1
FENOMENA ANONIMITAS DALAM TWITTER
(Studi Analisis Jaringan Komunikasi Politik Dalam Akun Twitter
@TM2000Back Pada Pemilihan Umum Presiden 2014)
Ryanita Arrini
Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Brawijaya
ABSTRACT
A political communication network that occurs on @TM2000Back account has minor density value because the involvemet in between central actors in account network of @TM2000Back is very low. The account of @TM2000Back is a central actor who regularly provides and disseminate information (out-degree) about Presidential Election 2014 and also as a popular actor because it often contacted by the other actors (in-degree). Furthermore, @TM2000Back account is the actor which can be seen by its betweenes centrality’s value as the connector in the relation of every individual pairs on its political communication networking. Based on the value of its closeness centrality, the networking which was formed on @TM2000Back account has many popular actors which supporting the pair candidate of president and vice-president of Prabowo-Hatta. It is as well as the message content contained in the network which tends to show the taking side of the president and vice-president candidate of Prabowo-Hatta. The networking which was formed on @TM2000Back account for the past three days also has information brokers that consists of campaign teams, volunteers and an online agency from the President and Vice-President candidate, Prabowo-Hatta.
Keywords: Anonymous, @TM2000Back, Presidential Election 2014, Collective Behaviour.
PENDAHULUAN
Komunikasi politik sekarang ini tak
bisa dipungkiri lagi telah mengalami
perkembangan. Kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi membantu
perkembangan komunikasi politik, tidak
hanya dapat dilakukan secara
konvensional dengan cara bertemu
langsung atau face-to-face tetapi banyak
cara yang dapat digunakan, salah satunya
menggunakan media sosial. Media sosial
berkembang sangat pesat, mulai dari yang
sifatnya komunikasi (blog, social
networking, dan forum), multimedia
(photo/video sharing), kolaborasi (wiki),
review, hingga hiburan seperti game
online (Kaplan & Haenlein, 2010).
Pada tahun 2011, Twitter sebagai
bagian dari media sosial juga dianggap
sebagai megafon untuk menyebarkan
berita Arab Spring ke dunia. Arab spring
merupakan contoh dari pergerakan sosial
di Mesir dan Tunisia yang menggunakan
2 massa. Warga dan demonstran pada saat
itu memegang kekuasaan yang belum
pernah terjadi sebelumnya untuk
mempengaruhi opini dunia tentang
perjuangan sipil mereka. Fakta ini saja
sudah menjadi bukti yang cukup dari
beberapa arti pergeseran dalam
keseimbangan kekuasaan antara
kemapanan media global dan kehidupan
warga sehari-hari (Aday, Dewar, Farrell,
Freelon, Lynch, & Sides, 2013).
Pergolakan dan pergerakan sosial tersebut
adalah hasil dari pemakaian
produk-produk dari media sosial, seperti Twitter.
Twitter menawarkan media sosial
berupa microblog yang memungkinkan
penggunanya untuk mengirim dan
membaca pesan yang disebut kicauan
(tweet). Kicauan adalah teks atau tulisan
yang berjumlah maksimal 140 karakter
yang ditampilkan pada halaman profil
pengguna (Zarella, 2010, h. 31). Jumlah
karakter ini bahkan lebih kecil daripada
jumlah karakter yang ditawarkan dalam
short message service atau SMS. Twitter
juga memungkinkan para penggunanya
untuk membalas atau mengomentari tweet
orang lain yang disebut dengan replies to
dan dapat pula melakukan retweet, yang
mana retweet merupakan suatu fitur yang
memungkinkan penggunanya untuk
memposting ulang pesan Twitter dari
akunnya. Retweet menunjukkan seberapa
besar pengaruh suatu user dalam
menyampaikan pesan viral di Twitter.
Twitter juga dapat melakukan mentions,
suatu fitur untuk melakukan penyebutan
akun yang dilakukan oleh satu user ke
user lainnya.
Twitter memiliki banyak sekali user
yang terdiri dari berbagai golongan, usia,
dan pekerjaan tak terkecuali aktivis,
politisi, maupun pemegang kepentingan
media massa dan juga pengguna anonim.
Sejumlah akun anonim kerap
bermunculan akhir-akhir ini di media
sosial Twitter dan beberapa di antaranya
menjadi pembicaraan berkat kritikan
tajam dan isu-isu politik yang mereka
lontarkan untuk pemerintah. Hal ini
menjadi sorotan publik dan merupakan
fenomena baru di Indonesia.
Anonimitas merupakan istilah yang
merujuk pada kondisi dimana identitas
sumber pesan diketahui sebagian atau
tidak diketahui sama sekali dan atau
sengaja disembunyikan dari penerima
pesan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh
Bronco (dikutip dari Sell, 2013) bahwa
sejauh mana komunikator menjadi sumber
pesan yang tidak diketahui dan tidak
ditentukan. Sparks (dikutip dari Kaid,
2004) juga menyatakan bahwa anonimitas
3 mekanisme pencarian harus dianggap
sebagai keuntungan utama dari internet.
Sparks juga menambahkan bahwa
anonimitas harus dianggap sebagai
keuntungan karena menghilangkan
tekanan yang lain, menghilangkan kriteria
sosial yang bisa diidentifikasi seperti
umur, jenis kelamin, ras dan aksen yang
dapat menimbulkan prasangka yang lain
atau mengecualikan kontribusi partisipan
dalam dialog politik. Penggunaan akun
anonim ini adalah kesempatan untuk
secara aktif mengambil bagian dalam
proses negosiasi ranah publik. Hal ini
kemudian menjadi menarik, terutama
untuk orang-orang yang haus akan
informasi dan membutuhkan diskusi
mengenai isu-isu politik dan isu-isu
sensitif di depan umum.
Salah satu akun anonim yang
populer dalam komunikasi politik di
media sosial Twitter Indonesia adalah
akun @Triomacan2000. Akun
@Triomacan2000 dalam setiap postingan
tweetnya selalu menyajikan informasi
berupa isu-isu politik dan isu publik
seperti isu korupsi, isu koalisi, mengkritisi
pemerintahan dan lain sebagainya.
Terlepas dari benar atau salah isu-isu
politik yang dilontarkan oleh akun
@Triomacan2000, tweetnya memang
dianggap kontroversial oleh banyak orang
sehingga menjadikannya salah satu akun
yang fenomenal dalam kancah Twitter
Indonesia. Pada pertengahan tahun 2012,
akun @Triomacan2000 mulai mendapat
sorotan dari berbagai kalangan termasuk
dari kalangan media.
Sejak akun @Triomacan2000
ditutup pada tanggal 13 Juni 2014, sepak
terjang aktor dibalik akun
@Triomacan2000 tidak berhenti sampai
ditutupnya akun tersebut. Sang pemilik
akun (administrator) kemudian
menggunakan akun lain yang diberi nama
@Ronin1946 dan kini akun tersebut
berganti nama (rename) menjadi
@TM2000Back. Hal ini menunjukkan
bahwa akun anonim bersifat dinamis dan
cair karena dapat mengubah nama atau
identitas sesuka hati mereka dengan cepat.
