• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH SENI DAN BUDAYA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH SENI DAN BUDAYA (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH SENI DAN BUDAYA SULAWESI TENGGARA

Makalah ini di susun oleh Muhammad isa anshori Nama : M isa anshori

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syur atas kehadiran Allah Swt yang telah memberi rahmat dan anugrah sehingga tugas SENI DAN BUDAYA yang berjudul SULAWESI TENGGARA serta Pengaruhnya dalam kehidupan sehari .Tugas ini berisi tentang bagian bagian dari SULAWESI TENGGARA serta adat dan Budaya dari daerah tersebut

Semoga tugas SENI BUDAYA yang Berjudul SULAWESI TENGGARA dapat bermanfaat bagi para pembaca ,untuk mengenal Budaya Indonesia lebih jauh

(3)
(4)

SENI PERAN

………... 19

FUNGSI DAN PERANAN

………. 20 KESIMPULAN

……… 21

DAFTAR ISI

(5)

Bab 1 pendahuluan 1.1Sistem pemerintahan

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari.

A. Masa Orde Lama 1964

Pada awalnya terdiri atas 4 (empat) kabupaten, yaitu:

1. Kabupaten Kendari, 2. Kabupaten Kolaka, 3. Kabupaten Muna dan 4. Kabupaten Buton

Dengan Bau-bau sebagai ibukotaprovinsi. Namun, karena suatu hal ibukota provinsi berganti menjadi di Kendari.

B. Masa Orde Baru Tahun 1995

Dibentuk satu kota yaitu Kota Kendari, pemekaran dari Kabupaten Kendari, sekarang Kabupaten Konawe (3 Agustus 1995)

C. Masa Era Reformasi Tahun 1999

Masa Awal Reformasi

Dibentuk satu kotaBaru yaitu : Kota Bau-Bau, pemekaran dari Kabupaten Buton (21 Juni 2001)

Masa Berikutnya Reformasi

Terbentuk beberapa kabupaten baru :

(6)

6. Kabupaten Buton Utara, pemekaran dari Kabupaten Muna (2 Januari 2007)

7. Kabupaten Kolaka Timur, pemekaran dari Kabupaten Kolaka (14 Desember 2012) 8. Kabupaten Konawe Kepulauan, dimekarkan dari Kabupaten Konawe (12 April 2013) 9. Kabupaten Buton Tengah, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014)

10.Kabupaten Buton Selatan, dimekarkan dari Kabupaten Buton (Juli 2014) 11.Kabupaten Muna Barat, dimekarkan dari Kabupaten Muna (Juli 2014) Setelah pemekaran, Sulawesi Tenggara mempunyai 15 kabupaten dan 2 kota.

Demografi Daerah

Jumlah Penduduk

Pada tahun 1990 jumlah penduduk Sulawesi Tenggara sekitar 1.349.619 jiwa. Kemudian tahun 2000 meningkat menjadi 1.776.292 jiwa dan berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Badan Pusat Statistik tahun 2005 adalah sejumlah 1.959.414 jiwa.

Dari publikasi Proyeksi Penduduk Indonesia 2010 - 2035 disebutkan bahwa jumlah penduduk Sulawesi Tenggara berturut-turut (dalam ribuan) 2.243,6 (2010), 2.499,5 (2015), 2.755,6 (2020), 3.003,3 (2025), 3.237,7 (2030) dan 3.458,1 (2035).

Pertumbuhan Penduduk

Laju pertumbuhan penduduk Sulawesi Tenggara selama tahun 1990-2000 adalah 2,79% per tahun dan tahun 2004-2005 menjadi 0,02%.[butuh rujukan] Laju pertumbuhan penduduk menurut kabupaten selama kurun waktu 2004-2005 hanya kota Kendari dan Kabupaten Muna yang menunjukan pertumbuhan yang positif, yaitu 0,03 % dan 0,02 % per tahun, sedangkan kabupaten yang lain menunjukkan pertumbuhan negatif.

