1
Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pada setiap proses pembelajaran yang berlangsung, siswa akan melakukan suatu kegiatan untuk memahami bagaimana ia belajar dan bekerja untuk dirinya sendiri. Setiap orang perlu memiliki kemampuan untuk menguasai dan mengendalikan dirinya sendiri karena hal inilah yang akan menentukan keberhasilan dalam hidupnya. Berhasil atau tidaknya proses belajar tergantung dari faktor-faktor dan kondisi yang mempengaruhi proses belajar tersebut. Proses belajar yang baik merupakan proses belajar yang bisa memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang diajarkan dan disampaikan oleh guru.
Keberhasilan siswa dalam belajar salah satunya ditentukan oleh bagaimana siswa mampu dalam belajar mandiri yaitu dengan mengatur kegiatan belajar dan mengontrol perilaku belajar agar terwujudnya suatu proses belajar yang baik dengan menggunakan strategi belajar efektif caranya mengetahui tujuan, arah,
serta sumber-sumber yang mendukung untuk belajar. Untuk tercapainya keterampilan belajar, siswa membutuhkan strategi pengelolaan diri atau model pembelajaran yang disebut Self-Regulated Learning yang dapat membantu siswa untuk mampu mengatur dan mengarahkan dirinya sendiri serta dapat menyatukan pemikiran, perasaan dan tindakannya yang akan mengarahkan pada tujuan belajar terutama bila menghadapi tugas-tugas yang sulit.
Pentingnya pengaturan diri dalam belajar perlu dimiliki oleh setiap orang dalam berbagai aktivitas belajar yang dilakukan karena pengaturan diri dalam belajar akan mengarahkan individu untuk memiliki kesadaran yang tinggi akan potensi yang dimiliki dan akan mengetahui bagaimana cara menggunakan potensi tersebut untuk mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan. Santrock (2011,
hlm.292) mengatakan bahwa “Self-regulated learning menyangkut self-generation
dan self-monitoring pada pemikiran, perasaan dan perilaku untuk menjangkau tujuan. Pengaturan diri dalam belajar membuat para siswa memiliki kontrol dan
mendorongnya untuk memperhatikan metode belajarnya”. Pelajar yang mandiri
(self-regulated learner) adalah siswa yang mempunyai pengetahuan tentang strategi pembelajaran yang efektif dan bagaimana serta kapan menggunakannya (Schunk & Zimmerman dalam Slavin, 2009).
Melihat kondisi disiplin belajar siswa saat ini kemampuan self-regulated learning sangat diperlukan terutama pada siswa yang rentan (high-risk) terhadap permasalahan belajar. Self-regulated learning memiliki manfaat untuk
perkembangan belajar siswa, hal tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Duckworth, Dkk. (2011) terkait strategi pengaturan diri untuk meningkatkan disiplin diri menunjukkan hasil bahwa siswa yang memiliki komitmen tujuan belajar dan dapat menyelesaikan soal latihan lebih siap dibandingkan siswa yang tidak memiliki kontrol keduanya. Ini menunjukkan bahwa komitmen siswa dalam pelaksanaannya terhadap target dan tujuan yang dicapai dapat menjadi strategi
self-regulated learning yang efektif bagi remaja untuk menguasai tugas-tugas perkembangan. Mengingat hasil penelitian Duckworth & Seligman (2005, hlm. 19) menunjukkan bahwa alasan utama bagi remaja jatuh atau tidak berhasil dari pengembangan potensi intelektual mereka adalah kurangnya disiplin diri.
Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang lebih terarah dan intensif sehingga dapat memungkinkan siswa untuk tampil produktif, kreatif dan inovatif.
Perilaku siswa menurut Sarbaini (2001, hlm.3) yang terlihat mengenai ketidakdisiplinan belajar antara lain tidak mengikuti beberapa mata pelajaran dengan alasan-alasan tertentu, malas mencatat, terlambat masuk kelas, tidak memperhatikan penjelasan guru dan membuat gaduh di kelas. Hal ini digambarkan oleh penelitian Rhomadani (2012) bahwa siswa yang memiliki disiplin belajar rendah didasari oleh aspek-aspek yang mendasari faktor disiplin belajar siswa, misalnya dari faktor perhatian orang tua, pergaulan dan faktor lingkungan. Diperkuat oleh hasil penelitian Ardiansyah (2013) mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar siswa adalah lingkungan sekolah.
Lingkungan merupakan faktor pendukung eksternal (protective faktor external) yang paling berpengaruh bagi individu dalam mengembangkan disiplin belajar siswa. Penelitian yang dilakukan Lee Yen, dkk (2005) menunjukan bahwa siswa yang memiliki self-regulated learning yang tinggi positif dan signifikan terhadap interaksi guru. Hasil tersebut diperoleh bahwa siswa lebih cenderung
untuk mengatur diri jika guru memberi metode pengajaran yang berpusat dan melibatkan interaksi lebih banyak dengan siswa.