Berdasarkan data yang dikumpulkan
oleh peneliti selama pra penelitian dengan
menggunakan bantuan software Microsoft
NodeXL dan UCINET 6, akun
@TM2000Back juga memainkan peran
sentralnya dalam mendorong adanya
tindakan kolektif bersama dalam rangka
menyambut Pemilihan Umum Presiden
yang dilaksanakan secara serentak di
Indonesia pada tanggal 9 Juli 2014. Hal
ini seperti yang diungkapkan oleh Diani
(dikutip dari Woods, 2003) yang
4 sebagai gerakan sosial, yang mana
gerakan sosial merupakan jaringan
interaksi informal antara pluralitas
individu, kelompok dan atau organisasi,
terlibat dalam konflik politik atau budaya
atas dasar identitas kolektif
bersama. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tindakan kolektif
merupakan bagian dari pergerakan sosial.
Pemilihan Umum Presiden pada
tahun 2014 ini memiliki dua pasang calon
presiden dan calon wakil presiden.
Kandidat calon presiden dan calon wakil
presiden yang bertarung dalam Pemilihan
Umum Presiden Indonesia 2014 adalah
Calon Presiden Prabowo Subianto yang
merupakan Ketua Dewan Pembina Partai
Gerakan Indonesia Raya (GERINDRA)
dengan Calon Wakil Presidennya yaitu
Hatta Rajasa yang merupakan Ketua
Dewan Pembina Partai Amanat Nasional
(PAN). Kandidat Calon Presiden kedua
adalah Joko Widodo atau yang biasa
dikenal dengan sebutan Jokowi yang
diusung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDIP) bersama wakilnya
yaitu Jusuf Kalla yang merupakan seorang
mantan Wakil Presiden Republik
Indonesia pada periode tahun 2004-2009
yang juga pernah menjabat sebagai Ketua
Umum Partai Golongan Karya (Golkar)
pada periode tahun 2004-2009.
Komisi Pemilihan Umum (KPU)
secara resmi menjadikan tanggal 6-8 Juli
2014 sebagai masa tenang, memasuki
masa tenang berarti tidak ada kegiatan
atau aktivitas apapun yang berkaitan
dengan kampanye Pemilihan Umum
Presiden 2014. Komisi Pemilihan Umum
(KPU) hingga kini memang belum
mengatur kampanye partai politik di
media sosial seperti Facebook dan
Twitter, namun masa tenang tidak berlaku
dalam aktivitas yang terjadi di dalam
media sosial terutama di dalam akun
@TM2000Back. Akun @TM2000Back
tetap melakukan interaksi dengan
sejumlah followersnya, baik yang
tergabung dengan kubu Jokowi-JK
maupun yang bergabung dengan kubu
Prabowo-Hatta. Intensitas interaksinya
pun semakin bertambah dari hari ke hari
selama periode masa tenang Pemilihan
Umum Presiden 2014. Jumlah interaksi
yang semakin meningkat selama masa
tenang ini menunjukkan adanya indikasi
suatu pergerakan yang terjadi di dalam
akun @TM2000Back untuk menciptakan
tindakan kolektif bersama.
Suatu pergerakan tentu memiliki
aktor-aktor yang berperan dalam
menyebarkan informasi sehingga
membentuk suatu pola jaringan
5 kolektif. Akun anonim bernama
@TM2000Back merupakan salah satu
aktor yang memiliki pengaruh dalam
penyebaran isu dan informasi seputar
Pemilihan Umum Presiden tahun 2014
dalam suatu jaringan komunikasi yang
terjadi di Twitter. Pentingnya posisi
seseorang di dalam jaringan tidak hanya
ditentukan oleh seberapa banyak ia
terhubung oleh orang lain, akan tetapi
juga mengenai apakah aktor tersebut
menjadi jembatan dari aktor-aktor lainnya
yang memiliki banyak jaringan. Salah satu
bentuk media sosial yang dapat dianalisa
adalah jaringan komunikasi tentang
isu-isu politik yang terjadi dalam pesta
demokrasi Indonesia melalui akun Twitter
@TM2000Back dengan menggunakan
Social Network Analysis (SNA).
Teknik Social Network Analysis
(SNA) dirancang untuk menemukan pola
interaksi antara aktor-aktor sosial dalam
jaringan sosial. Social Network Analysis
(SNA) mampu secara empiris
mengungkap jaringan organisasi,
mengidentifikasi individu pusat,
menemukan pola interaksi, dan
mendeteksi sub kelompok (Lu, Luo,
Folgar, dan Cao, 2010). Social Network
Analysis (SNA) dalam penelitian ini
digunakan untuk membantu menemukan
peran dan pentingnya akun anonim
@TM2000Back dan aktor-aktor sentral
lainnya yang terlibat dalam mobilisasi
massa di dalam akun Twitter anonim
@TM2000Back terkait Pemilihan Umum
Presiden yang dilaksanakan pada tanggal
9 Juli 2014.
Social Network Analysis (SNA)
Rogers & Kincaid (1981, h. 82)
menjelaskan bahwa analisis jaringan
komunikasi adalah merupakan metode
penelitian untuk mengidentifikasi struktur
komunikasi dalam suatu sistem, dimana
data hubungan mengenai arus komunikasi
dianalisa menggunakan beberapa tipe
hubungan-hubungan interpersonal sebagai
unit analisa. Tujuan penelitian komunikasi
menggunakan analisis jaringan
komunikasi adalah untuk memahami
gambaran umum mengenai interaksi
manusia dalam suatu sistem.
Social Network Analysis (SNA)
dapat dideskripsikan sebagai sebuah studi
yang mempelajari tentang hubungan
manusia dengan memanfaatkan teori graf
(Tsvetovat & Kouznetsov, dikutip dari
Susanto, Herlina & Antonius, 2012).
Dengan pemanfaatan teori graf ini
membuat Social Network Analysis (SNA)
mampu memeriksa struktur dari hubungan
sosial dalam suatu kelompok untuk
mengungkap hubungan informal antar
6 informal yang terjadi dalam jaringan akun
@TM2000Back ini.
Dalam sebuah jaringan, menurut
Hanneman & Riddle (dikutip dari Galuh,
2013), terdapat aktor-aktor yang memiliki
posisi penting yang dapat memberikan
keuntungan maupun kerugian tersendiri.
Seperti misalnya aktor bintang (star),
aktor bintang memiliki lebih banyak
ikatan dengan aktor lain. Artinya, aktor
bintang memiliki lebih banyak
kesempatan untuk mendapatkan dan
memberikan informasi dibandingkan
dengan aktor yang lain.
