• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Internal Terhadap Kemampulabaan Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Internal Terhadap Kemampulabaan Industri Perbankan di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1

Landasan teori

2.1.1Pengertian Bank dan Faktor- Faktor Internal Perbankan

Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya, dalam hal lain Bank juga difokuskan untuk

(2)

10 Pengertian menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh lewat simpanan giro, tabungan, dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman (kredit) bagi bank yang menerapkan prinsip konvensional atau pembiayaan bagi bank yang menerapkan prinsip syariah. Dalam pemberian kredit disamping dikenakan bunga yang dilakukan oleh bank yang merapkan prinsip konvensional, bank tersebut juga mengenakan jasa pinjaman kepada penerima kredit (debitur) dalam bentuk biaya administrasi serta biaya komisi (Kasmir, 2002:13).

Dari pengertian tersebut dapat dikemukakan bahwa usaha bank selalu berkaitan dengan masalah keuangan, yaitu menghimpun dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Dengan demikian bank sebagai suatu badan berfungsi sebagai perantara keuangan (financial intermediary) dari dua pihak, yaitu pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (defisit unit). Hal ini juga yang menyebabkan lembaga bank disebut sebagai lembaga kepercayaan, artinya pihak yang kelebihan dana mempercayakan sepenuhnya kepada bank untuk mengelola dananya termasuk menyalurkannya kepada pihak yang kekurangan atau memerlukan dana berupa kredit. Wujud kepercayaan tersebut dalam bentuk tidak ikut campurnya pihak surplus ini dalam menentukan pihak defisit mana yang layak dipercaya (Kasmir, 2008:4).

(3)

11 kondisi dari perbankan tersebut. Sebagai lembaga yang penting dalam perekonomian maka perlu adanya pengawasan kinerja yang baik oleh regulator perbankan yang dipengaruhi oleh faktor- faktor internal perbankan. Rendahnya kualitas perbankan antara lain tercermin dari lemahnya kondisi internal sektor perbankan. Faktor internal perbankan merupakan variabel-variabel yang memiliki hubungan langsung dengan manajemen bank dalam memperoleh laba.

Faktor- faktor internal perbankan tersebut adalah rasio – rasio keuangan dalam perbankan. Rasio – rasio perbankan akan mempengaruhi kemampuan bank dalam menghasilkan laba. Kuantitas bank yang banyak menciptakan persaingan yang semakin ketat dan kinerja bank yang menjadi rendah karena ketidakmampuan bersaing di pasar, sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara financial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut (Brealey,2008).

2.1.2Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

(4)

12 1. Permodalan (capital)

2. Kualitas Aset (asset quality) 3. Manajemen (management) 4. Rentabilitas (earning) 5. Likuiditas (liquidity)

6. Sensitivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to market risk)

Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi, perkembangan, dan proyeksi rasio-rasio keuangan bank. Sedangkan penilaian kualitatif berkaitan dengan penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian kuantitatif, penerapan manajemen risiko, dan kepatuhan bank (Siamat, 2005:208).

Kesehatan atau kondisi keuangan dan non keuangan bank merupakan kepentingan semua pihak yang terkait, baik pemilik, pengelola (manajemen) bank, masyarakat pengguna jasa bank, Bank Indonesia selaku otoritas pengawas bank dan pihak lainnya. Informasi mengenai kondisi suatu bank dapat digunakan oleh pihak-pihak tersebut untuk mengevaluasi kinerja bank dalam menetapkan prinsip kehati-hatian, kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan manajemen risiko.

Perkembangan metodologi penelitian kondisi kesehatan bank senantiasa bersifat dinamis sehingga sistem penilaian tingkat kesehatan bank perlu di kaji secara periodik untuk menyesuaikan kondisi terkini. Tujuannya adalah agar lebih mencerminkan kondisi bank saat ini dan di waktu yang kan datang.

(5)

13 sehingga banyak bank yang sebenarnya kurang sehat atau bahkan tidak sehat secara finansial. Sehat tidaknya suatu perusahaan atau perbankan, dapat dilihat dari kinerja keuangan terutama kinerja profitabilitasnya dalam suatu perusahaan perbankan tersebut (Fitriani, 2010:2).

2.1.3Tugas dan Fungsi Bank

Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak (Siamat, 2005:276).

Fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik fungsi bank dapat sebagai agent of

trust, agent of development, dan agen of services (Triandaru dan Budisantoso,

2008:9).