Menurut Doljanac (1994) self-regulated learning dapat memberikan efek yang positif dalam perkembangan akademik seseorang. Pelajar yang biasanya mendapat nilai bagus lebih menggunakan self-regulated learning dibandingkan dengan pelajar yang mendapat nilai rendah (Van Zile-Tamsen dan Livingston, 1999). Ditambah dengan ungkapan Dweck (2002) bahwa self-regulated learning
adalah kemampuan untuk mengetahui kemampuan dan kekurangan akademik seseorang dan mereka dapat menggunakan strategi yang tepat dalam menghadapi tantangan tugas akademik. Hal ini membuat self-regulated learning menjadi suatu yang amat penting untuk diketahui oleh siswa karena dapat berguna dalam membantu siswa untuk disiplin dalam belajar walaupun didalam suatu proses
Self-regulated learning dikembangkan dari teori triadik kognisi sosial Bandura (dalam Boekaerts, 2000 hlm. 633) yang merupakan hasil dari struktur kausal yang interdependen dari aspek-aspek yang meliputi perilaku (behavior), pribadi (person) dan lingkungan (environment). Zimmerman dan Martinez Pons (1989, hlm.11) mengidentifikasi 14 strategi self-regulated learning yang diperoleh dari teori kognitif sosial yaitu: (1) strategi mengoptimalkan fungsi personal (personal function) meliputi organizing and transforming (pengorganisasian dan transformasi), goal setting and planning (penetapan tujuan dan perencanaan),
rehearsing and memorizing (melatih dan menghapal); (2) strategi mengoptimalkan fungsi perilaku (behavioral function) meliputi self-evaluating
(evaluasi diri), self-consequenting (konsekuensi diri); (3) strategi mengoptimalkan fungsi lingkungan (environmental function) meliputi seeking information
(pencarian informasi), keeping records & self-monitoring (pembuatan catatan dan memonitor diri), environmental structuring (penyusunan lingkungan), seeking social assistance (pencarian bantuan sosial) dan reviewing records (melihat
kembali referensi).
Rena Andini, 2016
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN DISIPLIN BELAJAR SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
bahwa belajar dipandang sebagai sebuah tuntutan bukan sebuah kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan.
Berdasarkan kaitan pentingnya self-regulated learning pada diri siswa sebagai pemicu tertanamnya disiplin belajar siswa di sekolah maka penelitian ini memfokuskan kajian pada: “Hubungan Antara Self-Regulated Learning dengan Disiplin Belajar Siswa (Studi Korelasional di Kelas XI SMK NEGERI 12
Bandung Tahun Ajaran 2015/2016)”.
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah, penelitian ini memfokuskan pada pengkajian tentang self-regulated learning dengan disiplin belajar siswa. Adapun rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dituangkan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Seperti apa gambaran umum self-regulated learning siswa kelas XI SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016?
2. Seperti apa gambaran umum disiplin belajar siswa kelas XI SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016?
3. Seberapa besar hubungan antara self-regulated learning dengan disiplin belajar siswa kelas XI SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk melakukan pengkajian mengenai hubungan antara self-regulated learning dengan disiplin selajar siswa kelas XI SMK Negeri 12 Bandung. Adapun tujuan khususnya adalah untuk:
1. Mengetahui gambaran self-regulated learning siswa kelas XI SMK
Negeri 12 Bandung tahun ajaran 2015/2016.
3. Mengetahui hubungan antara self-regulated learning dengan disiplin belajar siswa kelas XI SMK Negeri 12 Bandung tahun ajaran
2015/2016.
D. Manfaat Penelitian
Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan serta referensi khususnya mengenai gambaran self-regulated learning dan disiplin belajar siswa serta membantu perkembangan teori self-regulated learning, khususnya dalam setting sekolah. Selain itu adapun manfaat secara praktisnya, yaitu :
1. Bagi Guru BK/Konselor di sekolah, hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi pertimbangan atau rekomendasi untuk meningkatkan disiplin belajar siswa melalui program bimbingan dan konseling melalui pendekatan self-regulated learning bagi seluruh siswa di sekolah.
2. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan kajian dan pengetahuan yang
berhubungan dengan self-regulated learning dan disiplin belajar siswa, diharapkan pada peneliti selanjutnya dapat mengembangkan hasil penelitian ini dengan menguji seberapa efektif intervensi disiplin belajar siswa di sekolah menggunakan pendekatan self-regulated learning.
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari 5 bab, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Bab I meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, asumsi penelitian, hipotesis penelitian serta sistematika penulisan.
2. Bab II meliputi konsep teori tentang disiplin belajar siswa dan self-regulated learning.
3. Bab III meliputi metode dan teknik penelitian.
4. Bab IV meliputi deskripsi dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.