• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dokumen tips modul perencanaan air bersi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Dokumen tips modul perencanaan air bersi"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

Pengoperasian & Perawatan Sarana Air

Bersih Sistem Gravitasi

Bahan bacaan praktis untuk teknisi pedesaan.

(2)

iii

Penerbit:

Deutsche Gesellschaft für

Internationale Zusammenarbeit (GIZ) GmbH

GIZ Ofice Jakarta Menara BCA, Level 46 Jl M H Thamrin No 1 Jakarta 10310 Indonesia T + 62 21 23587111 F + 62 21 23587110 E giz-indonesien@giz.de I www.giz.de/indonesia

Nama proyek:

Proyek Penyediaan Air Bersih dan Sanitasi Pedesaan di Nusa Tenggara Timur (ProAir)

Atas nama:

Kementerian Federal Jerman untuk Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (BMZ)

Bahan bacaan ini merupakan penyederhanaan dari Modul ToT teknis dari ACF dengan judul “Model, Ukuran, Konstruksi dan Pemeliharaan jaringan air minum dengan system pemipaan di daerah pedesaan, Edisi 2008”

Penyunting: Bernd Unger

E unger@aht-group.com

Penulis:

Kris Hau’Oni (AHT-ProAir) E hauonikris@yahoo.co.id Doda Goccy Nugroho (ACF) E vallentino_goccy@yahoo.com

Penerjemahan: Niko Adria

E doublestopfeel@hotmail.com

Foto:

Basil Rolandsen: halaman depan, 9, 10, 15, 17, 22, 23, 24, 34 (dua-dua) dan 38.

ProAir: lain-lain

Desain dan susunan:

Basil Rolandsen (Bouvet Foundation – Media) E basil@bouvetmedia.com

I http://bouvetmedia.com

Kupang, Nusa Tenggara Timur; Maret 2011

Kata Pengantar

P

roAir adalah proyek Air Bersih dan Sanitasi

pedesaan di wilayah propinsi Nusa Tenggara Timur (ntt) yang diimplemantasikan melalui kerjasama Pemerintah Indonesia (di koordinir oleh Depertemen Kesehatan ri) dan Pemerintah Jerman (diwakili oleh giz dan kfw). ProAir mulai bekerja di ntt tahun 2002 di Kabupaten Sumba Timur (st), Sumba Barat (sb) dan Timor Tengah Selatan (tts); tahun 2006 di Kabupaten Alor dan Ende; tahun 2007 di Sumba Barat Daya (sbd) kabupaten baru pemekaran dari kabupaten induk Sumba Barat.

Action Contre La Faim (acf) adalah

Organisasi Kemanusiaan Internasional sejak 1979, dan telah bekerja di 40 Negara meliputi program Kesehatan, Gizi, Perilaku Hidup bersih dan sehat, Air, Promosi Kesehatan, Keamanan Makanan dan Advokasi, sejak tahun 2007 acf membantu Pemerintah Kabupaten tts dalam rangka Air Bersih, Sanitasi dan Nutrisi di 20 desa.

Sesuai data dari bappeda tts tahun 2009, 53 persen masyarakat tts dikategorikan miskin.

Baik ProAir maupun acf mengimplemen­ tasikan proyek sesuai pola Kebijakan Nasional Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Berbasis Masyarakat (ampl­bm).

Untuk membangun peningkatan kemampuan (capacity building and capacity development) baik staff Pemerintahan maupun staff lsm dan lembaga mitra lainya yang bekerja di bidang ampl­bm, acf melakukan pelatihan teknis untuk menjadi pelatih (Training of Trainers, tot) pembangunan Sarana Air Bersih (sab). Untuk

pelatihan itu acf memproduksi modul “Model,

Ukuran, Konstruksi dan Pemeliharaan Sistem

Jaringan Air Minum Dengan Sistem Pemipaan di Daerah Pedesaan”.

Modul acf ini terdiri dari enam komponen dengan judul dan topik sebagai berikut:

Informasi umum tentang air dan ɰ

penyediaan air, edisi 2008.

Prinsip dan ukuran dari sebuah jaringan ɰ

system perpipaan secara gravitasi, edisi 2008.

Penyelidikan kelayakan pembangunan ɰ

penyaluran jaringan air secara gravitasi, edisi 2008.

Konstruksi dari sebuah system perpipaan ɰ

secara gravitasi, edisi 2008.

Perawatan infrastruktur, edisi 2008. ɰ

Ram Pump, edisi 2009. ɰ

acf membagikan print out modul “Model,

Ukuran, Konstruksi dan Pemeliharaan Sistem Jaringan Air Minum Dengan Sistem Pemipaan di Daerah Pedesaan” kepada semua peserta pelatihan tot ini. Salah satu peserta adalah staff ProAir yang berprofesi sebagai pelatih tenaga teknis Badan Pengelola Sarana Air Bersih (bp­sab).

Modul bacaan yang disajikan oleh acf pada saat pelatihan tot dinilai sangat lengkap dan kompleks sehingga menjadi tidak mudah dipahami oleh teknisi pemula dalam rangka mengoperasikan dan merawat sarana. Untuk itu staff teknis ProAir yang mengikuti tot di acf berusaha menyederhanakannya modul acf untuk tingkat teknisi bp­sab.

(3)

Kata P

engantar

Pengelola Sarana Air Bersih. Jika pembaca ingin membangun sarana yang baru, maka harus

berpedoman pada modul induk dari acf “Model,

Ukuran, Konstruksi dan Pemeliharaan Sistem

Mr Franklin d'Hauthuille Programme Manager (ACFNTT)

Mr Bernd M Unger msi Advisor (ProAir GIZ/AHTNTT) Kupang, 17 Pebruari 2011

Daftar Isi

Kata Pengantar ...iii

Daftar Isi ... v

1 Informasi Umum Tentang Air ... 7

1.1 Pendahuluan ... 7

1.2 Asal Usul Air ... 8

1.2.1 Darimana Air Berasal? ...8

1.2.2 Kemana Air Mengalir? ...8

1.2.3 Bagaimana Air Tersimpan? ...8

1.3 Kebutuhan Akan Air ... 10

1.4 Sumber Pencemaran Terhadap Air ... 11

1.5 Perlindungan Sumber Air ... 11

1.6 Evek Penggundulan Hutan Terhadap Air Tanah? ... 12

1.7 Sumber-Penyediaan Air ... 13

1.7.1 Mata Air ...13

1.7.2 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan ...14

2 Pengukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air ... 15

2.1 Pendahuluan ... 15

2.2 Teknik Pengukuran dan Menghitung Debit Air ... 16

2.2.1 Bilamana Pengukuran Debit Air Dilakukan? ...16

2.2.2 Teknik, Alat dan Cara Pengukuran Debit Air ...16

2.2.3 Menghitung Debit Air ...17

2.3 Kebutuhan Air ... 18

2.3.1 Produksi Sumber Mata Air ...18

2.3.2 Kebutuhan Harian ...18

2.3.3 Analisa dan Pengaturan Debit Air pada Tempat-Tempat Pengambilan Air ...19

3 Prinsip Penyaluran Air Secara Gravitasi dan Fungsinya ...23

3.1 Pendahuluan ...23

3.2 Prinsip Penyaluran Air Secara Gravitasi ...24

3.2.1 Bak Penangkap / Broncaptering ...24

3.2.2 Bak Pengumpul / Tangki Hider ...24

3.2.3 Jaringan Pipa Transmisi ...24

3.2.4 Bak Penampung / Reservoir ...24

3.2.5 Bak Pelepas Tekanan (bpt) ...24

3.2.6 Pipa Distribusi ...24

3.2.7 Tugu Kran / Hidran Umum, dll ...24

Jaringan Air Minum Dengan Sistem Pemipaan di Daerah Pedesaan”.

(4)

vi

Daftar Isi

7

1

Informasi Umum Tentang Air

3.3 Bagaimana gfs Bekerja Serta Ukuran dan Desainnya ...25

3.3.1 Gravitasi ...25

3.3.2 Tekanan ...26

3.3.3 Menghitung Kehilangan Tenaga (∆P) ...29

3.4 Jenis-Jenis Katup pada Jaringan Perpipaan Gravitasi ...35

3.4.1 Katup Pengatur ...35

3.4.2 Katup Buka Tutup ...35

3.5 Masalah-Masalah Yang Lazim Dalam Sistem Perpipaan Gravitasi dan Cara Mengatasinya...36

3.5.1 Kejutan-Kejutan Keras Dalam Pipa ...36

3.5.2 Udara di Dalam Pipa ...36

3.5.3 Endapan Pada Jaringan Pipa ...36

3.5.4 Tempaan Balik / Heat Balik Air ...37

4 Operasional dan Perawatan Infrastruktur Sarana Perpipaan Gravitasi ...39

4.1 Pendahuluan ...39

4.1.1 Mengapa Operasional dan Maitenance (o&m) Perlu Dilakukan? ...39

4.1.2 Apa Yang Dimaksut Dengan Perawatan? ... 40

4.2 Perawatan Sarana (Infrastruktur) ... 41

4.2.1 Perawatan Rutin (Monitoring Bulanan) ...41

A Lingkungan Tugu Keran Umum (tku) / Hidran Umum (hu) ...41

B Jalur Pipa (Transmisi dan Distribusi) ...41

C Jenis-Jenis Bak / Tangki Pada Sistem Perpipaan Gravitasi ...41

4.2.2 Perawatan Berkala ...41

4.3 Peralatan Kerja dan Aksesories ...42

4.3.1 Peralatan Kerja dan Cara Pengoperasian... 42

A Peralatan Kerja ... 42

B Cara Penggunaan Peralatan Kerja ... 44

4.3.2 Aksesories Jaringan Pipa ... 47

A Katup ... 47

B Aksesoris Penyambungan Pipa ... 49

4.4 Rencana Tindak Lanjut (rtl) ... 51

4.4.1 Rencana Tindak Lanjut Lokasi Pasca Konstruksi ...51

4.4.2 Rencana Tindak Lanjut Lokasi Konstruksi ...52

1.1 Pendahuluan

J

ika kita berbicara tentang air, maka perlu

kita ketahui tentang komposisi dari air itu sendiri. Penilitian membuktikan bahwa air murni mengandung molekul­molekul yang dibentuk oleh dua atom hydrogen (h) dan satu atom oksigen (h2o).