Struktur Penduduk

Struktur umur penduduk Sulawesi Tenggara pada tahun 2005, penduduk usia di bawah 15 tahun 700.433 jiwa (35,75%) dari total penduduk, sedangkan penduduk perempuan mencapai 984.987 jiwa (20.27%) dan penduduk laki-laki mencapai 974.427 jiwa (49,73%).

Jumlah penduduk tahun 1971-2010

Tahun 1971 1980 1990 1995 2000 2010

Jumlah penduduk 714.120 942.302 1.349.619 1.586.917 1.776.292 2.232.586

(7)

1.2Letak Geografis

Sulawesi Tenggara adalah sebuah provinsi di Indonesia yang beribukotakan Kendari. Provinsi Sulawesi Tenggara terletak di Jazirah Tenggara Pulau Sulawesi, secara geografis terletak di bagian selatan garis khatulistiwa di antara 02°45' - 06°15' Lintang Selatan dan 120°45' - 124°30' Bujur Timur serta mempunyai wilayah daratan seluas 38.140 km² (3.814.000 ha) dan perairan (laut) seluas 110.000 km² (11.000.000 ha).

Sejarah Daerah

Sulawesi Tenggara awalnya merupakan nama salah satu kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan dan TenggaraSulselra dengan Bau-bau sebagai ibukota kabupaten.

(8)

1.3Kultur Budaya

Kultur Budaya Sulawesi Tenggara

Semenanjung Sulawesi Tenggara didiami oleh dua suku asli, yaitu suku Mekongga (Kolaka) dan suku Tolaki (Kendari). Kedua suku ini memiliki

persamaan dari segi budaya maupun bahasa yang dipakai sehari-hari. Selain persamaan-persamaan tersebut kedua suku ini juga memiliki simbol adat yang sama yakni "KALO.‘ Kalo terbuat dari rotan dan dibuat secara

melingkar. Kalo merupakan simbol persatuan dan kesatuan. Biasanya, masyarakat Mekongga dan Tolaki jika terjadi suatu masalah sosial yang memerlukan penyelesaian, maka mereka akan kembali pada makna Kalo.

Kalo bermakna ketulusan, kesucian, dan keterbukaan dalam menerima setiap perbedaan yang ada, sehingga makna yang terkandung di dalamnya merupakan tauladan yang patut diikuti untuk menciptakan perdamaian antarsesama umat beragama yang berbeda keyakinan.

Mempelajari simbol-simbol adat setiap suku, dalam hal ini simbol suku Tolaki-Mekongga (Kalo), dapat membawa suatu pola pemikiran baru yang dapat memberikan kita jalan keluar dari konflik-konflik sosial yang selama ini

terjadi akibat kesalahpahaman dalam menanggapi perbedaan yang ada. Kalo adalah simbol adat yang bermakna keterbukaan untuk menerima perbedaan dan menjalin perbedaan menjadi suatu ikatan yang kuat dalam suasana persaudaraan. Makna Kalo yang demikian dapat dijadikan landasan berpikir dalam menciptakan rekonsiliasi antarbudaya dan antaragama di Indonesia.

(9)

menggambarkan maksud dan tujuan dari diadakannya sebuah upacara. Bentuknya yang melingkar sebagai lambang persatuan dan kesatuan, melalui atribut kain putih sebagai lambang kesucian dan ketentraman dan melalui atribut wadah anyamannya yang terbuat dari tangkai daun palam sebagai lambang kemakmuran dan kesejahteraan.

