6 A. Sejarah Perusahaan
1. Sebelum Kemerdekaan Republik Indonesia
Pencarian dan penemuan minyak bumi di Indonesia dimulai di penghujung
abad XIX pada tahun 1871. Seseorang yang berkebangsaan Belanda yaitu Jans
Reering yang melakukan pemboran minyak bumi di lereng Gunung Cermai Jawa
Barat selama tiga tahun. Sampai dengan tahun 1875 Reering tidak membuahkan
hasil memuaskan. Tetapi, hal tersebut dianggap sebagai eksplorasi pertama
minyak bumi di nusantara.
Sebelas tahun kemudian setelah kegagalan Reering, seorang Belanda yang
bernama Aelko Jans Zijlker menemukan ladang minyak pertama di Indonesia yaitu di
sumur Telaga Said, Pangkalan Brandan, Sumatera Utara. Pemboran yang dilakukan
Zijlker pada tanggal 15 Juni 1885 itu menjadi sejarah awal produksi minyak bumi di
Indonesia. Setelah kesuksesan Zijlker,ladang-ladang minyak bumi lain ditemukan di
beberapa tempat di Indonesia. Antara lain, di Wonokromo Jawa Timur, Cepu Jawa
Tengah, Muara Enim, Talang Akar, dan Plaju di Sumatera Selatan, Sanga-sanga di
KalimantanTimur, Bunyu dan Jambi, serta Lapangan Teluk Aru di Sumatera Selatan. Dalam kurun waktu selama 60 tahun yaitu dari tahun 1885 sampai dengan1945, tidak
kurang dari 18 perusahaan minyak asing milik bangsa Belanda, Inggris, dan Amerika
Serikat serta bala tentara Jepang berebut untuk menguasai dan menguras minyak
2. Setelah Kemerdekaan Republik Indonesia
Walaupun Indonesia telah merdeka pada tahun 1945, tetapi perjuangan
bangsa Indonesia untuk menguasai ladang-ladang minyak terus berjalan. Bangsa
asing kini bukan lagi sebagai penjajah tetapi telah berganti peran menjadi mitra
kerja. Pada bulan Januari tahun 1951 Perusahaan Tambang Minyak Republik
Indonesia (PTMRI) berdiri dengan meliputi daerah kerja Jawa Tengah dan
Sumatera Utara. Tetapi, pada tahun-tahun berikutnya terjadi pertentangan
pendapat antara kalangan pemerintah dan golongan politisi mengenai nasib
tambang minyak Sumatera Utara. Akhirnya Teuku Mohammad Hassan sebagai
Ketua Komisi Perdagangan dan Industri Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) mulai
mempelajari masalah perminyakan di Indonesia dan pada bulan Agustus di tahun
yang sama mengeluarkan mosi DPR yang isinya :
a. Mengusulkan kepada pemerintah agar dalam jangka waktu satu bulan
membentuk komisi negara urusan pertambangan.
b. Menyarankan kepada pemerintah supaya menunda pemberian izin
konsensi dan eksploitasi menunggu hasil kerja komisi negara urusan
pertambangan.
Pada bulan April tahun 1954, pemerintah menunjuk koordinator dan memutuskan
untuk memberikan subsidi guna merehabilitasi lapangan minyak Sumatera Utara
dalam rangka mencapai target produksi satu ton per tahun. Pada tahun itu juga
lapangan minyak Sumatera Utara, Langkat dan Langsa (Aceh) digabungkan di
bawah satu perusahaan yang diberi nama Tambang Minyak Sumatera Utara
Pada tanggal 22 Juli 1957 pemerintah memutuskan untuk menyerahkan
lapangan minyak Sumatera Utara kepada Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD).
Seluruh saham TMSU berdasarkan keputusan pemerintah, pengusahaannya
diserahkan kepada KASAD yang kemudian diubah menjadi PT Eksploitasi
Tambang Minyak Sumatera Utara (PT ETMSU).