Kenyataannya air murni jarang ditemukan di alam dikarnakan selama perjalanan ke atmosfir air menyerap sejumlah fariabel karbon dioksida dan gas­gas lainya, serta selama perjalanan melalui kulit bumi berupa air hujan telah terkontaminasi dengan bahan­bahan pencemaran serta mineral­ mineral tanah dan batuan­batuan di perut bumi (sulfa, klorida, sodium, kalsium, dll) ada juga elemen­elemen utama yang ada di bumi yang bersenyawa di dalam air yang sangat penting bagi manusia (flowrin, magnesium, kalsium, dll).

Dengan mengetahi tentang komposisi dari air sendiri maka sedikit kita mengulas tentang vitalisme air bagi semua kehidupan. Penelitian membuktikan bahwa, komponen­komponen utama dari sel­sel hidup adalah air, mulai tumbuh­tumbuhan mengandung 40 persen hingga ubur­ubur 95 persen. Sedangkan tubuh manusia mengandung sekitar 80 persen air atau ¾ dari berat tubuh. Jika kita memiliki berat

tubuh 60 kg, maka 48 kg adalah air, sedangkan 12 kg adalah kandungan zat­zat lainya. Jika dalam seharian manusia tidak mengkonsumsi air yang cukup, maka otak tidak dapat bekerja dengan baik dan jika 2–3 hari tidak mengkonsumsi air dapat mengakibatkan kematian.

Kekeringan akibat keterbatasan air merupakan pemicu utama terjadinya kelaparan, sanitasi yang buruk serta pendapatan ekonomi yang merosot sehingga mengakibatkan

kemiskinan dan gizi buruk di Negara manapun di dunia ini.

Data who tahun 2007 membuktikan setidaknya 42 persen dari penduduk Indonesia atau kira­kira 238 juta jiwa tidak dapat

memperoleh akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai, terutama paada masyarakat miskin yang tinggal di pedesaan. Data tersebut sebagai dasar lahirnya mdgs 2015.

(5)

1 – Informasi Umum T

entang Air

1 – Informasi Umum T

entang Air

Penyimpanan air alami yang luas di bumi

Tempat penyimpanan/ reservoir

Kapasitas (%)

Rata-rata waktu bertahan/menetap air

Laut (samudra) 80 3.172 tahun

Atmosir 0,3 4–5 bulan

Sungai dan danau 0,1 5–6 tahun

Air bawah tanah 19,6 8.250 tahun

Courtesy Erich Roeckner, Max Planck Institute for Meteorology

1.2 Asal Usul Air

Pada topik ini kita sedikit membahas tentang Daur Air, atau dengan kata lain siklus air, yakni suatu proses alami di dalam atmosfir mulai dari penguapan baik dari laut, dari tumbuhan dll kemudian terjadi pengembunan dan turun berupa hujan. Siklus air ini di ibar atkan seperti

mesin raksasa yang bekerja terus menerus guna menghasilkan air. Kita tidak akan meng hargai air jika tidak kita ketahui lebih dahulu tentang siklus air, dengan mengetahui tentang siklus air maka kita juga mengetahui komponen­ komponen pendukung yang perlu dilindungi dan

dilestarikan. Untuk lebih jelas lihat sketsa “Daur

Air (Siklus Air).

1.2.1 Darimana Air Berasal?

Setelah kita mengetahui siklus air jelas kita ketahui bahwa dengan adanya pemanasan dari matahari terjadi penguapan baik dari laut, danau, sungai, tumbuh­tumbuhan naik ke atmosfir kemudian terjadi pengembunan berupa awan dan jatuh kembali ke permukaan bumi dalam bentuk hujan. Dari uraian diatas dapat kita ketahui bahwa bumi kita memiliki tiga pusat penyimpanan air raksasa, yakni: Laut, atmosfir (langit), air tanah (permukaan dan air dalam tanah).

1.2.2 Kemana Air Mengalir?

Air dalam bentuk awan yang jatuh membentuk hujan atau salju (di negara dingin) dan saat di permukaan bumi air mengikuti tiga jalan:

Sebagian mengalir dengan cepat diatas ɰ

tanah.

Sebagian menguap (berubah menjadi uap). ɰ

Sebagian terserap masuk ke dalam tanah. ɰ

1.2.3 Bagaimana Air Tersimpan?

Air yang mengalir di permukaan

Dengan gaya gravitasi air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempa yang rendah kemudian membentuk aliran menjadi sungai kecil maupun besar yang kemudian menuju ke laut.

Air yang mengalami penguapan

Saat hujan pertama dan tanah masih panas air yang jatuh dalam bentuk hujan akan menguap dalam bentuk kabut putih dan menjadi awan. Penguapan juga berasal dari laut dan tumbu­ tumbuhan akibat energi matahari yang panas, begitupun air tanah yang dangkal juga diserap oleh akar tanaman naik ke batang hingga ke daun dan terjadi penguapan dan membentuk awan yang berpindah­pindah akibat tiupan angin.

Air yang terserap kedalam tanah Air masuk kedalam tanah melalui cela­cela atau rongga tanah maupun batu­batuan dan

Daur Air (Siklus Air). Courtesy Erich Roeckner, Max Planck Institute for Meteorology

 

(6)

10

1 – Informasi Umum T

entang Air

1 – Informasi Umum T

entang Air

11

1.3 Kebutuhan Akan Air

Air merupakan kebutuhan vital bagi makluk hidup dan tumbuhan, yakni mulai 40–80 persen air yang dibutuhkan. Misalnya di dalam tubuh Manusia mengandung sekitar 80 persen air. Bila berat tubuh 60 kg maka 48 kg adalah air, sel­sel lain hanya 12 kg saja. Bila manusia kekurangan air maka akan membuat otak tidak bekerja dengan baik.

Air sangat penting untuk beberapa kebutuhan, misalnya:

Untuk mengetahui kebutuhan air standar

lihat tabel “Jumlah air standar.” Setiap kebutuhan

disesuaikan dengan debit air yang yang ada.

Jumlah air standar

Jumlah minimum yang vital Standar sanitasi

Kebutuhan dalam rumah tangga 7–20 l/orang/hari 30–60 l/orang/hari

Pusat kesehatan 10 l/orang/hari

Rumah sakit 50 l/ranjang/hari 50–220 l/ranjang/hari

Sekolah 10 l/murid/hari 15–30 l/murid/hari

Pasar 10 l/orang/hari

Tempat ibadah 5 l/pengunjung/hari

Peternakan kecil (kambing, babi) 5 l/hewan/hari 10–20 l/hewan/hari

Peternakan besar (sapi) 30–60 l/hewan/hari

Pencapaian / ketersediaan

Jarak maksimum antara pemakai dan tempat/sumber air

125 hingga 250 m

Jumlah maksimum pemakai per tempat/ sumber air

600 150

Contoh Jalur Pencemaran Akibat Tinja

1.4 Sumber Pencemaran Terhadap Air

Air murni mengandung molekol­molekul yang dibentuk oleh dua atom yakni Hitrogen (h) dan satu atom oksigen

(h2o) namun hal ini sangat jarang ditemukan di alam akibat adanya pencemaran pencemaran.

Contoh sumber pencemaran terhadap air antara lain:

Senyawa organik ɰ

alami (limbah ruma tangga, limbah industri).

Racun (logam berat, ɰ

pestisida, bahan­ bahan pelarut).

Bahan­bahan bergizi (nitrogen, potasium, ɰ

sodium).

Pencemaran fisik (pengerusan tanah, radio ɰ

aktif [pembangkit nuklir], temperatur [pembangkit listrik]).

Setelah kita mengetahui tentang daur air, dan manfaat air bagi kehidupan dan tumbuhan, maka perlu kita menjaga dan melindungi air yang sudah ada agar dapat bertahan lama demi pemenuhan kebutuhan makluk hidup dan lingkungan.

1.5 Perlindungan Sumber Air

Contoh Sederhana Melindungi Sumber Air: A Areal sumber air

B Saluran pembuangan air hujan C Sumber air

D Pagar perlindungan sumber air E Tanggul dengan tanaman hidup

Tujuan melindungi sumber air adalah: Mempertahankan dan menaikan debit ɰ

sumber air.

Sumber air merupakan titik vital dari ɰ

sistem perpipaan grafitasi (spg) & cakupan pemakai air.

Lingkungan sumber air menjadi sehat dan ɰ

terlindung.

Mempertahankan kelestarian lingkungan. ɰ

Mengurangi pencemaran terhadap air. ɰ

(7)

12

1 – Informasi Umum T

entang Air

1 – Informasi Umum T

entang Air

Banyak pohon Air tanah terserap & debit air stabil

Tanah gundul Air tanah tidak terserapdan debit air menurun

1.6 Evek Penggundulan Hutan Terhadap Air Tanah?

Gambaran efek penggundulan hutan

Semua tumbu­tumbuhan (pohon, semak, dll) sangat berperan untuk pembentukan dan stabilitas tanah. Saat tanaman yang melindungi tanah dihilangkan, maka kita sudah menciptakan bencana besar yaitu kesuburan tanah akan hilang dan sumber air tanah lambatlaun akan menghilang.