Bagi orang Tolaki-Mekongga, Kalo juga adalah suatu benda keramat yang merupakan representasi dari nenek moyang mereka. Bagi orang Tolaki-Mekongga menghargai, mensucikan dan mengkeramatkan

1.4Upacara adat

A. Kalo

Setelah membaca pendahuluan di atas, maka kita dapat melihat bahwa salah satu wujud dari adat istiadat suku Tolaki-Mekongga yang hingga saat ini masih mempengaruhi cara perpikir, bersikap dan bertingkah laku mereka sehari-hari --salah satu dasar dalam

menciptakan rekonsiliasi-- adalah Kalo. Kalo adalah suatu benda suku Tolaki-Mekongga yang dijadikan simbol tertinggi untuk menciptakan suasana harmonis antara dua pihak atau beberapa pihak yang ingin berkomunikasi dalam suatu urusan. Misalnya urusan menyangkut perkawinan, peminangan, kekeluargaan dan perdamaian.

Sebenarnya Kalo adalah sebuah benda berupa lingkaran rotan pilihan berwarna kuning berpelin tiga dan kedua ujungnya disimpul. Ia

merupakan simbolisasi dari berbagai unsur meliputi keluarga inti dan adat dalam kehidupan rumah tangga itu sendiri sebagai media

pengikat hubungan keluarga inti secara timbal-balik. Keluarga Inti yang dimaksud di sini terdiri atas: ayah, ibu dan anak. Penggunaan Kalo biasanya bersama dengan sehelai kain putih sebagai alas dan talam persegi empat yang terbuat dari anyaman daun palam hutan. Kain putih merupakan simbol adat dalam kehidupan berumah tangga. Sedangkan rumah tangga itu sendiri disimbolkan oleh wadah anyaman tempat meletakkan lingkaran rotan yang berpilin tiga tersebut.

Kalo juga adalah simbol dari unsur-unsur keluarga luas, adat dalam kehidupan komuniti keluarga luas dan pola komuniti itu sendiri yang saling berkait secara timbal balik.

Selain itu dalam berbagai aspek kehidupan suku Tolaki-Mekonga, Kalo juga selalu digunakan sebagai simbol yang mencakup unsur-unsur masyarakat dan nilai budaya. Hal ini terlihat dalam beberapa

(10)

dan unggas yang bahan asalnya dari rotan/akar yang selalu mengacu pada bentuk Kalo.

B. Upacara Pasuo

Salah satu upacara adat yang besar, ramai dan unik. Upacara ini sebenarnya seperti inisiasi bagi gadis-gadis Buton yang akan beranjak dewasa. Semua gadis yang terlibat diwajibkan mengenakan pakaian adat, dengan konde (kelihatan lucu) menyerupai ulekan. Menggunakan pakaian adat menyerupai pakaian adat Sulawesi pada umumnya. Awalnya mereka berkumpul di lapangan berbaris membentuk lingkaran. Seorang perempuan separuh baya, berdiri di antara mereka untuk mendampingi sekaligus memberi petunjuk (Bhisa). Selanjutnya mereka digiring memasuki kamar kecil yang disebut Suo. (tempat inti upacara ). Mengawali upacara di suo, semua peserta harus menangis, bagaimana pun

caranya. Beberapa wali perempuan mereka siap di suo untuk menyubiti agar tangis mereka bertambah kencang. Ini, menurut bhisa, sebagai cerminan hidup mereka bahwa mereka

(11)

1.5Tempat wisata

Taman wisata di Sulawesi Tenggara

Taman Nasional Wakatobi

Obyek Wisata yang terpopuler di Sulawesi Tenggara adalah Obyek Wisata Sejarah “Benteng Buton” selain Obyek Wisata Taman Nasinal Wakatobi.

Benteng ini boleh dikatakan adalah benteng yang terbesar di Dunia (yang mengelilingi satu perbukitan pulau Buton) setelah Gread Wall/ Tembok Cina, Mengelilingi benteng ini tidak cukup waktu seharian bila berjalan kaki. Memasuki pintu utama kawasan ini di sebelah kiri dijumpai prasasti yang bertuliskan silsila raja-raja Kerajaan Butun, disebelah kanan berdiri Mesjid Tua Buton yang sangat khas dan unik, dan terlihat pula Batu bertuah, Batu yang mempunyai kolam kecil yang tidak pernah kering, Makam para raja2, Balai Pertemuan para raja-raja, Ruang pelantikan Raja, dan lain peninggalan sejarah kerajaan Buton seperti

Meriam/ Basoka Tua. Menuju kawasan ini dari kota pusat keramaian dengan mobil kira-kira 15-20 menit dengan jalan sedikit mendaki kearah perbukitan.