Pada Social Network Analysis
(SNA) pengukuran yang paling sering
digunakan adalah sentralitas (centrality)
dan kepadatan (density). Sentralitas
menurut Hanneman & Riddle (dikutip
dari Galuh, 2013) merupakan suatu atribut
yang melekat pada aktor berkaitan dengan
posisinya. Sentralitas merujuk pada
bagaimana posisi suatu aktor di dalam
jaringan akan memberinya keuntungan
atau hambatan tersendiri. Gagasan
utamanya adalah semakin sentral posisi
seorang aktor, maka aktor tersebut
cenderung semakin berpengaruh dan kuat
dalam jaringan. Dalam penelitian ini,
aktor sentral dapat diidentifikasikan
melalui pengukuran sentralitas yang
menghasilkan nilai sentralitas, baik
ditinjau berdasarkan jumlah derajat
(degree), kedekatan (closeness) dan juga
keantaraan (betweeness).
Peneliti melakukan analisis
centrality dengan menggunakan
pendekatan connectedness degree
centrality. Pada arah ikatan asimetris,
connectedness degree centrality ditinjau
dari dua aspek yaitu in-degree dan
out-degree of centrality (dikutip dari Galuh,
2013). In-degree centrality merupakan
seberapa besar seorang aktor dapat
menerima informasi. Sedangkan
out-degree centrality menunjukkan seberapa
besar seorang aktor dapat menyebarkan
informasi dalam jaringan. Semakin besar
nilai out-degree centrality seorang aktor,
menunjukkan semakin berpengaruh aktor
tersebut dalam struktur jaringan
komunikasi. Pendekatan sentralitas
kedekatan (closeness centrality) menurut
Hanneman & Riddle (2005) menekankan
pada jarak aktor untuk semua aktor lain
dalam jaringan. Sedangkan pendekatan
sentralitas keantaraan (betweeness
centrality) bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar kemungkinan seorang
individu menjadi perantara dalam
hubungan setiap pasangan individu dalam
jaringan.
Selain itu juga, dalam penelitian ini,
7 tingkat kerapatan (density) yang dimiliki
dalam jaringan aktor bintang. Menurut
Hanneman & Riddle (dikutip dari Galuh,
2013), ukuran (size) dari sebuah jaringan
merupakan jumlah aktor yang menjadi
anggota atau terlibat dalam jaringan itu
sendiri. Sedangkan kerapatan (density)
merupakan proporsi dari jumlah ikatan
yang terjadi dibandingkan dengan jumlah
semua ikatan yang mungkin terjadi dalam
jaringan. Ukuran dan kerapatan jaringan
dapat memperlihatkan seberapa cepat
penyebaran informasi atau pesan yang
terjadi dalam jaringan. Semakin rapat
jaringan komunikasinya, semakin cepat
pesan tersebar dalam jaringan tersebut.
Teori Collective Action and Mobilization
Aksi kolektif adalah istilah yang
telah secara luas diterapkan untuk
berbagai fenomena dalam ilmu sosial,
termasuk komunikasi organisasi. Menurut
Coleman (dikutip dari Monge &
Contractor, 2003) fokus utama dari aksi
kolektif adalah kepentingan bersama dan
adanya kemungkinan manfaat dari
tindakan terkoordinasi, bukan pada
kepentingan diri individu. Logika dari
tindakan kolektif didasarkan pada asumsi
bahwa individu termotivasi untuk terlibat
dalam tindakan bersama, bahkan bila
memungkinkan, individu akan
meninggalkan orang lain untuk
berkontribusi dalam jaringan karena
manusia tidak ingin dipersepsikan sebagai
“penunggang bebas”, yang berarti tidak
memiliki kontribusi apa-apa.
Menurut Marwell dan Oliver
(dikutip dari Diani, 2011) dalam jaringan
dengan keragaman yang tinggi, usaha
mobilisasi yang selektif, penargetan
sub-kelompok tertentu dari suatu populasi,
lebih efektif dibandingkan dengan
jaringan homogen. Semakin padat
jaringan, maka semakin tinggi pula level
tindakan kolektif. Kitts (dikutip dari
Diani, 2011) membedakan antara
informasi, identitas, dan pertukaran
mekanisme dalam menjelaskan
bagaimana jaringan memberikan dampak
yang individu dapatkan dari tindakan
kolektif mereka. Hal yang sama juga
dijelaskan oleh McAdam yang
mengidentifikasi empat mekanisme
penting yaitu usaha perekrutan, hubungan
identitas-pergerakan serta pengaruh usaha
positif dan negatif. Kim dan Bearman
(dikutip dari Diani, 2011) menemukan
bahwa tindakan kolektif terjadi hanya jika
terdapat ketertarikan isu pada jaringan
sentral dan aktor tertentu yang telah
berkorelasi secara positif.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan
8 kualitatif yang berangkat dari paradigma
post-positivistik. Paradigma
post-positivistik menurut Sugiyono (2011, h. 8)
memandang realitas sosial sebagai sesuatu
yang holistik, kompleks, dinamis, penuh
makna, dan hubungan gejala bersifat
interaktif (reciprocal). Penelitian ini
hendak mencari kedalaman data dari
skema jaringan akun @TM2000Back
yang terbentuk melalui hasil-hasil
perhitungan numerik, sehingga dapat
menjelaskan dan mendalami makna dari
skema jaringan tersebut. Penelitian ini
menggunakan metode analisis jaringan
komunikasi yang bersifat deskriptif untuk
menyajikan gambaran yang spesifik
mengenai analisis jaringan komunikasi
politik dalam akun @TM2000Back.
Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini ialah melalui dua
tahap yakni: Pertama, analisis data
relasional. Data relasional ini bersumber
dari data interaksi yang terjadi dalam akun
@TM2000Back selama tiga hari saat
masa tenang kampanye hingga proses
pemungutan suara yakni 7, 8, dan 9 Juli
2014. Data kemudian diolah dalam
software UCINET sehingga menghasilkan
sociometry dan sociogram yang
menunjukkan tingkat kerapatan (density)
dan hubungan tiap-tiap aktor melalui
perhitungan centrality (sentralitas) yang
meliputi centrality degree (sentralitas
derajat), centrality betweeness (sentralitas
keantaraan), dan centrality closeness
(sentralitas kedekatan). Kedua, analisis
data kualitatif. Teknik analisis data
kualitatif yang dipakai dalam penelitian
ini adalah Conversation Analysis.
Pesan-pesan (tweet) yang terdapat dalam akun
@TM2000Back seputar Pemilihan Umum
Presiden 2014 akan dianalisis dengan
menggunakan Conversation Analysis
untuk mengidentifikasi adanya tindakan
kolektif yang dilihat dari percakapan
argumen yang terjadi di dalam pesan yang
disampaikan oleh akun @TM2000Back.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Akun @TM2000Back merupakan
salah satu akun anonim yang popular
dalam media sosial Twitter Indonesia.