Beberapaa efek dari penggundulan hutan adalah:

Kita harus berterima kasih kepada akar ɰ

pohon atau tumbu­tumbuhan yang sudah melindungi tanah dari erosi dan memudahkan rembesan air permukaan ke dalam

tanah, sehingga mengurangi dari permukaan tanah, maka akan teradi erosi dan seluruh lapisan tanah yang subur menjadi hilang karena terhanyut oleh aliran air hujan yang deras. Air tidak tertahan lagi dan tidak ada bukaan

tanah untuk air bisa masuk sehingga air akan mengalir bebas di permukaan tanah dan menyapu bersih semua yang di lewati air tersebut. Akibatnya banjir, longsor dan batuan dalam tanah terkerus keluar dan terbuka sehingga tidak ada lapisan yang bisa menahan/menyimpan air di dalam tanah.

Akibat dari hal diatas maka, yang ada ɰ

hanya batuan dasar yang timbul di permukaan yang seharusnya tempat air tanah disimpan dan lambat laun akan menadi gurun dan tandus.

1.7 Sumber-Penyediaan Air

Air Hujan ɰ

Air Permukaan (sungai, kolam, air tanah) ɰ

Air Tanah ɰ

Dalam hal ini yang dibahas hanya air tanah oleh karena system yang kita miliki adalah perpipaan gravitasi.

Air tanah umumnya hadir dalam kwalitas bakteorologis yang baik, karna pengendapan nya yang lama dan pemurnian secara otomatis oleh tanah, sehingga air tanah lebih cocok untuk dikonsumsi sehingga pengolahannya tidak terlalu sulit. Semakin dalam tempat tersimpannya air tanah semakin baik kualitas air tersebut, walaupun dapat tercemar oleh mineral­ mineral tertentu yang terkandung dalam batu dan larut

dalam air. Untuk air tanah yang dalamnya kurang dari tiga meter dikategorikan sebagai air permukaan.

1.7.1 Mata Air

Mata air merupakan air tanah yang muncul ke permukaan karna adanya rongga dan tekanan yang mendukung keluarnya air secara terbuka. Air ini mengalir secara grafitasi dari tempat yang lebih tinggi dari tempat ia keluar.

Oleh karna ketersediaan Mata air sangat terbatas, maka segala perlakuan di mata air harus sangat berhati hati agar tidak memberikan tekanan balik pada sumber air karna akan mengakibatkan pindahnya mata air atau bahkan sampai hilang.

(8)

14

1 – Informasi Umum T

entang Air

15

1.7.2 Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan

Jangan memberikan tekanan balik pada ɰ

sumber air.

Buatlah semua bangunan di bawah level ɰ

mata air dan dan pasanglah pipa peluap yang sangat dekat dengan pipa inlet (10 cm di bawah pipa inlet) serta pastikan air mengalir bebas melalui pipa peluap (ukuran pipa peluap dua kali lebih besar dari pipa outlet).

Bangunlah dinding batu kering sebagai ɰ

saluran pengalihan atau penahan di sekeliling sumber air.

Mamagari area lingkungan sumber air ɰ

(min 30 m dari tiap sisi).

Hindari binatang, mengembala, bertani, ɰ

penebangan atau aktifitas lain di daerah tersebut.

Jauhi sumber pencemaran dari areal atau ɰ

di atas sumber air.

 

Bila di tutup

Over flow

Kesimpulan: “Air Bukan Sumber Yang Dapat Diperbaharui” Contoh kesalahan perlakuan pada bagunan di Mata air

Konstruksi bangunan penangkap MA yang Salah   

Konstruksi bangunan penangkap ma yang salah.

2

Pengukuran Debit dan

Analisa Kebutuhan Akan Air

2.1 Pendahuluan

P

ada hakeketnya penyaluran air secara

gravitasi dinyatakan layak apabila debit air memungkinkan. Pengukuran debit merupakan bagian yang sangat penting dalam merencanakan sebuah Gravity Feed System (gfs), karena dengan mengetahui debit perencana dapat menentukan

Sistem

ɰ gfs yang akan

dibangun (terbuka/tertutup); Produksi Mata air selama ɰ

satu Tahun;

Populasi yang dapat dilayani ɰ

dengan standar tertentu; Hal pendukung lainnya. ɰ

Setelah mengetahui debit air, maka kita dapat melakukan analisa lanjutan akan kebutuhan air per hari, baik manusia maupun ternak atau kegiata lain yang sangat bergantung pada air di lokasi yang akan dilayani. Jika pembangunan tersebut dalam tahapan

perencanaan, sebaiknya analisa penggunaan air untuk populasi yang ada di perhitungkan untuk 10 tahun kedepan.

Bermacam cara pengukuran debit air sering dilakukan oleh para teknisi/konsultan, namun

(9)

2 – P

engukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air

2 – P

engukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air

2.2 Teknik Pengukuran dan Menghitung Debit Air

Pengukuran debit air sangatlah penting guna mengetahui produksi mata air setiap bulan selama setahun. Hal ini merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh teknisi agar dapat mengetahui puncak penurunan debit dan maksimal debit dari mata air, sehingga teknisi mampu mengatur air dalam sebuah sistem dalam memenuhi kebutuhan harian penduduk/kelompok pemakai air.

2.2.1 Bilamana Pengukuran Debit Air Dilakukan?

Untuk daerah di ntt umumnya, musim penghujan terhitung bulan Desember s/d April, sedangkan musim kemarau terhitung bulan Agustus s/d November. Untuk memiliki data yang jelas tentang produksi mata air, maka pengukuran debit air harus dilakukan setiap bulan sehingga kita dapat mengetahui debit air tertinggi dan debit air terendah pada setiap tahun berjalan. Terutama pada puncak kemarau (Oktober–November) sehingga teknisi mampu mengatur atau membagi debit air tersebut pada setiap tku/hu sesuai kebutuhan harian jiwa yang menggunakan air pada tiap tku/hu tersebut. Apabila hal ini diabaikan maka akan terjadi air mengalir pada tku/hu lain yang berada posisi terendah sedangkan tku/hu lain air tidak akan mengalir akibatnya konflik mulai terjadi dan sarana menjadi korban pengrusakan atau iuran tidak berjalan dan akhir dari semua hanyalah kenangan belaka.

Jika tujuan pengukuran untuk membangun sarana baru maka dengan mengetahui debit (q) mata air tersebut kita dapat menghitung kebutuhan air populasi setiap hari hingga 10 tahun ke depan. Kita dapat menyimpulkan apakah produksi mata air tersebut cukup atau tidak untuk melayani populasi dimaksut sebelum pembangunan sarana direncanakan (q puncak kemarau).

2.2.2 Teknik, Alat dan Cara Pengukuran Debit Air

Bermacam teknik yang digunakan dalam mengukur debit air, namun disini akan dibahas tentang pengukuran dengan stop watch dan wadah (pengukuran debit < 10 liter).

Sebelum melakukan pengukuran, perlu mempersiapkan peralatan pendukung, antara lain:

Stop watch/jam tangan (untuk mengetahui ɰ

detik, menit).

Wadah/penampung yang telah diketahui ɰ

volume dalam liter.

Talangan untuk pancuran (bambu dll). ɰ

Sekop. ɰ

Parang, pisau, dll. ɰ

Langkah­langkah pengukuran sebagai berikut:

Bentuk kolam kecil untuk membendung ɰ

aliran air.

Pasang bambu di atas kolam sebagai ɰ

pancuran.

Tunggu sampai aliran air dari pancuran ɰ

tersebut stabil (10–15 menit),

Ember atau wadah yang telah diketahui ɰ

volume dalam liter dipasang pada pancuran serentak stop watch/jam dijalankan, tunggu sampai wadah penuh dengan air dan penghitung waktu dihentikan.

Catat lamanya waktu pengisian wadah ɰ

tersebut dan lakukan pengukuran minimal tiga kali.

2.2.3 Menghitung Debit Air

Debit diperoleh dengan rumus: Q = V / T atau Debit = liter/detik

Q = aliran air (liter/detik) ɲ

V = volume timba (liter) ɲ

T = lama waktu pengisian wadah/ ɲ

ember (detik)

Gambar metode pengukuran debit dengan stop watch dan wadah.

Contoh:

Hitunglah aliran mata air “Wai Bakul” sebanyak empat kali dengan menggunakan ember (volume 10 liter).

Jawab:

Pengukuran pertama = 30 detik; Pengukuran kedua = 32 detik; Pengukuran ketiga = 34 detik; Pengukuran keempat = 31 detik;

Cara perhitungan : T = ( 30+32+34+31 ) / 4 = 31,75 detik;

Q (debit) = 10 (vol timba) / 31,75 = 0,31 liter/detik

(10)

18

2 – P

engukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air

2 – P

engukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air

19

2.3 Kebutuhan Air

2.3.1 Produksi Sumber Mata Air

Setelah kita mengetahui debit sumber mata air melalui pengukuran yang telah dibahas maka kita akan mencoba menghitung apakah dengan debit tersebut dalam 24 jam mampu menyediakan berapa banyak air yang dapat kita pakai.

Contoh:

Diketahui debit air Wai Bakul = 0,31 liter/detik Berapa liter air yang tersedia dari sumber air tersebut?

= 0,31 x 3.600 detik/jam = 1.116 liter/jam = 1.116 x 24 jam = 26.784 liter/hari (24 jam)

Kita telah mengetahui bahwa dengan debit 0,31 liter/detik, maka satu hari (24 jam) air yang tersedia adalah sebesar 26.784 liter.

2.3.2 Kebutuhan Harian

Setelah mengetahui total produksi mata air selama 24 jam, maka kita coba menganalisa seberapa besar air tersebut dapat menjawab kebutuhan pemakai.

Sebagai dasar kita menggunakan suatu perhitungan standart kebutuhan air dari who.

Dari tabel Kebutuhan air untuk “RT Dasa Elu”

kita ketahui bahwa total kebutuhan air untuk “rt Dasa Elu” (kebutuhan populasi saat ini)

adalah 9.650 liter perhari (24 jam).

