Proses Perkembangan
Negara Tradisional
Thailand
Kelompok 2: Dafi
Dana Pratiwi Ferdian
Daerah Thailand kini dulunya lebih dikenal dengan sebutan
Siam.
Siam berkedudukan di wilayah Thailand kini dan beberapa
negara di sekitarnya, yaitu Cambodia, Laos, Burma, dan sebagian dari wilayah Malaysia.
Penduduk asli Siam berasal dari daerah Cina, Nanchao.
Namun sebelum kedatangan bangsa Siam ini, daerah itu
didiami oleh orangorang Negrito dan Melayu.
Selanjutnya datang bangsa Khmer yang diduga berasal dari
Kerajaan Khmer
Kerajaan Khmer pernah merupakan kerajaan agrikultural terbesar di Asia Tenggara; berpusat di wilayah Kamboja sekarang ini.
Wilayah kekuasaannya meliputi daerahdaerah yang sekarang ini termasuk wilayah Laos,
Thailand, dan Vietnam.
Jayawarman II adalah pendiri kerajaan ini. Ia adalah seorang pangeran yang pernah tinggal di keraton Wangsa Syailendra di Jawa Tengah.
Kerajaan Khmer memiliki hubungan kebudayaan, politik
dan perdagangan yang intensif dengan Jawa dan Kerajaan Sriwijaya.
Agamaagama resmi Kerajaan Khmer adalah Hindu dan
Buddha Mahayana (sampai nantinya digantikan oleh Buddha Theravada).
Ibukota dari Kerajaan Khmer adalah Angkor.
Pada tahun 1431 atau 1432, Kerajaan Ayutthaya menyerang
Kerajaan Khmer dan berhasil mengalahkannya serta
menaklukkan Angkor. Akibatnya, keluarga kerajaan Khmer kemudian pindah ke Phnom Penh.
Perseteruan yang terjadi antara Phnom Penh dan Angkor
Kerajaan Sukhothai
Merupakan kerajaan tertua di Thailand yang berpusat di sekitar kota Sukhothai, berdiri sejak tahun 1238
Pho Khun Bang Klang Hao
merupakan raja pertama
Sukhothai, dan
menamakan dirinya
Perkembangan Kerajaan Sukhothai
Membentuk aliansi dengan kerajaankerajaan Thailainnya.
Zaman Keemasan
wilayah Sukhothai meliputi Martaban (sekarang di Myanmar) sampai Luang Prabang (sekarang
Laos), serta ke arah selatan di Semenanjung
Akhir Kerajaan Sukhothai
Setelah kematian Ramkhamhaeng, Sukhothai melemah dan berbagai kerajaan bawahannya
Daftar Raja Sukhothai
• Raja Pho Khun Sri Indraditya (1249 1257) • Raja Pho Khun Ban Muang (1257 1277)• Raja Pho Khun Ramkhamhaeng (Ramkhamhaeng Agung) (1277
1298/1317) (disebut dengan nama Rammaraj pada catatan Kerajaan Ayutthaya)
• Raja Pu Phraya Si Songklam: setelah meninggalnya Ramkhamheang,
ia memerintah sementara atas nama Loethai yang sedang berada di China. Ia tidak bergelar Pho Khun (tidak dianggap raja).
• Raja Pho Khun Loethai (1298 1347) • Raja Pho Khun Nguanamthom (1347)
Kerajaan Ayut’ia
• Berdiri pada kurun waktu 1351 sampai 1767 M. • Terjadi hubungan kerja sama dengan negara
lain.
• Ayut’ia berhasil menguasai Menam tengah dan
selatan dan banyak daerahdaerah disemenanjung Melayu .
• Pada zaman keemasannya ditandai dengan
Kerajaan Ayut’ia
• Pada zaman keemasannya ditandai dengan berkembangnya kesenian kebudayaan di era kerajaan Ayutthaya.
Kerajaan Siam
Meskipun Siam telah kalah akibat kependudukan Burma,
Siam kembali pulih dengan cepat. Penolakan terhadap aturan Burma dipimpin oleh seorang pemimpin militer keturunan Cina bernama Taksin.
Dalam setahun, ia berhasil merebut kembali daerah Siam
dengan menjadikan Thonburi sebagai ibukotanya. Maka dari itu pada 1768, ia dinobatkan sebagai Raja Siam dan lebih dikenal dengan King Taksin The Great.
Pada masa pemerintahannya, ia berhasil mengekspansi
wilayah kekuasaan Siam sampai ke Kamboja dan Semenanjung Malaya.
Taksin kemudian digulingkan oleh Chakri yang kemudian
Rama I
Rama I memulihkan sebagian besar sistem sosial dan politik yang hancur di masa kerajaan Ayutthaya, seperti membentuk kode hukum baru, dan menerapkan disiplin pada rahib
Buddha.