1. Agen of Trust

Dasar utama kegiatan perbankan adalah trust atau kepercayaan, baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi oleh unsur kepercayaan.

2. Agen of Development

(6)

14 memungkinkan masyarakat melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi berkaitan dengan penggunaan uang.

3. Agen of Services

Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa-jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa-jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatanpokok perbankan. Sedangkan kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya hanyalah merupakan pendukung dari kedua kegiatan di atas.

2.1.4Jenis-jenis Bank

Adapun jenis perbankan dewasa ini menurut UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang -undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari berbagai segi antara lain (Kasmir,2002:18):

1. Dilihat dari segi fungsinya a. Bank Umum

(7)

15 b. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

2. Dilihat dari segi kepemilikannya

Ditinjau dari segi kepemilikan adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut.Kepemilikan ini dapat dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:

a. Bank milik pemerintah

Bank milik pemerintah yaitu bank yang baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula.

b. Bank milik swasta nasional

Bank jenis ini merupakan bank yang seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannya didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula.

c. Bank milik koperasi

(8)

16 d. Bank milik asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri.

e. Bank milik campuran

Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia.

3. Dilihat dari kegiata Devisa (Triandaru dan Budisantoso, 2006:76 -77) Status bank yang dimaksud adalah:

a. Bank devisa

Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan misalnya transfer ke luar negeri, inkaso keluar negeri, travelers cheque, pembukuan dan pembayaran Letter of Credit (L/C) dan transaksi luar negeri lainnya.

b. Bank non devisa

Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batas-batas Negara.

4. Dilihat dari segi cara menentukan harga

(9)

17 yaitu bank yang dalam mencari keuntungan dan menentukan harga kepada nasabahnya didasarkanpada dua metode, yaitu spread based dan fee based.

b. Bank yang berdasarkan prinsip syariah,

yaitu bank yang menetapkan aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain baik dalam hal penyimpanan dana, pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya.

5. Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya: a. Bank Central

Bank central adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada.

b. Bank Umum

Bank Umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek.

c. Bank Tabungan

Bank tabungan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana dengan kertas berharga.

d. Bank Pembangunan

(10)

18 bentuk deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang. Sedangkan usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.

2.1.5Kinerja Keuangan dan Laporan Keuangan

Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kinerja (performance) adalah sesuatu yang dicapai atau prestasi yang diperlihatkan (Kasmir 2008:45). Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank tersebut, sehingga apabila kinerja itu buruk maka tidak mungkin para direksi ini akan diganti. Bank perlu dinilai kesehatannya, tujuannya adalah untuk mengetahui kondisi bank tersebut yang sesungguhnya apakah dalam keadaan sehat, kurang sehat, atau mungkin sakit. Apabila kondisi bank tersebut dalam kondisi sehat, maka perlu dipertahankan kesehatannya. Akan tetapi jika kondisinya dalam keadaan tidak sehat maka segera perlu diambil tindakan untuk mengobatinya. Dari penilaian kesehatan bank ini pada akhirnya akan terlihat kinerja bank tersebut.

(11)

19 Penilaian kinerja keuangan digunakan perusahaan untuk melakukan tindakan evaluasi atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan tersebut atau mencari alternatif perusahaan lain. Selain itu adanya informasi mengenai kinerja perusahaan dapat memperlihatkan kepada shareholder dan stakeholder secara umum bahwa perusahaan memiliki kredibilitas baik di mata mereka.

Pengukuran kinerja perbankan yang paling tepat adalah dengan mengukur kemampuan perbankan dalam menghasilkan laba atau profitdari berbagai kegiatan yang dilakukan. Sebagaimana umumnya tujuan perusahaan adalah untuk mencapai nilai yang tinggi, dimana untuk mencapai nilai tersebut perusahaan harus dapat secara efisien dan efektif mengelola berbagai kegiatannya. Ukuran dapat diukur dengan rasio Return On Asset (ROA) dan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja perbankan.

(12)

20 tanggal 13 Desember 2001, bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan dalam bentuk dan cakupan yang tediri dari :

a. Laporan Tahunan dan Laporan keuangan Tahunan

Laporan Tahunan adalah laporan lengkap mengenai kinerja suatu bank dalam kurun waktu satu tahun.

Laporan Keuangan Tahunan adalah Laporan keuangan akhir tahun bank yang disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan yang berlaku dan wajib diaudit oleh Akuntan publik.

Laporan Keuangan Tahunan adalah:

1. Neraca, menggambarkan posisi keuangan dari sati kesatuan usaha yang merupakan keseimbangan antara aktiva, utang, dan modal pada suatu tanggal tertentu.