Kebutuhan air untuk “

rt

Dasa Elu”

Kelompok Jumlah saat ini Kebutuhan unit Kebutuhan harian

Penduduk 200 orang 40 liter/orang/hari 8.000 liter

Sekolah 100 murid 10 liter/orang/hari 1.000 liter

Kambing atau babi 130 ternak 5 liter/hewan/hari 650 liter

Total 9.650 liter air/hari

Populasi dalam 10 tahun

Kelompok Jumlah

saat ini

Kebutuhan unit Jumlah dalam

10 tahun

Kebutuhan harian

Penduduk 260 orang 45 liter/orang/hari 349 orang 15.705 liter

Pusat kesehatan 20 konsultasi 10 liter/orang/hari 27 konsultasi 270 liter

Sekolah 100 murid 15 liter/orang/hari 134 murid 2.010 liter

Kambing atau babi 130 ternak 5 liter/hewan/hari 175 ternak 875 liter

Total 18.860 liter air/hari

Kita coba menganalisa apakah mata air “Wai Bakul” dapat melayani kebutuhan penduduk “rt Dasa Elu”?

Diketahui Debit mata air Wai Bakul adalah 26.784 liter per hari (24 jam).

Total kebutuhan air penduduk “rt Dasa Elu” per hari (kebutuhan populasi saat ini) adalah 9.650 liter (12 jam).

Hasilnya = Produksi mata air ­ Total kebutuhan = 26.784 liter ­ 9.650 = 17.134 (kelebihan air)

Namun kita juga harus memperkirakan ukuran dari tangki penyimpanan air dengan prinsip ukuran tangki/volume efektif tangki harus sama dengan volulume produksi mata air pada malam hari, atau dengan kata lain ± 10 jam pada malam hari air dapat memenuhi volume tangki.

Jika kita membangun sarana baru maka hitunglah perkembangan populasi serta kebutuhan air 10 tahun kedepan, barulah menyimpulkan produksi mata air, serta sarana pendukung yang akan dibangun sehingga ketersediaan air tersebut mampu melayani kebutuhan penduduk hingga 10 tahun kedepan.

Untuk membuat perhitungan biasanya kita menggunakan angka pertumbuhan per tahun sebesar tiga persen artinya penduduk bertambah

tiga orang per 100 orang di desa dalam waktu satu tahun. Gunakanlah persamaan berikut ini untuk menghitung populasi penduduk 10 tahun ke depan.

Populasi dalam 10 tahun = Populasi saat ini x (t+1)N

Dimana t = angkah pertumbuhan dan N = jumlah tahun;

Dengan mengambil t = 3 % dan N = 10 tahun, kita peroleh;

Populasi dalam 10 tahun = populasi saat ini x (1+3/100)10, berarti populasi saat ini x 1.34

(constant) (tabel Populasi dalam 10 tahun).

2.3.3 Analisa dan Pengaturan Debit Air pada Tempat-Tempat Pengambilan Air

Topografi atau bentuk tanah yang berbukit sangat mempengaruhi

pengaliran air, karena hukum statis air akan mengalir secara penuh ke lokasi tku/hu, sr, ka yang lebih rendah, karena alasan tersebut maka dipasang katup­katup buka tutup dan pengatur untuk mengatur pemerataan aliran air ke setiap tempat pengambilan air.

Namun sebelum kita melakukan pengaturan aliran air pada setiap jaringan zona terlebih dahulu mengetahui

jumlah tapstand (tempat­tempat keran air) yang terpasang di setiap zona, serta menghitung jumlah kebutuhan air untuk komunitas/populasi total yang ditentukan dalam volume liter/orang/hari dan rata­rata aliran air di jalur distribusi dalam liter/jam.

Prosedur untuk tiap­tiap zona adalah sbb: Hitung kebutuhan harian (liter/hari). ɰ

Ketahui aliran rata­rata untuk satu keran, ɰ

missal 0,25 l/detik, hitung total keran yang terpasang.

Ketahui jumlah populasi pada setiap ɰ

cakupan keran­keran.

Ketahui jumlah tepstand (tempat keran) ɰ

yang terbangun.

(11)

2 – P

engukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air

2 – P

engukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air

Zona Jumlah

pemakai

Jumlah dalam 10 tahun

Jumlah keran (aliran tiap

keran 0,25 l/det)

Jumlah tempat keran

Zona 1 335 orang 450 orang 45 20.250 9 5

Zona 2 335 orang 450 orang 45 20.250 2 2

Sekolah 110 pelajar 150 pelajar 15 2.250 1 1

Pusat kesehatan 45 konsultasi 60 konsultasi 10 600 1 1

Romah sakit 37 tempat tidur 50 tempat tidur 50 2.500 1 1

Mesjud/gereja 100 pengunjung 135 pengunjung 5 675 1 1

Total 46.525 15 11

Setelah membuat sketsa jaringan serta jumlah populasi dan jumlah tempat pengambilan air yang tersedia, kita melakukan perhitungan aliran sbb:

 

Dengan data seperti ini kita dapat menghitung

aliran air maximum seketika yang terjadi pada saat semua mata keran dibuka:

Aliran maximum = Jumlah kran yang dilayani x aliran dari kran per unit (missal/unit kran Q= 0,25 l/detik ).

Aliran air maksimum seketika yang dihitung dengan cara ini akan lebih tinggi dari kebutuhan. Dalam prakteknya air yang mengalir dalam jaringan berhubungan dengan aliran maksimal seketika hanya beberapa jam per hari disaat semua keran dibuka (jam­jam puncak pemakaian air). Selanjutnya beberapa kran akan ditutup sehingga aliran akan lebih kecil sehingga volume distribusi harian mendekati perkiraan kebutuhan.

Dalam menentukan debit air yang tersedia di setiap mata keran jangan lupa mempertimbangan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh setiap jiwa saat memenuhi tempayan atau timba yang akan diisi. Hal ini agar tidak membuat antrian lama saat warga akan mengambil air.

Lihat contoh soal.

Diketahui:

Jumlah populasi penduduk pada zona A 300 jiwa, jika setiap jiwa mengambil air menggunakan ember 10 liter, maka berapakah total waktu yang dibutuhkan oleh populasi 300 jiwa pada zona A untuk mengambil air?

Jawab: 1. Diketahui:

(Q) Debit air pada mata keran ɰ

= 0,25 liter/detik.

(V) Volume timba yang digunakan ɰ

= 10 liter. 2. Ditanya:

Berapakah (t) waktu yang dibutuhkan satu ɰ

jiwa untuk mengisi dua jerigen?

Berapakah (t) waktu yang dibutuhkan oleh ɰ

300 jiwa untuk mengambil air? 3. Jawab:

Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil ɰ

satu liter air adalah; 1 ltr : 0,25 l/det = 4 detik.

Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil ɰ

10 liter air adalah; 4 detik x 10 liter = 40 detik.

Jika satu

ɰ kk rata­rata lima jiwa maka:

300 jiwa : 5 Jiwa = 60 kk. Jika satu

ɰ kk mengambil air empat ember

per hari ( 40 liter ), maka 4 ember x 60 kk = 240 ember (2.400 liter).

Jika untuk mendapatkan satu liter air ɰ

membutuhkan empat detik maka: 2.400 liter x 4 detik = 9.600 detik. 9.600 detik = berapa menit?

= 9.600 detik : 60 detik = 160 menit. 160 menit = berapa jam?

= 160 menit : 60 menit = 2,7 jam adalah total waktu untuk mengisi 240 ember per hari.

Jika interval waktu pergantian orang rata­ ɰ

rata tiga menit maka:

3 menit x 60 kk = 180 menit. 180 menit = berapa jam? = 180 menit : 60 menit = 3 jam. Total waktu per hari yang dibutuhkan ɰ

(12)

22

2 – P

engukuran Debit dan Analisa Kebutuhan Akan Air

23

3

Prinsip Penyaluran Air Secara

Gravitasi dan Fungsinya

3.1 Pendahuluan

D

alam bagian ini sedikit diberi gambaran

teknis tentang penyaluran secara gravitasi, dengan harapan agar para teknisi pengelola sarana perpipaan gravitasi memahami tentang fungsi dan manfaat dari bagian­bagian dalam sistem yang dimiliki nya, tanpa mengabaikan bagian yang satu dengan yang lain karena

komponen­komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Bila salah satu component diabaikan akan mengakibatkan aliran air tidak maksimal bahkan tidak mengalir di dalam pipa.

Seorang teknisi yang baik harus memiliki pengetahuan yang cukup serta selalu mencoba dan melakukan analisa yang cermat dengan

(13)

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

Dalam sistem perpipaan gravitasi terdiri dari beberapa elemen utama, antara lain:

3.2.1 Bak Penangkap / Broncaptering

Bak ini berfungsi melindungi dan ɰ

mengumpulkan air dari mata air.

3.2.2 Bak Pengumpul / Tangki Hider

Mencegah peningkatan secara tiba­tiba ɰ

di mata air apabila ada penyumbatan pada jaringan perpipaan, sehingga tidak menimbulkan tekanan balik pada sumber air.

Merupakan tempat pengendapan apabila ɰ

ada pasir atau lumpur yang terbawa dari sumber air sebelum air masuk

kedalam pipa.

Menstabilkan Aliran air yang datang dari ɰ

sumber air.

3.2.3 Jaringan Pipa Transmisi

Berfungsi mengalirkan air menuju ɰ

pemakai atau ke bak penampung bila ada.

3.2.4 Bak Penampung / Reservoir

Berfungsi menyimpan air apabila ɰ

kebutuhan pemakai rendah, dan

menyediakan air bila kebutuhan pemakai meningkat.

Berfungsi juga sebagai tempat ɰ

pengendapan sendimen­sendimen kecil. Dapat berfungsi sebagai pelepas tekanan. ɰ

3.2.5 Bak Pelepas Tekanan (bpt)

Berfungsi menjadikan tekanan ɰ

menjadi 0 (nol).

Melepas tekanan yang melebihi nominasi ɰ

presure (tekanan yang melebihi kuat tahan dari pipa) agar tidak mengakibatkan kerusakan pada pipa dan asesories akibat tekanan yang tinggi (np).

