• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH JAWA TIMUR BERBASIS WEB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM GLOBAL DI WILAYAH JAWA TIMUR BERBASIS WEB."

Copied!
107
0
0

Teks penuh

(1)

YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM

GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM

0834010177

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(2)

YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM

GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR

BERBASIS WEB

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM

0834010177

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL

(3)

SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN

YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM

GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR

BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN

FRAMEWORK.

Disusun oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM

0834010177

Telah disetujui mengikuti Ujian Negara Lisan Gelombang I Tahun Akademik 2011 / 2012

Pembimbing I

I Gede Susrama Mas Diyasa, ST. M.T NPT. 3 7006 06 0210 1

Pembimbing II

Chr ystia Aji Putr a, S.Kom NPT. 3 8610 10 0296 1

Mengetahui,

Ketua Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(4)

SISTEM PEMETAAN LOKASI LAHAN

YANG KAITANNYA DENGAN PERUBAHAN IKLIM

GLOBAL DI WILAYAH J AWA TIMUR

BERBASIS WEB DENGAN MENGGUNAKAN

FRAMEWORK

Disusun Oleh :

EVA YULIA PUSPANINGRUM

0834010177

Telah dipertahankan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 9 Desember 2011

Pembimbing :

Prof. DR. Ir. Ahmad Fauzi, M.MT NIP. 030 212 918

2.

Chrystia Aji Putra, S.Kom NPT. 3 8610 10 0296 1

2.

Nur Cahyo Wibowo, S.Kom, M.Kom NIP. 3790 03040 197

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur

(5)

DOSEN PEMBIMBING I : I GEDE SUSRAMA MAS D, ST. M.T.

DOSEN PEMBIMBING II : CHRYSTIA AJ I PUTRA, S.Kom.

PENYUSUN : EVA YULIA PUSPANINGRUM

ABSTRAK

Perubahan Iklim Global merupakan fenomena alam tentang perubahan iklim yang sifatnya tidak teratur yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan samudra Pasifik garis equator. Meningkatnya suhu permukaan laut ini mengakibatkan kekeringan di beberapa wilayah Indonesia bagian Timur termasuk beberapa wilayah Jawa Timur. Selama periode El-Nino, musim hujan yang terjadi dibawah normal dan musim kemaraun lebih panjang daripada keadaan normal. Kondisi yang demikian berakibat buruk terhadap produksi pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan serta sektor lainnya. Kekeringan ini perlu diantisipasi agar dampaknya terhadap kerawanan pangan dapat ditekan sekecil mungkin yaitu dengan membuat suatu sistem pemetaan lahan kekeringan. Jadi pada tugas akhir ini permasalahan yang muncul adalah 1) Perubahan iklim global akan berpengaruh terhadap perilaku unsur-unsur iklim seperti curah hujan, suhu, radiasi, dan evapotranspirasi. 2) Cakupan lokasi pengkajian adalah lahan kering di Provinsi Jawa Timur, dan 3) Pengelolaan penanaman merupakan salah satu kunci keberhasilan usahatani tanaman pangan di lahan kering. Sistem Pemetaan Lahan yang dimaksud disini adalah membuat suatu informasi kepada para pengguna Petani, Pengusaha dan Pengambil Kebijakan dengan menerapkan sistem informasi pemetaan lahan secara on-line, dengan informasi tentang perubahan iklim, informasi kekeringan dan informasi penanaman pertanian. Tugas akhir ini bertujuan untuk : menganalisis kerawanan wilayah lahan kering terhadap kekeringan, dan menyusun zona wilayah sesuai dengan tingkat kekeringannya, menentukan pengelolaan pola tanam di lahan kering dengan memperhatikan kondisi curah hujan, lengas tanah dan tanaman. Sedangkan luaran yang diharapkan pada penelitian ini adalah : Berupa Perangkat Lunak Sistem Informasi Pemetaan on line untuk menentukan : Informasi Peruban Iklim, Informasi Tingkat kekeringan daerah, khususnya Jawa Timur serta Informasi Perubahan Pola Tanam.

(6)

Syukur Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin terucap ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat-Nya sehingga dengan segala keterbatasan waktu, tenaga, pikiran dan keberuntungan yang dimiliki, akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Sistem Pemetaan Lahan Yang Kaitannya Dengan Per ubahan iklim Global Di Wilayah J awa Timur Ber basis Web” tepat waktu.

Tugas Akhir ini disusun guna diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program Strata Satu (S1) pada jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, UPN ”VETERAN” Jawa Timur.

Dalam penyusunan Tugas akhir ini, Penulis berusaha untuk menerapkan ilmu yang telah didapat selama menjalani perkuliahan dengan tidak terlepas dari petunjuk, bimbingan, bantuan, dan dukungan berbagai pihak.

Dengan tidak lupa akan kodratnya sebagai manusia, Penulis menyadari bahwa dalam karya tugas akhir ini masih mengandung kekurangan sehingga dengan segala kerendahan hati, Penulis masih akan tetap terus mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari rekan-rekan pembaca.

Surabaya, Desember 2011

(7)

Halaman

1.7.Sistematika Penelitian ... 11

(8)

2.2.4 Pengertian Sistem Informasi ... 24

2.2.5 Teknik Memperoleh Informasi ... 24

2.3 Sistem Informasi ... 25

2.3.1 Sistem Informasi Geografi ... 26

2.4 Bahasa Pemrograman... 28

2.4.1 Pemrograman PHP ... 29

2.5 Kebutuhan Sistem ... 31

2.5.1 Alir Dokumen ( Document Flowchart) ... 31

2.5.2 Sistem Flowchart (Flowchart System) ... 32

2.6 Desain Sistem ... 34

2.6.1 Desain Input ... 35

2.6.2 Desain Output ... 35

2.6.3. Database ... 36

2.6.4 Istilah Dalam Database ... 37

2.7 Unified Modelling Language (UML) ... 39

2.7.1 Use Case Diagram ... 40

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM ... 51

(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 73

4.1 Implementasi web ... 73

4.2 User Interface ... 73

4.2.1 Form Utama ... 74

4.2.2 Form Data ... 75

4.2.3 Form Prakiraan ... 76

4.2.4 Form Peta ... 77

4.3 Admin Interface ... 78

4.3.1 Form Login ... 78

4.3.2 Form Admin ... 79

BAB V UJI COBA SISTEM ... 85

5.1. Pengujian User Interface ... 85

5.2. Pengujian Admin Interface ... 88

5.2.1 Input Data ... 89

5.2.2 Tampilan Data ... 91

5.2.3 Hapus Data ... 91

5.2.4 Edit Data ... 94

BAB VI PENUTUP ... 95

6.1. Kesimpulan ... 95

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Kekeringan merupakan sebuah fenomena alam yang biasa terjadi akibat dari pengaruh iklim (White, 1990). Letak Indonesia yang berada di dekat khatulistiwa menjadikan Indonesia memiliki iklim yang panas sehingga rentan terhadap bencana kekeringan. Bencana ini dapat terjadi di berbagai wilayah termasuk wilayah pertanian atau disebut dengan kekeringan pertanian.

Kekeringan pertanian ini menjadi salah satu kejadian alam yang sangat mempengaruhi kondisi tanaman di lahan pertanian Indonesia. Di mana pulau Jawa merupakan salah satu pulau besar di Indonesia dimana sektor pertanian masih menjadi sektor andalan. Pertanian di pulau Jawa memegang peranan yang sangat penting dalam mendukung ketahanan pangan di pulau tersebut dan ketahanan pangan secara nasional karena lebih 50% produksi padi nasional dihasilkan di pulau ini. Sebagai wilayah yang memiliki iklim panas, pertanian di pulau Jawa pun rentan terhadap kekeringan.

(11)

Gambar 1.1 Peta Wilayah Pertanian di Jawa Timur

Kekeringan biasanya sering berulang dan merupakan fenomena global baik secara spasial maupun temporal sangat signifikan berbeda antara satu daerah dengan daerah yang lain. Kekeringan biasanya diindetifikasi melalui penyimpangan dari kondisi normal beberapa variabel seperti curah hujan dan lengas tanah. Salah satu kendala yang dihadapi dalam pencapaian target produksi tanaman pangan adalah faktor iklim, terutama kondisi curah hujan yang sulit diprediksi.

