4
esuai PP no. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Ur usan Pemer intahan antar a Pemer intah,
Pemer intahan Daer ah Pr ovinsi, dan Pemer intahan Daer ah Kabupaten/ Kota, diamanatkan
bahw a kew enangan pembangunan bidang Cipta Kar ya mer upakan tanggung jaw ab
Pemer intah Kabupaten/ Kota. Oleh kar ena itu, Pemer intah Kabupaten/ Kota ter us
didor ong untuk meningkatkan belanja pembangunanpr asar ana Cipta Kar ya agar kualitas
lingkungan per mukiman di daer ah meningkat. Di samping membangun pr asar ana bar u,
pemer intah daer ah per lu juga per lu mengalokasi kan anggar an belanja untuk pengoper asian,
pemelihar aan dan r ehabilitasi pr asar ana yang telah ter bangun.
5.1 ARAHAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN BIDANG CIPTA KARYA
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Kar ya per lu memper hatikan ar ahan dalam per atur an dan
per undangan ter kait, antar a lain:
1 . Undang-Undang No. 32 Tahun 2004
Tentang Pemer intah Daer ah: Pemer intah daer ah diber ikan hak otonomi daer ah, yaitu hak,
wewenang, dan kewajiban daer ah otonom untuk mengatur dan mengur us sendir i ur usan
pemer intahan dan kepentingan masyar akat setempat sesuai dengan per atur an
per undang- undangan. Dalam hal ini, Pemer intah Daer ah menyelenggar akan ur usan
pemer intahan yang menjadi kewenangannya, kecuali ur usan pemer intahan yang menjadi
ur usan Pemer intah Pusat yaitu politik luar neger i, per tahanan, keamanan, yustisi,
moneter dan fiskal nasional, ser ta agama.
2 . Undang-Undang No. 33 Tahun 2004
Tentang Per imbangan Keuangan Antar a Pemer intah Pusat dan Daer ah: untuk mendukung
penyelenggar aan otonomi daer ah, pemer intah daer ah didukung sumber -sumber pendanaan
S
K erangka S trategi P embiayaan
BAB
meliputi Pendapatan Asli Daer ah, Dana Per imbangan, Pendapatan Lain yang Sah, ser ta
Pener imaan Pembiayaan. Pener imaan daer ah ini akan digunakan untuk mendanai
pengeluar an daer ah yang dituangkan dalam Anggar an Pendapatan dan Belanja Daer ah
(APBD) yang ditetapkan melalui Per atur an Daer ah.
3 . Peraturan Pemer intah No. 55 Tahun 2005
Tent ang Dana Per i mbangan: Dana Per imbangan ter dir i dar i Dana Alokasi Umum, Dan a
Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian DAU dan DBH ditentukan melalui r umus
yang ditentukan Kementer ian Keuangan. Sedangkan DAK digunakan untuk mendanai kegiatan
khusus yang ditentukan Pemer intah atas dasar pr ior itas nasional. Penentuan lokasi dan
besar an DAK dilakukan ber dasar kan kr iter ia umum, kr iter ia khusus, dan kr iter ia teknis.
4 . Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007
Tentang Pembagian Ur usan Pemer intahan Antar a Pemer intah, Pemer intahan Daer ah
Pr ovinsi, Dan Pemer intahan Daer ah Kabupaten/ Kota: Ur usan pemer intahan yang menjadi
kewenangan pemer intahan daer ah, ter dir i atas ur usan wajib dan ur usan pilihan. Ur usan wajib
yang menjadi kewenangan pemer intahan daer ah untuk kabupaten/ kota mer upakan ur usan
yang ber skala kabupaten/ kota meliputi 26 ur usan, ter masuk bidang peker jaan umum.
Penyelenggar aan ur usan pemer intahan yang ber sifat wajib yang ber pedoman pada standar
pelayanan minimal dilaksanakan secar a ber tahap dan ditetapkan oleh Pemer intah. Ur usan
wajib pemer intahan yang mer upakan ur usan ber sama diser ahkan kepada daer ah diser tai
dengan sumber pendanaan, pengalihan sar ana dan pr asar ana, ser ta kepegawaian sesuai
dengan ur usan yang didesentr alisasikan.
5 . Peraturan Pemer intah No. 30 Tahun 2011
Tentang Pinjaman Daer ah: Sumber pinjaman daer ah meliputi Pemer intah, Pemer intah
Daer ah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan Non-Bank, ser ta Masyar akat. Pemer intah
Daer ah tidak dapat melakukan pinjaman langsung kepada pihak luar neger i, tetapi diter uskan
melalui pemer intah pusat. Dalam melakukan pinjaman daer ah Pemda wajib memenuhi
per syar atan:
a. total jumlah pinjaman pemer intah daer ah tidak lebih dar i 75% pener imaan APBD tahun
b. memenuhi ketentuan r asio kemampuan keuangan daer ah untuk mengembalikan pinjaman
yang ditetapkan pemer intah paling sedikit 2,5;
c. per syar atan lain yang ditetapkan calon pember i pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembali an pinjaman yang ber sumber dar i
pemer intah;
e. pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan per setujuan
DPRD.
6 . Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005
Tentang Ker jasama Pemer intah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infr astr uktur
(dengan per ubahan Per pr es 13/ 2010 & Per pr es 56/ 2010): Menter i atau Kepala Daer ah dapat
beker jasama dengan badan usaha dalam penyediaan infr astr uktur . Jenis infr astr uktur
per mukiman yang dapat diker jasamakan dengan badan usaha adalah infr astr uktur air
minum, infr astr uktur air limbah per mukiman dan pr asar ana per sampahan.