3. Kronologis Terbentuknya PT Pertamina (Persero) a. PN Permigan
Dengan Peraturan Pemerintah Nomor 199 Tahun 1961 (Tanggal 5 Juni
1961) Pemerintah Republik Indonesia membentuk Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak dan Gas Nasional (PN Permigan). Peraturan
pemerintah tersebut juga menetapkan PTMRI dilebur ke dalam PN
Permigan termasuk hak dan kewajiban, perlengkapan serta kekayaan dan
usaha PTMRI ditetapkan beralih kepada PN Permigan.
b. PN Permina
Untuk menegaskan bahwa minyak bumi adalah milik nasional dan bahwa
perusahaan yang baru dibentuk itu bukan perusahaan daerah dan tidak
bersifat kedaerahan, maka diadakan pergantian nama. Sebuah nama baru
diusulkan dan sejak tanggal 10 Desember 1957 PT ETMSU diubah
menjadi PT Perusahaan Minyak Nasional (PT Permina). Pada tanggal itu
kemudian ditetapkan sebagai hari lahir perusahaan minyak nasional yang
setiap tahun diperingati oleh Pertamina. Kemudian pemerintah
mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 19
tanggal 1 Juli 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 198 Tahun
1961 agar PT Permina dilebur menjadi Perusahaan Negara Minyak
Nasional (PN Permina). Pada tahun 1962 PN Permina membeli aset PT
Shell Indonesia, sejak itu bangsa Indonesia memiliki kilang di Plaju dan
Balikpapan. Pada bulan Maret tahun 1966 Menteri Minyak Bumi dan Gas
telah menetapkan lima daerah eksplorasi dan produksi PN Permina, yaitu:
1. Unit I meliputi daerah Sumatera Utara dan Aceh dengan kantor
pusat di Pangkalan Berandan.
2. Unit II meliputi daerah Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan dan
Jambi dengan kantor pusat di Plaju.
3. Unit III meliputi daerah Jawa dan Madura dengan kantor pusat di
Jakarta.
4. Unit IV meliputi daerah Kalimantan termasuk Tarakan dan Bunyu
dengan kantor pusat Balikpapan.
5. Unit V meliputi daerah Irian Jaya, Sulawesi, Maluku, dan Nusa
Tenggara dengan kantor pusat di Sorong.
c. PN Pertamin
Perusahaan minyak Pertamin bermula dari perusahaan campuran
Nederlandsche Indische Aardolie Maatschappij (NIAM) yang didirikan
pada tahun 1921, yang sahamnya dipegang pemerintah Hindia Belanda
dan BPM. Pada tanggal 1 Januari 1959 NIAM diubah namanya menjadi
Pemerintah Indonesia tidak bersedia melanjutkan usaha bersama ketika
kegiatan Permindo berakhir. Maka, perusahaan tersebut dilikuidasi dan
kekayaan yang menjadi hak pemerintah Indonesia dijadikan sebagai
bagian modal perusahaan minyak baru yaitu Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak Indonesia (PN Pertamin). PN Pertamin ini dibentuk
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1961 sebagai landasan
usaha pertambangan usaha PN Pertamin meliputi eksplorasi pemurnian,
pengolahan, pengangkutan dan penjualan.
d. PN Pertamina
Pada tanggal 20 Agustus 1968 berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 27 Tahun 1968 telah dibentuk “Perusahaan Negara
Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina)” yang
menampung segala kegiatan pengurusan dan perusahaan minyak dan gas
bumi dari PN Permina dan PN Pertamin. Pada tahun 1969 PN Pertamina
berhasil memiliki kilang sungai Gerong. Maksud dan tujuan penyatuan ini
adalah agar benar-benar dapat ditingkatkan baik produktivitas maupun
efektivitas serta efisiensi di bidang perminyakan nasional dalam wadah
suatu integrated oil company dengan suatu manajemen yang sempurna.
e. Pertamina
Perkembangan dan kemajuan pesat yang dicapai PN Pertamina
mendorong diperlukannya dengan segera landasan kerja baru guna
Pada tanggal 15 September 1971 telah diundangkan Undang-undang
Nomor 8 Tahun 1971 mengenai Perusahaan Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi (Undang-Undang Pertamina). Sejak itu PN Pertamina berubah
menjadi Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Negara
(Pertamina). Modal Pertamina adalah kekayaan negara yang dipisahkan
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar yang
ditanam dalam PN Pertamina sampai saat diundangkannya
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1971.