Sebelum adanya akun @TM2000Back,
akun @Triomacan2000 telah lebih dahulu
dikenal oleh kalangan masyarakat. Jadi
akun @TM2000Back ini merupakan
kelanjutan dari akun @Triomacan2000.
Akun @TM2000back, yang juga
diketahui bahwa salah satu
administratornya merupakan simpatisan
yang mendukung Calon Presiden dan
Calon Wakil Presiden Prabowo-Hatta,
juga memainkan peran sentralnya dalam
mendorong adanya mobilisasi dan
9 menyambut Pemilihan Umum Presiden
2014 yang dilaksanakan secara serentak di
Indonesia pada tanggal 9 Juli 2014.
Melalui Social Network Analysis (SNA)
ini peneliti menemukan beberapa hal
terkait struktur jaringan komunikasi akun
@TM2000Back ini.
Pada tanggal 7 Juli 2014, menjelang
Pemilihan Umum Presiden 2014 tercatat
ada 34543 interaksi yang berlangsung
dalam akun @TM2000Back, yang
meliputi tweet, mentions, dan replies to.
Jumlah ini mungkin akan jauh lebih
banyak jika ditambah dengan fitur
retweet. Berikut sociogram dari hasil
analisis jaringan komunikasi politik yang
terbentuk berdasarkan data yang didapat
oleh peneliti yang dikumpulkan dengan
menggunakan software Microsoft
NodeXL dan NetDraw UCINET 6.
Sociogram Jaringan Komunikasi Politik dalam Akun @TM2000Back Tanggal 7 Juli 2014
Sumber: Diolah Peneliti
Berdasarkan sociogram di atas,
terdapat 31766 ikatan (ties) dan 3722
aktor (nodes) yang terdapat dalam akun
@TM2000Back pada tanggal 7 Juli 2014.
Hari kedua menjelang Pemilihan
Umum Presiden 2014, interaktivitas yang
terjadi dalam akun @TM2000Back
tercatat ada 37156 interaksi yang terdiri
dari 8820 ikatan (ties) dan 1610 aktor
(nodes). Berikut merupakan sociogram
yang terjadi dalam akun @TM2000Back.
Sociogram Jaringan Komunikasi Politik dalam Akun @TM2000Back Tanggal 8 Juli 2014
Sumber: Diolah Peneliti
Interaktivitas yang terjadi dalam
akun @TM2000Back pada tanggal 9 Juli
2014 tercatat ada kurang lebih sekitar
48804 interaksi, jumlah ini meningkat
secara siginifikan dengan jumlah interaksi
yang terjadi dua hari sebelumnya. Pada
tanggal 9 Juli 2014 ini merupakan hari
dimana proses pemungutan suara
Pemilihan Umum Presiden berlangsung.
Jaringan komunikasi politik dalam akun
@TM2000Back menunjukkan bahwa ada
13512 ikatan (ties) dan 2076 aktor
(nodes). Berikut merupakan sociogram
analisis jaringan komunikasi politik dalam
akun @TM2000Back pada tanggal 9 Juli
10
Sociogram Jaringan Komunikasi Politik dalam Akun @TM2000Back Tanggal 9 Juli 2014
Sumber: Diolah Peneliti
Density (Kerapatan)
Tingkat kerapatan (density) yang
terdapat dalam akun @TM2000Back pada
tanggal 7 Juli 2014 menunjukkan jumlah
sebesar 0.002. Jumlah ini kemudian terus
meningkat di tanggal 8 Juli 2014, yakni
sebesar 0.003 dan cenderung stabil di hari
berikutnya yaitu tanggal 9 Juli 2014. Prell
(2012, h. 167) menjelaskan bahwa
kerapatan (density) merupakan proporsi
hubungan (ikatan) yang mungkin terjadi
dalam jaringan dan kepadatan jaringan
yang biasanya digunakan untuk mengukur
sejauh mana semua aktor dalam jaringan
terikat satu sama lain.
Nilai kerapatan (density) yang
terbentuk dalam jaringan komunikasi
politik akun @TM2000Back menunjukan
adanya keterhubungan antar aktor
meskipun nilainya relatif kecil. Nilai
kerapatan (density) yang begitu kecil
dalam jaringan komunikasi politik akun
@TM2000Back sedangkan jumlah
interaksi yang cenderung banyak memang
menunjukkan bahwa tingkat kerapatan
(density) yang terbentuk tidak erat atau
padat. Rendahnya tingkat kerapatan
(density) dan tingginya interaksi yang
terjadi dalam akun @TM2000Back bukan
berarti bahwa jaringan yang terbentuk
tidak kohesif akan tetapi hal ini
menjelaskan bahwa tingkat keterlibatan
antar aktor sentral dan aktor lainnya
dalam jaringan akun @TM2000Back
sangat rendah sehingga kohesivitas
jaringan menjadi terfragmentasi ke dalam
sub-sub kelompok atau klik yang
terbentuk dalam jaringan akun
@TM2000Back itu sendiri. Hal ini
ditunjukkan dengan adanya klik-klik yang
terbentuk yakni 44 klik yang terbentuk
pada tanggal 7 Juli 2014, pada tanggal 8
Juli 2014 terbentuk 8 klik, dan pada
tanggal 9 Juli 2014 terbentuk 20 klik.
Dengan adanya klik-klik yang
terbentuk dalam jaringan yang memilliki
nilai kerapatan (density) yang rendah
membuat arus informasi-informasi seputar
Pemilihan Umum Presiden 2014 dalam
jaringan akun @TM2000Back menjadi
terpolarisasi ke dalam sub-sub kelompok
atau klik yang terbentuk tersebut sehingga
pesan dalam jaringan akun
@TM2000Back tidak tersebar secara
cepat karena banyak aktor relatif lebih
11 sub kelompok dibandingkan dengan
anggota-anggota lainnya.
Degree Centrality (Sentralitas Derajat)
Pesan-pesan (tweet) yang diposting
oleh akun @TM2000Back selama masa
tenang kampanye hingga saat proses
pemungutan suara pada Pemilihan Umum
Presiden 2014 berlangsung juga
mengalami peningkatan. Pada tanggal 7
Juli 2014 tercatat ada sekitar 54 pesan
(tweet), sedangkan pada tanggal 8 Juli
2014 jumlah pesan dalam jaringan
meningkat menjadi 116 pesan (tweet) dan
jumlah pesan yang diposting oleh akun
@TM2000Back terus meningkat pada
tanggal 9 Juli 2014, yakni sebanyak 163
pesan (tweet).