7 . Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daer ah (dengan per ubahan Per mendagr i
59/ 2007 dan Per mendagr i 21/ 2011): Str uktur APBD ter dir i dar i:
a. Pendapatan daer ah yang meliputi: Pendapatan Asli Daer ah, Dana Per imbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daer ah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c. Pembiayaan Daer ah meliputi: Pembiayaan Pener imaan dan Pembiayaan Pengeluar an.
8 . Peraturan Menter i PU No. 15 Tahun 2010
Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Bidang Infr astr uktur :
Kementer ian PU menyalur kan DAK untuk pencapaian sasar an nasional bidang Cipta Kar ya,
Adapun r uang lingkup dan kr iter ia teknis DAK bidang Cipta Kar ya adalah sebagai ber ikut:
a. Bidang Infr astr uktur Air Minum
DAK Air Minum digunakan untuk member ikan akses pelayanan sistem penyediaan air minum
kepada masyar akat ber penghasilan r endah di kaw asan kumuh per kotaan dan di per desaan
ter masuk daer ah pesisir dan per mukiman nelayan. Adapun kr iter ia teknis alokasi DAK
tar get Millenium Development Goals (MDGs) yang memper timbangkan:
- Jumlah masyar akat ber penghasilan r endah;
- Tingkat ker aw anan air minum.
b. Bidang Infr astr uktur Sanitasi
DAK Sanitasi digunakan untuk member ikan akses pelayanan sanitasi (air limbah,
per sampahan, dan dr ainase) yang layak skala kawasan kepada masyar akat ber penghasilan
r endah di per kotaan yang diselenggar akan melalui pr oses pember dayaan masyar akat. DAK
Sanitasi diutamakan untuk Pr ogr am peningkatan der ajat kesehatan masyar akat dan
memenuhi sasar an/ tar get MDGs yang dengan kr iteria teknis:
- ker awanan sanitasi;
- cakupan pelayanan sanitasi.
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011
Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementer ian Peker jaan Umum yang Mer upakan
Kewenanangan Pemer intah dan Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggar akan kegiatan
yang dibiayai dana APBN, Kementer ian PU membentuk satuan ker ja ber upa Satker Tetap
Pusat, Satker Unit Pelaksana Teknis Pusat, dan Satuan Non Ver tikal Ter tentu. Rencana
pr ogr am dan usulan kegiatan yang diselenggar akan Satuan Ker ja har us mengacu pada
RPIJM bidang infr astr uktur ke-PU-an yang t elah disepakati. Guber nur sebagai waki l
Pemer intah mengkoor dinasikan penyelenggar aan ur usan kementer ian yang dilaksanakan
di daer ah dalam r angka keter paduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas
sektor .
Ber dasar kan per atur an per undangan ter sebut, dapat disimpulkan bahw a lingkup sumber dana
kegiatan pembangunan bidang Cipta Kar ya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Kar ya
meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Kar ya kepada Satuan Ker ja di tingkat
pr ovinsi (dana sektor al di daer ah) ser ta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan Sanitasi.
2. Dana APBD Pr ovinsi, meliputi dana daer ah untuk ur usan ber sama (DDUB) dan dana lainnya
yang dibelanjakan pemer intah pr ovinsi untuk pembangunan infr astr uktur per mukiman
3. Dana APBD Kabupaten/ Kota, meliputi dana daer ah untuk ur usan ber sama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemer intah kabupaten untuk pembangunan infr astr uktur
per mukiman dengan skala kabupaten/ kota.
4. Dana Sw asta meliputi dana yang ber asal dar i skema ker jasama pemer intah dan sw asta (KPS),
maupun skema Cor por ate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyar akat melalui pr ogr am pember dayaan masyar akat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam neger i dan pinjaman luar neger i.
Dana-dana ter sebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoper asian dan pemelihar aan
pr asar ana yang telah ter bangun, ser ta r ehabilitasi dan peningkatan pr asar ana yang telah ada. Oleh
kar ena itu, dana-dana ter sebut per lu dikelola dan dir encanakan secar a ter padu sehingga optimal
dan member i manfaat yang sebesar -besar nya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Kar ya.
5.2 PROFIL APBD KABUPATEN MANGGARAI
agian ini menggambar kan str uktur APBD Kabupaten/ Kota selama 3-5 tahun ter akhir dengan
sumber data ber asal dar i dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun ter akhir . Komponen yang
dianalisis ber dasar kan for mat Per mendagr i No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai ber ikut:
a. Belanja Daer ah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daer ah yang meliputi: Pendapatan Asli Daer ah, Dana Per imbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
c. Pembiayaan Daer ah meliputi: Pembiayaan Pener imaan dan Pembiayaan Pengeluar an.
Pendapatan daer ah ber sumber dar i Pendapatan Asli Daer ah (PAD), Dana Per imbangan dan
Lain-lain Pendapatan Daer ah Yang Sah. Ketiga sumber pendapatan ini menggambar kan Fiskal Daer ah
Tabel 9.1 Anggar an Pendapatan dan Belanja Daer ah Kabupaten Manggar ai Barat Tahun 1 Sisa Lebih Per hitungan Anggar an
Tahun Lalu
40.525.223, 73 2 Bagian Pendapatan Asli Daer ah 34.193.804,71 51.499.162,
12
56.317.000
3 Bagian Dana Per imbangan 459.731.150,88 543.011.46 2,29
580.840.09 2
4 Bagian Pinjaman Daer ah - - -
5 Lain-lain Pener imaan yang sah 40.196.644,21 91.951.552, 62
1 Belanja Tidak langsung 249.130.020,54 282.997.73 9,69
Dalam pembiayaan daer ah yang per lu diper hatikan adalah kemampuan pemer intah daer ah dalam
menjalankan suatu manajemen kas yang mampu memanfaatkan unsur pener imaan dan
pengeluar an secar a efisien dan efektif ser ta pada sisi lain menciptakan likuiditas keuangan yang
memadai bagi pemer intah daer ah. Pembiayaan daer ah dipengar uhi oleh sur plus/ defisit anggar an,
yaitu dalam memanfaatkan sur plus dan menutup defisit.