Perjalanan rekonstruksi Pertamina sejak tahun 1994 telah menghasilkan
milestone dan yang terakhir adalah tumbuh dan berkembang menuju
Pertamina baru di tahun 2010. Untuk itu setiap langkah, daya, dan upaya
rekonstruksi yang dilakukan harus membantu mewujudkan visi, misi, dan
tata nilai Pertamina yang dicita-citakan dan telah disahkan oleh Direksi
Pertamina melalui surat keputusan Direksi Nomor 120/C0000/2000-SO
pada tanggal 8 Desember 2000.
f. PT Pertamina (Persero)
Terbitnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 adalah yang mengubah
status Badan Hukum Pertamina menjadi Persero dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2003 yang
ditandatangani oleh Presiden Republik Indonesia pada tanggal 18 Juni
2003. Tujuan dari Perusahaan Perseroan adalah untuk mengusahakan
keuntungan berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan secara efektif dan
ekonomi untuk kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Konsekuensi lain
dari Undang-undang ini adalah bidang hilir penjualan bahan bakar minyak
(BBM) akan mengalami era liberalisasi mulai November 2005, karena
Undang-undang baru ini mengubah posisi Pertamina yang monopolistik ke
posisi persaingan bebas. Organisasi perusahaan akan berubah sesuai
dengan karakteristik sebuah holding company. Visi dan misi perusahaan
semakin global, paradigma bisnis lebih mengedepan.
B. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dapat dikatakan sebagai kerangka suatu hubungan
satuan-satuan organisasi yang didalamnya terdapat pejabat, tugas dan wewenang yang
masing-masing mempunyai peranan tertentu dalam kesatuan yang utuh.
Organisasi di Indonesia tumbuh cepat dengan berbagai menifestasi, oleh karena
itu setiap pemimpin perusahaan dituntut untuk dapat mengelola organisasi dengan
baik karena perkembangan zaman yang begitu cepat, pemikiran tentang kegiatan
manusia yang semakin berkembang dan meningkatkan persaingan yang semakin
tajam. Dalam keadaan seperti ini suatu organisasi memerlukan pemimpin yang
berkualitas. Adapun struktur organisasi PT Pertamina (Persero) adalah sebagai
STRUKTUR ORGANISASI
PT Pertamina (Persero)
Gambar 2.1
Sumber : PT Pertamina (Persero) (2015) President Director & CEO
VP Integrated Supply Chain
Direktur Energi Baru & Terbarukan
Internal Audit Corporate Secretary
Legal Counsel & Compliance
Direktur Hulu Direktur SDM
& Umum Direktur
Pemasaran Direktur
Pengolahan
C. Uraian Pekerjaan
Berikut ini penulis akan menguraikan secara garis besar tugas, sebutan
jabatan, fungsi dan tugas pokok dari setiap bagian :
1. President Director & CEO (Direktur Utama) Tugas dan Wewenang :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan di
bidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan
peralatan perlengkapan.
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan
serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening
penggunaan air dari langganan.
e. Memimpin seluruh dewan atau komite eksekutif.
f. Menawarkan visi dan imajinasi di tingkat tertinggi (biasanya
bekerja sama dengan MD atau CEO)
g. Memimpin rapat umum, dalam hal: untuk memastikan pelaksanaan
tata-tertib; keadilan dan kesempatan bagi semua untuk
berkontribusi secara tepat; menyesuaikan alokasi waktu per item
masalah; menentukan urutan agenda; mengarahkan diskusi ke arah
konsensus; menjelaskan dan menyimpulkan tindakan dan
h. Bertindak sebagai perwakilan organisasi dalam hubungannya
dengan dunia luar.
i. Memainkan bagian terkemuka dalam menentukan komposisi dari
board dan sub-komite, sehingga tercapainya keselarasan dan
efektivitas.