Dampak perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global yang terjadi di Indonesia:

1. Sejak tahun 1990-an musim kemarau dan musim hujan mengalami perubahan dari kondisi normal.

(12)

4. Kenaikan suhu udara.

5. Peningkatan kejadian ekstrim berupa banjir dan kekeringan.

Dampak perubahan perilaku kekeringan kian menjadi tantangan bagi sektor pertanian guna memenuhi kebutuhan air bagi tanaman. Data lapang juga menunjukkan kekeringan agronomis tidak hanya terjadi pada lahan kering dan lahan tadah hujan, tetapi juga sudah melanda lahan sawah, baik lahan sawah irigasi teknis maupun setengah teknis. Kekeringan yang terjadi terus meningkat besarannya , baik intensitas, periode ulang, dan lamanya.

Masalah kekeringan menjadi hal rutin yang terjadi di Indonesia. Tetapi penanganan untuk pencegahan dan penanggulangan sangat lamban sehingga menjadi masalah berkepanjangan yang tidak terselesaikan. Bahkan terus berulang dan semakin menyebar ke daerah-daerah yang tadinya tidak berpotensi terjadi kekeringan.

Saat ini iklim yang berubah tersebut banyak dirasakan oleh petani dengan banyaknya kesalahan dalam menerapkan kebiasaan musim tanam, terutama dalam menerapkan waktu tanam sehingga terjadi pengurangan/ kegagalan produksi tanaman pangan.

(13)

faktor-faktor tanaman, tanah dan cuaca dapat digunakan untuk merencanakan alternatif strategi untuk penanaman, penggunaan tanah dan pengelolaan air (Jordan 1983).

Perilaku curah hujan suatu wilayah bervariasi baik dari segi intensitas maupun periode curah hujannya. Selama ini belum pernah dianalisis hubungan antara waktu awalnya musim hujan atau musim kemarau suatu lokasi dengan lokasi lainnya dalam suatu kawasan regional. Sebagai contoh, di wilayah Jawa timur selama ini belum dapat ditentukan indikator lokasi (Kecamatan/Kabupaten) yang mengawali terjadinya awal periode musim hujan/kemarau atau kekeringan pada wilayah tersebut. Dengan analisis spasial dan temporal dengan pendekatan sistem informasi geografis maka akan dapat diperoleh indikator wilayah lokasi mana yang dapat menjadi titik indikator mulainya periode musim hujan dan musim kemarau di wilayah Jawa Timur. Sehingga selanjutnya dapat diketahui wilayah mana saja yang ada di Jawa Timur dan sedang mengalami kekeringan.

(14)

1.2. Per umusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut :

1. Perubahan iklim global akan berpengaruh terhadap perilaku unsur-unsur iklim seperti curah hujan dan suhu. Radiasi untuk mengetahui periode bulan basah dan bulan kering yang menjadi dasar klasifikasi iklim di Provinsi Jawa Timur. Sehingga terdapat permasalahan bagaimana dapat mengetahui lokasi yang sedang mengalami kekeringan di Jawa Timur.

(15)

3. Bagaimana cara memperoleh informasi lebih awal tentang kondisi kekeringan yang akan terjadi di bulan-bulan berikutnya untuk membantu mengetahui tanaman yang tepat sehingga membantu meningkatkan produksi pertanian yang menurun akibat kekeringan. Pengelolaan pola tanam merupakan salah satu kunci keberhasilan usahatani tanaman pangan di lahan kering. Wahab et

al. (2007) menunjukkan bahwa petani lahan kering di Kabupaten Pacitan

dalam menanam padi belum memperhatikan kondisi iklim yang terjadi. Pada bulan November 2002 terjadi peningkatan anomali SML yang signifikan (sekitar 2 oC) yang diikuti oleh curah hujan di bawah rata-ratanya, tetapi petani masih tetap menanam padi gogo di lahan kering. Akibatnya banyak terjadi gagal panen tahun 2003 seperti yang dilaporkan Dinas Pertanian Kabupaten Pacitan. Luas areal yang terkena kekeringan pada tahun 2003 adalah 2.074,67 ha. Bila rata-rata produktivitas padi gogo di Kabupaten Pacitan adalah 38,5 kw/ha GKG, maka terjadi kehilangan hasil produksi padi sebesar 79,87 ton GKG. Petani lahan kering seringkali harus menanam lebih dari satu kali akibat seringnya terjadi hujan tipuan (false rain). Hujan tipuan ialah hujan yang hanya terjadi satu atau dua hari saja kemudian diikuti oleh hari tidak hujan selama beberapa hari yang terjadi pada awal-awal masuknya musim hujan. Petani biasanya menyangka bahwa dengan sudah ada hujan 1-2 hari di bulan November awal musim hujan sudah masuk, padahal sebenarnya belum masuk musim hujan sehingga petani tertipu dengan false rain (Wahab

et al., 2007). Pengaturan tanaman berkaitan dengan periode masa tanam

(16)

oleh lamanya air pengairan tersedia, lama hujan efektif, dan waktu mulai dan berakhirnya penyediaan air pengairan dihubungkan dengan waktu mulai dan berakhirnya musim hujan (Reddy, 1983). Dengan demikian, pengelolaan pola tanam sangat berkaitan erat dengan ketersedian air bagi tanaman. Penyediaan air bagi tanaman di lahan kering bersumber dari curah hujan. Adanya perubahan iklim global yang mempengaruhi karakteristik curah hujan dan fenomena ENSO/ kekeringan, akan berpengaruh terhadap pengelolaan tanaman. Pertanyaan permasalahan penelitian adalah : bagaimana pengelolaan tanaman yang harus dilakukan agar kerugian hasil usahatani tanaman pangan dapat dikurangi

1.3. Batasan Masalah

Dalam menganalisa dan menyelesaikan suatu masalah, maka perlu diberikan pembatasan atau ruang lingkup pembahasan. Adapun batasan - batasan masalah adalah sebagai berikut :

a. Di dalam aplikasi ini terdapat data lokasi kekeringan yang sedang terjadi di wilayah Jawa Timur,

b. Di dalam aplikasi ini juga terdapat prakiraan wilayah yang akan terjadi kekeringan pada bulan-bulan berikutnya untuk mengantisipasi petani atau pengguna sehingga dapat memberikan informasi tentang tanaman yang tepat.

(17)

1.4. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai dalam tugas akhir ini adalah :

1. Membuat sebuah sistem informasi yang dapat melihat dan mengetahui wilayah kekeringan di Jawa Timur.

2. Membuat sebuah sistem yang dapat memetakan lahan-lahan yang sedang terjadi kekeringan.

3. Membuat sebuah sistem yang dapat memprediksi atau memberi informasi tentang kekeringan di bulan-bulan berikutnya.

4. Menentukan pengelolaan tanaman di lahan kering dengan memperhatikan kondisi curah hujan, jenis tanah dan tanaman (crop water balance), dan perilaku petani dalam mengatasi kekeringan berbasis teknologi informasi (sistem informasi geografis on line).

1.5. Manfaat

Adapun manfaat yang akan diperoleh adalah :

1. Menghasilkan data lokasi lahan kekeringan di wilayah Jawa Timur yang telah diperoleh dari sistem informasi sehingga wilayah yang sedang mengalami kekeringan dapat diketahui oleh masyarakat.

(18)

3. Jika wilayah kekeringan diketahui lebih awal maka petani dapat bersiaga lebih awal dan dapat mempersiapkan penanaman yang akan dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian.

1.6. Metodologi

Penelitian analisis tingkat kekeringan sebagai dasar pengelolaan penanaman di lahan kering pada prinsipnya mengkaji karakteristik kerentanan lahan kering di Jawa Timur terhadap kekeringan. Kekeringan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah kekeringan meteorologis dengan peubah iklim dan jenis tanah. Sebelum menganalisis lebih jauh terhadap tingkat kekeringan, penelitian ini juga mengkaji bagaimana peubah iklim tersebut dipengaruhi oleh kondisi perubahan iklim global. Beberapa tahun terakhir ini masyarakat petani merasakan adanya suatu perubahan musim dalam pengelolaan usaha taninya.

Kekeringan dianalisis terhadap seluruh stasiun yang menyebar di seluruh kabupaten di Jawa Timur. Hasil analisis selanjutnya dipetakan secara spasial dan temporal bulanan, sehingga dapat dijelaskan bagaimana pola spasio temporal tingkat kekeringan yang terjadi di lokasi penelitian atau pendekatan penelitian menitikberatkan pada aspek sebaran kekeringan yang terjadi dalam suatu wilayah.