a. Pener imaan Pembiayaan
Pener imaan pembiayan ber asal dar i Silpa tahun lalu dan pener imaan kembali pinjaman
daer ah. Pada tahun 2014 total pembiayaan pener imaan Rp. 686.462.176,85 milyar dan naik
b. Pengeluar an Pembiayaan
Pengeluar an pembiayaan dimanfaatkan untuk penyer taan modal (investasi) pada PT Bank
NTT, pengeluar an daer ah dan pember i pinjaman daer ah. Tahun 2010 total pengeluar an
pembiayaan sebsar Rp. 500 Juta dan kemudian tahun 2012 naik sebesar Rp. 2,4 milyar .
c. Selisih Pener imaan dan Pengeluar an Pembiayaan
Selisih antar a pener imaan pembiayaan dan pengeluar an pembiayaan menghasilkan
pembiayaan neto, dimana dalam tiga tahun ber tur ut-tur ut pembiayaan neto di Kabupaten
Manggar ai Bar at selalu positif.
.
5.3 PROFIL INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
5.3.1 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI APBN DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
Tabel 5.4 APBN Cipta Kar ya di Kabupaten Manggar ai Bar at Dalam 3 Tahun Ter akhir
Tabel 5.5 Per kembangan DAK Infr astr uktur Cipta Kar ya di Kabupaten Manggar ai Bar at
5.3.2 PERKEMBANGAN INVESTASI PEMBANGUNAN CIPTA KARYA BERSUMBER DARI APBD DALAM 5 TAHUN TERAKHIR
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
Pendapatan Asl i Daerah 30,381,955.00 29,912,737.00 40,205,324.00 0 40,205,324.00 80,410,648.00 120,615,972.00 160,821,296.00 201,026,620.00 Dana Peri mbangan 358,099,517.00 410,018,495.00 489,965,534.00 0.15 563,460,364.10 1,126,920,728.20 1,690,381,092.30 2,253,841,456.40 2,817,301,820.50 DAU 299,504,433.00 331,864,620.00 423,461,620.00 0 423,461,620.00 846,923,240.00 1,270,384,860.00 1,693,846,480.00 2,117,308,100.00 DBH 15,901,974.00 16,850,175.00 12,576,362.00 0 12,576,362.00 25,152,724.00 37,729,086.00 50,305,448.00 62,881,810.00 DAK 42,693,100.00 61,178,700.00 47,058,870.00 0 47,058,870.00 94,117,740.00 141,176,610.00 188,235,480.00 235,294,350.00 DAK Ai r Mi num 1,057,100.00 1,114,510.00 1,620,110.00 0.01 1,636,311.10 3,272,622.20 4,908,933.30 6,545,244.40 8,181,555.50 DAK Sanitasi 736,800.00 1,321,950.00 1,612,340.00 0 1,612,340.00 3,224,680.00 4,837,020.00 6,449,360.00 8,061,700.00 Lain-l ai n Pendapatan yang Sah 83,061,258.00 64,294,509.00 14,225,918.00 0 14,225,918.00 28,451,836.00 42,677,754.00 56,903,672.00 71,129,590.00
Total APBD 831,436,137.00 916,555,696.00 1,030,726,078.00 1,104,237,109.20 2,208,474,218.40 3,312,711,327.60 4,416,948,436.80 5,521,185,546.00
Komponen APBD Realisasi Persentase
Pertumbuhan
Proyeksi 5.4 PROYEKSI DAN RENCANA INVESTASI BIDANG CIPTA KARYA
5.4.1 Pr oyeksi APBD 5 Tahun Ke Depan
5.5 ANALISIS KETERPADUAN STRATEGI PENINGKATAN INVESTASI PEMBANGUNAN BIDANG
CIPTA KARYA
5.5.1 ANALISIS KEMAMPUAN KEUANGAN DAERAH
Pener imaan daer ah yang dapat dipacu dan dikendalikan (contr ollable) adalah Pendapatan Asli
Daer ah (PAD). Pendapatan Asli Daer ah (PAD) masih menitikber atkan pada pendapatan dar i pajak
daer ah dan r etr ibusi daer ah. Analisis r egr esi ter hadap data pendapatan pajak dan r etr ibusi daer ah dar i
tahun 2008-2012 dalam Tabel 9.4 menunjukkan peningkatan per tahun 14,31 -32,66%.
Untuk Pendapatan Lain-lain PAD Yang Sah tidak dapat dipr ediksi mengalami kenaikan dar i
tahun-tahun sebelumnya secar a akur at, hal ini dikar enakan sebagian besar dar i pendapatan ini ber asal dar i
jasa gir o kas daer ah, sumbangan pihak ketiga, dan pener imaan tuntutan ganti r ugi yang tidak mungkin
dihar apkan mengalami kenaikan dar i tahun ke tahun.