Dapat juga sebagai bak penampung. ɰ

3.2.6 Pipa Distribusi

Berfungsi mengalirkan air dari bak ɰ

penampungan ke tku/hu tempat pengambilan akhir.

3.2.7 Tugu Kran / Hidran Umum, dll

Tempat pengambilan air yang dilengkapi ɰ

dengan mata kran untuk buka tutup air.

3.2 Prinsip Penyaluran Air Secara Gravitasi

3.3.1 Gravitasi

Penyaluran secara gravitasi dapat berfungsi karna adanya gravitasi. Gravitasi adalah sebuah gaya yang dapat menarik semua benda ke permukaan bumi. Gaya tarik ini yang membuat semua benda jatuh ke tempat yang paling rendah.

Sehingga dengan gravitasi air dapat mengalir dari dalam bak dengan berat jenisnya melalui pipa­pipa sampai ke kran­kran yang berada pada level terendah dari level air pada titik awal.

3.3 Bagaimana

gfs

Bekerja Serta Ukuran dan Desainnya

Contoh:

Kran 1: Air tidak dapat mengalir karna ɰ

lebih tinggi dari level air dalam bak/ tangki.

Kran 2: Air mengalir tetapi tekanan ɰ

rendah karna level kran hampir sama dengan level bak/tangki.

Kran 3: Air tidak mengalir karna bagian ɰ

dari pipi berada lebih tinggi dari level air pada bak/ tangki.

Kran 4: Air mengalir di kran dengan ɰ

tekanan yang cukup baik.

(14)

26

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

27

 

 

=

 

10 

H=10 m  3.3.2 Tekanan

Tekanan air adalah gaya yang mendesak air dalam dinding/wadah yang memuatnya (dinding pipa, dinding bak atau tempat penyimpanan air). Tekanan yang didesak oleh air pada dasar sebuah kolom air hanya tergantung dari tinggi kolom air.

Dasar perhitungan tekanan ditmaksut adalah:

Berat kolom air

= Berat jenis air x Tinggi kolom air

= 1 g/cm3 x Tinggi kolom air (cm)

= Tekanan pada titik dimaksud (g/cm2)

Sehingga diperoleh:

Tekanan (g/cm2)

= 1 g/cm3 x Tinggi kolom air (cm)

= tinggi kolom air

Satuan tekanan adalah

kg/cm2, “bar” atau

metres water gauge”: 1 kg/cm2 = 1 Bar = 10 mWG

(1 bar = 10 meter tinggi kolom air).

Oleh sebab itu tekanan dikategorikan dalam dua jenis tekanan, yaitu:

Tekanan statis / hidro statis

Merupakan gaya dorong oleh air pada dinding­ dinding pipa saat semua kran ditutup (air tidak mengalir dalam pipa). Atau dapat dikatakan berat kolom air pada titk awal sama dengan/ sejajar/sama tinggi dengan berat kolom air pada titik akhir. Dengan mengetahui tekanan statis kita dapat menentukan jenis dan Np pipa yang akan digunakan atau menggunakan bak pelepas tekanan.

Tekanan statis / hidro statis.

 

Pisometrik statis 

Titik A: Pstatis = 10 meter Titik B: Pstatis = 15 meter Titik C: Pstatis = 20 meter Titik D: Pstatis = 25 meter Titik E: Pstatis = 30 meter

Contoh hubungan tekanan dan

np

pipa

Jenis pipa Tekanan Nominal

(Nominal Pressure)

Tekanan Maksimum (P static)

Pipa plastik (PVC atau PE)

NP 6 60 meter

NP 10 100 meter

NP 16 160 meter

Galvanized Iron (Besi Galvanis) (BG)

NP 16 160 meter

NP 25 250 meter

Tekanan dinamis / hidro dinamis

Merupakan gaya dorong oleh air pada dinding­ dinding pipa saat kran dibuka (air mengalir dalam pipa). Tekanan dinamis lebih rendah dari tekanan Statis oleh karna saat air mengalir dalam pipa terjadi kehilangan tenaga akibat gesekan dalam

pipa dan kehilangan tenaga itu disebut heat losses.

Garis pisometri dapat menggambarkan perubahan semua tekanan air sepanjang jaringan pipa. Hal ini dapat disamakan dengan level yang

akan dicapai air pada sebuah pipa vertical yang dipasang pada jaringan pipa.

Jika kita gambarkan garis tekanan air selama mengalir, maka kita akan mendapatkan profil

dari “head dinamis” (pizometri dinamis). Adalah

bagian dari energy dari air yang digunakan oleh kehilangan tenaga (P) selama proses pemindahan air. Maka tekanan residu (P residual) atau sisa tekanan diperoleh dari

(15)

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

 

 

Bila semakin banyak kran dibuka, semakin besar jumlah air yang mengalir dalam pipa, makin besar kehilangan energi air, makin besar kehilangan tenaga, semakin kecil tekanan residu.

Untuk menghindari pengendapan, penyumbatan, blok udara maupun aliran air yang tidak normal diupayakan minimum pizometri dinamis adalah 10 m dan maximum menurut Hasan Wiliams

3.3.3 Menghitung Kehilangan Tenaga (∆P)

Kehilangan tenaga dikategorikan menjadi dua bagian yakni, kehilangan tenaga Linier (disebabkan oleh kekasaran pipa), dak kehilangan tenaga sekunder yang disebabkan oleh

sambungan­sambungan, elbow, siku­siku, katup, T, klep, dll.

Kehilangan tenaga linier

Adalah kehilangan tenaga yang diakibatkan oleh beberapa factor pada pipa sendiri:

D (mm): diameter pipa. Semakin kecil ɰ

diameter pipa, kehilangan tenaga semakin besar.

Q (l/s): aliran air di dalam pipa. Semakin ɰ

tinggi aliran air, semakin besar pula kehilangan tenaga.

L (m): panjang pipa. Semakin panjang ɰ

pipa, semakin besar tekanan yang hilang melalui kehilangan tenaga.

Kekasaran pipa: Semakin kasar pipa, head ɰ

losess semakin besar. Kekasaran pada pipa tergantung dari kualitasnya (material, pabrik pembuat dan usia pipa itu sendiri). Kehilangan tenaga linier dinyatakan dalam meter, kehilangan tenaga per 100 meter panjang pipa memiliki koifisien kehilangan tenaga dari satu persen. Atau setiap 100 meter panjang pipa memiliki kehilangan tenaga sama dengan satu mWG.

Perhitungan numeric dari kehilangan tenaga linier dinyatakan dalam persen (f) dan dilakukan dengan sebuah nomograf (terlampir) yang menggambarkan sebuah bentuk grafik

hubungan antara diameter internal/dalam dari pipa (d), aliran air dalam pipa (q) dan kehilangan tenaga linier (f) untuk kekasaran tertentu. Kehilangan tenaga dalam mWG (∆P) yang terjadi di sepanjang pipa (L) dapat ditentukan dengan persamaan berikut; ∆P = L X f / 100.

Kehilangan tenaga sekunder

Kehilangan tenaga sekunder merupakan kehilangan tenaga saat air mengalir dalam pipa melewati fiting­fiting, sambungan­sambungan, siku­siku, katup reduser dan lainnya sehingga kehilangan tenaga sekunder dikategorikan sangat kecil, karena itu didalam perhitungan dapat diabaikan.

Kesesuaian diameter-diameter pipa Sebelum melakukan suatu rancangan untuk penyaluran air secara gravitasi terlebih dahulu kita memahami kesamaan diameter­diameter pipa serta klasifikasi tentang kualitas pipa itu sendiri (gi maupun pvc) termasuk kuat tahan terhadap tekanan yang akan diberikan. Kualitas pipa dibedakan dalam dua kategori, yakni pipa­ pipa bertekanan dan pipa­pipa tanpa tekanan. Pipa bertekanan pun bermacam­macam tipe sehingga selalu teliti pada saat ingin membeli dengan berpedoman pada katolog dari pabrik pembuat, sedangkan pipa tanpa tekanan biasanya digunakan untuk sanitasi, pengaman kabel, dll.

(16)

30

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

31

Pipa-pipa pvc/pe Pipa gi

dn dalam mm

(diameter luar)

Persamaan diameter dalam inci

dn dalam inci

(diameter dalam)

Persamaan diameter dalam mm (dalam / luar)

20 ¾" ½" 15 / 21

Untuk pipa plastick acuan diameter selalu dinyatakan dengan inci dari diameter luar.

 

Setelah mengetahui prinsip dan dasar perhitungan kehilangan tenaga atau head losess, maka

kita mencoba melakukan perhitungan secara rinci dengan memunculkan beberapa kasus. Perhitungan dapat dimulai dari jalur jaringan utama, kemudian jalur­jalur sekunder.

Langkah­langkah yang harus diikuti: 1. Untuk setiap bagian yang

harus diketahui adalah: L, H dan Q.

2. Kita tentukan sebuah diameter pipa dan kita melakukan contoh perhitungan kehilangan tenaga dan sisa tekanan.

Contoh:

H mata air = 36 m, Q = 1 ltr/s dan L = 330 m. Pipa 50 (diameter dalam = 40,8 mm) ɰ

Head loss dalam meter % = 1,7 m/100 ɰ

= 1,7 % (dari nomograf)

3. Perhatikan beberapa hal agar dapat

memperoleh suatu aliran air dalam pipa yang baik. Antara lain:

Kecepatan air di dalam pipa harus ɰ

memenuhi suatu interval tertentu.

Tekanan residu/tekanan akhir harus selalu ɰ

positif.

Kecepatan air didalam pipa harus ɰ

diperhitungkan karena jika kecepatan terlalu tinggi akan menimbulkan gesekan yang berlebihan sehingga akan menyebabkan masalah­masallah hidrolik. Sebaliknya kecepatan yang rendah menyebabkan pengendapan partikel­ partikel padat yang terkandung dalam air pada titik­titik yang rendah dan dapat menyumbat aliran air atau mengecilkan diameter pipa.