Pulau Buton dapat dicapai dengan pesawat udara atau Kapal Penumpang dari Makassar (Ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan), atau dengan Kapal Motor dari Kota Kendari , Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara

Wisata Kota Bau Bau

Buton

Wisata Kota Bau Bau -Buton

Kota Bau Bau Buton dapat dikatakan sebagai Kota Wisata karena dimana kaki melangkah disitu ditemukan berbagai obyek wisata , seperti Wisata Alam, Hutan, Pantai, Air Terjun,

(12)

Puncak Kota Bau Bau Buton

Pulau Liwu Tongkidi

Liwu Tongkidi

Pantai Laut Pulau Liwu Tongkidi

Pulau Liwu Tongkidi , sebuah pulau kecil . Pulau ini termasuk dalam kawasan

pengembangan Terpadu BASILIKA (Batauga, Siompu, Liwutongkidi dan Kadatua) di Kabupaten Buton.

Pulau yang kecil dikelilingi pasir putih ini memiliki kekayaan bawah laut berupa

(13)

1.6Makanan khas

Makanan Khas Sulawesi Tenggara

1.) KAOSAMI

Sebutan itu bagi sebagian besar masyarakat di Sulawesi Tenggara sudah tidak asing. Kasoami (soami) adalah makanan khas sulawesi tenggara yang terbuat dari ubi. Proses pembuatannya bagi sudah terbiasa tentu tidak sulit. Tapi bagi pemula tentu memerlukan kesabaran dalam proses pembuatannya.

Kasoami sangat enak bila dinikmati dengan ikan asin. Cara membuatnya yakni ubi yang sudah dibersihkan diparut. Setelah itu ubi diperas. Biasanya proses ini

memerlukan peralatan khusus untuk memerasnya. Peralatan ini intinya berfungsi untuk bagaimana agar ubi yang diperas itu cepat kering.

2.) KABUTO

(14)

aroma makanan ini kala disantap. Apalagi bila dicampur kelapa parut dan ditambah menu ikan asin goreng sebagai lauknya.. tambah mantap.

3.) LAPA-LAPA

Lapa-lapa adalah makanan khas sulawesi tenggara, lapa-lapa mempunyai rasa yang guri dan enak, apalagi dikonsumsi dengan ikan kaholeonarore (ikan asin) semakin menambah selerah makan.

kuliner ini jika di jawa mungkin lebih di kenal dengan lepet /

(15)

Bab II ,Seni Budaya 2.1Seni musik

Alat Musik Sulawesi Tenggara

1. Gambus

Gambus adalah alat musik petik yang seperti mandolin. Biasanya paling banyak memiliki tiga senar. Alat musik ini sebenarnya berasal dari Timur Tengah. Permulaan masuknya alat musik gambus ini ke tanah air sebenarnya karena pengaruh dari penyebaran agama Islam di beberapa daerah di Indonesia termasuk di Sulawesi Tenggara ini. Alat musik ini pada perkembangannya akhirnya juga digunakan untuk melantunkan lagu-lagu tidak hanya berbahasa arab seperti aslinya, namun juga berbahasa melayu.

2. Gong

Saya yakin anda semua yang membaca ini tidak asing lagi dengan alat musik tradisional yang satu ini. Gong memang memiliki pengaruh besar terhadap permainan musik-musik tradisional. Gong akan menambah suasana yang lebih hidup pada musik-musik tradisional karena gelegar suara yang dihasilkan oleh alat musik yang terbuat dari logam ini.