Akun TM2000Back memiliki nilai
out-degree of centrality yang paling besar
jika dibandingkan dengan aktor lainnya
dalam jaringannya pada tanggal 7 Juli dan
9 Juli 2014. Nilai out-degree of centrality
ini menunjukkan kemampuan seorang
aktor dalam menyebarkan informasi
dalam jaringan. Akun @TM2000Back
memiliki nilai out-degree of centrality
yang paling besar di antara aktor lain,
berarti akun @TM2000Back sebagai
aktor memiliki pengaruh dalam
menyebarkan informasi di dalam struktur
jaringan komunikasi politik yang terjadi
pada tanggal 7 Juli dan 9 Juli 2014
Berbeda dengan arus informasi yang
terjadi dalam jaringan akun
@TM2000Back pada tanggal 7 Juli dan 9
Juli 2014, akun @TM2000Back pada
tanggal 8 Juli 2014 bukanlah merupakan
akun dengan sentralitas derajat keluar
(out-degree) yang tinggi. Hal ini
menunjukan bahwa akun @TM2000Back
tidak terlalu aktif dalam menyebarkan
informasi mengenai isu-isu Pemilihan
Umum Presiden 2014 dalam jaringan
komunikasi politiknya
Akun @TM2000Back juga
merupakan akun yang memiliki nilai
senralitas derajat masuk (In-degree of
centrality) atau seberapa besar seorang
aktor menerima informasi dari luar, yang
paling besar jika dibandingkan dengan
aktor lainnya selama tiga hari menjelang
proses pemungutan suara Pemilihan
Umum Presiden 2014. Nilai ini
menunjukan bahwa akun @TM2000Back
banyak menerima informasi dari luar atau
aktor lain dalam jaringan komunukasi
politiknya.
Jaringan yang terbentuk dalam akun
@TM2000Back selama tiga hari memiliki
information broker yang terdiri dari para
tim kampanye dan simpatisan maupun
biro online dari pasangan Calon Presiden
dan Calon Wakil Presiden Prabowo-Hatta.
12 yang bukan pusat dari keterhubungan
banyak orang namun memiliki hubungan
dengan orang penting atau
orang-orang yang memiliki banyak pengikut
(Insani & Waryanoto, 2012).
Betweeness Centrality (Sentralitas Keantaraan)
Jaringan yang terbentuk dalam akun
@TM2000Back juga diukur melalui
pengukuran sentralitas keantaraan
(betweeness centrality). Sentralitas
keantaraan seperti namanya, melihat
kepada seberapa sering seorang aktor
terletak pada dua aktor lain atau yang
lebih spesifik seberapa sering aktor duduk
dalam jarak terpendek untuk
menghubungkan dua aktor lain secara
bersama. Dalam jaringan komunikasi,
sentralitas keantaraan mengukur seberapa
besar kontrol potensial seorang aktor
dalam arus informasi (Prell, 2012, h. 104).
Semakin besar nilai keantaraannya, maka
semakin besar seseorang melakukan
kontrol terhadap informasi yang
dimilikinya.
Hasil pengukuran nilai betweeness
centrality yang terdapat dalam jaringan
komunikasi politik akun @TM2000Back
menunjukkan bahwa pada tanggal 7 Juli
2014, aktor-aktor yang memiliki nilai
betweeness centrality yang besar dan
sebagian besar merupakan akun dengan
data atribut sebagai anonim. Berbeda
dengan hasil pengukuran betweeness
centrality pada tanggal 7 Juli 2014,
akun-akun dengan nilai betweeness centrality
yang menonjol pada tanggal 8 Juli 2014,
sebagian besar merupakan akun dengan
atribut data sebagai akun pengguna biasa.
Sedangkan pada tanggal 9 Juli 2014,
akun-akun dengan nilai betweeness
centrality yang tinggi merupakan akun
dari salah satu calon presiden yakni Calon
Presiden Prabowo dan juga beberapa akun
yang jika dilihat berdasarkan data atribut
merupakan akun-akun yang mendukung
Calon Presiden Prabowo tersebut.
Closeness Centrality (Sentralitas
Kedekatan)
Sentralitas kedekatan (closeness
centrality) menurut Prell (2012, h. 107),
menekankan pada kebebasan seorang
aktor atau dengan kata lain aktor yang
paling dekat dengan aktor lainnya adalah
aktor yang sangat bebas. Aktor ini akan
secara cepat menjangkau aktor lainnya,
tanpa banyak mengandalkan para
perantara. Seorang aktor yang memiliki
nilai kedekatan yang tinggi juga dilihat
sebagai seseorang yang dengan mudah
mampu memobilisasi sebuah jaringan,
karena ia akan dengan mudah menjangkau
setiap orang dalam jaringan. Sentralitas
13
incloseness dan outcloseness. Semakin
tinggi nilai incloseness maka semakin
popular aktor tersebut, sedangkan
outcloseness merujuk pada tingkat
ekspansi seorang aktor dalam jaringan.
Dalam jaringan yang terbentuk
selama tiga hari, terdapat beberapa akun
yang popular dilihat dari nilai
inclosenessnya. Sebagian akun-akun
tersebut merupakan akun-akun yang jika
dilihat berdasarkan data atributnya
merupakan akun yang mendukung
pasangan Calon Presiden dan Calon
Wakil Presiden Prabowo-Hatta. Maka
demikian, jaringan komunikasi politik
yang terbentuk dalam akun
@TM2000Back, memiliki banyak
aktor-aktor yang popular yang mendukung
pasangan Calon Presiden dan Calon
Wakil Presiden Prabowo-Hatta.
Akun-akun yang memiliki nilai
outcloseness dalam jaringan komunikasi
politik akun @TM2000Back
menghasilkan nilai outcloseness yang
cenderung sama dan tidak ada yang terlalu
menonjol. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa tidak ada aktor yang
memiliki kebebasan melakukan ekspansi
dengan menghubungi aktor lain, sehingga
alur informasi dalam jaringan ini bersifat
memusat.
Analisis Pesan dalam Akun @TM2000Back
Pesan-pesan yang terdapat dalam
jaringan komunikasi politik akun
@TM2000Back, berdasarkan hasil
analisis percakapan ditemukan bahwa
bahwa pesan-pesan yang mengalir dalam
jaringan komunikasi politik itu sendiri
menghasilkan percakapan-percakapan
yang di dalamnya terdapat banyak
konfrontasi di dalamnya yang lebih
banyak mengarah pada ketidaksetujuan.
Argumentasi dalam percakapan menurut
Littlejohn & Karen Foss (2009, h. 248)
secara spesifik berfokus pada bagaimana
manusia mengelola ketidaksetujuan.
Mengelola ketidaksetujuan, layaknya
semua fitur-fitur struktural dari
pembicaraan, merupakan sebuah
pencapaian yang kooperatif dan teratur.
Untuk melihat sebuah pencapaian yang
kooperatif dalam hal ini peneliti
menggunakan prinsip-prinsip dalam
percakapan untuk melihat pencapaian
tersebut.