Untuk merealisasikan penelitian ini dan memanfaatkan hasilnya bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang pembangunan Indonesia, maka disusun metodologi yang dijabarkan dalam langkah-langkah sebagai berikut:

(19)

Pada tahap ini, proses dominan yang dilakukan adalah studi literatur. Beberapa hal yang dipelajari antara lain, definisi dan konsep sistem, sejarah pengembangan, posisi penelitian ilmiah, dan aspek teknis. Pada tahap ini penelitian akan dilakukan di wilayah Provinsi Jawa Timur yang difokuskan pada zona agroekologi (AEZ) lahan kering pengembangan tanaman pangan. Penelitian dilakukan dalam bentuk analisis data sekunder dan survei lapangan. 2. Perancangan, Simulasi dan Pembuatan Sistem

Pada penelitian ini dilakukan hal-hal sebagai berikut : Merancang dan membuat arsitektur database. Merancang dan membuat perangkat lunak sistem. Merancang dan membuat pengolah data sistem. Menganalisis dengan simulator

3. Pengujian dan Analisis

Pada tahap ini akan dilakukan perbandingan desain yang dibuat dengan desain yang sudah dirancang sebelumnya. Proses pengujian sistem ini adalah uji fungsionalitas sistem dimana uji fungsionalitas dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja sistem dalam menjalankan fungsi kerja sistem. Dalam pengujian ini di ujikan apakah sistem tersebut mampu memprediksi kekeringan maupun bentuk penanaman yang tepat yang harus dilakuakan oleh para petani dalam menghadapi iklim atau cuaca yang diprediksi.

(20)

Dokumentasi berupa penulisan laporan tugas akhir sudah dilakukan sejak awal penelitian. Hasil laporan tiap bab penyusun merupakan keluaran

(deliverables) tertulis dari setiap tahapan penelitian.

1.7 Sistematika Penulisan

Dalam dokumentasi laporan tugas akhir ini, pembahasan disajikan dalam enam bab dengan sitematika pembahasan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN, Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,

perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika penulisan

pembuatan tugas akhir ini.

BAB II LANDASAN TEORI, Pada bab ini menjelaskan tentang teori-teori

pemecahan masalah yang berhubungan dan digunakan untuk mendukung dalam

pembuatan tugas akhir ini.

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM, Bab ini dijelaskan

tentang tata cara perancangan sistem yang digunakan untuk mengolah sumber

data yang dibutuhkan sistem antara lain : Perancangan perangkat keras,

perancangan perangkat lunak, seperti pada Flowchart , Use Case, dan

perancangan server data

BAB IV IMPLEMENTASI SISTEM, Pada bab ini menjelaskan implementasi

dari program yang telah dibuat meliputi lingkungan implementasi , implementasi

(21)

BAB V UJ I COBA DAN EVALUASI, Pada bab ini menjelaskan tentang

pelaksanaan uji coba dan evaluasi dari pelaksanaan uji coba dari program yang

dibuat.

BAB VI PENUTUP, Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari penulis untuk

pengembangan sistem .

DAFTAR PUSTAKA, Pada bagian ini akan dipaparkan tentang sumber-sumber literatur yang digunakan dalam pembutan laporan tugas akhir ini .

(22)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Keker ingan

Kekeringan merupakan masalah yang dihadapi oleh hampir setiap negara dunia ini dan hal yang normal, yang umumnya terjadi pada iklim meskipun kekeringannya berbeda pada tiap wilayah. Kekeringan (drought) sebenarnya sukar untuk diberi batasan yang tegas, sebab kekeringan mempunyai definisi berbeda tergantung bidang ilmu, tergantung daerah, kebutuhan, dan sudut pandangnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kekeringan adalah curah hujan sebagai sumber air tersedia, karakteristik tanah sebagai media penyimpanan air, dan jenis tanaman sebagai subjek yang menggunakan air.

Kekeringan Meteorologis berkaitan dengan tingkat curah hujan di bawah normal dalam satu musim. Kekeringan Hidrologis berkaitan dengan kekurangan pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan Pertanian berhubungan dengan kekurangan kandungan air di dalam tanah sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas. Pada dasarnya kekeringan mengandung hubungan antara ketersediaan dan kebutuhan air, dimana kekeringan bermula dari defisiensi curah hujan dengan periode waktu terpanjang.

(23)

2.1.1. Da mpak Keker ingan

Kejadian kekeringan akibat berlangsungnya El-Nino telah menimbulkan dampak terhadap produksi pangan di Indonesia. Namun demikian dampak yang terjadi tidak begitu konsisten. Sebagai contoh produksi beras tidak mengalami penurunan yang drastis akibat kejadian ini kecuali tahun 1991, 1994 dan 1997. Untuk kedelai, produksi menurun cukup nyata pada tahun El-Nino 1982, 1987, 1994, 1996 dan 1997. Hal ini disebabkan data pada tingkat nasional tidak bisa menggambarkan perbedaan produksi antar daerah, hasil pengamatan menunjukkan bahwa total luas areal yang terkena kekeringan juga bervariasi menurut jenis tanaman, serta El Nino yang biasanya dimulai bulan April atau Mei dimana hal ini terlihat dari cepatnya laju penambahan areal terkena kekeringan dalam bulan Mei sampai akhir tahun. Oleh karena itu dampak kekeringan akibat El Nino terhadap produksi pangan harus dihitung dimulai pada musim kemarau sampai akhir tahun (Boer, 1999).

Kebutuhan tanaman terhadap air untuk setiap fase pertumbuhan akan berbeda, baik dalam satu jenis tanaman atau antar jenis. Sehingga sensitivitas terhadap cekaman air juga akan berbeda-beda bagi setiap fase. Kekeringan atau cekaman air akan terjadi pada saat kebutuhan air salah satu fase tidak tercukupi.

(24)

Menurut Robertson (1975) kebutuhan air total untuk tanaman padi sawah selama hidupnya cukup tinggi. Secara umum dapat dikatakan bahwa kebutuhan air konsumtif tanaman padi sawah mulai naik pada pertumbuhan vegetatif kemudian mencapai maksimum pada periode reproduktif dan menurun pada peride pemasakan.

Tanaman menggunakan banyak sekali air. Contohnya, padi membutuhkan 300 sampai 950 mm air per musim tanam. Air dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan tanaman: air sebagai komponen utama dalam proses fotosintesis dan respirasi, penting untuk mengatur tekanan turgor sel-sel (air menjaga kesegaran jaringan-jaringan tanaman), mempertahankan suhu tanaman, membantu penyerapan unsur hara dari tanah lewat proses transpirasi, sebagai pelarut bahan mineral dan karbohidrat, merupakan medium untuk perpindahan berbagai unsuir hara dan larutan lainnya di dalam tanaman. Jadi, air dari hujan sangat vital bagi pertumbuhan tanaman.

Kung dalam Hidayat (2005) menyebutkan bahwa kebutuhan air untuk beberapa jenis tanaman pangan adalah sebagai berikut:

Kedelai : 300-350 mm (3,5 bulan) atau 75- 100 mm per bulan Jagung : 350-400 mm (4 bulan) atau 85- 100 mm per bulan Kacang tanah: 400-500 mm (5 bulan) atau 80- 100 mm per bulan Padi sawah : 380-880 mm (4,5 bulan) atau 85- 185 mm per bulan.

(25)

dan pelapisan tanah. Menurut Turyanti (1995), terjadinya penurunan kualitas tanah akibat iklim maupun oleh aktivitas manusia dalam mengelola lahan akan menciptakan kondisi tekstur yang buruk, padat dan miskin hara. Hal ini akan menyebabkan penurunan produksi tanaman, selain cekaman air, juga kekurangan unsur hara.

Lahan sulit dibajak setelah mengalami musim kering yang panjang. Mempersiapkan lahan pun tidak dapat dimulai hingga hujan turun cukup banyak untuk melunakkan tanah. Terbatasnya ketersediaan air akan menurunkan luas area penanaman pada lahan irigasi akan tetapi hasil per satuan luas akan meningkat karena meningkatnya intensitas radiasi (Partridge, 2002). 2.1.2. Indek s Keker ingan

Indeks-indeks kekeringan diperoleh dari ribuan data curah hujan, salju, aliran sungai dan indikator sumber lainnya. Dalam pengambilan keputusan, nilai indeks kekeringan berciri angka tunggal jauh lebih berarti dibandingkan data mentah (Hayes, 2006). Hal ini diperkuat dengan pernyataan Ogallo dan Gbeckor-kove (1989) dalam Turyanti (1995) bahwa curah hujan merupakan indeks tunggal yang paling penting dalam menduga kekeringan tetapi jika kekeringan hanya dilihat dari batasan jumlah curah hujan, batasannya sangat beragam bergantung kepada waktu dan tempat penelitian.