Batas kecepatan aliran air dalam pipa secara teoritis di rekomendasikan sebagai berikut:

Diameter (mm) 20 ke 40 50 / 63 75 / 90

Kecapatan air di dalam pipa juga dapat dihitung dengan menggunakan nomograf atau menggunakan persamaan berikut:

V = 10³ x Q / A dan A = 3,14 x d² / 4 V = 10³ x 4 x Q / ( 3.14 x d² ) Keterangan:

V = kecepatan air dalam mm² A = Penampang pipa dalam mm² Q = aliran air dalam l/det

d = diameter internal pipa dalam mm

Tekanan sisa (P residu) harus selalu positif

Air akan mengalir dengan baik di dalam sebuah pipa jika tekanan residu (sisa tekanan) selalu positif.

Contoh:

Kasus A: Tekanan sisa adalah positif. Bahwa air mempunyai cukup tenaga untuk mengalir di dalam pipa­pipa dan aliran yang diinginkan mencapai tangki/tempat pengambilan air. Kasus B: Tekanan sisa adalah negatif. Bahwa

air tidak mempunyai cukup tenaga untuk mengalir di dalam pipa­pipa. Kecepatan air didalam pipa akan lebih rendah dari yang dibutuhkan dan volume air yang dihasilkan akan lebih rendah dari yang direncanakan.

Tekanan sisa harus memenuhi hal­hal sebagai berikut:

Minimum harus mempunyai tekanan ɰ

10 mWG pada tingkat inlet/jalur masuk air ke tangki penyimpanan dan tangki pemecah tekanan. Angka minimum ini dapat dikurangi menjadi 5 mWG pada jaringan yang pendek.

Harus mempunyai tekanan 5–15 mWG ɰ

pada tingkat kran­kran. Hal ini dapat diketahui dengan menggambarkan garis pisimetrik, untuk menandai bagian dari jaringan pipa yang mempunyai tekanan sisa negatif. Tekanan negatif pada suatu bagian dari jaringan dapat mengakibatkan masalah udara didalam pipaa dan memudahkan masuknya air yang tercemar kedalam pipa akibat kebocoran. Pada saat penampang jaringan pipa berada pada kecuraman yang tinggi, disarankan untuk menjaga tekanan residu yang lebih besar dari 10 mWG.

Head loss dalam meter ɰ

= 1,7 x L/100 = 5,6 m

(17)

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

Untuk menghindari terjadinya tekanan sisa negatif pada bagian dari jaringan (kasus A), perlu mengganti diameter pipa­pipa, bahkan jika perlu menggunakan diameter pipa yang berbeda sepanjang jalur yang sama (kasus B).

Contoh perhitungan:

Jika kita mengambil contoh sebuah pengaliran secara gravitasi dimana aliran air (Q) adalah 0,25 l/detik. Pipa­pipa yang tersedia adalah pe 32, pe 40, pe 50 semuanya mempunyai level

np 16 bar.

Bagian dari mata air hingga tangki header utama

Jarak antara mata air ke tangki header utama adalah 30 meter. Ini merupakan bagian yang penting untuk memastikan aliran air yang baik dan tetap pada bagian ini guna menghindari tekanan balik terhadap mata air. Oleh sebab itu selalu menggunakan diameter pipa yang besar guna menghindari sumbatan­sumbatan udara, endapan, serta menjaga terjadinya peninigkatan aliran/fluktuasi air pada musim hujan, serta mengantisipasi dengan menggunakan lebih dari satu overflow berdiameter besar dengan pemasangan bibir pipa overflow bagian atas sejajar level mata air, sedangkan pipa outlet berada di bawah level mata air.

Pada kasus gambar diatas jika dari mata air ke tangki header menggunakan pipa pe 50 (40,8 mm diameter dalam) maka tekanan sisa dan total head adalah:

Q = 0,25, L = 30 meter, H = 100 ­ 94,34

Pada profil ini tampak puncak tertinggi (C1) dan lembah terdalam (L1) profil topografi ini disebut profil “U”. Pada L1 harus dipasang penguras (wos out) dan pentil udara pada titik C1. Untuk memastikan tidak terjadi masalah pada titik kritis C1, maka kita harus menghitung tekanan sisa (P res) pada titik ini.

Bagian dari tangki header / utama ke titik C1

Level statis adalah 96,34 meter (= ketinggian tangki header/utama) dan ketinggian titik terendah 39,72 meter (= ketinggian L1). Tekanan statis maksimum dalam pipa adalah 96,3m ­ 39,7 = 56,6; dengan hasil perhitungan ini maka kita dapat menggunakan pipa np 16 tanpa masalah. Q = 0,25 l/deti, L = Jarak (mata air ke C1) ­ Jarak

(mata air ke tangki header utama) 669,4 ­ 30 = 639,4 m dan H = 96,3 ­ 89,3 = 7 m. Jika kita menggunakan pipa berdiameter dalam

(18)

34

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

35

Tekanan sisa adalah positif tetapi tetap

lebih rendah dari tekanan sisa yang disarankan untuk jaringan titik yang tinggi (10 mWG). Bagaimanapun, kecepatan air dalam pipa dibatasi (0,19 m/detik). Dengan mengambil diameter pipa yang lebih besar kita akan menambah tekanan residu pada titik C1 tetapi pada waktu yang bersamaan kita akan mengurangi kecepatan air didalam pipa. Sehingga lebih baik tetap mempertahankan kecepatan air 0,19 m/ detik. Pemasangan washout dan air vent akan membantu untuk mencegah masalah pada bagian

L1 dan C1 (diameter yang sesuai pada bagian ini

adalah PE 50 NP 10).

Bagian dari C1 ke tangki penyimpanan Bagian ini mempunyai kemiringan tetap yang menurun, seharusnya ini tidak menjadi suatu

masalah yang berkaitan dengan aliran air dalam pipa­pipa.

Level statisnya adalah 96,34 meter (= tangki header utama) dan titik terendah adalah

21,72 (= tangki penyimpanan). Tekanan statis maksimum didalam pipa adalah; 96,34 ­ 21,72 = 74,62 meter. Sehingga tidak masalah jika kita menggunakan pipa dengan np 16. Q = 0,25, L =

1254,2 ­ 669,4 = 584,8 m dan H = 89,3 ­ 21,7 =

67,6 m. Jika kita menggunakan pipa berdiameter dalam 26 mm (pe 32):

F = 1,35 % (dari nomograf) dan ∆P = 1,35 x 584,8 / 100 = 7,9 m.

P res = H + P res C1 ­ ∆P = 67,6 + 6,1 ­ 7,9 = 65,8 m.

Hasil perhitungan tekanan residu adalah positif dan kecepatan air 0,47 m/detik. Diameter yang tepat adalah pe 32 np 10.

Pada sistem jaringan perpipaan dikenal dua jenis katup yakni:

3.4.1 Katup Pengatur

Katup tersebut berfungsi menjaga jaringan beroperasi dengan baik.Katup ini digunakan untuk menyesuaikan aliran sesuai kebutuhan atau aliran air lebih besar dari kebutuhan yang dapat mengakibatkan penyumbatan udara di dalam pipa.

Contoh: Stop cock valve, atau globe valve.

3.4.2 Katup Buka Tutup

Katup­katup tersebut berfungsi untuk memisahkan berbagai jaringan dari yang satu dengan yang lain (dipersimpangan) atu pada bak bak, ke zona­zona, dan tugu kran atu hidran umum yang dapat mengalirkan atau menutup air apabila dilakukan pembersihan, pembagian air atau mengambil air pada tku/hu.

Contoh: Gate valve, ball valve, dll.

3.4 Jenis-Jenis Katup pada Jaringan Perpipaan Gravitasi

Contoh katup pegatur:

  Stop cock Valve  plug valve 

 

Stop cock valve Plug valve

Gate valve

Ball valve

Tall bot valve Floating valve

(19)

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

3.5.1 Kejutan-Kejutan Keras Dalam Pipa

Hal yang sering terjadi oleh karna bagian lain dari pipa tidak terisi penuh selama air mengalir, sementara pada bagian lain air mengisi dengan penuh akibat dari tekanan yang berbeda karna topografi, sehingga disaat terjadi perubahan dari kedua masalah diatas dapat mengakibatkan suatu persoalan.

Contoh:

3.5 Masalah-Masalah Yang Lazim Dalam Sistem Perpipaan Gravitasi dan

Cara Mengatasinya

A: Permukaan pipa kosong. Jika aliran meningkat, h meningkat dan gesekan aliran air terhadap dinding pipi meningkat. B: Jika aliran terus meningkat, h meningkat

maka gesekan menjadi lamban, terjadi penurunan gesekan dan aliran menurun atau lamban, hal ini mengakibatkan kejutan­ kejutan pada bagian hulu dan hilir, maka tekanan didalam pipa adalah nol.

C: Jika aliran terus bertambah, dan mencapai bagian atas pipa maka tekanan dalam pipa meningkat sehingga memberikan peningkatan lagi pada aliran air. Sebuah aliran bebas pada bagian tertentu dan aliran tekanan pada bagian lain kadang­kadang menyebabkan terjadinya kejutan­kejutan yang keras didalam pipa, sehingga selalu mengontrol aliran atau memfungsikan pelepas udara (Air Vent).

3.5.2 Udara di Dalam Pipa

Air didalam pipa, jika dibawah tekanan akan menghasilkan udara sepanjang jalur pipa, sepanjang perjalanan air melewati bermacam­ macam kondisi tekanan yang mengakibatkan pembentukan gas. Gelembung­gelembung udara yang terbentuk akan terdorong ke atas karna berat jenisnya rendah dari berat jenis air. Udara yang terperangkap membentuk sumbatan udara yang kemudian merintangi aliran air. Hal ini sering terjadi pada saat pengaliran pertama atau pengaliran saat pembersihan atau perbaikan sistem. Hal ini akibat jalur pipa yang naik turun karena topografi.