Hasil dari analisis percakapan
menunjukkan bahwa di hampir semua
percakapan dalam tweet akun
@TM2000Back, para peserta percakapan
banyak melanggar prinsip-prinsip
percakapan ketika mereka memberikan
kontribusi dalam percakapan sehingga hal
14 kooperatifnya para peserta percakapan
untuk menciptakan hubungan percakapan
dan mengelola ketidaksetujuan.
Pesan-pesan dominan yang
diberikan akun @TM2000Back kepada
anggota dalam jaringannya merupakan
pesan-pesan yang menunjukkan adanya
keberpihakan terhadap Calon Presiden
Prabowo dan menjatuhkan Calon Presiden
Joko Widodo. Banyaknya ketidaksetujuan
yang terjadi dalam setiap percakapan
dalam tweet yang diberikan oleh akun
@TM2000Back menunjukkan bahwa apa
yang disampaikan oleh akun
@TM2000Back mendapat respon oleh
sebagian anggota dalam jaringannya yang
menunjukkan bahwa mereka merupakan
akun-akun yang mendukung Calon
Presiden Joko Widodo sehingga dalam
kontribusi percakapan yang mereka
lakukan cenderung mengarah pada
konfrontasi dan ketidaksetujuan terhadap
apa yang disampaikan oleh akun
@TM2000Back. Ketidaksetujuan dalam
percakapan ini juga bisa terjadi karena di
Indonesia sendiri budaya politiknya masih
sangat kental dengan figur ketokohan.
Melalui analisis percakapan juga
ditemukan bahwa akun @TM2000Back
sebagai aktor sekaligus sebagai
komunikator politik dalam jaringannya
memiliki kredibilitas yang diragukan oleh
sebagian followersnya sebab beberapa kali
akun @TM2000Back ini menyampaikan
pesan secara tidak konsisten dan terdapat
beberapa pesan yang tidak sesuai dengan
fakta serta cenderung menunjukan
keberpihakannya terhadap Calon Presiden
Prabowo dan menjatuhkan pihak oposisi.
Hal ini pula lah yang menyebabkan para
followers yang berpartisipasi dalam
percakapan tidak menciptakan hubungan
percakapan sehingga pesan yang
disampaikan oleh akun @TM20000Back
tidak menghasilkan persetujuan yang
mengarah pada pergerakan sosial dan
hanya sebatas menghasilkan tindakan
kolektif bersama.
Tindakan Kolektif dalam Jaringan Komunikasi Politik Akun @TM2000Back
Jaringan komunikasi politik yang
terbentuk dalam akun Twitter
@TM2000Back merupakan salah satu
bentuk intervensi dalam ruang komunikasi
baru. Tumbuhnya otonomi subyek
komunikasi yang memungkinkan
pengguna bisa menjadi pengirim sekaligus
penerima pesan, membuat para aktor yang
terlibat di dalam jaringan komunikasi
politik akun @TM2000Back
bersama-sama berusaha untuk saling menciptakan
sebuah tindakan kolektif yang mengarah
15 Namun, banyaknya konfrontasi yang
mengarah pada ketidaksetujuan
dibandingkan dengan persetujuan
terhadap pesan yang disampaikan oleh
akun @TM2000Back dalam jaringannya
menjelaskan bahwa dalam jaringan
tersebut tidak terjadi sebuah pergerakan
sosial melainkan hanya sebatas pada
tindakan kolektif.
Fokus utama dari aksi kolektif itu
sendiri adalah kepentingan bersama dan
adanya kemungkinan manfaat dari
tindakan terkoordinasi, bukan pada
kepentingan diri individu (dikutip dari
Monge & Contractor, 2003). Tindakan
kolektif dalam jaringan komunikasi
politik akun @TM2000Back terjadi
karena terdapat ketertarikan isu mengenai
Pemilihan Umum Presiden 2014 pada
jaringan sentral dan aktor tertentu telah
berkorelasi secara positif. Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan Kitts (dikutip
dari Diani, 2011) yang membedakan
antara informasi, identitas, dan pertukaran
mekanisme yang menjelaskan bagaimana
jaringan memberikan dampak yang
individu dapatkan dari tindakan kolektif
mereka. Para masing-masing kubu
pendukung Prabowo-Hatta dan kubu
Jokowi-JK melakukan pertukaran
mekanisme percakapan karena mereka
tertarik pada isu yang terdapat dalam
jaringan komunikasi politik akun
@TM2000Back, dan mereka pun telah
berkorelasi secara positif dengan sesama
pendukung masing-masing kubu sehingga
menimbulkan argumentasi dalam
percakapan.
Dengan demikian, jaringan
komunikasi politik akun @TM2000Back
yang tampak cukup padat dan massif ini
menunjukkan bahwa jaringan yang
terbentuk tidak memiliki arti yang begitu
penting dalam upaya memobilisasi
anggota jaringan sebab tidak
menghasilkan suatu pergerakan yang
berarti dan hanya sebatas menghasilkan
tindakan kolektif bersama. Dengan
demikian dapat dikatakan pula bahwa
akun @TM2000Back sebagai aktor
sentral yang tertanam dalam jaringan
meskipun memiliki potensi yang tinggi
untuk mempersuasi anggota-anggota
dalam jaringannya dan mentransmisikan
ide atau pendapat mengenai informasi
atau isu-isu seputar Pemilihan Umum
Presiden 2014, namun pada Pemilihan
Umum Presiden 2014 ini akun
@TM2000Back tidak terlalu memiliki
pengaruh untuk membuat para anggotanya
menerima dan memberikan persetujuan
terhadap pesan-pesan yang ia
16 KESIMPULAN
Berdasarkan pada sajian data dan
pembahasan yang telah dipaparkan, maka
dapat disimpulkan beberapa hal terkait
jaringan komunikasi politik dalam akun
anonim @TM2000Back, yakni Pertama,
jika dilihat berdasarkan karakterisasi
jaringan, density (kerapatan), jaringan
yang terbentuk dalam akun
@TM2000Back memiliki nilai
kohesivitas yang kecil karena tingkat
keterlibatan antar aktor sentral dalam
jaringan akun @TM2000Back sangat
rendah sehingga kohesivitas jaringan
menjadi terfragmentasi ke dalam sub-sub
kelompok atau klik yang terbentuk dalam
jaringan akun @TM2000Back itu sendiri.
Hal ini wajar terjadi mengingat
karakteristik dari media sosial Twitter itu
sendiri yang merupakan media
broadcasting, dimana para penggunanya
tidak selalu dapat saling terhubung secara
langsung.