3. Gendang

Hampir sama dengan beberapa Provinsi Lainnya. Termasuk salah satu alat musik tradisional yang paling populer dari seluruh nusantara adalah Gendang. Alat musik yang terbuat dari kayu dan kulit sebagai sebagai permukaan yang dipukul ini sangat mudah dimainkan dan sebagai penentu tempo dalam suatu permainan musik tradisional.

4. Seruling bambu

Seruling bambu juga merupakan salah satu alat musik tradisional Sulawesi Tenggara. Banyak sekali jenis dari seruling bambu yang ada di Sulawesi Tenggara seperti informasi dari beberapa artikel yang saya baca. Ada yang ukurannya sedang, kecil, dan bahkan besar sampai

menggunakan dua ruas bambu berukurang cukup besar sebagai alat musik tiup sejenis seruling ini.

5. Gamelan

(16)

lempeng logam yang jika dipukul akan menghasilkan suara dan memiliki tangga nada yang lengkap

2.2 Seni Rupa

Seni Rupa Sulawesi Tenggara

kerajinan tenun asal Sulawesi Tenggara, yang tidak hanya dikenal di Indonesia saja, namun sudah menembus pasar Internasional dan sudah terkanal di sana, dengan banyaknya pesaing yang ahli di dalam dunia fashion, kerajinan tenun ini mampu bertahan dan bersaing, dengan berbagai media promosi yang ada sekarang ini.

(17)

Seperti kata sekda provinsi itu dalam rangkaian rapat kerja daerah (rakerda) tahun 2014 ini, tantangan dekranasda kedepan adalah semakin terbukanya pasar produk, karena keinginan masyarakat terhadap tenun yang beragam sehingga produk harus disesuaikan dengan industri pasaran.

Dibutuhkan kerja keras dari DEKRANASDA Sulawesi Tenggara untuk terus meningkatkan kualitas dari tenun daerah ini, peminat tenun sekarang sangat tinggi dan bahakan bukan hanya lokal namun luar daerah juga. Jadi kualitas tenun harus tetap di jaga agar tetap mampu bersaing dengan kualitas tenun yang lain.

Kerajinan Gembol Khas Kendari

Masyarakat Kendari mengenal kerajinan gembol sebagai kerajinan tumor kayu. Bahan dasar dari kerajinan ini diambil dari akar kayu yang menyerupai benjolan tumor pada manusia. Bahan­ bahan tersebut biasanya diperoleh dari aneka pohon besar yang tumbuh di Provinsi Sulawesi Tenggara.

kerajinan gembol

jam gembol (kiri) dan meja gembol (kanan) gambar: wisatamelayu.com

(18)

Bahan   dasar   kerajinan   gembol   dipilih   dan   diambil   dari   akar   kayu   yang   berkualitas   tinggi sehingga kerajinan ini menjadi unik. Para pengrajin juga memilih bahan yang betul­betul sudah terbentuk alami untuk menentukan tekstur. Selanjutnya, tekstur alami tersebut disempurnakan dengan cara dipoles dan diberi warna agar menghasilkan karya yang menakjubkan. Hasil karya kerajinan  tersebut  berupa  jam  dinding,  meja,  kursi,  asbak,  dan  aneka  ukiran  yang  dibentuk menyerupai hewan dan kerangka yang mirip manusia.

Rumah Adat Sulawesi Tenggara

bangunan induk anjungan mengambil bentuk Istana Sultan Buton (disebut Malige) yang megah. Meskipun didirikan hanya dengan saling mengait, tanpa tali pengikat ataupun paku, bangunan ini dapat berdiri dengan dengan kokoh dan megah diatas sandi yang menjadi landasan dasarnya. Patung dua ekor kuda jantan yan sedang bertarung, pelengkap bangunan,

menggambarkan tradisi mengadu kuda dari Pulau Muna yang digemari masyarakat Sulawesi Tenggara. Rumah adat Buton atau Buton merupakan bangunan di atas tiang, dan seluruhnya dari bahan kayu. Banguanannya terdiri dari empat tingkat atau empat lantai. Ruang lantai pertama lebih luas dari lantai kedua. Sedangkan lantai keempat lebih besar dari lantai ketiga, jadi makin keatas makin kecil atau sempit ruangannya.