2. Laporan laba rugi merupakan ikhtisar dari seluruh pendapatan dan beban dari satu kesatuan usaha untuk satu periode tertentu.

3. Laporan perubahan ekuitas adalah laporan perubahan modal dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu yang meliputi laba komprehensif, investasi dan distribusi dari dan kepada pemilik.

4. Laporan arus kas berisi rincian seluruh penerimaan dan pengeluaran kas baik yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan dari satu kesatuan usaha selama satu periode tertentu.

b. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan

(13)

21 c. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan

Laporan ini adalah laporan keuangan yang disusun berdasarkan laporan bulanan bank umum yang disampaikan kepada Bank Indonesia dan dipublikasikan setiap bulan.

d. Laporan Keuangan Konsolidasi

Bank yang merupakan bagian dari suatu kelompok usaha dan atau memiliki anak perusahan, wajib menyusun laporan keuangan konsolidasi berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan yang berlaku serta menyampaikan laporan sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia.

Tujuan laporan keuangan, menurut “Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan” (IAI,2002), adalah sebagai berikut:

a. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang posisi keuangan (aktiva, utang, dan modal pemilik) pada suatu saat tertentu.

b. Laporan keuangan menyajikan informasi kinerja (prestasi) perusahaan. c. Laporan keuangan menyajikan informasi tentang perubahan posisi

keuangan perusahaan.

d. Laporan keuangan mengungkapkan informasi keuangan yang penting dan relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan keuangan.

Menurut Munawir (2002:66), pihak-pihak yang berkepentingan terhadap posisi keuangan maupun perkembangan suatu perusahaan adalah :

1. Pemilik perusahaan

(14)

22 menilai sukses tidaknya manajer dalam memimpin perusahaannnya dan kesuksesan manajer dinilai dengan laba yang diperoleh perusahaan.

2. Manajer atau pemimpin perusahaan

Laporan keuangan bagi manajer berguna untuk mengukur biaya dan hasil (pendapatan) yang telah dicapai periode yang lalu, mengukur efisiensi dari tiap bagian yang ada dalam perusahaan, mengukur hasil kerja dari tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggung jawab, untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perubahan kebijakan atau prosedur yang baru sehingga dapat dicapai hasil yang lebih baik dan meningkat, serta untuk memberikan laporan pertanggung jawaban pada pemilik perusahaan atas kepemimpinan selama ini.

3. Para investor

Para investor berkepentingan dengan laporan keuangan, sebab dengan membaca laporan keuangan mereka dapat menentukan prospek keuntungan perusahaan dimasa mendatang dan perkembangan perusahaan selanjutnya,selain itu untuk mengetahui jaminan investasinya dan untuk mengetahui kondisi kerja atau kondisi keuangan jangka pendek perusahaan tersebut.

4. Para kreditur dan bankers

(15)

23 5. Pemerintah

Pemerintah berkepentingan dengan laporan keuangan karena dapat digunakan untuk menentukan besarnya pajak yang harus ditanggung oleh perusahaan tersebut dan digunakan sebagai perencanaan pemerintah di masa yang akan datang terutama yang menyangkut masalah tenaga kerja dan kebijakan lain yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi secara nasional.

2.1.6Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu ataupun secara kombinasi dari kedua laporan tersebut (Munawir, 2002:64).

Rasio keuangan menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dalam laporan keuangan, dan dengan menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar. Rasio hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansial (Riyanto, 2001:332).

(16)

24 menggunakan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu bank. Perhitungan rasio untuk menilai posisi kinerja suatu bank, akan memberikan gambaran yang jelas tentang baik dan buruknya operasional suatu bank, yang dilihat dari posisi keuangannya dalam neraca dan laba rugi.

Dengan menggunakan analis rasio dimungkinkan dapat menentukan tingkat kinerja suatu bank. Menurut Dendawijaya (2009), rasio keuangan tersebut dapat dikelompokkan menjadi:

1. Rasio Likuiditas

Analisis rasio likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah jatuh tempo. Beberapa rasio likuiditas yang sering dipergunakan dalam menilai kinerja suatu bank yaitu Loan to Deposit Ratio (LDR), Loan to Asset Ratio (LAR), Non Performing Loan (NPL).

2. Rasio Rentabilitas

(17)

25 pada bab ini antara lain yaitu Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), Earning Asset Ratio (EAR) (Dendawijaya, 2009).