1.1. Corporate Secretary (Sekretaris Perseroan) Kedudukan dan kualifikasi :
a. Sekretaris Perseroan diangkat, diberhentikan, dan bertanggung
jawab langsung kepada Direktur Utama.
b. Sekretaris Perseroan harus memiliki kualifikasi akademis,
kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya. Tugas dan tanggung jawab Sekretaris
Perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Mempersiapkan penyelenggaraan RUPS;
2. Menghadiri rapat Direksi dan rapat gabungan antara
Komisaris dengan Direksi;
3. Mengelola dan menyimpan dokumen yang terkait dengan
kegiatan Perusahaan meliputi dokumen RUPS, risalah rapat
Direksi, risalah rapat gabungan antara Direksi dengan
Komisaris, dan dokumen-dokumen Perusahaan yang
4. Mencatat Daftar Khusus berkaitan dengan Direksi dan
keluarganya serta Komisaris dengan Keluarganya baik
dalam perusahaan maupun afiliasinya yang mencakup
kepemilikan saham, hubungan bisnis dan peranan lain yang
menimbulkan benturan kepentingan dan kepentingan
Perusahaan;
5. Melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya
kepada Direktur Utama secara berkala;
6. Menghimpun semua informasi yang penting mengenai
Perusahaan dari setiap unit kerja;
7. Menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi
yang dapat disampaikan kepada stakeholders, termasuk
informasi yang dapat disampaikan sebagai public
document;
8. Memelihara dan memutakhirkan informasi tentang
Perusahaan yang disampaikan kepada stakeholders, baik
dalam website, buletin atau media informasi lainnya;
9. Memastikan bahwa Laporan Tahunan Perusahaan (Annual
Report) telah mencantumkan penerapan GCC di
1.2. Legal Counsel & Compliance (Kepala Hukum Korporat) Tugas dan tanggung jawab :
a. Memastikan seluruh rancangan, pembuatan dan pelaksanaan segala
peraturan jasa kustodian sentral : Peraturan operasional serta
perjanjian-perjanjian resmi yang telah ditetapkan oleh Perusahaan
dilakukan sesuai dengan standar dan kaidah yang benar serta
mengikuti peraturan perundangan yang berlaku.
b. Memastikan Peraturan dan Pengembilan keputusan: bahwa dalam
pengambilan keputusan, penerapan kebijakan, penanganan
kasus-kasus dengan para pelanggan, seluruh Divisi di KSEI menerapkan
ketentuan-ketentuan, prosedur dan peraturan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Penanganan Penyelesaian Perselisihan Perusahaan: menangani
penyelesaian perselisihan KSEI dengan pihak ketiga dengan
memastikan bahwa Perusahaan memegang kebenaran serta
memiliki kelengkapan dokumen-dokumen untuk penyelesaian
perselisihan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
d. Berkoordinasi dalam pengelolaan dokumen-dokumen Peraturan:
pengelolaan dokumen-dokumen yang erat hubungannya dengan
peraturan perundangan seperti peraturan dan prosedur pengelolaan
jasa kustodian sentral, perjanjian-perjanjian dengan para pemegang
daftar pemegang saham dan dokumen-dokumen perusahaan yang
lain.
1.3. Satuan Pengawasan Internal (SPI) Kedudukan dan Kualifikasi :
a. mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk
menjamin independensinya dari kegiatan atau unit kerja yang
diaudit.
b. Kepala SPI harus memiliki kualifikasi akademis dan
kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya.
c. Kepala SPI diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama
dengan persetujuan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab SPI :
a. Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan;
b. Memonitor pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara
keseluruhan serta melakukan kajian secara berkala;
c. Memastikan sistem pengendalian internal Perusahaan berfungsi
efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah
terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap
sistem tersebut secara berkala;
d. Melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha
yang meliputi antara lain bidang akuntansi, keuangan, sumber daya
e. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik
pekerja maupun manajemen perusahaan kepada peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
f. Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkapkan kasus
yang mempunyai indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang,
penggelapan, penyelewengan, dan kecurangan (fraud);
g. Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi
yang obyektif tentang kegiatan yang diaudit kepada semua
tingkatan manajemen;
h. Memberikan konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen
mengenai upaya peningkatan efektivitas pengendalian internal,
peningkatan efesiensi, manajemen resiko, dan kegiatan lainnya
terkait dengan peningkatan kinerja;
i. Mendukung penetapan GCG di lingkungan perusahaan.