1) Dana Per imbangan ter dir i dar i Dana Alokasi Umum, Dana Alokasi Khusus dan Dana Bagi Hasil
Pajak/ Bukan Pajak. Pendapatan bagi hasil pajak/ bukan pajak diper kir akan mengalami kenaikan 5%
mengikuti per kembangan per tumbuhan per ekonomian nasional. Sementar a Dana Alokasi Khusus
dihar apkan naik 5% per tahun dar i angka tahun 2010. Sedangkan DAU dihar apkan naik tiap tahun
minimal 10% hal ini didasar kan adanya kenaikan gaji pegaw ai neger i yang selalu naik 15% setiap
tahun.
2) Dar i Lain-Lain Pendapatan Yang Sah ditetapkan secar a flat sebesar 4 milyar r upiah, kar ena
pendapatan ini mer upakan fungsi alokasi yang ber sifat unpr edictable sehingga ditetapkan kebijakan
pener imaan flat sebesar 20 milyar r upiah sepanjang lima tahun kedepan.
3) Belanja langsung dihar apkan selalu naik dar i tahun ke tahun seir ing naiknya pendapatan daer ah.
Belanja langsung sangat ter pengar uh oleh komitmen dalam menjalankan visi, misi dan sasar an yang
telah ditetapkan dalam dokumen per encanaan. Belanja daer ah diutamakan untuk mencapai sasar an
melalui kebijakan yang telah diur aikan pada bagian ter dahulu.
4) Belanja tidak langsung diutamakan ter lebih dahulu untuk pemenuhan gaji pegaw ai. Setiap tahun gaji
pegaw ai dipr ediksi mengalami kenaikan 15%, sehingga belanja gaji pegaw ai akan menjadi beban
anggar an yang cukup tinggi.
Beber apa per masalahan pengelolaan keuangan daer ah di Kabupaten Manggar ai Bar at antar a lain :
1. Pendapatan
salah satu aspeknya adalah manajemen pendapatan asli daer ah belum melakukan:
Kajian ulang potensi pendapatan asli daer ah agar mendekati potensi r iil.
Per baikan sistim dan pr osedur pemungutan pener imaan daer ah dar i sektor pajak daer ah dan r etr ibusi daer ah.
b. Ter tib Administr asi Pendapatan Asli Daer ah
Dalam mendukung tugas-tugas oper asional pemungutan Pendapatan Asli Daer ah, ter tib
administr asi sangat diper lukan salah satu pir anti yang dapat mendor ong peningkatan r ealisasi
Pendapatan Asli Daer ah (PAD). Oleh kar ena itu, media penyetor an dan pelapor an pajak daer ah ke
depan per lu disesuaikan dengan Per atur an Pemer intah Nomor 24 Tahun 2005 dan Per atur an
Menter i Dalam Neger i Nomor 59 Tahun 2007.
c. Masalah Koor dinasi dan Pengaw asan
Pelaksanaan koor dinasi, pengaw asan, dan pengendalian yang masih lemah ter hadap pelaksanaan
kegiatan pemungutan pendapatan daer ah sangat ber pengar uh ter hadap per cepatan pemasukan
dana ke kas daer ah. Kondisi obyektifnya nampak sebagai ber ikut:
Kegiatan koor dinasi oleh DPPKAD belum dir espon sebagaimana semestinya.
Sistim Pengendalian Inter n (SPI) belum ber jalan sebagaimana mestinya.
Kecender ungan dar i SKPD pemungut/ penyetor PAD lebih fokus pada pengelolaan anggar an belanja dar i pada upaya peningkatan PAD.
d. Kesadar an Masyar akat
Sebagai upaya peningkatan Pendapatan Asli Daer ah (PAD) yang ber kesinambungan, sangat
dihar apkan par tisipasi aktif dar i masyar akat/ w ajib pajak dalam memenuhi kew ajibannya, kepada
Negar a/ Daer ah agar tepat w aktu. Dalam ker angka upaya menggugah kesadar an masyar akat sesuai
dengan hak dan kew ajibannya, telah dilakukan kegiatan sosialisasi/ penyuluhan kepada w ajib
pajak/ w ajib r etr ibusi diselur uh Kabupaten.
2. Belanja
Beber apa per masalahan menyangkut pengelolaan belanja daer ah Kabupaten Manggar ai Bar at adalah :
a. Ter batasnya sumber daya manusia apar atur dalam r angka mengelola keuangan daer ah di satuan
ker ja per angkat daer ah.
b. Pelaksanaan Anggar an Belanja Daer ah tidak diselesaikan tepat pada w aktunya disebabkan oleh
c. Masih ter dapat Satuan Ker ja yang belum memahami aspek teknis pengelolaan administr asi
keuangan sesuai par adigma bar u Pengelolaan Keuangan Daer ah, mulai dar i Per encanaan,
Pelaksanaan maupun Per tanggungjaw aban Anggar an Daer ah.
3. Pembiayaan
Sejalan dengan par adigma bar u manajemen pengelolaan keuangan daer ah ber dasar kan Per atur an
Pemer intah Nomor 58 tahun 2005 jo. Per atur an Menter i Dalam Neger i Nomor 59 Tahun 2007, yang
memungkinkan pembentukan dana cadangan, namun hingga akhir tahun 2007 dan tahun anggar an
2010, pemer intah belum mer encanakan kegiatan yang membutuhkan dana r elatif besar dengan
mer encanakan penyediaan dana cadangan.