3. Rasio Solvabilitas

Analisis solvabilitas adalah analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban jangka panjangnya atau kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjadi likuidasi bank. Disamping itu, rasio ini digunakan untuk mengetahui perbandingan antara volume (jumlah) dana yang diperoleh dari berbagai utang (jangka pendek dan jangka panjang) serta sumber-sumber lain di luar model bank sendiri dengan volume penanaman dana tersebut pada berbagai jenis aktiva yang dimiliki bank. Beberapa rasionya adalah Capital AdequacyRatio (CAR).

2.1.7Profitabilitas (ROA)

Return on Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk

(18)

26 Menurut Bank Indonesia, Return On Assets (ROA) merupakan perbandingan antara laba sebelum pajak dengan rata-rata total asset dalam suatu periode. Rasio ini dapat dijadikan sebagai ukuran kesehatan keuangan. Rasio ini sangat penting, mengingat keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aset dapat mencerminkan tingkat efisiensi usaha suatu bank. Bank dikatakan sehat apabila score maksimal 100 dan memiliki ROA >1.5% (Harahap,2010:302).

Dalam penelitian ini Return On Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja keuangan perbankan adalah karena Return on Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Return on Asset merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return on Asse tmenunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat

pengembalian (return) semakin besar. Apabila Return on Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 2004).

ROA dihitung dengan menggunakan rumus ( Syahyunan, 2013: 93) sebagai berikut:

ROA = LabaBersih

Totalaktiva x 100%

2.1.8Loan Deposit Ratio (LDR)

(19)

27 pendek dan dapat ditarik sewaktu-waktu. Likuiditas suatu bank berarti bahwa bank tersebut memiliki sumber dana yang cukup tersedia untuk memenuhi semua kewajiban.

Dengan kata lain, seberapa jauh pemberian kredit kepada nasabah, kredit dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan oleh bank untuk memberikan kredit. Rasio ini juga merupakan indikator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank. Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari loan to deposit ratio suatu bank adalah sekitar 80%. Namun, batas toleransi berkisar antara 85% sampai 100% (Dendawijaya, 2009:35).

Rumus yang digunakan sebagai berikut : LDR = TotalKredit

DanaPihakketiga x 100%

Menurut Dendawijaya (2009:147) jumlah kredit yang diberikan dalam rumus tersebut adalah kredit yang diberikan bank yang sudah direalisir/ ditarik/dicairkan. Menurut Surat Edaran Bank Indonesia, yang termasuk dalam pengertian dana yang diterima bank (Dendawijaya,2009:116), adalah sebagai berikut:

(20)

28 2. Giro adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya dapat

dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro, dan surat perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

3. Deposito adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian antara nasabah dan bank.

4. Tabungan masyarakat adalah simpanan pihak ketiga pada bank yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro, atau lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.

5. Pinjaman bukan dari bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan, tidak termasuk pinjaman subordinasi.

6. Deposito dan pinjaman dari bank lain yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan.

7. Surat berharga yang diterbitkan oleh bank yang berjangka waktu lebih dari 3 bulan.

8. Modal pinjaman

(21)

29 2.1.9Non Performing Loan (NPL)

Non Performing Loan merupakan rasio untuk mengukur seberapa besar

kemampuan bank untuk menjaga risiko kegagalan pemberian kredit. Rasio ini mencerminkan risiko kredit yang ada pada bank, semakin kecil Non Performing Loan menunjukan semakin kecil pula risiko kredit yang dimiliki

oleh bank. Dalam pemberian kredit sebaiknya bank harus berhati-hati untuk menjaga terjadinya gagal kredit. Peran analis kredit sangat berpengaruh disini yaitu sebagai penilai kondisi calon debitur agar pemberian kredit tersebut mencapai sasaran yang lebih terarah, memberikan hasil dan aman. Bank Indonesia menetapkan kriteria rasio NPL kurang dari 5% ( Dendawijaya, 2009)

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

NPL =Kreditbermasalah

TotalKredit x 100%

2.1.10Earning Asset Ratio (EAR)

(22)

30 Rumus yang digunakan sebagai berikut :

EAR =totalekuitas

Totalaktiva x 100%

2.1.11Loan to Assets Ratio (LAR)

Rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukan kemampuan bank untuk memenuhi permintaan kerdit dengan total

asset yang dimiliki (Martono,2010:82). Rasio ini merupakan perbandingan

seberapa besar kredit yang diberikan bank dibandingkan dengan besarnya total aset yang dimiliki bank. Semakin besar kredit yang disalurkan maka semakin rendah risiko kredit yang mungkin dihadapi karena kredit yang disalurkan didanai dengan aset yang dimiliki ( Dendawijaya, 2009).