Kedua, akun @TM2000Back jika
dilihat berdasarkan karakterisasi jaringan
degree of centrality (sentralitas derajat)
menunjukan bahwa akun @TM2000Back
merupakan aktor sentral yang secara aktif
memberikan dan menyebarkan informasi
mengenai Pemilihan Umum Presiden
2014 pada tanggal 7 dan 9 Juli saja dan
akun @TM2000Back merupakan aktor
sentral yang popular karena banyak
dihubungi atau menerima informasi dari
aktor lainnya dalam jaringannya. Begitu
pula dengan konten pesan yang terdapat
dalam jaringan yang cenderung
menunjukkan keberpihakan kepada Calon
Presiden dan Calon Wakil Presiden
Prabowo-Hatta.
Ketiga, berdasarkan karakterisasi
jaringan betweeness centrality (sentralitas
keantaraan) dalam jaringan akun
@TM2000Back pada tanggal 7 Juli 2014,
aktor-aktor yang memiliki nilai
betweeness centrality yang tinggi dan
sebagian besar merupakan akun dengan
data atribut sebagai anonim. Pada tanggal
8 Juli 2014, akun-akun dengan nilai
betweeness centrality yang menonjol,
sebagian besar merupakan akun dengan
atribut data sebagai akun pengguna biasa.
Sedangkan pada tanggal 9 Juli 2014,
akun-akun dengan nilai betweeness
centrality yang tinggi merupakan akun
dari salah satu calon presiden yakni Calon
Presiden Prabowo dan juga beberapa akun
yang jika dilihat berdasarkan data atribut
merupakan akun-akun yang mendukung
Calon Presiden Prabowo tersebut.
Keempat, aktor-aktor sentral yang
terdapat dalam jaringan komunikasi
politik akun @TM2000Back jika dilihat
17 kedekatan) menunjukkan bahwa jaringan
yang terbentuk memiliki banyak
aktor-aktor yang popular yang mendukung
pasangan Calon Presiden dan Calon
Wakil Presiden Prabowo-Hatta.
Kelima, jaringan yang terbentuk
dalam akun @TM2000Back selama tiga
hari dari masa tenang kampanye hingga
menjelang pemungutan suara pada
Pemilihan Umum Presiden Tahun 2014,
memiliki information broker yang terdiri
dari para tim kampanye dan simpatisan
maupun biro online dari pasangan Calon
Presiden dan Calon Wakil Presiden
Prabowo-Hatta.
Keenam, berdasarkan analisis
percakapan, hampir semua percakapan
yang terjadi dalam jaringan akun
@TM2000Back tidak terdapat hubungan
percakapan karena banyak peserta
percakapan yang bersikap tidak kooperatif
dalam menciptakan hubungan dalam
percakapan dengan melanggar
prinsip-prinsip percakapan. Hal ini wajar terjadi
mengingat karakteristik dari media sosial
Twitter itu sendiri yang memungkinkan
para penggunanya melakukan pola
hubungan asimetris (satu arah).
Berdasarkan analisis percakapan juga
menunjukkan bahwa percakapan
argumentasi yang terjadi dalam jaringan
lebih banyak mengarah kepada
ketidaksetujuan terhadap apa yang
disampaikan oleh akun @TM2000Back.
Ketujuh, dalam jaringan yang
terbentuk dalam akun @TM2000Back
selama tiga hari menjelang proses
pemungutan suara pada Pemilihan Umun
Presiden 2014, berdasarkan analisis
percakapan juga menunjukkan adanya
tindakan kolektif yang diakomodir oleh
akun @TM2000Back terhadap
masing-masing akun baik yang mendukung
Pasangan Calon Presiden Prabowo-Hatta
dan Calon Presiden Jokowi-JK, akan
tetapi tidak mengarah pada pergerakan
sosial.
SARAN
Pertama, dikarenakan banyaknya
data yang digunakan dalam penelitian ini
membuat beberapa pengukuran tidak bisa
dihitung dengan maksimal sehingga untuk
kedepannya peneliti lain diharapkan dapat
lebih mengeksplorasi lagi berbagai
software untuk pengolahan data Social
Network Analysis (SNA) ini yang dapat
mengolah data dengan jumlah yang besar.
Kedua, penggunaan retweet pada suatu
akun merupakan karakterisasi Twitter
yang paling penting untuk melihat
seberapa viral pesan yang orang lain
sebarkan dalam dunia maya sehingga
untuk tema penelitian selanjutnya bisa
18 bentuk interaktivitas retweet ini dalam
kajiannya mengenai pergerakan sosial
maupun pergerakan politik di media
sosial.
Ketiga, sulitnya melacak
keberadaan pengguna anonim dan
menyadari adanya komunikasi anonim
dalam media sosial khususnya Twitter,
peneliti lain diharapkan dapat menggali
lagi lebih dalam mengenai penggunaan
akun anonim ini baik di media sosial
Twitter maupun di dalam bentuk-bentuk
media sosial lainnya serta diperlukan juga
adanya edukasi khusus bagi para
pengguna media sosial mengenai
tanggung jawab atas apa yang dibuat dan
didistribusikan kepada para pengguna
lainnya, khusunya melalui media sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Aday, S., Farrell, H., Freelon, D., Lynch, M., Sides, J., & Dewar, M. (2013). Watching From Afar: Media Consumption Patterns Around the Arab Spring.
American Behavioral Scientist, XX(X), 1-22.
Aguilera, M., Morer, I., Barandiaran, X. E., & Bedia, M. G. (2013). Quantifying Political Self-Organization in Social Media. Fractal patterns in The Spanish 15M Movement on Twitter.
ECAL, 395-402. DOI:
http://dx.doi.org/10.7551/978-0-262-31709-2-ch057.
Antoni. (2013). Hubungan Saling
Mengunci Sebagai Bentuk Komunikasi Korupsi (Studi Jaringan Interlocking Directorate Dalam Kasus Korupsi). (Disertasi
Doktoral, Universitas Indonesia, 2013).
Cangara, H. (2011). Komunikasi
Politik (Konsep, Teori, dan Strategi). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Castell, M. (2007). Communication, Power and Counter-Power in the Network Society. International
Journal of Communication 1,
238-266.
Diani, M. (2011). Social Movements
and Collective Action. Dalam
J.Scott, & P. J. Carrington (Ed.),
The SAGE Handbook of Social Network Analysis (h. 223-235).
Singapore: SAGE Publications.
Galuh, I. G. A. A. K. (2013).
Karakteristik Jaringan Isu Pada Situs Berita Indonesia (Studi Deskriptif Kuantitatif tentang Karakteristik Jaringan Isu Perpecahan Internal Partai Demokrat di Media Internet). (Skripsi, UAJY, 2013).
Diakses dari e-journal.uajy.ac.id/3939.
Hermida, A., Lewis, S. C., dan Zamith, R. (2012). Sourcing the Arab Spring: A Case Study of Andy Carvin’s Sources During the Tunisian and Egyptian Revolutions. Paper presented at
the International Symposium on Online Journalism in Austin.