5.5.2 Str ategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Kar ya
Dalam r angka per cepatan pembangunan bidang Cipta Kar ya di Kabupaten Manggar ai Bar at dan untuk
memenuhi kebutuhan pendaanan dalam melaksanakan usulan pr ogr am yang ada dalam RPI2-JM, maka
Pemer intah Daer ah Kabupaten Manggar ai Bar at per lu menyusun suatu str ategi untuk meningkatkan
pendanaan bagi pembangunan infr astr uktur per mukiman. Str ategi ini dimaksudkan agar sumber
-sumber pendanaan yang ada dapat dimaksimalkan ter utama dalam pemenuhan kebutuhan pendanaan
pembangunan dan pengembangan pr ogr am infr astruktur di Kabupaten Manggar ai Bar at.
1. Str ategi Mengoptimalkan Sumber -sumber Pendanaan
APBD mer upakan sumber pendanaan utama dalam pembangunan dan pengembangan
infr astr uktur di Kabupaten Manggar ai Bar at. Secar a umum APBD mer upakan pener imaan daer ah
dalam pelaksanaan desentr alisasi yang ter dir i dar i Pendapatan Daer ah, Belanja, dan Pembiayaan.
Secar a detail komponen-komponen pendapatan dan pembiayaan dapat menjadi sumber
pendanaan infr astr uktur . Ber dasar kan kondisi dan kecender ungan pengalokasian anggar an, maka
str ategi pengoptimalan penggunaan APBD untuk pembangunan dan pengembangan infr astr uktur
Kabupaten Manggar ai Bar at dapat dijelaskan sebagai ber ikut :
a) Penetapan Kebutuhan Pr ogr am Pembangunan dan Pengembangan Infrastr uktur
Kabupaten Manggar ai Barat
Penetapan kebutuhan pr ogr am pembangunan dan pengembangan infr astr uktur per lu untuk
dilaksanakan untuk menstr uktur kan dan mengintegr asikan langkah-langkah pembangunan
MDGs.
Untuk tahap aw al kebutuhan pr ogr am pembangunan infr astr uktur ini akan dihitung sampai
dengan tahun 2015 (disesuaikan dengan masa per encanaan RPJMD). Secar a detail, kebutuhan
pr ogr am-pr ogr am pembangunan infr astr uktur ditetapkan ber dasar kan tar get-tar get
pembangunan yang ada. Adapun target-tar get pembangunan infr astr uktur secar a gar is besar
dijelaskan sebagai ber ikut :
Penetapan pr ogr am meliputi identifikasi pr ogr am-pr ogr am pembangunan fisik infr astr uktur
infr astr uktur maupun pr ogr am non-fisik infr astr uktur (kampanye, advokasi, maupun capacity
building). Pembangunan pr ogr am non-fisik tidak kalah penting dar i pembangunan
fisik ter utama guna optimalisasi pemanfaatan infr astr uktur yang akan dibangun. Pr ogr
am-pr ogr am yang diidentifikasikan di atas juga akan disusun dengan per encanaan detail teknis dan
kebutuhan pendanaannya.
b) Penetapan Kebutuhan Anggar an I nfr astr uktur Per kotaan
Identifikasi kebutuhan pr ogr am pembangunan selanjutnya diter jemahkan menjadi kebutuhan
pendanaan guna penyelenggar aan pr ogr am-pr ogr am ter sebut. Dalam hal ini, kebutuhan anggar an
ber dasar kan pr ogr am-pr ogr am di atas akan dilengkapi dengan kebutuhan pengelolaan
infr astr uktur yang telah ter bangun (ter masuk juga penghitungan setelah pr ogr am pembangunan
infr astr uktur dilaksanakan).
Kebutuhan anggar an dan pr ogr am pembangunan infr ast r uktur per kot aaan.
Pembangunan infr astr uktur bar u sangat ter kait dengan per luasan cakupan layanan infr astr uktur
per kotaan guna mengejar pemenuhan tar get layanan infr astr uktur yang har us diselenggar akan
oleh Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at. Pembangunan infr astr uktur juga diir ingi dengan
pr ogr am advokasi dan kampanye baik kepada pemer intah maupun masyar akat ter utama tentang
pentingnya infr astr uktur ser ta dampaknya. Tujuan utama dar i kampanye dan advokasi adalah
untuk menggugah dan meningkatkan kesadar an ser ta pengetahuan tentang infr astr uktur ser ta
dampak yang ditimbulkannya.
Kebutuhan anggar an dan pr ogr am pembangunan non-fisik infr ast r uktur per kot aan
Pembangunan non-fisik ter utama ditujukan untuk mendukung per ubahan per ilaku infr astr uktur
masyar akat maupun pemer intah, ser ta meningkatkan efisiensi pengelolaan infr astr uktur melalui
advokasi, maupun pr ogr am capacity building untuk pejabat pemer intah Kabupaten Manggar ai
Bar at).
Kebutuhan anggar an oper asional dan pemelihar aan layanan infr ast r uktur t er bangun.
Kebutuhan ini penting untuk dihitung ter utama dalam kaitannya dengan kelanggengan
penyelenggar aan layanan infr astr uktur Kabupaten Manggar ai Bar at. Kebutuhan anggar an ini
dapat ditur unkan dar i kebutuhan total oper asional dan pemelihar aan pr asar ana ter bangun
dikur angi dengan r etr ibusi infr astr uktur yang dapat dikumpulkan. Besar an kebutuhan anggar an
pembangunan dan pengembangan infr astr uktur per kotaan di atas akan menjadi landasan bagi
pengembangan str ategi pendanaan lainnya.
c) Estimasi Kekuatan Pendanaan Inter nal Kabupaten Manggar ai Barat untuk Infr astr uktur
Kekuatan pendanaan inter nal kabupaten dapat ditur unkan dar i pendapatan pajak daer ah
(komponen PAD) ser ta pendapatan bagi hasil pajak/ non-pajak dengan Pemer intah Pusat dan
Pr ovinsi (komponen dana per imbangan). Komponen lain tidak dapat dijadikan sebagai komponen
kekuatan inter nal ter utama mengingat kar akter istik masing-masing komponen. Seper t i misalnya
pendapatan r etr ibusi yang akan kembali digunakan untuk kepentingan layanan yang dikenai
r etr ibusi (dan biasanya masih memer lukan subsidi untuk tetap menjalankan layanan ter sebut).