Rumus yang digunakan sebagai berikut : LAR =TotalKredit

Totalaktiva x 100%

2.1.12Capital Adequacy Ratio (CAR)

Menurut Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono (2002:562) Capital Adequacy

Ratio (CAR) adalah kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang

mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank.

(23)

31 saham, cadangan umum dan laba ditahan. Modal pelengkap antara lain cadangan aktiva tetap. Di samping itu, ketentuan BI juga mengatur perhitungan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), yang terdiri atas ATMR dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva. Pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masing –masing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administrasi bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing.

Berdasarkan ketentuan BI, bank yang dinyatakan termasuk bank yang sehat harus memiliki CAR minimal 8%. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for International Settlement.,Bank Indonesia). Besarnya Capital Adequacy Ratio (CAR) suatu bank dapat dihitung dengan rumus berikut (Dendawijaya, 2009 :144).

CAR = Modal

ATMR x 100%

2.1.13Net Interest Margin (NIM)

Net Interest Margin (NIM) mencerminkan resiko pasar yang timbul

(24)

32 NIM merupakan rasio antara pendapatan bunga terhadap rata-rata aktiva produktif. Pendapatan diperoleh dari bunga yang diterima dari pinjaman yang diberikan dikurangi dengan biaya bunga dari sumber dana yang dikumpulkan. NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank.Berdasarkan ketentuan BI, NIM suatu bank dikatakan sehat bila memiliki NIM diatas 2%. Hal ini didasarkan pada ketentuan yang ditetapkan oleh BIS (Bank for International Settlement, Bank Indonesia). Untuk dapat meningkatkan perolehan NIM maka perlu menekan biaya dana, biaya dana adalah bunga yang dibayarkan oleh bank kepada masing-masing sumber dana yang bersangkutan. (Dendawijaya, 2009)

Rumus yang digunakan sebagai berikut :

NIM =PendapatanBungaBersih

AktivaProduktif x 100%

2.2

Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti telah melakukan penelitian tentang pengaruh Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL), Earning Asset Ratio (EAR), Loan to Assets Ratio (LAR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Assets (ROA). Hasil dari beberapa peneliti akan digunakan sebagai bahan referensi dan perbandingan dalam penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut :

(25)

33 Banks in Malaysia “ Penelitian ini menggunakan Loan deposit Ratio (LDR)

sebagai variabel independen dan Return On Asset (ROA) sebagai variabel dependen. Alat analisis yang digunakan analisis regresi linier berganda. Hasil menunjukkan bahwa LDR berpengaruh positif signifikan terhadap ROA.

Penelitian Silvia Hendrayanti dan Harjum Muharam (2013) dengan judul Penelitian “Analisis Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Terhadap Profitabilitas Perbankan “. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif, uji stasioneritas, uji asumsi klasik (uji normalitas dan uji autokorelasi), analisis modelGeneralized AutoRegressive Conditional Heteroscedasticity inMean (GARCH-M), uji hipotesis (Uji z-statistic, Uji F-statistic, dan Uji Koefisien Determinasi R2)). Penelitian ini menggunakan variabel EAR, BOPO,LAR,Firm Size, Pertumbuhan ekonomi, Inflasi, dan volatilitas ROA sebagai variabel independen dan ROA sebagai variabel dependen. Hasil ini menunjukkan bahwa EAR, LAR, Firm Size, Pertumbuhan ekonomi berpegaruh positif terhadap ROA dan BOPO, Inflasi, Volatilitas ROA berpengaruh Negatif terhadap ROA.

(26)

34 Penelitian Pandu Mahardian (2008) dengan judul “Analisis Pengaruh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM dan LDR terhadap Kinerja Keuangan Perbankan”. CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR sebagai variabel indepeden dan ROA sebagai variabel dependen. Penelitian ini menggunakan analisis linear berganda. Hasil menunjukkan bahwa CAR, LDR, NIM berpengaruh positif terhadap ROA dan NPL, BOPO berpengaruh negatif terhadap ROA.

(27)

35

(28)

36 Sumber: Dhanuskodi (2014), Silvia (2013), Fitriani (2010), Pandu (2008), Kartika (2006)

2.3

Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual atau kerangka berpikir merupakan suatu model atau gambaran yang menerangkan tentang hubungan antar variabel yang akan diteliti, yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono, 2006:49)

Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perbankan dalam menghasilkan pendapatan dari pengelolaan asset. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan asset.