Pakaian Adat

Babu Kandiu

(19)

2.3 Seni Rupa

Seni Tari Sulawesi Tenggara

seni tari Honari Mosega.

(20)

Dahulu kala seni tari Honari Mosega di atraksikan sebelum dan sesudah perang. Tarian ini diadakan sebagai pengungkapan dan motivasi dari semangat prajurit Liya ketika akan berperang mengusir musuh dan kegembiraan mereka karena pulang dengan kemenangan keberhasilan menaklukan musuh.

Tari ini dimainkan oleh beberapa laki-laki, terdiri dari 1 penari inti disebut tompidhe dengan memegang tombak atau parang, dan dilengkapi dengan 1 atau 4 orang sebagai hulubalang yang disebut manu-manu moane dengan memegang tombak dan janur kuning sebagai penghalau bisa atau sihir. Kadang terdapat pula hulubalang wanita yang disebut manu-manu wowine serta 1 orang pemukul gendang atau tamburu.

2.4 Seni peran

Seni Peran

Tari Lulo Alu adalah tarian yang berasal dari Tokotua, Kabupaten

Bombana, Sulawesi Tenggara. Tarian ini dilaksanakan sebagai salah satu

ritual adat Tokotua atas rasa syukur dan terima kasih kepada sang pencipta atas melimpahnya rezki dari hasil panen beras pada masa lalu. Dimana menurut catatan sejarah pada zaman dahulu Tokotua atau Kabaena

(21)

Gerakan dan Busana

Tarian ini dibawakan 12 penari yang dibagi atas dua peranan. Delapan penari putra memegang alu (Penumbuk Padi) yang menggambarkan pria yang menumbuk padi dan empat orang penari perempuan memegang nyiru sebagai alat penapis gabah, ditambah sapu tangan yang menggambarkan proses penapisan gabah. Pakaian yang digunakan dalam tari tersebut merupakan ciri khas Kabaena dengan pakaian berwarna dasar hitam ditambah warna kekuning-kuningan dan kemerah-kemerahan

Bab III Fungsi dan Peranan

Fungsi Dan Peranan

1. Fungsi Pribadi (Individual)

(22)

2. Fungsi Masyarakat (social)

Setiap karya seni yang diciptakan seniman, pada umumnya akan disajikan kepada masyarakat atau audiens. Ketika karya seni itu hadir di dalam masyarakat, maka disitulah terjadi interaksi antara audiens dan karya seni tersebut. Distu karya seni di nikmati, diamati, diapresiasi, sehingga timbullah proses komunikasi. Dalam mengamati sebuha karya seni rupa, apresiator dapat dengan bebas menilai, mencari, dan menggali makna visual dari sebuah karya seni rupa. Fungsi seni dalam masyarakat dibagi menjadi dua bagian yaitu fungsi rekreasi dan fungsi komunikasi. Fungsi seni di masyarakat yang berhubungan dengan rekreasi atau wisata, apabila karya seni itu dikonsep atau diprogram untuk menarik wisatawan. Dalam hal ini para apresiator dapat menikmati sebuah karya seni secara langsung dan tidak lansung. Pengamatan secara langsung ini dapat kita jumpai misalkan pada pameran seni lukisan, pameran patung dan seni publik. Sedangkan apresiasi karya seni yang tidak langsung, mempunyai pengertian apabila karya seni tersebut tidak dijadikan konsep utama. Artinya sebuah karya seni tersebut hanya sebagai pelengkap dalam suatu acara atau bangunan. Ini dapat dijumpai misalkan lukisan yang terpajang di restaurant, hotel, dan perkantoran.