Menurut Hounam et. al (1975) penentuan tingkat kekeringan bertujuan untuk: 1. mengevaluasi kecenderungan klimatologis menuju keadaan kering/tingkat

kekeringn dari suatu wilayah

(26)

3. mengevaluasi kekeringan pada suatu tempat secara lokal

4. melaporkan secara berkala perkembangan kekeringan secara regional Ada beberapa indeks yang diukur dari banyaknya presipitasi pada suatu periode waktu yang menyimpang dari data historis. Walaupun tidak ada indeks-indeks penting yang menjadi dominan pada semua kondisi, beberapa indeks lebih baik digabungkan untuk penggunaan tertentu. Agar dapat dibandingkan indeks yang satu dengan indeks yang lain.

Indeks kekeringan banyak macamnya. Macam-macam indeks tersebut antara lain, Standardized precipitation index (SPI), Palmer Drought Severity

Index(PDSI), Crop Moisture Index (CMI), Surface Water Supply Index (SWSI),

Reclamation Drought Indeks (RDI), dan masih banyak lagi. Indeks-indeks ini

diciptakan tergantung dari gambaran umum yang melatar belakangi daerah tersebut, pengguna, proses, input dan hasil outputnya atau masing-masing klasifikasi.

Pemetaan wilayah kekeringan telah dilakukan dengan berbagai metode yang berbeda. Salah satu diantaranya yang sering digunakan adalah metode Palmer. Seperti yang telah dilakukan oleh Sudibyakto (1985) di daerah Kedu Selatan, Jawa Tengah, dimana hasil perhitungan indeks kekeringan didasarkan pada data curah hujan titik menimbulkan indeks yang terlalu basah (over

estimate). Kemudian oleh Historiawati (1987) di daerah Purwodadi dan

(27)

139. Nilai indeks ini sangat beragam, mulai ekstrim kering hingga ekstrim basah. Daerah Pantai Utara dan Pantai Selatan pada tahun 1987, 1991, 1994 mengalami kondisi cukup parah dengan nilai indeks kekeringan di bawah -10. Hasil dari ketiga penelitian tersebut menyatakan bahwa curah hujan dan indeks kekeringan yang dihasilkan memperlihatkan kecenderungan embutan yang sama.

2.1.3. Penger tian Pemetaan

Pemetaan adalah suatu kegiatan pengumpulan data lapangan, yang memindahkan keadaan sesuangguhnya dilapangan (‘fakta’) keatas kertas gambar atau kedalam peta dasar yang tersedia, yaitu dengan menggambarkan penyebaran dan merekonstruksi kondisi alamiah tertentu secara meruang, yang dinyatakan dengan titik, garis, symbol dan warna. Pelaksanaan pekerjaan pemetaan dapat dilakukan secara langsung di lapangan dan dengan bantuan interpretasi dan analisa foto udara (‘citra’).

Pemetaan dapat didefinisikan sebagai suatu proses terpadu yang mencakup pengumpulan, pengolahan dan visualisasi dari data spasial (keruangan). Data spasial umumnya didefinisikan sebagai data keruangan yang terkait dengan permukaan Bumi (termasuk dasar laut) serta obyek, fenomena dan proses yang berada, terjadi atau berlangsung di atasnya. Produk suatu proses pemetaan adalah suatu informasi spasial yang dapat divisualisasikan dalam bentuk atlas (kertas maupun elektronis), peta (kertas maupun digital), basis data digital.

2.2 Konsep Dasar Sistem Dan Infor masi

(28)

diharapkan. Disini jelas dikemukakan bahwa suatu sistem tidak akan lepas dari elemen pokoknya yaitu input dan output. Suatu sistem dapat didefinisikan sebagai suatu kesatuan yang terdiri dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan.

Suatu sistem dapat terdiri dari sistem-sistem bagian (subsystem). Sebagai misal, sistem komputer dapat terdiri dari subsistem perangkat keras dan subsistem perangkat lunak. Masing-masing subsistem dapat terdiri dari subsistem-subsistem yang lebih kecil lagi atau terdiri dari kompoonen-komponen. Subsistem perangkat keras (Hardware) dapat terdiri dari alat masukan, alat pemroses, alat keluaran dan alat simpanan luar. Subsistem-subsistem saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga tujuan dan sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Interaksi dari subsistem-subsistem sedemikian rupa sehinngga dicapai suatu kesatuan yang terpadu dan terintegrasi.

Pemetaan adalah seni untuk mendapatkan gambaran data/informasi dari permukaaan bumi dalam bentuk peta. Peta adalah proyeksi atau gambaran data/detail lapang di atas kertas yang keadannya seperti dilapangan, biasanya ukurannya lebih kecil (skala tertentu). Kegiatan pemetaan menurut SUPARMAN (1979) meliputi :

1. Perencanaan yang merupakan kegiatan pendahuluan Faktor yang perlu diperhatikan adalah :

a. Letak lahan.

(29)

Ketiga hal tersebut diatas untuk menentukan tenaga kerja, peralatan, biaya dan waktu.

2. Proses pengukuran.

Diperlukan tenaga/juru ukur yang baik, syaratnya antara lain : a. Memiliki pengetahuan teknik dan keterampilan pengukuran. b. Memiliki perasaan baik dalam penilaian.

c. Memiliki kesungguhan, keuletan dan ketelitian kerja.

Hasil pengukuran dibuat “Laporan lapangan” dengan ciri-ciri teliti, sempurna, dapat dibaca, tersusun rapi dan bersih.

3. Menghimpun dan menganalisis data.

Menghimpun data lapangan, data menganalisa dalam bentuk perhitungan atau pengisian kolom-kolom kosong.

2.2.1 Kar akter istik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, antara lain

mempunyai komponen-komponen (Components), batas sistem (Boundaray), lingkungan luar sistem (Enviroment), penghubung (Interface), masukan (Input), keluaran (Output), pengolahan (Process)

a. Komponen Sistem

(30)

mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai sistem yang lebih besar yang disebut dengan Supra Sistem. Sedangkan didalam suatu subsistem masih dimungkinkan terdapat lagi subsistem-subsistem lain yang lebih kecil lagi sampai akhirnya tinggallah yang disebut dengan komponen atau elemen-elemen tunggal.

b. Batas Sistem

Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (Scope) dari sistem tersebut.

c. Lingkungan Luar Sistem

Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan sendirinya harus tetap dijaga dan dipelihara.

d. Penghubung Sistem

(31)

penghubung satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya yang membentuk suatu kesatuan.

e. Masukan Sistem

Masukan sistem adalah segala sesuatu yang dapat dimasukkan kedalam sistem. Masukan dapat berupa masukan perawatan (Maintenance input) dan masukan sinyal (Signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran. Sebagai contoh didalam suatu sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

f. Keluaran Sistem

Keluaran sistem adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini dapat berupa masukan untuk subsistem yang ada atau mungkin masukan bagi Supra sistem.

g. Pengolah Sistem

(32)

2.2.2 Penger tian Infor masi

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi, penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Kejadian-kejadian even adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Didalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang.

Informasi mempunyai kualitas yang baik jika memenuhi tiga komponen dasar berikut :

1. Akurat : Informasi harus bebas dari kesalahan.

2. Relevan : Informasi tersebut mempunyai manfaat bagi pemakainya. 3. Tepat waktu : Karena informasi merupakan landasan dalam suatu

pengambilan keputusan, maka informasi yang datang tidak boleh terlambat.

2.2.3 Komponen Sistem Infor masi

(33)

Sebagai suatu sistem, keempat blok tersebut masing-masing saling berinteraksi satu sama lainnya membentuk satu kesatuan mencapai sasarannnya.

2.2.4 Penger tian Sistem Infor masi

Sistem informasi manajemen merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkat manajemen. Sistem informasi manajemen dibentuk untuk memberikan informasi yang tepat bagi seorang manajer dalam memecahkan suatu masalah dan sekaligus mengambil keputusan. Sistem akan mengolah fakta dan ide dari lingkungan, kemudian disajikan dalam bentuk informasi. Konsep sistem manusia mesin berarti sejumlah pekerjaan akan sangat baik jika dilaksanakan oleh mesin, sehingga akan timbul interaksi antara manusia dan mesin. Beberapa sistem informasi manajemen tersebut dapat dipadukan on-line sehingga perubahan yang terjadi pada suatu sistem atau subsistem secara otomatis meng-update subsistem yang lain.