j. Menyiapkan dukungan data, informasi dan analisis untuk Direksi
dalam rangka penyampaian laporan Direksi kepada Komisaris.
k. Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung
kepada Direktur Utama dan memberikan tembusan kepada
2. Direktur Hulu
Direktur Hulu membawahi: Deputi Direktur Perencanaan dan Evaluasi,
Deputi Direktur Pengembangan Usaha serta General Manajer terkait
kegiatan hulu, sementara untuk Legal Consultan dan Sekretariat Direktorat
Hulu bertanggung jawab langsung kepada Direktur Hulu.
3. Direktur Energi Baru & Terbarukan Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai
pengembangan proyek-proyek infrastruktur pemanfaatan gas
domestik sekaligus jaringan pasar dan niaga gas.
b. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai riset energi
baru dan terbarukan untuk masa depan.
c. Menggali riset untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga gas.
d. Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari riset, juga
pengembangan – pengembangan terbaru.
e. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan
direct report kepadanya).
f. Bertanggung jawab atas tugas yang diberikan Direktur Utama.
4. Direktur Pengolahan
Tugas dan Tanggung Jawab :
a. Memimpin semua kegiatan dan perencanaan mengenai pengolahan
b. Menyetujui rencana kerja masing-masing bagian yang dibawahnya
dan menetapkan dalam bidangnya;
c. Memberikan keputusan untuk menyelesaikan soal prinsipil
dalam bidangnya;
d. Perencanaan, koordinasi dan pengawasan kegiatan dari Bagian
Produksi, Perawatan, Transmisi & Distribusi, Perencanaan Teknik
& Evaluasi;
e. Persiapan perencanaan dan design pekerjaan yang akan
dilaksanakan, penyusunan rencana kerja dan pelaksanaannya;
f. Pengawasan pelaksanaan konstruksi dan perbaikan perpipaan di
bawah instansi lokal;
g. Menyiapkan kontrak dengan pemborong/pelaksana pekerjaan,
pengawasan pelaksanaanya dan pemeriksaan di lapangan;
h. Pengaturan dan pengawasan distribusi air, persetujuan
pemasangan/penutupan sumber air ke langganan;
i. Mengusahakan agar semua kegiatan di bagian-bagian yang
dibawahi berjalan lancar dan mengusulkan penyesuaian terhadap
kebijaksanaan perusahaan dalam bidang distribusi,
sambungan-sambungan baru dan sebagainya sesuai dengan perkembangan dan
j. Memelihara hubungan baik dengan kalangan industri dan
pembangunan, perusahaan swasta dan Instansi Pemerintah Daerah
dan Pusat, menghadiri pertemuan umum yang menyangkut
bidangnya;
k. Melaksanakan fungsi-fungsi lain yang diberikan Direktur Utama;
l. Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan;
m. Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai perintah atasan.
5. Direktur Keuangan
Tugas dan tanggung jawab :
a. Menetapkan rencana pendapatan dan pengeluaran jangka panjang
juga jangka pendek berdasarkan anggaran yang telah
disetujui dalam rapat Direktur Utama.
b. Mengawasi semua masalah yang menyangkut kelancaran
penyediaan keuangan dan semua dana perusahaan.
c. Mengawasi pengalokasian dana-dana yang tersedia agar sesuai
dengan taksiran kebutuhan, serta mengambil keputusan dalam
pemindahan dan dana-dana yang diperlukan.