Sedangkan DAU ditur unkan ber dasar kan celah fiskal kabupaten, dan DAK yang sangat ter gantung
dengan pr ogr am pemer intah pusat yang sangat top dow n. Dengan kondisi yang ada, maka
estimasi pajak daer ah ditetapkan dengan melihat pr opor sinya ter hadap pener imaan PAD
(per tumbuhan pajak daer ah menunjukkan per tumbuhan yang sangat fluktuatif, sedangkan
besar an pr opor sinya ter hadap PAD memper lihatkan besar an yang lebih stabil). Dalam hal ini
per tumbuhan r ata-r ata pener imaan PAD APBD Kabupaten Manggar ai Bar at diper kir akan sebesar
5,62%, dimana estimasi pajak daer ah akan ditur unkan ber dasar kan pr opor sinya ter hadap
pener imaan PAD (pr opor si r ata-r ata pajak daer ah ter hadap PAD adalah sebesar 1%), sedangkan
estimasi bagi hasil pajak/ non-pajak dengan Pemer intah Pusat dan Pr ovinsi akan ditur unkan
ber dasar kan pr opor sinya ter hadap pener imaan dana bagi hasil (pr opor si r ata-r ata kedua
komponen ter sebut ter hadap pendapatan bagi hasil adalah sebesar 4,65%), dimana pr opor si r
ata-r ata dana peata-r imbangan teata-r hadap total peneata-r imaaan adalah sebesaata-r 91,95%.
Ber dasar kan per hitungan (di atas) pener imaan sendir i tumbuh r ata-r ata sebesar 20%. Yang per lu
diper hatikan dar i per hitungan ini adalah bahw a estimasi pendanaan adalah mer upakan estimasi
total pendanan yang digunakan untuk melaksanakan selur uh ur usan pemer intahan Kabupaten
Dengan diestimasikannya kekuatan pendanaan inter nal kabupaten, selanjutnya penetapan
komitmen pendanaan untuk pengelolaan layanan infr astr uktur per lu dibentuk. Komitmen yang
dimaksud adalah besar an pr opor si pendanaan infr astr uktur ter hadap total pendanaan inter nal
Kabupaten Manggar ai Bar at. Penetapan pr opor si anggar an untuk infr astr uktur akan
dibentuk ber dasar kan kesepakatan dengan DPRD Kabupaten Manggar ai Bar at. Dengan
ter bentuknya komitmen ini, maka pemilahan pr ogr am ber dasar kan sumber pendapatan akan
dapat dilakukan dengan lebih cer mat dan obyektif. Langkah ini lebih lanjut dapat menunjukkan
celah fiskal untuk layanan infr astr uktur Kabupaten Manggar ai Bar at. Dengan kata lain akan
ter lihat gap pendanaan yang ditunjukkan melalui kapasitas fiscal Kabupaten Manggar ai Bar at
dengan kebutuhan pendanaan untuk layanan infr astr uktur per kotaan.
e) Pemilahan pr ogr am yang akan didanai dengan anggar an inter nal Kabupaten Manggarai
Bar at
Ber dasar kan identifikasi pr ogr am ser ta besar an kebutuhan pendanaannya, maka selanjutnya
Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at akan memi lah pr ogr am-pr ogr am infr astr uktur yang akan
didanai dengan pendanaan inter nal kabupaten itu sendir i. Pr ogr am-pr ogr am pembangunan
infr astr uktur yang belum ter -cover selanjutnya akan didanai melalui sumber -sumber lainnya.
f) Pengusulan per baikan alokasi DAU untuk layanan infr astr uktur
Mengingat layanan infr astr uktur mer upakan salah satu layanan publik yang menjadi ur usan w ajib
kabupaten, maka Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at akan memper hitungkan pr opor si untuk
pendaaan layanan infr astr uktur ber dasar kan per hitungan gap fiskal di atas. Dengan
pengalokasian dana DAU yang lebih jelas untuk menutupi gap fiscal layanan infr astr uktur , maka
pembangunan dan pengembangan layanan infr astruktur Kabupaten Manggar ai Bar at akan dapat
dilaksanakan dengan lebih efisien, ter ar ah dan lebih obyektif.
g) Penetapan pr opor si pendanaan infrastr uktur dalam DAK
DAK sangat ber kaitan dengan pr ogr am yang dilaksanakan oleh Pemer intah Pusat. Oleh kar ena itu,
besar an DAK sulit untuk dapat dipr ediksikan besarannya setiap tahunnya. Selain itu per untukan
pendanaan bagi infr astr uktur tidak dijelaskan secar a eksplisit dalam DAK. Walaupun demikian
per untukan layanan infr astr uktur yang dapat dikaitkan dengan bidang pendanaan DAK adalah
bidang kesehatan, air ber sih, pr asar ana, dan lingkungan hidup. Kar ena itu Pemer intah Kabupaten
dar i bagian bidang-bidang ter sebut. Secar a lengkap gambar an alokasi DAK untuk Kabupaten
Manggar ai Bar at selama 5 tahun ter akhir dapat dilihat pada tabel di atas.
h) Memanfaatkan sur plus anggar an untuk pendanaan layanan infrastr uktur per kotaan
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, sur plus anggar an mer upakan salah satu sumber pendanaan
yang dapat digunakan untuk pembangunan dan pengembangan infr astr uktur Kabupaten
Manggar ai Bar at. Per masalahan yang ber kaitan dengan sur plus anggar an ini adalah bahw a
sur plus anggar an tidak dapat dipr ediksikan besar annya hingga akhir tahun fiskal ber jalan. Secar a
gar is besar sur plus anggar an dapat digunakan untuk keper luan-keper luan sebagai ber ikut : Penggunaan sur plus anggar an untuk pembiayaan belanja deficit layanan infr astr uktur
per kotaan.