4. Fungsi Keagamaan (Religious)

Seni rupa atau seni lainnya memang ikut andil dalam ranah agama atau religious. Kemunculan seni rupa sejak zaman pra sejarah sampai modern, secara subtansial terdapat fungsi dalam suatu kepercayaan. Karya-karya seni yang erat hubungannya dengan fungsi religious ini dapat ditelusuri mungkin sejak zaman Renaisans. Di Italia pada abad 15, abad dimana pergolakan pemikiran dan kreativitas dieksplorasi munuju pencerahan. Seniman Renaisans pada waktu itu berkarya untuk kepentingan gereja, denga dukungan dari penguasa atau bangsawan. Peran seniman pada zaman itu sangat berpengaruh dalam menciptakan karya seni yang religious sebagai penunjang peradaban Renaisans.

5. Fungsi Pendidikan (Education)

Fungsi seni dalam dunia pendidikan memang berperan dalam menunjang lancarnya proses belajar mengajar. Dalam konteks ini karya seni sebagai mediator penyampaian pesan dalam proses belajar. Berbagai metode dalam proses belajar mengajar dari mulai metode verbal maupun non verbal. Seni visual atau seni rupa dapat pula diterpakan dalam pendidikan. Ketika pesan verbal itu perlu sarana pendukung dalam bentuk visual, maka dapat dihadirkan dalam bentuk gambar, lukisan, ilustrasi, ataupun poster.

Bab IV kesimpulan

KESIMPULAN

Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa seni adalah barang/atau karya dari sebuah kegiatan, sedangkan Budaya adalah cara hidup suatu bangsa atau umat yang tidak lagi dilihat sebagai pancaran ilmu dan pemikiran yang tinggi dan murni dari sesuatu bangsa untuk mengatur kehidupan berasaskan peradaban.

penutup

(23)

Di dalam makalah ini mungkin ada kesalahan dan kekurangan oleh karena itu penulispun meminta agar kiranya pembaca juga memberi keritik dan saranya agar kiranya makalah ini bisa menjadi lebih sempurna lagi

Daftar Pustaka

Id.wikipedia.org/wiki/wisata_budaya

Indonesiaindonesia.com/f/104203-rekonsilir-budaya-tolaki Indotimnet.wordpress.com/upacara-pasuo

Indotimnet.wordpress.com/wisata-sulawesitenggara

Adibafarah.blogspot.de/2014/02/4-makanan-khas-sulawesi-tenggara.html Alatmusiktradisional.com/alat-musik-tradisional-sulawesi-tenggara

Sitisnayah.blogspot.de

Referensi

Dokumen terkait

Bagi memahami budaya hidup atau gaya hidup adalah penting dengan memahami kelakuan sesuatu golongan tersebut seperti yang telah dijelaskan oleh Jackson (2005, dipetik dari

evaluasi karya seni budaya Nusantara Tingkat dimensi kognitif adalah Mengevalu asi (C5), dan karya seni budaya Nusantara adalah bentuk pengetahuan Metakogni tif

Benda seni atau souvenir yang terbuat dari perak yang beasal dari Kota Gede di Yogyakarta adalah salah satu karya seni bangsa yang menjadi ciri khas daerah

Dari pengertian seni dan budaya di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian seni budaya secara umum adalah segala sesuatu yang dibuat manusia yang memiliki

Menyajikan karya seni kreasi baru berbasis seni budaya nusantara. 9 Melaksanakan apresiasi seni

Dari penulisan makalah ini saya dapat menyimpulkan bahwa perubahan dinamis dan arus globalisasi yang tinggi menyebabkan masyarakat kita sebagai bangsa indonesia yang memiliki

Menata karya seni rupa yang diciptakan dalam bentuk pameran sekolah atau luar sekolah  Menyiapkan karya seni tradisi,modern / kontemporer bersama yang dikembangkan dari

Tujuan dari penulisan ini adalah membantu guru sekolah dasar dalam membuat bahan ajar berbasis seni dan budaya dengan teknik montase, sehingga diperoleh suatu hasil