(29)

37 NPL merupakan rasio untuk mengukur risiko kegagalan kredit yang diberikan bank kepada debitur. Semakin tinggi rasio NPL, mengindikasikan bahwa semakin tinggi pula risiko kegagalan kredit yang akan diderita perbankan sehingga akan mengurangi laba yang pada akhirnya laba menjadi turun. Pengaruh NPL terhadap laba yang diteliti oleh (Kartika :2006) menunjukan adanya pengaruh negatif terhdap ROA.

Equity to asset ratio (EAR) adalah indikator yang menunjukkan tersedianya

modal untuk menjaga likuiditas (protective function) dan kelangsungan operasionalnya sehingga dapat melindungi para pemilik modal dari kepailitan atau kebangkrutan. Peranan pemilik mampu mendorong pihak manajemen meningkatkan efisiensi kinerja yang akan berimbas pada laba yang didapatkan perusahaan, selain itu adanya modal dapat melindungi nasabah dari kerugian yang timbul dan menjaga kepercayaan masyarakat karena adanya modal yang tersedia untuk menjaga dana mereka. Secara teoritis dikatakan bahwa semakin tinggi nilai EAR, maka akan semakin baik anggaran bank dalam membelanjakan investasinya sehingga kemampuan bank dalam meningkatkan labanya menjadi semakin optimal. Pengaruh EAR menurut (Hendrayanti, 2013) berpengaruh positif terhadap ROA.

Loan to Assets Ratio (LAR) digunakan untuk mengukur kemampuan

(30)

38 maka semakin besar pendapatan bunga yang diperoleh, sehingga tingkat pengembalian aset akan semakin tinggi (Hendrayanti : 2013).

CAR merupakan rasio untuk mengukur kekuatan modal dari suatu perusahaan perbankan. Semakin tinggi rasio CAR, mengindikasikan bahwa kekuatan modal suatu perbankan semakin besar sehingga mampu menghasilkan laba yang besar pula yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan laba. Pengaruh CAR terhadap laba yang diteliti oleh (Fitriani : 2010) menunjukan adanya pengaruh positif terhadap laba.

Rasio NIM digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil atau tingkat profitabilitasnya semakin besar. Hal ini sesuai dengan penelitian (Pandu:2008) bahwa NIM memiliki pengaruh positif terhadap profitabilitas.

(31)

39 Sumber : Konsep Penelitian yang diolah

Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual

2.4

Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, landasan teori, hasil penelitian terdahulu dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dari penelitian ini adalah Loan to Deposit Ratio (LDR), Non Performing Loan (NPL),

Loan toDeposit Ratio

(X1)

Non Performing Loan

(X2)

Capital Adequacy Ratio

(X5)

Loan to Assets Ratio

(X4)

Net Interest Margin

(X6)

Earning Asset Ratio

(X3) Return On Assets

(32)

40 Equity to Total Asset Ratio (EAR) , Loan to Asset Ratio (LAR), Capital Adequacy

Ratio (CAR) dan Net Interest Margin (NIM) berpengaruh terhadap

Gambar

Tabel 2. 1
Gambar 2. 1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Sangat masuk akal untuk percaya bahwa "Tuhan Allah yang mahakuasa dan tidak terbatas menciptakan dunia yang terbatas." Pertama, jika Dia mahakuasa, adalah

Sistem informasi ini dirancang menggunakan PHP dan basis datanya adalah PhpMyAdmin ( mySQL ). Sistem MyLibrary Telkomsel adalah sebuah sistem informasi yang dirancang

TASIKMALAYA – CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo siap mendirikan sebuah yayasan yang fokus bagi pendidikan para santri di pondok pesantren seluruh Indonesia.. Yayasan yang diberi

Survei kartu pos, yaitu untuk menentukan karakteristik peparkir yang kendaraannya ada dalam daerah studi pada waktu sibuk dengan menanyakan

PEMBAHASAN ALJABAR KELAS VII

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W5, 2015 Underwater 3D Recording and Modeling, 16–17 April 2015, Piano

Dari hasil analisis, diperoleh hasil rata rata nilai dari Dimensi Tangible sebesar 3,71 yang berarti pembaca merasa puas terhadap fasilitas pelayanan yang diselenggarakan oleh

BASORI.S Guru Kelas MI MI Miftahul ulum