6. Direktur SDM & Umum Tugas dan tanggung jawab :
a. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan-kegiatan
dibidang administrasi keuangan, kepegawaian dan kesekretariatan.
b. Mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan pengadaan dan
c. Merencanakan dan mengembangkan sumber-sumber pendapatan
serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan.
d. Mengendalikan uang pendapatan, hasil penagihan rekening
penggunaan air dari langganan.
e. Melaksanakan tugas-tugas yang diberikan Direktur Utama.
f. Merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan
strategi di bidang pengelolaan dan pengembangan SDM (termasuk
perekrutan dan pemilihan kebijakan/practices, disiplin, keluhan,
konseling, upah dam pernyataannya, kontrak-kontrak, pelaihan dan
pengembangan, perencannan suksesi, moril dan motivasi, kultur
dan pengembangan, perencanaan sikap dan moral kerja,
manajemen penimbangan prestasi dan hal seputar manajemen mutu
dan lain-lain (ditambahkan selama masih relevan).
g. Menetapkan dan memelihara sistem yang sesuai untuk mengukur
aspek penting dari pengembangan SDM.
h. Memonitor, mengukur dan melaporkan tentang permasalahan,
peluang, rencana pengembangan yang berhubungan dengan SDM
dan pencapaiannya dalam skala waktu dan bentuk/format yang
sudah disepakati.
i. Mengatur dan mengembangkan staf langsung (yang melakukan
direct report kepadanya).
j. Mengelola dan mengendalikan pembelanjaan SDM per departemen
k. Bertindak sebagai penghubung (liaison) dengan para manajer
functional/manajer department yang lain agar memahami semua
aspek-aspek penting dalam pengembangan SDM, dan untuk
memastikan mereka telah mendapatkan informasi yang tepat dan
mencukupi tentang sasaran, tujuan/obyektif dan
pencapaian-pencapaian dari pengembangan SDM.
l. Memelihara kesadaran dan pengetahuan tentang teori
pengembangan HR yang sesuai zaman dan metode-metode dan
menyediakan penafsiran yang pantas untuk para direktur, para
manajer dan staf di dalam organisasi.
m. Berperan untuk evaluasi dan pengembangan strategi pengelolaan
SDM dan kinerja dalam pengimplementasian strategi tersebut,
dengan bekerja sama dengan tim eksekutif.
n. Memastikan setiap aktivitas mempunyai benang merah serta
terintegrasikan dengan persyaratan-persyaratan organisasi
(organizational requirements) untuk bidang-bidang manajemen
mutu, kesehatan dan keselamatan kerja, syarat-syarat hukum,
kebijakan-kebijakan dan tugas umum kepedulian lingkungan.
o. Jika merupakan jabatan direktur formal, melaksanakan
tanggung-jawab dari seorang direktur utama/Board of Director (BOD)
menurut patokan-patokan etis dan hukum yang berlaku,
seperti yang dituangkan di dalam kebijakan direktur atau dokumen
7. Direktur Pemasaran Tugas Perencanaan :
a. Melakukan perencanaan strategi pemasaran hasil produksi yang
terpadu dan efisien dengan memperhatikan sumber daya
perusahaan.
b. Menyusun perencanaan program kerja untuk jangka pendek dan
jangka panjang dalam menunjang terlaksananya tujuan pemasaran.
c. Merencanakan dan menganggarkan biaya pemasaran/marketing
seefisien mungkin dengan koordinasi bersama atasan.
d. Melakukan perencanaan prosedur kerja yang efektif di Bagian
Marketing sehingga dapat mendukung perkembangan perusahaan.
e. Melakukan perencanaan pengembangan dan alokasi sumber daya
manusia di bagiannya, dengan melakukan koordinasi bersama
Bagian lain yang terkait sehingga tercipta efisiensi sumber daya.
Tugas Pelaksanaan :
a. Melakukan koordinasi kerja dan pembagian/pendelegasian tugas,
tanggung jawab di lingkungan internal Bagian Marketing untuk
menghasilkan pola kerja yang lebih baik.
b. Melakukan koordinasi dengan Bagian lain untuk mendukung
kelancaran proses kerjadi perusahaan.
c. Menjalin relasi dan kerja sama yang baik dengan
d. Melakukan analisa penerapan prosedur yang berlaku di Bagian
Marketing sebagai bahan evaluasi atas prosedur yang sudah ada.
e. Melakukan analisa laporan kondisi dan situasi pasar beserta analisa
pesaing.
f. Menetapkan kalkulasi harga jual produksi sebagai patokan harga
yang ditawarkan kepasar/pelanggan.
g. Menyusun Prosedur dan Instruksi Kerja untuk Bagian Marketing
sehingga membantu kelancaran proses kerja di bagiannya.