2.2.5 Tek nik Memper oleh Infor masi

Ada beberapa cara yang digunakan analis untuk memperoleh informasi. Interaksi langsung digunakan untuk mengumpulkan data primer, sementara data sekunder dikumpulkan dari sumber-sumber yang ada. Mengamati atau mewawancarai seseorang melakukan pekerjaan adalah contoh pengumpulan data. Beberapa cara pengumpulan data :

(34)

Salah satu teknik pengumpulan data suatu proses adalah mengamati proses tersebut. Pada waktu melakukan observasi atau pengamatan, analis sistem dapat juga berpartisipasi atau mengamati saja orang-orang yang sedang melakukan kegiatan tertentu yang sedang diobservasi itu. Seringkali dalam sistem analis dan desain akan menjalani suatu sistem untuk mengamati aliran-aliran informasi dari segi-segi keputusan yang penting sekali.

2. Wawancara

Wawancara telah diakui sebagai pengumpulan data yang penting dan banyak dilakukan dalam pengembangan sistem informasi. Wawancara memungkinkan analis sistem sebagai pewawancara untuk mengumpulkan data secara tatap muka langsung dengan orang yang diwawancarainya. Seperti halnya dengan teknik pengumpulan data yang lain wawancara bukanlah satu-satunya teknik yang terbaik di semua situasi.

3. Kuisioner

Kuesioner dapat dianggap sebagai bentuk wawancara terstruktur dengan pertanyaan-pertanyaan yang didesain agar dapat dijawab tanpa harus bertatap muka.

2.3. Sistem Infor masi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai berikut :

(35)

b. Sekumpulan prosedur organisasi yang pada saat dilaksanakan akan memberikan informasi bagi pengambil keputusan dan atau untuk mengendalikan organisasi.

c. Suatu sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi, mendukung operasi, bersifat manajerial, dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporanlaporan yang diperlukan.

2.3.1 Sistem Infor masi geografi

Sistem informasi geografi mulai dikenal pada awal 1980an. Seiring dengan berkembangnya perangkat lunak maupun perangkat keras komputer. Sistem informasi geografi sebenarnya terdiri dari tiga suku kata, yakni Sistem, Informasi, dan Geografi, maka dari itu pengertian dari tiga unsur kata ini akan sangat membantu dalam memberi gambaran tentang pengertian sistem informasi geografis. Sebenarnya sistem informasi geografis dengan sistem informasi lainya sama saja dalam alur logikanya, hanya saja sistem ini ada tambahan unsur geografisnya, atau lebih terangnya sistem informasi geografis lebih menekankan pada informasi geografisnya.

(36)

Dengan begitu, pengertian sistem informasi geografis dengan merujuk pada pengertian sistem informasi, maka sistem informasi geografi merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari sumber daya fisik dan logika yang berkenaan dengan obyek-obyek yang terdapat di permukaan bumi.

Banyak pengertian tentang sistem informasi geoagrafis, selain merupakan kajian ilmu yang relatif baru dibandingkan dengan kajian ilmu yang lain. Berikut beberapa definisi sistem informasi geografis, seperti yang dijelaskan oleh Prahasta [2002:54]:

a. Sistem informasi geografi adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukan (capturing), menyimpan, memeriksa, mengintegrasikan, memanipulasi, menganalisa, dan menampilkan datadata yang berhubungan dengan posisiposisi di permukaan bumi (Rice20).

b. Sistem informasi geografi adalah kombinasi perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang memungkinkan untuk mengelola

(manage), menganalisa, memetakan, informasi spasial berikut

atributatributnya (data deskriptif) dengan akurasi kartografi (basic20). c. Sistem informasi geografi adalah sistem yang berbasiskan komputer yang

(37)

bereferensi geografi: (a) Masukan, (b) Manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (c) Analisis dan manipulasi data, (d) Keluaran. (Aronoft89).

2.4 Bahasa Pemrogr aman

Bahasa pemrograman, atau sering diistilahkan juga dengan bahasa komputer, adalah teknik komando/instruksi standar untuk memerintah komputer. Bahasa pemrograman ini merupakan suatu himpunan dari aturan sintaks dan semantik yang dipakai untuk mendefinisikan program komputer. Bahasa ini memungkinkan seorang programmer dapat menentukan secara persis data mana yang akan diolah oleh komputer, bagaimana data ini akan disimpan/diteruskan, dan jenis langkah apa secara persis yang akan diambil dalam berbagai situasi. Menurut tingkat kedekatannya dengan mesin komputer, bahasa pemrograman terdiri dari:

1. Bahasa Mesin, yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode bahasa biner, contohnya 01100101100110

2. Bahasa Tingkat Rendah, atau dikenal dengan istilah bahasa rakitan (bah.Inggris Assembly), yaitu memberikan perintah kepada komputer dengan memakai kode-kode singkat (kode mnemonic), contohnya MOV, SUB, CMP, JMP, JGE, JL, LOOP, dsb.

(38)

4. Bahasa Tingkat Tinggi, yaitu bahasa komputer yang memakai instruksi berasal dari unsur kata-kata bahasa manusia, contohnya begin, end, if, for, while, and, or, dsb.

Sebagian besar bahasa pemrograman digolongkan sebagai Bahasa Tingkat Tinggi, hanya bahasa C yang digolongkan sebagai Bahasa Tingkat Menengah dan Assembly yang merupakan Bahasa Tingkat Rendah.

2.4.1 Bahasa Pemr ograman PHP

PHP adalah bahasa server-side scripting yang menyatu dengan HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Maksud dari server-side scripting adalah sintaks dan perintah-perintah yang diberikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan pada dokumen HTML. Pembuatan web ini merupakan kombinasi antara PHP sendiri sebagai bahasa pemrograman dan HTML sebagai pembangun halaman web. Ketika seorang pengguna internet akan membuka suatu situs yang menggunakan fasilitas server-side scripting PHP, maka terlebih dahulu server yang bersangkutan akan memproses semua perintah PHP di server lalu mengirimkan hasilnya dalam format HTML ke web browser pengguna internet tadi. Dengan demikian seorang pengguna internet tidak dapat melihat kode ‘ program yang ditulis dalam PHP sehingga keamanan dari halaman web menjadi lebih terjamin.

Tetapi tidak seperti ASP yang juga cukup dikenal sebagai server-side

(39)

platform, yaitu dapat digunakan dengan sistem operasi dan web server apapun.

PHP mampu berjalan di Windows dan beberapa versi Linux. PHP juga dapat dibangun sebagai.modul pada web server Apache dan sebagai binary yang dapat berjalan sebagai CGI.

PHP dapat mengirim HTTP header, dapat mengeset cookies, mengatur

authentication dan redirect users. PHP menawarkan koneksitas yang baik dengan

beberapa basis data, antara lain Oracle, Sybase, mSQL, MySQL, Solid, PostgreSQL, Adabas. File.Pro, Velocis, dBase, Unix dbm dan tak terkecuali semua database ber-interface ODBC. Juga dapat berintegrasi dengan beberapa library eksternal yang membuat Anda dapat melakukan segalanya mulai dari membuat dokumen PDF hingga mempurse XML. PHP juga mendukung komunikasi dengan layanan lain melalui protokol IMAP, SNMP, NNTP, POP3 atau bahkan HTTP. Bila PHP berada dalam halaman web Anda, maka tidak lagi dibutuhkan pengembangan lingkungan khusus atau direktori khusus. Hampir seluruh aplikasi herbasis web dapat dihuat dengan PIIP. Namun kekuatan utama adalah konektivitas basis data dengan web. Dengan kemampuan ini kita akan mempunyai suatu sistem basis data yang dapat diakses dari web.

(40)

design grafis/web dan cita rasa seni belaka. Sedangkan untuk web dinamis yang

banyak ditonjolkan adalah pengolahan data sehingga dibutuhkan kemampuan dalam pemrograman web.

2.5. Kebutuhan-Kebutuhan Sistem

2.5.1. Alir Dokumen ( Document Flowchart )

Bagan alir dokumen (Document flowchart) atau disebut juga bagan alir formulir (Form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan arus dari laporan dan formulir termasuk tembusan-tembusannya.

Formulir adalah suatu dokumen yang memuat informasi konstan yang tercetak dan mempunyai bagian luang untuk diisi dengan variabel. Bagi perusahaan tentunya harus mencatat transaksi setiap harinya, yang mana semua ini harus dikonversikan dari satu media ke media lainnya dan dimanipulasi berulang-ulang yang pada akhirnya berakhir pada suatu formulir yang berguna bagi manajer di dalam mengambil keputusan. Sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan juga tergantung dari formulir-formulir yang digunakan. Dari uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa alasan pemakaian formulir adalah untuk memudahkan suatu arus, proses dan analisa, yaitu berupa :

1) Penyusunan data.