Penyer taan modal untuk pengelolaan infr astr uktur per kotaan; ataupun
Memasukkan sebagian sur plus anggar an ke dalam dana cadangan guna membiayai pr ogr am
pembangunan infr astr uktur kabupaten skala besar .
Untuk dapat menggunakan sur plus anggar an di atas, maka Pemer intah Kabupaten Manggar ai
Bar at akan mengkaji langkah-langkah ber ikut :
Mengidentifikasikan besar an-besar an defisit anggar an layanan infr astr uktur untuk
kemudian dibiayai melalui sur plus anggar an.
Mengidentifikasikan pr ogr am pembangunan infr astr uktur Kabupaten Manggar ai Bar at skala
besar ser ta besar nya dana anggar an yang dibutuhkan. Setelah itu Pemer intah Kabuppaten
akan ber usaha mengkaji untuk membentuk komit men pembentukan dana cadangan untuk
pembiayaan pr ogr am ter sebut.
i) Memanfaatkan Anggar an Pemer intah Pusat dan Anggaran Pr ovinsi
Sebagaimana disebutkan di atas, maka untuk tahap ini, Pemer intah Kabupaten akan menetapkan
pr ogr am-pr ogr am pembangunan infr astr uktur yang tidak mampu didanai dengan pendanaan
inter nal kabupaten untuk diusulkan dibiayai dengan RPI2JM ataupun dana anggar an APBD
Pr ovinsi NTT. Langkah-langkah yang akan diambil untuk mener apkan str ategi pemanfaatan
RPI2JM adalah sebagai ber ikut :
Identifikasi pr ogr am pembangunan infr astr uktur kabupaten Manggar ai Bar at yang tidak
dapat ter cover oleh pendanaan internal.
Membentuk pr oposal usulan pr ogr am ter pilih kepada Depar temen PU yang ter dir i dar i
pendekatan kepada Tim Teknis Infr astr uktur Pusat.
Sedangkan langkah-langkah yang akan diambil untuk mendapatkan pembiayaan dar i APBD
Pr ovinsi NTT adalah sebagai ber ikut :
Melakukan koor dinasi dengan Pemer intah Pr ovinsi NTT ter utama untuk
mengidentifikasikan besar an anggar an yang bisa didapatkan untuk membiayai
pembangunan infr astr uktur di Kabupaten Manggar ai Bar at
Identifikasi pr ogr am pembangunan infr astr uktur Kabupaten Manggar ai Bar at yang tidak
ter cover dengan pendanaan inter nal.
Membentuk pr oposal usulan pr ogr am ter pilih kepada Pemer intah Pr ovinsi NTT yang ter diri
dar i pr oposal administr asi, usulan teknis dan pr oposal pembiayaan pr ogr am.
Menyampaikan pr oposal ser ta membentuk komitmen pendanaan kepada Pr ovinsi NTT.
j) Memaksimalkan Pendanaan Sektor Swasta dan Masyar akat
Mengingat investasi infr astr uktur skala kabupaten umumnya belum mampu menar ik minat
sw asta, maka pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at akan lebih mengembangkan pr ogr am
infr astr uktur melalui kontr ak-kontr ak ker ja infr astr uktur dengan pihak sw asta. Selain itu
Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at juga akan member ikan kemudahan kepada pihak sw asta
yang selama ini telah menyelenggar akan layanan-layanan yang selama ini telah dikelola oleh
pihak sw asta. Untuk itu Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at akan melakukan :
Identifikasi layanan infr astr uktur yang dapat dilakukan oleh sw asta dan masyar akat. Mengkaji bentuk-bentuk insentif bagi pendanaan infr astr uktur oleh sw asta.
Selain itu pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at akan ber usaha mendapatkan CSR guna
mendanai penyelenggar aan infr astr uktur di Kabupaten Manggar ai Bar at, ter utama pendanaan
pr ogr am infr astr uktur yang belum ter cover oleh pendanaan inter nal. Untuk itu langkah-langkah
yang akan diambil adalah sebagai ber ikut :
Identifikasi pr ogr am pembangunan dan pengembangan layanan infr astr uktur kabupaten
yang belum ter cover oleh pendanaan internal kabupaten.
Kompilasi per usahaan-per usahaan yang telah menjalankan pr ogr am CSR, ter utama
per usahaan-per usahaan di daer ah sekitar Kabupaten Manggar ai Bar at.
Koor dinasi dan penyusunan pr oposal infr astr uktur yang r encananya didanai CSR kepada
Penyampaian pr oposal pembiayaan CSR untuk progr am infr astr uktur kabupaten kepada
per usahaan.
Follow -up pr oposal untuk mencapai kesepakatan antar a Pemer intah Kabupaten Manggar ai
Bar at dengan per usahaan ber sangkutan.
k) Pengintegr asian Pr ogr am Infrastr uktur ke dalam Pr ogr am Skala Besar .