h. Menyampaikan laporan hasil kerja ke Marketing Manager untuk
dilakukan evaluasi dan analisa.
i. Melakukan koordinasi dengan Bagian PPIC dan Produksi
sehubungan dengan perencanaan, proses dan hasil produksi.
j. Melakukan koordinasi dengan Bagian terkait untuk mendukung
kelancaran cara kerjadi Bagian Marketing.
k. Melakukan penilaian karya kepada para bawahan dengan
memberikan pembinaan dan pengarahan kepada bawahan.
l. Memantau potensi-potensi bawahan untuk dilakukan pembinaan
sehingga menjadi lebih baik.
m. Memeriksa dan atau menandatangani dokumen-dokumen/
formulir/data-data yang berkaitan dengan bidang tugas Bagian
Marketing.
n. Mengerjakan tugas – tugas yang diminta oleh atasan sehubungan
D. Maksud dan Tujuan Perusahaan
Maksud dan tujuan Perusahaan adalah sesuai Akta Perubahan Anggaran
Dasar PT Pertamina (Persero) No. 1 tanggal 1 Agustus 2012 adalah: Melakukan
usaha energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan terbarukan, baik di
dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang
kegiatan usaha di bidang energi, yaitu minyak dan gas bumi, energi baru dan
terbarukan.
1. Pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk
menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing
kuat.
2. Meraih keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan
menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
1. Visi, Misi dan Tata Nilai Perusahaan Visi :
Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia.
Misi :
Menjalankan usaha Minyak, Gas, Serta Energi Baru Dan Terbarukan
Tata Nilai :
Pertamina menetapkan enam tata nilai perusahaan yang dapat menjadi
pedoman bagi seluruh karyawan dalam menjalankan Perusahaan. Keenam
tata nilai perusahaan Pertamina adalah sebagai berikut, 6C :
1. Clean (Bersih)
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak
menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas.
Berpedoman pada asas-asas tata kelola korporasi yang baik.
2. Confidence (Percaya diri)
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelopor dalam
reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
3. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
4. Competitive (Kompetitif)
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional,
mendorong pertumbuhan investasi, membangun budaya sadar biaya dan
menghargai kinerja.
5. Customer Focused (Fokus pada Pelanggan)
Berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk
6. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta
dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun
kemampuan riset dan pengembangan.
2. Logo Perusahaan
Gambar 2.2 Logo PT Pertamina (Persero)
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi
persaingan bisnis, PT Pertamina (Persero) mengubah logo dari lambang kuda laut
menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo baru yang
diakui sekarang mempunyai makna tersendiri bagi perusahaan, yaitu :
1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak
maju dan progresif.
2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan
a. Biru mencerminkan: Andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
b. Hijau mencerminkan: Sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan.
c. Merah mencerminkan: Keuletan dan ketegasan serta keberanian dalam
menghadapi berbagai macam kesulitan.
E. Kinerja Terkini
Kegiatan Pertamina dalam menyelenggarakan usaha di bidang energi dan
petrokimia, terbagi ke dalam dua sektor, yaitu Hulu dan Hilir, serta ditunjang oleh
kegiatan kegiatan anak-anak perusahaan dan perusahaan petungan. Kegiatan
usaha Pertamina Hulu meliputi eksplorasi dan produksi minyak, gas dan panas
bumi. Untuk kegiatan eksplorasi dan produksi minyak dan gas dilakukan di
beberapa wilayah Indonesia maupun di luar negeri. Perusahaan di dalam negeri
dikerjakan oleh Pertamina Hulu dan melalui kegiatan kerjasama dengan mitra
sedangkan untuk pengusahaan di luat negeri dilakukan melalui aliansi strategis
bersama dengan mitra. Berbeda dengan kegiatan usaha di bidang minyak dan gas
bumi, kegiatan eksplorasi dan produksi panas bumi masih dilakukan di dalam
negeri. Untuk medukung kegiatan intinya, Pertamian Hulu juga memiliki usaha di
bidang pemboran minyak dan gas.