2) Meminimumkan waktu pencatatan dan penghapusan penulisan data konstan.

(41)

5) Menyampaikan informasi penting dari satu orang ke orang lain baik dalam suatu organisasi maupun antar organisasi.

2.5.2 Sistem Flowchar t ( Flowchart System )

Sistem flowchart merupakan alat bantu yang banyak digunakan untuk menggambarkan sistem secara phisik dengan simbol-simbol bagan alir yang menunjukkan secara tepat arti phisiknya seperti simbol : terminal, hard disk, laporan dan lain-lainnya.

Adapun simbol-simbol standar yang digunakan untuk membuat bagan alir adalah sebagai berikut :

Simbol Dokumen

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokument input dan output baik untuk proses manual, mekanik maupun komputer.

Simbol Kegiatan Manual

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual.

Simbol Operasi Luar

(42)

Simbol Arsip Sementara

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut dimasa yang akan datang untuk keperluan pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut urutan pengarsipan dokumen digunakan simbol berikut :

A : menurut Abjad N : menurut Nomor Urut

T : menurut Tanggal

Simbol Penghubung

Penghubung pada halaman yang sama. Dalam menggambarkan bagan alir dokumen dibuat mengalir dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambarkan maka diperlukan simbol penghubung yang memungkinkan aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan dilokasi lain pada halaman yang sama.

Simbol Penghubung

(43)

dari atas ke bawah dan dari kiri kekanan. Karena keterbatasan ruang halaman kertas untuk menggambarkan maka diperlukan simbol penghubung yang memungkinkan aliran dokumen berhenti disuatu lokasi pada halaman tertentu dan kembali berjalan dilokasi lain pada halaman yang berbeda.

Simbol Terminal

Simbol ini digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir suatu sistem.

Simbol Keputusan

Simbol ini menggambarkan keputusan yang harus dibuat dalam proses pengolahan data.

2.6. Desain Sistem

(44)

prosedur-prosedur dan pengendalian-pengendalian. Pada penyelesaian proses desain sistem harus dipersiapkan rencana implementasi sistem yang baru.

2.6.1. Desain Input

Masukkan (Input) merupakan awal dimulainya proses informasi komputerisasi. Bahan mentah dari innformasi adalah data yang terjadi dari transaksi yang dilakukan oleh organisasi. Hasil dari sistem informasi tidak lepas dari data yang dimasukkan. Bila sampah yang dimasukkan maka akan keluar sampah pula (Garbage in garbage out). Supaya tidak dihasilkan sampah seperti kasus diatas maka input yang dihasilkan sistem informasi harus tidak boleh berupa sampah. Oleh karena itu desain input yang dibuat haruslah berusaha membuat suatu sistem yang dapat menerima input yang bukan sampah.

2.6.2. Desain Output

Setelah mengetahui kebutuhan-kebutuhan sistem yang baru yang diinginkan oleh pemakai, sampai pada tahap desain output. Selama tahap desain, isi terinci dan format output harus dipersiapkan dan ditetapkan. Tahap ini perlu berkonsultasi dengan para pemakai output sistem untuk menentukan data spesifik atau informasi apa yang diperlukan oleh mereka, bagaimana mereka memakai data / informasi dan format apa yang menurut mereka sesuai dengan kebutuhan mereka. Secara ringkas tahapan-tahapan mendesain output adalah :

a. Memilih metode penyampaian informasi (layar/printer). b. Mendesain bentuk layoutnya.

(45)

- Beri judul pada setiap informasi yang diberikan. - Semua data tepat dibawah judul tiap kolom. - Beri ringkasan pada tempat-tempat tertentu. - Harus berurutan.

2.6.3. Database

Database adalah sekumpulan file-file yang mempunyai ikatan antara file yang satu dengan yang lain sehingga membentuk suatu bangunan data untuk menginformasikan suatu yang berhubungan dengan instansi dalam batasan yang tertentu.Bila terdapat file yang tidak dapat dipadukan atau dihubungkan dengan file yang lain tersebut bukanlah kelompok dari suatu database, ia akan membentuk kelompok database sendiri.

Database dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti: 1. Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi

sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan mudah dan cepat.

2. Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama se-demikian rupa tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan.

3. Kumpulan file/tabel/arsip yang saling berhubungan yang disimpan dalam media penyimpanan elektronis .

(46)

dalam satu paket program yang komersial untuk membaca data, pengecekan data, meng-hapus data, melaporkan data.

2.6.4. Istilah Dalam Database

Berikut ini merupakan istilah-istilah dalam database yang perlu diketahui sebagai dasar, antara lain:

1. Entity

Entity adalah orang, tempat, kejadian atau konsep yang informasinya direkam. Pada administrasi mahasiswa misalya, maka entitynya mahasiswa, mata kuliah, nilai.

2. Atr ibute

Setiap entity mempunyai atribute atau sebutan untuk mewakili entity. Tabel mahasiswa dapat dilihat atributnya misalnya Npm, Nama, Alamat.Atribut juga di-sebut sebagai elemen, data field, data item.

3. Data Value

Data Value adalah data aktual atau informasi yang disimpan pada tiap data elemen atau atribut. Atribut nama mahasiswa menunjukkan tempat informasi dimana nama mahasiswa itu disimpan , sedangkan data value misalnya,Budi,Arif merupakan isi data mahasiswa itu.

4. Recor d/Tuple

(47)

nomor telepon. Satu record mewakili satu data atau informasi tentang seseorang.

5. Atr ibut Kunci

Dalam setiap file selalu terdapat kunci yang berupa satu field atau satu set field yang dapat diwakili record. Macam-macam kunci adalah sebagai berikut: a.Kunci Primer (Primary Key)

Adalah atribut yang tidak hanya mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik, tetapi juga dapat mewakili setiap kejadian dari suatu entity .Setiap kandidat mempunyai peluang menjadi kunci primer.

b.Kunci Kandidat (Candidate Key)

Adalah suatu atribut yang mengidentifikasikan secara unik suatu kejadian spesifik dari entity. Satu minimal set atribut menyatakan secara tak langsung dimana beberapa atribut dalam satu set tidak dapat dibuang tanpa merusak kepemilikan yang unik. Jika suatu kandidat berisi lebih dari satu atribut , maka biasanya disebut kunci komposit (gabungan).

c.Kunci Tamu (Foreign Key)

Adalah satu atribut atau satu set minimal atribut yang melengkapi satu relationship yang menunjukkan ke induknya. Kunci tamu ditempatkan pada entity anak dan sama dengan kunci primer induk direlasikan. Hubungan antara entity anak dan entity induk adalah hubungan set lawan banyak (one to many relationship) .

(48)

Adalah kunci kandidat yang tidak dipakai sebagai kunci primer. Kerap kali kunci alternatif dipakai sebagai kunci pengurutan dalam laporan.

6. Relasi

Adalah hubungan antar file yang direlasikan dengan kunci relasi (Relation Key), yang merupakan kunci utama dari masing-masing file.

2.7 Unified Modelling Language (UML)

Dari berbagai penjelasan rumit yang terdapat di dokumen dan buku-buku UML. Sebenarnya konsepsi dasar UML bisa kita rangkumkan dalam gambar dibawah.

Abstraksi konsep dasar UML yang terdiri dari structural classification, dynamic behavior, dan model management, bisa kita pahami dengan mudah apabila kita melihat gambar diatas dari Diagrams. Main concepts bisa kita pandang sebagai term yang akan muncul pada saat kita membuat diagram. Dan view adalah kategori dari diagaram tersebut.

Untuk menguasai UML, sebenarnya cukup dua hal yang harus kita perhatikan:

1. Menguasai pembuatan diagram UML

2. Menguasai langkah-langkah dalam analisa dan pengembangan dengan UML Tulisan ini pada intinya akan mengupas kedua hal tersebut. Seperti juga tercantum pada gambar diatas UML mendefinisikan diagram-diagram sebagai berikut:

(49)

c. statechart diagram d. activity diagram e. sequence diagram f. collaboration diagram

2.7.1 Use Case Diagram

Use case diagram menggambarkan fungsionalitas yang diharapkan dari sebuah sistem. Yang ditekankan adalah “apa” yang diperbuat sistem, dan bukan “bagaimana”. Sebuah use case merepresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem. Use case merupakan sebuah pekerjaan tertentu, misalnya login ke sistem, meng-create sebuah daftar belanja, dan sebagainya. Seorang/sebuah aktor adalah sebuah entitas manusia atau mesin yang berinteraksi dengan sistem untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu.

Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.