Sampai akhir kekuasaannya pada tahun 1809, Rama I telah
menciptakan Kerajaan Siam
Rama II
Putra Rama I yang menggantikan takhta ayahnya adalah Phuttaloetla Naphalai (Rama II).
Pada masa pemerintahan Rama II inilah
pengaruh Barat mulai masuk ke dalam wilayah Asia Tenggara, dapat dilihat dari kependudukan Inggris di Penang pada 1785 dan pendirian
Rama III
Rama II meninggal pada tahun 1824 dan
digantikan oleh putranya Chetsadabodin, yang memerintah sebagai Raja Nangklao (kini lebih dikenal dengan Rama III).
Di tahun 1825 Inggris mengirim misi lain ke
Namun Rama III menolak namun akhirnya membuat perjanjian dengan Inggris. Di bawah perjanjian, Siam sepakat untuk membentuk sistem perpajakan yang seragam, untuk
mengurangi pajak perdagangan asing dan menghapuskan beberapa monopoli kerajaan.
Namun perjanjian tersebut membuat
Rama IV
Mongkut (Rama IV) memerintah dari tahun 1851, bertekad untuk menyelamatkan Siam dari
dominasi kolonial dengan memasukkan nilai modernisasi pada mata pelajaran dalam
pendidikan Siam.
Walaupun Siam adalah kerajaan dengan monarki mutlak, kuasanya terbatas. Apalagi karena
dasarnya yang merupakan biarawan selama 27
tahun membuat ia tidak memiliki dasar yang kuat dalam memimpin kerajaan.
Usaha pertama reformasi, untuk membangun sistem administrasi modern serta meningkatkan status budak dan perempuan, tidak kunjung
Tekanan dari Barat datang lagi pada Siam
Rama V
Rama IV meninggal pada 1868, dan digantikan oleh putranya yang masih berusia 15 tahun
bernama Chulalongkorn (Rama V).
Merupakan raja pertama yang mendapat pendidikan Inggris sejak kecil.
Pada masa ini, Perancis merebut banyak wilayah Siam, yaitu wilayah utaratimur Burma, tepi
barat Mekong, selatan Laos, serta Kamboja barat. Pada akhir pemerintahan Rama V, Siam dapat
Rama VI
Tahun 1910 ia damai digantikan oleh putranya Vajiravudh, yang memerintah sebagai Rama VI. Pemerintahan Rama VI makin berkembang
secara modern, ditandai dengan didirikannya Universitas pertama, yaitu Chulalongkorn University pada 1916.
Siam pada tahun 1917 menyatakan perang
Keterlibatan Siam dalam WW I menghasilkan posisi Siam dalam Konferensi Perdamaian
Versailles dan Menteri Luar Negeri Siam,
Devawongse, menggunakan kesempatan ini untuk mencabut perjanjian yang dibuat dengan kolonial Inggris di abad 19 dan pemulihan kedaulatan
Prajadhipok
Berkuasa menggantikan kakaknya, Rama VI. Bergelut dengan depresi ekonomi yang terjadi
akibat PD I.
Sempat mengusulkan pembentukan parlemen untuk menciptakan sedikit pengaruh demokrasi dalam kerajaannya, namun usulnya ditolak oleh para penasihatnya.
Pada akhirnya menciptakan konstitusi yang menyebutkan bahwa kekuasaannya dibagi bersamasama dengan Perdana Menteri. Pemotongan anggaran terhadap militer
Peristiwa Besar
1. Pemilu Demokratis1946
2. Konstitusi 1949 3. Pemberontakan
Petani 1970an
4. Gerakan Mahasiswa 1973
Di tahun 1973 keterbukaan politik yang berhasil dicapai di Thailand kembali redup dengan
naiknya kembali militer melalui suatu kudeta pada tahun 1976.
Rezim baru militer yang kembali berkuasa tahun 1976 mencoba memperkenalkan konstitusi
“liberalisasi tanpa demokrasi”.
Liberalisasi oleh militer dimulai tahun 1978 saat Kriangsak membuat kebijakan terhadap Partai Komunis Thailand dan berjanji untuk
Sebagai akibat dari kebijaksanaan ini, realisasi liberalisasi mulai dapat dirasakan sejak tahun 1978.
Pada tahun 1980an pengaruh partai politik dan kaum politisi dirasakan semakin kuat peran yang dimainkannya, berbeda dengan tahuntahun
sebelumnya.
Sebagai akibat dari pengenalan liberalisasi, peran aktor swasta dan NGO’s (NonGovermental
Organizations) dalam meningkatkan aspirasi dan partisipasi politik rakyat semakin besar.