“Untuk menghindari hal ini maka manfaatkan pentil pentil udara yang telah terpasang, atau menambahkan pentil udara pada puncak-puncak yang tidak dilengkapi pentil udara sebelunya.”

3.5.3 Endapan Pada Jaringan Pipa

Jenis tanah yang berfariasi bahkan ada yang mudah terkikis berupa lempung atau pasir atau karna musim (hujan dan kemarau) yang sering hanyut bersama air dari sumber, sebagian akan mengendap pada bak­bak sebelumnya, namun yang ringan terus terbawa masuk kedalam pipa dan akan mengendap pada titik terendah dari sistem dan apabila endapan­endapan ini dibiarkan maka akan meningkatkan kehilangan tenaga sehingga terjadi pengurangan aliran dalam jaringan.

Tindakan pencegahan adalah memanfaatkan washout yang terpasang pada titik-titik terendah guna mengosongkan pipa atau membuang endapan-endapan tersebut.

3.5.4 Tempaan Balik / Heat Balik Air

Tempaan balik merupakan tekanan lebih dari gelembung­gelembung yang disebabkan oleh perubahan mendadak dari aliran air didalam pipa karna penutupan katup secara tiba­tiba.

Contoh:

A. Menahan air secara tiba­tiba (menutup katup secara tiba­tiba).

B. Tekanan balik ke hulu (sumber air, dll). C. Tempaan balik ke katup.

(20)

38

3 – Prinsip P

enyaluran Air Secara Gravitasi dan F

ungsinya

39

4

Operasional dan Perawatan

Infrastruktur Sarana

Perpipaan Gravitasi

4.1 Pendahuluan

4.1.1 Mengapa Operasional dan Maitenance (o&m) Perlu Dilakukan?

Untuk mengetahui mengapa o&m itu perlu dilakukan terhadap sarana perpipaan gravitasi yang telah dibangun baik oleh pihak pemda maupun pihak lsm, dan terutama yang telah dibangun atas kerjasama Pemerintah ri dengan Pemerintah Federal Jerman (ProAir) pada beberapa desa di wilayah Propinsi ntt.

Untuk itu kita lihat gambaran/skenario tentang hal tersebut di atas (o&m):

Pengaruh

1 2 3

5–10 ke depan A

B

C

1. Sebelum sarana dibangun 2. Selama proses konstruksi

3. Setelah Final Hending Over (fho) / pasca konstruksi

Dari gambaran di atas dapat kita lihat mengenai keberlanjutan dari sebah sarana setelah diserahterimakan kepada kelompok pemakai untuk dikelolah sendiri, maka hanya ada tiga pengalaman yang sering ditemukan dimana­mana yakni:

A: Kelompok merawat dengan baik bahkan ɰ

mengembangkan lagi dan berfungsi lebih dari 10 tahun.

B: Kelompok merawat dan menggunakan ɰ

sehingga sarana tetap berfungsi lebih dari 10 tahun.

C: Kelompok tidak merawat dan sarana ɰ

rusak akhirnya kembali pada kondisi awal. Tujuan pembangunan semua sarana perpipaan adalah mendekatkan air kepada masyarakat pemakai air, dengan kualitas dan

(21)

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

Untuk dapat mempertahankan sarana yang sudah dibagun dalam jangka waktu panjang, perlu melakukan beberapa hal, antara lain:

Kwalitas konstruksi yang baik. ɰ

Teknologi sederhana. ɰ

Perawatan jaringan yang teratur ɰ

(terjadwal).

Dari penjelasan di atas dapat kita kelompokan sebagai berikut:

Tahapan Keterangan Kenyataan dan harapan

1

Sebelum Pembangunan

Sarana

Masyarakat menggunakan air

apa adanya

2

Selama Konstruksi dan setelah Provisional Handing Over

(pho)

Saat konstruksi dan

fho berfungsi dengan

baik

3

Setelah Final Handing Over

(fho)

Ada pengembangan dan dirawat serta

berfungsi baik

Setelah fho Terawat dan

berfungsi baik

Setelah fho

Tidak terawat dan banyak kerusakan

bahkan tidak berfungsi

4.1.2 Apa Yang Dimaksut Dengan Perawatan?

Pada prinsipnya perawatan bertujuan memelihara dan menjaga sarana agar air dapat mengalir dengan baik dan sarana yang rusak dapat segera ditanggulangi/diperbaiki sehingga dapat bertahan dan berfungsi dalam waktu yang lama.

Dalam perawatan sarana ada dua kategori: Pekerjaan atau perawatan umum yang ɰ

dapat dilakukan oleh seluruh anggota cakupan. Misalnya: Pembersihan lingkungan mata air, jalur pipa, bak­bak, sampai Tugu Keran Umum (tku)/Hidran Umum (hu).

Pekerjaan teknis yang hanya boleh ɰ

dilakukan oleh teknisi terlatih. Misalnya: Memperbaiki pipa atau acsesories yang pecah atau bocor, penyetelan katup pengatur atau buka tutup.

Keberlanjutan sarana kedepan ada pada kelompok pemakai sarana, dengan rasa memiliki yang tinggi dan kesadaran akan kewajiban dapat menjawap tantangan tersebut diatas.

4.2.1 Perawatan Rutin (Monitoring Bulanan)

A Lingkungan Tugu Keran Umum (tku) / Hidran

Umum (hu)

Periksa keran apakah berfungsi dengan ɰ

baik atau bocor. Apabila bocor atau rusak segera diganti.

Bersihkan lantai dan saluran serta bak ɰ

perembesan.

Pagar pengaman segera diperbaiki apabila ɰ

rusak.

B Jalur Pipa (Transmisi dan Distribusi)

Bersihkan jalur pipa dari semak atau ɰ

rerumputan dan amati apakah ada rembesan akibat kebocoran, bila ada segera digali dan perbaiki kerusakannya.

Periksa semua katup dan acsesories yang ɰ

ada apakah ada yang bocor atau rusak, maka segera diperbaiki atau diganti. Pentil udara maupun wosh out yang ada ɰ

pada jalur pipa di buka untuk membuang udara maupun endapan lumpur dalam pipa.

Pipa yang muncul di permukaan segera ɰ

ditanam/ ditutup dalam tanah.

C Jenis-Jenis Bak / Tangki Pada Sistem Perpipaan Gravitasi

Periksa semua katup dan acsesories apakah ɰ

bocor, rusak atau berfungsi dengan baik. Apabila ada yang rusak segera di benahi atau ganti.

Periksa box falve yang ada dan apabila ɰ

tergenag air segera kuras agar kran tidak berkarat, dan beri oli pada engsel atau slot yang ada.

4.2 Perawatan Sarana (Infrastruktur)

Lihat dasar bak apakah ada endapan ɰ

lumpur atau tidak. Bila banyak endapan maka lakukan pengurasan melalui wosh out serta cuci sampai bersih.

Bersihkan saringan pada pipi out let. ɰ

Bersihkan lingkungan bak dari sampah ɰ

maupun semak.

Periksa pagar yang ada dan perbaiki bila ɰ

rusak.

Ukur lah debit air pada reservoir dan ɰ

sumber air untuk mengetahui kestabilan produksi air.

Setelah melakukan monitoring dan ɰ

perawatan sampai ke sumber, maka kembali mengikuti jalur awal anda pergi untuk mengecek kembali, apakah air mengalir normal sampai ke tku/hu. Bawalah format monitoring untuk ɰ

mencatat semua masalah yang anda temui sebagai bahan pelaporan dan dokumen teknis.

4.2.2 Perawatan Berkala

Kerusakan yang tidak terduga sering terjadi, sehingga terkadang membuat jaringan tidak berfungsi, maka perawatan berkala harus dilakukan.

Masalah yang sering ditemui pada sarana perpipaan di daerah pedesaan adalah:

Air tidak mengalir pada tugu kran/

ɰ hu atau

aliranya sangat kecil. Air yang mengalir di

ɰ tku/hu sering keruh

terlebih setelah hujan.

Bocor pada beton­beton bertulang. ɰ

Bocor pada katup­katup atau kran serta ɰ

aksesories lainnya.

(22)

42

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

43

4.3.1 Peralatan Kerja dan Cara Pengoperasian

Untuk menghasilkan suatu sistem perpipaan yang baik dengan tujuan agar sarana dapat bertahan lama sesuai dengan jangka waktu yang direncanakan, maka selain pemeliharaan sistem juga diperlukan suatu kualitas pekerjaan yang baik khususnya pada saat pemasangan pipa. Untuk itu diperlukan suatu pengetahuan dasar mengenai kualitas pipa dan aksesoriesnya serta peralatan kerja yang sesuai dengan peruntukannya. Pada pembahasan di bagian ini akan diuraikan secara lengkap penggunaan alat kerja khususnya untuk pekerjaan pemasangan pipa gsp (galvanized steel pipe). Secara umum peralatan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pemasangan sistem perpipaan yaitu untuk pekerjaan tanah dan perpipaan antara lain adalah:

Kunci pipa ɰ

Kunci inggris ɰ

Alat snei ɰ

Gergaji besi ɰ

A Peralatan Kerja

1) Kunci pipa

Untuk mengikat atau mengencangkan sambungan pada pipa maka digunakan kunci pipa yang berfungsi untuk menjepit pipa dan memutar pipa drat pipa dapat masuk sepenuh ke dalam alat penyambung pipa (contoh: sambungan pipa dengan socket). Untuk menyambung pipa diperlukan minimal dua buah alat kunci pipa.

2) Kunci inggris

Kunci inggris adalah alat bantu yang berguna untuk membuka atau mengikat baut.

Alat ini dapat digunakan pada: Baut­baut sambungan flange ɲ

Baut­baut pada Gilbaut joint ɲ

Tangkai katup (valve) ɲ

4.3 Peralatan Kerja dan Aksesories

3) Alat snei

Alat snei berguna untuk membuat ulir/drat pada pipa besi (pipa gi). Ulir ini digunakan untuk menyambung pipa dengan pipa yang lain dengan menggunakan sambungan socket atau aksessoris penyambung pipa lainnya.