(50)

Sebuah use case juga dapat meng-extend use case lain dengan behaviour-nya sendiri. Sementara hubungan generalisasi antar use case menunjukkan bahwa use case yang satu merupakan spesialisasi dari yang lain.

Contoh Use Case Diagram :

Gambar 2.1 Contoh Use Case

2.7.2 Class Diagram

Class adalah sebuah spesifikasi yang jika diinstansiasi akan menghasilkan sebuah objek dan merupakan inti dari pengembangan dan desain berorientasi objek. Class menggambarkan keadaan (atribut/properti) suatu sistem, sekaligus menawarkan layanan untuk memanipulasi keadaan tersebut (metoda/fungsi).

Class diagram menggambarkan struktur dan deskripsi class, package dan objek beserta hubungan satu sama lain seperti containment, pewarisan, asosiasi, dan lain-lain.

(51)

1. Nama (dan stereotype) 2. Atribut

3. Metoda

Atribut dan metoda dapat memiliki salah satu sifat berikut : a.Private, tidak dapat dipanggil dari luar class yang bersangkutan

b.Protected, hanya dapat dipanggil oleh class yang bersangkutan dan anak-anak yang mewarisinya.

c.Public, dapat dipanggil oleh siapa saja

Gambar 2.2 Contoh 1 Class

Class dapat merupakan implementasi dari sebuah interface, yaitu class abstrak yang hanya memiliki metoda. Interface tidak dapat langsung diinstansiasikan, tetapi harus diimplementasikan dahulu menjadi sebuah class. Dengan demikian interface mendukung resolusi metoda pada saat run-time.

(52)

Sesuai dengan perkembangan class model, class dapat dikelompokkan menjadi package. Kita juga dapat membuat diagram yang terdiri atas package.

Gambar 2.4 Contoh Package

Hubungan Antar Class

1. Asosiasi, yaitu hubungan statis antar class. Umumnya menggambarkan class yang memiliki atribut berupa class lain, atau class yang harus mengetahui eksistensi class lain. Panah navigability menunjukkan arah query antar class.

2. Agregasi, yaitu hubungan yang menyatakan bagian (“terdiri atas..”). 3. Pewarisan, yaitu hubungan hirarkis antar class. Class dapat diturunkan dari

class lain dan mewarisi semua atribut dan metoda class asalnya dan menambahkan fungsionalitas baru, sehingga ia disebut anak dari class yang diwarisinya. Kebalikan dari pewarisan adalah generalisasi.

4. Hubungan dinamis, yaitu rangkaian pesan (message) yang di-passing dari satu class kepada class lain. Hubungan dinamis dapat digambarkan dengan menggunakan sequence diagram yang akan dijelaskan kemudian.

(53)

Gambar 2.5 Contoh Class Diagram

2.7.3 Activity Dia gr am

Activity diagrams menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing-masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka berakhir. Activity diagram juga dapat menggambarkan proses paralel yang mungkin terjadi pada beberapa eksekusi.

Activity diagram merupakan state diagram khusus, di mana sebagian besar state adalah action dan sebagian besar transisi di-trigger oleh selesainya state sebelumnya (internal processing). Oleh karena itu activity diagram tidak menggambarkan behaviour internal sebuah sistem (dan interaksi antar subsistem) secara eksak, tetapi lebih menggambarkan proses-proses dan jalur-jalur aktivitas dari level atas secara umum.

(54)

Sama seperti state, standar UML menggunakan segiempat dengan sudut membulat untuk menggambarkan aktivitas. Decision digunakan untuk menggambarkan behaviour pada kondisi tertentu. Untuk mengilustrasikan proses-proses paralel (fork dan join) digunakan titik sinkronisasi yang dapat berupa titik, garis horizontal atau vertikal.

Activity diagram dapat dibagi menjadi beberapa object swimlane untuk menggambarkan objek mana yang bertanggung jawab untuk aktivitas tertentu. Contoh activity diagram tanpa swimlane:

(55)

2.7.4 Sequence Diagr am

Sequence diagram menggambarkan interaksi antar objek di dalam dan di sekitar sistem termasuk pengguna, display, dan sebagainya) berupa message yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram terdiri atar dimensi vertikal (waktu) dan dimensi horizontal (objek-objek yang terkait).

Sequence diagram biasa digunakan untuk menggambarkan skenario atau rangkaian langkah-langkah yang dilakukan sebagai respons dari sebuah event untuk menghasilkan output tertentu. Diawali dari apa yang men-trigger aktivitas tersebut, proses dan perubahan apa saja yang terjadi secara internal dan output apa yang dihasilkan.

Masing-masing objek, termasuk aktor, memiliki lifeline vertikal. Message digambarkan sebagai garis berpanah dari satu objek ke objek lainnya. Pada fase desain berikutnya, message akan dipetakan menjadi operasi/metoda dari class. Activation bar menunjukkan lamanya eksekusi sebuah proses, biasanya diawali dengan diterimanya sebuah message.

Untuk objek-objek yang memiliki sifat khusus, standar UML mendefinisikan icon khusus untuk objek boundary, controller dan persistent entity.

(56)

Gambar 2.7 Contoh Sequence Diagram

2.7.5 Car dinality Ratio

Dalam penggambaran ER-diagram juga diperlukan cardinality rasio yaitu notasi yang menunjukan banyaknya relasi yang terjadi antar enitas. Disamping itu cardinality rasio juga untuk membantu gambaran relasi secara lengkap.Terdapat tiga macam relasi dalam hubungan atribut dalam satu file, relasi dari data dapat berupa:

1. Hubungan satu ke satu (one to one), dimana satu anggota entitas hanya berhubungan dengan satu anggota entitas yang lain

(57)

3. Hubungan banyak ke banyak (many to many), dimana satu anggota entitas berhubungan lebih dari satu dengan anggota entitas yang lain serta sebaliknya

Pada tools PowerDesigner yang digunakan penulis dalam perancangan dan pembuatan sistem, simbol–simbol yang digunakan pada ER diagram konvensional berbeda dengan simbol–simbol yang digunakan oleh tools PowerDesigner. Pada tabel dibawah ini merupakan simbol–simbol ER diagram yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan sistem dengan menggunakan tools PowerDesigner

Tabel 2.1 Simbol ER Diagram (PowerDesigner)

Simbol Keter angan

Simbol entitas, “Ent_1” merupakan nama dari entity. Sedangkan “Atribut_1”, “Atribut_2” dan “Atribut_3” Merupakan atribut–atribut yang ada pada entity Simbol one to one relationship, “Relation_11” Merupakan nama dari relationship

Simbol one to many relationship, “Macam dana” Merupakan nama dari relationship

Simbol many to many relationship, “Melaksanakan” Merupakan nama dari relationship

2.8 Ser ver Web Apache

(58)

UNIX. Namun demikian, pada beberapa versi berikutnya Apache mengeluarkan programnya yang dapat dijalankan di Windows NT.

Berdasarkan sejarahnya, Apache dimulai oleh veteran developer NCSA httpd (National Center for Supercomputing Application). Saat itu pengembangan NCSA httpd sebagai web server mengalami stagnasi. ROB MC COOL meninggalkan

NCSA dan memulai sebuah proyek baru bersama para webmaster lainnya, menambal bug, dan menambahkan fitur pada NCSA httpd.

Nama Apache diambil dari kata "A Patchy Server", server perbaikan yang penuh dengan tambalan (patch). Xammp adalah perangkat lunak gratis yang mendukung banyak sistem operasi, serta merupakan kompilasi dari beberapa program. Fungsinys adalah sebagai server yang berdiri sendiri (localhost), yang terdiri atas program Apache HTTP Server, MySQL database, dan penterjemah bahasa yang ditulis dengan bahasa pemrograman PHP dan Perl. Nama XAMPP merupakan singkatan dari X (empat system operasi apapun), Apache, MySQL, PHP dan Perl. Program ini tersedia dalam GNU General Public Lisensi dan bebas, merupakan web server yang mudah digunakan yang dapat melayani tampilan halaman web yang dinamis. Untuk mendapatkanya dapat mendownload langsung dari web resminya.

XAMPP merupakan tool yang menyediakan paket perangkat lunak ke

(59)

Mengenal bagian XAMPP yang biasa digunakan pada umumnya:

a. htdoc adalah folder tempat meletakkan berkas-berkas yang akan dijalankan, seperti berkas PHP, HTML dan skrip lain.

b. phpMyAdmin merupakan bagian untuk mengelola basis data MySQL yang ada dikomputer. Untuk membukanya, buka browser lalu ketikkan alamat http://localhost/phpMyAdmin, maka akan muncul halaman phpMyAdmin. c. Kontr ol Panel yang berfungsi untuk mengelola layanan (service) XAMPP.