Sebagaimana disebutkan di atas bahw a sampai dengan saat ini infr astr uktur belum secar a
eksplisit disebutkan sebagai salah satu bidang pembangunan, ter utama dalam hal pendanaan.
Dengan melihat kar akter isktik infr astr uktur , maka Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at akan
memasukkan infr astr uktur ke dalam pr ogr am-pr ogr am pengentasan kemiskinan, lingkungan
hidup, pr asar ana, maupun pr ogr am peningkatan kesehatan. Hal ini dilakukan mengingat pr ogr
am-pr ogr am ter sebut ter masuk ke dalam agenda nasional maupun daer ah. Untuk itu langkah-langkah
yang akan diambil Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at adalah sebagai ber ikut :
Mengidentifikasikan pr ogr am-pr ogr am pengentasan kemiskinan, peningkatan pr asar ana,
peningkatan kualitas lingkungan hidup dan kesehatan yang akan dijalankan Kabupaten
Manggar ai Bar at.
Menetapkan bagian-bagian pr ogr am yang akan disisipkan menjadi pr ogr am peningkatan
infr astr uktur . Bagian-bagian pr ogr am ter sebut akan disesuaikan dengan kebutuhan
pembangunan dan pengembangan pr ogr am infr astr uktur yang telah diidentifikasikan di
atas, ter utam pr ogr am yang belum ter cover dengan pendanaan inter nal kabupaten.
l) Memanfaatkan Pendanaan Melalui Hibah Luar Neger i.
Mengingat konsekuensi pengembalian pinjaman dapat membebani keuangan daer ah, sementar a
investasi di sector infr astr uktur yang umumnya belum dapat cost r ecover y, maka
Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at akan lebih memfokuskan pada pembiayaan hibah luar
neger i. Untuk itu tahapan yang akan dilakukan Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at adalah
sebagai ber ikut :
Mengidentifikasikan pr ogr am-pr ogr am infr astr uktur skala besar yang belum mampu
dibiayai pendanaan inter nal kabupaten.
Penyusunan pr oposal administr asi, teknis, dan pr oposal finansial untuk pr ogr am ter pilih Penyampaian usulan hibah kepada pemer intah (langsung kepada Bappenas ataupun melalui
2. Str ategi Pendukung Peningkatan Kiner ja Keuangan
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivas penyelenggar aan layanan infr astr uktur , selain upaya
pemanfaatan sumber pendanaan yang ada, kiner ja keuangan juga akan ter us ditingkatkan. Untuk itu
beber apa str ategi akan dikembangkan oleh Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at.
a) Minimasi Biaya Penyelenggar aan Layanan Infr astr ukt ur
Minimasi biaya pr ogr am infr astr uktur di Kabupaten Manggar ai Bar at dengan mendisain
manajemen pengelolaan pr ogr am infr astr uktur yang lebih efisien ter utama dengan menjalankan
pr insip-pr insip good gover nance. Hal yang per lu dihindar kan adalah untuk menur unkan kualitas –
baik peker jaan maupun bahan yang digunakan – kar ena dapat mengakibatkan pembengkakan biaya
oper asional dan pemelihar aan. Sedangkan penurunan biaya oper asional dan pemelihar aan akan
meningkatkan r esiko ker usakan, per baikan dini, bahkan kehilangan keper cayaan konsumen
(masyar akat) pengguna.
Selain itu untuk menekan biaya bukan ber ar ti tidak memper hitungkan supporting cost dan biaya
penggantian. Dalam hal ini identifikasi pihak-pihak yang paling capable untuk menjalankan
suppor ting dan per baikan har us telah ditetapkan sebelumnya.
Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan infr astr uktur ini, maka Pemer intah
Kabupaten Manggar ai Bar at akan melakukan :
Evaluasi dan pengkajian kembali manajemen pengelolaan infr astr uktur yang telah dilakukan. Menetapkan pola manajemen dan pengalokasian dana pengelolaan yang lebih tepat untuk
menghindar i pembor osan yang mungkin ada.
b) Meningkat kan Cost Recover y Layanan Infr ast r ukt ur
Cost r ecover y layanan infr astr uktur penting untuk diper hitungkan agar layanan infr astr uktur
dapat ter us dilaksanakan dengan lancar secar a ter us mener us. Untuk itu per lu dikaji ulang besar an
r etr ibusi infr astr uktur (PDAM, Retribusi per sampahan, Limbah, dan lainnya) yang paling sesuai
lengkap dengan skema subsidi. Yang penting untuk dilakukan dalam hal penetapan besar an r etr ibusi
adalah besar an optimal antar a keper luan bisnis layanan dengan affor dability ser ta w illingness to pay
masyar akat untuk membayar layanan ter sebut. Jika dalam per hitungan kemampuan dan kemauan
masyar akat masih belum dapat menutupi selur uh biaya investasi dan O&M layanan, maka skema
subsidi har us dikembangkan oleh Pemer intah Kabupaten Manggar ai Bar at. Selain besar an r etr ibusi,
menjadi penting ter utama dalam hal lingkup daer ah penagihan dan efisiensi pelaksanaan penagihan.
Dalam hal ini penagihan dapat dilakukan melalui ker jasama dengan lembaga-lembaga yang telah
ber pengalaman dalam penagihan, PDAM atau PLN sebagai contoh. Untuk str ategi ini Pemer intah
Kabupaten Manggar ai Bar at akan menjalankan upaya-upaya sebagai ber ikut :
Mengevaluasi dan mengkaji ulang besar an r etr ibusi infr astr uktur kabupaten ser ta potensi luasan
pengguna layanan infr astr uktur .