to the parties of the Central Government and local governments.

It is recommended that do back/formulation or revision of Act No. 33 of 2004 concerning the Financial Equalization between the Central Government and local governments, in terms of the allocation of equalization funds which is considered unfair to the producers mine. So the channeled funds for the result between the Central Government and local governments that are fair to reduce fiscal disparities

(9)

iv

Center-region since the implementation of regional autonomy, local governments must have adequate financial resources to finance the implementation of autonomy including the income source in the field of mining enterprises. The substance of the autonomous region is using a new policy direction that accommodate mining principles of national interest, the benefit, to the community, the guarantee sought, decentralized management of mining which is good.

Keyword : For the Result, Mining

(10)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih karunia-Nyalah penulisan tesis ini dapat diselesaikan dengan tepat waktu. Tesis ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk meraih gelar Sarjana Magister Hukum pada Program Studi Ilmu Hukum di Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.

Dalam tesis ini, penulis menyajikan judul : “Analisis Hukum Bagi Hasil Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di bidang Usaha Pertambangan”. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna karena kemampuan penulis yang sangat terbatas. Untuk itu dengan segenap kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak untuk penyempurnaannya dikemudian hari.

Pada kesempatan ini, dengan segala hormat penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, D.T.M.&H., M.Sc. (C.T.M.), Sp.A.(K) selaku Rektor Universitas Sumatra Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Ir. A. Rahmat Matondang, M.S.I.E. selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatra Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Suhaidi, SH, M.H selaku Ketua Program Magister Ilmu Hukum Sekolah Pasca Sarjana USU dan juga selaku Ketua Komisi Pembimbing yang selalu memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

(11)

vi

4. Ibu Prof Dr. Sunarmi, SH, M.Hum selaku anggota Komisi Pembimbing yang dengan penuh kesabaran memberikan bimbingan dan arahan-arahan yang sangat membantu dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

5. Bapak Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum selaku Anggota Komisi Pembimbing yang telah memberikan saran, bimbingan, perhatian, dan dukungan yang tiada henti- hentinya demi selesainya penulisan tesis ini tepat pada waktunya.

6. Bapak Dr. Mirza Nasution, SH, M.Hum selaku Anggota Komisi Penguji. 7. Ibu Dr. Utary Maharany Barus, SH, M.Hum selaku Anggota Komisi Penguji 8. Para Dosen Penulis pada Sekolah Pasca Sarjana USU yang telah banyak

memberikan ilmunya dan membuka cakrawala berpikir penulis yang akan bermanfaat dikemudian hari.

9. Orangtuaku tercinta, Ayahanda T. Dolok Saribu dan Ibunda R. Butar-Butar yang telah membesarkan, mendidik dan memberikan doa yang tiada putus-putusnya demi kebaikan dan keberhasilan anaknya dan Saudara-Saudariku serta segenap keluarga yang selalu memberikan dorongan kepada Penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dan tesis ini

10.Rekan-rekan seperjuangan pada Kelas Reguler Program Studi Ilmu Hukum USU Angkatan Tahun 2009, atas dukungan dan kebersamaanya.

11.Seluruh staf dan pegawai di Program Studi Ilmu Hukum USU atas segala bantuan-bantuan, pelayanan dan kemudahan yang telah diberikan, kiranya Tuhan jualah yang membalas semua kebaikannya.

(12)

vii

Akhirnya Penulis berharap bahwa tesis ini dapat berguna sebagai sumbang dan saran pemikiran mengenai “Analisis Hukum Bagi Hasil Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di bidang Usaha Pertambangan”. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua. Amin

Medan, Agustus 2014 Penulis

Juliandi Hasudungan Dolok Saribu

(13)

viii PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM BIDANG USAHA PERTAMBANGAN ... 14

A. Penguasaan Negara atas Kekayaan Alam yang Terkandung di bawah Tanah ... 14

1.Pengertian dan Konsep Penguasaan Negara ... 14

2.Tujuan Penguasaan Negara ... 15

3. Kedudukan Pemerintah Daerah dalam Penguasaan Negara 15

B. Alasan dari Segi Hukum Pertimbangan Bagi HasilAntara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Dalam Bidang Usaha Pertambangan ... 16

C. Alasan lain Pentingnya Sistem Bagi Hasil Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Bidang Usaha Pertambangan ... 16

1. Pertimbangan Politik ... 17

2.Pertimbangan Ekonomi ... 17

3.Pertimbangan Sosiologi ... 17

(14)

ix

BAB III SISTEM BAGI HASIL ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM BIDANG USAHA PERTAMBANGAN BERDASARKAN

PERUNDANG-UNDANGAN ... 19

A. Sistem Bagi Hasil Antara Pemerintah Pusatdan Pemerintah Daerah ... 19

1. Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ... 19

2. Hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah ... 19

B. Pengaturan Usaha Pertambangan di Indonesia ... 20

1. Landasan Konstitusi ... 20

2. Asas Hukum Pertambangan Mineral dan Batubara ... 21

3. Peraturan Perundang-undangan ... 21

a. Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah Dalam Bidang Usaha Pertambangan Menurut UU NO 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah ... 22

b. Kewenangan Pemerintah Pusat Dan Daerah Dalam Bidang Usaha Pertambangan Menurut UU NO 4 Tahun 2009 Tentang Pertambangan Mineral Dan Batubara ... 22

c. Kewenangan Pemerintah Pusat Dan Daerah Dalam Bidang Usaha Pertambangan Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 22 Tahun 2010 Tentang Wilayah Pertambangan ... 22

C. Sistem Bagi Hasil Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah dalam Bidang Usaha Pertambangan ... 22

1. Ruang Lingkup Bagi Hasil ... 22

2. Penataan Bagi Hasil ... 23

3. Sistem Bagi Hasil ... 24

BAB IV HAMBATAN-HAMBATAN DALAM BAGI HASIL ANTARA PEMERINTAH PUSAT DAN PEMERINTAH DAERAH DALAM BIDANG USAHA PERTAMBANGAN ... 26

Referensi

Dokumen terkait

Produk yang dihasilkan PT Aneka Dharna Persada adalahbeton tipe dry mixed yaitu hasil pencampuran semua bahan-bahan pembuat beton sesuai dengan mix design  sesuai dengan

Cerita Rakyat Kabupaten Wonogiri tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam bentuk legenda sejarah kolektif ( folk history ) dan dongeng ( folktale ). Fungsi cerita

Gaya komunikasi asertif tersebut digunakan pada saat memberikan tugas pekerjaan, saat memberikan tugas yang berhubungan dengan divisi lain, memberikan informasi mengenai

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015:1) Aset tetap adalah aset yang dimiliki dan tidak untuk diperjualbelikan (baik dibuat sendiri maupun diperoleh dari

Di dalam kota keberadaan unit perkotaan adalah penting, karena unit- unit berfungsi sebagai kelompok bangunan bersama ruang terbuka yang menegaskan kesatuan massa di kota

Oleh sebab itu penetapan anggota Dewan Pengawas Syariah dilakukan oleh rapat umum pemegang saham perseroan dari suatu lembaga keuangan syariah bukan bank setelah nama-nama

untuk mengatasi hambatan yang dilakukan oleh pihak Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, antara lain, menerapkan prinsip kehati-hatian seperti melakukan BI Checking

Setiap penyuluh membina 14 kelompoktani sampai dengan 24 kelompoktani; (3) Metode penyuluhan yang sering dilakukan yaitu: pertemuan diskusi, demonstrasi plot, dan