Kegiatan eksplorasi ditujukan untuk mendapatkan penemuan cadangan
migas baru sebagai pengganti hidrokarbon yang telah diproduksikan. Upaya ini
dilakukan untuk menjaga agar kesinambungan produksi migas dapat terus
dan konsep kemitraan dengan pihak ketiga. Pola kemitraan dalam bidang minyak
dan gas berupa JOB-EOR (Joint Operation Body for Enhanced Oil Recovery),
JOB-PSC (Joint Operating Body for Production Sharing Contract), TAC
(Technical Assistance Contract), BOB (Badan Operasi Bersama), Penyertaan
berupa IP (Indonesian Participation) dan PPI (Pertamina Participating Interest),
serta proyek pinjaman; sedangkan pengusahaan panas bumi berbentuk JOC (Joint
Operating Contract).
Pengusahaan minyak dan gas melalui operasi sendiri dilakukan di 7 (tujuh)
Daerah Operasi Hulu (DOH). Ketujuh daerah operasi tersebut adalah:
1. DOH Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) Sumatera Bagian Utara yang
berpusat di Rantau Parapat,
2. DOH Sumatera Bagian Tengah berpusat di Jambi,
3. DOH Sumatera Bagian Selatan berpusat di Prabumulih,
4. DOH Jawa Bagian Timur berpusat di Cepu,
5. DOH Jawa Bagian Barat berpusat di Cirebon,
6. DOH Kalimantan berpusat di Balikpapan
7. DOH Papua berpusat di Sorong.
Pengusahaan bidang panas bumi dilakukan di 4 (empat) area panas bumi dengan
total kapisitas terpasang sebesar 402 MW. Keempat area panas bumi tersebut
1. Area Komajang – Jawa Barat (200 MW),
2. Lahendong – Sulawesi Utara (80MW),
3. Sibayak – Sumatera Utara (12MW),
4. Ulubelu – Lampung (110MW).
Sampai akhir tahun 2004 jumlah kontrak pengusahaan migas bersama dengan
mitra sebanyak 92 kontrak yang terdiri dari 6 JOB-EOR, 15 JOB-PSC, 44 TAC,
27 IP/PPI (termasuk BOB-CPP) dan 5 proyek loan. Sedangkan untuk bidang
panas bumi terdapat 8 JOC.
Dalam hal pengembangan usaha, Pertamina telah mulai mengembangkan
usahanya baik di dalam dan di luar negeri melalui aliansi strategis dengan mitra.
Pertamina juga memiliki usaha yang prospektif di bidang jasa pemboran minyak
dan gas melalui Pertamina Drilling Services (PDS) yang memiliki 7 rig pemboran.
Dalam kegiatan transmisi gas, Pertamina memiliki jaringan pipa gas dengan
panjang total 3800 km dan 64 stasiun kompresor.
Kegiatan usaha Pertamina Hilir meliputi pengilahan, pemasaran & niaga
dan perkapalan serta distribusi produk Hilir baik di dalam maupun keluar negeri
yang berasal dari kilang Pertamina maupun impor yang didukung oleh sarana
transportasi darat dan laut. Usaha hilir merupakan integrasi Usaha Pengolahan,
Usaha Pemasaran, Usaha Niaga dan Usaha Perkapalan.
Bidang Pengolahan mempunyai 7 (tujuh) unit kilang dengan kapasitas total
1.041,20 Ribu Barel. Beberapa kilang minyak terintegrasi dengan kilang
juga mempunyai kilang LNG di Arun dan di Bontang. Kilang LNG Arun dengan
6 train dan kilang LNG Badak di Bontang dengan 8 train. Kapasitas LNG Arun
sebesar 12,5 Juta Ton sedangkan LNG Badak 18,5 Juta Ton per tahun.
Beberapa kilang tersebut juga menghasilkan LPG, seperti di Pangkalan Berandan,
Dumai, Musi, Cilacap, Balikpapan, Balongan dan Mundu. Kilang Cilacap adalah
satu-satunya penghasil lube base oil dengan HVI-60, HVI-95, HVI-160 S, dan
HVI-650. Produksi lube base oil ini disalurkan ke Lube Oil Blending Plant