19 Holmes, D. (2012). Teori
Komunikasi; Media, Teknologi, dan Masyarakat. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Insani, N & Waryanto, N. H. (2012). Penerapan Teori Graf Pada Analisis Jejaring Sosial Dengan Menggunakan Microsoft Nodexl. Halaman 1-10.
Jukuri, K. (2013). Identity Projects of
Design Professionals – Identity Construction Using Social Media.
(Master Thesis, Aalto University School of Business, 2013).
Kaid, L.L. (2004). Handbook of
Political Communication Research. New Jersey: Lawrence
Erlbaum Associates, Inc.
Kaplan, A. M. & Haenlein, M. (2010). Users of the world, unite! The Challenges and The Opportunities of Social Media.
Bussiness Horizon 53, 59-68.
Kriyantono, R. (2006). Teknis Praktis
Riset Komunikasi. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Lister, M., Dovey, J., Giddings, S., Grant, I. & Kelly, K. (2003). New
Media: A Critical Introduction.
London: Routledge.
Littlejohn, S. W & Foss, K. A. (2012). Teori Komunikasi; Theories of Human Communication (9th ed.). Jakarta:
Salemba Humanika.
Liverouw, L. A. & Livingstone, S. (2006). Handbook of New Media. London: SAGE Publications.
Lu, Y., Luo, X., Polgar, M., & Cao, Y. (2010). Social Network
Analysis of A Criminal Hacker Community. The Journal of Computer Information Systems, 51 (2), 31-41.
Monge, P. & Contractor, N. (2003).
of Communication Networks.
Oxford University Press.
Mulyana, D. (2014). Pendidikan Ilmu Komunikasi di Indonesia Mau Kemana?. Konferensi ISKI.
Lombok.
Newman, W. L. (2013). Social
Research Methods: Quantitative and Qualitative Approach. USA:
Allyn and Bacon.
Perdana, I. H. (2012). Political
Marketing Partai Politik Baru Menuju Pemilu 2014. Studi Kasus: Strategi Pemenangan Partai NasDem. (Tesis, Universitas Indoneisa, 2012).
Prell, C. (2012). Social Network
Analysis: History, Theory, Methodology. Singapore: SAGE
Publications.
Pudyastomo, Y. A. (2009). Twitter;
Facebook Mah Kuno!.
Yogyakarta: MediaKom.
Putra, A. M. (2011). Media Baru dan Fenomena Komunikasi Politik Pada Pemilukada di Provinsi Banten 2011. Jurnal UMN,
Volume III (2), 23-34
Riaz, S. (2010). Effects of New Media Technologies on Political Communication. Journal of Political Studies, Vol. 1, Issue 2,
161-173.
20
Toward A New Paradigm For Research. London: The Free
Press.
Sell, S. (2013). "We are Anonymous." Anonymity in the Public Sphere – Challenges of Free and Open Communication. Global Media
Journal, Vol. 3, No.1, 1-21.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian
Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Susanto, B., Herlina, L., Chrismanto, A. R. (2002). Penerapan Social Network Analysis dalam Penentuan Centrality Studi Kasus Social Network Twitter. Jurnal
Informatika Universitas Kristen Duta Kencana, Vol. 8.
Tedesco, J. C & Tech, V. (2004).
Changing the Channel: Use of the Internetfor Communicating About Politics. Dalam L. L. Kaid (Ed.) Handbook of Political
Communication Research (h.
479-506). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Willnat, L. & Aw, A. J. (2004).
Political Communication in Asia: Challenges and Opportunities.
Dalam L. L. Kaid (Ed.).
Handbook of Political Communication Research (h.
507-532). New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Inc.
Woods, M. (2003). Deconstructing Rural Protest: The Emergence Of A Newsocial Movement. Journal
of Rural Studies, 19, 309–325.
Zarrella, D. (2009). The Social Media
Marketing Book. Canada:
O’Reilly Media, Inc.
Text Book Online:
Hanneman, R.A. & Riddle, M. (2005). Introduction to Social
Network Methods. CA: University
of California, Riverside, online textbook, diakses pada tanggal 3
Juli 2014, dari http://faculty.ucr.edu/~hanneman/
nettext/
Sumber Internet:
Aisyah (2014, Juli 6). Hari Ini Masa Tenang Kampanye Pipres 2014 di Mulai. Okezone.com. Diakses
pada tanggal 17 Juli 2014, dari http://pemilu.okezone.com/read/2 014/07/06/568/1008856/hari-ini- masa-tenang-kampanye-pilpres-2014-dimulai.
Akun @TM2000Back. (2014). Diakses pada bulan Juni – bulan November 2014, dari http://Twitter.com/TM2000Back.
Awa. (2014, November 29). Kasus Triomacan2000 Jadi Pelajaran Berharga Bagi Netizen.
JPNN.com. Diakses pada tanggal
12 Desember 2014, Diakses pada http://www.jpnn.com/read/2014/1
0/29/266693/Kasus- TrioMacan2000-Jadi-Pelajaran-Berharga-Netizen-#.
Hidayat, B & Pramono. (2012, Mei 23). Siapa Pemilik Akun Twitter Triomacan2000. Tempo.co.id. Diakses pada tanggal 17 Juli
2014, dari http://www.tempo.co/read/news/2
21 Hidayat, M. A. (2014, November 2).
Mencokok Dalan Triomacan2000.
Viva news.com. Diakses pada
tanggal 5 November 2014, dari http://m.news.viva.co.id/news/rea d/554036-mencokok-dalang--triomacan2000.
KPU: Kampanye via Media Sosial Sulit Dibendung, (2014, Mei 28).
Hukum Online. Diakses pada
tanggal 17 Juli 2014, dari http://www.hukumonline.com/beri ta/baca/lt5385a0e1dc109/kpu-- kampanye-via-media-sosial-sulit-dibendung.
Mardiastuti, A., Amelia, M., & Deden. G. (2014, November 10-16). Akhir Auman Triomacan.
Majalah Detik, Edisi 124, 23-28.
Merry. (2013, Desember 17). Pengguna Twitter di Indonesia.
Next Digital Indonesia. Diakses
pada tanggal 17 Juli 2014, dari http://www.nextdigital.co.id/blog/ 2013/12/pengguna-Twitter-terbanyak/.
Suryanis, A. (2015, Januari 6). Admin @Triomacan2000 Edy Syahputra Segera Disidang. Tempo.co.id. Diakses pada tanggal 22 Februari
2015 dari
http://m.tempo.co.id/read/news/20 15/01/06/06463320/Admin- Triomacan2000-Edy-Syahputra-segera-disidang.
SES. (2012, Desember 12). Beberapa Ciri Follower Anda Sebenarnya
Adalah Twitter Bot.
Beritasatu.com. Diakses pada
tanggal 12 Desember 2014, dari
http://www.beritasatu.com/iptek/8 8206-beberapa-ciri-follower-anda-