(60)

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1. Analisa Data

Salah satu kendala yang dihadapi dalam pencapaian target produksi tanaman pangan adalah faktor iklim, terutama kondisi curah hujan yang sulit diprediksi. Pengamatan menunjukkan bahwa peningkatan suhu global sejak akhir abad 19 sampai saat ini berkisar antara 0.3 sampai 0.6 oC, dan peningkatan sebesar 0.2 sampai 0.3 terjadi dalam periode 40 tahun yaitu antara dalam periode 1954-1994 (IPCC, 1996).

Perubahan karakteristik iklim yang terjadi secara spasial dan temporal menyebabkan penyediaan air tanah (ground water) relatif terbatas. Ketersedian air tanah selain dipengaruhi curah hujan, evaporasi, jenis tanah, juga dipengaruhi oleh penutupam vegetasi di atasnya. Meningkatnya degradasi lahan hutan tangkapan hujan karena ulah manusia mengakibatkan penyediaan air pada sumber mata air dari tahun ke tahun semakin menurun (Suwardji et al., 2002). Perubahan pola curah hujan berdampak terhadap ketersediaan air di masa datang terutama pada wilayah lahan kering, sehingga ketersediaan sistem pengelolaan air yang efisien dan efektif akan semakin diperlukan (Boer et al., 2005).

Beberapa metode analisa data yang digunakan : 1. Analisis Ner aca Air dengan Metode Thor nthwaite

(61)

dan sebagian akan menjadi aliran permukaan (surface run off). Persentase ketiga komponen tersebut tidak tetap. Tergantung pada faktor-faktor seperti jenis tanah (khususnya tekstur tanah), tata guna lahan dan kedalaman perakaran. Kemampuan tanah untuk menyimpan air (water

holding capacity) dapat diduga tanpa melakukan pengukuran langsung.

Sedangkan lengas tanah ini akan selalu berubah-ubah tergantung dari evapotranspirasi dan hujan. Kapasitas air tersedia (available water capacity) merupakan air yang terikat antara kapasitas lapang dan titik layu tanaman. Air tersedia ini berupa air tersedia untuk tanah dijumlahkan sampai kedalaman akar dan dinyatakan sebagai air tersedia total. Jumlah air yang tersedia pada zone perakaran tergantung dari faktor meteorologi yaitu neraca antara curah hujan dan evapotranspirasi. Selain itu juga dipengaruhi oleh faktor tanah yang menyangkut hubungan antara kandungan air dalam tanah (perkolasi). Nilai air tersedia dalam tanah besarnya beragam dari jenis tanah satu ke jenis tanah lainnya, bahkan banyak faktor yang mempengaruhinya. Lengas tanah merupakan faktor utama yang ditentukan oleh keadaan lengas sebelumnya.

(62)

Dalam melakukan perhitungan, bulan dinyatakan basah apabila hujan lebih besar daripada evapotraspirasi dan sebaliknya, bulan kering jika hujan lebih kecil daripada evapotranspirasi potensial. Lengas untuk evapotranspirasi aktual disebut soil moisture use, sedangkan selisih antara evapotranspirasi aktual dan hujan disebut soil moisture defisit.

2. Analisis Cur ah Hujan dengan Metode Oldeman. Perbandingan hasil analisis data curah hujan periode 1980-2007 dengan metode Oldeman yang dibandingkan secara spasial dengan peta spasial iklim oldeman (1975) untuk wlayah Jawa Timur. Dampak perubahan iklim global terhadap karakteristik iklim Jawa Timur terjadi, bila terdapat perubahan dalam zonasi peta iklim yang dibuat oleh oldeman. Oldeman (1975) telah membuat sistem baru dalam klasifikasi iklim yang dihubungkan dengan pertanian menggunakan unsur iklim curah hujan. Dalam penentuan klasifikasi iklimnya, Oldeman menggunakan ketentuan panjang periode bulan basah dan bulan kering berturut-turut dari rata-rata CH masing-masing bulan selama periode pengamatan tertentu.

(63)

Untuk menterjemahkan hasil analisis ke dalam peta, maka perlu dilakukan analisis tersebut terhadap semua stasiun hujan yang ada di wilayah atau daerah yang akan dipelajari. Semakin banyak stasiun dalam daerah tersebut memiliki nilai slope negatif, maka berarti pengaruh ENSO pada daerah tesebut semakin kuat, demikian pula sebaliknya. Bila semakin sedikit jumlah stasiun yang memiliki slope negatif, berarti pengaruh ENSO di wilayah tersebut lemah. 3.2. Analisa Sistem

Untuk mengembangkan pertanian Indonesia adalah dengan membangun suatu sistem pengolahan pertanian yang terpadu antara komponen utama dan pendukung, menerapkan proses kontrol dan otomasi, dan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan demikian diharapkan tercapai adanya peningkatan hasil produksi pertanian. Bentuk dari salah satu solusi itu adalah dengan adanya sebuah sistem peringatan dini kekeringan dan pola tanam sehingga dapat membantu meningkatkan hasil produksi pertanian.

(64)

petani maupun para pengusaha pertanian secara on-line. Secara garis besar, sistem pemantauan tanaman ini terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut.

a. Sistem Informasi, merubah data mentah menjadi data yang siap dianalisis,

b. Sistem Pengolah Data, melakukan evaluasi data dan pengambilan keputusan.

c. Sistem Hasil, menampilakan hasil dari pengolahan data yang telah dilakukan sehingga mendapatkan hail prediksi serta penanaman yang tepat.

3.3. Per ancangan Database

Sistem yang berjalan dalam aplikasi ini menggunakan informasi yang telah disimpan di database dari data-data yang telah terjadi beberapa tahun lalu untuk dihitung pola dan rumusan yang terjadi.

Dalam sistem ini ada dua interface, yaitu : 1. Admin

Admin dikatakan sebagai administrator karena admin memiliki hak akses penuh terhadap sistem. Input data yang dibutuhkan dalam sistem ini seperti data suhu, curah hujan, serta wilayah kekeringan yang bisa diatur oleh admin. Selain itu admin dapat mengelola data yang dibutuhkan selain itu admin juga dapat merubah maupun menghapus data yang ada pada database.

(65)

START

Pilihan menu

Inpu t pilihan

hom e

w ilayahkab Wilayah prov Curah hujan suhu t anah t anam an

Input dat a

Tampil kab Tampil prov Tampil curah Tampil suhu Tampil tanah yanam anTampil

logout

Dalam kasus ini entitas user berbeda dengan entitas admin, karena user memiliki hak akses yang terbatas. User hanya bisa melihat informasi yang sudah dioleh oleh sistem tanpa bisa melakukan pengaturan pada sistem ataupun input data dan pengubahan data. User disisni hanya dapat mencari dan melihat data informasi tentang kekeringan yang sedang terjadi.

(66)

Gambar 3.2. flowchart user

3.3.1. Use Case

Use case diagram dapat sangat membantu bila kita sedang menyusun

requirement sebuah sistem, mengkomunikasikan rancangan dengan klien, dan merancang test case untuk semua feature yang ada pada sistem.

Gambar

Gambar 2.1 Contoh  Use Case
Gambar 2.2 Contoh 1 Class
Gambar 2.4 Contoh Package
Gambar 2.5 Contoh Class Diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang di

Hubungan kesejarahan pada tanda gestur sksual tersebut adalah hubungan yang dikaitkan dengan mitos-mitos yang digunakan dalam budaya Barat , yakni tanda gestur seksual “ mano

PENGARUH IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA PADA KARYAWAN CV SEJAHTERA AUTO

Ulkus peptikum dapat disebabkan oleh (1) sekresi asam dan pepsin yang berlebihan oleh mukosa lambung, atau (2) berkurangnya kemampuan sawar mukosa gastroduodenalis untuk

outer wall yang mengakibatkan gerakan fluida tidak hanya searah arus utamanya tetapi juga kearah melintang pada outer wall menuju inner wall akibat dari aliran

Terima Kasih Yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Prof.. Fauzie Sahil, SpOG(K) dan

pembangunan infr astr uktur kabupaten skala besar. Untuk dapat menggunakan sur plus anggar an di atas, maka Pemer intah Kabupaten Manggar ai. Bar at akan

Dr.H.Ali Ya’kub Matondang M.A yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melanjutkan studi pada Program Study Doktor ilmu ekonomi Univesitas Sumatera Utara.. Kepada