 

 

 

 

4) Gergaji besi

Besar kemungkinan dalam pelaksanaan

pekerjaan pemasangan pipa kita harus melakukan pemotongan pipa, hal ini diijinkan tetapi jika menggunakan alat pemotong akan menjamin ujung potongan akan tegak rata/lurus. Alat yang direkomendasikan adalah gi cutter wheel ataupun

gergaji besi.

 

Kunci pipa

(23)

44

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

45

B Cara Penggunaan Peralatan Kerja

1) Membuat ulir pada pipa

Urutan cara membuat ulir/drat baru pada pipa adalah sebagai berikut:

Jepit/pres pipa yang akan disnei tersebut ɰ

dengan menggunakan catok, bila pipa licin dan masih bergerak, antara pipa dan gigi catok dapat dilapisi dengan kain/ kertas kering, hal ini juga menghindari kemungkinan rusaknya pipa karena jepitan terlalu keras.

Bagian ujung yang akan disnei, masukkan ɰ

pada mulut alat snei kemudian tutup/kunci alat snei tersebut, dengan memutar handel yang terdapat pada ujung tangkai snei, sehingga tanda panah mengarah ke atas. Tekan tangkai alat snei ke bawah, ɰ

kemudian angkat lagi ke atas, terus berulang­ulang, pada saat ditekan ke bawah itulah terjadi proses pembuatan ulir oleh gigi alat snei tersebut. Hal ini dilakukan berulang­ulang hingga ujung draat yang diinginkan selesai.

Jika saat tangkai ditekan terasa keras, ɰ

berarti mulut alat snei tersebut penuh oleh serpihan sisa penyeneian, angkat dan putar handle ke kiri, dan lepaskan hingga arah anak panah mengarah ke bawah. Maka serpihan­serpihan sisa penyenaian tersebut akan terbuang ke bawah. Tarik dan putar lagi ke kanan, hingga anak panah mengarah ke atas, lakukan lagi penyenaian, begitu terus untuk selanjutnya, berulang­ulang hingga lebar drat sekitar 2–3 cm.

Jarak terbaik antara alat snei dan catok ɰ

adalah tidak lebih dari 30 cm, sehingga catok dapat menahan pipa benar­benar kuat, karena jika pipa berputar saat tangkai alat snei ditekan ke bawah, maka tidak akan terbentuk ulir atau drat.

2) Penyambungan pipa

Untuk menyambung dua pipa satu ukuran menggunakan socket atau water moor sebagai alat penyambung pipa. Pipa yang sudah terpasang ditahan dengan kunci rantai (terutama untuk pipa berdiameter besar) atau kunci pipa untuk pipa kecil (berdiameter < 50 mm). Pemasang pipa memegang kunci pipa yang lain, akan memutar socket atau water moor kearah kanan, sehingga sambungan kuat. Indikatornya adalah jika semua drat pipa sudah tidak terlihat lagi atau tertutup oleh socket.

 

 

 

 

 

 

3) Pemotongan pipa

Jepit pipa yang akan dipotong dengan catok, beri tanda bagian pipa yang akan dipotong, kemudian pada tanda tersebut, jepit pipa dengan alat potong tersebut, putar alat potong kebawah. Tambah kedalam silet potong ¼ putaran untuk setiap 1 x putaran tangkai potong.

(24)

46

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

4 – Operasional dan P

erawatan Infrastruktur Sarana P

erpipaan Gravitasi

47

4) Pemasangan katup pembuka / penutup

aliran

Katup pembuka atau penutup aliran (gate valve) yang dipergunakan dalam sistem pedesaan menggunakan jenis sambungan berupa ulir/draat atau sambungan flange. Dalam pembahasan ini mengenai sambungan dengan menggunakan ulir/ draat.

Setiap pemasangan katup jenis ini memerlukan alat:

Kunci pipa: 2 buah ɰ

Kunci rantai: 1 buah (untuk pipa ɰ

berdiameter > 50 mm) Sikat kawat: 1 buah ɰ

Seal tape (secukupnya) ɰ

Tiap pemasangan satu unit gate valve memerlukan material/fitting sebagai berikut:

Walter moor: 2 buah ɰ

Double nipple: 2 buah ɰ

Pemasangan gate valve (female) adalah sama dengan pemasangan pipa dengan sambungan draat dengan urutan dari kiri ke kanan: pipa gs (draat luar) water moor–doble nipple–gate valve– double nipple–water moor pipa gs (draat luar).

5) Pemasangan pipa penguras

Pipa penguras sangat diperlukan oleh sistem perpipaan karena disini merupakan tempat untuk membersihkan sistem perpipaan yang berasal dari lumpur dan pasir yang mungkin terdapat/ terbawa oleh air. Sistem penguras ini adalah berupa pipa cabang yang dilengkapi dengan katup dan dipasang pada tempat yang rendah, dimana kemungkinan besar endapan material/lumpur terkumpul.

Peralatan yang diperlukan dalam pemasangan sistem penguras ini adalah:

Kunci pipa: 2 buah ɰ

Kunci rantai: 1 buah (untuk pipa ɰ

berdiameter > 50 mm) Alat snei: 1 buah ɰ

Sikat kawat: 1 buah ɰ

Alat potong pipa: 1 buah ɰ

Catok: 1 buah ɰ

Seal tape (sekcukupnya) ɰ

Adapun material yang diperlukan dalam pemasangan sistem penguras untuk sistem perpipaan, sebenarnya tergantung pada kondisi saluran penerima buangan, beda elevasi, jenis pipa yang digunakan, dan lain­lain.

Material yang dibutuhkan dalam pembuatan sistem penguras adalah:

Reducing tee (female): 1 buah ɰ

Double nipple : 4 buah ɰ

Water moor: 2 buah ɰ

Gate valve (female): 1 buah (untuk katup ɰ

penguras)

Gate valve (female): 1 buah (untuk katup ɰ

jalur pipa) Elbow 90°: 1 buah ɰ

Pipa penguras: tergantung ɰ

Box valve ɰ

6) Pemasangan air valve (katup pelepas udara)

Penempatan katup ini adalah pada lokasi yang tinggi, dimana diperkirakan akan terjadi akumulasi udara yang terjebak dalam pipa.

Peralatan yang dibutuhkan dalam pekerjaan pemasangan adalah:

Kunci pipa: 2 buah ɰ

Kunci rantai: 1 buah (untuk pipa ɰ

berdiameter > 50 mm) Sikat kawat: 1 buah ɰ

Alat potong pipa: 1 buah ɰ

Catok: 1 buah ɰ

Alat snei: 1 buah ɰ

Seal tape (sekcukupnya) ɰ

Accessories pipa yang diperlukan: Reducing tee: 1 buah

ɰ

Water moor: 2 buah ɰ

Double nipple: 1 buah (untuk katup ɰ

penguras) Air valve: 1 buah ɰ

Pipa penguras: tergantung ɰ

Pipa pendek (kedua ujung di snei) ɰ

4.3.2 Aksesories Jaringan Pipa

Agar pengaliran air di dalam pipa dapat berjalan dengan baik, maka seringkali jaringan pipa tersebut perlu dilengkapi dengan perlengkapan jaringan pipa, antara lain:

Katup sekat (gate valve atau sluice valve) ɰ

Katup pencegah aliran bailik (check valve) ɰ

Katup udara (air valve) ɰ

Katup penguras (washout) ɰ

Selain dari itu juga untuk menghubungkan pipa atau membelokkan arah pipa maka digunakan peralatan lain misalnya:

Socket (cincin)

Reducer (over soc) ɰ

Secara umum katup dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, yaitu:

Katup untuk mengatur debit aliran air. ɰ

Katup untuk membuka/menutup aliran. ɰ

1) Katup sekat (gate valve)

Katup sekat berfungsi untuk membuka dan menutup aliran air bolak­balik. Dengan demikian ini hanya dioperasikan dengan membuka penuh atau menutup penuh aliran air. Prinsip kerja dari katup ini adalah dengan menutup/membuka lubang yang dialiri air dengan cara menurunkan/ menaikkan penutup lubang tersebut dengan alat pemutarnya.

Gambar

Gambar metode pengukuran debit dengan stop watch dan wadah.

Referensi

Dokumen terkait

Demam berdarah dengue (DBD) pada fase awal sakit memiliki gejala yang tidak khas dan mirip dengan demam dengue (DD) atau demam karena infeksi lain (other

Nilai faktor keamanan yang didapatkan, menunjukkan lereng tersebut cukup aman (berdasarkan tabel 4), tetapi lama kelamaan dengan kondisi lapisan lempung yang dibiarkan

Rata-Rata (±SD) Kadar EPA Kerang Totok Selama Penelitian Hasil uji statistik kadar EPA kerang Totok diketahui bahwa semua perlakuan lama pemeliharaan memberikan pengaruh

Pikiran manusia senantiasa menjadi menarik untuk digali lebih dalam, karena semua hal di dunia ini dimulai dari hasil pemikiran-pemikiran yang senantiasa bergerak dinamis, dan

Hasil pengujian hipotesis Ha3 gagal ditolak dan Ho3 ditolak, maka pada penelitian menghasilkan Program periklanan, Pemasaran melalui e-mail dan Pemrosesan informasi

Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh upah, output dan jumlah perusahaan terhadap permintaan tenaga kerja di sektor konstruksi periode 2005-2013..

Sampel pengujian dipersiapkan dengan cara mencampurkan bubuk cabai dan kloroform sebanyak 8 ml yang disentrifugasi selama 5 menit pada kecepatan 3000 rpm,

Berdasarkan teori penyakit ini biasanya bersifat self limiting desease (sembuh sendiri) dan disebabkan oleh virus (paramyxovirus) oleh karena itu maka terapi yang diberikan hanya